KONSTELASI BINTANG SEBAGAI PENANDA (PETUNJUK) WAKTU DAN ARAH (TELAAH KRITIS TERHADAP QS AL- AN’AM AYAT 97)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sejarah Fisika
Disusun Oleh: Ade Ernawati (08690034)
PRODI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya. Kata-kata bintang disinggung beberapa kali dalam Al-Quran, yaitu sebanyak 22 ayat yang tercakup dalam 18 surat, yang diantaranya adalah QS.Al-an’am ayat 97, QS. al-A’raf ayat 54, QS. Al-Hijr ayat 16, QS. An-nahl ayat 12 dan 16, QS An-nuur ayat 35 dan lain-lain. Kata bintang-bintang (An-nujuum) merupakan kata jamak yang berarti banyak, an-nujuum artinya banyak bintang atau bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak atau al-buruj artinya bintang-bintang yang membentuk rasi bintang.
Bintang-bintang membentuk pola gugus atau konstelasi bintang, menurut Wikipedia bahasa Indonesia (http://id.wikipedia.org diunduh tanggal 1 April 2013) suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada langit malam.
Sejauh yang penulis tahu pembahasan akan bintang-bintang sebagai penunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut yang terdapat dalam QS Al-an’am ayat 97 akan sangat menarik bila dibahas atau ditinjau dari fenomena sains, sebagaimana yang kita ketahui para pelaut akan memanfaatkan bintang sebagai acuan nafigasi begitu juga bila kita berada didaratan bintang-bintang dapat menunjukan arah utara-selatan bagian bumi. Bintang juga bisa menunjukan suatu musim atau waktu karena hanya bintang-bintang tertentu yang muncul pada waktu-waktu tertentu dibagian belahan bumi. Rasi bintang utama seperti rasi bintang pari, yang berbentuk palang, dan bintang di ujung palang sentiasa menunjukkan ke arah selatan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang bintang-bintang yang membentuk gugus bintang atau konstelasi yang dapat digunakan sebagai petunjuk arah dan waktu(musim) sebagimana terkandung dalam QS Al-an’am ayat 97.
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Sejak awal peradaban umat manusia sempai sekarang, benda-benda langit merupakan tanda penunjuk perjalanan manusia, baik di darat maupun di laut. Dengan melihat (meneropong) matahari, bulan dan bintang, seseorang yang akan bepergian dapat menentukan arah yang hendak dituju. Kini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pelayaran dan penerbangan menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, para antariksawan berpedoman pada matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu. Mereka juga menggunakan gugus bintang atau rasi bintang dalam menentukan waktu, seperti rasi Bintang Biduk. Dengan demikian, manusia dapat mengenal tempat dan waktu melalui bantuan bintang, seperti yang diisyaratkan QS Al-an’am ayat 97.
Menurut tafsir dari departemen agama, bintang-bintang yang dimaksud dalam QS. Al-an’am ayat 97 adalah kumpulan bintang-bintang yang membentuk suatu konstelasi atau rasi bintang. Disebutkan dalam ayat tersebut konstelasi bintang berguna sebagai penunjuk waktu, musim serta arah di waktu malam. Yang dimaksud dengan bintang-bintang penunjuk waktu ialah bintang bintang tetap (ficed stars) yaitu bintang-bintang yang bersinar sendiri dan mempunyai rasi (konstelasi) yang tetap, bukan bintang-bintang yang bergerak seperti planet atau As Sayarat. karena bintang-bintang ini selalu berkelana di antara konstelasi-konstelasi bintang yang lain. Konstelasi sebagai penunjuk musim, dapat diketahui dari kedudukan matahari di antara bintang-bintang tetap (manzie). Bintang yang dijadikan sebagai penunjuk waktu adalah bintang yang dilihat waktu terbit dan tenggelamnya kelompok-kelompok bintang yang keseluruhannya ada 12 yaitu Ham al (Aries), Saur (Taurus), Jauza', Tauaman (Gemini) Sarathan (Cancer), Asad-(Leo), Sumbulah (Virgo), Mizan (Libra), Aqrab (Scorpio), Qaus (Sagitarius), Jadyu (Copricornus), Dalwu (Aquarius), dan Hut (Pisces). Bintang-bintang sebagai penunjuk arah yang biasa dipergunakan orang ialah bintang-bintang tetap di luar mantiqatul buruj (Zodiac).Dengan perhitungan secara teliti bintang-bintang juga dapat digunakan sebagai penunjuk arah kiblat, yaitu letak Kota Mekah yang persis di sebelah Selatan kota Madinah.
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus disebut dengan rasi bintang atau konstelasi.
Terdapat 88 rasi bintang modern yang didefinisikan oleh Persatuan Astronomi Internasional (IAU) dalam sidang umum pada tahun 1922. Dalam sidang umum tersebut diputuskan juga penggunaan secara eksklusif nama latin dan singkatan dengan tiga huruf dalam penyebutannya. Eugène Delporte ditunjuk untuk mendefinisikan batas-batas yang tegas untuk tiap rasi, sehingga setiap titik di langit pasti berada dalam wilayah satu rasi, dan tidak mungkin tumpang tindih dengan rasi yang lain.
C. Konstelasi (Rasi Bintang) Sebagai Penunjuk Arah
Rasi bintang layang-Layang atau Crux, menunjukkan arah Selatan. Rasi bintang ini berbentuk seperti ikan pari, layang-layang, atau salib dan bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Pada rasi bintang ini, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α (lihat gambar).
Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang kalajengking atau scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak. Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara. Dalam mitologi yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion. Pada konstelasi ini juga terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.
D. Konstelasi (Rasi Bintang ) sebagai petunjuk waktu
rasi bintang yang lain, demikian seterusnya. Munculnya rasi-rasi bintang di langit adalah sebagai berikut:
1. Capricornus : Kambing laut (21 Januari – 16 Februari, 26 nari ) 2. Aquarius : Pembawa Air (16 Februari – 11 Maret, 24 hari) 3. Pisces : Ikan ( 11 Maret – 18 April, 38 hari)
4. Aries : Domba (18 April – 13 Mei, 25 hari) 5. Taurus : Kerbau (13 Mei – 22 Juni, 40 hari) 6. Gemini : Si Kembar (22 Juni – 21 Juli, 29 hari) 7. Cancer : Kepiting (21 Juli – 10 Agustus, 20 hari) 8. Leo : Singa (10 Agustus – 16 September, 37 hari)
9. Virgo : Gadis Perawan (16 September – 31 Oktober, 45 hari) 10. Libra : Timbangan (31 Oktober – 23 Nofember, 23 hari) 11. Scorpius : Kalajengking (23 November – 29 November, 6 hari) 12. Ophiuchus : Pawang Ular (29 November – 18 Desember, 19 hari) 13. Sagitarius : Si Pemanah (18 Desember – 21 Januari, 34 hari)
Ketiga bintang terang tersebut yaitu Altair yang merupakan bintang alpha rasi Aquila, Vega yang merupakan bintang alpha rasi Lyra, dan Deneb yang merupakan bintang alpha rasi Cygnus. Orang-orang di belahan bumi utara yang tinggal di negeri 4 musim atau subtropis biasa menyebutnya sebagai Summer Triangle, karena apabila segitiga Altair-Vega-Deneb sudah muncul di langit, itu pertanda bahwa musim panas akan segera tiba.
Karena kita tinggal di belahan bumi selatan, maka tidak ada istilah musim panas di Indonesia. Tetapi, kita tetap dapat melihat Segitiga Musim Panas dari bulan Juli sampai bulan Oktober, dan waktu yang sangat tepat melihatnya yaitu selama bulan Agustus dan September.
BAB III
KESIMPULAN
Dari kajian yang telah dilakukan pada kandungan QS. Al-an’am ayat 97 bahwa “Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui”. Dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan QS al-an’am ayat 97, bintang-bintang yang berkelompok membentuk rasi bintang atau konstelasi dapat digunakan sebagai petunjuk arah maupun waktu didarat dan dilautan. Para pelaut menggunakan rasi bintang sebagai alat navigasi ketika tidak ada kompas, begitu juga ketika kita tersesat dipegunungan, rasi bintang dapat digunakan sebagai petunjuk arah utara dan selatan.
Terdapat beberapa bintang utama yang dapat digunakan sebagai petunjuk arah yaitu Rasi bintang pari (setara dengan Crux) dan bintang biduk (setara dengan Ursa Major). Kedua rasi bintang tersebut menunjukkan arah Selatan dan Utara. Rasi Orion (sang pemburu) bisa dengan mudah digunakan sebagai penunjuk semua arah mata angin.
setahun. Lamanya rasi bintang menampakkan diri di langit adalah satu bulan. Tenggelamnya rasi bintang yang satu diganti rasi bintang lainnya terdapat 13 zodiak yang dikenal yaitu Capricorn, Aquarius, Pisces,Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpius, Ophiuchus, Sagitarius. Selain ke tiga belas rasi bintang diatas dikenal juga rasi bintang segitiga musim panas yang dapat menunjukan datangnya musim panas.
DAFTAR PUSTAKA
DJakaria M. Nur. Djakaria,Ahmad Yani. 2008. Hand out matakuliah kosmotografi. Universitas Pendidikan Indonesia
Departemen Agama RI, Al-Qura’an dan Tafsirnya, Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Ghulsyani.Mahdi. 2001. Filsafat Sains Menurut Al-Quran.Mizan: Bandung http://sapalalq.blogspot.com/2012/12/rasi-bintang-sebagai-penunjuk-arah-mata.html. Di unduh pada tanggal 8 april 2013 jam 07:22
http://id.wikipedia.orgfile/rasi%20bintang/Rasi_bintang_files/2.png. Diunduh pada tanggal 01 April 2013 jam 10:29
http://kafeastronomi.com/mengenal-segitiga-musim-panas.html Diunduh pada tanggal 01 April 2013 jam 10:29
http://www.qtesting.16mb.com/resource/img/favicon.ico Quran Surat Al-An'am [6] ayat 97, Tafsir, Translation, Asbabunnuzul, Quran, tafsiriyah, Al-Al-An'am Diunduh pada tanggal 01 April 2013 jam 10:29