commit to user
KUNANG-KUNANG SEBAGAI SUMBER IDE
PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA PAKAIAN
PESTA UNTUK WANITA
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh ULIN ERNAWATI
C0906032
JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Ulin Ernawati NIM : C0906032
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “Kunang -Kunang Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil Pada Pakaian Pesta Untuk Wanita adalah benar-benar karya saya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir ini diberi tanda citasi ( kutipan ) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia, menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, 21 Juli 2011 Yang membuat pernyataan
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati karya kecil ini kupersembahkan kepada :
Ayah dan Ibu tercinta. Kakak Lala, Kakak Dwie, Kakak Widhi
commit to user
vi MOTTO
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah pencipta alam semesta. Rasa syukur yang mendalam terutama dihaturkan karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Kunang-Kunang Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil Pada Pakaian Pesta Untuk Wanita”.
Banyak hal dan pelajaran yang telah didapat dari penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir tidak dapat bekerja tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
- Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni / Tekstil. - Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn dan Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn, selaku
Pembimbing Tugas Akhir, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, dukungan, semangat dan doa terbaiknya kepada penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.
- Dewan Penguji Tugas Akhir.
- Drs. F. Ari Dartono, M.Sn, selaku Koordinator Tugas Akhir.
- Bapak dan Ibu Dosen Kriya Seni/Tekstil, yang telah memberikan ilmu kepada penulis.
- Ayah, Ibu, Kakak Lala, Kakak Dwi, Kakak Widhi dan Adik Nugie yang telah memberikan doa dan dukungan.
- Teman-teman angkatan '06 terima kasih atas dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
- Pak Aris selaku pengrajin batik dari “Batik Modern Masa Kini” - Pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
commit to user
viii
Semoga Pengantar Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.
Surakarta, 21 Juli 2011
commit to user
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR GAMBAR PROSES PRODUKSI ... xiv
commit to user
x
BAB III PROSES PERANCANGAN ... 28
A. Bagan Pemecahan Masalah ... 28
B. Konsep Desain ... 29
C. Kriteria Desain/ Pertimbangan/ Argumen ... 32
D. Pemecahan Desain ... 33
BAB IV VISUALISASI ... 34
BAB V KESIMPULAN ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
commit to user
commit to user
xii
Gambar 23. Desain 5“Terbang 2” ... 52
Gambar 24. Foto Produk Tekstil ... 53
Gambar 25. Alternatif Desain Pakaian 5... 54
Gambar 26. Desain 6 “Berkerumun” ... 56
Gambar 27. Foto Produk Tekstil ... 57
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN
Gambar 29. Alternatif Desain Pakaian 1... 64
Gambar 30. Alternatif Desain Pakaian 2... 65
Gambar 31. Alternatif Desain Pakaian 3... 66
Gambar 32. Alternatif Desain Pakaian 4... 67
Gambar 33. Alternatif Desain Pakaian 5... 68
Gambar 34. Alternatif Desain Pakaian 6... 69
Gambar 35. Alternatif Desain Pakaian 7... 70
Gambar 36. Alternatif Desain Pakaian 8... 71
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR PROSES PRODUKSI
Gambar 38. Mempola ... 73
Gambar 37. Mencanting ... 73
Gambar 38. Mencolet ... 73
Gambar 39. Penguncian ... 74
Gambar 40. Pencucian ... 74
commit to user
xv ABSTRAK
Ulin Ernawati. C0906032. 2011. Kunang-Kunang Sebagai Sumber Ide Desain Perancangan Motif Tekstil Pakaian Pesta Wanita. Tugas Akhir : Jurusan Kriya Seni / Desain Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Fokus permasalahan yang dibahas dalam perancangan ini yaitu: (1) Bagaimana mengolah tema kunang-kunang sebagai sumber ide perancangan
motif tekstil ? (2) Faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan tersebut dalam penerapannya untuk tekstil pakaian wanita dewasa ? (3) Teknik batik dan bahan apakah yang sesuai dengan visualisasi rancangan tersebut?
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan motif tekstil ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara, dan percobaan bahan dan teknik. Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung ide dasar yang diterapkan pada motif tekstil. Percobaan dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam penggarapan karya tekstil.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kunang-kunang adalah kelompok serangga yang berasal dari keluarga
Lampyridae dan termasuk dalam ordo Coleoptera. Serangga ini berbentuk kecil
ukuran kurang lebih satu centimeter dan memancarkan sinar pada bagian
tubuhnya. Tubuh lunak (tidak keras) dilihat dari atas, mata kunang-kunang tidak
terlihat karena tertutup oleh abdomen, sehingga mata kunang-kunang hanya
terlihat dari arah bawah. Kunang-kunang mempunyai enam kaki, dua sungut,
berwarna cokelat kehitaman. Serangga ini mempunyai dua pasang sayap ; yaitu
sayap depan yang kaku dan sayap belakang yang lebih tipis dibanding dengan
sayap depan.
Kunang-kunang mempunyai sinar yang berkedip pada bagian tubuh belakang
berfungsi sebagai tanda gairah bagi kunang – kunang lawan jenis. Tanda gairah
yang ditunjukkan oleh kunang-kunang ini sebagai tanda perkawinan atau gairah
memangsa. Gairah perkawinan artinya kunang-kunang berkedip untuk menarik
pasangannya, dimulai dari kunang jantan, kemudian dibalas oleh
kunang-kunang betina lalu terjadilah perkawinan. Umumnya kunang-kunang-kunang-kunang betina akan
berhenti berkedip setelah terjadinya perkawinan. Gairah memangsa artinya bisa
terjadi ketika kunang-kunang jantan mendekat, kunang-kunang betina itu
commit to user
2
Jenis kunang-kunang terdiri dari dua macam, kunang-kunang yang bisa
terbang adalah jenis kunang-kunang jantan biasa disebut dengan
kumbang-kumbang halilintar dan jenis kunang-kunang yang menempel di daun adalah
kunang-kunang betina yang berbentuk seperti larvae karena tidak mempunyai
sayap biasa disebut sebagai cacing menyala.
Kunang-kunang dan cahayanya adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa mempunyai energi alam. Alam memberikan energi kepada kunang-kunang
melalui sistem cahaya yang dimilikinya. Tubuhnya berisi zat kimia khusus
bernama lusiferin dan enzim disebut lusiferase. Dua zat kimia ini bercampur dan
percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya.
Kunang-kunang hidupnya di area persawahan yang mempunyai banyak air di
sekitar rawa atau sungai, beberapa diantaranya berada di kuburan. Serangga ini
munculnya pada waktu malam hari. Secara logika makhluk tersebut bertempat
tinggal di area sawah, rawa, atau sungai karena mempunyai banyak air dan alam
sekitar tersebut merupakan sumber makanannya. Kunang-kunang beberapa hidup
di area gelap yaitu kuburan. Malam hari, di area perkuburan biasanya tidak ada
cahaya. Hal tersebut menjadi utama karena bila berada di tempat gelap maka sinar
yang keluar dari tubuhnya bisa terlihat oleh lawan jenisnya. Proses
bercengkeraman yang dilanjutkan dengan perkawinan bisa terjadi. Setelah melihat
data literer dan data lapangan dapat dibayangkan ketika sekerumunan
kunang-kunang berterbangan di malam hari, suasana pasti sangat indah. Sinar-sinar yang
bergerak berirama seolah menari dengan indahnya. Sinar-sinar tersebut ada yang
commit to user
3 berpencar.
Keindahan dan keunikan sinar kunang-kunang tersebut akan dijadikan sumber
ide perancangan motif tekstil kali ini. Mengangkat tema kunang-kunang ini ada
tantangan yaitu mengolah tubuh kunang-kunang yang cukup sederhana tersebut
sebagai pijakan dalam rancangan motif yang indah.
Arahan perancangan disini adalah pakaian pesta untuk wanita dewasa. Wanita
dewasa adalah sosok perempuan yang pada umumnya sudah bekerja (berkarir)
ataupun berkeluarga (berumah tangga). Lingkungan hidupnya cukup luas.
Kegiatan pesta seringkali tidak bisa dihindari dan kebutuhan pakaian pesta agar
tampil prima atau menawan seringkali menjadi hal yang utama.
B. Studi Pustaka
1. Kunang-kunang
a. Bentuk visual kunang-kunang (keluarga lampyridae)
Keindahan kunang-kunang yang beterbangan di malam hari adalah cahaya
yang terletak pada ekornya. Keindahan lain yang menjadi keunikan serangga ini
adalah bentuk visualnya, pengolahan keindahan bentuk visual inilah yang akan
dikembangkan ke dalam perancangan tekstil.
commit to user
4
diketahui saat ruas tidak bercahaya yaitu dengan melihat warnanya yang hijau kekuningan (Christina Lilies S, 1991, hal : 116 – 117).
1). Kunang-kunang jantan. Kunang-kunang termasuk ordo Coleoptera, keluarga
Lampyridae. Salah satu sifat-sifat yang jelas dari ordo Coleoptera adalah struktur
sayap-sayapnya. Kebanyakan kumbang mempunyai empat sayap, dengan
pasangan sayap depan menebal, seperti kulit, atau keras dan rapuh dan biasanya
bertemu dalam satu garis lurus di bawah tengah punggung dan menutupi
sayap-sayap belakang (dari sinilah nama ordo tersebut). Sayap-sayap-sayap belakang
berselaput tipis tersebut biasanya lebih panjang dari pada sayap-sayap depan, dan
apabila dalam keadaan istirahat, biasanya terlipat di bawah sayap-sayap depan.
Sayap-sayap depan kumbang disebut elytra (tunggal elytron). Elytra sacara
normal hanya bertindak sebagai selubung-selubung pelindung sayap-sayap
belakang umumnya satu-satunya yang dipakai sebagai penerbangan. Sayap-sayap
depan atau belakang sangat menyusut pada beberapa kumbang.
Gambar 1 : Seekor kumbang Ladybird (Aladia sp) yang termasuk ordo Coleoptera. Kunang-kunang termasuk ordo Coleoptera.
commit to user
2). Kunang-kunang betina yang berbentuk Lampyrid atau larvae.
Kunang-kunang (keluarga Lampyridae) disebut juga kumbang-kumbang halilintar : Banyak anggota-anggota dari kelompok yang umum ini dan
terkenal memiliki “cahaya ekor”. Lampyrid adalah kumbang-kumbang
yang bertubuh sangat lunak dan memanjang, panjangnya lima sampai dua puluh mm, yang pronotumnya meluas kedepan melewati kepala demikian hingga kepala sebagian besar atau seluruhnya tersembunyi dari atas. Elitra adalah lunak, lentur, dan agak datar kecuali untuk apipleurae, kebanyakan angota-anggota yang lebih besar dari kelompok ini mempunyai organ-organ yang mengeluarkan cahaya, tetapi banyak dari yang lebih kecil tidak mempunyainya (Borror, Triplehorn, Jonson, 1992, hal : 535).
Larvae ini tidak seperti ulat atau cacing. Larva dan dewasa memiliki alat
mulut menggigit mengunyah. Larva tidak memiliki kaki abdominal, tetapi
memiliki tiga pasang kaki toraksial. Antena rata-rata sebelas ruas dengan bentuk
yang beragam.
elytr Sungut
Kaki
commit to user
6
Gambar 4 : kunang-kunang betina (Sumber: Ir. Jumar, 2000, hal : 163, gambar A)
Gambar 5 : Jenis : Glow worm (Lampyris noctiluca)
Gambar 5. Glow Worm (Lampyris noctiluca) (Sumber : http://beritanyata.blogspot.com)
2. Cahaya kunang-kunang
Kunang-kunang (Lampyridae), kumbang malam, berbentuk kecil, panjang lima sampai tigapuluh milimeter. Sebagian besar jenis ini makan siput. Jantannya bermata besar dikepala yang tersembunyi di bawah permukaan bagian pertama tubuh. Ciri khas jenis tersebut adalah mereka menghasilkan cahaya fosfor pada bagian perut. Cahaya ini membantu kunang-kunang mengenal dan mengetahui tempat pasangannya. Kunang-kunang jantan terbang, mereka memberi tanda khusus mengenai keberadaaan mereka dengan cahaya kelap-kelip, ciri khas setiap jenis. Betina tidak terbang dan menyerupai larva, tinggal di tanah atau vegetasi, juga menghasilkan cahaya memberi tanggapan pasangannya. (Didier Miller, 1998, hal : 25)
Apakah Energi Itu ? Tanpa Energi tidak akan terdapat apapun. Matahari, angin, sungai, dan bahkan kehidupan tidak akan ada.
commit to user
7
Energi terdapat di mana-mana, dan energi yang berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain ini melatarbelakangi setiap kejadian. Energi, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menjadikan segala sesuatu, tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Tumbuhan dan satwa memperoleh energi dari alam untuk pertumbuhan dan kelestariannya. (Jack Challoner, 2000, hal : 6)
“Di alam sebagian besar bentuk cahaya disebabkan oleh panas”
(David Burnie, 2000, hal : 6).
Bentuk visual keindahan kunang-kunang dan cahayanya bersinar di
kegelapan malam. Kunang-kunang yang menghasilkan cahaya di ekornya
bersembunyi di siang hari. Mereka mencari makanan dan memanfatkan cahaya di
tubuhnya untuk mencari temannya di malam hari.
Gambar 6 : Kunang-kunang jantan dan betina menempel di tumbuhan alang-alang. Pada tumbuhan alang-alang kunang-kunang berkelap-kelip untuk mencari pasangannya.
(Sumber : beetle in the Lampyridae, www.gettyimages.com)
commit to user
8
Gambar 7 : Keindahan kunang-kunang berterbangan bersinar di kegelapan malam dengan cahaya ekornya. Gambar diatas adalah kunang-kunang berterbangan yang menempel ditumbuhan alang-alang dapat ditangkap dengan tangan kemudian dimasukkannya ke dalam botol, sehingga menjadi lentera.
(Sumber : beetle in the Lampyridae, www.gettyimages.com)
3. Perancangan motif
Desain tekstil adalah sebagai salah satu cabang desain dan mata rantai suatu
industri sudah selayaknya memenuhi segi-segi kebutuhan, fungsi, teknis dan biaya
produksi, daya tarik estetis serta pemasaran.
Motif sebagai unsur hias berfungsi sebagai elemen pemikat perhatian atau elemen yang menggugah perasaan indah. Pandangan ini juga menempatkan motif secara formalistik sebagai bagian dari keseluruhan motif itu sendiri dan juga pengaplikasiannya pada objek-objek yang akan dihiasi. Motif diterapkan pada suatu objek semata-mata untuk memperindah tampilan objek yang akan dihiasi (Guntur, 2004, hal : 73).
“Desain tekstil terdapat metode pemberian rupa dan warna, yaitu :
commit to user
9
- Pemberian rupa dan warna di atas permukaan tekstil atau kain setelah ditenun,
yang disebut desain permukaan” (Nanang Rizali, 2006, hal : 36)
Perancangan desain permukaan dilakukan dengan jalan memberi ragam
hias. Pengolahan ragam hias tersebut bertujuan untuk membuat motif. Proses
estetika motif mempunyai beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain
adalah unsur dan prinsip desain.
Desain terdapat beberapa unsur perlu diperhitungkan dalam penggarapannya, yaitu :
a. Garis.
Pada dasarnya garis terbagi dari dua jenis, yaitu : - Garis yang bersifat grafis (calligraphic mark)
- Garis yang bersifat/menjadi pengikat ruang, massa, warna, bentuk (struktural line)
b. Bentuk (shape, form)
Sebuah garis yang dihubung-hubungkan akan membentuk suatu daerah yang disebut bentuk. Kesatuan dari garis akan berwujud berbagai macam bentuk seperti bentuk-bentuk yang figuratif, natural, abstrak, dan lain sebagainya. Bentuk juga merupakan unsur yang penting, pengertian bentuk selalu dikaitkan dengan motif, pola atau ragam hias.
c. Warna
Salah satu unsur desain yang paling kompleks adalah warna. Penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter pada sebuah desain.
d. Tekstur
Penampilan tekstur dapat memberikan arti tersendiri dalam sebuah desain, karena akan memberikan efek-efek tertentu (Nanang Rizali, 2006, hal : 49-56).
e. Ruang
Bentuk dipandang sebagai sesuatu yang menempati ruang pada umumnya. Dapat pula dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang terisi. Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang, namanya bentuk positif. Jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang yang terisi, namanya bentuk negatif (Wucius Wong, 1986, hal : 7).
Unsur desain tersebut merupakan kesatuan hubungan sebagai dasar untuk
commit to user
10
mencapai kesatuan (unity) secara menyeluruh. Adapun prinsip desain tekstil
adalah :
- Irama terbentuk karena pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan di wujudkan melalui warna, nada, bidang, garis dan tekstur. Jika bagian-bagian tertentu dihubungkan kembali dengan cara yang ritmis maka desain akan menghasilkan unity dan keseimbangan pada sebuah desain. Irama merupakan susunan dalam seluruh desain.
- Keseimbangan (Balance) adalah suatu kondisi atau kesan optis tentang kesan berat, tekanan, tegangan dan kestabilan. Penciptaan desain dapat diasosiasikan dalam keseimbangan horisontal, vertikal dan redikal. Faktor atau variabel pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan ukuran, proporsi, kualitas dan araah dari unsur-unsur itu. Sebuah desain terdapat dua jenis kualitas keseimbangan yang berbeda yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.
- Pusat perhatian (Emphasis) adalah setiap bagian tertentu dari suatu desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak atau pantas. Suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini akan menjadi pusat perhatian yang disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok yang berwujud oleh motif dan warna serta tekstur. (Nanang Rizali, 2006, hal : 42-47)
4. Batik
“Seni batik termasuk seni lukis pada dasarnya. Alat yang dipergunakan untuk
melukis adalah canting. Canting memiliki berbagai macam ukuran tergantung
pada jenis dan halusnya garis atau titik yang diinginkan, berbentuk mangkok dan
tembaga yang memiliki carat atau moncong, dengan tangkai dari bambu yang diisi
cairan malam sebagai bahan untuk melukis” (Nian S. Djoemena, 1989 : 1).
a. Jenis batik menurut coraknya 1) Batik Tradisi / Klasik
commit to user
11 2) Batik Kontemporer / Modern
Motif dan gayanya bebas, tidak seperti batik tradisional yang terikat aturan tertentu.
b. Jenis batik menurut alat/teknik yang digunakan 1) Batik Tulis
Kain yang telah digambari dibatik dengan mengunakan malam dan canting.
2) Batik Cap
Batik cap menyangkut cetak mencetak dengan alat pencetak dari lempengan-lempengan yang umunya berukuran 20 cm x 20 cm atau 24 cm x 24 cm (menurut bentuk motifnya).
3) Batik Kombinasi
Merupakan perpaduan batik tulis dan batik cap dengan menggunakan cantik dan dicap (Didik Riyanto, 2002: 19 – 33). c. Pewarnaan Batik
1) Zat Warna Alam
Zat warna alam /nabati berasal dari daun, kulit kayu, pokok kayu, akar pohon, atau umbi. Contohnya daun nila untuk warna biru atau biru hitam, tegeran atau kunyit untuk warna merah, dan kayu soga untuk warna cokelat.
2) Zat Warna Sintesis
Zat warna sintesis didatangkan dari luar negeri. Pencelupan dalam larutan dingin digunakan dengan proses atau suhu paling tinggi 25C, karena lilin batik yang digunakan sebagai perintang warna tidak tahan panas (Santosa Doellah, 2002 : 13).
5. Wanita Dewasa
commit to user
12
nampak pada setiap orang. Masa dewasa lanjut atau usia lanjut (senescence) atau usia lanjut dimulai umur enam puluh tahun sampai kematian. Kemampuan fisik maupun psikologis menurun. Penampilan dan tindakan tidak seperti kala masa muda. (B. Hurlock, Elizabeth, 1980, hal : 246)
Peran pakaian pada masa dewasa dini yang pertama adalah meningkatkan penampilan. Peran pakaian yang ke dua adalah indikasi status sosial. Pakaian sebagai status yang mengidentifikasikan dengan suatu kelompok sosial tertentu. Peran pakaian yang ke tiga adalah individualistik. Meskipun pakaian dimaksudkan untuk menggolongkan dalam kelompok sosial tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota kelompoknya. Peran pakaian yang ke empat adalah prestasi sosial ekonomi. Pakaian menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang. Peran pakaian yang ke lima adalah meningkatkan daya tarik. Pakaian untuk meningkatkan daya tarik guna menutupi kekurangan fisik (B Hurlock, Elizabeth, 1980, hal : 256).
“Karakter wanita dewasa adalah pribadi matang, tangguh dan bertanggung
jawab terhadap masa depannnya” (Agoes Dariyo, 2004, hal : 3). Wanita dewasa
merupakan wanita bermartabat. Lebih menonjolkan sifat sosialnya. Mandiri.
Mempunyai pribadi yang lembut. Wanita karir mempunyai kestabilan secara
finansial, pendapatan tinggi dan gengsi.
6. Warna
Warna sangat menentukan dalam keberhasilan suatu desain. Aspek estetis
dalam perwujudan suatu desain harus memahami karakter warna, arti dan
pengaruh suatu warna terhadap desain motif. Arti atau makna warna adalah :
- Kuning cerah adalah warna emosional yang menggerakkan energi dan keceriaan, kejayaan dan keindahan. Karakter warna kuning yaitu terang, gembira, ramah, supel,riang dan cerah.
commit to user
13
- Ungu merupakan percampuran antara merah dan biru. Merah artinya berani dan biru artinya “aristokratic” keningkratan dan kebangsawanan (warna raja, yang memang digemari raja-raja kuno). Artinya warna kebesaran, kejayaan, keningratan dan kebangsawanan.
- Biru adalah warna keagungan, keyakinan, keteguhan iman, kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan dan kedamaian. - Hitam mempunyai karakter tegas. Sebagai latar belakang warna,
warna hitam mengasosiasikan kuat, tajam, formal dan bijaksana. - Coklat merupakan warna natural yang diasosiasikan pada tanah
(warna tanah). Berkarakter kedekatan hati, sopan, arif dan bijaksana. - Abu-abu adalah warna antara hitam dan putih. Artinya ketenangan,
kebijaksanaan, mengalah dan kerendahan hati.
- Jingga disebutkan awan jingga terlihat pada pagi hari sebelum matahari terbit, menggambarkan gelap malam menuju terbit matahari. Artinya kemerdekaan, anugerah dan kehangatan. Karakter warna jingga memberi dorongan, merdeka dan anugerah.
- Putih merupakan sinar kesucian, kemurnian, kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran, kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan dan kewanitaan. Warna putih berkarakter positif, cerah dan tegas (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005, hal : 38-41).
7. Pakaian Pesta Untuk Wanita Dewasa Dini
Berikut adalah data-data pakaian dalam waktu dan kesempatan. Memperhitungkan waktu dan kesempatan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam menentukan desain, pemilihan bahan dan pelengkap pakaian. Untuk di Indonesia yang beriklim tropis, waktu dan kesempatan dapat digolongkan sebagai berikut : a). Pakaian sehari-hari, b). Pakaian pagi hari, c). Pakaian pesta/resepsi, d). Pakaian rekreasi, e). Pakaian malam hari, f). Pakaian bepergian (Sukarno dan Lanawati Basuki, 2004, hal : 19-20).
Perancangan motif tekstil kunang-kunang waktu yang dipakai adalah
malam hari. Seperti halnya kunang-kunang yang bersinar di kegelapan malam.
Perwujudan motif tekstil kunang-kunang pakaian pesta wanita dewasa terlihat
memancar pada eksotika malam. Pancaran keindahan wanita dewasa untuk
commit to user
14
Kunang-kunang sebagai sumber ide desain motif dirancang sedemikian
rupa kedalam perancangan tekstil dengan sarat nilai keindahan. Sarat nilai
keindahan adalah menciptakan keseimbangan komposisi motif kunang-kunang
kepakaian pesta wanita dewasa. Fungsi pakaian pesta wanita, sesuai dengan
karakter kunang-kunang yang keluar pada malam hari.
“Gaun malam adalah gaun yang digunakan untuk keluar malam, atau pesta
malam, cocktail party dan lain-lain” (Dra Porrie Muliawan, 2000, hal : 77).
Pertimbangan mengenai pakaian pesta tersebut adalah :
- Pakaian pesta/resepsi. Rancangan desain disesuaikan dengan suasana lingkungan keadaan pesta.
- Bentuk pakaiannya berupa gaun dengan model yang disesuaikan dengan bentuk tubuh dan warna kulit.
- Untuk resepsi malam hari, pilihlah warna gelap atau kontras, untuk lebih menyemarakkan resepsi, pilihlah tekstur bahan yang tebal, warna berkilau dan make up yang sedikit berani (Sukarno dan Lanawati Basuki, 2004, hal : 20).
Alasan pemilihan pakaian pesta adalah gaun pesta sudah menjadi
kebutuhan wanita. Kebutuhan tersebut mulai sekadar menghadiri acara ulang
tahun, peresmian kafe, pergelaran mode (fashion show), hingga acara-acara resmi
yang diadakan para sosialita di hotel berbintang. Permasalahannya adalah tampil
di setiap pesta justru menuntut mereka untuk tampil istimewa. Sebab, bagi mereka
gaun pesta adalah tanda identitas. Pemilihan gaun pesta ternyata harus
benar-benar dipikirkan dengan matang. Bentuk gaun sering dipakai agar mereka tampil
commit to user
15
C. Fokus Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui fokus permasalahannya
sebagai berikut :
1. Bagaimana mengolah tema kunang-kunang sebagai sumber ide dalam
perancangan motif tekstil?
2. Bagaimanakah konsep perancangan tersebut apabila di terapkan pada pakaian
pesta untuk wanita dewasa dini?
commit to user
16 BAB II
METODE PERANCANGAN
A.Analisis Permasalahan
Kunang-kunang sebagai sumber ide desain perancangan motif tekstil.
Kunang-kunang merupakan hewan yang memancarkan cahaya dari tubuhnya dan
bersinar di kegelapan malam. Pengolahan karakter kunang-kunang adalah
penggubahan bentuk fisiknya yang sederhana dan setelah melihat data literer di
lapangan dapat dibayangkan ketika sekerumunan kunang-kunang berterbangan di
malam hari. Sinar-sinar yang bergerak berirama seolah menari sangat indahnya.
Sinar-sinar tersebut ada yang bergerak menyatu, ada yang berjajar, ada pula yang
menyilang dan ada pula yang berpencar. Bentuk fisik yang sederhana dan
sinarnya diolah supaya layak menjadi motif tekstil.
Kebutuhan pakaian pesta untuk wanita dewasa dini. Mewujudkan pakaian
pesta meliputi pemilihan bahan, teknik dan perancangan pakaian pesta. Pemilihan
bahan tekstil untuk pakaian pesta mempunyai daya kilau, halus, sifat bahan jatuh.
Pemilihan bahan harus dipertemukan dengan teknik yang tepat. Desainer harus
mengetahui sifat dan karakter bahan sehingga meminimalisir kegagalan apabila
dibuat produk tekstil. Pemenuhan kebutuhan untuk wanita dewasa dini.
Hendaklah mengetahui karakter wanita dewasa dini. Pemahaman karakter wanita
commit to user
17
B. Strategi Pemecahan Masalah
Pemahaman karakter kunang-kunang adalah salah satu cara memunculkan
perancangan motif tekstil. Karakter kunang-kunang tentang bentuk fisiknya yang
sederhana dan karakter sinarnya. Keindahan motif tekstil dibuat dengan
mempertimbangkan unsur desain melalui metode atau prinsip desain. Unsur
desain adalah garis, bentuk dan warna. Prinsip desain adalah irama, keseimbangan
dan pusat perhatian.
Faktor pendukung strategi pemecahan masalah dilakukan observasi,
pengumpulan data yang berkaitan dengan ide dasar kunang-kunang dari buku,
majalah, internet sebagai dasar penciptaan desain tekstil sesuai gagasan awal.
Kemewahan bahan dengan menggunakan shimmer dan sifon sutra (chiffon
silk) merupakan perpaduan sempurna untuk mendapatkan kesan berkelas dan
elegan. Wanita memiliki rasa untuk tampil sempurna maka perancangan pada
pakaian pesta dirancang dengan gaun malam. Terdapat berbagai alternatif model
pakaian seperti bustier, lengan balon, garis lengkung V pada bagian depan dan
belakang memperlihatkan garis yang feminim. Mode pakaian disempurnakan
dengan penambahan aplikasi bordir, kristal swaroski, dan bros.
Pakaian pesta memiliki kriteria kilau, glamour dan menonjol. Pemilihan
bahan tekstil dalam perancangan yaitu shimer dan sifon sutra (chiffon silk) sebab
bahan tersebut mempunyai daya kilau, bertekstur halus, sifat bahan jatuh dan
mempuyai daya serap tinggi terhadap zat warna melalui teknik batik tulis. Zat
warna yang digunakan adalah remasol. Teknik pewarnaan yang digunakan adalah
commit to user
18
mendapatkan hasil yang maksimal terhadap bahan dan teknik, maka dilakukan
percobaan. Percobaan menorehkan batik di atas kain sifon sutera (chiffon silk) dan
shimmer.
C. Pengumpulan Data
1. Sudi Pustaka
Studi pustaka telah disajikan didalam bab I yang diambil dari buku dan
situs internet. Hasil dari buku adalah data tentang kunang-kunang. Bentuk
kunang-kunang, tempat hidup kunang-kunang dan cahaya kunang-kunang. Situs
dari internet adalah data gambar kunang-kunang lebih bervariasi. Melalui studi
pustaka kunang-kunang hidup di dataran rendah yaitu areal sawah yang lembab
(banyak mengandung air). Kunang-kunang berukuran kecil menempel di sekitar
tumbuhan alang-alang. Akhirnya penulis menemukan keberadaan kunang-kunang
untuk dijadikan data dan sumber ide desain perancangan karya motif tekstil.
2. Observasi
a. Studi Proses Produksi
1). Studi proses produksi dilakukan di home industry “Batik Modern Masa
Kini” yang terletak di Jl. Muria No. 35. Ngenden, RT 01. RW 09, Banaran,
Grogol, Sukoharjo. “Batik Modern Masa Kini” merupakan industri tekstil yang
commit to user
19
scraf, bahan 2 meteran dan 3 meteran. Bahan yang digunakan adalah santung,
primissima, paris dan doby. Zat warna yang digunakan adalah remasol.
2). Observasi di Sanggar Kalpika yang terletak di Tamansari, RT 01, No. 447,
Yogyakarta guna mengetahui proses pembuatan batik dari awal hingga akhir.
Pencarian data dilakukan dengan mewawancarai pemilik sanggar dan terjun
langsung dalam proses produksi dengan melakukan percobaan guna mengetahui
proses pembatikan.
Sanggar Kalpika yang terletak di Tamansari, RT 01, No. 447, Yogyakarta.
Sanggar ini bisa mengerjakan berbagai macam batik baik secara teknik maupun
motif yang bervariasi. Produk yang menonjol adalah pengolahan batik lukis atau
yang terkenal dengan nama batik kreasi baru atau batik gaya bebas yang
diaplikasikan menjadi sebuah karya seni yang berupa lukisan, selain juga sebagai
benda fungsional yakni pakaian. Pewarnaan yang digunakan adalah pewarnaan
dari Jerman, yaitu zat warna sintetis yakni naptol, indigosol, rapid dan remasol.
Bahan yang dapat digunakan untuk pewarnaan ini adalah berbagai macam katun,
doby, santung, sifon dan shimmer. Kain yang mengkilau seperti satin dan
shimmer warnanya tidak dapat maksimal.
3). Studi proses produksi di perusahaan “Batik Puspa Kencana”.
Proses produksi yang dikerjakan di perusahaan “Batik Puspa Kencana” adalah
pewarnaan batik tulis. Batik pewarnaan modern tidak lagi terikat dengan
ketentuan yang ada. Pewarnaan batik modern pada perusahaan “Batik Puspa
Kencana” umumnya motif dan pewarnaannya bebas (Telah menjadi tugas
commit to user
20
Contoh produk fungsi pakaian teknik batik coletan yang dimiliki “Batik Puspa
Kencana” antara lain seperti pada gambar dibawah ini :
Daster Kelelawar Abaya Pakaian santai Kemeja Gambar 8 : Contoh produk fungsi batik lukis
(Sumber : Company Profile “Batik Puspa Kencana”)
<Repro : Ulin Ernawati>
Observasi studi proses produksi dilakukan dengan mewawancarai
pengrajin batik. Kegunaannya mendapatkan data-data mengenai bahan dan
pewarnaan batik, terutama proses pembuatan batik. Data dan informasi dari
sumber terkait yang dapat menjadi pendukung dalam perancangan karya tekstil,
sehingga bisa membantu dan lebih memudahkan jalannya proses perancangan,
terutama kaitannya dengan batik.
Hasilnya adalah Perusahaan “Batik Modern Masa Kini” menggunakan
teknik colet dalam proses pembuatan batik. Perusahaan “Sanggar Kalpika”
menggunakan dua teknik pembuatan batik yaitu celup dan colet. Perusahaan
“Batik Puspa Kencana” menggunakan teknik colet.
Observasi studi proses produksi telah dilakukan di daeras Solo dan
Jogjakarta. Sanggar Kalpika Jogjakarta merupakan sanggar kreatif yang menerima
order personal. Daerah Laweyan Solo kapasitas produksinya untuk produk
massal. Batik Masa Kini merupakan home industri yang menerima order personal
commit to user
21
mengetahui daya produksi perusahaan dan pemasarannya. Kapasitas produksi
personal, segmen pasar yang dituju adalah menengah ke atas. Kapasitas produksi
massal, segmen yang dituju adalah pasar. Oleh karena itu dilakukan studi pasar ke
berbagai tempat yaitu pasar tradisional, toko, butik, mall dan galeri batik. Guna
mengetahui daya beli konsumen.
b. Studi Pasar
Studi pasar dilakukan di beberapa toko dan butik daerah Solo dan
Jogjakarta. Batik dalam perkembangannya telah banyak digunakan oleh berbagai
lapisan masyarakat. Berdasar hasil pengamatan studi pasar di lapangan daya beli
konsumen melihat atas kebutuhan pakaian. Pakaian keseharian tidak
mengeluarkan biaya besar maka tempat yang dituju adalah pasar, toko dan mall
dengan harga menengah. Pakaian pesta yang mengeluarkan biaya besar maka
tempat yang dituju adalah pusat perbelanjaan seperti toko, galeri dan mall yang
memiliki kualitas bagus.
Beberapa kawasan yang menjadi target survey, diantaranya :
1. Pasar Bringharjo, Yogyakarta
Dikawasan Bringharjo produk yang ditawarkan juga secara massal dan sebagian
besar untuk kalangan menengah kebawah dengan harga Rp. 25.000,00 – Rp.
150.000,00. Toko yang dikunjungi adalah Pangestu batik, Atik Bagaskara, Batik
commit to user
22
2. PGS (Pusat Grosir Solo) dan BTC (Beteng Trade Center)
PGS dan BTC merupakan pusat perbelanjaan di Kota Solo, persamaan kedua
tempat ini adalah barang yang ditawarkan dapat dibeli grosir maupun eceran,
bersifat massal dengan harga 15.000,00 – 150.000,00 tergantung dari barang yang
ditawarkan. Perbedaannya adalah PGS produk yang lebih banyak ditawarkan
adalah pakaian jadi sedangkan BTC produk yang lebih banyak ditawarkan adalah
kain.
3. Matahari di Solo Grand Mall
Matahari terkenal dengan produk dan kualitas yang bagus. Produk yang dijual ada
yang bersifat massal dan eksklusif. Hal ini bisa dilihat dari kualitas produk yang
meliputi bahan, warna,dan motif yang berkelas dan tidak pasaran. Gaun untuk
kalangan menengah keatas harga yang ditawarkan Rp. 179.000,00 – Rp.
300.000,00.
4. Batik Keris Nonongan
Batik Keris merupakan pusat garment dan perbelanjaan batik eksklusif di kota
Surakarta. Produk berbahan baku dari santung, katun dan sutera (ATBM, ATM
dan Dolby). Batik berbahan Organdi, Sifon dan Satin Sutera harga yang
ditawarkan mulai Rp. 300.000,00 – Jutaan rupiah.
5. Batik Danar Hadi
Batik Danar Hadi merupakan usaha turun temurun. Museum Kuno Batik Danar
Hadi terletak di galeri Slamet Riyadi. Batik dalam memproduksinya berbahan
commit to user
23
dengan teknik kombinasi, cap, dan tulis. Batik berbahan Organdi, Sifon dan Satin
Sutera harga yang ditawarkan mulai Rp. 300.000,00 – Jutaan rupiah.
5. Batik Semar
Batik Semar merupakan pusat garment dan perbelanjaan batik eksklusif di kota
Surakarta. Produk berbahan baku dari santung, katun dan sutera (ATBM, ATM
dan Dolby). Batik berbahan Organdi, Sifon dan Satin Sutera harga yang
ditawarkan mulai Rp. 350.000,00 – Jutaan rupiah.
Berdasarkan survey yang dilakukan, produk bagi kalangan menengah ke atas
terbatas dan mulai memperhatikan kualitas desain mulai dari bahan, warna, motif
dan teknik tetapi kualitas produknya cukup bersaing dan tidak pasaran.
Perancangan motif tekstil kunang-kunang masuk dalam kategori produk untuk
kalangan menengah ke atas seperti pada Batik Keris, Batik Semar dan Batik
Beberapa kain yang ditawarkan mempunyai harga jual masing-masing : kain
katun sifon sutera Rp. 100.000,00 dan Rp; 125.000,00, kain organdi sutera Rp.
commit to user
24 2). Garden, Slamet Riyadi
Toko ini menjual berbagai jenis kain untuk produk tekstil kalangan
eksklusif. Produk berbahan lokal dan Impor. Bahan impor didatangkan dari
negara Itali, Perancis, Jepang dan Korea. Kain sifon sutera Rp. 105.000,00, kain
organdi sutera Rp. 120.000,00, kain satin sutera Rp. 140.000,00-Rp. 300.000,00.
2) Mac Mohan, Singosaren
Toko ini menjual berbagai jenis kain untuk bahan pakaian, mulai yang
termurah sampai yang paling mahal. Salah satu kain yang ditemukan dan akhirnya
tertarik untuk menggunakan kain tersebut adalah kain shimmer yang mempunyai
banyak pilihan warna dengan harga Rp. 24.000,00 per meternya.
a. Perkiraan kebutuhan
Perkembangan desain dan bisnis berbagai jenis pakaian di tanah air semakin
bertambah maju. Pakaian pesta mempunyai banyak peminat sejalan kebutuhan
masyarakat untuk menghadiri banyak kegiatan yang memerlukan penampilan
yang lebih istimewa.
D. Percobaan
Percobaan dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam
penggarapan karya tekstil yang berupa bahan, pewarnaan motif tekstil.
Pengolahan motif yang mengacu pada karakter visual kunang-kunang merupakan
tantangan tersendiri yang kian menarik. Melalui percobaan tersebut penulis
menorehkan motif di atas kain melalui teknik batik dengan pewarnaan sintetis
commit to user
25
Uji coba bahan dan pewarnaan adalah studi analisa penyerapan zat warna
kain motif tekstil batik untuk pakaian wanita dewasa. Bahan tersebut adalah doby,
paris, primissima, satin, shimer, organdi sutera dan sifon sutera. Bahan doby
adalah bahan terbuat dari katun dan bertekstur. Bahan doby mempunyai daya
serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan paris adalah bahan terbuat dari
katun. Bahan paris tidak mempunyai ketebalan seperti bahan katun pada
umumnya. Kain ini tipis dan jatuh bila dipakai menurut fungsinya (pakaian).
Bahan paris mempunyai daya serap tinggi terhadap pewarnaan tekstil. Bahan
primissima adalah bahan terbuat dari katun. Bahan primissima digunakan untuk
pembatikan pada umumnya. Bahan ini mempunyai daya serap tinggi terhadap zat
warna tekstil. Bahan satin semi sutera adalah bahan terbuat dari serat polyester.
Mempunyai daya kilau tinggi. Bahan satin biasanya digunakan untuk kesempatan
pesta. Uji coba bahan yang dilakukan terhadap daya serap, bahan ini daya serap
rendah terhadap zat warna tekstil. Warna muda menghasilkan pewarnaan yang
kurang maksimal, untuk warna yang tua, warna dapat terlihat.
Bahan shimer adalah bahan yang mempuyai tekstur halus dan tebal. Daya
kilaunya tinggi karena mengandung polyester. Uji coba yang dilakukan bahan ini
mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak kusam. Bahan
ini mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna batik
untuk kesempatan pesta. Organdi, Sifon, dan Satin Sutera adalah bahan yang
terbuat dari ulat kepompong sutera. Uji coba yang dilakukan bahan ini mampu
menyerap zat warna tinggi. Sifon Sutera adalah bahan yang terbuat dari ulat
commit to user
26
warna tinggi. Pemilihan bahan tekstil adalah shimer dan sifon sutera (chiffon
silk). Shimmer mempunyai daya kilau tinggi dan daya serap kain tinggi. Sifon
sutera merupakan kain yang tipis ketebalannya dan mempunyai kesan jatuh.
Kedua kain ini dipadukan menjadi harmonis dan berkesan mewah untuk
perancangan pakaian pesta wanita dewasa.
Percobaan Jenis Bahan dan Teknik dengan bahan Shimmer
Gambar 9. Hasil Percobaan Shimer
Percobaan Jenis Bahan dan Teknik dengan bahan Sifon Sutera
commit to user
27
Percobaan di atas menggunakan teknik tulis. Zat warna yang digunakan
adalah remasol. Satu kali pelorodan. Percobaan dilakukan guna mengetahui daya
serap bahan Shimer dab sifon sutra tergadap zat warna.
E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya
Perancangan yang bersumber ide dari karakter kunang-kunang, penulis
menampilkan bentuk fisik dan cahayanya ke dalam perancangan tekstil. Pemilihan
bahan adalah shimer dan sifon sutera (chiffon silk). Teknik yang digunakan adalah
batik tulis dengan pewarnaan zat warna sintetis remasol. Rancangan tersebut
difungsikan untuk pakaian wanita dewasa usia delapan belas sampai empat puluh
tahun.
Konsep perancangan didesain dengan desain satu panel dan berpola. Pola
memiliki potongan pada bagian pakaian bagian badan depan, badan belakang dan
lengan. Terdapat pula beberapa alternatif model desain pakaian untuk motif
commit to user
Kunang-kunang sebagai sumber ide perancangan motif tekstil pada pakaian pesta untuk wanita dewasa
Konsep perancangan Merupakan tanda identitas dan status sosial.
commit to user
29
A. Konsep Desain
Kunang-kunang adalah seekor serangga kecil yang dapat mengeluarkan
cahaya di gelapnya malam. Keindahan yang menjadi inspirasi adalah ketika
melihat serangga ciptaan Tuhan ini berterbangan, menempel di tumbuhan
alang-alang berkelap-kelip bersinar di kegelapan malam.
Keindahan kunang-kunang melalui bentuk tubuhnya yang mungil, terdapat
empat struktur sayap ketika mengepakkan sayapnya sewaktu terbang dan terlihat
dua sayap dari atas ketika diam. Matanya yang tersembunyi bila dilihat dari atas,
yang tertutup oleh pronotum, tapi bila dilihat dari bawah mata ini terlihat sangat
jelas. Tubuhnya lunak, dalam tubuhnya terdapat ruas-ruas abdomen yang biasanya
terdapat tujuh sampai delapan ruas yang berwarna hijau kekuningan. Bentuk
visual kunang-kunang diangkat menjadi tema dalam konsep perancangan karya.
Bahan yang digali dalam perancangan desain adalah keindahan
kunang-kunang dan cahayanya secara visual. Perancangan tekstil yang bersumber ide
kunang-kunang perlu juga adanya konsep desain yang perlu diperhatikan adalah
aspek estetik, bahan, teknik, fungsi dan segmen pasar sebagai berikut:
1. Aspek Estetik
Aspek estetis yang dimunculkan adalah pengolahan karakter
kunang-kunang adalah kesatuan antara penggubahan bentuk fisik dan sinarnya.
Penggubahan bentuk fisik yaitu sayap, tubuh dan kepala. Penggubahan bentuk
sayap yang memanjang, tubuh yang beruas, kepala dan sungut yang
commit to user
30
ukuran besar berupa pusat cahaya, lingkaran ukuran sedang, lingkaran kecil.
Semua lingkaran cahaya tersebut memendar cahayanya bisa dilihat melalui efek
warna gradasi dari warna tua menuju warna muda. Terdapat pula lingkaran cahaya
paling kecil yang dibuat menggerombol kemudian menyebar disesuaikan dengan
iramanya. Motif tekstil dibuat dengan mempertimbangkan unsur desain
sedemikian rupa melalui prinsip desain. Unsur desain adalah garis, bentuk dan
warna. Prinsip desain adalah irama, keseimbangan dan pusat perhatian. Pola satu
panel. Desain untuk bagian depan direfleksikan atau dicerminkan untuk
mendapatkan motif bagian belakang. Desain untuk bagian lengan kanan juga
direfleksikan guna mendapatkan desain lengan kiri.
Warna yang di ambil adalah warna-warna malam pada pakaian pesta untuk
wanita dewasa dini. Pemilihan warna untuk pakaian pesta mengambil warna
malam hari seperti merah, ungu, pink, kuning, hijau, biru, perak, cokelat, hitam
dan putih. Perancangan ini ditujukan untuk pakaian wanita dewasa dini dengan
kurun usia delapan belas sampai empat puluh tahun yang mempunyai karakter
anggun. Warna-warna dalam perancangan desain ini cenderung terkesan berani
karena sengaja dirancang untuk wanita usia dewasa yang berkarakter anggun.
Mereka cenderung berani mencoba segala sesuatu yang menarik, unik, dan selalu
mengikuti perkembangan trend pakaian yang selalu berputar.
Bentuk fisik kunang-kunang dan sinarnya dirancang dengan komposisi
sedemikian rupa. Komposisi tubuh kunang-kunang memiliki ruas, menyatu
commit to user
31
lingkaran yang berbeda. Lingkaran besar, sedang dan kecil. Lingkaran yang
menggerombol kemudian menyebar.
2. Aspek Bahan
Pertimbangan pemilihan bahan dalam suatu rancangan perlu diperhatikan
secara seksama. Seberapapun indahnya suatu bahan tekstil, jika tidak sesuai
dengan tujuan pemakainya rasanya sia-sia, karena tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, pemilihan bahan harus disesuaikan
dengan fungsinya.
Bahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah jenis kain yang
mempunyai karakter berbeda, yaitu kain shimmer dan sifon sutera. Kedua kain
sama-sama mudah menyerap zat warna tetapi kedua kain tersebut masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Kain shimmer sifat bahan agak kaku, halus,
mempunyai daya kilau yang cukup tinggi dan kuat. Kain sifon sifat bahan jatuh
dan halus. Zat warna yang digunakan adalah zar warna sintetis, yaitu remasol. Zat
warna remasol menghasilkan warna cerah dan gradasi. Zat ini bisa menyesuaikan
pewarnaan yang dibutuhkan.
3. Aspek Teknik
Aspek teknik yang meliputi proses pembuatan desain tekstil dari awal
commit to user
32 4. Aspek fungsi
Berdasarkan fungsi yang dicapai adalah penerapan hasil akhir pada
pakaian untuk wanita dewasa dini usia delapan belas sampai empat puluh tahun
yang berjiwa feminim dan anggun.
5. Segmen Pasar
Segmen pasar yang dituju adalah menengah ke atas. Wanita yang memiliki
karir dan relasi yang luas.
C. Kriteria Desain/ Pertimbangan/ Argumen
Kunang-kunang yang merupakan sumber ide dalam penciptaan motif
dengan visualisasi melalui torehan batik menjadi rancangan yang membentuk satu
kesatuan yang menarik. Pengembangan sumber ide kunang-kunang mengacu pada
karakteristik kunang-kunang menciptakan motif yang sarat dengan keindahan.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan batik adalah zat warna
remasol. Zat warna remasol menghasilkan warna cerah dan gradasi. Warna-warna
tersebut dipilih karena daya rekatnya yang kuat, tidak luntur dan sesuai dengan
bahan kain yang lebih dari satu macam dengan daya serap yang berbeda. Warna
yang diambil adalah warna-warna cerah, dan gradasi sesuai dengan unsur malam.
Perancangan ini difungsikan untuk pakaian dewasa dini usia delapan belas
sampai empat puluh tahun. Perancangan motif, warna dan model pakaian yang
commit to user
33
tidak menutup kemungkinan bagi wanita dibawah atau diatas usia tersebut yang
ingin mengenakannya.
D. Pemecahan Desain
Melalui pemecahan desain dapat ditemukan teknik, visualisasi karya dan
motif terpilih secara keseluruhan. Secara visual bentuk motif utama yang
merupakan sumber ide dalam perancangan tekstil adalah bentuk fisik
kunang-kunang dan cahayanya. Elemen pendukung berupa unsur dan prinsip desain.
Motif yang ditorehkan melalui teknik batik. Perpaduan antara warna terang dan
gelap salah satu hal yang juga harus diperhatikan agar seimbang dan tidak
monoton. Teknik colet yang menghasilkan warna gradasi juga menjadi salah satu
alternative warna dalam rancangan motif yang bersumber ide kunang-kunang,
dengan menggunakan zat warna remasol. Model pakaian dibuat dengan model
pakaian wanita dewasa yang sedang trend yang sedang digemari saat ini oleh
commit to user
34 BAB IV
VISUALISASI
A. Uraian Deskriptif
Bentuk fisik kunang-kunang dan sinarnya menjadi fokus permasalahan dalam
perancangan karya. Berdasar pada data literer tentang bentuk fisik kunang-kunang
secara sederhana dan sinar-sinar yang bergerak berirama seolah menari sangat
indahnya. Sinar-sinar tersebut ada yang bergerak menyatu, ada yang berjajar, ada
pula yang menyilang dan ada pula yang berpencar. Bentuk fisik penggubahan
melalui bentuk sayap, tubuh dan kepala. Sinar dibuat dengan bergerombol
kemudian menyebar. Kesatuan motif dengan mempertimbangkan unsur dan
prinsip desain.
Visualisasi desain motif tersebut sangatlah modern dan pantas dikenakan bagi
para wanita berjiwa anggun. Batik pewarnaan modern tidak lagi terikat dengan
ketentuan yang ada. Pengerjaan proses batik tulis dikerjakan dengan teknik
pewarnaan colet. Colet merupakan teknik atau usaha mewarna dengan cara
mencolet di atas permukaan kain. Zat warna yang digunakan adalah zat warna
sintetis yaitu remasol. Pewarnaan yang dibuat sepenuhnya tergantung pada si
pembuatnya (desainer). Warna yang dihasilkan adalah cerah dan gradasi yang
commit to user
35
B. Hasil Desain
Desain motif yang ditampilkan pada pakaian adalah bersumber ide dari
Kunang-kunang dan cahayanya dengan bentuk pengembangan, penggarapan
teknik batik dan proses penggarapan secara modern. Keenam desain tersebut
diterapkan dalam 6 desain pakaian yang terpilih, antara lain :
1. Desain 1 : “Cahaya Kunang-Kunang”
Desain 1 menggambarkan cahaya kunang-kunang bersinar di kegelapan
malam. Pusat perhatian terdapat pada cahaya kunang-kunang digambarkan seperti
pusat cahaya dengan warna cokelat gelap menuju terang. Garis-garis cahaya
bersumber dari pusat cahaya yang memancar. Kunang-kunang berwarna natural
yaitu cokelat kehitaman. Irama terdapat pada lingkaran cahaya kecil
kunang-kunang yang menggerombol dan menyebar. Terdapat cahaya berwarna orange
memendar menjadi kuning. Warna desain dipadukan secara harmonis, seperti
warna cokelat, hitam, orange dan kuning. Bagian latar belakang (background)
berwarna hitam hal yang ingin ditunjukkan melalui desain adalah kesan malam
hari.Hitam adalah warna yang kuat dan penuh percaya diri, elegan, megah.
Desain I diterapkan pada kain sifon sutera (chiffone silk). Sifon sutera daya
serap tinggi terhadap zat warna tekstil remasol. Perancangan motif tekstil untuk
pakaian pesta wanita dewasa dirancang sedemikian menarik. Terdapat empat
lapisan pembuatan karya adalah lapisan atas untuk motif tekstil dibatik dengan
bahan sifon sutera (chiffone silk), lapisan kedua bahan sifon sutera (chiffon silk)
polos dengan warna cokelat, lapisan ketiga berbahan polos yaitu shimer dan
commit to user
36 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
37 b). Desain Pakaian 1
commit to user
38 c). Foto Produk Fungsi
commit to user
39 2. Desain 2 : “Terbang”
Desain 2 menggambarkan kunang-kunang terbang (Firefly). Kunang-kunang
terbang mengarah bebas. Terbang dengan gemulai sehingga menjadi pusat
perhatian terdapat pada arah tubuh condong ke atas sebelah kanan dan tubuh
condong ke bawah sebelah kiri. Kunang-kunang terbang dengan bebas identik
dengan cahaya di ekornya. Kesatuan terdapat pada penyusunan warna bagian
tubuh kunang-kunang berwarna abu-abu, bagian sayap berwarna orange dan
cahayanya berwarna abu-abu tua menuju abu-abu muda. Background berwarna
kuning cerah merupakan warna emosional yang menggerakkan energi, keceriaan,
kejayaan dan keindahan. Keindahan irama desain motif tekstil kunang-kunang
diperlengkap dengan adanya lingkaran cahaya kecil yang menggerombol
kemudian menyebar berwarna perak.
Desain 2 diterapkan pada kain sifon sutera (chiffone silk). Bahan kain dengan
tekstur halus, lembut dan bersifat jatuh. Sifon sutera daya serap tinggi terhadap zat
warna tekstil remasol. Perancangan motif tekstil pada pakaian pesta untuk wanita
dewasa dini. Terdapat empat lapisan pembuatan karya adalah pertama lapisan atas
untuk motif tekstil dibatik dengan bahan sifon sutera (chiffone silk), lapisan kedua
berbahan polos dengan warna orange, lapisan ketiga berbahan polos yaitu shimer,
commit to user
40 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
41 b). Desain Pakaian 2
commit to user
42 c) Foto Produk Fungsi
commit to user
43 3. Desain 3 : “Pancaran”
Desain 3 menggambarkan pancaran kunang. Bentuk fisik
kunang-kunang yang sederhana digubah pada bagian sayap dengan cara penyimpangan.
Terdapat sayap bagian depan dan belakang melalui cahaya ekornya. Sayap depan
berwana coklat sedang dan coklat muda. Sayap belakang berwarna coklat muda.
Pancaran cahaya dan tubuh kunang-kunang divisualkan dengan gambaran warna
gelap menuju terang. Pusat perhatian tertuju pada bentuk motif kunang-kunang
yang berukuran besar dengan arah vertikal. Irama terdapat pada lingkaran cahaya
kecil yang menggerombol kemudian menyebar. Kesatuan terdapat pada
penyusunan warna secara terpadu. Bagian sayap warna coklat tua, coklat sedang,
dan coklat muda. Bagian tubuh warna abu-abu gelap menuju terang. Cahaya dari
ekor berwarna orange memendar menjadi kuning terdiri dari tiga gradasi dan
cahaya kecil berwarna kuning. Background berwarna coklat merupakan warna
natural yang diasosiasikan pada tanah (warna tanah). Berkarakter kedekatan hati,
sopan, arif dan bijaksana.
Desain 3 diterapkan pada bahan shimer adalah bahan yang mempuyai
tekstur halus dan tebal. Daya kilaunya tinggi karena mengandung polyester.
Bahan ini mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak
kusam dan mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna
commit to user
44 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
45
b). Foto Produk Tekstil Menggunakan Teknik Batik Tulis
commit to user
46 c). Alternatif desain pakaian 3
commit to user
47 4. Desain 4 : “Gairah”
Desain 4 menggambarkan kunang-kunang (Lampyridae) adalah serangga
malam yang berbentuk kecil. Pusat perhatian di dapatkan pada bagian sayap
digubah memanjang meruncing pada bagian ujungnya yang berwarna hitam
keabuan menyatu pada bidang berwarna ungu yang terdapat cahaya kecil. Irama
terbentuk dari cahaya-cahaya kecil yang menggerombol kemudian menyebar.
Kesatuan didapatkan pada warna yang disusun secara harmonis. Merah, ungu,
cahaya orange memendar menjadi kuning. Warna dasar motif tekstil adalah merah
merupakan energi memberikan kesan mewah.
Desain 4 diterapkan pada bahan shimer adalah bahan yang mempuyai
tekstur halus dan tebal. Daya kilaunya tinggi karena mengandung polyester.
Bahan ini mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak
kusam dan mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna
commit to user
48 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
49
b). Foto Produk Tekstil Menggunakan Teknik Batik Tulis
commit to user
50 c). Alternatif desain pakaian
commit to user
51 5. Desain 5 : “Terbang 2”
Desain 5 menggambarkan kunang-kunang terbang memancarkan cahaya
di kegelapan malam menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja yang
memandangnya. Pusat perhatian terdapat pada bentuk sayap dan kepala digubah
dengan cara penyimpangan. Terdapat bidang berupa lengkungan yang
menyatukan antara bagian sayap dan cahaya besar. Terdapat lingkaran cahaya
besar, lingkaran cahaya sedang dan lingkaran cahaya kecil. Lingkaran cahaya
besar dengan warna gradasi orange memendar menjadi kuning yang terdiri dari
empat warna. Irama di dapatkan pada lingkaran cahaya kecil yang menggerombol
kemudian menyebar. Latar belakang (background) dipermanis dengan warna
dasar biru muda. Kesatuan di dapatkan pada penyusunan warna yang harmonis.
Kunang-kunang berwarna biru tua dan biru muda. Cahaya orange yang memendar
menjadi kuning. Background berwarna biru sedang.
Desain 5 diterapkan pada bahan shimer adalah bahan yang mempuyai tekstur
halus dan tebal. Daya kilaunya tinggi karena mengandung polyester. Bahan ini
mampu menyerap zat warna meskipun warna yang dihasilkan agak kusam dan
mampu menghadirkan kilau warna bagus hasil penyerapan zat warna batik untuk
kesempatan pesta. Perancangan motif tekstil untuk pakaian pesta wanita dewasa
commit to user
52 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
53
b). Foto Produk Tekstik Menggunakan Teknik Batik Tulis
commit to user
54 c). Alternatif Desain Pakaian 5
commit to user
55 6. Desain 6 : “Berkerumun”
Desain 6 menggambarkan kunang-kunang yang berkerumun. Mengeluarkan
cahaya pada bagian ekor. Terdapat tubuh dan sayap kunang-kunang. Bagian tubuh
terdapat ruas-ruas garis. Bagian sayap melengkung berwarna kehitaman terdapat
garis-garis pada bagian tepi berwarna keabuan. Terdapat tiga bidang melengkung
menyambung menjadi satu berwarna abu-abu. Pusat perhatian terdapat pada motif
ukuran kunang-kunang yang besar dengan arah diagonal. Irama terdapat pada
lingkaran cahaya kecil berwarna putih yang menggerombol kemudian menyebar.
Lingkaran cahaya orange memendar menjadi kuning. Kesatuan terdapat pada
penyusunan warna secara harmonis yaitu warna hitam, abu-abu, orange, kuning
dipertegas dengan warna ungu kemerahan pada bagian background. Hitam
merupakan warna yang kuat dan penuh percaya diri, bergaya anggun, elegan.
Perak merupakan glamor dan tinggi. Keindahan motif tekstil dengan warna dasar
violet atau ungu. Ungu merupakan warna bangsawan.
Desain 6 diterapkan pada kain sifon sutera (chiffone silk). Bahan kain dengan
tekstur halusdan bersifat jatuh. Sifon sutera daya serap tinggi terhadap zat warna
tekstil remasol. Perancangan motif tekstil untuk pakaian pesta wanita dewasa
eksklusif dirancang sedemikian menarik. Terdapat dua lapisan pembuatan karya
adalah pertama bagian atas untuk motif tekstil dibatik dengan bahan sifon sutera
(chiffone silk), bagian kedua berbahan polos dengan warna violet dengan bahan
commit to user
56 a). Bentuk Visual Desain Motif Tekstil
commit to user
57 b) Foto Produk Tekstil
commit to user
58 c). Alternatif Desain Pakaian 6
commit to user
59 BAB V
KESIMPULAN
Perancangan motif tekstil dengan judul “Kunang-Kunang Sebagai Sumber Ide Perancangan Motif Tekstil Pada Pakaian Pesta Untuk Wanita Dewasa”
memusatkan pada olah bentuk fisik dan sinar kunang-kunang. Perancangan motif
ini mempertimbangkan desain gaun panjang yang digunakan dalam kesempatan
pesta bagi wanita dewasa. Motif dirancang dalam bentuk panel yang digarap
secara proporsional sesuai dengan panjang kain dua sampai dua setengah meter
dan lebar bahan seratus lima puluh atau seratus tiga puluh lima centimeter.
Warna pada rancangan motif dan dasar kain diarahkan untuk wanita dewasa
dalam kesempatan pesta, bergaya elegan, anggun sehingga menampakkan
identitas diri mereka. Warna–warna yang dimunculkan mengarah pada intensitas
shade yang tinggi (hitam, abu, merah tua, ungu tua, biru tua, kuning tua, coklat).
Kemewahan bahan dengan menggunakan shimmer dan sifon sutra (chiffon
silk) dipilih untuk mewujudkan desain rancangan karena kain-kain tersebut
memiliki karakter mudah menyerap zat warna ketika dipadu dengan teknik batik
tulis. Kelebihan kain shimmer yaitu mempunyai dua permukaan yang berbeda
dan unik sehingga kain bisa dipakai dua sisi tanpa merubah keindahan motif. Satu
sisi permukaan kilau dengan warna lebih muda. Satu sisi permukaan doff/mate