Anak akan mulai belajar hidup mandiri semenjak usia prasekolah. Pada usia prasekolah, anak belajar mengembangkan kemampuan dalam menyusun bahasa, berinteraksi dengan orang lain sebagai kehidupan sosial anak. Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3-6 tahun. Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, mereka akan terpaksa berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dikatakan sebagai proses hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan suatu proses, dimana karena suatu alasan tertentu baik darurat atau berencana mengharuskan anak tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Proses hospitalisasi dapat memeberikan dampak yang serius pada anak. Dampak negative tersebut dapat berdampak pada upaya pengobatan dan perawatan yang sedang dijalani anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan adalah melalui kegiatan terapi bermain. Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada. Salah satu fungsi bermain adalah sebagai terapi dimana dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Permainan yang dipilih harus disesuaikan dengan usia anak. Salah satu permainan bagi anak- anak adalah mewarnai dan origami. Mewarnai memilki manfaat untuk kegiatan menyenangkan sekaligus melatih saraf motorik, kreativitas, dan daya imajinasi anak. Fungsi warna dan bentuk yang berbeda dalam bermain dapat memberikan stimulus perkembangan anak. Origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Origami sendiri berasal dari oru yang artinya melipat, dan kami yang artinya kertas. Ketika dua kata itu bergabung menjadi origami yang artinya melipat kertas. Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan motivasi, kreativitas, ketrampilan serta ketekunan. Latihan origami dapat membantu anak-anak memahami ukuran yang relatif lebih lengkap dengan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk perbandingan ukuran.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Cempaka di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goetheng Taroenadibrata Purbalingga yang merupakan bangsal perawatan pasien anak yang merawat anak umur 9 hari sampai dengan 14 tahun. Di ruang Cempaka belum diterapkan kegiatan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan yang terdapat pada pasien-pasien selama dirawat di rumah sakit. Pada pasien-pasien dengan tingkat kecemasan yang tinggi belum dilakukan tindakan yang dapat mengurangi kecemasan. Berdasarkan data tiga bulan terakhir, pasien dengan usia sekolah rata-rata tiap bulannya 30 pasien. jumlah pasien yang pulang atas permintaan sendiri mencapai 39 pasien, dan 5,85% pasien pulang dengan alasan rewel.
sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportivitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.
frekuensi tingkat kecemasan yang diderita responden yaitu terbanyak dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 16 anak (53,3%), sedangkan tingkat kecemasan terkecil yaitu tidak mengalami cemas sebanyak 1 anak (3,3%). Sebagian besar stress yang terjadi pada bayi diusia pertengahan sampai anak periode prasekolah adalah cemas karena perpisahan, kehilangan kendali, luka dan rasa nyeri. Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan.
KESIMPULAN
RINGKASAN JURNAL
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN ORIGAMI
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBAGAI EFEK HOSPITALISASI
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD dr. R. GOETHENG
TARUNADIBRATA PURBALINGGA
Oleh:
Ulin Nuskhi Muti’ah (13108241180/ 2B/ 28)