• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur fear of failure, perfeksionis dan prokrastinasi akademik. Bersamaan dengan itu, akan

diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan digunakan.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas yaitu: a. Fear of Failure (X1) b. Perfeksionis (X2)

2. Variabel tergantung yaitu: Prokrastinasi Akademik (Y)

3.1.2 Definisi Operasional

Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penelitian maka langkah selnjutnya adalah merumuskan definisi operasional dan variabel-variabel dalam penelitian ini.

Prokrastinasi Akademik

(2)

34

perasaan tidak nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang prokrastinator dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa perilaku prokrastinasi adalah perilaku yang disengaja, maksudnya faktor-faktor yang menunda penyelesaian tugas berasal dari putusan dirinya sendiri.

Fear of failure

Menurut Conroy (2002) definisi mengenai ketakutan akan kegagalan mencakup adanya antisipasi terhadap konsekuensi negatif terhadap kegagalan, dan tidak adanya harapan untuk sukses. Ketakutan akan kegagalan bisa muncul dari konsekuensi negatif yang mengancam diri karena kegagalan atau ketidakberhasilan

Perfeksionisme

Hill, Huelsman, Furr, Vicente, Kibler dan Kennedy (2004) mendefinisikan perfeksionisme sebagai suatu hasrat untuk mencapai kesempurnaan dimana ditandai dengan perfeksionisme adaptif (Concientius Perfectionism) yang berasal dari internal individu dan perfeksionisme maladaptif (Self evaluate Perfectionism) yang berasal dari eksternal individu.

3.2 Alat Pengumpulan Data 3.2.1 Skala Prokrastinasi Akademik

(3)

35

Penjabaran dari area dan ciri-ciri prokrastinasi akademik dan sebaran aitem sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik NO AREA &

Mengerjakan tugas makalah

1 - 1

Belajar menghadapi ujian

2 - 1

Tugas membaca 3 - 1

Kinerja tugas administrative

4 - 1

Menghadiri pertemuan 5 - 1

Penundaan kinerja akademik secara keseluruhan

(4)

36 Kecenderungan untuk merasa kelelahan

17,10,22, 25

- 4

Pemberontakan

terhadap aturan yang ada

14 - 1

Pengambilan resiko 23,33 - 2

Pengaruh teman sebaya

19,24,30 - 3

Total 33

Seluruh aitem asli dari Solomon dan Rothblum (1984) yang telah dimodifikasikan oleh penulis digunakan dalam proses try out. Jumlah aitem diperbanyak menjadi 48 aitem. Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik Untuk Try Out

NO ASPEK INDIKATOR Aitem TOTAL

F U

1 Area-area prokrastinasi akademik

Mengerjakan tugas makalah

1,2,3 - 3

Belajar menghadapi ujian

4,5,6 - 3

Tugas membaca 7,8,9 - 3

Kinerja tugas administratif

10,11,12 - 3

Menghadiri pertemuan 13,14,15 - 3 Penundaan kinerja

(5)

37 akademik

Kesempurnaan 42,45* - 2

Kesulitan membuat keputusan

Kecenderungan untuk merasa kelelahan

30, 22, 35, 38

- 4

Pemberontakan

terhadap aturan yang ada

27,47* - 2

Pengambilan resiko 36,48* - 2 Pengaruh teman

sebaya

32, 37, 44

- 3

Total 48

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.2 Skala Fear Of Failure

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur fear of failure adalah The Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) berdasarkan aspek-aspek

(6)

38

Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator, dan sebaran total item sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Skala Fear of failure

NO ASPEK INDIKATOR Aitem TOTAL

Ketakutan akan

mempermalukan diri sendiri

9,13 - 2

Individu kerap

mencemaskan apa yang orang lain pikirkan

Penghinaan serta malu yang akan didapatkan

21 - 1

2 Ketakutan akan

mengurangi penilaian diri

Ketakutan ini meliputi perasaan kurang dari dalam individu.

14,22, 23

- 3

Individu merasa tidak cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol

performansinya dengan baik.

Ketakutan yang hadir

karena merasa

kegagalan akan

mengakibatkan

ketidakpastian dan berubahnya masa depan individu.

(7)

39

Kegagalan ini

ditakutkan oleh individu akan merubah rencana yang dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Ketakutan ini

melibatkan penilaian orang lain terhadap individu.

18, 24 - 2

Individu takut apabila ia gagal, orang lain yang penting baginya tidak akan mempedulikan, serta tidak mau menolongnya dan pada akhirnya nilai dirinya akan menurun dimata

Ketakutan akan

mengecewakan harapan, dikritik

6 - 1

Kehilangan kepercayaan dari orang lain yang penting baginya

3 - 1

Total 24

(8)

40 Tabel 3.4

Sebaran Aitem Skala Fear of failure Untuk Try-Out

NO ASPEK INDIKATOR Aitem TOTAL

Ketakutan akan

mempermalukan diri sendiri

10,26* 34* 3

Individu kerap mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya

18, 20,22, 24, 25,30*

- 6

Penghinaan serta malu yang akan didapatkan

15,38* - 2

Ketakutan ini meliputi perasaan kurang dari dalam individu.

16,31*,37* 35* 4

Individu merasa tidak cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol

Ketakutan yang hadir

karena merasa

kegagalan akan mengakibatkan

ketidakpastian dan berubahnya masa depan individu.

2,5 12 3

Kegagalan ini

ditakutkan oleh individu akan merubah

rencana yang

(9)

41 dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Ketakutan ini

melibatkan penilaian orang lain terhadap individu.

23,39* - 2

Individu takut apabila ia gagal, orang lain yang penting baginya

tidak akan

mempedulikan, serta

tidak mau

menolongnya dan pada akhirnya nilai dirinya akan menurun dimata

Ketakutan akan mengecewakan

harapan, dikritik

3,14,19 6 4

Kehilangan

kepercayaan dari orang lain yang penting baginya

9 - 1

Total 39

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.3 Skala Perfeksionisme

Pengukuran variabel prokrastinasi akademik menggunakan The Perfectionism Inventory (PI) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

(10)

42

menunjukkan semakin tinggi tingkat perfeksionisme, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah tingkat perfeksionisme. Skala perfeksionisme menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tudak Sesuai (STS).

Penjabaran dari aspek, indikator dan sebaran aitem sebagai kisi-kisi alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Skala Perfeksionis

NO ASPEK INDIKATOR Aitem TOTAL

F U

1 Ruminasi Kecenderungan untuk obsesif khawatir tentang kesalahan masa lalu

8, 16 - 2

Kurangnya kinerja

sempurna atau

kesalahan akan masa depan

22, 24 - 2

2 Membutuhkan Persetujuan

Kecenderungan untuk mencari pembuktian dari orang lain

10, 26 - 2

Kecenderungan untuk peka terhadap kritik.

2, 18 - 2

3 Memikirkan kesalahan

Kecenderungan untuk mengalami penderitaan atau kecemasan atas masalah.

6, 14, - 2

4 Penuh perencanaan

Kecenderungan untuk merencanakan

5,13 - 2

Kecenderungan untuk membuat keputusan

Kecenderungan untuk tampil sempurna di

7, 15, 19,23

(11)

43

Kecenderungan untuk mengejar hasil yang sempurna dan standar yang tinggi.

memiliki standar yang tinggi terhadap orang lain

1,9, 25,27

- 4

8 Keteraturan Kecenderungan untuk menjadi rapi dan teratur

4,12, 20, 28

- 4

Total 29

Seluruh aitem asli dari Solomon dan Rothblum (1984) yang telah dimodifikasikan oleh penulis digunakan dalam proses try out. Jumlah aitem yang digunakan tetap 59 aitem. Penjabaran dari aspek fear of failure, indikator dan sebaran total aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Sebaran Aitem Skala Perfeksionisme Untuk Try-Out

NO ASPEK INDIKATOR Aitem TOTAL

F U

1 Ruminasi Kecenderungan untuk obsesif khawatir tentang kesalahan masa lalu

8, 16, 24, 40

- 4

Kurangnya kinerja

sempurna atau

kesalahan akan masa depan

32, 48, 55

- 3

2 Membutuhkan Persetujuan

Kecenderungan untuk mencari pembuktian dari orang lain

10, 26, 34, 42

- 4

(12)

44

peka terhadap kritik. 49, 59 3 Memikirkan

kesalahan

Kecenderungan untuk mengalami penderitaan atau kecemasan atas

Kecenderungan untuk merencanakan

13,37 - 2

Kecenderungan untuk membuat keputusan

Kecenderungan untuk tampil sempurna di

Kecenderungan untuk mengejar hasil yang sempurna dan standar yang tinggi.

memiliki standar yang tinggi terhadap orang lain

8 Keteraturan Kecenderungan untuk menjadi rapi dan teratur

(13)

45

3.3 Daya Diskriminasi Aitem dan Realibilitas Alat Ukur 3.3.1 Daya Diskriminasi Aitem

Azwar (2012) menyatakan bahwa daya diskriminasi aitem atau daya beda adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan tingkat prokrastinasi akademik maka aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilakan koefisien korelasi aitem-total.

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika koefisien

korelasi ≤ 0,30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013).

3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

(14)

46

Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha yang dikutip dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pedoman Penilaian Reliabilitas

Alpha Kriteria

0.00-0.199 Sangat rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.000 Sangat Kuat

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.4.1 Populasi

Populasi merupakan subjek atau objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti. Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subjek. Sebagai suatu populasi, kelompok subjekini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya. ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi

dapat pula terdiri dari karakteristik individu (Azwar, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW angkatan 2013 yang berjumlah 139 mahasiswa tahun ajaran 2016-2017. (Staf Kepengurusan Data mahasiswa TA/Skripsi Fakultas Teknologi Informasi

(15)

47 3.4.2 Teknik sampling

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling dengan Sampling Jenuh, yaitu penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005).

3.4.3 Sampel

Sampel adalah sebagiandari populasi, karena sampel merupakan bagian dari populasi dan memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berstatus skripsi khususnya angkatan 2013 dan diperoleh dari Staf Kepengurusan Data mahasiswa TA/Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW (2017) yang memenuhi persyaratan tersebut diatas berjumlah 139 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket yang disusun berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, yakni: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS) da nada yang bersifat favorable dan

unfavorable.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

(16)

48

memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.

3.6.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu berdistribusi normal, selain itu hasil pengujian normalitas juga dapat hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 untuk melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan uji one sample Kolmogorov smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov

apabila nilai signifikan > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari bawah kekanan atas, sehingga bila titik-titikyang mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal dan analisis data dilanjutkan (Santoso, 2000).

3.6.1.2Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10 (Ghosali, 2009).

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas

(17)

49

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.6.1.4Uji Linearitas

Uji linearitas dilakuakan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (hadi, 2000). Hasil uji linearitas dengan p< 0.05 maka dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variable terikat.

3.6.2 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas yaitu fear of failure (X1) dan perfeksionisme (X2) secara simultan terhadap variabel terikatnya yaitu prokrastinasi akademik (Y).

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik
Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Fear of failure
Tabel 3.6.
+2

Referensi

Dokumen terkait

WHO (2016) juga memaparkan bahwa hipoksemia akan mengakibatkan anak jatuh pada kondisi letargi, kejang yang berkepanjangan, bahkan koma. Kondisi penurunan saturasi

Dari uraian data pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fisika modern berorientasi kemampuan berpikir dalam penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan persepsi guru SMA terhadap adanya program pendidikan profesi guru yang terbuka bagi sarjana

Menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

“Untuk kali ini kamu lebih membutuhkan aku dari- pada mereka,” jawab Bondan, membuat Izan merasa bersalah.. “Aku bisa

Merupakan jenis karies yang terjadi pada permukaan yang licin dan paling bisa dicegah dengan Merupakan jenis karies yang terjadi pada permukaan yang licin dan paling bisa dicegah

Kromosom Y mengandung gen yang sangat penting dalam proses diferensiasi gonad, yaitu gen SRY, sebaliknya jika kromosom seks embrio tersebut tidak memiliki kromosom Y,

Sehingga harus dilakukan backup per layanan (basis data, mail server, dan lainnya) yang membuat proses backup menjadi lebih rumit, dan proses restorenya