• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Prakti.d ocx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Kualitas Pembelajaran Prakti.d ocx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Praktik Pemeliharaan/Servis Engine danKomponen-komponennyaDengan Metode Tugas Proyek di Kelas XI Program

KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi

Oleh : Arif Harianto, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja, maka pembelajaran praktik memegang peranan penting untuk membekali lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja. Oleh karena itu mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran praktik yang hampir menyerupai dunia kerja. Pada pengajaran praktik kejuruan, ketrampilan kerja membutuhkan latihan secara rutin, bila dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya maka akan menghasilkan benda kerja sesuai dengan perencanaan.

1

Kompetensi kejuruan teknik mekanik otomotif merupakan mata pelajaran produktif pada program keahlian teknik mekanik otomotif yang merupakan bagian dari pendidikan menengah kejuruan, bertujuan

menyiapkan siswa (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (2) mampu memiliki karir, mampu berkompetensi, dan mampu

mengembangkan diri dalam lingkup bidang keahlian tektik otomotif, khususnya dalam teknik mekanik otomotif, (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah, untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup bidang keahlian teknik otomotif, (4) menjadi

warga negara yang produktif, dan kreatif.

Demikian pula, dengan pengajaran praktik di program keahlian teknik mekanik otomotif, disajikan agar para siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan kerja. Namun dalam kenyataannya berdasarkan pengalaman sebagai pengajar praktik teknik otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh , ternyata hasil belajar praktik siswa masih rendah. Ini terlihat dari hasil ujiansiswa kelas XI Teknik Mekanik Otomotif pada semester ganjil tahun 2007-2008 pada kompetensi pemeliharaan/servisengine dan komponen-komponennya yaitu dari 36 orang siswa hanya 9 orang (25%) yang memperoleh nilai diatas 70,00 (tuntas) yang diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) produktif yang ditetapkan. Sisanya 75% belum mampu mengusai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Berdasarkan analisis dan proses identifikasi, rendahnya hasil pengajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya tersebut disebabkan oleh penerapan metode pengajaran praktik yang kurang tepat. Dalam pengajaran praktik pengajar cenderung menggunakan metode ceramah bengkel, yang lebih banyak menggunakan media yang bersifat verbal. Penggunakan metode ceramah bengkel ini, tentu disebabkan oleh beberapa hal antara lain (1) media pengajaran praktik bengkel belum tersedia secara memadai, (2) jumlah siswa dalam satu kelas tidak sebanding dengan kapasitas peralatan dan ruang praktik yang ada.

(2)

dilakukan penerapan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik pengajaran praktik kerja kejuruan. Berdasarkan atas kajian – kajian teoritik dan pengamatan emperik, bahwa metode pengajaran praktik kerja kejuruan yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut adalah menerapkan pembelajaran praktik metode tugas proyek.

Metode tugas proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, dan memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu. Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar akan lebih menjadi menarik, karena pengetahuan itu lebih bermanfaat baginya untuk megapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu bentuk tugas proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa untuk saling bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran PraktikPemeliharaan/Servis Engine dan Komponen-komponennyaDengan Metode Tugas Proyek di Kelas XI Program KeahlianTeknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Propinsi Jambi .”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalahnya, yaitu sebagai berikut :

1. Penerapan metode pengajaran praktik yang kurang tepat.

2. Dalam pengajaran praktik guru cenderung menggunakan metode ceramah bengkel. 3. Media pengajaran praktik bengkel belum tersedia secara memadai.

4. Peralatan praktik yang belum mencukupi. C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan kualitas pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dengan metode tugas proyek di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008-2009.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalahnya adalah:

(3)

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan metode tugas proyek di SMK.

Tujuan khusus dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya melalui penerapan metode tugas proyek di kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini memberi manfaat :

1. Bagi peserta didik :

a. Membantu siswa meningkatkan hasil belajar praktik

b. Membantu siswa memahami praktik pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

melalui penerapan metode tugas proyek 2. Bagi Guru :

a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang metode pembelajaran praktik b. Meningkatkan profesionalisme guru

c. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran praktik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik di SMK

Dalam pelaksanaan program pendidikan kejuruan, pembelajaran praktik memegang peran yang sangat penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai ketrampilan kerja secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan pada dasarnya adalah proses belajar mengajar yang dilakukan pada pelajaran bidang studi kejuruan seperti teknik mesin, teknik otomotif, teknik sipil dan sebagainya.

Menurut Staar ( 1982:21 ) menyatakan bahwa “Pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia kerja atau industri maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk membekali lulusannya, sehingga mampu beradabtasi dengan lapangan kerja.”

(4)

6

Agar siswa mampu menguasai keterampilan – keterampilan kerja yang diharapkan, maka pengajaran harus menerapkan bahwa metode – metode mengajar praktik yang sesuai dengan pembelajaran dan

pelatihan praktik.

Riyanto ( 1988 : 26 ) mengatakan bahwa:

“Dalam proses belajar mengajar praktik metode mengajar merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan program. Dalam program pendidikan kejuruan pada dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap yaitu; (a) tahap pertama pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan disekolah,(b) tahap kedua praktik ketrampilankejuruan dengan metode proyek yang umumnya dilaksanakan disekolah juga, dan (c) tahap ketiga pembelajaran praktik ktrampilan kejuruan dengan metode praktik industri atau pendidikan system ganda (PSG) yang harus dilakukan di Industri. “

B. Tinjauan Tentang Metode Tugas Proyek 1. Hakikat Metode Tugas Proyek

Model pembelajaran praktik pelatihan industri, pada dasarnya membahas tentang metode pembelajaran praktik yang bersifat dasar. Artinya metode-metode tersebut membahas tentang cara bagaimana mengajar ketrampilan-ketrampilan dasar kejuruan. Jadi metode temasuk belum membahas tentang bagaimana cara mengajarkan ketrampilan-ketrampilan yang bersifat komplek,.

Menurut Nolker & Schoenfeldt ( 1983:32) menyatakan bahwa:

”Metode-metode mengajar ketrampilan dasar kejuruan seperti itu memiliki kelemahan antara lain: (1) tidak sepenuhnya dapat membekali kemampuan atau keterampilan guna menghadapi situasi kritis dalam propesi, (2) menyebabkan siswa tergantung pada pengajar,(3) merintangi perkembangan kemampuan untuk bekerja sama, (4) tidak mengetengahkan problem-problem komplek yang dijangkaunya melampaui batas-batas bidang profesi sendiri.”

Mengingat dalam kenyataannya bentuk-bentuk keterampilan dalam bidang kejuruan bersifat komplek, maka penguasaan terhadap metode yang terdahulu saja tidak cukup untuk mengajar bidang praktik keterampilan kejuruan. Sehingga untuk mengajar keterampilan kejuruan yang bersifat komplek diperlukan pula suatu metode khusus, dan metode yang tepat untuk mengajar keterampilan kejuruan yang bersifat komplek adalah metode proyek.

(5)

Menurut Semiawan (1987:74) ”Metode proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, dan memungkinkan juga siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu.” Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan belajar mengajar akan lebih menjadi menarik, karena pengetahuan itu lebih bermanfaat baginya untuk megapresiasikan lingkungannya, memahami serta memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa: ”Karakteristik penting dari metode proyek adalah siswa dapat menerapkan berbagai keterampilan teori dan praktik yang dimiliki guna menanggulangi gugus tugas kongkret dan berfaedah dengan berhasil.”

Pada pihak lain Semiawan (1987:84) mengatakan bahwa ”Prinsip metode proyek adalah membahas suatu tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis antara pokok bahasan berbagai mata pelajaran.”

Mengingat prinsip metode tugas proyek diatas, maka tentu sebelum penggunaan metode proyek dalam suatu kegiatan belajar siswa sudah memiliki beberapa keterampilan atau menguasai pokok-pokok bahasan yang berkaitan. Dengan kata lain siswa harus telah memilikipengetahuan awal yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dikerjakan, sehingga pada pelaksanaan kerja proyek siswa secara langsung dapat menerapkan semua pengetahuan serta keterampilan dalam latar yang sesungguhnya.

Menurut Nolker & Schoenfeldt (1983:32) menyatakan bahwa :

”Prinsip metode proyek yang sangat khas, maka ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar metode pelatihan industri dengan pendekatan proyek dapat diterapkan antara lain: (1) sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu problem yang komplek, (2) para peserta proyek memiliki kebebasan seluas mungkin, untuk mengadakan penentuan mengenai subyek, perencanaan, pelaksanaan serta penerapan proyek, (3) dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus, pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek, (4) diadakan pertalian antara teori dan praktik, (5) diperlukan keterampilan mengenai lebih dari satu bidang guna menyelesaikan problem yang ditimbulkannya, (6) pekerjaan proyek dibagi dalam kelompo-kelompok, (7) sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan berfaedah.”

Berpijak pada uraian di atas, maka dalam pelaksanaan pengajaran praktik keterampilan kejujuran dengan metode proyek, proyek apa yang akan dibuat atau dikerjakan siswa harus sudah jelas. Dalam perencanaan pembelajaran praktik bentuk proyek yang akan dibuat harus sudah dibuat sedetail mungkin sehingga siswa akan mudah memahami apa-apa yang akan dikerjakan. Disamping itu bentuk proyek yang dirancang tersebut, harus memberi kemungkinan bagi siswa untuk saling bekerjasama seoptimal mungkin antara sesama anggota kelompok.

(6)

Dalam proses pembelajaran metode proyek terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan, agar pelaksanaan seluruh proses kegiatan metode proyek dapat berhasil. Sama prinsipnya seperti pembelajaran pada umumnya, metode proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu :

a. Tahap perencanaan pembelajaran proyek

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek

c. Tahap evaluasi pembelajaran proyek.

a. Tahap Perencanaan Pengajaran Proyek

Tahap perencanaan ini pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pembelajaran pada umumnya. Tetapi dalam pembelajaran ini bertujuan untuk mengerjakan proyek, maka keluasan pembelajaran tentu akan bersifat komplek. Lebih-lebih dalam pembelajaran praktik kejuruan, pekerjaan proyek membutuhkan keterampilan dasar yang sangat komplek. Dengan demikian perencanaannya harus dibuat serinci mungkin, sehingga dapat memberi tuntunan secara jelas dalam pelaksanaan.

Adapun langkah-langkah penting yang harus dilakuan dalam perencanaan metode proyek adalah: (a) merumuskan tujuan proyek, (b) menganalisis karakteristik siswa, (c) merumuskan strategi dan waktu yang dibutuhkan, (d) membuat lembar kerja atau gambar kerja secara lengkap, (e) merancang kebutuhan sumber-sumber belajar, (f) merancang alat evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Praktik

Agar pelaksanaan praktik dapat berjalan sesuai dengan rencana serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan beberapan persiapan praktik. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan ini adalah: (a) mempersiapkan segala sumber yang diperlukan, (b) pada permulaan praktik instruktur menjelaskan tugas proyek dan lembar kerja secara rinci, (c) membagi siswa kedalam kelompok-kelompok sesuai dengan tugas proyek yang dikerjakan dan, (d) mengerjakan proyek.

c. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap penting dalam pembelajaran metode proyek.Agar instruktur mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran praktik dapat tercapai, maka instruktur harus melakukan evaluasi. Agar hasil evaluasi betul-betul dapat mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, maka evaluasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur evaluasi yang benar (Wena,1996).

(7)

diuji coba terlebih terdahulu, (b) setelah diujicoba, lihat kelemahan atau kekurangan-kekurangan alat evaluasi itu, kemudian revisi, (c) lakukan evaluasi, dan (d) analisis evaluasi.Dengan dilakukan evaluasi secara lengkap, maka kemajuan belajar siswa, dapat diketahui secara jelas.

C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran yang digunkan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai

dan memahami materi pelajaran.Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa : “Hasil

belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh

terdefinisi kaidah serta prinsip, (2) strategi kognitif adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah–masalah baru dengan jalan mengatur proses internal

masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3)

informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan

kata-kata dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan, (4)

ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan–gerakan yang berhubungan dengan otot, (5)

sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil

tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek

tersebut.”

Sedangkan Bloom (1976:201-207) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar dibagi menjadi tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.” Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan- ketrampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.

(8)

D. Tinjauan Tentang Pembelajaran Praktik Pemeliharaan/Servis Engine dan Komponen-Komponennya.

Kompetensi Pemeliharaan/ Servis Engine dan Komponen-Komponennya merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa SMK dari program keahlian Teknik Mekanik Otomotif dengan tujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap. Standar kompetensi yang ditargetkan adalah mampu memelihara/servis engine dan komponen-komponennya sesuaiStandar Operasional Prosedur (SOP).

1. Prinsip Kerja Engine

Engine adalah komponen yang menghasilkan tenaga putar pada kendaraan, sehingga kendaraan dapat berjalan. Tenaga yang dihasilkan mesin berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara didalam ruang silinder (ruang bakar) yang telah di kompresikan oleh piston. Ruang bakar berhubungan langsung dengan katup masuk, katup buang dan pemasangan busi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

(9)

Proses yang terjadi pada mesin sehingga menghasilkan tenaga (usaha) dimulai dariProses Isap atau masuknya campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas kedalam ruang silinder pada saat torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan katup masuknya terbuka.

Gas didalam ruang silinder selanjutnya di kompresikan (Proses Kompresi)oleh piston pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA dimana saat itu katup masuk dan katup buang tertutup, sehingga tekanan didalam ruang bakar menjadi sangat tinggi. Sebelum berakhirnya langkah kompresi yaitu saat beberapa derjad piston mencapai TMB maka busi meloncatkan bunga api sehingga campuran gas didalam ruang silinder terbakar.

Proses pembakaran ini menghasilkan tenaga panas yang menyebabkan terjadinya Tenaga (Proses Usaha) piston bergerak ke TMB. Akibat gerakan turun naik piston ini maka poros engkol yang berhubungan dengan piston akan berputar dan putaran ini akan diteruskan ke roda kendaraan.

Selanjutnya hasil proses pembakaran di dalam ruang silinder tadi yang berbentuk asap dan gas bekas akan di keluarkan saat Proses Buang terjadi yaitu pada saat torak bergerak lagi dari TMB ke TMA dan katup buang terbuka. Gas bekas tersebut akan keluar ke knalpot melalui saluran buang. Selanjutnya terjadi lagi proses isap-proses kompresi-proses usaha-proses buang, begitu seterusnya selama mesin hidup.

Prinsip kerja mesin diatas disebut dengan prinsip kerja mesin 4 langkah (Four –Stroke Engine) atau mesin 4 tak, karena tiap satu siklusnya terdiri dari 4 langkah piston.

2. Prosedur Pemeliharaan Engine Bensin ( Tune up Engine)

Engine yang sudah dioperasikan akan mengalami perubahan fisik pada komponen-komponennya seperti pada: blok motor, kepala silinder, mekanik katup, poros engkol, kelengkapan piston, poros nok dan yang lainnya. Perubahan fisik tersebut dapat mengganggu kinerja engine. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perawatan secara rutin/berkala, agar tingkat perubahan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin. Perawatan rutin komponen-komponen engine dilakukan tidak secara langsung pada komponen-komponen tersebut di atas, tetapi pada sistem-sistem yang mendukung kinerja engine. Pada industri otomotif perawatan rutin terhadap komponen-komponen engine disebut denganTune-up engine. Adapun perawatan yang dimaksud meliputi:

a. Perawatan Sistem Pendinginan

Gangguan pada sistem pendinginan secara umum akan berakibat meningkatnya suhu kerja engine yang akhirnya akan mengganggu kinerja engine. Gangguan langsung yang dirasakan antara lain: tenaga berkurang, bahan bakar boros, komponen-komponen engine mengalami kerusakan pekerjaan perawatan berkala pada sistem pendinginan meliputi:

(10)

2) Memeriksa kondisi air pendingin

3) Memeriksa sistem pendinginan 4) Memeriksa kerja tutup radiator 5) Memeriksa tali kipas

6) Memeriksa dan menyetel tegangan tali kipas

b. Membersihkan saringan udara/Air filter

c. Memeriksa Baterai

d. Memeriksa Sistem Pelumasan

1) Memeriksa tinggi oli

2) Memeriksa kondisi oli

3) Mengganti saringan oli (oil filter)

e. Memeriksa, membersihkan dan menyetel busi f. Memeriksa kabel tegangan tinggi

g. Distributor

1) Memeriksa tutup distributor

2) Menyetel celah platina atau celah udara

3) Memeriksa sudut Dwell

4)

Memeriksa saat pengapian

5) Memeriksa kerja governor advancer

6) Memeriksa governor advancer dengan engine hidup

7) Memeriksa kerja Vacum advancer

h. Menyetel Celah Katup i. Memeriksa Karburator

j. Penyetelan Putaran dan Campuran Idle k. Mengukur Konsentrasi CO Pada Gas Buang

l. Memeriksa Tekanan Kompresi E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai

(11)

Diagram 1. Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Tindakan

Diduga dengan Menerapkan metode tugas proyek dapat meningkatkan kualitas belajar praktik Pemeliharaan/ ServisEngine dan Komponen-Komponennya di kelas XI Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah siswa 35 orang, karena kelas tersebut tingkat kemampuannya rata-rata sedang dan peneliti mengajar dikelas tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Nama sekolah : SMK Negeri 2 Sungai Penuh

Alamat : Jl. Raya Kayu Aro KM. 03 Sungai Penuh

Kecamatan : Pesisir Bukit

Kabupaten/Kota : Kota Sungai Penuh

Provinsi : Jambi

(12)

3. Waktu Penelitian 20

Penelitian ini direncanakan selama 3 (dua ) bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2008 tepatnya pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini sesuai dengan program pembelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Mekanik Otomotif yang telah ditetapkan pada Kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil tahun pelajaran

2008/2009. Untuk lebih jelasnya rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian.

No. Kegiatan Waktu Tempat

1 Pengurusan surat ijin penelitian Minggu ke-1 Juli 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

2 Penyusunan proposal penelitian Minggu ke-2 Juli 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

3 Koordinasi persiapan alat dan dokumen penelitian

Minggu ke-3 Juli 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

4 Pelaksanaan penelitian Minggu 4 Juli s/d minggu ke-4 September 2008

SMKN 2 Sungai Penuh

5 Mengolah data penelitian Minggu ke 1 – 2 Oktober 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

6 Pembuatan laporan penelitian Oktober-November 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

7 Perbaikan-perbaikan, Desember 2008 SMKN 2 Sungai Penuh

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2 Sungai Penuh yang terdaftar pada tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah peserta didik 35 orang laki-laki dengan tingkat kemampuan rata-rata sedang.

C. Sumber Data

Sumber data adalah siswa kelas XI Teknik Mekanik OtomotifSMK Negeri 2 Sungai Penuh tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah peserta didik 35 orang.

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

(13)

digunakan untuk pengumpulan data tentang perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada siswa. Sedangkan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian yang digunakan:

1) Instrumen pengamatan minat siswa 2) Proposal praktek.

3) Lembar pengamatan siswa

4) Instrumen penilaian benda kerja

5) Laporan praktek.

Untuk selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Penilaian Teori

Tabel 2. Kriteria penilaian teori

No.

Tipe Penilaian

Jumlah

Soal

Skor

Maksimal

1.

Essay (80%)

10

100

2.

Penugasan (20%)

5

100

Jumlah

b. Penilaian Praktek

Tabel 4. Kriteria penilaian praktik

No. Tipe Penilaian Bobot Skor Maksimal

1. Perencanaan dan Proses Kerja 25% 100

2. Hasil Kerja 55% 100

3 Waktu 5% 100

4. Penampilan 5% 100

5. Sikap Kerja 10% 100

Jumlah 100%

Nilai akhir = 0,3 Nilai Teori + 0,7 Nilai Praktek

(14)

E. Validasi Data

Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Pada penelitian ini data yang

dikumpulkan adalah data hasil nilai ujian tes awal, siklus 1dan 2 dan data hasil

pengamatan.Sedangkan untuk data kualitatif, dilakukan validasi melalui triangulasi, baik

triangulasi sumber maupun trianggulasi metode.

F. Analisis data

Data dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu mengemukakan fakta-fakta dan temuan-temuan yang terjadi selama penelitian berlangsung dan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator keberhasilan. Analisis data bertujuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar. Dalam analisis nilai digunakan rumus :

Rata-rata hitung :

Keterangan : rata-rata tes

nilai peserta tes

N = Banyak peserta tes

G. Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam KTSP, yaitu :

1.Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu, jika peserta didik tersebut telah menguasai

70% dari materi yang diuji.

2.Peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal bila 85% dari seluruh pengikut tes sudah menguasai 70%

dari materi yang diujikan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur Tindakan direncanakan dilaksanakan dalam 3 siklus, yang masing-masing siklus terdiri

dari:

1. Perencanaan (Planning) 2. Tindakan (Action)

3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflektion)

Setiap siklus 2 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada setiap faktor yang diselidiki.

(15)

Rencana tindakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan antara lain : a. Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ini 35 orang.

b. Materi pengajaran dalam penelitian ini adalah (a) Prinsip kerja engine , (b) Prosedur pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya dan (c) Tune-up engine .

c. Metode pengajaran yang digunakan adalah metode pendekatan tugas proyek.

d. Teknik prosedur pemantauan yang digunakan adalah catatan lapangan. 2. Pelaksanaan Tindakan

Prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada

pendapat yang disarankan Kemmis, dkk (1982). Berpijak pada prosedur yang disarankan Kemmis, maka pelaksanaan tindakan diatur sebagai berikut :

a. Langkah pertama dilakukan perencanaan seperti pada butir 1 di atas.

b. Tindakan dan observasi I : Kegiatan ini meliputi penerapan metode dan materi pengajaran praktik yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti sekaligus melakukan observasi, mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang diamati meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, persoalan lain yang timbul. Hasil pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.

c. Refleksi I : Dalam tahap ini dilakukan diskusi antar tim, guna merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan ini berusaha berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah berlangsung. Dari hasil refleksi ini, akan diadakan perubahan rencana tindakan untuk kegiatan berikutnya.

d. Rencana Tindakan Terevisi I : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi I.

e. Tindakan dan Observasi II : Pada tahap ini dilakuan tindakan sesuai dengan rencana tindakan terevisi I. Dalam melaksanakan tindakan ini peneliti sekaligus melakukan observasi mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait yang dilakukan. Dalam hal ini yang diamati meliputi masalah proses tindakan, pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan persoalan lain yang timbul. Hasil pengamatan dan dokumentasi didiskusikan bersama tim.

(16)

g. Rencana Tindakan Terevisi II : Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan kembali dengan proses yang telah direvisi sesuai dengan hasil revisi pada tahap refleksi II.

Gambar

Tabel 4. Kriteria penilaian praktik

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, likuiditas, pertumbuhan laba dan ukuran perusahaan pada kualitas laba perusahaan manufaktur yang terdaftar

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kemudahan, dan kedamaian

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian hadits dha’if adalah hadits yang lemah, yakni para ulama masih memiliki dugaan yang lemah, apakah hadits itu berasal dari..

Kemudian untuk pokok masalah kedua yaitu bagaimana struktur musikal nangen nandorbin dalam kebudayaan masyarakat Pakpak di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Pakpak

Maksud atau tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi multimedia mengenai pengenalan seni budaya provinsi Riau dengan menggunakan

Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai

LITABMAS Dikti, Kemendikbud sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pedoman guru kimia untuk pembelajaran larutan elektrolit dan reaksi redoks yang berbasis scientific inquiry