• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN BERBASIS SMARTPHONE ANDROID DESIGN OF EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSE GENITAL AND SKIN DISEASE USING ANDROID SMARTPHONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN BERBASIS SMARTPHONE ANDROID DESIGN OF EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSE GENITAL AND SKIN DISEASE USING ANDROID SMARTPHONE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN BERBASIS SMARTPHONE ANDROID

DESIGN OF EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSE GENITAL AND SKIN DISEASE USING ANDROID SMARTPHONE

1

Vita Kemala 2 Budhi Irawan 3 M. Nasrun

Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom Bandung

1

veethakemala@gmail.com 2budhiirawan@telkomuniversity.ac.id 3m_nasrun@yahoo.com

ABSTRAK

Saat ini, hampir semua aplikasi dapat dijalankan pada teknologi smartphone. Dengan adanya teknologi smartphone ini, semua menjadi lebih mudah, praktis dan efisen. Begitu juga aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan kesehatan terus dikembangkan hingga saat ini . Namun pada kenyataannya beberapa aplikasi kesehatan justru hanya bisa dioperasikan oleh tenaga kerja berkemampuan khusus. Selain itu juga dibutuhkan pengetahuan yang detail karena aplikasi bersifat rumit. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip smartphone saat ini yang mengutamakan prinsip mudah, praktis dan efisien dalam menggunakannya. Saat ini masyarakat membutuhkan aplikasi kesehatan yang mampu dioperasikan oleh semua orang dengan praktis, dan mudah digunakan .

Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang sebuah aplikasi kesehatan berupa sistem pakar yang dapat mendiagnosa sebuah penyakit khususnya penyakit kulit dan kelamin yang dapat dijalankan pada smartphone dan oleh semua user. Tugas akhir ini menggunakan android sebagai interface dan SQLite sebagai database untuk menyimpan data gejala, data penyakit, dan data history. Tugas akhir ini menggunakan penggabungan forward chaining dan certainty factor untuk proses mendiagnosis penyakit sekaligus menunjukan tingkat ketepatan/keakuratan diagnosis penyakit.

Kata Kunci : forward chaining, certainty factor, sistem pakar

ABSTRACT

At this time, almost all applications can be run on smartphone technology. With the smartphone technology, all become easier, practical and efisen. Likewise applications related to health. Therefore, applications related to health continue to be developed until today. But in fact some medical applications it can only be operated by specially-capable workforce. It also takes knowledge that detail because the application is complicated. This is contrary to the principles of current smartphone that puts the principles of easy, practical and efficient in use. Currently people in need of medical applications that is able to be operated by everybody with a practical, and easy to use.

This thesis aims to design a health applications such as expert systems that can diagnose a particular skin and genital diseases that can be run on smartphones and by all users. This final project using android as an interface and SQLite as a database to store data symptom, disease data, and the data history. This final project using the merger forward chaining and certainty factor for diagnosis process also shows the accuracy of diagnosis result disease.

Keyword : forward chaining, certainty factor, expert system I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gejala penyakit bisa menjadi awal dari sebuah penyakit yang bisa membahayakan jiwa seseorang. Namun terkadang gejala penyakit tidak dianggap penting oleh seseorang. Umumnya sebuah penyakit sebelum mencapai tahap kronis akan menunjukkan gejala-gejala ringan, seperti sakit kepala, gatal, demam tinggi ataupun nyeri sendi. Akan tetapi, ketidaktahuan orang-orang mengenai hal itu menjadikan gejala-gejala tadi tidak ditanggapi secara lebih serius. Padahal jika suatu gejala penyakit dapat ditanggapi dan ditangani secara lebih serius, mungkin dapat mengurangi tingkat resiko dan bahaya terjangkit penyakit itu sendiri.

Banyak faktor yang menyebabkan sebuah gejala penyakit dianggap tidak serius oleh masyarakat. Seperti, keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang sangatlah terbatas atau sulit ditemukan di beberapa tempat. Selain itu, kurangnya/terbatasnya jam

praktek dokter, dan jarak antara dokter dan pasien. Dalam hal ini, masyarakat selaku pemakai jasa membutuhkan alat bantu agar dapat mendeteksi/diagnosa penyakit guna memperoleh informasi kesehatan.

(2)

atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu.

Oleh karena itu, maka dibuatlah sebuah aplikasi kesehatan berupa suatu sistem pakar yang dijalankan pada smartphone yang dapat memberikan edukasi/informasi kepada user dalam mendiagnosis penyakit. mengedukasi/memberikan informasi kepada user dalam mendiagnosa penyakit kulit dan kelamin

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam pembuatan tugas akhir ini, diantaranya :

1)

Bagaimana merancang aplikasi interaktif yang mampu mengedukasi user dalam mendiagnosis penyakit kulit dan kelamin berdasarkan gejala- gejala yang dimasukkan oleh user?

2)

Bagaimana merancang dan mengimplementasikan aplikasi sistem pakar untuk mengedukasi user dalam mendiagnosis penyakit kulit dan kelamin yang dapat berjalan di smartphone android?

1.4 Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup pada pengerjaan tugas akhir ini dibatasi dengan batasan – batasan sebagai berikut :

1) Aplikasi ini merupakan sebuah sistem pakar yang dapat mendiagnosis penyakit kulit dan kelamin .

2) Aplikasi ini menggunakan metode centainty factor untuk menghitung nilai untuk mendiagnosis penyakit dan forward chainning sebagai mesin interensinya.

3) Aplikasi ini hanya bertujuan memberikan informasi/pengetahuan dan membantu user bukan menggantikan dokter/pakar.

4) User adalah masyarakat umum.

1.5 Metodologi Penelitian

Pembuatan tugas akhir ini dilakukan dengan metodologi sebagai berikut :

1) Pengumpulan data

Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara yatu, dengan dilakukan pencarian literatur – literatur yang sekiranya akan diperlukan untuk kemudian dipahami dan dapat membantu pengerjaan tugas akhir ini. Literatur yang diperlukan dapat berupa buku, jurnal, materi kuliah, tutorial dalam bentuk video maupun ebook serta literatur jenis. Selain itu juga, pengumpulan data dapat dilakukan dengan

cara wawancara atau konsultasi dengan pakar atau dokter.

2) Perancangan aplikasi pada smartphone

Pada tahap ini, dilakukan perancangan aplikasi untuk smartphone. Perancangan aplikasi meliputi dari perancangan secara umum, perancangan interface aplikasi untuk smartphone, perancangan data input yang akan digunakan pada aplikasi hingga perancangan sistem dengan menggunakan UML karena aplikasi dibangun dengan bahasa pemrograman berbasis OOP (Object-Oriented Programming). Diharapkan perancangan yang dilakukan dapat membantu dalam pembuatan aplikasi sehingga tepat pada tujuan pengerjaan tugas akhir yang telah dijelaskan sebelumnya..

3) Implementasi dan pembuatan aplikasi

Pada tahap ini, dilakukan pembuatan dan implementasi aplikasi berdasar pada perancangan yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan Eclipse sebagai editor pengembang dalam pembuatan aplikasi dengan bahasa pemrograman Java sebagai dasar pembangun aplikasi pada sistem operasi Android.

4) Uji coba dan evaluasi

Setelah melakukan uji coba awal dengan memakai emulator yang telah disediakan oleh Andorid SDK, dilakukan uji coba selanjutnya dengan mengimplementasikan aplikasi pada smartphone Android yang sebenarnya. Uji coba ini selain untuk mengetes fungsional dari aplikasi apakah telah sesuai harapan atau belum, juga dapat menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan dan penyempurnaannya, baik penambahan atau pengurangan fitur – fitur agar aplikasi menjadi lebih user friendly, efektif dan efisien maupun perbaikan – perbaikan dari kesalahan atau error yang terjadi agar aplikasi siap digunakan dan berfungsi dengan baik sesuai harapan.

5) Penyusunan laporan Tugas Akhir

Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi, harus juga dilakukan penyusunan laporan yang berisi dokumentasi seluruh tahap – tahap yang telah dilalui. Hal ini dilakukan agar dapat dikembangkan lebih lanjut oleh orang – orang yang tertarik untuk mengembangkan aplikasi ini menjadi lebih sempurna. Selain itu, juga dapat menjadi rujukan atau referensi bagi mereka yang membutuhkan dengan tema atau bagian – bagian tertentu yang sama.

II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Pakar

(3)

beberapa bidang tertentu dan belum tentu menguasai bidang lainnya secara menyeluruh, komputer yang difungsikan sebagai sistem pakar ini juga memiliki kecenderungan yang sama. Komputer yang bersangkutan hanyalah menguasai satu topik permasalahan khusus yang cakupan daerah permasalahannya hanya “sempit” dan terbatas.

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya[3]. Namun sistem pakar ini tidak berfungsi untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi hanya untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Sistem pakar memiliki beberapa keunggulan dalam penggunaanya, yaitu [6]:

1) Membuat seorang awam pada bidang tertentu dapat bekerja layaknya seorang pakar pada bidang tersebut.

2) Memudahkan pengoperasian peralatan yang kompleks karena system pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

3) Dapat diandalkan karena sistem pakar tidak pernah lelah atau bosan serta konsisten dan perhatian penuh dalam memberi jawaban. 4) Dapat bekerja dengan informasi yang tidak

lengkap atau tidak pasti.

5) Meningkatkan kualitas, karena sistem pakar menyediakan nasehat yang konsisten serta mengurangi tingkat terjadinya kesalahan.

Selain keunggulan, sistem pakar juga memiliki kelemahan dibandingkan dengan seorang ahli. Berikut adalah perbandingan seorang ahli dengan sistem pakar

[5]

:

Tabel 2.1 Perbedaan seorang pakar dengan sistem pakar[5]

availability Hari kerja Setiap saat 2. Geografis Tertentu Dimana

saja

5. Performansi Variable Konsisten 6. Kecepatan Variable Konsisten 7. Biaya Tinggi Terjangkau

Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu [5]:

1) Sistem pakar dapat digunakan setiap hari karena sebuah mesin sedangkan seorang pakar tidak

mungkin bekerja terus-menerus setiap hari tanpa beristirahat.

2) Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan dibagikan ke berbagai lokasi/tempat yang berbeda-beda untuk digunakan, sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat yang bersamaan.

3) Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa saja yang diberikan hak akses sehingga sistem terbebas dari proses intimidasi atau ancaman. Sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.

4) Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa hilang (hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik). Sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia perlahan-lahan akan hilang karena faktor usia, kematian, maupun penyakit.

5) Kemampuan memecahkan masalah pada sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan, kejiwaan, maupun faktor ekonomi.

6) Sistem pakar relatif lebih cepat dalam memecahkan masalah dibandingkan oleh seorang pakar.

7) Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada).

Sistem pakar memiliki beberapa ciri dan karakteristik yang berbeda dengan sistem yang lain. Berikut ini adalah ciri dan karakteristik[6].

1) Pengetahuan sebuah sistem pakar adalah suatu konsep yang bersifat fakta dan aturan, sedangkan proses pengolahan datanya bersifat numerik.

2) Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak konsisten (berubah tergantung pada kondisi lingkungan), dapat dimodikasi sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti namun mengikuti aturan tertentu.

3) Solusi permasalahan yang akan ditangani oleh sistem pakar bervariasi dan memiliki banyak pilihan jawaban yang dapat diterima semua faktor karena memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Sistem fleksibel dalam menangani kemungkinan solusi dari berbagai masalah.

4) Perubahan pengembangan pengetahuan sistem pakar terjadi setiap saat dan sepanjang waktu. Modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan semakin besar dan bervariasi. 5) Keakuratan solusi yang diberikan sangat

penting, karena itu dibutuhkan informasi yang cukup untuk menunjang solusi tersebut

(4)

8) Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap. Sistem pakar memiliki struktur yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environtment)[5]

.

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar[5]

Berikut ini adalah penjelasan tentang komponen struktur sistem pakar[5]:

1) Subsistem penambahan pengetahuan, bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basis data, penelitian, dan gambar.

2) Basis pengetahuan, berisi pengetahuan- pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah. 3) Mesin inferensi (inference engine), program

yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi- informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam mesin inferensi, yaitu:

a. Interpreter : mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan- aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai. b. Scheduler : akan mengontrol agenda.

c. Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat

4) Blackboard, merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu :

a. Rencana : bagaimana menghadapi masalah. b. Agenda : aksi-aksi yang potensial yang

sedang menunggu untuk dieksekusi. c. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan 5) Antarmuka, digunakan untuk media komunikasi

antara user dan sistem.

6) Subsistem penjelasan, digunakan untuk melacak respon dan menjelaskan tentang kelakuan

sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :

a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?

b. Bagaimana konklusi dicapai?

c. Mengapa ada alternative yang dibatalkan? d. Rencana apa yang digunakan untuk

mendapatkan solusi?

7) Sistem penyaring pengetahuan, sistem ini digunakan untuk meng-evaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang

2.2 Faktor Kepastian (Certainty factor)[6]

Metode kepastian merupakan sebuah metode untuk menyatakan tingkat kepercayaan/kepastian terhadap sebuah kejadian (fakta/hipotesis) berdasarkan nilai yang diberikan oleh seorang pakar. Dalam metode kepastian ada beberapa cara untuk menentukan tingkat kepastian dalam sistem berbasis aturan. Salah satunya adalah dengan menggunakan nilai 1,0 atau 100% untuk sebuah kejadian pasti dan 0 untuk kejadian yang tidak mungkin. Dalam sistem pakar tiap-tiap kaidah/aturan diberikan sebuah nilai CF yang berkisar antara 0 sampai dengan 1, sesuai dengan tingkat kepastian aturan tersebut. Pemberian nilai CF dilakukan oleh seorang pakar. Pemberian nilai CF oleh seorang pakar didasarkan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Dalam perhitungan yang mengkombinasikan dua atau lebih aturan dengan nilai kepastian yang berbeda, maka perlu dilakukan pengkombinasian aturan-aturan tadi. Berikut ini adalah persamaannya:

CF(R1,R2) = CF(R1) + [CF(R2)] x [1 -CF(R1)]

= CF(R1) + CF(R2) - [CF(R1) x CF(R2)]

Keterangan : Ri = Fakta 2.3 Interferensi[6]

Dalam sistem pakar ada 2 model mesin interferensi, yaitu runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward chaining).

1) Forward Chaining (runut maju)

Forward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari sejumlah fakta-fakta yang telah diketahui, untuk mendapat suatu fakta baru dengan memakai rule-rule yang memiliki premis yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai didapatkan tujuan atau sampai tidak ada rule- rule yang punya premis cocok atau sampai mendapatkan fakta.

2) Backward Chaining (runut balik)

(5)

membuktikan hipotesa dengan mendapat informasi-informasi yang mendukung

2.4 Smartphone[6]

Secara umum, Smartphone adalah perangkat atau produk teknologi berupa telepon genggam atau mobile versi modern terbaru yang memiliki kelebihan dimana spesifikasi software dan hardware lebih pintar, fungsi yang lebih cerdas dan fitur-fitur yang lebih smart dari ponsel versi biasa sebelumnya.

2.5 SQLite

SQLite adalah sebuah open source database yang telah ada cukup lama, cukup stabil, dan sangat terkenal pada perangkat kecil, termasuk Android.

Terdapat beberapa alasan mengapa SQLite sangat cocok untuk pengembangan aplikasi Android, yaitu:

1) Database dengan konfigurasi nol. Artinya tidak ada konfigurasi database untuk para developer. Dan membuatnya relatif mudah digunakan. 2) Tidak memiliki server. Tidak ada proses

database SQLite yang berjalan.Pada dasarnya satu set libraries menyediakan fungsionalitas database. pertama yang lengkap, terbuka, dan bebas”[7]

. 1) Lengkap (complete platform)

2) Terbuka (open source) 3) Free (free platform)

Berikut ini adalah daftar versi android yang telah dirilis :

1) Android versi 1.1

2) Android versi 1.5 Cupcake 3) Android versi 1.6 Donut 4) Android versi 2.0/2.1 Éclair

5) Android versi 2.2 Froyo (Frozen yogurt) 6) Android versi 2.3 Gingerbread

7) Android versi 3.0/3.1 Honeycomb

8) Android versi 4.0 ICS (Ice cream Sandwich) 9) Android versi 4.1/4.2/4.3 Jelly bean

10) Android versi 4.4 KitKat 11) Android versi 5.0/5.1 Lollipop 2.7 Android SDK[8]

Android SDK adalah tools Application Programming Interface (API) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada sistem operasi Android menggunakan bahasa pemrograman Java. 2.8 Penyakit Kulit[1] aplikasi berbasis android yang diharapkan mampu mendiagnosis penyakit kulit dan kelamin yang diderita oleh user atau orang kedua yang mengetahui keadaan user berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user atau dilihat oleh orang kedua. Dan menunjukan informasi tentang penyakit hasil diagnosis tersebut kepada user 3.2 Perangkat Pendukung

Dalam perancangan Tugas akhir ini, dibutuhkan aspek pendukung baik dari segi perangkat keras, pengguna maupun perangkat lunak.

1) Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan aplikasi ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Smartphone

Memiliki operasi Android minimum versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Sedangkan perangkat keras yang digunakan untuk membuat program dan simulasi memiliki spesifikasi sebagai berikut

a. Laptop Lenovo IdeaPad G470

b. Processor Intel® Core™2 Duo CPU 1,80 GHz

c. RAM 2 GB

d. Sistem Operasi Windows 7 2) Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut

a. Software Development Kit (SDK) Android b. Eclipse IDE

a. Pengguna terbiasa menggunakan smartphone android

b. Pengguna dapat menggunakan aplikasi di smartphone

3.3 Masukan dan Keluaran Sistem 3.3.1 Masukan Sistem

Pada aplikasi sistem pakar ini masukan sistem berupa diantaranya.

(6)

3.3.2 Keluaran Sistem

Pada aplikasi sistem pakar ini keluaran sistem yang diharapkan diantaranya.

1) Jenis penyakit hasil diagnosa yang diderita oleh pengguna berdasarkan gejala yang dimasukan/diderita

2) Informasi penyakit 3) Log History 3.4 Pemodelan Sistem 3.4.1 Diagram Alir Sistem

Berikut merupakan diagram alir proses-proses yang ada pada aplikasi sistem pakar kulit dan kelamin ini.

Start

Halaman splash

Halaman Utama

Kemudian halaman Splash screen akan terdirect sendiri ke halaman menu utama. Pada halaman menu utama ini ada 3 menu yaitu menu diagnosa, info_penyakit, dan history. Berikut ditampilkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Halaman menu utama Ketika menu diagnosa dipilih, akan muncul pertanyaan-pertanyaan gejala yang harus dijawab oleh user.

Menu Diagnosa

Pertanyaan Gejala-gejala penyakit

Diagnosa

Hasil Diagnosa

Menu Info Penyakit

Nama penyakit

Info penyakit

Menu History

History

Tampilan History (tanggal, Hasil

diagnosa) Gambar 4.3 Halaman diagnosa

Setelah menjawab pertanyaan pertanyaan gejala, sistem akan melakukan proses diagnosa dan hasilnya akan ditampilkan seperti gambar 4.4

end

Gambar 3.1 Flowchart proses aplikasi sistem pakar IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Antarmuka

Antarmuka aplikasi yang diimplementasikan terdiri dari antarmuka aplikasi sistem pakar penyakit kulit dan kelamin yang diimplementasikan pada smartphone android

Pada saat memulai aplikasi, akan muncul halaman splash . Berikut gambarnya

Gambar 4.1 Halaman splash screen

Gambar 4.4 Halaman hasil diagnosa Ketika user memilih menu info penyakit, sistem akan menampilkan halaman berisi daftar nama penyakit seperti gambar 4.5.

.

(7)

Setelah memilih salah satu penyakit dari list penyakit diatas akan muncul popUp info penyakit. Seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.6 Pop Up info penyakit Ketika user memilih menu history, maka sistem akan menampilkan halaman berisi log history (tanggal akses dan nama hasil diagnosa) seperti gambar 4.7

Gambar 4.7 Halaman menu history 4.2 Impelementasi System

Pada tahap implementasi sistem, yang diimplementasikan berupa aplikasi yang diprogram menggunakan bahasa pemograman java dan terdiridari class-class yang menangani halaman aplikasi.

Gambar 4.8 Implementasi Sistem V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui tahap pengujian pada aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kulit dan kelamin berbasis android ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Aplikasi sistem pakar ini mampu bekerja dengan berbagai kemungkinan masukan gejala. Hanya saja bila gejala yang dimasukkan hanya satu jenis, sistem tetap dapat mendiagnosis namun ketepatan dengan hasil diagnosis pakar kurang tepat karena pakar/dokter memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2) Aplikasi sistem pakar ini memiliki rata rata akurasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 87.5%. 5.2 Saran

1) kelengkapan data untuk aplikasi sistem pakar ini perlu ditambah baik itu data gejala maupun data penyakit agar diagnosa penyakit semakin akurat.

2) Pengujian keakuratan sebaiknya diambil lebih dari 10 kali percobaan. Agar lebih terlihat keakuratannya atau tidak.

3) Pada proses diagnosa, ketika semua jawaban untuk pertanyaan gejala adalah tidak. Sebaiknya ditampilkan halaman hasil diagnosa yaitu “anda sehat”.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bramono, Kusmarina dan Wrasti Indriatmi. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.

[2] Hermawan S, Stephanus. 2011.Mudah membuat Aplikasi Android. Yogyakarta : Andi

[3] Jurnal Dinus.2008.[online] Tersedia di :

http://eprints.dinus.ac.id/13300/1/jurnal_13857.pdf

[diakses tanggal 20 mei 2015]

[4] Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI).2014. [online] Tersedia di :

http://pti.undiksha.ac.id/janapati/vol3no3/5.pdf

[diakses tanggal 20 mei 2015]

[5] Putra, F. (2011). Perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining. Fakultas Sains dan Teknologi , Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah

[6] Putri, Deasy Triana.2014. Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Sistem Pakar Dalam Mendiagnosa Gangguan Epilepsy Berbasis Website.Tidak dipublikasikan. Bandung : Universitas Telkom

[7] Safaat H, Nazruddin. 2012. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android (Edisi Revisi). Bandung : Informatika. [8] Safaat H, Nazruddin. 2013. Aplikasi Berbasis

Android berbagai Implementasi dan Pengembangan Aplikasi Mobile Berbasis Android. Bandung : Informatika

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar[5]
Gambar 4.1 Halaman  splash screen

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ‘Athiyah, Umah & Syafrudin (2020) siswa dengan kategori resiliensi matematis rendah

Penggunaan produk beton pracetak dalam negeri yang memiliki mutu tinggi sebagai struktur utama tanggul dan pemilihan metode pemasangan yang inovatif, menghasilkan kualitas

adalah preparat perisa dari bahan atau campuran bahan yang diijinkan digunakan dalam pangan, atau yang secara alami terdapat dalam pangan atau diijinkan digunakan

Pada menopause konversi terbanyak androgen menjadi estrogen terjadi di jaringan adiposa sehingga sering diasumsikan bahwa wanita dengan obesitas atau berat badan lebih yang

Diduga Perilaku konsumen yang terdiri dari kelompok acuan (X1), kelas social (X2), gaya hidup (X3), berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Diduga

Pada awal bulan februari kemarin di girilaya juga terjadi pencurian di salah satu rumah warga (kawasan padat penduduk).. yang di curi adalah tabung gas elpiji 3 kg. selain itu

 Dari hasil pengujian tahanan model kapal selam mini 22m tersebut, dapat di gunakan untuk menentukan harga Thurst pada propeller yang akan di desain.. Dimana harga

Lawler (1983) menyatakan bahwa karyawan merasa tertarik kepada perusahaan yang mendasarkan penghargaan mereka pada prestasi dan apabila karyawan mempunyai prestasi yang