Dewi Kusuma, 2014
Struktur Dan Nilai Puisi Nadoman Di cililin Kabupaten bandung Barat Serta Upaya Pelestariannya dalam pendidikan Non Formal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Struktur dan Nilai Puisi Nadoman di Cililin Kabupaten Bandung Barat serta Upaya Pelestariannya dalam Pendidikan Nonformal.” Pengkajian dan penelitian terhadap puisi nadoman dilatarbelakangi karena terdapat makna yang mendalam dari setiap bait puisi nadoman, yang dapat menjadi tuntunan dalam kehidupan dan belum tergali seluruhnya. Penelitian ini juga merupakan upaya pelestarian dan penyelamatan karya sastra dari kepunahan
Teori yang digunakan adalah teori formula yang dikemukakan oleh Lord. Pendekatan ini menitikberatkan kepada kajian formula (frase, klausa, kalimat) dalam puisi yang dihasilkan dengan dua cara yaitu dengan mengingat frase itu dengan menciptakan melalui analogi frase-frase yang telah ada. Formula itu di interpretasikan untuk menemukan ide dalam cerita (puisi). Dari hasil interpretasi itulah dipahami ide cerita (puisi) sebagai ciri sastra lisan. Objek penelitian ini ialah puisi nadoman “Pēpēling” yang berkembang di masyarakat Cililin Kabupaten Bandung Barat pada tahun 1967.
Prosedur analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: pertama menganalisis struktur teks berdasarkan formula sintaksis, formula bunyi (rima, aliterasi dan asonansi), formula irama, majas, dan tema. Berdasarkan hasil analisis atas tiga puisi nadoman yaitu
pertama “Pēpēling Alam Dunya,” kedua “Siksa Kubur” dan ketiga “Dawuh Nabi” tersebut maka dapat ditemukan komposisinya, yaitu keteraturan dalam penggunan diksi yang sesuai dengan tema dan memiliki persamaan rima dalam setiap larik sehingga memudahkan pemahaman dan menambah nilai estetik pada puisi. Kedua menganalisis nilai yang terkandung dalam puisi nadoman “Pēpēling,” nilai-nilai yang terkandung pada puisi nadoman “Pēpēling” meliputi: 1) nilai pendidikan aqidah yaitu segala sesuatu yang berhubungan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada ketiga puisi nadoman
“Pēpēling.” 2) nilai pendidikan ibadah yaitu seluruh kegiatan manusia yang dianjurkan oleh agama islam. 3) nilai pendidikan nilai ahlak yaitu kebiasaan atau perangai manusia sebagai contoh untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Upaya pelestarian dalam penelitian ini, dilakukan melalui model dokumentasi dalam bentuk audio. model pelestarian ini dilakukan agar puisi nadoman “Pēpēling” yang berkembang pada tahin 1960-an di desa bongas Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat bisa dinikmati masyarakat kapan dan dimana saja, tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Dewi Kusuma, 2014
Struktur Dan Nilai Puisi Nadoman Di cililin Kabupaten bandung Barat Serta Upaya Pelestariannya dalam pendidikan Non Formal
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Kusuma, Dewi. 2014. Structure and Value of Poetry Nadoman in Cililin, West Bandung District, and Measures of Conserving It In Non-Formal Education.
The title of this research is “Structure and Value of Poetry Nadoman in Cililin, West
Bandung District, and Measures of Conserving It In Non-Formal Education”. The background of this study and research of poetry nadoman was the fact that each line of the poetry has a deep meaning that may be useful as a guidance in living a life and not exploited fully yet.
The theory applied was a formula theory offered by Lord. This approach focuses on a study of formula (phrases, clauses, sentence) in a poetry produced by two methods, namely, memorizing the phrases by creating through an analogy of existing phrases. The formula is interpreted to find ideas in the story (poetry). It is from the result of interpretation that the ideas of story (poetry) are understood
as a nature of verbal literature. The object of research was poetry nadoman “Pepeling” alive in the
people of Cililin, West Bandung District, in 1967.
The analytical procedure applied was as follows: firstly, to analyze the structure of text separately for syntax formula, sound formula (rhyme, alliteration, assonance), rhythm formula, figure of a speech, and theme. The composition showed the natures of verbal literature. Based on the result
of textual analysis, the poetry nadoman “Pepeling”, consisting of the three “Dawuh Nabi”, its
composition could be found as a verbal literature, i.e., regularity in the users of dictions that shared the same rhyme in each line and thus added some esthetical value to the poetry. Secondly, to analyze
the values contained in the poetry nadoman “Pepeling”, involving: 1) educational value of aqidah,
that is, anything related to the belief of God in the three poetry nadoman “Pepeling”, 2) educational value of ibadah, that is, all activities of human beings that Islam religion proposes, 3) educational value of ahlak, that is, habits or manners of human beings as an exemplary or model for being better a human being.
The conservatory measures in this research were carried out by an audio, documentary
model. The conservatory model was carried out in order that the poetry nadoman “Pepeling” alive in
1960s in Bongas Village, Cililin Sub-district, West Bandung District, could be enjoyed by the people whenever and wherever, with no restriction in space and time.
Dewi Kusuma, 2014
Struktur Dan Nilai Puisi Nadoman Di cililin Kabupaten bandung Barat Serta Upaya Pelestariannya dalam pendidikan Non Formal