• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Bungin (2011: 89) - Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Sabun Lux Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Bungin (2011: 89) - Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Sabun Lux Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumat"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Bungin (2011: 89) menyatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep.

3.2 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jalan Prof. T.M. Hanafiah, komplek Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian dijadwalkan berlangsung selama 3 (tiga) bulan mulai Juni 2014 sampai dengan Agustus 2014.

3.3 Batasan Operasional

(2)

a. Variabel Bebas (X),

Yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel lain. X1 = Kepuasan

X2 = Kepercayaan Merek

b. Variabel Terikat (Y)

Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Y = Loyalitas Pelanggan

3.4 Defenisi Operasional

Dalam suatu penelitian diperlukan defenisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai pemahaman agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini.

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahu bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Kepuasan (X1)

(3)

2. Kepercayaan Merek (X2)

Adalah keyakinan bahwa di suatu produk ada atribut tertentu yang bisa diandalkan. Keyakinan ini muncul dari persepsi yang berulang dan adanya pembelajaran dan pengalaman pesaing.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) 1. Loyalitas Pelanggan (Y)

(4)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR PENGUKURAN

Kepuasan

1. Produk yang berkualitas sesuai denga nharapan 2. Memiliki pengalaman yang

menyenangkan dalam menggunakan sabun lux 3. Harga sesuai dengan

kepuasan yang dirasakan. 4. Produk sabun lux

mempunyai banyak variasi.

1. Merek yang terkenal 2. Merek berasal dari

perusahaan yang dianggap terpercaya 3. Percaya dengan apa

yang ditawarkan di iklan.

4. Percaya bahwa sabun lux terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya.

5. Yakin dengan tagline sabun lux sebagai sabun kecantikan.

1. Pelanggan yang terus menggunakan sabun lux 2. Pelanggan

merekomendasikan sabun lux kepada orang lain 3. Pelanggan tidak terpengaruh

oleh merek pesaing

(5)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian menggunakan skala Likert, dimana digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2005: 89) Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Setiap jawaban yang diberikan pada penelitian ini akan diberi skor, yaitu:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(6)

3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang jumlahnya tidak diketahui.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010), ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono,2003:62) :

𝑛

=

(Za)

2

(p)(q)

d

2

Keterangan : N = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α,

p = Estimasi proporsi populasi q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolelir

(7)

𝑛

=

(Za)

2

(p)(q)

d

2

𝑛

=

(1,96)

2

(0,9)(0,1)

0,07

2

𝑛

= 70,56 orang dibulatkan menjadi

𝟕𝟏

𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠

Metode pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling, yaitu dengan memilih orang atau unit yang paling mudah dijumpai. Menurut Sugiyono (2004:77), accidental sampling adalah pengambilan responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti cocok sebagai sampel, dimana kriterianya utamanya adalah orang tersebut merupakan konsumen maupun pembeli sabun mandi Lux.

3.7 JenisData a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer di dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan (questionnaire) yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang merupakan pelanggan sabun mandi merek Lux.

b. Data sekunder

(8)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Daftar Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih dengan harapan mereka akan memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jenis kuesioner adalah kuesioner tertutup.

Kuesioner ditentukan berdasarkan teori-teori tentang masing-masing variabel yang telah dikumpulkan. Teori-teori tersebut akan dirangkum menjadi indikator-indikator dan dari indikator-indikator tersebut pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner akan ditentukan.

Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda checklist. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

(9)

pengukuran. Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar sampel pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dan realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r table maka pertanyaan tersebut valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

Tabel 3.3 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

(10)

10 P10 0,363 0,361 Valid

11 P11 0,434 0,361 Valid

12 P12 0,487 0,361 Valid

13 P13 0,552 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 3.4

(11)

reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono (2004:181), bahwa untuk menguji hipotesis dan analisis data penelitian yang bersifat hubungan maka dapat dianalisis dengan metode sebagai berikut:

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis. Data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

hubungan dan pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan

perangkat lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan

rumus :

Keterangan:

Y = Loyalitas Pelanggan

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Linear Berganda

(12)

X1 = Kepuasan

X2 = Kepercayaan Merek e = standar error 3.10.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistic sebagai berikut:

1. Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 ≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 > 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5%

H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5%

2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

(13)

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung < F tabelpada α= 5%

H0 ditolak jika F hitung ≥ F tabelpada α= 5%

3.10.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

(14)

signifikan 5%, maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:97)

2. Uji Heteroskedastisitas

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

(16)

nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04-TH.2000.

4.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan VISI

To become the first choice of consumer, costumer and community. Hal ini

(17)

MISI

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. 3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. 4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.

TUJUAN

Tujuan perusahaan PT.Unilever menyebutkan bahwa untuk berhasil di perlukan “Standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di perusahaan, masyarakat sekitar, dan lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan usaha“.

4.1.2 Logo Perusahaan

LOGO

Sumber: www.unilever.co.id

(18)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1.1 Karakteristik Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 71 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 22 31%

Wanita 49 69%

T O T A L 71 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pelanggan

Lama Menjadi Pelanggan Jumlah Presentase

Kurang dari 3 bulan 13 18%

Lebih dari 3 bulan 58 82%

T O T A L 71 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Dalam Sebulan Frekuensi Membeli Dalam Sebulan Jumlah Presentase

Dua kali 18 25%

Lebih dari 2 kali 53 75%

T O T A L 71 100%

(19)

4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan, Kepercayaan Merek, dan Loyalitas Pelanggan

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan (X1)

No. Item STS TS BS S SS TOTAL

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaan Merek (X2)

No. Item STS TS BS S SS TOTAL

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Loyalitas Pelanggan (Y)

No. Item STS TS BS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 6 8,4 30 42,3 35 49,3 71 100 2 0 0 0 0 7 9,9 33 46,5 31 43,6 71 100 3 0 0 0 0 10 14,1 21 29,6 40 56,3 71 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

(20)

terdiri dari kepuasan dan kepercayaan merek terhadap variabel terikat yaitu

a. All requested variables entered.

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut.

Tabel 4.8

a. Dependent Variable: Loyalitas_Pelanggan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 maka persamaan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah:

(21)

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α= 5% Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k)

n = jumlah sampel, n = 71

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3

Derajat kebebasan / degree of freedom (df) =(n-k) = 71-3 = 68

Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka ttabel yang digunakan

(22)

Tabel 4.9

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Loyalitas_Pelanggan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α= 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

(23)

Keterangan :

n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 71 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 71 – 3 = 68

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian

akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.918 2 1.459 3.735 .003a

Residual 135.054 68 1.986

Total 137.972 70

a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Kepuasan

b. Dependent Variable: Loyalitas_Pelanggan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

4.2.4 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)

(24)

semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Kepuasan

b. Dependent Variable: Loyalitas_Pelanggan

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

4.2.5 Uji Asumsi Klasik 4.2.5.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Analisis Grafik

(25)

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Gambar 4.2

Pengujian Normalitas Histogram

(26)

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Gambar 4.3

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Analisis Statistik

(27)

tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.12

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.38900717

Most Extreme Differences Absolute .089

Positive .063

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .752

Asymp. Sig. (2-tailed) .624

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.12, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,624, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

4.2.5.2 Uji Heteroskedastisitas

(28)

tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :

1. Analisis Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Gambar 4.4

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

(29)

Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3 Pembahasan Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif

4.3.1.1 Karakteristik Responden

(30)

Pada Tabel 4.2 (Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pelanggan), menunjukkan bahwa mayoritas lama menjadi pelanggan sabun lux adalah lebih dari 3 bulan dengan presentase sebesar 82%, dan kurang dari 3 bulan sebesar 13%.

Pada Tabel 4.3 (Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Dalam Sebulan) menunjukkan bahwa mayoritas frekuensi membeli sabun lux dalam sebulan adalah lebih lebih dari 2 kali dengan presentase sebesar 75%, dan hanya dua kali dalam sebulan sebesar 25%.

4.3.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan, Kepercayaan Merek, dan Loyalitas Pelanggan

Pada Tabel 4.4 (Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan), dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, dari 71 responden, sebanyak 32,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya merasa puas dengan kualitas sabun Lux, 57,7% menyatakan setuju, 8,5% menyatakan biasa saja, 1,5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(31)

3. Pada pernyataan ketiga, dari 71 responden, sebanyak 21,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa Harga produk sabun Lux sesuai dengan kepuasan yang saya dapat, 64,7% menyatakan setuju, 14,2% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, dari 71 responden, sebanyak 32,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Sabun lux memiliki variasi produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya, 55% menyatakan setuju, 12,7% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, dari 71 responden, sebanyak 38% responden menyatakan sangat setuju bahwa Produk sabun Lux sangat mudah ditemukan, 55% menyatakan setuju, 12,7% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Pada Tabel 4.5 (Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaan Merek) dapat dilihat bahwa:

(32)

2. Pada pernyataan kedua, dari 71 responden, sebanyak 30,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi merupakan perusahaan yang terpercaya, 59,1% menyatakan setuju, 8,5% menyatakan biasa saja, 1,5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, dari 71 responden, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya percaya terhadap manfaat sabun Lux yang dijanjikan di iklan, 59,1% menyatakan setuju, 15,5% menyatakan biasa saja, 1,5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, dari 71 responden, sebanyak 32,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya percaya bahwa sabun lux terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, 49,3% menyatakan setuju, 14,1% menyatakan biasa saja, 4,2% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, dari 71 responden, sebanyak 35,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa Sabun lux merupakan sabun kecantikan yang terpercaya, 52,2% menyatakan setuju, 9,9% menyatakan biasa saja, 2,7% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(33)

1. Pada pernyataan pertama, dari 71 responden, sebanyak 49,3% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya tetap menggunakan sabun lux karena merasa cocok dengan produk Lux, 42,3% menyatakan setuju, 8,4% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, dari 71 responden, sebanyak 43,6% responden menyatakan sangat setuju bahwa Saya menyampaikan pengalaman saya dalam menggunakan sabun lux kepada orang-orang di sekitar saya, 46,5% menyatakan setuju, 9,9% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Pada pernyataan ketiga, dari 71 responden, sebanyak 56,3% responden

menyatakan sangat setuju bahwa Saya tidak berminat untuk berpindah dan menggunakan merek lain, 29,6% menyatakan setuju, 14,1% menyatakan biasa saja, 0% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan persamaan pada analisis regresi linear berganda, dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Konstanta (a) = 10,732, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel kepuasan (X1), dan kepercayaan merek (X2) = 0, maka loyalitas pelanggan =

(34)

2. Koefisien X1 (b1) = 0,072, ini berarti bahwa variabel kepuasan (X1)

berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan, atau dengan kata lain jika kepuasan (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka loyalitas pelanggan akan

bertambah sebesar 0,072. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel kepuasan dengan loyalitas pelanggan, semakin meningkat kepuasan maka akan semakin meningkat pula loyalitas pelanggan terhadap sabun Lux.

3. Koefisien X2 (b2) = 0,045, ini berarti bahwa variabel kepercayaan merek (X2) berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan, atau dengan kata

lain jika kepercayaan merek (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka loyalitas

pelanggan akan bertambah sebesar 0,045. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel kepercayaan merek dengan loyalitas pelanggan, semakin meningkat kepercayaan merek maka akan semakin meningkat pula loyalitas pelanggan terhadap sabun Lux.

4.3.3 Uji Hipotesis

4.3.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Berdasarkan Tabel 4.9(Hasil Uji Signifikan Parsial), dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Kepuasan (X1)

Nilai thitung variabel kepuasan adalah 1,980 dan nilai ttabel 1,668 maka thitung

> ttabel (1,980 > 1,668) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan

(35)

pelanggan. Artinya, jika variabel kepuasan ditingkatkan sebesar satu satuan, maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0,072.

2. Variabel Kepercayaan Merek (X2)

Nilai thitung variabel kepercayaan merek adalah 1,718 dan nilai ttabel 1,661

maka thitung > ttabel (1,718 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

kepercayaan merek berpengaruh positif dan signifikan (0,005 < 0,05) secara parsial terhadap loyalitas pelanggan. Artinya, jika variabel kepercayaan merek ditingkatkan sebesar satu satuan, maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0,045.

4.3.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pada Tabel 4.10 (Hasil Uji Signifikan Simultan), dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 3,735 dengan tingkat signifikansi =

0.003, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,132, dengan tingkat kesalahan α = 5%,

atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (3,735 > 3,132).

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan

tingkat signifikansinya (0.003 < 0.05), menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (kepuasan, dan kepercayaan merek) secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat (loyalitas pelanggan).

4.3.4 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)

(36)

1. R = 0,699 berarti hubungan antara variabel kepuasan (X1), dan kepercayaan

merek (X2) terhadap loyalitas pelanggan (Y) sebesar 69,9%. Artinya hubungannya

kuat.

2. Nilai R Square sebesar 0488 berarti 48,8% variabel loyalitas pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan (X1), dan kepercayaan merek (X2).

Sedangkan sisanya 51,2% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,409. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.3.5 Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepuasan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,072 dan nilai thitung (1,980) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,668) dengan tingkat signifikansi

0,031. Artinya jika kepuasan ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka loyalitas pelanggan juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,072.

(37)

sangat menjaga kualitas akan produk sabunnya, hal ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan yang menggunakan produk sabun tersebut dari jaman dahulu hingga sekarang, dan semakin meningkatnya pesaing sejenis perusahaan maka sabun Lux semakin meningkatkan kualitas mutu sabunnya sehingga pelanggan akan terus menggunakan sabun tersebut.

Pada pernyataan kedua variabel kepuasan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (26,7%) dan setuju (63,3%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Saya merasa puas karena memiliki pengalaman yang menyenangkan dalam menggunakan sabun Lux. Sabun Lux menawarkan beragam pilihan jenis sabun mandi sehingga membuat konsumen sangat senang dalam menggunakan sabun tersebut.

(38)

Pada pernyataan keempat variabel kepuasan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (32,3%) dan setuju (55%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Sabun lux memiliki variasi produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Sabun Lux memiliki berbagai jenis sabun untuk mandi seperti sabun batang dan sabun cair sehingga pelanggan dapat menyesuainkan terhadap kebutuhannya.

Pada pernyataan kelima variabel kepuasan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (38%) dan setuju (55%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Produk sabun Lux mudah untuk ditemukan. Sabun Lux menjangkau hampir seluruh supermarket maupun minimarket yang menjual kebutuhan sehari-hari, sehingga banyak dari responden yang menyetujui bahwa Sabun Lux mudah didapatkan. Tidak hanya di sampai disitu bahkan Sabun Lux dapat dengan mudah ditemukan di apotek dan warung di Kota Medan.

4.3.6 Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,045 dan nilai thitung (1.718) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,668) dengan tingkat signifikansi

(39)

Pada pernyataan pertama variabel kepercayaan merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (29,5%) dan setuju (60,5%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Sabun Lux merupakan merek yang terkenal. Sabun Lux merupakan salah satu produk andalan dari PT.Unilever sehingga pelanggan percaya bahwa sabun Lux merupakan salah satu dari banyaknya merek sabun yang terkenal.

Pada pernyataan kedua variabel kepercayaan merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (30,9%) dan setuju (59,1%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi, merupakan perusahaan yang terpercaya. Unilever merupakan perusahaan yang berasal dari luar Indonesia sehingga pelanggan percaya akan mutu dan kualitas PT.Unilever.

Pada pernyataan ketiga variabel kepercayaan merek yang dapat dilihat pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden didominasi oleh pernyataan sangat setuju (23,9%) dan setuju (59,1%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Saya percaya terhadap manfaat sabun Lux yang dijanjikan di iklan. Sabun Lux mempunyai positioning yang cukup kuat dalam hal periklanan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konsumen yang melihat manfaat ketika menggunakan sabun Lux.

(40)

oleh pernyataan sangat setuju (32,4%) dan setuju (49,3%). Artinya hampir keseluruhan responden setuju bahwa Saya percaya bahwa sabun lux terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya. Pelanggan mempercayai bahwa komposisi sabun tidak mengandung bahan yang berbahaya ketika digunakan oleh pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggan yang puas memakai sabun Lux dan sedikit yang mengeluhkan tentang bahan yang terkandung didalamnya.

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Uji-F, secara serempak (simultan) kepuasan dan kepercayaan merek mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 3,735 dengan tingkat signifikansi

= 0.003, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,132, dengan tingkat kesalahan α =

0,05 atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (3,735 > 3,132).

2. Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilai R Square sebesar 0,488 berarti 48,8% variabel loyalitas pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan (X1), dan kepercayaan merek (X2). Sedangkan sisanya 51,2% dapat

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan Uji-t disimpulkan bahwa yang paling dominan mempengaruhi

(42)

5.2 Saran

1. Mengingat kepuasan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap loyalitas pelanggan sabun Lux, maka pihak PT.Unilever selaku produsen sabun Lux perlu untuk lebih mempertahankan kepuasan konsumen yang memicu loyalitas pelanggan akan semakin meningkat.

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena
Gambar 4.1 Logo Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat dipahami; (3) contoh-contoh dan gambaran-gambaran; (4) pengalaman masa lalu: konsepsi yang kontradiksi dengan pengalaman masa lalu tidak mung- kin

oleh daerah dengan yang melakukan kerjasama, baik dengan daerah lain maupun dengan pihak lain, dan dituangkan dalam naskah tertulis berdasarkan ketentuan perundang-undangan

merah yang dapat ditanam oleh empat petani dikebun. Menyatakan situasi yang diberikan secara tertulis ke dalam model matematika dan menyelesaikannya. Menjelaskan ide

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sikap orang tua di Sidoarjo terhadap penggunaan facebook pasca pemberitaan tentang kenakalan remaja pengguna facebook

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil paparan data ketika proses penelitian belajar mengajar berlangsung, yaitu ketika menerapkan model pembelajaran RME yang

354 per 10 g tanah selanjutnya populasi tertinggi ke 2 yaitu pada tanaman jagung dengan jumlah spora 131 per 10 g tanah, selanjutnya tanaman padi dengan jumlah spora 87

Hal yang sama juga disebutkan oleh subjek NP pada wawancara pertama (31 Oktober 2015) dimana ia memilih untuk berkegiatan atau mengikuti kegiatan kelompok

Itulah alasan Kepala Sekolah menjadikan menu makanan yang berasal dari darat dan laut sebagai upaya agar murid-murid di Tomoe kebutuhan gizinya terpenuhi.Penanaman nilai