• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT ASUHAN KEPERAWA TAN COBUSTIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PPT ASUHAN KEPERAWA TAN COBUSTIO"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN

KEPERAWATAN

COBUSTIO

(2)

Disusun Oleh Kelompok VIII

Dessy Ayu Armadani

(20121660002)

Badrut Tamam

(20121660025)

(3)

Defnisi Luka Bakar (Cobustio)

(4)

Penyebab Luka Bakar

Air Panas

Air Panas

Bahan Kimia

Api atau

Ledakan Bom

Suhu Dingin

yg Tinggi

Sengatan

Matahari

Listrik, Petir

& Radiasi

(5)

Derajat Kedalam Luka Bakar

Luka bakar derajat 1

kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) kulit

hiperemik berupa eriterma, tidak di jumpai bullae, nyeri

karena ujung-ujung saraf sensorik teriritas, penyembuhan

(6)

Luka bakar derajat 2

Kerusakan meliputi epidermis dan berbagai dermis, berupa

reaksi inflamasi disertai proses eksudasi, terdapat bullae, nyeri

karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dibedakan menjadi

II bagian yaitu: (Noer, 2006).

1. Derajat II dangkal / superficial (IIA): kerusakan mengenai

bagian epidermis dan Lapisan atas dari corium / dermis.

(7)

Luka bakar derajat III : Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit

dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan

(8)
(9)

Fase luka bakar

1.

Fase Akut /fase syok / fase awal : Fase ini dimulai saat kejadian sampai

penderita mendapat perawatan di Unit Gawat darurat, pada fase ini

penderita mengalami ancaman ganguan

airway

(jalan nafas),

breathing

(mekanisme bernafas) dan gangguan

circulation

.

2.

Fase sub Akut: Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau

paska syok. Masalah yang umum dijumpai pada fase ini adalah entitas

klinis yang disebut Sistim

inflamamatory Response Syndrome

(SIRS),

yang diikuti Multi Organ Dysfunction Syndrome (MODS).

(10)

Luas luka bakar

Anggota Tubuh

Prosentasi

 

Kepala dan leher

9%

Lengan

18%

Badan Depan

18%

Badan Belakang

18%

Tungkai

36%

Genetalia/ Perineum

1%

TOTAL :

100%

(11)

Peatalaksanaan Luka Bakar

Penanganan Triage

Penangganan di Ruang

Emergency

Penanganan di Unit Luka

Bakar

(12)

Penyembuhan Luka Bakar

(13)

WOC LUKA BAKAR

(14)
(15)

Pengkajian

Identifikasi Pasien: Yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis

kelamin,suku bangsa, agama, pekerjaan, alamat, tanggal MRS, diagnose

medis. (Eviana S Tambunan, 2012)

Keluhan Utama: Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka

bakar (Combustio) adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna

kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus

diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang

timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan

disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul

(16)

Riwayat Penyakit

• Riwayat Penyakit Sekarang: Perlu diketahui mengenai tanggal, jam dan penyebab luka bakar, pada pasien luka bakar derajat-derajat kerusakan jaringan kulit sampai dermis dengan keluhan nyeri yang hebat yang terus, menerus pada luka, perasaan panas dan haus dapat menggunakan aktivitas sehari-hari. (Eviana S Tambunan, 2012)

• Riwayat Penyakit Dahulu: Perlu dikaji tentang riwayat penyakit yang dahulu dan pasien yaitu seperti penyakit jantung karena pada pasien luka bakar dengan kelainan jantung memerlukan tindakan khusus seperti resusitasi selain itu penyakit jantung perlu dikaji riwayat penyakit diabetes militus, karena pasien diabetes militus dengan luka bakar akan mengakibatkan luka memerlukan perawatan yang lebih lama, penyakit-penyakit syaraf seperti epilepsi, juga memrlukan perawatan atau penatalaksanaan khusus pada pasien luka bakar. (Eviana S Tambunan, 2012)

• Riwayat Penyakit Keluarga : Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan

penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah

(17)

Pola Fungsi Kesehatan

Pola Presepsi dan Tata Laksanaan Kesehatan

Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pola Eliminasi

Pola Aktivitas LatihanPola Istirahat Tidur

Pola Presepsi Sensorik dan Penegtahuan

Pola Presepsi dan Konsep Diri

Pola Hubungan dan PeranPola Seksual dan Reproduksi

Pola Penangulanggan

(18)

Pemeriksaan Fisik Integument

• Pada luka bakar derajat 1 kerusakan terbatas pada lapisan epidermis dan superficial. Kulit kering, hiperemik berupa eritem. Nyeri karena ujung – ujung saraf sensorik

teriritasi. (Eviana S Tambunan, 2012)

• Pada luka bakar derajat II: Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudat, dijumpai bulae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebihh tinggi diatas kulit normal. (Eviana S Tambunan, 2012)

• Pada luka bakar derajat III: Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. Organ-organ kulit sepeti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengelami kerusakan. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. Terjadi koagulasi protein pada

epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan kematian.

(19)

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri dan edema

2. Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung

3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif akibat evaporasi dari daerah luka bakar

4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk mencerna makanan

5. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d (Gejala Terkait Penyakit) cedera jaringan dan saraf

6. Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia

7. Intoleran aktivitas b/d tirah baring karena edema luka bakar, rasa nyeri dan kontraktur persendian

8. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal b/d penurunan frekuensi urin

(20)

Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan:

Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia. (NANDA 2012-2014)Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien dengan kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Kriteria Hasil:

Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan (Sensasi, Elastisitas,

temperature, hidrasi, pigmentasi)

Menunjukan perfusi jaringan: perifer, ditandai dengan indikator berikut 1-5

(Ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada)

Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencega

terjadinya cedera berulang.

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan

(21)

Intervensi Keperawatan

• Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna, cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus

• Rasional: Dengan selalu mengobservasi luka dapat diketahui tingkat keparahan luka dan bagaimana proses penigkatan kesembuhan pada luka

• Lakukan teknik perawatan luka dengan steril

• Rasional: Dengan teknik perawatan luka yang steril tidak akan menambah besar luka dan timbulnya bakteri yang ditimbulkan Karena perawatan

• Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka

• Rasional: Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui bagaimana perawatan yang baik dan benar yang seharusnya diterapkan

• Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik seperti antibiotik sistemik, antibiotik profilaksis, antibiotic terapeutik

(22)
(23)

Identifkasi Isu

(24)

“Menurut saran dokter mbk harus istirahat terlebih dahulu dan mbk

harus mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak rumah

sakit”.

Pihak keluarga Nn Z pun semakin mendesak perawat dengan cara

marah-marah dan mintak anaknya segerah bisa di sembuhkan dalam 5

hari ini. Perawat hanya biasa mengatakan dengan jawaban yang singkat

bahwa

“Dalam jangka waktu 5 hari ini Nn Z tidak bisa di sembuhkan secepat

itu dan saya harap pihak keluarga menunggu tindakan yang diberikan

oleh pihak rumah sakit”

melainkan pihak keluarga Nn Z tidak puas atas jawaban perawat

tersebut. Perawat pun langsung meninggalkan pihak keluarga Nn Z

tersebut.

(25)

Prinsip-Prinsip Moral/ Etik Dalam Keperawatan:

A. Otonomi Pasien: Pada kasus Nn Z tersebut adalah kurangnya informasi dari pihak perawat dan kurangnya pemahaman keluarga dan Nn Z terhadap penyakitnya. Kurangnya informasi yang didapatkan oleh pihak keluarga Nn Z membuat mereka berfikir bahwa dalam jangka 5 hari Nn Z dpat sembuh. Hak pasien meminta untuk disembuhkan melainkan kurangnya informasi tentang proses penyembuhan

membuat permintaan pasien tersebut tidak bisa dilakukan. Kewajiban perawt adalah memberikan asuhan keperawatan dan memeberikan informasi mengenai penyakit Nn Z

B. Advokasi Perawat terhadap PasienAdvoksi yang dapat dilakukan dalam Nn Z adalah berupa penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang informasi perjalanan luka bakar pada Nn Z serta perlunya menjelaskana proses penyembuhan yang dilakukan Nn Z tidak secepat itu. Perlunya konsultasi dengan tim medis juga sangat

(26)

Membuat Keputusan

Dalam kasus Nn Z dokter berperan dalam mengambil keputusan

terhadap tindakan yang harus dilakuakan pada Nn Z. Dokter sebaiknya

memberikan pengertian dan memberikan alternative penyembuhan yang

cepat dan aman bagi Nn Z. sedangkan perawat primer berperan sebagai

advoksi dan fasilitator agar pasien dan keluarga dapat membuat

keputusan yang baik bagi Nn Z. Serta keputusan yang diambil tidak

menimbulkan permasalahan atau dapat menimbulkan kerugihan bagi

pasien, perawat, dokter maupun pihak rumah sakit. Sehingga

(27)

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya aktivitas belajar anak dan hasil belajar dapat diartikan bahwa pembelajaran tema binatang dalam materi mengurutkan angka 1- 20 menggunakan media flannelgraph

Analisis statistik inferensia dilakukan pengujian SEM (Structural Equation Modelling) dengan program LISREL. Hasil analisis menunjukkan Insentif berpengaruh nyata terhadap

Pada penelitian ini, terdapat perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar SGOT tikus Wistar antara kelompok tikus Wistar yang hanya diberi parasetamol

Proses reparasi propeller kapal dilakukan ketika kapal berada di dalam dok (proses do9king), umumnya kerusakan pada propeller ter'adi pada bagian daunnya (blade) dimana daun

Blora mulai berubah statusnya dari apanage menjadi daerah Kabupaten pada hari Kamis Kliwon, tanggal 2 Sura tahun Alib 1675, atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi,

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan larutan yang telah dihomogenkan tetap berwarna biru pekat sehingga tidak dapat terbaca oleh spektofotometer, atau nilai yang tertera di

Adapun instansi terkait tersebut adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Batam, yang memberikan perizinan kepada para penjual dan pengedaran sesuai dengan

Dapat dikatakan Bangsa Arab pra Islam merupakan masyarakat yang berperilaku bebas dan tak bermoral. Karena itu untuk mempersatukan masyarakat Arab dan Yahudi di Madinah