• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peran Komunikasi Antar Pribadi Pengajar Tari Dalam Meningkatkan Potensi Diri Anak (Studi Kasus Pada Sanggar Tari Sir Istana Maimun Medan)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN WAWANCARA

Informan Utama

A. Biodata Informan (Informan Pertama)

1. Nama : T. Lisa Nelita

2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 27 April 1962

3. Usia : 53 Tahun

4. Agama : Islam

5. Suku : Melayu

6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid No. 66

Istana Maimun Medan

7. Jabatan : Ketua Himpunan Sanggar SIR Istana

Mimun Medan & pengajar tari

B. Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari

tahun berapa?

“Nde mengajar tari dari tahun 2003, juga dari tahun 2003 itu nde melanjutkan jadi pimpinan di singgar ini. Berarti sudah sekitar ± 12 tahun la ya dari tahun 2003 itu.”

2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari?

Awalnya dari mama nde yang membuka sanggar tari sendiri. Pas

waktu itu, nde tiba-tiba tertarik dan kepengen nari seperti mama nde yang lagi sedang mengajarkan tari. Mama nde juga mengajak nde untuk ikut latihan dan mengajari nde sampai nde benar-benar mahir. Akhirnya nde ikutan nari juga di sanggar yang dipimpin oleh mama nde itu. Makin lama nde makin senang nari dan mulai terlatih dengan berbagai macam tarian.”

3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari?

(3)

teman-teman nde akhirnya juara. Dari kejuaraan pertama itu juga membuat nde jadi makin semangat dan ingin lagi dan lagi untuk menari. Akhirnya nde semakin tertarik di dalam dunia tari ini. Nde pengen nunjukin bakat nde dibidang tari-tarian ini ke semua orang. Dan ketika orang-orang lain melihat, nde ingin mereka menjadi tertarik juga terhadap dunia tari dan mau terjun ke dalamnya. Supaya tarian tradisional inipun bisa semakin berkembang dan tetap dilestarikan oleh anak-anak yang sebagai penerusnya.”

4. Hal apa yang membuat anda tertarik menjadi seorang pengajar di sanggar

ini?

“Yang membuat nde tertarik adalah perjuangan mama nde yang sudah berhasil membuat sanggar ini menjadi dikenal banyak orang. Karena nde adalah sebagai penerus dari mama nde sendiri, nde ingin membuat sanggar ini menjadi sanggar yang lebih di kenal orang lagi dengan anak-anak didik yang berpotensi. Untuk menjadikan anak didik tersebut menjadi berpotensi, tentunya harus ada pelatihan yang sungguh-sungguh untuk mereka dan juga motivasi untuk membangkitkan semangat mereka juga. Untuk itulah nde terjun juga sebagai pengajar. Selain nde bisa memberikan motivasi ke mereka, nde juga bisa mengajar mereka dengan keahlian-keahlian yang nde punya.”

5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur

berapa?

“Saat ini jumlah anak didik nde sekitar ±100 orang (termasuk junior dan senior). Tetapi kebanyakan anak didik nde adalah anak kecil yang kira-kira berumur dibawah 12 tahun yang biasa kami sebut sebagai junior. Mereka berjumlah sekitar ± 70an orang. Untuk sebagian senior, sudah ada yang jarang sekali latihan, karena mereka sudah pada menikah.”

6. Prestasi apa saja yang sudah didapat dalam dunia tari?

“Sudah banyak sekali prestasi yang nde dapatkan. Ada beberapa prestasi yang sudah nde catat, tetapi ada juga yang nde lupa mencatatnya, seperti:

-Nde dan teman-teman nde mendapat piagam penghargaan dari panitia lomba Seni Budaya Mahasiswa USU dalam pelaksanaan lomba seni budaya mahasiswa USU pada tahun 1976

(4)

-Mengikuti pagelaran kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara di Australia tahun 1985

-Menjadi Duta Sumatera Utara di Penang Fair, Malaysia tahun 1986

-Mengikuti acara kesenian dalam rangka ulangtahun Garuda Indonesia Airlines ke 40 di London tahun 1989.

-Mengikuti acara undangan pemerintahan Singapura dalam rangka Hari Kemerdekaan Singapura ke 25

-Mengikuti pesta Gendang di World Trade Center Singapura tahun 1992

-Undangan Penang Fair mewakili SUMUT tahun 2000

-Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di beberapa kota di Negara Afrika Selatan (Pretoria, Harare, Cape Town) pada tahun 2000 atas undangan dari Duta Besar RI di Afrika.

-Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City, Colima dan Monterrey atas undangan Duta Besar RI di Mexico pada tahun 2005

-Dan juga ada mengikuti acara di berbagai kota di Indonesia, seperti mengisi acara di Istana Maimun Medan, Istana Merdeka Jakarta yang atas undangan Presiden RI, Kirab Remaja di Bandung, pagelaran Seni Budaya Melayu di Palembang, dll.”

7. Jadwal latihan rutin?

“Jadwal latihan untuk junior hanya hari minggu dari jam 10 sampai jam 12.00 saja. Dan untuk senior, jadwalnya ada di hari selasa malam jam 19.30 sampai 21.00 dan hari minggu pagi juga tetapi jamnya berbeda dengan junior yaitu jam 12.30 sampai 14.00 setelah junior selesai latihan.”

8. Menurut anda, perlukah seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih

dahulu sebelum mengenal diri dari masing-masing anak didiknya? Dan

perlukah bagi seorang pengajar tari untuk mengenal masing-masing diri

anak didiknya? (Beserta alasan).

(5)

susah buat diajari adalah junior yang rata-rata umurnya dibawah 12 tahun. nde harus mengenal watak mereka masing-masing dulu seperti apa, baru nde tau cara mengajar yang baik untuk mereka agar mereka bisa cepat menangkap dengan baik apa yang nde ajarkan. Kebanyakan anak-anak didik nde yang junior, susah untuk fokus ketika diajarkan. Mereka lebih banyak bermain. Jadi nde terapkan ke mereka untuk bisa disiplin. Nde bilang ke mereka perlahan-lahan, bahwa ketika waktunya untuk berlatih, maka harus seriuslah dalam berlatih. Tetapi ketika waktunya istirahat, disitu mereka boleh bermain. Tetapi pas nde bilang sekali dua kali, mereka agak sulit menerapkannya. Jadi nde harus bilang ke mereka berulang-ulang kali dan lama kelamaan mereka bisa paham.

Terus pas ketika latihan, anak-anak didik nde yang junior, nde ajarkan misalnya 5 gerakan di awal dan kemudian nde suruh mereka untuk mengulang gerakan itu sendiri. kesulitannya nde dapatkan disini. Mereka yang biasanya dianggap cepat nangkap, dalam hal ini nde bisa bilang tidak. Mereka susah untuk cepat menangkap. Jadi karena hal itu, nde ajarkan mereka perlahan-lahan. Seperti 2 gerakan diawal. Ketika mereka bisa melakukan 2 gerakan tersebut, maka nde baru bisa melanjutkannya ke gerakan selanjutnya. Untuk itu, nde bisa simpulkan bahwa sangat dibutuhkan sekali diawal untuk mengenal mereka. tetapi sebelumnya harus mengenal diri sendiri dulu, untuk apa dan apa tujuan kita berada di sanggar ini.”

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang sifatnya

berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan.

Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan perbedaan tersebut dan

bagaimana cara memelihara hubungan yang baik dengan mereka?

(6)

jadi hubungan yang baik itu bisa tetap dipelihara. Nde melakukan pendekatan dengan mereka yang akhirnya bisa dekat sekali dengan mereka, begitu juga dengan mereka. mereka bisa ngerasa dekat juga dengan nde. dengan pendekatan inipun, anak-anak didik nde bisa ngerasa nyaman.”

10.Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap anak

didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut, seorang

pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak positif bagi

anak didik?

“Perlu sekali, seperti yang nde bilang itu bisa membuat hubungan nde dengan anak didik nde semakin dekat. Ada, seperti ketika istirahat, nde ngumpul sama semua anak didik nde. Kemudian nde bawa mereka cerita-cerita. Awalnya nde ceritakan misalnya kejadian yang nde alami, terus mereka tanggapi dengan macam-macam tanggapan. Selesai mereka kasih tanggapan, nde tanggapin balik tanggapan mereka. nde buat gitu, selain agar mereka bisa lebih nyaman berada di sanggar nde, mereka juga bisa lebih paham tentang dunia luar dan bisa lebih berhati-hati ketika berada diluar sana.”

11.Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang untuk

mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut

kedalamnya?

▶ Sudah dijawab di nomer 9.

12.Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak didik

ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika perubahan

itu ada?

(7)

baik-baik bahwa yang dia lakukan itu tidak baik. semenjak dari situ, barulah si anak jahil ini tadi berubah. Dia jadi tidak jahil lagi ke teman-temannya. Gitu juga nde buat ke anak-anak didik nde lainnya.”

13.Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk

mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

“Tentu saja ada, jadi ketika ada anak yang mempunyai masalah dalam menari berarti mereka perlu untuk ditolong. Karena nde adalah pengajarnya, maka nde dekati dia dan bertanya apa masalahnya. Sering nde temukan masalah anak didik itu adalah minder karena tidak bisa menari dengan baik. Jadi, nde arahkan dengan kata-kata yang bisa membuat dia nyaman terlebih dahulu. Lalu nde ajak dia menari dan ajarkan dengan perlahan-lahan sampai dia bisa mengikuti ajaran nde.”

14.Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang

tujuannya mencari hiburan?

“Ada, tetapi bentuk bermainnya itu berbeda dengan yang lain. Biasakan bentuk bermain itu seperti bermain games atau permainan anak jaman sekarang. Yang nde maksudkan disin ada bermainnya itu seperti canda-candaan dalam bercerita. Karena dengan bercanda itu juga bisa menghibur mereka kalau mereka sedang capek latihan. Dan nde buat kaya gitu supaya mereka bisa lebih nyaman lagi dan hubungan diantara kami juga semakin dekat.”

15.Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting

didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana

contohnya?

(8)

16.Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi-potensi

dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara

meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka?

“Ada. Pas ketika nde lihat mereka latihan tari, lama-kelamaan nde melihat potensi mereka mulai muncul. Jadi nde langsung semangat buat melatih mereka agar potensi-potensi yang ada didalam diri mereka itu bisa lebih meningkat. Yang akhirnya bisa ditonjolkan mereka sendiri ketika mengikuti kompetisi-kompetisi seni budaya tari. Selain nde melatih mereka untuk meningkatkan potensi itu tadi, nde melakukan pendekatan ke mereka seperti yang nde bilang tadi. Nde buat mereka lebih bisa bersemangat dalam berlatih nari. Dan bisa rajin datang latihan. Nde motivasi mereka dengan nde ceritakan semua prestasi yang udah nde raih dan anak nde raih. Kebetulan nde juga punya anak didik yang memang anak nde sendiri. dia awalnya sama seperti anak didik nde yang lain. Dia berlatih tari dengan nde dan lama-kelamaan ia bisa menonjolkan potensi yang ada di dirinya sendiri. dia sudah berhasil menjadi penari. Dan sekarang dia juga sama seperti nde, mengajar tari di sanggar ini.”

17.Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati

terhadap anak didik?

“Perlu sekali, karena menurut nde rasa empati ini bisa membuat mereka lebih nyaman lagi berada di sanggar ini. Apalagi ketika dalam proses mengajar nari Seperti misalnya ketika nde melatih mereka nari, pas nde lihat mereka sudah tidak terlalu bersemangat lagi dan sudah terlalu lama waktu berlatih, nde langsung kasih waktu istirahat buat mereka. Nde sangat paham sekali, karna nde juga pernah merasakan jadi anak didik seperti mereka.”

18.Dukungan terhadap anak didik pasti diperlukan sekali, karena itu dapat

memotivasi mereka dalam berprestasi di bidang ini. Bagaimana bentuk

dukungan yang dilakukan kepada anak didik?

(9)

19.Perlukah ada rasa positif di diri seorang pengajar tari terhadap anak

didiknya? Dan jika perlu, bagaimana cara membuat rasa positif tersebut?

“Kalau rasa nde sih perlu nde rasa sih perlu-perlu saja. Nde sebagai pengajarnya harus menciptakan rasa positif di dalam diri mereka masing-masing terhadap dunia tari dengan menceritakan hal-hal yang baik terhadap dunia tari. Kemudian membangun rasa positif mereka juga ke nde. Jadi dengan begitu, mereka bisa mempunyai pandangan yang baik terhadap dunia tari dan terhadap nde juga tentunya. Dan mereka pun bisa semakin bersemangat dalam belajar tari-tarian kan. Juga tidak akan ada lagi rasa malas-malasan mereka untuk berlatih.”

20.Apakah kesamaan pemahaman itu perlu antara seorang pengajar tari

dengan anak didik? Dan bagaimana contohnya?

“Perlu sekali, ini berguna dalam berkomunikasi, nde dan anak didik nde bisa nyaman dan semakin akrab nde dengan mereka. Seperti misalnya jika nde mengobrol dengan mereka tentang suatu hal, pendapat nde di iyakan oleh mereka. Dan mereka juga member pemahaman yang sama terhadap hal tersebut, maka pembicaraan kamipun semakin enak dan kami akan semakin akrab. Ada saatnya juga pemahaman nde dan anak didik nde itu berbeda. Nde tentunya akan membuat pernyataan yang akhirnya bisa membuat mereka sepemahaman dengan nde juga. Terus dalam bersikap juga nde samakan semuanya. Nde adil lah sama merekakan. Misalnya ada salah satu anak yang minta diajarin beberapa gerakan ketika latihan. Terus nde ajarkan. Dan ketika ada anak lain meminta begitu, nde juga harus siap untuk mengajarkannya.”

21.Pernahkah seorang pengajar menceritakan prestasinya kepada anak didik?

Dan jika pernah, apa sebenarnya tujuan dari menceritakan hal tersebut?

“Sangat perlu sekali. Dengan menceritakan prestasi si pengajar itu bisa menjadi gambaran mereka dan membuat mereka lebih bersemangat untuk berlatih nari. Seperti yang nde bilang, itu bisa menjadi motivasi sendiri untuk mereka.”

22.Didalam mengajarkan anak didik, hambatan-hambatan apa saja yang

ditemukan? Dan apakah seorang pengajar tari mempunyai cara dalam

mengatasi hal tersebut?

(10)
(11)

PEDOMAN WAWANCARA

(Informan Utama)

A. Biodata Informan Kedua

1. Nama : T. Lisfi Iswana

2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 1 Mei 1992

3. Usia : 23 Tahun

4. Agama : Islam

5. Suku : Melayu

6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid

No. 66 Istana Maimun Medan

7. Jabatan : Pengajar tari

B. Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari tahun berapa?

“Sudah 5 tahun kakak mengajar tari dari tahun 2010.”

2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari? “Kakak kenal tari-tarian dari mama kakak sendiri. Kan mama kakak pimpinan dari SIR. Jadi ya mama kakak mengajarkan kakak nari dari kecil. Akhirnya lama kelamaan itu menjadi hobi dan kakak menjadi semakin mau terjun di dunia tari dan mau mendalaminya.”

3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari?

“Mama kakak juga dek. Mama kakak ada menceritakan prestasi-prestasinya di bidang seni tari yang membuat kakak menjadi semakin tertarik terhadap dunia tari. Dunia tari ini juga semakin lama didalamin ternyata menyenangkan. Dunia tari ini juga ada mempelajari berbagai macam tarian dari berbagai daerah, untuk itu kakak semakin tertarik terhadap dunia tari.”

(12)

“Yang pertama, kepercayaan mama kakak yang diberi ke kakak yang membuat kakak mau menjadi seorang pengajar tari. Terus kedua, karna kakak ingin generasi-generasi kakak tertarik terhadap dunia tari dan agar semakin banyak yang minat di bidang ini juga membuat kakak tertarik menjadi seornag pengajar.”

5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur berapa?

▶ Jawaban ada di informan 1

6. Prestasi apa saja yang sudah di dapat dalam dunia tari?

“Prestasi yang udah kakak dapat kebanyakan lupa kakak dek, yang kakak ingat Cuma ini:

- Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City

dalam memperkenalkan budaya-budaya Indonesia (2010).

- Pelantikan kepengurusan Kesultanan Maimun di Maimun

Medan sebagai penari dengan membawa tari

persembahan(2012).

- Seminar dan penyambutan Kementerian Luar Negeri, Malaysia

sebagai penari dengan pakaian adat tradisional di Hotel Tiara

Medan (2012).

- Pelantikan dan penyambutan Bupati Madina Deli Serdang di

PRSU Medan(2013).

- Gerakan Medan Maimun untuk Prabowo & Hatta sebagai

penari dan pembawa tepak sirih di Maimun (2014).

- Mengisi acara-acara besar di Medan mewakili sanggar

SUMUT.

7. Jadwal latihan rutin?

▶ Jawaban ada di informan 1

(13)

“Sangat diperlukan seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih dahulu. Gunanya agar si pengajar tari ini bisa mengetahui sampai dimana batas kemampuannya dalam mengajar dan kewajibannya sebagai pengajar. Dan juga mengenal diri anak didiknya juga diperlukan, itu bisa dilakukan dari melihat sikap mereka. Karena setiap anak didik inikan mempunyai karakter yang berbeda-beda dan kemampuannya dalam mengingat gerakan juga berbeda-beda. Dalam hal seperti itu, seorang pengajar tari bisa mengetahui cara mengatasi hal tersebut dengan sangat baik dan kakak sangat mengenal diri kakak dan anak didik kakak, masa seorang pengajar enggak tau watak anak didiknya kan, apalagi sudah lama mengajar.”

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang sifatnya berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan. Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan perbedaan tersebut dan bagaimana cara memelihara hubungan yang baik dengan mereka?

“Cara menyatukan mereka dengan berbagai sifat yang berbeda-beda adalah dengan mengajak mereka berkumpul bersama ketika istirahat dari latihan. Mengobrol dengan mereka dan membuat mereka bisa akrab satu sama lain. Dengan begitu, perbedaan juga tidak kelihatan lagi dan hubungan yang baik berjalan dengan sendirinya.”

10.Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap anak didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut, seorang pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak positif bagi anak didik?

(14)

11.Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang untuk mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut kedalamnya?

“Tentu saja. Karena seperti yang kakak bilang, kami ketika sedang istirahat itu berkumpul bersama. Cerita-cerita, bercanda-canda. Jadi mereka bisa merasa nyaman berada di sanggar itu. Ini bentuk bermain kami di dalam sanggar. Biar mereka tidak bosan juga. Bentuk bermain semacam ini juga kakak lihat bisa menghibur mereka kok. Untuk bisa jadi pengajar yang baik, kakak harus pande dek, menciptakan hubungan yang baik dengan anak-anak didik kakak. Dengan begitu, kami bisa lebih dekat dan akrab juga mereka pun bisa nyaman ketika kakak mengajarkan tari dan berada di dalam sanggar ini. Kakak paling takut kalo mereka udah enggak nyaman, malah nyari sanggar lain yang lebih nyaman menurut mereka. Karena ada juga anak pindahan dari sanggar lain yang masuk ke sanggar inikan.”

12.Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak didik ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika perubahan itu ada?

“Ada, misal ada anak yang jahil ke anak lainnya. Seperti yang kakak bilang tadi, kakak harus bisa mendidik mereka juga. Jadi kakak kasih tau ke anak itu untuk tidak seperti itu. Awalnya dia tidak mau mendengar, tetapi kakak terus-terusan melarang dia bahwa yang seperti itu tidak baik. Akhirnya lama-kelamaan dia bisa berubah. Pengajar yang lain juga seperti kakak ikut memberi tahu yang baik-baik ke anak didik lainnya.”

13.Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

(15)

14.Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang tujuannya mencari hiburan?

▶ Sudah dijawab pada nomer 11

15.Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana contohnya?

“Tergantung dengan keterbukaan yang seperti apa. Kalau keterbukaan dalam cakupan latihan menari, itu penting sekali. Seperti yang sering terjadi, ada beberapa anak yang susah untuk mengingat gerakan atau susah untuk mengikuti gerakan yang diajarkan. Maka untuk mengatasinya, si anak didik ini tadi harus terbuka. Kalau anak didik ini tadi tidak mau terbuka terlebih dahulu, ada baiknya si pengajar yang menanyakan. Apa masalah si anak didik ini tadi sehingga susah untuk mengikuti gerakan. Tentunya sebelum menanyakan hal tersebut, si pengajar harus pandai mengambil hati si anak didik ini. Agar anak didik inipun mau terbuka dengan pengajarnya. Kalau anak didik kakakpun mau terbuka tentang masalah sekolah atau masalah keluarganya juga kakak terima dengan baik, kakak akan menjadi pendengar dan pemberi nasihat yang baik.”

16.Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi-potensi dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka?

(16)

17.Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati terhadap anak didik?

“Perlu sekali. Gunanya ya agar mereka lebih senang ke kita, nyaman ke kita, dan mereka bisa menganggap bahwa pengajar-pengajar mereka bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, ketika kita memberi tahu sesuatu, mereka mau mendengarkannya dan menerima dengan baik.”

18.Dukungan terhadap anak didik pasti diperlukan sekali, karena itu dapat memotivasi mereka dalam berprestasi di bidang ini. Bagaimana bentuk dukungan yang dilakukan kepada anak didik?

“Bentuk dukungan yang kakak kasih ke mereka adalah memberi mereka semangat dengan ucapan-ucapan yang benar-benar membangkitkan semangat dan motivasi seperti menceritakan prestasi-prestasi yang udah kakak dapat. Dengan begitu juga potensi mereka lama kelamaan akan menonjol yang akhirnya menjadi bakat”

19.Perlukah ada rasa positif di diri seorang pengajar tari terhadap anak didiknya? Dan jika perlu, bagaimana cara membuat rasa positif tersebut?

perlu-perlu aja sih, seorang pengajar harus juga siap untuk

mendengarkan segala keluhan-keluhan anak didiknya. Ketika anak didik tersebut mengeluh, si pengajar untuk diawal haruslah bisa berfikir positif dahulu. Kemudian memberikan rasa positif dengan mengucapkan hal-hal yang tidak menjatuhkan si anak didik. Kemudian rasa positif kakak terhadap dunia tari itu sudah ada ya dari dulu. Jadi kakak menceritakan tentang dunia tari ke mereka agar membuat pandangan maupun rasa positif mereka terhadap dunia tari bisa timbul dan mereka bisa lebih menyukai bidang ini.”

20.Apakah kesamaan pemahaman itu perlu antara seorang pengajar tari dengan anak didik? Dan bagaimana contohnya?

(17)

pengajarnya. Sehingga akhirnyapun si anak didik ini tadi bisa sepemahaman dengan kakak. Terus kesamaan ini juga bisa menghilangkan canggung mereka kakak liat, lama kelamaan mereka bisa enjoy dengan kakak.”

21.Pernahkah seorang pengajar menceritakan prestasinya kepada anak didik? Dan jika pernah, apa sebenarnya tujuan dari menceritakan hal tersebut?

“Sangat diperlukan sekali. Dengan menceritakan prestasi tersebut, kakak yang sebagai pengajar berharap itu dapat memotivasi mereka dan membangkitkan semangat mereka.”

22.Didalam mengajarkan anak didik, hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan? Dan apakah seorang pengajar tari mempunyai cara dalam mengatasi hal tersebut?

(18)

PEDOMAN WAWANCARA

(Informan Utama)

A. Biodata Informan Ketiga

1. Nama : T. Deya Rizka

2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 1 Mei 1989

3. Usia : 26 Tahun

4. Agama : Islam

5. Suku : Melayu

6. Alamat : Jl. Sultan Maimun Al Rayid No. 67 Istana Maimun Medan

7. Jabatan : Pengajar tari

B. Pertanyaan Umum

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar tari di sanggar SIR ini dan dari tahun berapa?

“Kakak mengajar tari dari tahun 2007, jadi sudah 8 tahunan la kira-kira.”

2. Darimanakah awalnya anda mengenal dan mau terjun ke dunia tari?

“Dari mama kakak yang menjadi anggota di sanggar SIR dari dulu. Mama kakak kebetulan adalah adik dari pimpinan sanggar ini. Jadi bisa dibilang, kakak mengajar di sanggar uwak kakak. Awalnya mama kakak mengajak kakak untuk mengikuti latihan di sanggar itu. Latihan menari sudah menjadi hobi kakak. Kakak sangat menyukainya. Jadi dari situlah kakak mulai terjun ke dunia tari.”

3. Apa yang membuat anda tertarik terhadap dunia tari?

“Prestasi mama kakak yang membuat kakak tertarik dengan dunia tari. Dengan terjun ke dunia tari, mama kakak jadi bisa kemana-mana. Seperti ke luar negeri. Jadi kakak ingin seperti mama kakak itu.”

4. Hal apa yang membuat anda tertarik menjadi seorang pengajar di sanggar ini?

(19)

Jadi kakak minta ke uwak kakak supaya kakak bisa dijadikan pengajar di sanggar itu.”

5. Berapakah jumlah anak didik di dalam sanggar dan rata-rata berumur berapa?

▶ Jawaban ada di informan 1

6. Prestasi apa saja yang sudah didapat dalam dunia tari? “Yang kakak ingat aja ya dek:

- Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico

City, Colima dan Monterrey atas undangan Duta Besar RI di Mexico (2005).

- Mengikuti pagelaran Kesenian dan Kebudayaan di Mexico City

dalam memperkenalkan budaya-budaya Indonesia (2010).

- Pelantikan kepengurusan Kesultanan Maimun di Maimun

Medan sebagai penari dengan membawa tari persembahan(2012).

- Seminar dan penyambutan Kementerian Luar Negeri, Malaysia

sebagai penari dengan pakaian adat tradisional di Hotel Tiara Medan (2012)

- Pelantikan dan penyambutan Bupati Madina Deli Serdang di

PRSU Medan sebagai penari (2013).

.

- Gerakan Medan Maimun untuk Prabowo & Hatta sebagai

penari di Maimun (2014).

- Mengisi acara-acara besar di Medan mewakili sanggar

SUMUT.”

7. Jadwal latihan rutin?

▶ Jawaban ada di informan 1

8. Menurut anda, perlukah seorang pengajar tari mengenal dirinya terlebih dahulu sebelum mengenal diri dari masing-masing anak didiknya? Dan perlukah bagi seorang pengajar tari untuk mengenal masing-masing diri anak didiknya? (Beserta alasan).

(20)

pengajar yang baik, kakak harus kenali satu persatu anak didik kakak. Terutama karakter dirinya yang seperti apa, agar memudahkan kakak jugakan dalam mengajarkan berbagai tari.”

9. Di dalam lingkungan sanggar, pasti mempunyai anak didik yang sifatnya berbeda-beda. Apalagi didalamnya anak-anak lebih mendominan. Bagaimana cara pengajar tari untuk menyatukan perbedaan tersebut dan bagaimana cara memelihara hubungan yang baik dengan mereka?

“Caranya kalau menurut kakak dengan membuat mereka lebih dekat agar tidak ada yang merasa berbeda. Dan dalam memelihara hubungan yang baik ini juga bisa dengan mengajak mereka semua untuk mengobrol dan bercanda-canda bersama.”

10.Apakah seorang pengajar tari perlu melakukan pendekatan terhadap anak didiknya? Jika perlu, apakah didalam pendekatan tersebut, seorang pengajar ada memberitahu tentang dunia luar yang berdampak positif bagi anak didik?

“Perlu, terkadang ada saatnya kakak ngasih tau mereka tentang dunia luar. Itu secara tidak langsung kakak sudah mendidik merekakan. Apalagi mereka itu anak-anak kecil ya, pasti pengetahuannya belum begitu luas. Jadi selain mengajar, kakak harus bisa didik mereka biar menajdi lebih baik lagi.”

11.Selain anak didik diajarkan menari, pasti ada sedikit waktu luang untuk mereka mengobrol dan ketika itu, apakah pengajar tari juga ikut kedalamnya?

(21)

12.Apakah selama melakukan pendekatan, sikap maupun perilaku anak didik ada berubah menjadi lebih baik dan bagaimana contohnya jika perubahan itu ada?

“Ada sih. kakak kan kadang sekali-sekali memberikan motivasi buat mereka, supaya kalau ada yang sudah mulai malas-malasan latiham bisa termotivasi dan semangatnya bangkit lagi. terus kalau ada yang terus-terusan malas latihan, barulah kakak dekatin dia. Kakak kasih dia arahan tanpa menjatuhkan semangatnya. Pas udah berapa kali kakak kasih arahan, lama kelamaan perilakunya berubah. Dia jadi lebih fokus pas latihan.”

13.Apakah ada seorang anak yang ketika diajarkan, mereka susah untuk mengikutinya? Jika ada, bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut?

“Ada, biasanya itu karena gerakan yang terlalu banyak diajarkan. Jadi cara kakak mengatasinya bisanya kakak Tanya dulu kenapa dia bisa susah untuk mengikutinya. Dan biasanya juga alasan mereka adalah karena terlalu banyak yang diajarkan. Jadi cara kakak mengatasinya, kakak ajarkan sedikit-sedikit dulu gerakannya sampai mereka bisa baru dilanjutkan ke gerakan selanjutnya.”

14.Apakah di dalam sanggar SIR ini ada waktu bermain bersama yang tujuannya mencari hiburan?

“Memang anak-anak butuh waktu bermain ya. Tetapi cemana lagi, tidak ada tempat main-mainkan di sanggar ini. Ira bisa liat sendirikan. Jadi tidak ada juga waktu mereka main-main di sanggar ini. Mereka bisa main-main di tempat arena bermain sepulang mereka latihan. Waktu latihan lagiankan Cuma sebentar. Tetapi kadang kakak enggak mau juga anak didik kakak jenuh kan, jadi pas cerita-cerita, kakak sering buat lucu-lucuan gitu yang membuat mereka tertawa.”

15.Menurut seorang pengajar tari, apakah rasa keterbukaan itu penting didalam suatu hubungan antara pengajar dan anak didik dan bagaimana contohnya?

(22)

16.Apakah ketika mengajarkan tari, anda ada melihat sedikit potensi-potensi dari semua anak didik di sanggar tersebut? Jika ada, bagaimana cara meningkatkan potensi yang ada pada diri mereka?

“Ada, tetapi potensi itu terlihat ketika sudah beberapa kali latihan. Untuk meningkatkan potensi itu menurut kakak dengan melakukan pendekatan dengan masing-masing anak agar mereka lebih termotivasi. Dengan begitu potensi-potensi yang ada di diri merekapun bisa lebih meningkat dan bisa cepat mereka tonjolkan.”

17.Sebagai seorang pengajar yang baik, apakah perlu adanya rasa empati terhadap anak didik?

Perlu, karena dengan begitu mereka bisa lebih nyaman dengan kita.

Empati harus adala ya di diri pengajar. Karena biar pas ngajar nari tidak terkesan egois. Jadi kalau kakak liat anak-anak itu sudah mulai enggak bersemangat latihan, berarti mereka kecapekan. Dan kakak harus mengistirahatkan mereka. Ini berguna juga agar mereka tidak jenuh dalam latihan dan tidak jera juga. Selain itu juga, mereka kan jadi tertarik dengan kakak. Jadi kakak lebih mudah mengajari mereka.”

18.Dukungan terhadap anak didik pasti diperlukan sekali, karena itu dapat memotivasi mereka dalam berprestasi di bidang ini. Bagaimana bentuk dukungan yang dilakukan kepada anak didik?

“Bentuk dukungannya dengan ucapan-ucapan yang bisa membuat mereka lebih bersemangat dan kakak kadang ceritakan prestasi kakak. Pas udah kakak ceritain, kakak langsung melihat semangat mereka bermunculan. Kelihatan pas kakak suruh istirahat, mereka enggak mau. Malah mereka mau lanjut terus. Berarti yang kakak lakukan untuk membangkitkan semangat mereka berhasil. Kakak jadi senang lihatnya. Berartikan dengan kaya gitu, lama kelamaan potensi mereka bisa meningkat, juga mereka bisa mecapai prestasi sesuai dengan yang ingin mereka capai. Juga apa yang kakak ajari ke mereka pun tidak sia-sia jadinya.”

19.Perlukah ada rasa positif di diri seorang pengajar tari terhadap anak didiknya? Dan jika perlu, bagaimana cara membuat rasa positif tersebut?

(23)

merekakan akan timbul sendiri rasa positifnya tenntang dunia tari dan kepada kakak juga pasti tentunya.”

20.Apakah kesamaan pemahaman itu perlu antara seorang pengajar tari dengan anak didik? Dan bagaimana contohnya?

“Perlu sekali, kesamaan pemahaman bisa menjadikan hubungan yang lebih dekat lagi. Seperti memberikan pendapat tentang sesuatu hal dan kakak harus pandai-pandai memberikan pendapat yang sependapat dengan anak didik kakak. Agar mereka bisa juga merasa lebih dekat dengan kakak.”

21.Pernahkah seorang pengajar menceritakan prestasinya kepada anak didik? Dan jika pernah, apa sebenarnya tujuan dari menceritakan hal tersebut?

Pernah, tujuannya agar dengan menceritakan prestasi yang kakak

dapat itu bisa memotivasi mereka lebih maju lagi dan lebih berkembang di bidang ini.”

22.Didalam mengajarkan anak didik, hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan? Dan apakah seorang pengajar tari mempunyai cara dalam mengatasi hal tersebut?

(24)

Pedoman Wawancara Informan Tambahan

A. Biodata Informan Tambahan

1. Nama

2. Tempat & Tanggal Lahir

3. Usia

4. Agama

5. Suku

6. Alamat

7. Asal sekolah & Kelas

8. Lama Menjadi Anggota SIR

B. Pertanyaan Umum

1. Apakah ada dari salah satu pengajar tari yang terlihat seperti

memperhatikan adik atau teman-teman adik di dalam sanggar?

2. Apakah adik ada diberitahu oleh pengajarnya tentang bagaimana dunia

luar dan membuat wawasan adik pun bertambah?

3. Apakah adik merasa nyaman berada didalam sanggar SIR dan merasa

adanya rasa kebersamaan satu dengan yang lainnya?

4. Apakah adik atau salah satu teman adik pernah diberi nasihat dari

pengajarnya karena ada melakukan sikap ataupun perilaku yang tidak baik

didalam sanggar?

5. Apakah ketika sedang waktu istrihat, adik dan yang lainnya ada

berkumpul seperti mengobrol dan bercanda-canda? Jika ada, apakah hal

itu dapat membuat adik dan teman-teman adik terhibur?

6. Apakah adik pernah terbuka atau menceritakan kesulitan-kesulitan yang

adik alami dengan salah satu pengajar? Dan jika ada, apakah pengajar adik

tersebut mau membantu dan kesulitan itu akhirnya dapat adik lewati?

7. Apakah menurut adik, pengajar-pengajar tari adik adalah pengajar yang

(25)

8. Apakah dari salah satu pengajar ada memberikan dukungan yang akhirnya

membangkitkan semangat adik dan juga teman-teman adik?

9. Apakah ada salah satu pengajar adik yang menceritakan tentang

bagaimana dunia tari?

10.Apakah ketiga pengajar didalam sanggar tersebut mempunyai sikap yang

(26)

Hasil Wawancara

(Informan Tambahan Pertama)

A. Biodata Informan Tambahan

1. Nama : Tiara Susanti

2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 3 Maret 2003

3. Usia : 12 Tahun

4. Agama : Islam

5. Suku : Jawa

6. Alamat : Jl. Brigjend Katamso Gg. Sosial No.

5 Medan

7. Asal Sekolah & Kelas : Kelas 5 SD Swasta Eria

8. Lama Menjadi Anggota SIR : 2 Tahun

B. Pertanyaan Umum

1. Apakah ada dari salah satu pengajar tari yang terlihat seperti

memperhatikan adik atau teman-teman adik di dalam sanggar?

“Enggak ada kayanya kak, eh enggak taula awak kak, awak enggak

merhatikan pengajar-pengajarnya”

2. Apakah pengajar adik ada memberitahu adik dan teman-teman tentang

bagaimana dunia luar dan membuat wawasan adik pun bertambah?

“Ada kak, kadang kan kami cerita-cerita gitu kan. Terus nde, kak dea,

sama kak ifi langsung ngasiih tau yang baik-baik enggak boleh ini,

enggak boleh itu. Ada juga kadang ngasih tau kaya mana diluar,

bahaya-bahayanya. Jadi awak sama kawan-kawan awak pun jadi

(27)

3. Apakah adik merasa nyaman berada didalam sanggar SIR dan merasa

adanya rasa kebersamaan satu dengan yang lainnya?

“Nyaman kak, pengajarnya baek-baek kok sama kami. Trus pande

ngelawak lagi. Enggak kaya tempat sanggar awak sebelumnya kak,

orang-orangnya gaenak. Pengajarnya awak liat kaya pilih kasih.

Kawan awak aja yang diajari. Awak kadang dinanti-nantikan. Jadi

disuruh mamak awak pindah aja ke sanggar kawan mamak di sanggar

SIR itu. Disitulah awak baru dapat rasa nayamannya.”

4. Apakah adik atau salah satu teman adik pernah diberi nasihat dari

pengajarnya karena ada melakukan sikap ataupun perilaku yang tidak baik

didalam sanggar?

“Adalah kak, kawan awak tapi terus kejadiannya pun udah lama juga.

Dia suka kali dulu jahilin orang kak. Kek sama awaklah pas lagi

latihan, rambut awak ditarik-tariknya terus ketawa-ketawak dia. Jadi

teganggu awak latihan. Nde ada ngasih tau dia disitu jngan kek gitu

kalo lagi latihan. Iya iya aja katanya. Tapi dibuatnya juga. Terakhir di

datangin kak Deya dia, dikasih tau kak dea supaya jangan gitu lagi.

Barulah dia berubah kak”

5. Apakah ketika sedang waktu istrihat, adik dan yang lainnya ada

berkumpul seperti mengobrol dan bercanda-canda? Jika ada, apakah hal

itu dapat membuat adik dan teman-teman adik terhibur?

“Kami memang setiap istirahat ngumpul rame-rame kak. Terus

cerita-cerita, ketawak-ketawak. Pengajar awak lucu-lucu. Jadi kalo udah

ketawak-ketawak, capek latihan pun udah enggak terasa lagi. kalau

awak sendiri terhibur kali, awak liat kawan-kawan yang lainpun

(28)

6. Apakah adik pernah terbuka atau menceritakan kesulitan-kesulitan yang

adik alami dengan salah satu pengajar? Dan jika ada, apakah pengajar adik

tersebut mau membantu dan kesulitan itu akhirnya dapat adik lewati?

“Kadang ada kak kalo awak lagi susah ngikuti gerakan pengajar

awak kak pas latihan, awak datangila pengajar awak pas lagi

istirahat yang ngajarin tadi. Awak bilang awak mau minta tolong

ajarkan awak gerakan yang susah awak ikuti tadi. Baru ditanya

pengajarnya, gerakan yang mana yang menurut awak susah. Habistu

diajarkannya. Kadang pun pengajar awak sendiri mau datang ke

awak, dia mungkin nengok awak susah ngikutin kan, jadi ditanyanya

kenapa awak susah ngikutin pas latihan. Awalnya awak enggak mau

bilang awak susah ngikutin gerakannya karna terlalu cepat, awak

malu kak. Terus diajak pengajar awak itu cerita yang lain, baru

tiba-tiba balik lagi ditanya kenapa tadi awak pas latihan. Baru awak

bilang alasannya. Yaudah diajarin lagi.”

7. Apakah menurut adik, pengajar-pengajar tari adik adalah pengajar yang

baik? Jika ia, apakah alasannya?

“Baik-baik kali kak pegajar awak. Pengajar-pengajar awak itu kaya

tau cemana kami kalo lagi susah. Didatangi kami terus ditanyai

kenapa. Gitu-gitula kak. Terus kalo latihan juga enggak

dipaksa-paksa. Kalo capek ya langsung diistirahatkan sama pengajar kami”

8. Apakah dari salah satu pengajar ada memberikan dukungan yang akhirnya

membangkitkan semangat adik dan juga teman-teman adik?

“Ada kak, pas ngobrol-ngobrol itula kak dikasih dukungan kami kaya

dibilang kalo kami pasti bisa kaya pengajar kami. Pengajar kami kan

kak banyak kali ngikutin acara-acara gitu, terus piagam dari sanggar

juga banyak ditunjukin sama kami. Pengajar kami juga bilang kalau

(29)

semangatla awak kak. Awak kepengen juga buka sanggar nari. Jadi

semangat datang latihan kak”

9. Apakah ada salah satu pengajar adik yang menceritakan tentang

bagaimana dunia tari?

“Ada kak kayak ngasih tau apa-apa aja yang didapat sama pengajar

awak semenjak orang itu ikut nari. Itu membuat awak jadi semakin

tertarik sama nari”

10.Apakah ketiga pengajar didalam sanggar tersebut mempunyai sikap yang

sangat adil terhadap adik maupun teman-teman adik?

“Iya kak, enggak ada dibeda-bedain kami. Kaya disanggar awak

lama kan ada tu. Kalo disini enggak ada. Terus kalo kami cerita pun

mau didengar sama pengajar kami. Pokoknya enaklah kak

(30)

Hasil Wawancara

(Informan Tambahan Kedua)

A. Biodata Informan Tambahan

1. Nama : Putri Sarah

2. Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 23 Januari 2003

3. Usia : 12 Tahun

4. Agama : Islam

5. Suku : Padang

6. Alamat : Jl. Brigjend Katamso No. 278 Medan

7. Asal Sekolah & Kelas : Kelas 6 SD Global Prima

8. Lama Menjadi Anggota SIR : 2 Tahun

B. Pertanyaan Umum

1. Apakah ada dari salah satu pengajar tari yang terlihat seperti

memperhatikan adik atau teman-teman adik di dalam sanggar?

“Kayanya ada kak, kadang nde, kak ifi sama kak deya suka kali

nengok-nengok kami kalo entah lagi ngapain-ngapain. Tapi enggak

tau kenapa kami diperhatikan kek gitu kak.”

2. Apakah pengajar adik ada memberitahu adik dan teman-teman tentang

bagaimana dunia luar dan membuat wawasan adik pun bertambah?

“Ada sih kadang-kadang. Ngasih tau kek mana diluar gitu kan kak?

Adaaa. Terus kami di nasehati buat hati-hati diluar. Karna banyak

yang aneh-aneh diluar sana katanya. Jadi ya makin tau putri kek

mana diluar. Kadang putri dikasih tau kek gitu sama mama aja. Tapi

(31)

3. Apakah adik merasa nyaman berada didalam sanggar SIR dan merasa

adanya rasa kebersamaan satu dengan yang lainnya?

“Iya kak, nyaman putri. Karna kawan-kawan putri baek-baek. Terus

pengajarnya juga baek-baek. Enggak ada yang galak-galak. Senang

putri jadinya. Kami kaya kompak gitu kak semuanya.”

4. Apakah adik atau salah satu teman adik pernah diberi nasihat dari

pengajarnya karena ada melakukan sikap ataupun perilaku yang tidak baik

didalam sanggar?

“Jahat-jahat gitu kak? Adalah kawan putri. Dia jahat kali memang.

Suka kali gangguin kawan-kawan putri. Yang rambutnya ditarik lah,

yang digelitikinnya dari belakang pas latihan. Putri kalo ada dia pas

latihan, malas kali putri kak. Tapi itu dulu. Itulah pengajar-pengajar

putri sering negur dia. Heh enggak boleh gitu kata nde. Terus kak

Deya juga sama kak ifi datangin dia bilang jangan kek gitu. Terus dia

ketawa-ketawa pulak kak kalo dikasih tau sama kak Deya sama kak

Ifi. Tapi habis itu langsung enggak gitu lagi dia.”

5. Apakah ketika sedang waktu istrihat, adik dan yang lainnya ada berkumpul

seperti mengobrol dan bercanda-canda? Jika ada, apakah hal itu dapat

membuat adik dan teman-teman adik terhibur?

“Ih seringla kak, pas istirahat kami kek gitu. Nde, kak Deya sama kak

Ifi lucu-lucu kak. Jadi kami sering ketawa-ketawa dibuatnya. Terhibur

pastila kak, namanya udah dibuat ketawa. Terus jadi enggak terasa

capek putri pun kak. Karna kayanya kebanyakan ketawa aja di

(32)

6. Apakah adik pernah terbuka atau menceritakan kesulitan-kesulitan yang

adik alami dengan salah satu pengajar? Dan jika ada, apakah pengajar adik

tersebut mau membantu dan kesulitan itu akhirnya dapat adik lewati?

“Putri enggak pernah kak. Tapi ada kawan putri pernah kek gitu. Dia

kaya susah kali pas latihan. Putri tanya kenapa kok susah kali.

Maksud Putri kan kak biar Putri ajari. Terus kayanya dia malu. Tapi

kak Deya nanya langsung ke dia, barula Putri tau dia rupanya enggak

bisa dikasih gerakan banyak-banyak gitu. Susah ngapal dia kak.

Habis itu langsung diajari kak Deya dia.”

7. Apakah menurut adik, pengajar-pengajar tari adik adalah pengajar yang

baik? Jika ia, apakah alasannya?

“Iya kak memang, pengajar-pengajar Putri mau dengar keluhan kami

tanpa marah-marah. Enggak pernah pun pengajar Putri marah.

Baek-baek kali. Kadang nengok kami susah ngikuti gerakan aja mau

langsung dibantui.”

8. Apakah dari salah satu pengajar ada memberikan dukungan yang akhirnya

membangkitkan semangat adik dan juga teman-teman adik?\

“Semua pengajar Putri sering kali ngasih semangat kami kak.

Kadang nyeritain yang udah didapat sama pengajar-pengajar Putri.

Kami ya makin semangat la kak, kami pengen kaya pengajar-pengajar

kami. Jadi Putri pernah bilang, kalau Putri udah pande kali nari,

bawa Putri kemana-mana. Terus kata Nde, iya kak. Malahan bisa

sampe ke Luar Negeri nanti dibawa.”

9. Apakah ada salah satu pengajar adik yang menceritakan tentang

bagaimana dunia tari?

“Ada sih kadang. Pas istirahat gitu dikasih tau. Kata pengajar Putri,

(33)

sendiri lagi. Putri makin suka kalila jadinya nari-nari. Putri pengen

semua tarian bisa Putri narikan.”

10.Apakah ketiga pengajar didalam sanggar tersebut mempunyai sikap yang

sangat adil terhadap adik maupun teman-teman adik?

“Iya kak. Adil semuanya sama kami. Enggak ada dibeda-bedain kok.

Sama semuanya baek. Cerita-cerita kamipun kak diterima semua

(34)

BIODATA PENELITI

Nama : Elvira Lubis

Tempat & Tanggal Lahir : Medan, 2 Januari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 110904108

Departemen : Ilmu Komunikasi

Alamat : Jl. Sempurna Ujung Komp. Sempurna Garden

No. 39 B, Medan Kota

Pendidikan : TK Ulumul Qur’an Medan

SD Swasta Eria Medan

SMP Negeri 3 Medan

SMA Negeri 2 Medan

FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi 2011

Nama Orangtua:

1. Ayah : Yos Iriandy Lubis

2. Ibu : Cut Mariani

Anak ke- : Tiga dari empat bersaudara

Nama Saudara : Hendy Pratama Lubis

Iwan Friandy Lubis

(35)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Elvira Lubis

NIM : 110904108

PEMBIMBING : Emilia Ramadhani, S.Sos., M.A

NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN

PARAF

Referensi

Dokumen terkait

mikrobiologi. Mutu mikrobiologi produk minuman tradisional hasil olahan industri menunjukkan, bahwa semua produk minuman tersebut memilii kandungan total mikroba yang

Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar mata kuliah berfikir kritis dalam pembelajaran kebidanan rendah sebagian besar berasal dari

Hasil perhitungan cadangan hidrokarbon dengan metode Probability menunjukkan bahwa daerah penelitian ini memiliki estimasi cadangan hidrokarbon yang cukup

Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Hariadi (2016) yang menyebutkan bahwa Ada hubungan signifikan dengan keeratan yang sedang antara indeks massa tubuh

Berdasarkan pohon regresi yang terbentuk, peubah penjelas yang muncul dalam pohon regresi adalah status penggunaan KB, pengeluaran per kapita per bulan, dan penggunaan

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata uji perbandingan jamak warna pati ubi talas pada konsentrasi larutan natrium klorida (NaCl) 7,5% tidak berbeda dengan konsentrasi

terhadap perkawinan campur antara etnis Jawa dengan etnis Cina di Fakultas. Psikologi Unika Widya Mandala

Pengamanan dalam konteks Intelkam adalah segala usaha, pekerjaan, kegiatan intelijen yang ditujukan untuk mendukung penyelenggaraan tugas pokok Polri yang