• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI BUNGA ANALISIS ISI skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKRIPSI BUNGA ANALISIS ISI skripsi "

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh beberapa para ahli ilmu komunikasi. Salah satu definisi komunikasi yang dijelaskan oleh Mulyana (2008:46) sebagai berikut :

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama,” communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.

Proses komunikasi adalah aktivitas yang diperlukan untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikatif, baik yang dilakukan komunikator, komunikan atau aktivitas penyampaian pesan, noise yang bisa terjadi dalam setiap tindakan komunikatif dan lainnya. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan dasar manusia sebagai proses sosial yang dijalaninya. Melalui komunikasi, seseorang bisa mempengaruhi orang lain, baik secara langsung seperti dosen yang mengajar mahasiswanya atau tidak langsung seperti radio menyampaikan pesannya kepada para pendengarnya. Komunikasi adalah mesin pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi antarmanusia dan menjadikan manusia sebagai makhluk sosial.

Menurut John Dewey (Rivers, 2003: 33 ):

Dengan komunikasi manusia melakukan berbagai penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat manusia tidak bercerai – berai. Melalui komunikasi manusia mempertahankan institusi – institusi sosial berikut segenap nilai dan norma perilaku, tidak hanya dari tahun ke tahun tetapi juga dari generasi ke generasi.

Menurut Berlo (Mufid, 2009: 99 ):

(2)

Terdapat lima unsur yang tidak dapat dilepaskan dalam komunikasi yaitu, pertama komunikasi melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya atau bisa disebut dengan interaksi. Yang kedua dalam komunikasi terdapat sebuah proses. Proses ini ditandai dengan aktivitas non statis. Kemudian, unsur ketiga yang terdapat dalam komunikasi adalah pesan atau isi. Unsur ke empat yang terdapat dalam komunikasi adalah saluran, media atau channel. Dan unsur komunikasi yang terakhir atau kelima adalah gangguan atau noise.

Hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya.

Pernyataan Marshall McLuhan (Rivers, 2003: 27 ):

“ ... Medium is message” (pesan media ya media itu sendiri). Media sebagai perluasan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbeda-beda. Media juga menciptakan dan mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang dari individu kepada masyarakat. Dengan media setiap bagian dunia dapat dihubungkan menjadi desa global.

Pengaruh media yang demikian besar kepada masyarakat menghantarkan pemikiran McLuhan untuk menyampaikan Teori Determinime Teknologi yang mulanya menuai banyak kritik dan menebar berbagai tuduhan. Ada yang menuduh bahwa McLuhan telah melebih-lebihkan pengaruh media. Tetapi dengan kemajuan teknologi komunikasi massa, media memang telah sangat maju. Saat ini, media ikut campur tangan dalam kehidupan manusia secara lebih cepat daripada yang sudah-sudah dan juga memperpendek jarak di antara pengguna. Salah satu media yang masih bertahan sampai saat ini adalah media audio atau yang biasa dikenal dengan radio.

Di dalam dunia penyiaran terdapat dua kategori media penyiaran, yaitu penyiaran televisi dan penyiaran Radio. Penyiaran Radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Penyiaran Televisi adalah media komunikasi massa suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Kedua kategori ini sama-sama mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian khalayak secara serempak dan serentak.

(3)

akrab dengan media yang satu ini. Pernyataan Romli secara langsung diungkapkan dalam bukunya yaitu: (Romli, 2004:8)

Radio sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi, ternyata tidak kalah pamornya dengan media televisi, bahkan media tersebut belum dapat menggantikan posisi radio di telinga para pendengar setia radio. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info seni dan budaya, berita, politik, ekonomi, sosial, kriminalitas, agama, bahkan gosip artis dapat didengar gratis di radio. Jika di televisi menyumbat imajinasi, radio justru menciptakannya. Dimana radio adalah suara, dan setiap suara memiliki visual yang mampu menciptakan gambar (the theater of mind). Radio menarik bagi siapa saja, kepraktisan dan keanekaragaman tawaran program siarannya menjadikan radio sebagai media paling popular.

Seiring semakin tingginya kebutuhan pendengar akan informasi dan hiburan dari media radio, menyebabkan semakin banyak bermunculan radio-radio yang menyajikan program-program acara yang dikemas sedemikian rupa secara menarik, agar pendengar lebih tertarik untuk mendengarkan program acara tersebut. Radio yang muncul berlomba-lomba untuk menyajikan acara yang menarik. Banyak radio yang menyajikan program yang ‘beda’ tetapi tetap disukai oleh pendengar. Maraknya jumlah radio siaran yang ada, membuat masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk memilih radio mana yang pantas untuk mereka dengar. Hal tersebut kemudian menyebabkan persaingan yang semakin ketat antara radio satu dengan radio lainnya dalam merebut perhatian pendengar. Hal ini menuntut para pekerja radio untuk lebih kreatif dalam menyajikan program-program yang variatif dan ‘menjual’ agar stasiun radio pun memperoleh banyak pendengar, dengan cara mengemas acara sedemikian rupa sehingga dapat menambah jumlah pendengar dan mempertahankan pendengar setia.

Syarat pertama sebuah media adalah menyajikan pemberitaan yang benar dan komperhensif juga cerdas. Media dituntut untuk selalu akurat dan tidak boleh berbohong. Fakta harus disajikan sebagai fakta dan pendapat harus dikemukakan sebagai pendapat. Dalam masyarakat modern, isi media merupakan sumber informasi dominan sehingga media lebih dituntut untuk menyajikan berita yang benar. Sebagai contohnya media harus bisa membedakan secara jelas mana yang merupakan peristiwa politik dan mana yang merupakan pendapat politisi.

Sebuah program berita juga harus memiliki nilai berita atau yang biasa dikenal dengan istilah news value. (Morissan, 2008: 87 ):

(4)

nilai berita atau news value yang harus dimiliki oleh suatu berita adalah Ketenaran atau prominence. Maksudnya adalah ketika keberadaan atau tingkah laku seseorang yang dikenal oleh publik seperti artis, musisi bahkan politisi akan menjadi sesuatu yang bisa dijadikan sebuah berita. Nilai berita yang ketiga adalah aktualitas atau timeliness dapat diartikan dengan sesuatu yang diberitakan harus merupakan peristiwa yang baru – baru terjadi atau bahkan peristiwa dimasa depan yang akan terjadi. Nilai berita atau news value selanjutnya adalah dampak atau impact maksudnya adalah sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya. Nilai berita atau news value yang selanjutnya adalah keluarbiasaan atau magnitude. Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar. Nilai berita atau news value yang tidak kalah menarik perhatian audience adalah nilai berita yang berisikan tentang konflik atau perang atau conflict. Bisanya perang disini bisa diartikan perang fisik ataupun peran non- fisik. Dan nilai berita atau news value yang terakhir adalah keanehan atau oddity. Yang memiliki arti sesuatu yang tidak lazim (unusual) biasanya mengundang perhatian orang di sekitarnya. Misalnya ukuran fisik yang tidak sesuai dengan kebanyakan ukuran fisik orang lain disekitarnya.

Tren yang berlaku pada struktur industri media akhir-akhir ini adalah Pertumbuhan, Integrasi, Globalisasi, dan Pemusatan Kepemilikan. Proses restrukturisasi pada industri media telah mengizinkan para konglomerat untuk menjalankan strategi-strategi yang diarahkan untuk memaksimalkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meminimalkan resiko. Perubahan dalam struktur media serta prakteknya berpengaruh nyata pada isi media. Pengejaran keuntungan menjuruskan media pada sesuatu yang tidak penting. Isi pada media akan sering berbenturan dan menyesuaikan pada kepentingan bisnis atau kepentingan pemilik bahkan. Yang tentunya mengejar suatu keuntungan. Hal ini bisa saja menimbulkan konflik antar kepentingan dengan media. (Mufid: 2010: 83)

Menurut Mufid konflik kepentingan pada media terkait dua pihak. Konflik kepentingan ini dijelaskan (Mufid: 2010: 298)

Konflik pada media adalah konflik yang terjadi oleh penguasa dan pengusaha. Media yang berafiliasi atau dimiliki oleh pengusaha atau pejabat tertentu pasti memeliki konflik kepentingan, yakni apakah akan berpihak ke publik ataukah berpihak pada penguasa atau pengusaha yang notabene sebagai pemiliki. Jika media massa termasuk dengan media radio dibiarkan menjadi aparatus kekuatan sosial-politik, maka seluruh materi pelayanannya akan senantiasa harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan berbagai interest politik dari politik yang bersangkutan. Akibatnya, keunggulan media tersebut akan bersifat sub-ordinated dengan pamrih politik. Padahal, antara keduanya secara hakiki sangat berbeda.

(5)

politik, maka muatan politik di dalamnya hanyalah berfungsi sebagai variabel antara. Artinya, pembentukan atau perubahan kognisi, afeksi maupun konasi politik lewat media massa, tidak dengan sendirinya terealisasi, kecuali setelah melampaui berbagai proses sosial.

Sebaliknya, jika media massa terperangkap oleh kepentingan politik praktis, kinerjanya akan lebih bersifat monoton. Ini disebabkan karena terlalu dominannya misi politik yang dipikulkan di pundak media. Pada sisi lain, media massa yang tidak menjadi aparatus politik, akan lebih mampu memenuhi dan menciptakan selera publiknya. Tak lain karena beban politik praktis yang dipikulnya, nyaris sangat kurang bahkan nihil.

Kepemilikan media oleh tokoh politik tidak akan lepas dari sedikit banyaknya kepentingan yang ada didalamnya. Kepentingan tersebut tentunya adalah sebuah kepentingan politik. Hal itu jelas sangat susah dinilai ke independensiannya. Pengertian independensi atau arti independensi dapat dijelaskan seperti berikut. Independensi adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan insan media adalah mandiri. Tidak mengusung kepentingan pihak tertentu atau organisasi tertentu.

Namun kepentingan penguasa atau pengusaha dalam media seharusnya bisa dibatasi dengan hadirnya kebijakan redaksi. Sudirman Tebba menyatakan secara langsung dalam bukunya bahwa “Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk menyiarkan atau tidaknya suatu berita” (Tebba, 2005:150) .

Pertimbangan ini maksudnya adalah tentunya jelas berdasarkan dari jenis berita yang akan disiarkan dengan media yang akan menyiarkannya. Perbedaan jenis radio satu dengan yang lainnya, berkaitan dengan berbeda pula kebijakan – kebijakan redaksionalnya. Karena tidak semua radio memiliki tindakan yang sama dalam menyikapi suatu berita atau peristiwa – peristiwa tertentu. Di Indonesia, terutama bidang politik, selalu memiliki sudut pandang yang berbeda untuk memberitakannya. Oleh karena itu, tiap lembaga media massa selalu memiliki kebijakan redaksional dalam membuat pemberitaan.

Tebba juga menambahkan, (2005: 150) “Didalam kebijakan redaksional ada aspek – aspek yang sangat penting yang harus diperhatikan untuk membuat suatu pemberitaan. Aspek ini adalah Objektivitas, Legalitas, Nilai Berita, Keakuratan dan Keadilannya.”

(6)

Dalam membuat pemberitaan, sejauh ini banyak sekali media yang membuat berita terutama berita politik atau pemerintah sebagai sarana untuk keuntungan mereka sendiri. Banyak berita yang ditulis dengan penekanan – penekanan tersendiri apabila berita tersebut berisi tentang pemerintahan. Dimana berita tersebut akan mengandung pro dan kontra, karena sebuah media termasuk radio sangat memungkinkan untuk memunculkan banyak ekspresi dari publik untuk menanggapi suatu isu – isu. Dalam hal itu, bukan berarti harus terlibat lebih jauh dengan isu yang dibuatnya. Dengan terdapatnya aspek objektivitas dari kebijakan redaksi isi, membuat media mengetahui bagaimana posisi mereka sebagai sarana penyaluran berita yang netral. Bahkan aspek objektivitas ini membuat media tidak memberikan dukungan yang lebih terhadap suatu pandangan tertentu dari pihak manapun.

Selain aspek objektivitas, aspek legalitas yang menjadi bagian dari kebijakan redaksi juga menjadi ujung tombak insan jurnalis dalam membuat dan menyebarkan pemberitaan. Tebba juga menjelaskan, (2005:151) “Hadirnya aspek legalitas dalam kebijakan redaksi juga membuat pekerja rutin media atau seorang jurnalis harus membuat berita sesuai dengan fakta yang ada dan dibenarkan oleh pihak – pihak yang berwenang”. Sehingga apa yang disiarkan nantinya memang sesuatu yang benar dan tidak mengandung hal yang dapat mencemarkan nama baik seseorang, atau yang biasa disebut fitnah yang akan berujung kepada sesuatu momok yang dapat merugikan orang yang terlibat dalam pemberitaan tersebut.

Tebba (2005: 151) “Melakukan verifikasi ulang tentang kebenaran informasi juga diperlukan dengan tujuan menghindari pemberitaan yang cenderung memihak. Setelah jurnalis mendapatkan informasi tentang sebuah kasus dari pihak yang berwenang, jurnalis harus memperhatikan nilai berita pemberitaannya. Jurnalis harus bisa memilih berita mana saja yang memiliki nilai berita yang tinggi. Berita yang dibuat sebisa mungkin dapat menarik para pendengar radio untuk terus mendengarkannya hingga selesai.”

Dari pembagian kategori berita yang dijelaskan diatas peneliti ingin menganalisa isi pesan yang disampaikan oleh program Live Report Sindo Trijaya FM yang sudah ditentukan dan membaginya sesuai dengan kategori beritanya masing-masing. Menurut Barelson & Kerlinger (dalam Kriyantono, 2009:232) menjelaskan tentang analisis isi sebagai berikut : “Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.”

(7)

mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.

Selain pengertian mengenai analisis isi diatas, penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan. McQuail (dalam Kriyantono, 2009 : 233) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah: 1.) Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media, 2.) Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial, 3.) Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat, 4.) Mengetahui fungsi dan efek media, 5.) Mengevaluasi media performance, 6.) Mengetahui apakah ada bias media.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis isi pada program laporan langsung yang diudarakan oleh Sindo Tijaya FM selama tanggal 1 – 31 maret 2014. Penelitian ini nantinya akan menganalisis isi program laporan langsung dengan mengunggunakan teori kebijakan redaksi. Dalam teori kebijakan redaksi terdapat aspek – aspek didalamnya. Nantinya aspek – aspek ini akan digunakan untuk menganalisis isi berita pada program laporan langsung. Aspek – aspek tersebut adalah, aspek objektivitas, aspek legalitas, aspek nilai berita, aspek keadilan dan aspek keakuratan. Pemilihan periode penelitian ini dilakukan berdasarkan makin mendekatinya masa pemilihan legislatif dan umum yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 april 2014. Jika dilihat dari periode penelitian maka berita dalam program laporan langsung pada Sindo Trijaya FM selama tanggal 1 sampai 31 maret berisi tentang berita politik, baik tentang kebijakan pemerintahan yang sedang berjalanan ataupun tentang hingar bingar mendekati masa pemilihan umum dan legislatif. Selain itu, terdapat pula program laporan langsung dari Komisi Pemilihan Umum dan juga laporan langsung dari beberapa lokasi kampanye khususnya partai Hanura yang notabenenya komisaris dari MNC Group termasuk Sindo Trijaya FM bernaung di dalam partai itu.

(8)

Selain itu, pembuatan naskah berita yang baik juga mengandung penjelasan mengenai 5W+1H. Sebuah naskah berita harus mengandung unsur what,when,why,who dan where dan juga how. What yang berarti apa yang sedang terjadi, when yang berarti kapan kejadian tersebut terjadi, why yang berarti kenapa kejadian tersebut bisa terjadi, who yang berarti siapa saja orang – orang yang terlibat dalam kejadian tersebut dan where yang berarti kapan atau waktu kejadian tersebut terjadi dan how yang berarti bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi. Kemampuan membuat sebuah naskah berita yang baik tidak akan dimiliki oleh seseorang yang tidak memiliki atau sebelumnya tidak mempelajari ilmu yang berkaitan dengan jurnalisme. (Astuti: 2008: 80)

Menjadi seorang reporter lapangan juga membutuhkan ketertarikan didalam berita yang hangat. Bagaimana tidak, informasi yang terus bergerak dengan pesat sangat diminati dan memang menajadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi audience atau pendengar. Apalagi seseorang ingin mendengarkan radio salah satu faktornya adalah perolehan informasi yang cepat. Dua dari dua puluh kemampuan mendasar yang telah disebutkan pada paragraf diatas juga sangat percuma adanya jika kemampuan lainnya, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara mereka ( para reporter lapangan ) dalam menyampaikan naskah berita yang akan dikomunikasikan menjadi sesuatu yang efektif bagi pedengar tidak dimiliki oleh seorang reporter lapangan. Seorang reporter lapangan yang menyampaikan laporan langsung harus menggunakan teknik pernafasan melalui diagfragma perut agar suara yang dihasilkan menjadi bulat dan artikulasi menjadi lebih jelas untuk didengar. Setelah mengetahui beberapa contoh dari kemampuan yang harus dimiliki oleh reporter lapangan. Pernyataan di atas didapatkan oleh peneliti melalui pengalaman peneliti saat sedang menjalani proses praktek kerja lapangan.

(9)

lama untuk mendapatkan sebuah berita. Namun, sangat disayangkan jika kemampuan, keterampilan dan proses kerja yang dimiliki oleh seorang reporter lapangan dalam memproduksi sebuah laporan langsung harus sedikit dikotori atau ditumpangi oleh kepentingan dari pihak – pihak tertentu. Salah satunya adalah kepentingan yang di tumpangi oleh pemilik media tersebut.

Melihat bagaimana seharusnya para rutin pekerja media melakukan tugasnya maka, tidak dapat diingkari kewajiban seorang wartawan atau reporter atau jurnlis adalah mencari kebenaran. Namun, mencari kebenaran juga tidaklah mudah.

Pernyataan pada paragraf sebelumnya mengenai pola kerja rutin media juga dipertegas oleh Yusi A. Pareanom secara langsung dalam bukunya yaitu “ Bahwa dalam proses mencari kebenaran ini dibutuhkan kondisi yang tepat dengan artian jangan sampai tugas mereka menjadi sesuatu yang mengancam kehidupan mereka. Selain itu para wartawan atau reporter juga harus mengetahui bagaimana mengkomunikasikannya terhadap publik sehingga publik mampu menerima dan percaya terhadap informasi yang disampaikan oleh wartawan ataupun reporter” (Pareanom: 2011: 58)

Selain itu Pareanom (2011: 59) menyatakan bahwa:

Tidak ada yang mempersoalkan bahwa organisasi berita melayani banyak konstituen. Organisasi – organisasi masyarakat, organisasi nonpemerintah, perusahaan induk mereka sendiri, para pemegang saham, para pemasang iklan, dan banyak lagi kepentingan yang harus didengar dan dilayani oleh organisasi berita yang sukses. Namun, komitmen kepada warga (citizen) seharusnya lebih besar ketimbang komitmen atau bahkan egoisme profesional. Seharusnya sebuah berita mengandung unsur tersirat yang berpihak kepada publik misalnya mengenai ulasan film yang jujur, ulasan restaurant yang tak terpengaruh oleh pemasang iklan dan liputannya tidak untuk kepentingan pribadi atau condong kepada kepentingan pemilik. Hal ini harus didukung dengan pengertian yang kuat bahwa orang – orang yang mencari dan melaporkan berita tak dihalangi atau diganggu saat sedang menggali dan menyampaikan sebuah kebenaran. Atau bahkan oleh resiko terganggunya kepentingan bisnis lain dari pemilik media. Pengumpul atau pencari berita tidaklah seperti pegawai perushaan lain. Para pengumpul dan pencari berita ini mempunyai sebuah kewajiban sosial yang tak jarang bersebrangan dengan kepentingan utama ‘atasan’ atau ‘bos’ ditempat mereka bekerja. Apalagi jika melihat syarat utama hasil kerjanya yang sangat sulit. Yaitu, syarat keberadaan berita yang utama adalah akurat dan persuasif. Maksudnya adalah sebuah berita harus bisa membuat khalayak atau audiense menjadi sangat percaya.

(10)

keberpihakan. Contoh independensi dapat dilihat pada organisasi-organisasi tertentu dimana keberadaannya adalah merdeka tanpa diboncengi kepentingan tertentu. Seperti organisasi media yang ada di Indonesia saat ini. (2011:59)

Dalam konteks lain, independensi juga merupakan hak sebagai manusia, yang memiliki hak bebas dan merdeka tanpa ditekan oleh orang lain. Tentu saja dalam pelaksanaannya yang disebut independen juga ada batasan-batasannya. Karena suatu lembaga atau organisasi juga tidak dapat eksis tanpa adanya dukungan dari pihak lain. Hal ini begitu terasa jika kita melihat segelintiran konflik – konflik yang berujukan pada sebuah kepentingan. Yaitu, kepentingan politik. Independensi dalam pemberitaan yang muncul biasanya nilai beritanya terlalu bias dengan siapa pemilik media tersebut. Maka tidak jarang ditemui suatu berita yang ternyata melupakan aspek kejujurannya. Yang malah isi berita tersebut terlihat berat sebelah. Entah ada yang salah dari ideologi tempat para rutin media bekerja, atau memang ada dorongan dari pemilik modal yang mengharuskan pekerja rutin media tersebut untuk membuat berita positif yang bermuatkan pemilik modal saja.

(11)

Beberapa waktu yang lalu, ketika peneliti menjalankan proses Praktek Kerja Lapangan pada Sindo Trijaya FM sebagai reporter lapangan. Peneliti berkesempatan untuk meliput acara pendeklarasian Wiranto dan Hary Tanoe sebagai pasangan presiden dan wakil presiden tahun 2014 ini. Tidak hanya sekedar memberikan laporan langsung ternyata acara tersebut juga disiarkan langsung dan eksekutif oleh stasiun televisi milik MNC Group lainnya yaitu RCTI dalam program Seputar Indonesia Sore. Hal ini sah – sah saja bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tersebut sebagai salah satu cara untuk kampanye atau hanya sekedar menegenalkan kepada publik. Tidak hanya media televisi RCTI saat itu yang menayangkan secara eksklusif tetapi acara tersebut juga diliput oleh media lainnya milik MNC Group yaitu Sindo TV, Global TV, Sindo Trijaya FM, MNC TV dan Koran Sindo.

(12)

album atau lagu mereka. Jika dilihat dari kedua faktor yang dijelaskan diatas maka, peneliti memutuskan untuk meneliti program laporan langsung pada Sindo Trijaya FM. Karena segmentasi pendengar dan isi dari masing – masing progam radio menggambarkan profile radio.

Dari penjelasan latar belakang yang telah disebutkan di atas, peneliti tertarik untuk melihat analisis isi program Live Report Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan presiden 2014. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti kebijakan redaksi yang terdapat dalam program Live Report atau laporan langsung melalui metode analisis isi.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

“Sejauh mana aspek – aspek kebijakan redaksi dalam isi berita program Live Report Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014?” periode 1 maret sampai 31 maret 2014

1.3 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan penjelasan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Seberapa besar indikator - indikator aspek objektivitas dalam kebijakan redaksi yang diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014? 2. Seberapa besar indikator – indikator aspek legalitas dalam kebijakan redaksi yang

diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014? 3. Seberapa besar indikator - indikator nilai berita dalam kebijakan redaksi yang

diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014? 4. Seberapa besar indikator - indikator aspek keakuratan dalam kebijakan redaksi yang

diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014? 5. Seberapa besar indikator – indikator aspek keadilan dalam kebijakan redaksi yang

diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014? 1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, dengan demikian penelitian ini memiliki tujan:

1. Untuk mengetahui seberapa besar aspek objektivitas dalam kebijakan redaksi yang diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014 2. Untuk mengetahui seberapa besar aspek legalitas dalam kebijakan redaksi yang

diterapkan pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014 3. Untuk mengetahui seberapa besar nilai berita dalam kebijakan redaksi yang diterapkan

pada Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014

(13)

5. Untuk mengetahui seberapa besar aspek keadilan dalam kebijakan redaksi yang diterapkan oleh Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan informasi mengenai kebijakan redaksional pada isi program Live Report Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan umum 2014.

1.5.1 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada stasiun radio Sindo Trijaya FM khususnya untuk program Live Report serta pihak – pihak yang terlibat dalam struktur organisasi atau pihak redaksi untuk lebih memperhatikan dan mempertimbangkan isi dari program di Sindo Trijaya FM selama masa kampanye pemilihan presiden 2014

1.5.2 Manfaat Akademis

Secara akademis, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Paramadina terutama peminatan Penyiaran untuk lebih dalam meneliti isi program berita, terutama mengetahui kepentingan isi berita tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

(14)

oleh manusia setiap detik dalam hidupnya. Komunikasi merupakan suatu bentuk pola perilaku yang dilakukan oleh manusia untuk bertukar pesan atau informasi. Komunikasi adalah proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise).” (Mufid, 2010: 98).

Mufid juga menjelaskan, (Mufid, 2010: 98):

Secara mendasar komunikasi mempunyai enam unsur. Yang pertama Komunikasi melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain atau hubungan seseorang dengan lingkungannya, baik dalam rangka pengaturan atau koordinasi. Kedua adalah Proses, yakni aktivitas yang nonstatis, bersifat terus - menerus. Ketika bercakap – cakap dengan seseorang misalnya, tentu saja tidak diam saja. Di dalamnya kita membuat perencanaan, mengatur nada, menciptakan pesan baru, menginterpretasikan pesan, merespons atau mengubah posisi tubuh agar terjadi kesesuain dengan lawan bicara.Yang Ketiga adalah Pesan, yaitu tanda (signal) atau kombinasi tanda yang berfungsi sebagai stimulus (pemicu) bagi penerima tanda. Pesan dapat berupa tanda atau simbol. Sebgaian dari tanda dapat bersifat universal, yakni dipahami oleh sebagian besar manusia di seluruh dunia, seperti senyum sebagai tanda senang, atau asap sebgai tanda adanya api. Tanda lebih bersifat universal daripada simbol. Ini dikarenakan simbol terbentuk melalui kesepakatan, seperti simbol negara. Karena terbentuk melalui kesepakatan, maka simbol tidak bersifat alami dan tidak pula universal. Kemudian yang keempat adalah Saluran (channel), adalah wahana di mana tanda dikirim. Channel bisa bersifat visual (dapat dilihat) atau aural (dapat didengar). Selanjutnya adalah Gangguan (noise), segala sesuatu yang dapat membuat pesan menyimpang, atau segala sesuatu yang dapat mengganggu diterimanya pesan. Gangguan (noise) bisa bersifat fisik, psikis (kejiwaan) atau semantis (salah paham). Dan yang terakhir adalah Perubahan, yakni komunikasi menghasilkan perubahan pada pengetahuan, sikap atau tindakan orang – orang yang terlibat didalam proses komunikasi.

Jika dikaitkan dengan penelitian, maka Sindo Trijaya FM adalah sebuah media siaran yang menjadi saluran (channel) untuk membagi pesan atau menyebarkan pesan. Sedangkan, informasi yang terdapat dalam program Live Report merupakan kumpulan ide atau pesan atau informasi (messages). Sedangkan reporter yang menyampaikan laporan langsung berfungsi sebagai pengirim pesan (sender). Sedangkan pendengar atau audiense yang biasa disebut dengan profesional sindo adalah penerima pesan (receiver).

(15)

ini bisa menggunakan media udara sebagai penghantar suara dalam proses komunikasi langsung atau face to face ataupun menggunakan media massa berupa media cetak dan media penyiaran.

2.1.1 Isi Atau Pesan

Para ahli komunikasi mengakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan – pesan yang bersifat informatif. Nurudin menyatakan dalam bukunya, bahwa “Komunikasi bermedia yang memang mengunakan media massa, tidak memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya, sedangkan dalam proses komunikasinya, umpan balik berlangsung tidak pada saat itu.” (Nurudin, 2007: 17)

Pernyataan dari Nurudin (2007: 23) “Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditunjukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.” Jadi, tidak ditunjukan kepada perseorangan atau kepada kelompok orang tertentu. Media massa tidak diperkenankan untuk menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. Media massa akan meyiarkan berita menegenai seorang menteri yang meresmikan sebuah proyek pembangunan, tetapi tidak diperkenankan menyiarkan berita seorang meneteri yang melaksanakan kegiatan personal misal perayaan ulang tahun dirinya.

Selain itu, pengertian mengenai pesan juga dijelaskan (Nurudin, 2007: 37 -38):

Pesan pada proses komunikasi memiliki tujuan tertentu. Pesan dalam proses komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan dalam komunikasi bisa satu, namun lambang yang dipergunakan bisa macam – macam. Lambang yang dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah body gesture, warna dan kial. Dalam kehidupan sehari – hari pesan komunikasi disampaikan kepada komunikan dengan menggunakan gabungan lambang. Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Karena bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkret dan abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang akan datang dan lain hal sebagainya. Tanpa penguasaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya taka akan dapat dikomunikasiakan kepada orang lain secara tepat. Banyak kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.

Melalui sumber yang lain Effendy menjelaskan (2007: 101):

(16)

dalam enam kategori yaitu, pertama berita dan informasi, kedua analisis dan intepretasi, ketiga pendidikan dan sosialisasi, keempat dalah hubungan masyarakat dan persuasi dan yang kelima adalah iklan dan bentuk penjualan lain dan yang keenam dan terakhir adalah hiburan.

Keterangan Effendy lainnya yang dikutip adalah (2007: 101) “Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian dari seluruh dunia kepada para audience-nya.”

Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonya. Begitu juga dengan radio. Radio menyediakan laporan terkini baik yang dibentuk dalam laporan langsung ataupun berupa program talk show. Isi pada program yang dibuat oleh media radio juga ditujukan bagi pendengarnya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan bentuk straight news saja, tetapi juga feture, investigative reporting(laporan investigasi), tajuk rencana dan ulasan lainnya.

Effendy juga menjelaskan secara langsung bahwa (2007: 101) “Pada intinya dalam berbagai bentuk apapun kemasan isi atau pesan, tetaplah menyiadakan informasi yang dibutuhkan masyarakat adalah tujuannya. Media menggali semua peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dikembalikan lagi ke masyarakat.”

Jika dikaitkan dengan penelitian, Sindo Trijaya FM sebagai sebuah media siaran memberikan isi media yang pertama yaitu berita dan informasi. Berita dan informasi pada Sindo Trijaya FM diudarakan kepada khlayak melalalui program liputan atau reportase lagsung atau yang biasa dikenal dengan live report. Program liputan atau repotase langsung ini menyediakan laporan atau update terkini mengenai kejadian di seluruh titik yang dianggap menjadi daya tarik bagi pendengarnya. Dalam program liputan atau reportase langsung pada Sindo Trijaya FM dapat didengarkan bagaimana segala peristiwa yang terjadi di masyarakat digali langsung dari narasumber yang bersangkutan. Misalnya peristiwa pemilihan umum, maka reporter akan mengulasnya dengan memberikan berita dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU.

(17)

kejadian yang mungkin sulit untuk dipahami oleh pembacanya. Media itu memberikan data – data pendukung yang sangat berguna untuk melakukan interpretasi pesan lewat editornya, media cetak membuat tajuk rencana yang berusaha menjelaskan suatu peristiwa terjadi, meramalkan dan menunjukan mana yang baik dan mana yang jelas. Sedangkan pada media media massa siaran yaitu radio, usaha untuk mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian dilakukan dengan cara mengudarakan potongan suara narasumber yang berguna sebagai isi atau pesan bahkan ujung tombak sebuah radio. Potongan suara narasumber yang diudarakan juga berfungsi sebagai sesuatu yang akan di interpretasikan oleh pendengarnya agar setiap kejadian atau peristiwa yang di udarakan mudah untuk dipahami.

Pernyataan tambahan Effendy yang dikutip lainnya adalah (2007: 102) “Usaha untuk menginterpretasikan fakta – fakta di lapangan tidak berarti bahwa sajian berita yang disampaikan semuanya harus merupakan berita baik. Akan tetapi, media massa dituntut untuk melakukan pelaporan yang menjelaskan secara detail, tidak ceroboh dan tidak berat sebelah.”

Jika dikaitkan dengan penelitian, mengintepretasikan sebuah isi pesan atau informasi pada Sindo Trijya FM dapat dilakukan dengan cara medengarkan kutipan suara wawancara dengan narusumber bagi pendengarnya. Dan saat mengintepretasikan pesan atau isi yang akan ditulis menjadi sebuah naskah baca reporter lapangan juga mendengarkan kutipan wawancara dengan narasumber. Kutipan suara wawancara dengan narasumber dapat membantu mempermudah pendengar untuk mengevaluasi suatu berita atau informasi yang didengar olehnya.

(18)

dilaksnakan pemilihan umum dan hal – hal yang berkaitan dengan tata cara pemilihan umum lainnya. Sampai dengan profile siapa – siapa saja yang akan menjadi kandidat pada pemilihan umum nantinya.

Effendy (2007: 104) juga menjelaskan, ketika terdapat keluhan pembaca pada rubrik atau letter to the editor sebenarnya media sedang mengadakan fungsi menghubungkan. Dengan kata lain, “ Isi media bisa menjadi alat penghubung antarberbagai pihak yang menjadi sasaran medianya.” misalnya ketika sebuah berita diudarakan oleh radio, pada saat itu ada pendengar yang menanggapi dengan cara menelfon ke studio on air yang akan langsung diterima oleh produser maka radio tersebut telah menjalankan fungsi menghubungkan. “Pada intinya setiap isi media terdapat unsur menghubungkan.”

Jika dikaitkan dengan penelitian, hubungan yang dapat dijalin akibat dari adanya sejauh apa umpan balik atau feedback yang diberikan oleh suatu berita. Sindo Trijaya FM membuka berbagai cara agar umpan balik ini bisa didapatkan. Salah satunya dengan menggunakan line telefon , SMS, Blackberry Massanger dan whatssup. Dalam setiap berita yang diudarakan melalui program liputan atau repotase lapangan atau live report pendengar berhak bertanya atau berkomentar melalui jaringan atau line yang dibangun oleh Sindo Trijaya FM. Hubungan ini dapat menjadi hal yang sangat penting bagi pekerja di Sindo Trijaya FM agar memberikan berita yang dibutuhkan oleh pendengar.

Iklan menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari media massa. Iklan bisa berfungsi sebagai persuasi. Lewat iklanlah sebuah ‘nyawa’ media ditetapkan. Media sangat mebutuhkan iklan. Sebuah organisasi media massa yang ditunjukan untuk mendapatkan laba bukan organisasi sosial, iklan menduduki posisi yang sangat penting. Iklan yang terdapat dalam sebuah media juga sangat berpengaruh terhadap isi atau pesan yang akan disampaikan oleh media tersebut. Terlebih lagi berita aatau isi pesan yang terdapat dalam media tersebut tidak boleh bertentangan dengan iklan yang ada. Misalnya, sebuah media memberitakan tentang kasus atau peristiwa keracunan susu formula yang kadluarsa. Padahal pemasang atau pemasok utama keungan pada media tersebut adalah produk susu formula, maka media tersebut sangat dilarang keras untuk menayangkan berita mengenai peristiwa keracunan susu formula tersebut.

(19)

dimuat dan disiarkan nantinya tidak boleh ada berita yang menyatakan tentang keluhan masyrakat mengenai jaringan atau signal dari indosat yang terganggu atau bahkan tidak berfungsi. Unsur sponsor atau pendonor keuangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang lainnya adalah sangat dilarang keras memberitakan pemeberitaan mengenai hal negatif dari Partai Hanura dan juga calon presiden dan calon wakil presiden yang memang adalah pemilik dari Sindo Trijaya FM bernaung.

2.1.2 Model Komunikasi

Seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu, maka hadirlah berbagai macam model komunikasi. Diantaranya adalah model komunikasi Lasswell. Laswell memperkenalkan model komunikasi yang biasa didengar dengan “who says what to whom in what channel with what affect”, atau “siapa berkata apa kepada siapa dengan menggunakan saluran apa serta menimbulkan pengaruh apa.”

Teori Laswell, walaupun masih berfokuskan pada komunikasi verbal satu arah, namun teori tersebut dipandang lebih maju daripada teori yang pernah ada. Di samping berhasil lepas dari pengaruh komunikasi propaganda yang ketika itu sangat mendominasi wacana komunikasi, Lasswell juga mendefinisikan medium pesan dalam arti yang lebih luas yakni media massa. Sebagian kritikus bahkan menilai teori Lasswell melampaui teori Aristoteles. Jika Aristoteles hanya mendefinisikan tujuan komunikasi sebagai proses membangun citra positif agar ucapan seseorang didengar orang lain, maka Lasswell mendefinisikan tujuan komunikasi sebagai penciptaan pengaruh dari pesan yang disampaikan. (Mufid: 2010: 99)

Berdasarkan definisi komunikasi di atas, dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan aktivitas penyampaian pesan oleh communicator terhadap communicant. Jika dikaitkan dengan topik penelitian, stasiun Radio Sindo Trijaya melalui program – program beserta isinya berperan sebagai communicator yaitu menyampaikan informasi melalui isi program – program yang ada di Sindo Trijaya FM yang disampaikan oleh penyiar. Sedangkan, audience atau pendengar Sindo Trijaya FM yang biasa disebut “profesional sindo” sebagai communicant. Yaitu penerima pesan yang disampaikan oleh communicator. Sedangkan materi isi program yang disampaikan melalui gelombang siaran udara radio adalah sebagai pesan atau massage yang akan diterima oleh communicant.

(20)

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana diungkapkan oleh Bittner yang dikutip (dalam Rakmat, 2004: 188)

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunkasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people). Komunikasi massa harus menggunakan media massa. Maka, walaupun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan jutaan orang jika tidak menggunakan media massa, maka hal tersebut tidak bisa disebut dengan komunikasi massa.

Terdapat berbagai definisi yang menjelaskan tentang pengertian dari komunikasi massa. Selain definisi komunikasi massa dari Bittner terdapat juga definisi komunikasi massa dari Gerbner yang dikutip dalam Rakhmat. Gerbner menyatakan bahwa Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Pernyataan lainnya dari Gerbner (Rakmat, 2004: 189):

Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

Selain itu pengertian komunikasi massa lainnya yang diungkapkan oleh Meletzke yang dikutip dalam Ardianto (2005: 3) “Komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.” Istilah tersebar pada paragraf diatas menunjukan bahwa komunikan sebagai pihak penerimaa pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka dapat dianalogikan bahwa program yang disiarkan melalui Sindo Trijaya FM merupakan bentuk komunikasi massa. Sebab, program sebagai sebuah pesan disiarkan melalui lembaga siaran elektronik yaitu radio kepada khlayak yang sifatnya massal.

(21)

saluran atau penghubung antara komunikator dengan komunikan. Media dalam komunikasi massa biasanya adalah media cetak dan media siaran.

2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok. Perbedaan – perbedaan tersebut tentu saja terdapat dalam komponen yang biasa disebut dengan karakteristik. Ardianto membagi karakteristik komunikasi massa menjadi sebagai berikut: (Ardianto: 2005: 6)

(22)

komunikasi massa. Dimana komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.

(23)

yang juga masih berkaitan dengan kekurangan dari media massa adalah stimulasi alat indra yang terbatas.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka, telinga adalah alat indera yang akan menjadi satu – satunya tumpuan jika mendengarkan siaran Sindo Trijaya FM. Kemampuan telinga setiap orang berbeda, apalagi jika siaran yang dilakukan Sindo Trijaya FM sedang mengalami noise baik yang berupa gangguan penangkapan signal yang buruk akibat cuaca maka dapat dipastikan informasi yang diterima oleh telinga menjadi berkurang bahkan tidak jelas. Yang terakhir adalah umpan balik tertunda dan tidak langsung. Jika dikaitkan dengan penelitian, karena dilakukan dengan menggunakan media radio maka setiap isi pesan atau informasi yang diudarakan oleh Sindo Trijaya FM tidak dapat langsung diketahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikan tersebut.

2.3 Media Massa

Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialmya.

Menurut Ardianto (2005: 103) “Media massa adalah wadah atau tempat bagi komunikasi massa untuk menyalurkan pesannya. Media massa dapat dibagi menjadi dua kategori. Yakni media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar d an majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet).” Dibawah ini adalah penjelasan mengenai bentuk – bentuk media massa yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Berikut adalah penjelasan bentuk-bentuk media massa tersebut 2.3.1 Media Cetak

Pengertian mengenai media cetak adalah: (Elvinaro, 2007: 104)

(24)

mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu.

Media massa cetak terdiri dari surat kabar, dan majalah. Surat kabar adalah media massa yang yang paling tua dibandingkan dengan jenis media mass lainnya. Fungsi surat kabar adalah sebagai sebuah media massa yang pada masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat.Terdapat empat fungsi media massa. Yaitu informasi, edukasi, hiburan dan persuasif. Dari ke empat fungsi yang telah disebutkan, fungsi yang paling menonjol pada media massa surat kabar adalah informasi. Tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersediannya rubrik artikel ringan, feature (laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik), rubrik cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Kategori surat kabar ditinjauan dari bentuknya, ada bentuk surat kabar biasa dan tabloid. Sedangkan dilihat dari bahasa yang digunakan, ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa daerah. Dilihat dari ruang lingkupnya, maka surat kabar dibagi menjadi surat kabar lokal, regional, dan nasional. .

Elvinaro menjelaskan, mengenai karakteristik dari majalah (2001: 116) “ Pertama Penyajian lebih dalam. Kemudian nilai aktualitas lebih lama. Dan yang ketiga adalah gambar atau foto lebih banya dan yang terakhir adalah cover sebagai daya tarik.”

2.4 Media Massa Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Isi dari jenis media massa ini umumnya disebarluaskan melalui suara (audio) atau gambar dan suara (audio-visual) dengan menggunakan teknologi elektro. Yang menjadi kekuatan dari media elektronik tidak hanya pada tata tulis berita, tapi juga pada tata suara penyiar yang harus enak didengar.

Media elektronik memiliki beberapa karakteristik yaitu:

(25)

lebih cepat. Media elektronik yang biasa hadir dan dikenal dalam kehidupan kita sehari – hari adalah televisi, radio juga film.

Sebagaimana radio siaran, televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Elvinaro menjelaskan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh televisi yaitu “pertama adanya Audio Visual, kedua adalah lebih membuat berpikir dalam gambar. Kemudian pengoperasian yang lebih kompleks”. ( Elvinaro, 2007:135 )

Industri media komputer memilki beberapa bidang utama, antara lain : pabrik perangkat keras komputer, pembuat perangkat lunak komputer (pembuatan program-program yang menjalankan mesin komputer). Content provider adalah yang mengembangkan isi dan data base yang didistribusikan melalui jaringan komputer. Dari perangkat lunak komputer terdapat Internet Service Providers (ISPs), yakni perusahaan yang menjual akses ke Internet. ( Ardianto, 2007:150 )

Menurut Laquey (dalam Ardianto 2007: 150):

Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

2.5 Radio

Elvinaro (2001: 123) “Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Keunggulan radio siaran adalah bagaimana saja: di tempat tidur (ketika orang akan tidur atau bangun tidur), di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalanan, di pantai dan berbagai tempat lainnya.”

(26)

Sedangkan Romli menjelaskan, bahwa (2004: 19) “Radio tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah, atau televisi. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran.”

Meskipun komunikasi yang dilakukan tergolong komunikasi massa, namun gaya komunikasi radio harus berupa komunikasi personal atau antarpribadi (interpersonal communication) karena pendengar radio meskipun banyak harus dianggap hanya seorang individu layaknya teman dekat. Salah satu prinsip siaran adalah ”berbicara kepada seorang pendengar yang ada di depan kita” ( Romli, 2004:21 ).

2.5.1 Karakteristik Radio

Radio memiliki karakterisitik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lainnya, Romli menjelaskan bahwa media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut : (Romli, 2004:22-23)

Pertama adalah Auditori, maksudnya adalah Radio adalah ”suara”, untuk di dengar. Karena isi siaran bersifat ”sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin ”menoleh kebelakang” sebagaiman pembaca koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang kembali. Kedua adalah Transmisi, maksudnya adalah proses penyebarluasan pesan yang dilakukan atau disampaikan kepada pendengar oleh radio melalui pemancaran (transmisi). Dan yang ketiga adalah mengandung gangguan maksudnya adalah jika setiap siaran yang dilakuka radio pasti terdapat seperti timbul – tenggelam (fading) dan gangguan teknis atau yang biasa disebut dengan ”channel nosie factor”. Selanjutnya adalah Theater of mind, karakteristik ini bisa mejadi kelebihan media radio dibandingkan dengan media massa lainnya. Radio mencipta gambar (makes pictures) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri. Kemudian adalah Identik dengan musik, maksud dari karakteristik ini adalah radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan, berbeda dengan kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.

(27)

mengandung gangguan. Jika dikaitkan dengan penelitian, Sindo Trijaya FM sempat mengalami gangguan saat program diudarakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan SMS yang masuk melalui line interaktif yang dibuka Sindo Trijaya FM. Biasanya gangguan ini terjadi di daerah yang memang susah untuk menangkap signal. Selanjutnya adalah theater of mind. Jika dikaitkan dengan penelitian maka, informasi atau isi pesan yang diudarakan oleh Sindo Trijaya FM yang merupakan bentuk suara akan digambarkan melalui imajinasi masing – masing pendengar. Misalnya saja kutipan suara dari peristiwa kebakaran yang terjadi. Maka reporter atau penyiar akan mengucapkan “.... profesional Sindo, saat ini sedang terjadi kebakaran disebuah pemukiman warga yang jarak antara rumah warga yang satu dengan rumah warga yang lainnya sangat berdekatan. Api menghanguskan habis rumah para warga. Dan terdengar suara sirene dari mobil pemadam kebakaran dan wargapun segera bergotong royong untuk mematikan api....”. Para pendengar berita tersebut langsung akan membayangkan atau mengimajinasikan masing – masing bagaimana gambaran dari berita yang diudarakan oleh penyiar atau reporer saat itu. Gambaran rumah yang saling berdekatan akan berbeda atara orang yang satu dengan yang lainnya. Kemudian gambaran suasana yang kacaupun akan berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa radio memberikan kesempatan untuk menjadikan imajinasi pendengarnya sebagai gambaran setiap peristiwa yang diberitakan. Karakteristik radio yang terakhir adalah identik dengan musik. Sindo Trijaya FM juga mengudarakan lagu dan musik disetiap programnya. Bahkan tidak jarang jika ada event semisal hari anak nasional, Sindo Trijaya FM akan mengudarakan dan memutar lagu – lagu anak selama satu hari.

Setelah mengetahui karakteristik dari media massa radio, maka selanjutnya peneliti akan membahas mengenai keunggulan dan kelemahan radio sebagai media massa.

2.5.2 Keunggulan Radio

Radio memiliki keunggulan dan kelebihan sama seperti media massa lainnya. Keunggulan radio antara lain adalah (Romli: 2004: 23) :

(28)

dimaksud adalah suara penyiar di rumah atau di dekat pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communication). Yang keempat yang menjadi keunggulan radio berikutnya adalah hangat dimana paduan kata – kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka. Dan yang kelima adalah Sederhana. Sederhana disini dapat diartikan bahwa sesuatu yang dibuat dan disampaikan kepada pendengar tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar. Dan keunggulan lainnya dari radio sebagai sebuah media massa adalah tanpa batas siaran radio menembus batas - batas geografis, demografis, SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas sosial. Hanya ”tunarungu” yang tak mampu mengkonsumsi atau menikmati siaran radio. Selain itu radio sebagai sebuah media massa juga memiliki keunggulan yang dapat dikategorikan murah. Maksud murah disini adalah dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawaat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio.Selain itu, keunggulan radio sebagai sebuah media massa adalah sifatnya yang bisa mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami ( transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat. Siaran radio yang bersifat fleksibel menjadikan radio tetap unggul dibandingkan dengan media massa lainnya. ( Romli, 2004:23 )

Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa menggangu aktivitas lain, seperti memasak, mengemudi, dan membaca koran atau buku.

2.5.3 Kelemahan Radio

Setelah mengetahui keunggulan radio atau kekuatan radio sebagai sebuah media massa, selanjutnya peneliti akan menjelaskan kelemahan radio sebagai sebuah media massa menurut Romli. Kelemahan radio tersebut adalah: (Romli : 2004: 24)

Yang pertama bersifat Selintas, siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaan dari awal tulisan. Hal ini menjadikan kelemahan bagi radio sebagai media massa. Kemudian yang kedua adalah Umum atau global, sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karenanya angka – angka pun dibulatkan. Misalnya penyiar akan menyebutkan ”seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang. Kelemahan lain dari radio sebagai media massa adalah adanya keterbatasan waktu siaran radio yang hanya 24 jam sehari. Berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih. Dan berbeda dengan surat kabar pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubrik yang ia sukai namun jika pada radio Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat – loncat. Hal ini biasa disebut dengan alur linier. Dan kelemahan yang terakhir yang dimiliki oleh radio adalah siaran radio mengandung gangguan baik teknis yang berupa timbul – tenggelam (fading) atau berupa channel nooise factor.

(29)

Didalam setiap zaman, radio sebagai media siar mengalami suatu metamorfosis dalam tujuan dan fungsinya. Triartanto menyebutkan, (2010: 40) “Secara tradisional, tujuan penyiaran program radio siaran adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat, memberikan pendidikan, memberikan hiburan, memberikan dorongan perubahan diri, dan memberikan sensasi. Kini, media radio siaran sebagian besar bertujuan untuk memberikan hiburan. Orang mendengar radio dengan tujuan ingin mendengarkan musik atau lagu, walaupun juga tidak dapat dipungkiri ada juga sebagiannya ingin mendapatkan dan mencari informasi yang aktual.”

Triantanto juga menambahkan, (2010: 41) bahwa:

Seiring dengan perkembangan teknologi, dari berbagai referensi, tipe – tipe radio sangat beragam, baik bentuk kepemilikan dan pendanaannya. Bahkan kini semenjak akhir 1990-an banyak radio siaran yang dikelola dalam suatu grup media, dimana terdapat beragam format radio dalam satu grup. Yaitu, MNC ( Sindo Trijaya, Global Radio, Radio Dangdut Indonesia dan V-Radio), MRA (Hard Rock FM, I-Radio, Traxx FM), Ramoko grup (Lite FM, Mustang, Kis, Batam, dan Zoo) dan lain sebagainya. Sedangkan tipe radio yang populer adalah public service station (radio yang dimiliki dan melayani kepentingan umum secara nasional. Kedua adalah comercial station (radio milik pribadi untuk mencari keuntungan komersial). Ketiga adalah goverment station (radio pemerintah yang digunakan untuk kepentingan umum). Keempat adalah goverment owned station (radio milik pemerintah yang sepenuhnya digunakan untuk propaganda). Kelima adalah institutional ownership station (radio yang dimiliki ormas, kampus dan LSM). Keenam adalah community ownership (radio milik komunitas kecil disuatu kelurahan).

Menurut Undang – Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, ada tiga bentuk radio yang boleh beroperasi di Indonesia. Pertama, radio siaran publik yaitu RRI. Kedua adalah radio siaran komersial. Dan ketiga adalah radio siaran komunitas. Perbedaan yang ada diantara ketiga radio yang disebutkan diatas adalah, radio komunitas berbeda dengan radio publik karena radio komunitas melayani yang secara geografis terbatas, sementara itu radio publik melayani kepentingan yang secara geografis melingkupi seluruh nasional. Kepemilikin dana dan pengelola radio komunitas dilakukan sendiri, sedangkan radio publik memperoleh dukungan formal dari negara dalam bentuk anggaran rutin.

2.5.5 Komunikator Radio

Triantarto menjelaskan bahwa (2010: 46):

(30)

siaran yang terprogram dengan waktu dan durasi yang teratur serta tetap. Radio sebagai bagian dari bentuk komunikasi massa, telah menunjukan tingkat efektivitasnya sebagai penyampai pesan verbal. Hal tersebut merujuk dari model teori komunikasi Harold D. Laswell. Dalam media radio juga dapat diterapkan dengan pertanyaan who says? What ? in whitch channel? To whom? With what effect? Karena pada prinsipnya proses komunikasi melalui media radio, juga tidak lepas dari unsur komunikator atau pemberi pesan (communicator), pesan atau isi (message), medium atau radio (channel), komunikan atau penerima pesan (receiver) dan efek atau pengaruh (effect).

Triantarto menjelaskan, bahwa (2010: 47) “Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan atau isi pernyataan kepada manusia lain untuk mewujudkan motif komunikasinya. Motif komunikasi adalah sebab – sebab yang mendorong manusia dalam menyampaikan isi pernyataanya kepada manusia lain.”

Sedangkan menurut peneliti, komunikator adalah bisa seorang pemilik modal, marketing, penyiar, reporter, penulis naskah, produser, program director, serta operator. Pesan – pesan yang disampaikan bisa berupa kata – kata ucapan atau ujaran, musik atau lagu serta efek suara atau sound effect. Sedangkan pesan yang disampaikan melalui media radio dikemas dalam format program acara yang ditujukan kepada komunikan atau khalayak.

Jika dikaitkan dengan penelitian maka, para pekerja rutin media muolai dari pemeimpin redaksi, penanggung jawab siaran, produser dan reporter dan penyiar di Sindo Trijaya FM merupak komunikator yang menyampaikan pesan kepada pendengar yang biasa disebut profesional Sindo untuk mewujudkan sebuah motif komunikasi. Motif komunikasi dalam Sindo Trijaya FM adalah sebuah media massa yang kaidahnya harus menyampaikan informasi berupa berita melalui program langsung agar khalayak dapat mengetahui informasi yang sedang terjadi.

Dan Triantarto mengartikan komunikan sebagai (2010: 47):

“Manusia atau manusia – manusia yang menerima isi pernyataan komunikator sehingga terjadi proses komunikasi. Kemudian yang dimaksud dengan khalayak adalah orang banyak atau orang ramai atau kelompok tertentu dimayarakat yang menjadi sasaran komunikasi. Khalayak radio adalah para pendengar. Para pendengar diterpa pesan – pesan yang disampaikan oleh penyiar sebagai ujung tombak siaran radio. Pesan – pesan yang tersaji dalam program tersebut, bisa menimbulkan beragam efek. Bisa kognitif, efektif dan juga konatif. Didalam dunia radio siaran, penyiar merupakan komunikator yang paling mendapat perhatian terbesar dari para pendengar.

(31)

yang diudarakan oleh Sindo Trijaya FM melalalui programnya yaitu Live Report dalam penelitian kali ini.

2.6 Live Report

Selain disajikan dalam bentuk informasi terolah seperti wrap, actualites, dan lain sebagainya, berita juga dapat disampaikan dengan cara melaporkannya secara langsung ketika peristiwa tengah berlangsung. Hal itu biasa dikenal dengan live report/ live repotage/ live coverage, yang biasa dikenal dengan sebutan siaran langsung. Astuti menyatakan, bahwa:

Live report merupakan salah satu ‘mahkota’ dari sebuah radio. Hal ini yang mendasari radio sebagai media yang memiliki keunggulan untuk menyampaikan berita lebih cepat dan juga menjadikan suasana liputanb ke ruang- ruang pendengar, terwujud dalam reportase langsung atau live reportage. Kelebihan lainnya dalam reportase langsung adalah, lewat reportase langsung pendengar dihubungkan langsung dengan peristiwa yang tengah terjadi. Pendengar, dalam derajat tertentu dilibatkan dengan hiruk-pikuk suasana peristiwa yang sedang berlangsung. (Astuti: 2008: 59)

Astuti juga melanjutkan pernyataannya yang berbunyi:

(32)

Reportase atau liputan langsung dalam hal olahraga ini merupakan salah satu live report yang sangat populer dan diminati oleh pendengar. Astuti juga menambahkan: (2008: 63)

Walaupun saaat ini orang bisa menyaksikan pertandingan langsung melalui televisi, tetap saja acara laporan langsung mengenai olahraga menjadi salah satu laopran khas yang banyak disukai oleh pendengar radio. Sebagai mata dan telinga pendengar, tugas seorang reporter lapangan bukan hanya melaporkan perkembangan pertandingan. Lebih dari itu, sebagai reporter yang baik. Sebaiknya reporter yang bertugas meliput laporan khusus program olahraga mampu mebawa suasana dan emosi kedalam ruang pendengar. Dengan intensitas emosi dan keterlibatan antara reporter (biasa juga disebut komentator) dengan pendengar akan terbangun hubungan yang akrab. Apalagi rata – rata dari pendengar program sport adalah fans fanatik dari salah satu cabang olahraga tertentu. Sebuah Live Report atau laporang langsung membutuhkan reporter lapangan sebagai media untuk menyampaikannya kepada pendengar atau khalayak umum.

Menurut pendapat peneliti, stasiun radio membutuhkan wartawan atau reporter radio untuk program beritanya. Profesi sebagai wartawan atau reporter radio tidak diperuntukan bagi sosok yang berjiwa lemah. Pekerjaan ini membutuhkan stamina yang baik serta motivasi yang tinggi. Seorang wartawan atau reporter lapangan harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, mau bekerja keras dan bersedia masuk kantor pada hari libur serta siap berangkat ke lokasi apapun untuk mendapatkan berita. Wartawan atau reporter lapangan pada radio bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan melaporkannya baik secara langsung ataupun bentuk yang direkam dalam bentuk paket yang akan disiarkan kemudian. Hal ini bisa dipertanggungjawabkan atas pengalaman peneliti saat menjalani proses praktek kerja lapangan di Sindo Trijaya FM dan juga meliput program khusus saat musim mudik 2014 tiba.

Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman suara mengharuskan wartawan atau reporter lapangan radio bekerja lebih cepat pula, para wartawan atau reporter lapangan harus cepat berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi dilapangan dan melaporkannya langsung kepada pendengar radio lewat saluran telfon yang akan disiarkan secara langsung oleh gatekeeper atau produser di studio. Dalam hal ini wartawan yang memiliki ingatan yang kuat dan dapat langsung on air; berbicara lancar dan teratur di ujung telefon yang akan diudarakan harus mendapatkan point tersendiri.

2.6.1 Memproduksi Repotase atau Laporan Langsung/ Live Report

(33)

Pertama, harus memahami situasi yang dihadapi. Jangan langsung mendatangi tempat atau kejadian yang akan diliput. Lakukan penilain awal, terhadap kemungkinan untuk melakukan laporan langsung. Kedua, melakukan riset sederhana dengan cara melengkapi 5W+1H sebelum liputan lapangan dimulai. Biasakan membuat skenario sederhana tentang apa saja yang akan dilaporkan, poin apa saja yang akan digali lewat tanya jawab, ending apa yang akan digunakan. Dan terbiasalah untuk selalu berdiskusi dengan koordinator liputan atau produser yang berad di studio. Atau setidaknya melakukan hal sederhana dengan berdiskusi dengan penyiar agar alur tanya jawab bisa terjaga dengan baik. Ketiga, Jangan pernah mengada – ada. Dalam menyusunan pertanyaan atau informasi untuk di gali, buatlah perhitungan tentang informasi apa saja yang diperlukan oleh pendengar yang tidak bisa datang langsung ke lapangan. Tidak perlu menyampaikan informasi yang tidak penting mengingat mahalnya harga durasi. Selalu berusaha untuk tidak melelahkan pendengar dengan informasi yang di ulang – ulang. Keempat, lakukan analisis sederhana mengenai situasi yang akan terjadi. Pikirkan apa yang bisa dijadikan background atau nat sound. Karena nat sound itu penting sebagai pencipta mood dan suasana, serta menambah objektifitas pemberitaan. Dan terakhir memeriksa peralatan dan perangkat yang akan digunakan saat ingin melakukan liputan lapangan.

Menurut peneliti, saat menjalani praktek kerja lapangan sebagai reporter Sindo Trijaya FM selam waktu dua bulan, seorang reporter saat membuat sebuah naskah berita yang harus pertama kali dilakukan adalah membuat daftar yang terdiri dari apa yang terjadi, kapan kejadiannya, dimana kejadiannya, siapa saja yang ada dalam kejadian tersebut, sebab apa yang terjadi di balik kejadian tersebut dan bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi. Hal ini juga dilakukan dengan riset kecil – kecilan yang diwujudkan dengan diskusi dengan Bapak Setyo selaku koordinator liputan di Sindo Trijaya FM. Tidak jarang juga reporter wajib diskusi dengan produser yang bertugas saat itu. Sebagai seorang reporter, nantinya dilapangan harus mebuat naskah berita sesuai dengan apa kejadian yang sedang berlangsung. Sebab jika membuat naskah berita yang berisi cerita yang mengada – ngada bukan hanya kredibel sebagai wartawan profesional yang hilang tetapi juga maratabat radio tempat bekerja bisa hilang. Setelah naskah berita baca laporan langsung telah dibuat seorang reporter harus memikirkan backsound siapa yang akan diudarakan. Kekuatan radio terdapat dalam suara. Oleh karenya suara kutipan wawancara dari narasumber menjadi backsound yang akan menambah nilai berita tersebut untuk ditayangkan.

2.7 Jurnalistik Radio

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.1.1 Kategorisasi Konsep Kebijakan Redaksi dengan Aspek dan Indikator
Tabel 3.1.2 Kategorisasi Konsep Aspek Objektivitas
Tabel 3.1.4 Kategorisasi Konsep Aspek Nilai Berita
+7

Referensi

Garis besar

Indikator ketujuh sekaligus terakhir yang terdapat dalam aspek objektivitas dari teori kebijakan redaksi adalah membuatkan dan menyiarkan berita tanpa dasar Indikator ketujuh atau yang merupakan indikator terakhir dalam Aspek Legalitas yang terdapat dalam isi pemberitaan program Live Report Sindo Trijaya 1 maret Indikator kedua dalam aspek keakuratan adalah adanya kebutuhan yang panjang dan detail dalam penggalian informasi Maksud dari indikator kedua ini adalah Indikator ketiga dalam aspek keakuratan adalah proses pembuatan berita memiliki ketelitian yang tinggi Mulai dari penulisan nama, waktu, dan tempat kejadian. Indikator keempat dalam aspek keakuratan adalah adanya narasumber yang benar – benar mengetahui tentang kejadian atas berita tersebut Maksud dari indikator Indikator pertama dalam aspek adil yang akan dilakukan pembahasannya adalah indikator yang mensyaratkan sebuah berita dibuat dan disampaikan oleh seorang Indikator kedua dalam aspek adil yang akan dilakukan pembahasannya adalah indikator yang mensyaratkan sebuah berita dibuat dan disampaikan oleh seorang jurnalis atau Indikator ketiga dalam aspek adil yang akan dilakukan pembahasannya adalah indikator yang mensyaratkan sebuah berita dibuat dan disampaikan oleh seorang jurnalis atau Indikator Keempat dalam aspek adil yang akan dilakukan pembahasannya adalah indikator yang mensyaratkan sebuah berita dibuat dan disampaikan oleh seorang Indikator ketujuh dalam aspek adil adalah menghormati hak narasumber dengan cara memberikan kesempatan untuk berpendapat Maksudnya adalah, pemebritaan SKRIPSI BUNGA ANALISIS ISI skripsi

Dokumen terkait

Orang utan yang sudah siap berayun dan segera berayun setelah diberi aba-aba oleh Anisa.Orang utan tersebut mengambil senapan dari tangan pemburu tersebut dan para binatang

Perusahaan sektor manufaktur 2014 ( industri pengolahan ) di BEI meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 8 aspek minat yang mengalami perubahan pada setiap siswa antara ketika siswa kelas VII dan ketika kelas VIII, yaitu Out door,

Berkaitan dengan usia perkawinan, akan lebih baik jika mencermati tentang ketentuan dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011.. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah tingkat kemampuan lay up dan one hand set shoot dalam permainan bolabasket

Semua Dosen Pascasarjana Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membekali materi kependidikan

Sedangkan menurut PSAK 46 revisi 2010, liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terliabilitas pada periode masa depan sebagai akibat adanya