TRANSAKSI TUNAI DAN KREDIT MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Ekonomi yang dibimbing oleh Dr. Abdul Rokhim, M.EI
Di susun oleh : kelompok 8
Annisa wahyuni sari (083143012)
Risa novita (083143025)
Indah izzati (083143031)
Iis nafisa (083143005)
Osby preside (083143016)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dikemukakan bahwa keuangan Negara berbeda dengan keuangan swasta dalam satu hal yang sangat penting. Berbeda dengan Negara, individu pribadi sangat sedikit sekali menguasai besar kecilnya pendapatan, ia
berkewajiban untuk menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatannya. Sesungguhnya islam mengakui transaksi kredit dan tunai untuk memenuhi kebutuhan yang di perlukan, yang pada dasarnya bersifat fisiologic.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja hadist tentang Transaksi kredit dan tunai? 2. Apa pngertian transaksi kredit dan tunai?
3. Bagaimana hukum transaksi kredit dan tunai? 4. Apa saja jenis-jenis kredit?
5. Apa perbedaan transaksi kredit dan tunai? C. Tujuan Penulisan
a) Agar pembaca mampu memahami maksud dari transaksi tunai dan kredit
b) Agar pembaca dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari c) Agar pembaca dapat mengetahui rujukan mana dalam mampraktekan
dalam kredit
BAB II PEMBAHASAN
A. TRANSAKSI TUNAI DAN KREDIT
Artiya : telah menciptakan kepada kami Abu Thahir dan Harun bin Sa’id
al-Ailiu serta Ahmad bin Isa berkata : telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab telah mengabarkan kepadaku Makhramah dari ayahnya dia berkata : saya pernah mendengar Sulaiman bun Yasar berkata : bahwa dia pernah mendengar Malik bin Abu ‘Amir menceritakan dari Utsman bin affan , bahwa Rasulullah SAW : “Jangan kalian menjual satu dinar dengan dua dinar , dan jangan pula kalian menjual satu dirham dengan dua dirham “ (HR.Muslim).
Artinya: telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dari Yahya bin Zakaria dari Muhammad bin ‘Amar dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, “Nabi SAW bersabda:”Barang siapa melakukan dua transaksi dalam satu transaksi maka baginya
kerugian atau riba” (HR,Abu Daud).
يبعاى نعبيا ندامىثيعدوى ب
ب ريحى ن
د بيا ردييهىزدوى حعاباص
ا لا ن
د بيا ددماح
ى مد انىثىداحى
:
ابىردلا لىكعاى مىلاس
ى وى هعييلىع
ى هدلالا ىلاص
ى هعلالا ل
د ويس
د رى ن
ى عىلى ل
ى اقى هدنيعى
(
م
م لعس
ي مد هداىورى ءماوىس
)
ى م
ي هد ل
ى اقىوى هدييدىهعاشىوى هدبىتعاكىوى هدلىكعويمدوى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabah danZuhair bin Harb dan Utsman bin Abu Syaibah mereka berkata : telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir dia berkata , “Rasulullah SAW melaknat pemakan riba , pembayar (pemberi) riba, juru tulis riba dan saksi-saksi riba”. Dia berkata , “Mereka semua sama” (HR. Muslim). Artinya: Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa’id al-Aili telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah
هدفىلىتياى اهىفىلىتياع ددييرعيد ذىخىاى نيمىوى هدنيعى هدلالا ىدااى اهىءىادىاى ددييرعيد س
ع
انالا
(
ىرعاخىبدليا هداوىرى هدلالا
)
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah AlUwaisy telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid dari Abu al-Ghoits dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda : “Siapa yang mengambil harta manusia
(berhutang) disertai maksud akan membayarnya maka Allah akan membayarkannya untuknya, dan barang siapa yang mengambilnya dengan maksud merusaknya (merugikannyan) maka Alah akan merusak orang itu”. (HR.Bukhari) Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW BESABDA : Menunda membayar hutang bagi yang mampu adalah kezhaliman dan apabila seorang dari kalian telah mampu membayar hutangnya, hendaklah dibayar (HR.Bukhari)
B. PENGERTIAN
Penjualan tunai adalah merupakan salah satu bentuk transaksi dari barang dan jasa. Dalam transaksi penjualan secara tunai ini, penjual langsung menyerahkan barang kepada pihak pembeli setelah pembeli membayar uang kepada penjual. “Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli”. Transaksi penjualan tunai dikatakan telah
perusahaan, barang kemudian diberikan pada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahan
Baca: Pengertian Kredit Menurut Definisi Para Ahli
Dokumen–dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1) Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi penjulan tunai. Formulir faktur penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama dan kode pramuniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi.
2) Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank.Bukti setor bank dibuat tiga lembar, dan diserahkan ke bank bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank.Dua lembar
tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai tanda bukt i penyetoran kas ke bank.
3) Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan pada bagian kassa dengan cara
mengoperasikan mesin register kas. Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh1 bagian kassa dan merupakan
dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
4) Rekap Harga Penjulaan
Dokumen ini digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.Dokumen ini merupakan pendukung bagi pembuatan memorial guna mencatat harga pokok pendukung produk yang dijual.
Baca: Jenis Kredit Tujuan Unsur dan Fungsi
Catatan – catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan tunaiI adalah : 1) Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal
penjualan disediakan satu kolom untuk satu jenis produk tersebut. Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Kas xxx Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx Persediaan Barang Dagang xxx 2) Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber diantaranya dari penjualan tunai.
Kas xxx Penjualan xx 3) Jurnal Umum
Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus, misalnya harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
4) Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.Kartu persediaan ini diselenggarakan dibagian akuntansi untuk mengawasi mutasi persediaan barang yang disimpan digudang.
5) Kartu Gudang
produk yang dijual.Kartu gudang juga dibutuhkan untuk mengetahui jumlah persediaan terakhir dari barang dagangan sehingga dapat diketahui jumlah nominal akun.
Pengertian Penjualan Kredit
Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh penjual dan pembeli. “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Sesuai dengan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan penjualan kredit yaitu transaksi penjualan yang dilakukan tetapi pembayarannya
menggunakan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama. Untuk mendapatkan pengawasan intern yang baik pada penjualan kredit perlu disusun prosedur tertentu yang menggambarkan arus dokumen dan tata cara pencatatan penjualan kredit yang harus diperhatikan adalah
Baca: Pengertian Restrukturisasi Kredit Bermasalah NPL (Non Performing Loan)
1) Surat Order Pengiriman
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada kepala bagian pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dan jumlah spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen tersebut. Dalam hal pemberian surat order pengiriman dilakukan oleh bagian gudang dan memberikan otorisasi kepada bagian pengiriman barang.
2) Faktur Penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirimkan pada pelanggan.Jumlah lembar faktur yang dkirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan pelanggan.
1) Jurnal Penjualan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan kredit. Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan.Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan tiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu dalam jurnal penjualan disediakan kolom – kolom untuk mencatat penjualan menurut produk tersebut.
Kas xxx
Piutang Usaha xxx
Harga Pokok Penjualan xxx Persediaan Barang Dagang xxx 2) Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap – tiap debiturnya. Dalam metode pencatatan piutang tertentu, buku piutang ini tidak diselenggarakan dan digantikan fungsinya dengan arsip faktur penjualan menurut abjad. 3) Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi tentang rincian mutasi tiap jenis persediaan.
Prosedur Sistem Akuntansi Penjualan
Prosedur dan sistem merupakan hal mutlak dan sangat diperlukan demi kelangsungan perusahaan.Sistem akuntansi terdiri atas beberapa prosedur, yang tergantung pada aktifitas perusahaan, biasanya saling berkaitan dan berbeda sesuai dengan sifat dan kebutuhan masing – masing.
prosedur adalah ”Suatu ukuran klerikal, biasanya melibatkan orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara berulang – ulang”.
memberikan kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindah dan membandingkan.
Baca: Pengertian Sistem Pengawasan Kredit dan Prosedur Pemberian dan Pencatatan
Seluruh prosedur yang ditetapkan manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan (error),
kecurangan (founds) ataupun kejahatan (irregularities). Pengendalian intern juga merupakan salah satu prosedur – prosedur yang dilakukan perusahaan dengan tujuan mengamankan aktiva perusahaan dan meningkatkan
keakuratan serta dapat dipercayai data akuntansinya. Sehingga manajemen perusahaan membuat prosedur – prosedur untuk melindungi harta
perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi. Prosedur Penjualan Tunai
Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan.
Dokumen–dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1) Faktur Penjualan Tunai 2) Bukti Setor Bank 3) Pita Register Kas 4) Rekap Harga Penjualan
Catatan–catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai adalah :
1) Jurnal Penjualan 2) Jurnal Penerimaan Kas 3) Jurnal Umum
Unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut:
1) Bagian Order Penjualan 2) Bagian Kassa
3) Bagian Gudang
4) Bagian Pengiriman Barang 5) Bagian Kartu Persediaa
6) Bagian Jurnal, Buku Besar dan Laporan
Prosedur Penjualan Kredit
Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit
pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh penjual dan pembeli.Untuk mendapatkan pengawasan intern yang baik pada penjualan kredit perlu disusun prosedur tertentu yang menggambarkan arus dokumen dan tata cara pencatatan penjualan kredit yang harus diperhatikan adalah :
1) Surat Order Pengiriman 2) Faktur Penjualan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit adalah:
1) Jurnal Penjualan 2) Kartu Piutang 3) Kartu Persediaan
Unit–unit organisasi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit adalah:
1) Bagian Order Penjualan 2) Bagian Kredit untuk 3) Bagian Gudang
6) Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya 7) Bagian Jurnal Buku Besar dan Laporan
C. Hukum transaksi kredit
Jumlah nilai harga barang yang langsung diterima oleh penjual secara cash dari pembeli memungkinkan dimanfaatkan oleh penjual untuk keperluan bisnis atau kebutuhan lainnya dan disisi lain jika ia menjual secara kredit, untuk mendapatkan nilai harga barang hasil penjualannya seutuhnya tentu akan butuh waktu lama baru bisa terwujud.
Jumlah nilai harga jual barang secara kredit yang ditawarkan penjual kepada pembeli disatu sisi mendatangkan kemudahan bagi pembeli yang tidak mampu menyerahkan harga secara cash (tunai), yakni bisa memanfaatkan dan memiliki barang yang dibutuhkan karena ia tidak bisa menyerahkan harganya sekaligus saat itu. Jika ia dibebani untuk menyerahkan harganya semuanya secara cash, maka ia tidak sanggup membeli barang itu.
Bertolak dari latar belakang inilah, maka muncullah praktek transaksi jual-beli dengan sistem penawaran harga kredit yang berkonsekuensi harganya lebih tinggi dari harga secara cash / kontan yang tentunya disatu sisi
memberatkan pembeli dari segi harganya lebih mahal.2
Kendati masalah penjualan secara kredit telah disinggung dan dapat ditemui dalam kitab-kitab Ulama klasik yang disebut dengan bay’i muajjalah atau penjualan secara bertempo, namun dikalangan Ulama kontemporer muncul istilah baru yang disebut dengan bay’i Taqs th.Pengertian bay’i Taqs thȋ ȋ
atau kredit adalah menjual sesuatu dengan pembayaran yang diangsur dengan cicilan tertentu, pada waktu yang telah ditentukan dan dengan ketentuan harga lebih tinggi (mahal) daripada pembayaran secara kontan (tunai/cash) dan dengan ketentuan membayar hutang dengan berangsur-angsur.
Dalam Hadits riwayat At-Tirmidz disebutkan:ȋ
ةةععييبعييففنفييتعععييبعليانفععمعللعسعوعهفلفآىلعععوعهفييلعععههللاىللعصعهفللالهويسهرعىهعنع
Rasulullah melarang untuk dua penjualan dalam satu transaksi Mereka mencontohkan penjualan yang terlarang dalam Hadits ini, dengan salah satu dari dua penafsiran, seperti pembeli mengatakan, “Aku jual ini harganya senilai seribu secara kontan atau dua ribu secara ditempokan (kredit) setahun batas lamanya, maka ambillah (pilihlah) salah satu dua harga itu.”
Kalangan Syafi’i, Maliki, Hanafi, Hanbali, dan mayoritas Ulama membolehkan penjualan secara bertempo atau secara angsuran dengan melebihi dari harga yang dijual secara tunai jika transaksi yang dilakukan terasing / tersendiri, yakni pihak yang bertransaksi saling tawar-menawar suatu barang sebelum melangsungkan transaksi, kemudia baru sepakat pada akhir penawaran untuk menjual secara kredit, maka sesungguhnya hukum transaksi sah, tidak haram.
D. Jenis transaksi non-tunai :
1. Kartu Kredit Kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank untuk pembayaran barang atau jasa yang pembayarannya bisa dilunasi di bulan selanjutnya. Selain ada bunga ketika tagihan telat di bayar, kartu jenis ini memberikan banyak manfaat lain. Karena ada berbagai macam promosi yang dilakukan oleh pihak bank setiap waktunya.
2. Kartu ATM Kartu ATM akan didapatkan ketika membuka tabungan dan menyimpan uang di bank. Kartu ini akan menjadi penolong ketika anda sibuk dan tidak sempat untuk mengantri di teller bank ataupun anda harus melakukan transaksi di malam hari (karena ATM buka 24 jam). Kartu ATM bisa digunakan untuk menarik uang, mentransfer atau mendebit langsung dari rekening saat kamu berbelanja.Penggunaan kartu ini biasanya dilakukan di gerai ATM, supermarket terdekat atau pun tenant.Pihak bank bahkan mendorong nasabahnya untuk melakukan transaksi di gerai ATM bila nilai transaksi Rp5 juta ke bawah.
disimpan secara elekronik dan digunakan untuk pembayaran yang transaksinya dilakukan secara elektronik.
E. Beberapa Perbedaan atauPerbandingan Antara Transaksi PembayaranTunai dan Kredit :
1. Perbandingan Dari Sisi Tabungan
Membeli secara cash / tunai berarti menabung uang terlebih dahulu kemudian uang yang terkumpul dibelikan suatu produk, maka membeli secara kredit / cicilan berarti membeli produk terlebih dahulu, lalu kemudian baru menabung uang untuk membayar cicilan yang akan ditagihkan secara rutin. 2. Perbandingan Dari Sisi Agama
Secara agama islam membeli barang secara kredit diperbolehkan oleh banyak ulama selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang wajib dipatuhi. Namun masalahnya adalah adanya sistem bunga keterlambatan pembayaran cicilan kredit yang sifatnya haram.Oleh karena itu jalan keluar yang terbaik adalah menghindari segala bentuk transaksi kredit dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan transaksi jual beli tunai atau kontan tidak ada masalah dalam agama islam selama tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Di masa kini diharapkan para pelaku ekonomi menggunakan uang asli yang terbuat dari emas dan perak (dinar dan dirham) agar sesuai dengan ajaran agama islam dan terhindar dari dosa.
3. Perbandingan Dari Sisi Kenyamanan Hidup
Membeli secara tunai, cash atau kontan sudah pasti akan membuat hidup kita menjadi nyaman karena kita tidak ada beban tanggungan cicilan di masa mendatang yang akan mengurangi daya beli kita. Sedangkan membeli produk dalam bentuk kredit sudah pasti akan membuat hidup kita kurang nyaman karena kita akan dipaksa menyiapkan uang dalam jumlah tertentu untuk disetor kepada pemberi kredit kita dalam jangka waktu yang cukup lama. 4. Perbandingan Dari Sisi Kepemilikan Barang
yang disepakati maka barang kredit tersebut dapat disita oleh pemberi kredit. Dokumen resmi kepemilikan barang seperti sertifikat pada rumah dan bpkb pada kendaraan bermotor akan disita oleh pihak yang memberikan kredit. Sedangkan jika kita membeli suatu barang secara kontan atau tunai maka diri kitalah yang menjadi pemiliknya secara penuh tanpa adanya gangguan dari pihak mana pun.
5. Perbandingan Dari Sisi Proses Transaksi
Transaksi tunai dapat dilakukan secara langsung dengan membayarkan sejumlah uang kepada penjual barang.Sedangkan transaksi kredit
mengharuskan penjual dan pembeli melakukan kesepakatan transaksi terlebih dahulu sebelum adanya penyerahan barang.Transaksi kredit yang baik juga biasanya dilakukan secara tertulis dengan mengisi formulir tertentu yang kemudian ditandatangani oleh pihak penjual dan pembeli bersama-sama.
F. Kredit Konsumtif
Dikemukakan bahwa keuangan negara berbeda dengan keuangan swasta dalam satu hal yang sangat penting. Berbeda dengan negara, individu pribadi sedikit sekali menguasai besar kecilnya pendapatan, ia berkewajiban untuk menyesuaikan pengeluaran dan pendapatannya,dan bukan
sebaliknya.Tentu saja pernah dikemukakan bahwa dalam batas-batas tertentu individu pribadi dapat menyesuaikan pendapatannta dengan pengeluarannya. Jadi bila lebih banyak uang yang harus dibelanjakan maka lebih banyak uang dapat diperoleh dengan meminjamkan dan meminjam.
Berbagai perintah agama Islam dengan seksama maka dengan mudah kita dapat memperoleh empat prinsip yang bertalian dengan kredit konsumti, yaitu : (a) prinsip kemurnian, (b) prinsip perjanjian, (c) prinsip pembayaran, dan (d) prinsip bantuan.
berlindung dari utang maupun dosa.Aisyah berkata, “Rasulullah SAW biasa berdoa dan mengucapkan kata-kata, Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari dosa dan berutang. Seseorang bertanya padanya, Ya Rasulullah , mengapa begitu sering enkau berlindung dari berutang? “Jawabnya. “Bila orang
berutang, dia berdusta, berbohong, dan berjanji, tetapi memingkiri sebaliknya. (Bukhari). Sesungguhnya Islam mengakui kredit konsumtif untuk memenuhi kebutuhan minimum yang mutlak diperlukan, yang pada dasarnya bersifat fisioologik.Kebutuhan-kebutuhan ini timbul dari kenyataan bahwa manusia tidaklah sanggup melengkapi dirinya sendiri. Ia memerlukan sandang, pangan , dan rumah untuk hidupnya, dan ini harus diperoleh dengan cara berusaha. Minimum fisiologik sekedarnya ini tidak sama bagi tiap-tiap orang di semua negeri dan di segala zaman. Kebutuhan makanam minimum seseorang berbeda dangan orang lainnya.
Prinsip perjanjian yang bersumber pada ayat Al-Qur’an: Apabila kamu berutang oitang satu sama lain untuk waktu tertentu, hendaklah kamu
menuliskannya. Hendaklah orang yang berutang itu mengimlakannya. (Syrat Al-baqarah,2:282). Ini berarti bahwa setiap tindakan transaksi utang piutang harus jelas tertulis tanpa merugikan si peminjam.Sang kreditor harus mencegah jangan sampai berlaku tidak adil pada orang yang berutang.Prinsip persetujuan ini berlaku pula untuk pinjaman konsumtif, maupun pinjaman produktif.Islam juga telah membuat ketentuan untuk memberikan pinjaman dengan jaminan yang wajar.
Prinsip ketiga pinjaman yang mengatur pinjaman yang merupakan prinsip pembayaran.Adalah membesarkan hati untuk mencatat bahwa Islam selalu mempertahankan keseimbangan antara kecenderungan yang berlawanan. Sekalipun kreditor telah diarahkan agar mencegah setiap ketidakadilan yang akan dilakukan terhadap orang yang berutang, orang yang berutang juga telah diarahkan untuk melakukan setiap usaha yang tulus untuk membayar kembali pinjamannya.
Al-Qur’an maupun sunnah. Prinsip mengenai bantuan ini harus dipahami dalam arti luas. Dipandang secara positif,semua jenis kredit dalam Islam adlah bebas bunga (Allah memperkenankan jual beli dan melarang riba) (Q.S.Al-baqarah, 2:275)
Mekanisme Kredit Konsumtif
Ada tiga cara yang berhubungan dengan penanganan bebagai aspek kredit konsumtif berikut ini:
a) Melaui penciptaan suatu jaringan koperasi konsumen di bawah perlindungan negara
Cara yang terbaik untuk menangani masalah kredit konsumtif ialah membentuk jaringan koperasi konsumen atas dasar tidak-untung tidak rugi di bawah perlindungan Pemerintah.Metode masalah kredit konsumsi ini dapat dibenarkan, dari hampir setiap sudut analisis. Secara ekonomik hal itu dibenarkan karena kredit konsumen yang dinilai selektif dan cermat akan mendorong produktivitas, bukan hanya di negeri-negeri yang telah berkembang, tapi juga di negeri sedang berkembang. Dengan demikian hal ini akan melenyapkan unsur bunga modern dalam proses konsumsi, produksi dan disribusi.
b) Melalui bank Islam, dan/atau
Masalah kredit konsumtif juga dapat ditangani melalui bank Islam, setidak-tidaknya dengan dua cara . Pertama, bank dapat memberikan kredit dengan efek sebagian dana cadangan yang terutama dari para deposan yang tidak ingin mengambil suatu bagian dari keuntungan bank atas depositonya.Kedua, karena bank dalam suatu negara Islam harus bertindak sebagai mitra yang aktif dalam berbagai proyek pertanian dan industri, penulis 3merasa tidak ada salahnya bila bank di negara-negara
Islam menyelenggarakan jaringan toko konsumen atas dasar komersial c) Melalui pembentukan dana kredit konsumtif oleh pemerintah
Akhirmya kredit konsumtif harus diberikan oleh Pemerintah dari suatu Dana Kredit Konsumtif yang diciptakan melalui suatu sumbangan
pemerintah yang kecil (misalnya dua sampai dua setengah persen) dari surplus penerimaan yang diharapkan suatu pemerintah sesudah
membayar semua pengeluaran bukan pembangunan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Penjualan tunai adalah merupakan salah satu bentuk transaksi dari barang dan jasa. Dalam transaksi penjualan secara tunai ini, penjual langsung menyerahkan barang kepada pihak pembeli setelah pembeli membayar uang kepada penjual. “Penjualan tunai dilaksanakan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Mannan M.A. 1995. Islamic Economics, Theory and Practice. Yogyakarta: PT. DANA BHAKTI WAKAF
S.Alam. 2013. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: ESIS.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudulmeliputi segala aspek Hadis Ekonomi .
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT, juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan, pengetahuan yang dimiliki, dan referensi dari beberapa buku sehingga dapat selesai dengan baik.Oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat kami presentasikan dengan baik.
Jember, 16 November 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hadist transaksi tunai dan kredit...2B. Pengertian kredit...4
C. Hukum transaksi kredit...10
D. Jenis transaksi non tunai...12
E. Perbedaan transaksi tunai dan kredit...12
F. Mekanisme kredit konsumtif...14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...17