• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN KUDUS

UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG

SD 3 KARANGMALANG

Jl. Flamboyan Karangmalang RT 03/02 Gebog Kudus 59354

Program Supervisi Akademik SD 3 Karangmalang ini disetujui dan disahkan pada : Hari :

Tanggal :

Menyetujui

Pengawas TK/SD Dabin Karangmalang,

Sukarto, S.Pd.,M.Pd. NIP 19600101 198304 1 006

Kudus, 10 Juni 2013 Kepala SD 3 Karangmalang,

Sutiyono, S.Pd.SD NIP 19640513 198608 1 001

Mengesahkan Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kudus,

H.M. Suharto, S.Pd.,M.Pd. Pembina

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, sehingga kami dapat melaksanakan amanat UUD RI 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Program Supervisi ini merupakan gambaran atau deskripsi tentang kegiatan supervisi akademik yang kami lakukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Program supervisi ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa rekayasa, dengan harapan segala kekurangan yang ada dapat segera diperbaiki demi kemajuan di masa mendatang.

Kami menyadari bahwa semua kegiatan supervisi di SD 3 Karangmalang ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala hormat kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Jajaran Pemerintah Kabupaten Kudus;

2. Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus; 3. Jajaran UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

4. Segenap Keluarga Besar SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

5. Segenap Pengurus Komite SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus;

6. Instansi terkait yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya atas segala kekurangan kami mohon maaf, dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita.

Amin.

Kudus, 10 Juni 2013

Kepala SD 3 Karangmalang, ttd

Sutiyono, S.Pd.SD

(4)

4

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...1

Pengesahan ...2

Kata Pengantar ... 3

Daftar Isi ... 4

Bab I : PENDAHULUAN ... 5

A. Latar Belakang Masalah ... 5

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 7

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 7

Bab II : KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Hakikat Belajar ... 9

B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 9

C. Metode Pembelajaran ... 11

D. Kerangka Pikir ... 16

E. Hipotesis Tindakan ... 17

Bab III : PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 18 A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ... 18

B Dasain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ... 19

C. Teknik Analisis Data ... 23

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 25

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ... 55

Bab V : SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ... 56

A. Simpulan ... 56

B. Saran Tindak Lanjut ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(5)

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas), manajemen, dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknislainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah-masalah konvensional maupun masalah-masalah-masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM), untuk mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki era kesejagatan dalam kesemrawutan global.

Perubahan-perubahan di atas, menurut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari level makrosampai pada level mikro, yakni tenaga kependidikan di sekolah. Di sekolah terdapat dua pilar yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam perspektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah. Kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien. Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan pada pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang disyaratkan agar dapat merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya.

(6)

6

(7)

7

Starrat (1993) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupayamenjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif. Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang independen dan dapat meningkatkan objektivitas pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih cermat melaksanakan pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran efektif.

Salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut;

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada ditangan tenaga kependidikan;

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan;

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah;

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru,

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dimana supervisor lebih banyak mendengar serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan;

(8)

8

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan,

8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan memecahkan suatu masalah.

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra-kurikuler, pengembangan program supervise perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.Kepala sekolah sebagai supervisor perlu memperhatikan prinsip-prinsip: (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis; (2) dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada tenaga kependidikan; (4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan bantuan profesional.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam perannya sebagai peserta didik.

b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu membimbing siswa untuk mencapai prestasi belajar dan pribadi.

(9)

9

d. Meningkatakan keefektifan sarana dan efisiensi prasarana untuk dikelola dandimanfaatkan dengan baik.

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah. f. Meningkatkan kualitas situasi umum.

C. Sasaran

Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).

SD 3 Karangmalang terdapat sepuluh (10) orang guru, yaitu:

1. Supiah, S.Pd.SD Guru Kelas I

2. Windaryati, S. Pd.SD Guru Kelas II

3. Siti Pertimah, S.Pd.SD Guru Kelas III 4. Dra. Hj. Muzdalifah Al Choiriyah Guru Kelas IV 5. Rizky Oktavian Saputra, A.Ma. Guru Kelas V

6. Setyo Utomo, S.Pd.SD Guru Kelas VI

7. Abdullah, S.Ag. Guru PAI

8. Heri Rustanto, S.Pd. Guru Penjas

9. Ardhika Sari, S.Pd. Guru Bahasa Inggris 10. Zumrotush Solikhah, S.Pd.I Guru PAI

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi manajerial dan supervise akademik ini, adalah :

1. Meningkatnya kompetensi guru, meliputi : a. Kompetensi paedagogis,

b. Kompetensi profesional, c. Kompetensi kepribadian, d. Kompetensi Sosial.

2. Meningkatnya pengelolaan pembelajaran; 3. Meningkatnya kinerja guru;

4. Meningkatnya prestasi belajar siswa;

(10)

10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih "human, manusiawi". Di dalam kegiatan supervisi, pelaksanaan bukan mencari-cari kesalahan atau kekurangan, tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar pekerjaan yang disupervisi diketahui kekurangannya (tetapi bukan semata-mata kesalahannya).

Di dalam buku Pedoman Kurikulum tahun 1975 dan diperbarui sebagai kurikulum 1984, disebutkan bahwa Supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik.

K.A. Acheson dan M.D Gail mengemukakan bahwa Supervisi merupakan suatu proses membantu guru memperkecil ketidak sesuain antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Di dalam bukunya "Effective Supervision" Wayne K. Hoy dan Patrick B. Forsyth mengatakan bahwa pekerjaan supervisi bukan bertujuan untuk untuk memberikan vonis tentang kemampuan seseorang atau mengontrol pekerjaannya, tetapi lebih mengarah kepada bentuk kerja sama antara atasan dan bawahan.

Istilah supervisi muncul kurang lebih tiga dasa warsa terakhir ini. Istilah yang digunakan sebelumnya adalah inspeksi, pemeriksaan, pengawasan, atau penilikan. Supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen.

Pengertian beberapa istilah tersebut adalah :

1. Inspeksi dikonotasikan sebagai kegiatan melihat untuk mencari-cari kesalahan. 2. Pemeriksaan adalah melihat apa yang terjadi dalam suatu kegiatan.

(11)

11

4. Supervisi adalah melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif lagi, dan yang penting adalah pembinaan.

Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar kata, yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision, yang berarti “melihat”, maka secara

keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”. Dengan pengertian itulah,

maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Supervisi merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-cari kesalahan.

1. Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik): a. Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super

dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi di atas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada di bawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki

b. Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.

c. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris

Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

2. Arti Supervisi menurut para ahli

(12)

12

perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, b. Boardman, menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,

mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.

c. Wilem Mantja (2007), mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.

d. Kimball Wiles (1967), konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut :

“Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.

e. Mulyasa (2006), supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.

f. Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.

(13)

13 B. Tujuan Supervisi

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

Tujuan Supervisi, adalah :

1. Meningkatkan mutu kinerja guru

a. Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut

b. Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.

c. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

e. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.

f. Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.

g. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.

2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.

3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.

(14)

14

5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Catatan:

Tujuan supervisi harus dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak. Supervisi harus terencana dengan baik, membangun dan demokratis. Guru harus diberi informasi tentang tujuan supervisi.

C. Kriteria Supervisi

1. Guru perlu diberitahu penilaian apa yang akan dipakai dalam proses supervisi 2. Kriteria penilaian harus dikembangkan mulai dari prioritas pengajaran, tujuan

program, sistim sekolah serta perkembangan profesional guru

3. Kriteria dalam observasi guru harus ada hubungannya dengan deskripsi kerja guru.

D. Fungsi Supervisi

1. Fungsi meningkatkan mutu pembelajaran, ruang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.

2. Fungsi memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran lebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.

3. Fungsi membina dan memimpin.

E. Tipe-tipe Supervisi 1. Tipe Inspeksi

Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan

orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan

(15)

15 2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran. 3. Tipe Coersive

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

4. Tipe Training dan Guidance

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

5. Tipe Demokratis

Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

F. Prinsip-prinsip Supervisi

(16)

16

3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya. 4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.

5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.

6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.

7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah

Pendapat lain mengenai prinsip-prinsip supervisi adalah :

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

(17)

17

Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975), prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut :

1. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, 2. Supervisi harus kreatif dan konstruktif,

3. Supervisi harus ”scientific” dan efektif,

4. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, 5. Supervisi harus berdasarkan kenyataan,

6. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk

mengadakan “self evaluation

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

(18)

18

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

G. Jenis-jenis Supervisi

Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi: 1. Supervisi Akademik

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

2. Supervisi Administrasi

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

3. Supervisi Lembaga

Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

H. Teknik-teknik Supervisi

Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010: 210).

Adapun teknik-teknik Supervisi adalah sebagai berikut : 1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok

(19)

19

sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008: 86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)

a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.

Pertemuan orientasi adalah pertemuan antar supervisor dengan supervisi (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisi memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 210) dan Sahertian (2008: 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisi hal-hal sebagai berikut (Sahertian 2008: 86) :

1) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.

2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.

3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.

4) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.

5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.

6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.

7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.

b. Rapat guru

Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009: 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 212) dan Pidarta (2009: 171) adalah sebagai berikut :

(20)

20

2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.

3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.

4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.

5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan-kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 211), antara lain :

1) Tujuan-tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.

2) Masalah-masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru-guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.

4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.

5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya.

6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.

c. Studi kelompok antar guru

(21)

21

1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.

2) Memberi kemudahan bagi guru-guru untuk mendapatkan bantuan pemecahan masalah pada materi pengajaran.

3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang-bidang studi yang serumpun.

d. Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010: 213). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.

Hal-hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :

1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;

2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.

3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.

4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.

(22)

22 e. Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :

1) Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,

2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.

f. Tukar menukar pengalaman

Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah-langkah melakukan sharing antara lain :

1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.

2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.

3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka

4) Merumuskan kesimpulan.

2. Teknik Individual dalam Supervisi

Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010: 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :

a. Teknik kunjungan kelas.

(23)

23

supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan.

Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu : 1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu,

2) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan, 3) Kunjungan kelas atas undangan guru, 4) Saling mengunjungi kelas.

b. Teknik Observasi Kelas

Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.

c. Percakapan Pribadi

(24)

24

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)

Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.

e. Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar

Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.

f. Menilai diri sendiri

(25)

25

yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

3. Diskusi Panel

Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.

4. Seminar

Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak-anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide-ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.

5. Simposium

Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.

6. Dokumen Mengajar

(26)

26 7. Buletin Supervisi

Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.

8. Kelemahan dan Kelebihan

a. Kelemahan Teknik-teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi

1) Perlu biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif. 2) Perlu penyediaan waktu yang tepat

3) Tidak mencerminkan keadaan sehari-hari 4) Kurang demokratis

5) Mengganggu kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan 6) Agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu

7) Agak sulit menemukan waktu

8) Guru merasa canggung dan kurang bebas

b. Kelebihan Teknik-teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi

1) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan 2) Bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan,

pertukaran pikiran secara umum

3) Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan

4) Dapat memberikan bimbingan aktual 5) Guru dapat menunjukan hasil usahanya 6) Dapat melayani kebutuhan khusus setempat

7) Dapat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan. I. Perangkat Supervisi

(27)

27

klinis, dengan demikian diharapkan indicator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara lain:

1. Persiapan dan apersepsi

2. Relevansi materi dengan tujuan instruksional 3. Penguasaan materi

4. Strategi 5. Metode

6. Manajemen kelas

7. Pemberian motivasi kepada siswa 8. Nada dan suara

9. Penggunaan bahasa 10. Gaya dan sikap perilaku.

J. Peran dan Fungsi Guru 1. Guru sebagai manager

Guru mengelola lingkungan pembelajaran secara keseluruhan. Kegiatan ini melibatkan siswa sebagai individu dan sebagai kelompok, program pembelajaran, lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran

2. Guru sebagai observer

Kemampuan guru untuk meneliti secara cermat peserta didik, tindakan mereka, reaksi dan interaksi mereka.

3. Guru sebagai diagnostician

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap peserta didik termasuk merencanakan program bagi peserta didik

4. Guru sebagai educator

Kegiatan ini melibatkan pembuatan tujuan dan sasaran sekolah, sifat dan isi dari kurikulum dan program pembelajaran

5. Guru sebagai organizer

Kemampuan guru untuk mengorganisir program pembelajaran 6. Guru sebagai decision-maker

(28)

28 7. Guru sebagai presenter

Guru sebagai pembuka, narator, penanya, penjelas dan peneliti dari setiap diskusi.

8. Guru sebagai communicator

Kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan peserta didik maupun rekan kerja.

9. Guru sebagai fasilitator

Guru berfungsi sebagai mediator anatara peserta didik/ kelas dan masalah-masalah yang timbul.

10. Guru sebagai motivator

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik 11. Guru sebagai counsellor

Guru sebagai konselor bagi siswa dibidang pendidikan, personal, sosial dan emosional.

12. Guru sebagai evaluator

(29)

29

BAB III

KEADAAN DAN POTENSI SEKOLAH

A. Deskripsi Sekolah

1. Tinjauan Historis SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus berdiri dengan ijin operasional tahun 1986 dengan NSS: 101031908037. Sejak berdiri hingga sekarang SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus telah banyak terjadi pergantian Kepala Sekolah dan 4 (empat) Kepala Sekolah terakhir yaitu Mursidi, Sulistiyowati, Sukarto, S.Pd.,M.Pd. dan Sutiyono, S.Pd.SD (Sumber: Profil SD 3 Karangmalang Gebog Kudus, diolah 2013: 1).

2. Letak Geografis SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Secara geografis SD 3 Karangmalang terletak di Desa Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Jarak orbitasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dengan Kantor Balai Desa ± 1 km, dengan Kantor Kecamatan Gebog berjarak ± 3 Km, dengan pusat kota Kabupaten Kudus ± 7 km, Ibu kota propinsi berjarak ± 57 km dan Ibu kota negara ± 607 Km. SD 3 Karangmalang walaupun berada di pedesaan namun mudah dijangkau sarana transportasi karena terletak ditepi jalan desa.

3. Struktur Organisasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

Struktur organisasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dipimpin oleh 1 orang Kepala Sekolah dibantu 6 orang Guru Kelas (PNS), 2 orang Guru Tidak Tetap (GTT) untuk mengajar Bahasa Inggris dan SBK, 1 orang Guru Agama (PNS), 1 orang Guru Penjasorkes (PNS), dan 1 orang Penjaga SD (PTT) (Sumber : Profil SD 3 Karangmalang Gebog Kudus, 2013: 2).

(30)

30

Semua komponen pengelola melaksanakan tugasnya dibantu oleh Komite Sekolah dengan mengacu pada program kerja tahunan, menengah, dan jangka panjang yang meliputi akademik, fisik, dan administrasi sekolah yang lengkap dan sistematis, pengelola PBM yang efektif dan supervisi Kepala Sekolah dalam bidang akademik dan administrasi.

Dalam menyusun program kerja dan kegiatan sekolah dimusyawarahkan bersama dengan Guru, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Pengawas TK/SD di bawah bimbingan UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Sistem pergantian pimpinan melalui mekanisme mutasi. Kepala sekolah diangkat langsung oleh Bupati Kudus melalui seleksi yang diadakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus atas usul dari Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

Adapun bagan struktur organisasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013

Keterangan : = Garis Koordinasi = Komando

Gambar 4 : Bagan Struktur Organisasi SD 3 Karangmalang Tahun Pelajaran 2012/2013

Ketua Komite Suliyono, S.Pd.

Kepala Sekolah Sutiyono, S.Pd.SD

Perpustakaan Zumrotush Sholikhah

Kepala Desa

Karangmalang

Penjaga SD M. Halifudin

Gr Kls II Gr Kls III Gr Kls IV Gr Kls V Gr Kls VI Gr PAI Gr Pjs

Windaryati S.Pertimah Muzdalifah Rizky OS Setyo U Abdullah Heri R

Gr B.Ingg

Ardhika S

(31)

31

4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

a) Keadaan Guru dan Karyawan

Pada tahun pelajaran 2012/2013 SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dipimpin oleh 1 Kepala Sekolah, memiliki Guru berjumlah 10 orang terdiri dari 6 Guru Kelas, 1 orang Guru Agama, 1 orang Guru Penjasorkes, 1 orang Guru B, Inggris, dan 1 orang guru SBK. Karyawan di SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus sekarang ini hanya 1 orang yaitu penjaga SD yang bertugas membuka pintu/menutup, menjaga keamanan lingkungan, kebersihan lingkungan, mengantar surat dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sekolah (Profil SD 3 Karangmalang Gebog, Kudus, 2013: 3).

No Nama / NIP NUPTK L/P

19640513 198608 1 001 13/05/1964

2 SITI PERTIMAH, S.Pd

1246733634300003 P Kudus ISLAM S1, 10 Guru Kl

19550914 197512 2 004 14/09/1955

3 Dra. MUZDALIFAH AL C

1133743643300003 P Kudus ISLAM S1, 90 Guru Kl

19650801 198608 2 002 01/08/1965

4 ABDULLAH, S.Ag.

3636740641200002 L Kudus ISLAM S1, 01 Guru PAI

19620304 198405 1 002 04/03/1962

5 WINDARYATI, S.Pd

3248730632300003 P Sleman ISLAM S1, 11 Guru Kl

19671110 199201 2 001 11/10/1967

6 HERI RUSTANTO, S.Pd

8936741642200002 L Kudus ISLAM S1, 03 Guru Pjs

19630604 198405 1 004 04/06/1963

7 SETYO UTOMO, S.Pd

1162744644200003 L Kudus ISLAM S1, 11 Guru Kl

19660830 199403 1 006 30/08/1966

8 SUPIAH, S.Pd

8837745648300012 P Kudus ISLAM S1, 11 Guru Kl

19670505 200501 2 010 05/05/1967

9 RIZKY OKTAVIAN S

1361765660110003 L Kudus ISLAM D2, 07 Guru Kl

19871029 200903 1 002 29/10/1987

(32)

32 b)Keadaan Siswa

Pada tahun pelajaran 2012/2013 jumlah siswa secara keseluruhan yang bersekolah di SD 3 Karangmalang Gebog Kudus berjumlah 160 siswa. Adapun perinciannya sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Keadaan Siswa SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kudus

Kelas Jml Rombel

Jml Ruang

Jumlah Siswa

L P Jml.

I 1 1 13 16 29

II 1 1 12 15 27

III 1 1 9 11 20

IV 1 1 13 11 24

V 1 1 17 13 30

VI 1 1 21 9 30

Jumlah 6 6 85 75 160

c) Keadaan Sarana dan Prasarana

SD 3 Karangmalang memiliki 6 Ruangan Kelas, dan dilengkapi 1 Ruang Guru, 1 Ruang Laboratorium Bahasa, Ruang Perpustakaan, Ruang Musholla, dan Rumah Dinas Kepala Sekolah, dan Gudang. Dilengkapi dengan 6 WC dan tempat wudlu, ditambah 1 Tempat Sepeda (Profil SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, 2013: 4).

(33)

33

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN SUPERVISI

A. Tahapan-tahapan Kegiatan Supervisi 1. Tahap penyusunan program supervisi

Program Supervisi meliputi program tahunan dan program semester. 2. Tahap persiapan

Yang perlu dipersiapkan; a. Format/instrument supervisi. b. Materi pembinaan/supervisi. c. Buku catatan.

d. Data supervisi/pembinaan sebelumnya. 3. Tahap pelaksanaan

Diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan. 4. Tahap tindak lanjut.

5. Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi. 6. Langkah-langkah tindakan supervisi

a. Perencanaan/planning b. Tindakan/actionc.

c. Pengamatan / observationd.Refleksi / Reflection d. Kegiatan dalam tindakan supervisi

e. Korektif, Preventif, Kontruktif, Kreatif f. Hasil Kegiatan Tindak Lanjut Supervisi g. Kemajuan/peningkatan:

Diberi penghargaan material/non material. h. Tidak ada perubahan:

1) Diikutikan1. 2) Pelatihan 3) Workshop 4) Seminar

(34)

34

JADWAL SUPERVISI AKADEMIK SD 3 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NO NAMA / NIP MENGAJAR KELAS

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 SITI PERTIMAH, S.Pd

19550914 197512 2 004 III

2 Dra. MUZDALIFAH AL C

19650801 198608 2 002 IV

3 ABDULLAH, S.Ag.

19620304 198405 1 002 I-VI

4 WINDARYATI, S.Pd

19671110 199201 2 001 II

5 HERI RUSTANTO, S.Pd

19630604 198405 1 004 I-VI

6 SETYO UTOMO, S.Pd

19660830 199403 1 006 VI

7 SUPIAH, S.Pd.sd

19670505 200501 2 010 I

8 RIZKY OKTAVIAN S

19871029 200903 1 002 V

9 ARDHIKA SARI, S.Pd

- I-VI

10 ZUMROTUSH SH, S.Pd.I

- IV-VI

Kudus, 5 Februari 2013 Kepala SD 3 Karangmalang,

Sutiyono, S.Pd.SD

(35)

35

BAB IV

PENUTUP

Supervisi hendaknya secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru terutama di dalam merancang, mengelola, menilai, dan mengembangkan proses pembelajaran di sekolah. Tujuan supervisi adalah agar guru semakin mampu dan professional dalam proses belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penuh dinamika, mempunyai visi, misi, dan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam mencapai tujuan, tentunya semua komponen harus saling bekerjasama.

Demikian program supervise akademik di SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di SD 3 Karangmalang pada khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.

Kudus, 5 Februari 2013 Kepala SD 3 karangmalang,

Sutiyono, S.Pd.SD

(36)

36

DAFTAR PUSTAKA

Agung Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta : Bestari Buana Murni.

Arifin Yasro, 2006. Pembelajaran PAKEM. Jakarta: Makalah Diklat KTSP. Arikunto Suharsimi, 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/06/supervisi-akademik-merupakan-upaya-peningkatan-mutu-guru-440608.html

http://www.scribd.com/doc/23584918/Program-Supervisi

http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-pendidikan.html

http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/06/supervisi-akademik-merupakan-upaya-peningkatan-mutu-guru-440608.html

Jamal Ma’mur Asmani. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Yogyakarta : DIVA Press.

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Menteri Pendidikan nasional Republik Indonesia.

Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

(37)
(38)

38

SUPERVISI ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

Nama Guru / NIP : Siti Pertimah, S.Pd.SD / 19550914 197512 2 004 Pangkat, Gol./Ruang : Pembina/IV A

Jabatan : Guru Kelas III

Pendekatan Pembelajaran : Tematik

Jumlah Jam tatap Muka : 24 jam per minggu Kelas/Semester : III / 2

Hari, Tanggal : Senin, 25 Maret 2013

(39)

39

No Jenis Administrasi Kondisi Skor Nilai Keterangan Ada Tidak ada 4 3 2 1

24. Buku Inventaris Kelas √ - √

25. Buku Penerimaan Rapor √ - √

26. Papan Absen Harian √ - √

27. Taraf Seraf &Penc. target √ - √

28. Denah Kelas √ - √

29. Portofolio Siswa √ - √

30. Dok.Pembljrn di Luar Kelas √ - √

Jumlah Skor 80 30 0 0

Jumlah skor seluruhnya 110

Nilai Akhir = 110 x 100

120 Ketercapaian :

86 - 100 = Baik Sekali 70 - 85 = Baik 55 - 69 = Cukup 0 < 55 = Kurang

Nilai Akhir : 92

BAIK SEKALI

Tindak Lanjut :

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengerjaan administrasi yang sesuai pedoman atau petunjuk teknis.

Yang disupervisi Guru Kelas III,

Siti Pertimah, S.Pd.SD NIP 19550914 197512 2 004

Kudus, 25 Maret 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(40)

40

SUPERVISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

No. Aspek yang dinilai Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1

1

Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

√ 4 = Baik Sekali

3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 2 Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan

dan karakteristik peserta didik) √ 3

Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan

alokasi waktu) √

4

Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan materi, dan karakteristik peserta didik)

5

Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)

6

Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan

alokasi waktu pada setiap tahap) √

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan

pembelajaran √

8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman

penskoran) √

Jumlah Skor 16 12 0 0

Jumlah skor seluruhnya 28

(41)

41 Tindak Lanjut :

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengembangkan silabus dan penyusunan RPP yang sesuai pedoman atau petunjuk teknis.

Yang disupervisi Guru Kelas I,

Siti Pertimah, S.Pd.SD NIP 19550914 197512 2 004

Kudus, 8 April 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(42)

42

SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1

a. Menyiapkan peserta didik. √

b. Melakukan Apersepsi. √

c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin

dicapai. √

d. Menyampaikan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus/ kesiapan bahan ajar. √

e. Penampilan Guru. √

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Melibatkan siswa dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan mene-rapkan prinsip alam takambang jadi guru.

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainnya.

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

4) Melibatkan siswa secara aktif dalam

berbagai kegiatan pembelajaran. √ 5) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di

laboratorium, studio, lapangan atau kelas. √ b. Elaborasi

1) Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu

(43)

43

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1 2) Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas

dan diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa adanya rasa takut dan malu.

4) Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif. √

5) Memfasilitasi siswa berkompetisi secara

sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. √ 6) Memfasilitasi siswa untuk menyusun laporan

secara lisan maupun tertulis, individu /

kelompok. √

7) Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil

kerja secara individu maupun kelompok. √ 8) Memfasilitasi siswa untuk melakukan

pameran,pemajangan, turnamen, festival

produk yang dihasilkan. √

9) Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

c. Konfirmasi

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber.

3) Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang

telah dilakukan. √

4) Berfungsi sebagai nara sumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan.

5) Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan pengecekan hasil eksplorasi.

6) Memberikan motivasi terhadap siswa yang

(44)

44

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1 untuk bereksplorasi lebih jauh.

3. Penutup

a. Membuat rangkuman/ simpulan √

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. √

c. Memberikan umpan balik terhadap proses

hasil pembelajaran. √

d. Memberikan Tugas Terstruktur (TT) dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT).

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. √

Jumlah Skor 48 45 6 0

Jumlah skor seluruhnya 99

Nilai Akhir = 99 x 100

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengelolaan pembelajaran yang PAIKEM dan berprestasi.

Yang disupervisi Guru Kelas III,

Siti Pertimah, S.Pd.SD NIP 19550914 197512 2 004

Kudus, 8 April 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(45)

45

SUPERVISI ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

Nama Guru / NIP : Dra. Hj. Muzdalifah Al Ch / 19650801 198608 2 002 Pangkat, Gol./Ruang : Pembina / IV A

Jabatan : Guru Kelas IV

Pendekatan Pembelajaran : Mata Pelajaran Jumlah Jam tatap Muka : 24 jam per minggu

Kelas/Semester : IV / 2

Hari, Tanggal : Selasa, 26 Maret 2013

(46)

46

No Jenis Administrasi Kondisi Skor Nilai Keterangan Ada Tidak ada 4 3 2 1

24. Buku Inventaris Kelas √ - √

25. Buku Penerimaan Rapor √ - √

26. Papan Absen Harian √ - √

27. Taraf Seraf &Penc. target √ - √

28. Denah Kelas √ - √

29. Portofolio Siswa √ - √

30. Dok.Pembljrn di Luar Kelas √ - √

Jumlah Skor 84 27 0 0

Jumlah skor seluruhnya 111

Nilai Akhir = 111 x 100

120 Ketercapaian :

86 - 100 = Baik Sekali 70 - 85 = Baik 55 - 69 = Cukup 0 < 55 = Kurang

Nilai Akhir : 92,5

BAIK SEKALI

Tindak Lanjut :

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengerjaan administrasi yang sesuai pedoman atau petunjuk teknis.

Yang disupervisi Guru Kelas IV,

Dra. Hj. Muzdalifah Al Ch NIP 19650801 198608 2 002

Kudus, 26 Maret 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(47)

47

SUPERVISI PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

No. Aspek yang dinilai Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1

1

Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

√ 4 = Baik Sekali

3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 2 Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan

dan karakteristik peserta didik) √ 3

Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan

alokasi waktu) √

4

Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan materi, dan karakteristik peserta didik)

5

Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)

6

Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan

alokasi waktu pada setiap tahap) √ 7 Kesesuaian teknik dengan tujuan

pembelajaran √

8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman

penskoran) √

Jumlah Skor 20 9 0 0

Jumlah skor seluruhnya 29

(48)

48 Tindak Lanjut :

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengembangkan silabus dan penyusunan RPP yang sesuai pedoman atau petunjuk teknis.

Yang disupervisi Guru Kelas IV,

Dra. Hj. Muzdalifah Al Ch NIP 19650801 198608 2 002

Kudus, 9 April 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(49)

49

SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1

a. Menyiapkan peserta didik. √

b. Melakukan Apersepsi. √

c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin

dicapai. √

d. Menyampaikan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus/ kesiapan bahan ajar. √

e. Penampilan Guru. √

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Melibatkan siswa dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan mene-rapkan prinsip alam takambang jadi guru.

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainnya.

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

4) Melibatkan siswa secara aktif dalam

berbagai kegiatan pembelajaran. √ 5) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan

di laboratorium, studio, lapangan atau kelas. √ b. Elaborasi

1) Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu

(50)

50

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1 2) Memfasilitasi siswa melalui pemberian

tugas dan diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa adanya rasa takut dan malu.

4) Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif. √

5) Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. √ 6) Memfasilitasi siswa untuk menyusun

laporan secara lisan maupun tertulis,

individu / kelompok. √

7) Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil

kerja secara individu maupun kelompok. √ 8) Memfasilitasi siswa untuk melakukan

pameran, pemajangan, turnamen, festival

produk yang dihasilkan. √

9) Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

c. Konfirmasi

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber.

3) Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang

telah dilakukan. √

4) Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan.

5) Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan pengecekan hasil eksplorasi.

6) Memberikan motivasi terhadap siswa yang

(51)

51

No Komponen Pembelajaran Skor Nilai Keterangan

4 3 2 1 untuk bereksplorasi lebih jauh.

3. Penutup

a. Membuat rangkuman/ simpulan √

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. √

c. Memberikan umpan balik terhadap proses

hasil pembelajaran. √

d. Memberikan Tugas Terstruktur (TT) dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT).

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. √

Jumlah Skor 40 45 10 0

Jumlah skor seluruhnya 90

Nilai Akhir = 90 x 100

Pembinaan dan pembimbingan berkelanjutan tentang pengelolaan pembelajaran yang PAIKEM dan berprestasi.

Yang disupervisi Guru Kelas I,

Dra. Hj. Muzdalifah Al Ch NIP 19650801 198608 2 002

Kudus, 9 April 2013 Supervisor

Kepala SD 3 Karangmalang,

(52)

52

SUPERVISI ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (Penilaian Berdasarkan Standar Proses)

Nama Sekolah : SD 3 Karangmalang

Nama Guru / NIP : Abdullah, S.Ag. / 19620304 198405 1 002 Pangkat, Gol./Ruang : Pembina / IVA

Jabatan : Guru PAI

Pendekatan Pembelajaran : Mata Pelajaran Jumlah Jam tatap Muka : 24 jam per minggu Kelas/Semester : I-VI / 2

Hari, Tanggal : Rabu, 27 Maret 2013

No Jenis Administrasi Kondisi Skor Nilai Keterangan Ada Tidak ada 4 3 2 1

Jumlah skor seluruhnya 55

Gambar

Gambar 4 : Bagan Struktur Organisasi SD 3 Karangmalang  Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 3.1 : Keadaan Siswa SD 3 Karangmalang Kecamatan Gebog Kudus

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dilatih untuk hedonis secara sengaja ataupun tidak sengaja oleh kampus, adanya Mall UNY sebenarnya sangat menguntungkan karena yang

Europe markets closed lower on 2017's last trading day amid the minimum number of trading even though the global oil price was in rebound

2013 = PAFI (Pan Asia Filament Inti Tbk) yang sebelumnya ada di sub sektor Tekstil dan Garment, SAIP (Surabaya Agung Industri Pulp &amp; Kertas Tbk) yang sebelumnya ada di sub

[r]

The annual core inflation rate, which excludes volatile food and administered prices, was 2.95 percent in December, compared with 3.05 percent in November. (Jakarta

Investor mencerna rilis rapat the Fed yang menunjukkan bahwa the Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan algoritma Kohonen pada Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dalam pengenalan pola penyakit paru dalam mempercepat proses

Indonesia's OJK Plans Currency Hedging Regulation Tax Cuts Pushed Fed to Raise Economic Forecast.. Indonesia