• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pembelajaran yang Efektif dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Pembelajaran yang Efektif dalam "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 8, 11,12

Oleh :

AFIAH RAKHMANIAH (825311906)

ISTARTI (825281337)

(2)

MODUL 8

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

KEGIATAN BELAJAR 1

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A.PENGERTIAN DAN TUJUAN

Secara umum keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakihiri pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan, sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik yang telah dibahas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan pembahasan materi pelajaran.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:

1. menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran; 2. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti

pelajaran;

3. memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa;

4. menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari;

5. memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:

1. memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung;

2. mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani;

(3)

Oleh karena itulah keterampilan membuka dan menutup pelajaran sangatlah penting bagi seorang guru. Kelalaian membukan dan menutup pelajaran ini akan berakibat pada tidak terarahnya kegiatan pembelajaran dan tidak tertatanya kemampuan yang dimiliki siswa.

B.KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

1. Membuka Pelajaran

Komponen keterampilan yang perlu dikuasai dalam membuka pelajaran adalah sebagai berikut :

a. Menarik Perhatian Siswa

Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1) Memvariasikan gaya mengajar guru

2) Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik siswa

3) Penggunaan pola interaksi yang bervariasi. b. Menimbulkan motivasi

Tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari atau memasuki topik/kegiatan yang akan dibahas atau dikerjakan. Banyak cara menimbulkan motivasi antara lain:

1). Sikap hangat dan antusias

Kehangatan dan keantusiasan yang ditunjukkan guru merupakan awal dari munculnya keinginan siswa untuk belajar.

2). Menimbulkan rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu merupakan alasan yang cukup ampuh bagi seseorang dalam mempelajari sesuatu. Rasa ingin tahu akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu agar rasa ingin tahunya terpenui. Oleh karena itu guru harus bisa membangkitkan rasa ingin tahu siswa ini misalnya dengan cara mengemukakan cerita yang mengundang pertanyaan, mendemonstrasikan atau memperlihatkan gambar sesuatu yang baru kemudian diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan.

3). Mengemukakan ide yang bertentangan

Ide yang bertentangan biasanya menggugah pendengar untuk bertanya atau mengajukan pendapatnya.

(4)

Dalam memilih topik atau merancang kegiatan, guru hendaknya selalu memperhatikan minat siswa. Minat siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti latar belakang sosial, jenis kelamin, umur dan lingkungan. Untuk mengetahui minat siswa secara tepat, guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor tersebut.

c. Memberi acuan

Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa dalam pelajaran tersebut. Acuan dapat diberikan dengan beberapa cara, yaitu :

1). Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

2). Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan

3). Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Guru harus mengingatkan siswa untuk menemukan hal positif maupun hal-hal negatif dari sifat, konsep atau topik yang akan dibahas.

4). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada awal pelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa mengantisipasi materi yang akan dibahas.

d. Membuat kaitan

Aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Hal ini sering disebut apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran.

2. Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan guru kepada siswa haruslah benar-benar bermakna bagi siswa, artinya siswa memang ahrus enar-benar merasa terdorong untuk meningkatkan niat belajarnya. Jadi penguatan itu haruslah benar-benar tulus dari hati guru dan tidaklah hanya sebagai basa basi saja.

3. Menghindari penggunaan respon negatif

(5)

Selain itu, dalam memberi penguatan guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :

a. Sasaran penguatan.

Sasaran penguatan harus jelas, misalnya,” Via, karanganmu hari bagus sekali.”

b. Penguatan harus diberikan dengan segera

Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah segera diberikan setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan.

c. Variasi dalam penggunaan

Penguatan haruslah diberikan dengan berbagai gaya sehingga penguatan tersebut tidaklah kehilangan makna dan arti bagi siswa.

KEGIATAN BELAJAR 2

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Alasan pentingnya diskusi kelompok bagi siswa :

A. RASIONAL

(6)

keterampilan berbahasa, sopan santun dalam mengajukan perbedaan pendapat serta keterampilan berinteraksi sosial.

B. PENGERTIAN

Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:

1. Melibatkan kelompok terdiri dari sekitar 3-9 orang.

2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal artinya semua anggota kelompok berkesempatan saing melihat, mendengar, serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.

3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya.

4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan kelompok.

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Ada 6 komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru, yaitu : 1. Memusatkan perhatian

 merumuskan tujuan pada awal diskusi;

 menyatakan dengan tegas masalah-masalah khusus yang sedang dibahas dan menyatakannya apabila terjadi penyimpangan;

 menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan yang dapat

membawa diskusi ke arah yang menyimpang;

 membuat rangkuman tentang pembahasan yang disepakati pada tahap-tahap tertentu sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya..

2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat

 menguraikan atau merangkum gagasan yang dikemukakan sehingga menjadi lebih jelas;

 meminta komentar siswa tentang gagasan yang diajukan

(7)

 memberi informasi tambahan dan/atau contoh yang dapat memperjelas gagasan yang diajukan.

3. Menganalisis pandangan

 Menganalisis pandangan siswa dengan cara meminta siswa

memberi alasan dan dasar pandangan yang diajukannya;

 Memperjelas atau menguraikan inti gagasan siswa tentang hal-hal yang sudah disepakati dan belum disepakati.

4. Meningkatkan urunan

Melatih siswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi aktif dengan cara:

 mengajukan pertanyaan kunci yang bisa menantang siswa untuk berpikir;

 memberikan contoh-contoh pada saat yang tepat;

 mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat  memberi waktu yang cukup untuk berpikir

 memberikann dukungan terhadap uraian siswa seperti

mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan komentar yang positif, menunjukkan sikap yang bersahabat.

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi 6. Menutup diskusi.

 Membuat rangkuman;

 Mengemukakan tindak lanjut

 Menilai proses dan hasil diskusi D. PRINSIP PENGGUNAAN

Prinsip-prinsip penggunaan yaitu :

1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam sebuah pembelajaran di jenjang kelas yang sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.

2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah yang emerlukan informasi/pendapat dari orang banyak.

3. Guru hendaknya dapat memodelkan fungsi pimpinan diskusi kelompok sehingga berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi sendiri.

4. Diskusi harus berlangsung terbuka penuh persahabatan sehingga bisa saling menghargai.

(8)

 Pemilihan topik

 Mempersiapkan informasi pendahuluan yang memungkinkan siswa mempunyai latar belakang sama terhadap topik diskusi.

 Menyiapkan diri sebagai pemimpin diskusi (sumber informasi, motivator dll)

 Penetapan kelompok beserta anggotanya.  Pengaturan tempat duduk

6. Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan :

 Kelompok mempunyai informasi yang kaya;

 Siswa pemalu merasa lebih bebas berbicara dalam kelompok kecil;

 Anggota kelompok temotivasi oleh anggota lainnya;

 Anggota kelompok merasa terikat oleh keputusan yang diambil dalam diskusi.

7. Kelemahan disusi kelompok:

 Perlu waktu cukup banyak;

 Memboroskan waktu jika terjadi hal-hal negatif;

 Anggota yang kurang aktif dan agresif merasa lebih sedikit tertekan karena didominasi oleh siswa tertentu.

8. Guru hendaknya menghindari :

 Menghindari topik yang tidak sesuai

 Mendominasi diskusi dengan berbagai informasi

 Membiarkan terjadinya monopoli/penyimpangan

 Tergesa-gesa meminta respon siswa

 Membiarkan siswa yang kurang aktif

 Tidak memperjelas uraian.

KEGIATAN BELAJAR 3

KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. RASIONAL

(9)

yang mendukung keberhasilan tersebut adalh iklim belajar yang konduktif atau optimal.

B. PENGERTIAN

Pengelolaan kelas dapat didifinisikan dengan bebagai cara diantaranya :

1. Pendekatan otoriter yaitu pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan yang dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan didalam kelas.

2. Pendekatan primitive yaitu pengelolaan kelas sebagai usah guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa.

3. Pendekatan modifikasi tingkah laku yaitu pengelolaan kelas sebagai serangkaian kegiatan untuk meningkatkan munculnya prilaku yang baik.

4. Pengolaan kelas yaitu sebagai seperangkat usaha guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim social nasional kelas yang positif.

5. Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengarauh pada terjadinya pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL

Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara atau mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif.

Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang diarahkan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang diharapkan.

D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN

Komponen keterampilan mengelola kelas harus dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Keterampilan yang bersifat preventif.

2. Ketrampilan yang bersifat represif.

(10)

a. Sikap tanggap

b. Membagi perhatian

c. Memusatkan perhatian kelompok

d. Memberikan petunjuk yang jelas

e. Menegur

f. Memberi penguatan

Ketrampilan yang bersifat represif berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang muncul , yang dapat dilakukan menjadi 3 pendekatan yaitu :

1. Modifikasi tingkah laku yang mencakup

a. Meningkatkan tingkah laku yang diharapkan

b. Mengajarkan tingkah laku yang baru

c. Mengurang/menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan

2. Pengelolaan kelompok yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi kelompoik

3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal : 1. Kehangatan dan keantosiasan guru

2. Kata-kata dan tindakan guru

3. Penggunaan variasi dalam mengajar

4. Keluwesan guru

5. Selalu menekankan hal-hal yang positif

6. Mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin

(11)

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK DAN PERORANGAN

A. RASIONAL

Pada dasrnya siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan lainya . Untuk melayani perbedaan ini, diperlukan variasi pengorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, dan perorangan

B. PENGERTIAN

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika terpenuhi syarat-syarat berikut :

1. Ada hubungan yang sehat dan akrap antara guru-siswa dan antar siswa

2. Siswa belajar dengan kecepatan , kemempuan, cara, dan minat sendiri

3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya

4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar

5. Guru dapat memainkan berbagai peran

Dilihat dari segi guru, pengajaran kelompok kecil dan perorangan menuntut guru berperan sebagai :

1. Organisator kegiatan pembelajaran

2. Sumber informasi bagi siswa

3. Pendorong bagi siswa untuk belajar

4. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa

5. Orang yang mengdiaknosis kesulitan siswa dan member bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.

6. Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lainya.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN

Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4 kelompok komponen keterampilan sebagai berikut :

(12)

2. Keterampilan mengorganisasikan

3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

4. Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus memperhatikan bebagai hal antara lain :

1. Tidak semua topic dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan.

2. Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap

3. Pengorganisasian siswa, sumbe/materi, ruangan dan waktu harus dilakukan secara cermat

4. Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling belajar

Guru harus mengenal siswa secara pribadi

(13)

DISIPLIN KELAS

Contoh disiplin : - Seorang anak yang tepat waktu bangun pada pukul 6 pagi.

- Anak-anak membuang sampah pada temppat sampah yang disediakan

2. Disiplin kelas

Ungkapan disiplin oleh pakar Jurney dan Cairns (1980), bervariasi sebagai berikut :

a. Disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok

b. Disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas.

Menurut (Kohn, 1996),

Disiplin adalah bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan penanganan perilaku yang menyimpang

Kesimpulan disiplin mempunyai arti yang beragam, sebagai berikut :

a. Sebagai kata benda berarti tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok, yaitu dalam kelas atau teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas.

b. Sebagai kata sifat berarti ketaatan pada tauran

c. Sebagai kata kerja berarti hukuman sehingga mendisiplinkan berarti menghukum. Jadi disiplin kelas diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terjadi di dalam kelas atau tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas.

Alasan disiplin perlu diajarkan,

1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siwa mampumendisiplinkan dirinya sendiri.

Tujuan utama penanaman disiplin adalah agar siswa mempu mengendalikan dirinya sendiri. Tanpa perlu dikontrol oleh guru (Winzer, 1992).

Tanpa diajarkan atau dipelajari, disiplin tidak akan tumbuh dan berkembang karena disiplin bukan faktor bawaan.

2. Disiplin merupakan titik pusat berputarnya kehidupan sekolah (Turney dan Cairns, 1980). Keberhasilan dan kegagalan sekolah tergantung dari tingkat ketercapaian dalam menerapkan disiplin yang sempurna.

3. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih-lebih jika ketaatan tersebut tumbuh dari dirinya, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpacu untuk belajar.

4. Tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan.

(14)

6. Kebiasaan untuk menaati peraturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas bagi kehidupan siswa di dalam masyarakat.

Siswa yang terbiasa menaati aturan di dalam kelas, akan terdorong pula menaati aturan yang ada di dalam masyarakat.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas 1. Faktor fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas, mencakup: a. Kondisi fisik guru

Guru yang berpenampilan rapi, sehat, dan tampak bersemangat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan.

b. Kondisi fisik siswa

Kondisi fisik siswa yang prima dan panca indra yang sehat, akan mempengaruhi ketaatan pada aturan, sebaliknya siswa yang sakit atau lapar akan sulit memusatkan perhatian pada pelajaran.

c. Kondisi fisik ruangan kelas

Ruang kelas yang berantakan atau kondisinya sudah rusak sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada aturan.

2. Faktor Sosial

a. Hubungan guru - siswa – siswa mempengaruhi disiplin kelas.

Hubungan yang sehat, akrab, dan saling mempercayai akan mampu meningkastkan disiplin kelas. Sebaliknya hubungan yang tidak akrab, tidak sehat dan saling mencurigai akan mempengaruhi ketaatan siswa-siswa pada aturan kelas.

b. Latar belakang sosial siswa

Lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar siswa juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang berasal dari desa mungkin akan lebih patuh dibandungkan siswa yang berasal dari kota.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup:

a. Perasaan (sedih, senang, marah, bosan, benci, dsb)

b. Kebutuhan (seperti keinginan untuk dihargai, diakui, dan disayang)

Siswa yang sedih, marah akan berbeda tingkat kebutuhannya dibandingkan dengan mereka yang sedang bergembira.

KEGIATAN BELAJAR 2

STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS

A. Pandangan terhadap penanaman dan penanganan disiplin kelas

1. Pandangan yang berfokus pada kepentingan guru ( teacher centered )

2. Pandangan berfokus pada guru. Guru haruslah di depan memberi contoh, di tengah mampu medorong untuk berkarya, dan di belakang mendorong siswa ke depan agar mampu bertanggung jawab.

(15)

Winzer (1995) menyatakan pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk kerja sama.

4. Pandangan humanistik

Yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan. Perlunya komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak-anak atau antara guru dan siswa, sehingga guru tahu apa yang disukai dan apa yang tidak disukai.

5. Pandangan kaum behaviorism, yang berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman dan penguatan merupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakkan disiplin. Denga memberi penguatan, perilaku yang dapat diharapkan dapat ditingkatkan sedang dengan memberi hukuman, perilaku yang kurang baik dapat dihilangkan.

B. Strategi penanaman disiplin kelas.

Beberapa cara dapat anda coba dalam menanamkan disiplin keras dan sekaligus dapat anda gunakan dalam memilih cara-cara yang tepat dan sesuai :

1. Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah

Pernyataan Elias, et al (1997) melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru, anka-anak akan dapat melihat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang dianjurkan.

Contoh : jika kita ingin anak-anak tidak terlambat, kita harus mencontohkannya dengan cara datang sebelum waktunya atau tepat waktu.

Kesimpulannya adalah cara terbaik untuk menanmkan disiplin adalah dengan terlebih dahulu mendisiplinkan diri sendiri.

2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau kembali.

Pendapat Glesser, pertemuan kelas dianggap salah satu alternatif yang afektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.

Sedang menurut Kohn (1996) pertemuan kelas dapat berfungsi sebagai: a. Tempat berbagi pengalaman antar siswa dan antara siswa dan guru b. Tempat untuk mengambil keputusan

c. Temapat untuk membuat rencana

d. Tempat untuk melakukan fefleksi, yaitu merenung dan mengungkapkan perasaan tentang disiplin kelas yang sudah berlangsung

3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga anak tidak merasa tertekan. Misal waktun untuk mengerjakan sudah habis sedang sebagian besar anak belum dapat menyelesaikan tugas tersebut, maka tambahkanlah waktu untuk mengerjakannya atau cari alternatif lain.

4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak, misal siswa kelas rendah mungkin masih perlu diperiksa kesehatan kuku dan pakaiannya

5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas

C. Strategi Penanganan Disiplin Kelas 1. Menangani gangguan ringan

Winzen (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi gangguan ringan, antara lain :

a. Mengabaikan

Gangguan kecil dan ringan yang dianggap tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan saja.

b. Menatap agak lama

(16)

Adalah tanda-tanda berupa gerakan tubuh, seperti mengangkat tangan, menggeleng atau menarik telunjuk di atas bibir

d. Mendekati

Gerak mendekati, menyebabkan siswa yang melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatannya sudah diketahui oleh guru

e. Memanggil nama

Memanggil nama siswa yang melakukan pelanggaran kecil akan dapat membantu memulihkan disiplinkelas, asal dilakukan secara bijaksana.

f. Mengabaikan secara sengaja

2. Menangani gangguan berat

Gangguan besar atau berat adalah pelanggaran yang akan dilakukan siswa dapat mempengaruhi siswa lain atau menganggu jalannya pelajaran.

Beberapa strategi untuk mengatasi gangguan ringan. a. Memberi hukuman

Kohn (1996) mengemukakan bahwa hukuman dapat memperparah masalah, merusak hubungan guru dan siswa dan menghambat perkembangan etika.

Winzen (1995) hukuman masih diperlukan, hal yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan hukuman sebagai berikut :

1. Gunakan hukuman, hanya jika dianggap perlu

2. Mulailah dengan hukuman yang ringan, misalnya teguran yang halus, sebelum memutuskan memberi hukuman yang keras

3. Hukuman harus diberikan secara adil dan ssuai dengan tingkat pelanggaran 4. Ketika memberi hukuman, ajarkan juga contoh apa yang semestinya

dilakukan oleh siswa

5. Berhati-hatilah dalam memberi hukuman, pertimbangkan dampaknya bagi siswa dan mungkin bagi orang tua

b. Melibatkan orang tua

Karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan orang tua, wajar bila guru melibatkan orang tua dalam menangani masalah pelanggaran disiplin.

3. Menangani perilaku agresif

Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak atau menyerang temannya bahkan menyerang gurunya.

Beberapa cara untuk menangani perilaku yang agresif oleh Winzer (1995) sebagai berikut :

a. Mengubah / menukar teman duduk

Tetapi tetap berhati-hati dalam memindahkan tenapt duduk, dan sesuai pemindahan kita wajib memantau perubahan yang terjadi

b. Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas

d. Hindari diri dari pengucapan akat-kata yang besar atau yang bersifat mengha=ina, karena menghina, karena akan memperburuk hubungan guru dan siswa

(17)

MODUL 12

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

KEGIATAN BELAJAR 1

PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Istilah pengajaran, menurut beberapa pendapat mengarah pada aktifitas guru dalam kegiatan belajar-mengajar (tacher centered), pada saat ini dalam proses pembelajaran harus lebih banyak ditekankan pada aktifitas siswa (student centered).

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antra berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran. Atau pengertian lain, yaitu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran.

B. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Menurut Ralph W. Tyler (1975), prinsip dasar dalam pengembangan pembelajaran mengikuti 4 komponen yang disebutnya sebagai four-step model.

1. Arah/ tujuan pembelajaran, dalam kurikulum berbasis kompetensi disebut kompetensi (standar kompetensi mata pelajaran, kopetensi dasar dan indikator-indikatornya)

2. Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai tujuan/kompetensi tersebut.

3. Strategi pelaksanaan pembelajaran.

4. Penilaian yang yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.

Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi saling berpengaruh sehingga membentuk suatu satu kesatuan/ totalitas. Tujuan/ kompetensi pembelajaran merupakan komponen pertama dan utamayang harus ditetapkan dan menjadi indikator keberhasilan pembelajaran.

C. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(18)

Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran :

1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.

2. Perencanaan pembelajaranharus berdasarkan kurikulum yang berlaku. 3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia. 4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar

yang sistematis.

5. Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembar kerja/tugas dan atau lembar observasi.

6. Perencanaan pembelajaran bersifat fleksibel.

7. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistim yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/ kompetensi, materi,kegiatan belajar, dan evaluasi.

Prinsip diatas harus dijadikan landasan dalam penyususnan perencanaan pembelajaran.

D. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Penyusunan Silabus

Silabus merupakan program yang bersifat makro yang dijabarkan kedalam program-program pembelajaran yang lebih terperinci, yaitu Satuan/rencana pembelajaran. Silabus dilaksankan untuk jangka waktu yang cukup panjang (1 tahun/semester), menjadi acuan dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Pengembangan silabus diharapkan dapat memenuhi prinsip-prinsip :

a. Ilmiah, penetapan isi silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah dan teruji kesahihannya.

b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa dalam penetapan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian isi/materi dalam silabus.

c. Sistematis, komponen yang terdapat dalam silabus merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain.

d. Konsisten, antara kompetensi yang diharapkan dicapai dengan penentapan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.

(19)

2. Penyusunan Rencana/Satuan Pembelajaran

Rcncana pembelajaran adalah satuan atau unit program pcmbelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana pcnyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu mata pclajaran. Komponen-komponen rencana/satuan pembelajaran ini lebih terperinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk rencana pembelajaran yang dikembangkan pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya harus sama. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana/satuan pembelajaran meliputi :

a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.

c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).

e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan

untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian). Rencana pembelajaran sebaiknya disusun dalma bentuk/ format naratif.

KEGIATAN BELAJAR 2

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF

(20)

menciptakan, mengelola, dan mengorganisasi peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar terjadi. Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pernbelajaran sangat tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan pebelajar, kekompleksan tugas pembelajaran, fasilitas dan peralatan, serta pengalaman guru.

B. FAKTOR- FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Isi (Content) Pelajaran

Isi pelajaran berkaitan dengan uan, keterampilan, aturan, dan konsep atau proses kreatif yang akan dipelajari pebelajar.

2. Bahan

Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang digunakan dalam pembelajaran. Buku teks, film dokumenter, komputer, powerpoint, audio-video, merupakan beberapa bahan yang digunakan guru. 3. Strategi Pembelajaran

Pemilihan berbagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran rnerupakan perencanaan central .

4. Perilaku Guru

Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangung dan membantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, menyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran, dan membuat kcsimpulan.

5. Menstrukturkan Pelajaran

Menyusun pclajaran berkaitan dengan kegiatan yang tcrjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pclajaran. Pada suatu saat mungkin pcbelajar membaca, diskusi, dan menulis atau berpartisipasi suatu kegiatan tertentu.

6. Lingkungan Belajar

Ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan, pertimbangkan jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan antara lain; sistem pengelolaan kelas yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan kelas, menciptakan iklim yang positif, tanggung jawab pebelajar secara akademik, dan penguatan perilaku yang dikehendaki.

7. Pebelajar

Ketika merencanakan kegiatan pembelajaran,pertimbangkan karakteristik pebelajar tertentu yang ada di kelas. Perlu dipertimbangkan pula motivasi pebelajar, kebutuhan akademik, kebutuhan fisik, dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan pengelompokan pebelajar, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan, dan kerja mandiri.

8. Durasi Pembelajaran

(21)

Guru perlu menjadi manajer waktu untuk menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu. 9. Lokasi Pembelajaran

Ketika merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana pembelajaran itu akan terjadi. Lokasi suatu kegiatan mungkin berubah berdasarkan kebutuhan, seperti: (a) ruang kerja untuk serangkaian materi tertentu (misalnya komputer), (b) tambahan referensi, materi-materi atau pengalaman-pengalaman baru (misalnya perpustakaan dan kerja lapangan), dan (c) struktur sosial yang berbeda (misalnya debat atau kegiatan yang memerlukan belajar bersama).

C. KARAKTERISTIK GURU

Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran, dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985).

Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Pengalaman terdahulu membawa guru pada kesiapan mental yang lebih mantap.

Kedua, filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru.

Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran, juga mempengaruhi keputusan tentang perencanaan. Guru yang menguasai materi pembelajaran biasanya dapat merencanakan pembelajaran yang bervariasi dan fleksibel karena siap memanfaatkan dan menata informasi.

Keempat, gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Gaya ini tercermin dari kebutuhan guru untuk menyusun perencanaan rutin, dan gaya memecahkan masalah.

Kelima, harapan-harapan menata kelas, baik untuk pebelajar belajar maupun pelaksanaan pembelajaran oleh guru itu sendiri, juga mempengaruhi keputusan tentang perencanaan.

Keenam, perasaan aman dan kontrol pembelajaran memainkan peranan dalam proses perencanaan. Apabila guru merasa aman dalam semua segi pembelajaran, rencana pembelajaran cenderung kurang ketat. Namun, apabila tidak begitu aman, guru cenderung untuk lebih terstruktur dan rencana lebih terperinci. D. GURU YANG EFEKTIF

Rosanshine (1989) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut. 1. Melakukan Reviu Harian

Untuk menentukan apakah pebelajar telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang diperlukan, guru yang efektif memulai pembelajaran dengan mereviu materi yang lalu, mengoreksi pekerjaan rumah, dan mereviu pengetahuan awal yang relevan dengan pembelajaran hari ini.

2. Menyiapkan Materi Baru

(22)

perhatian pebelajar dengan menerangkan tujuan belajar yang ingin dicapui selama pembelajaran.

3. Melakukan Praktik Terbimbing

Maksud praktik terbimbing adalah membimbing praktik ketcrampilan awal pebelajar dan menyediakan penguatan yang perlu untuk kernajuan belajar barn, dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Pebelajar berpartisipasi aktif selama praktik terbimbing dengan masalah-masalah kerja atau pertanyaan-pertanyaan dari guru. Penelitian menunjukkan bahwa guru yang lebih efektif meningkatkan pencapaian pebelajar, akan menarnbah jumlah pertanyaan.

4. Menyediakan Balikan dan Koreksi

Selama praktik terbimbing, bagi guru sangat penting untuk menyediakan proses balikan kepada pebelajar. Proses balikan dapat berupa memberikan penjelasan tambahan yang kadang-kadang diperlukan apabila pebelajar benar, tetapi apabila pebelajar membuat kesalahan, yang tepat adalah menyederhanakan pertanyaan, kemudian menuntun (memberi petunjuk sedikit) ke arah jawaban yang benar.

5. Melaksanakan Praktik Mandiri

Setelah guru memberikan praktik terbimbing, sangat penting memberikan

kesempatan kepada pebelajar untuk praktik mandiri. Praktik mandiri membutuhkan reviu dan penguatan yang diperlukan agar menjadi bagus. Praktik mandiri berbeda dengan praktik terbimbing, yaitu isyarat - isyarat yang diberikan oleh guru selama praktik terbimbing dihilangkan.

6. Review Mingguan dan Bulanan

Guru dianjurkan untuk mereviu pekerjaan seminggu yang lalu tiap hari sabtu dan pekerjaan sebulan yang lalu setiap Sabtu keempat.

E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Pendekatan pembelajaran yang efcktif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pebelajar. Pada saat ini tclah ada perubahan paradigma dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada pebelajar. Akan diuraikan 3 jenis pcndekatan, yaitu independent learning (belajar mandiri), problem-based learning (belajar berdasarkan masalah), dan integrated

learning (pembelajaran terpadu).

1. Belajar Mandiri (Independent Learning)

Dalam belajar mandiri, pebelajar mempersiapkan kelompok kecil dan menindaklanjuti beberapa bagian dari pelajaran dengan belajar sendiri. Intensitas belajar mandiri dalam kurikulum tradisional biasanya meningkat sebelum ujian formal, dengan cara pebelajar berusaha mencapai materi- materi pembelajaran dalam suatu waktu yang relatif singkat.

(23)

bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh orang lain untuk pebelajar, melainkan harus dikerjakan oleh pebelajar itu sendiri.

2. Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning)

Pembelajaran terpadu diartikan sebagai metode pengorganisasian isi pembelajaran yang dilakukan guru dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran, untuk mempelajari suatu konsep tertentu. Pembelajaran terpadu dimulai dengan menampilkan tema. Misalnya, tema "lingkungan" untuk kelas 3 SD. Guru dapat merancang strategi pembelajaran IPA, dengan pokok bahasan Udara Bersih dan Udara Tercemar. IPS, menampilkan pokok bahasan lingkungan sekitar rumah siswa RT/RW, Kelurahan, dan Kecamatan, sedangkan Bahasa Indonesia dapat ditampilkan kegiatan membaca suatu bacaan tentang bersih-bersih lingkungan menyongsong hari Kernerdekaan.

3. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Referensi

Dokumen terkait

The process of modelling geometric and semantic information of indoor environments is based on subdividing an input point cloud into navigable and non-navigable

Kepada dosen pembimbing wajib memberikan bimbingan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimilikinya dan waktu yang telah disepakati dengan menjaga kode etik profesional dosen,

Xenopsilla cheopis dan Leptopsill segnis  hospes perantara cacing pita tikus Hymenolepis diminuta  parasit insidental pada manusia.  Iritasi kulit 

Belakangan keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Gua Tabuhan karena bebatuan menjulur dari langit-langit ataupun yang menjulang (stalagmit dan

Dari basil penelitian dapat diketahui bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Rawas Utara dalam menjalankan fungsi Legislasinya belum dapat memenuhi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain. © Widianti Karisna

Guru : lalu yang bagian bentuk lingkaran bagaimana?( Sambil menunjukkan bagian lingkaran dari setengah bola).. Siswa : iya

Memasuku bulan febuari pastinya semua remaja yang mempunyai pasangan akan mengingat bahwa pada bulan tersebut aka nada hari yang terdolong special yaitu hari kasih sayang atau