• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA SKPD 2012-2017 RENSTRA DCKTRK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENSTRA SKPD 2012-2017 RENSTRA DCKTRK"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIK

PERUBAHAN 2012 - 2017

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

( RENSTRA PERUBAHAN SKPD)

TAHUN 2012 - 2017

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya, Rencana Strategik Perubahan 2012 -2017 (RENSTRA SKPD) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Perubahan Tahun 2012 –

2017 dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Penyusunan Renstra SKPD Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya

Mineralini dilaksanakan guna memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dengan tersusunnya Renstra SKPD Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber

Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2014 ini, diharapkan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan

negara dapat melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang diembannya, sehingga pada akhirnya akan tercipta tata pemerintahan yang baik (good governance).

Semoga penyusunan Renstra Perubahan 2014-2017 SKPD Dinas Cipta Karya, Tata

Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2014 ini dapat bermanfaat.

Batang, 5 Januari 2015

Kepala DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI

SUMBER DAYA MINERAL Kabupaten Batang

Ir. SOEGIHANTO DJOKO P

Pembina Tk. I

(3)

DAFTAR ISI

TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

9

2.2. Sumber Daya DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

2.3. Kinerja Pelayanan DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

11 12

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

13

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 16 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

16

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati 17 3.3. Telaahan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya 19 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

25

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis 26

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 30

4.1. Visi dan Misi 30

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 31

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD 34

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

35

5.1. Rencana Program Prioritas dan Kegiatan 35

5.2. Indikator Kinerja 38

5.3 Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif 39

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERALYANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

40

BAB VII PENUTUP 42

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

Tabel 5.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya MineralKabupaten Batang

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan,

Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah

tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu

5 tahun, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Maksud dibuatnya Renstra SKPD Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber

Daya Mineral Kabupaten Batang adalah untuk menjabarkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Kabupaten Batang Tahun 2012 – 2017. Maka penyusunan Renstra SKPD

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang memperhatikan RPJMD Kabupaten Batang tahun 2012 - 2017.

Tujuan penyusunan Renstra SKPD Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2012 - 2017 adalah membuat suatu dokumen

perencanaan pembangunan yang memberikan arah/ strategi pembangunan, sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama lima tahun ke depan serta memberikan arahan mengenai

kebijakan umum dan program pembangunan daerah selama lima tahun ke depan. Dengan demikian maka Renstra SKPD menjadi maupun pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD).

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra SKPD Dinas Cipta

Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

(7)

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Batang Tahun 2005 –

2025;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 07 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2011 – 2031;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2012 – 2017.

1.3. Maksud dan Tujuan

Renstra Perubahan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 ini dimaksudkan sebagai acuan dalam merencanakan dan

merumuskan rencana program dan kegiatan pembangunan bidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan yang akan dilaksanakan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber

Daya Mineral Kabupaten Batang pada periode 2012-2017. Selain itu Renstra Perubahan SKPD Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun

2012-2017 dimaksudkan untuk memberikan landasan kebijakan operasional bagi seluruh aparat Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang, baik di jajaran struktural maupun fungsional dalam melaksanakan tugas sehari-hari, baik

program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas pokok dan sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Tujuan penyusunan Renstra Perubahan ini adalah untuk merealisasikan visi, misi dan program yang telah ditetapkan serta mewujudkan kondisi yang diinginkan yaitu turut mendorong

tercapainya sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan yang ditetapkan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, menjaga keterkaitan dan kesinambungan

pembangunan khususnya bidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan selama kurun waktu tahun 2007 – 2012 sehingga dapat dicapai hasil yang optimal secara selaras, serasi dan

(8)

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Perubahan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi

Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Batang yaitu terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi

DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

3.3 Telaahan Renstra Kementrian

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Bab IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1 Visi, Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD

Bab V : Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

Pendanaan Indikatif

5.1 Rencana Program Prioritas dan Kegiatan

5.2 Indikator Kinerja

5.3 Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

(9)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN

ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Perda Nomor 24 Tahun 2011 Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya

Mineral Kabupaten Batang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah dan Tugas Pembantuan di Bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya

Mineral yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral mempunyai

tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan bidang Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan dan Energi Sumber Daya Mineral. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi :

1. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan,

Pertamanan, Perumahan, Permukiman dan Energi Sumber Daya Mineral.

2. Penyusunan Rencana Teknis di Bidang Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan,

Pertamanan, Perumahan, Permukiman dan Energi Sumber Daya Mineral.

3. Penyusunan Pedoman dan Petunjuk Teknis Bidang Bidang Cipta Karya, Tata

Ruang, Kebersihan, Pertamanan, Perumahan, Permukiman dan Energi Sumber Daya Mineral

4. Pemantauan, pengendalian dan evaluasi di Bidang Bidang Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan, Pertamanan, Perumahan, Permukiman dan Energi Sumber Daya Mineral.

5. Perintisan dan fasilitasi pembangunan Perumahan dan Permukiman.

6. Pembinaan dan pemberian bimbingan teknis di bidang Bidang Cipta Karya, Tata

Ruang, Kebersihan, Pertamanan, Perumahan, Permukiman dan Energi Sumber Daya Mineral

7. Penyelenggaraan Pembangunan dan Pemeliharaan Bidang Cipta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan.

8. Pelayanan Umum Perijinan dan Pengaturan di Bidang Cipta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan.

9. Pelaksanaan Koordinasi dan hubungan kerja instansi terkait di bidang Cipta Karya, Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan.

(10)

12. Penyelenggaraan Ketatausahaan yang meliputi segala kegiatan dari bidang umum, perlengkapan kepegawaian dan Bina Program.

13. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas Cipta Karya, Tata

Ruang dan Energi Sumber Daya Mineralmempunyai uraian tugas :

1. Menyusun dan merumuskan : (1) Kebijakan teknis rencana prasarana dan

kegiatan di bidang cipta karya tata ruang perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.; (2) Kebijakan guna meningkatkan kapasitas kelembagaan

yang meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan; (3) Bahan kebijakan program legislasi daerah; (4) Pedoman dan petunjuk teknis bidang cipta karya tata ruang

perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.

2. Melaksanakan : (1) Pengawasan dan monitoring di lingkungan dinas; (2) Tugas

kedinasan lain sesuai perintah atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Menyelenggarakan : (1) Standar pelayanan minimal (SPM) bidang cipta karya tata

ruang perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.; (2) Urusan ketatausahaan serta rumah tangga dinas; (3) Perizinan sesuai dengan kewenangannya.

4. Membina : (1) Pegawai di lingkungan dinas sesuai dengan kewenangannya; (2) Unit pengelola teknis dinas (UPTD) di lingkungan dinas; (3) Perizinan sesuai

dengan kewenangannya.

5. Mengarahkan kegiatan dinas, yang mencakup : (1) Penyusunan rencana teknis

bidang cipta karya tata ruang perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.; (2) Pembangunan dan pemeliharaan bidang cipta karya tata ruang

perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.; (3) Pembinaan dan bimbingan teknis bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan; (4) Kegiatan

Pemantauan, pengendalian dan evaluasi bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan; (5) Operasional unit pengelola teknis dinas (UPTD) di lingkungan dinas.

6. Mengkoordinasikan pelaksanaan prasarana dan kegiatan bidang cipta karya tata ruang perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral. dengan instalasi

atau lembaga terkait.

7. Memfasilitasi dan merintis pembangunan perumahan dan pemukiman.

8. Mengevaluasi program dan kegiatan bidang cipta karya tata ruang perumahan, kebersihan dan energi sumber daya mineral.

9. Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas selaku pengguna anggaran dan pengguna barang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(11)

11. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

2.1.2 Struktur Organisasi

Untuk pelaksanaan tugas dan fungsinya, susunan dan struktur organisasi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineralterdiri dari :

I. Kepala Dinas

II. Sekretaris membawahi :

1. Sub Bagian Program 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

III. Bidang Tata Bangunan Dan Lingkungan membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Bangunan Gedung dan Lingkungan

2. Seksi Pengawasan, Pemanfaatan Bangunan dan Lingkungan 3. Seksi Bina Jasa Konstruksi

IV. Bidang Perumahan dan Permukiman membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan, Permukiman

dan Air Bersih.

2. Seksi Pengembangan Perumahan Swadaya, Permukiman, dan Air Bersih

3. Seksi Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan, Permukiman dan Air Bersih

V. Bidang Penataan Ruang dan Lahan membawahi :

1. Seksi Perencanaan Tata Ruang

2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang 3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lahan

VI. Bidang Kebersihan, Penerangan Jalan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral

membawahi :

1. Seksi Kebersihan dan Pertamanan

2. Seksi Penerangan Jalan Umum 3. Seksi Energi Sumber Daya Mineral

(12)

2.2 SUMBER DAYA DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER

DAYA MINERAL

2.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia aparatur Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber

Daya Mineral Kabupaten Batang berjumlah 111 orang terdiri dari :

a. Menurut status :

(1) Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) 103 orang

(2) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 0 orang

b. Jumlah menurut pangkat dan golongan :

(1) Golongan I/a 0 orang

Golongan I/b 22 orang

Golongan I/c 3 orang

Golongan I/d 2 orang

(2) Golongan II/a 3 orang

Golongan II/b 25 orang

Golongan II/c 2 orang

Golongan II/d 2 orang

(3) Golongan III/a 1 orang

Golongan III/b 9 orang

Golongan III/c 9 orang

Golongan III/d 11 orang

(4) Golongan IV/a 2 orang

Golongan IV/b 2 orang

Golongan IV/c 0 orang

Golongan IV/d 0 orang

c. Jumlah menurut pendidikan :

(1) Pasca Sarjana ( S3 ) 0 orang

(2) Pasca Sarjana ( S2 ) 4 orang

(3) Sarjana 21 orang

(4) Sarjana Muda ( DIII ) 4 orang

(5) SLTA 37 orang

(6) SLTP 14 orang

(7) SD 23 orang

2.2.2 Kondisi Sarana dan prasarana

Sarana dan Prasarana yang dikelola oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi

(13)

2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI

SUMBER DAYA MINERAL

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang Prov. Jawa Tengah sebagai SKPD teknis yang mempunyai tugas pokok tugas

pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral. Agar pelaksanaan tugas dan

fungsi tersebut berjalan secara optimal maka diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan efisien mungkin.

Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas, maka dapat

dikatakan bahwa Dinas Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang dalam melaksanakan tugasnya dapat dikatakan berhasil,

karena semua target sasaran yang telah ditetapkan dicapai dengan Cukup Baik. Hal tersebut didukung dengan data sebagai berikut :

1. Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dalam tahun 2013 sebesar 99%.

2. Pendapatan melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak Rp. 18.693.969.000,00 dari yang ditetapkan sebanyak Rp. 7.486.000.000,00

(4.778,99%.)

3. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten

Batang menggunakan dana kurang dari dana yang dianggarkan. Hal ini berarti terjadi efisiensi 18,98 % dari anggaran yang disediakan.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS CIPTA

KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

2.4.1. Tantangan

1. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik; 2. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan;

3. Terbatasnya kualitas dan kuantitas aparat DCKTRESDM; 4. Belum optimalnya penerapan sistem administrasi;

5. Data base keCiptakaryaan yang kurang valid dan mutakhir; 6. Kurangnya insiatif kinerja aparat pelaksana.

2.4.2. Peluang

1. Adanya Undang-undang dan Peraturan-peraturan di Bidang

(14)

a. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang bertujuan menata dan mengelola perumahan dan permukiman, baik di

daerah perkotaan dan perdesaan agar lebih terpadu dan terkoordinasi. b. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang bertujuan

untuk mewujudkan ruang nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, yang diwujudkan dengan adanya: (i) keharmonisan

antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; (ii) keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan

memperhatikan sumber daya manusia serta; (iii) terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

c. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang bertujuan

untuk mengatur pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup yang bertujuan untuk

mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan.

d. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang bertujuan

untuk mengatur pengelolaan persampahan agar dapat menjamin peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah menjadi sumber daya (resources).

e. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang bertujuan untuk: (i) mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air

minum yang berkualitas dengan harga terjangkau; (ii) tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa

layanan, dan; (iii) tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.

f. PP No 35 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU Bangunan Gedung yang bertujuan mengatur ketentuan fungsi bangunan gedung,

persyaratan bangunan gedung, penyelenggaran bangunan gedung, peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

g. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bertujuan sebagai pedoman dalam: (i)

penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; (ii) penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; (iii)

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; (iv) perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan

keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; (v) penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk

investasi; (vi) penataan ruang kawasan strategis nasional, dan; (vii) penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

h. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang KSNP-Kota yang bertujuan

(15)

pengembangan perkotaan baik di tingkat pusat maupun daerah sesuai dengan kondisi dan potensi setempat.

i. Permen PU No. 20/PRT/M/2006 tentang KSNP-SPAM yang bertujuan sebagai pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan

pengembangan sistem penyediaan air minum berkualitas, baik di tingkat pusat, maupun daerah sesuai dengan kondisi daerah setempat.

j. Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang KSNP-SPP (Sistem Pengelolaan persampahan) yang bertujuan sebagai pedoman untuk

pengaturan, penyelenggaraan, dan pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan, baik di tingkat

pusat, maupun daerah sesuai dengan kondisi daerah setempat. k. Permen PU No 16//PRT/M/2008 tentang KSNP-SPALP (Sistem

Pengelolaan Air Limbah Permukiman) bertujuan sebagai pedoman dan arahan dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan,

pemrograman, pelaksanaan, dan pengelolaan dalam penyelenggaraan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah

permukiman, baik bagi pemerintah pusat, maupun daerah, dunia usaha, swasta, dan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat. 2. Adanya SDM/aparat di bidang Teknik dan Komputer yang cakap;

3. Jangkauan wilayah kerja yang luas mencakup seluruh kecamatan dan desa;

4. Banyaknya Program Nasional yang mendukung Program Pembangunan di Kota/Kabupaten.

5. Makin besarnya kewenangan daerah untuk mengembangkan program keCiptakaryaan;

6. Meningkatnya kerjasama antar sektor antar daerah dan antar lembaga dalam penanganan masalah keCiptakaryaan;

7. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan kekritisan serta peran serta masyarakat terhadap pembangunan bidang keCiptakaryaan;

8. Jumlah asosiasi dan pengusaha jasa konstruksi bertambah, persaingan

menjadi kompetitif;

9. Tersedianya perangkat lunak pendukung pelaksanaan kegiatan;

10. Tersedianya bahan/material di pasaran dalam jumlah yang cukup; 11. Adanya dukungan semua pihak untuk keberhasilan kegiatan;

12. Tersedianya dana pembangunan yang cukup;

(16)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan DINAS CIPTA

KARYA, TATA RUANG DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

Dalam melaksanakan program-program yang mendukung Visi dan Misi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Mineral yang sesuai dengan harapan

sangat sulit dikarenakan banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan pada masyarakat, adapun permasalahan – permasalahan yang

menjadi hambatan adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pendayagunaan sarana prasarana dan kapasitas kelembagaan

dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

Pendayagunaan sarana dan prasarana perkantoran serta kapasitas kelembagaan

dirasakan masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya pemanfaatan sejumlah peralatan perkantoran secara efektif dan efisien maupun penggunaan peralatan perkantoran tersebut tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

Sedangkan penataan kapasitas kelembagaan masih dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada, selain penempatan personil (pegawai) yang kurang

sesuai dengan kapasitas masing-masing pegawai tersebut (back ground pendidikan kurang sesuai dengan bidang tugas yang diemban)

2. Belum optimalnya penyusunan berbagai dokumen perencanaan pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan.

Penyusunan berbagai dokumen perencanaan pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan dirasakan kurang optimal. Hal ini lebih disebabkan oleh dinamisnya

tingkat kebutuhan masyarakat yang memerlukan aturan yang jelas, disamping cepatnya perubahan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi yang kadang-kadang antara peraturan satu dengan yang

lainnya saling tumpang tindih.

3. Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan bidang

ke-Ciptakaryaan.

Seiring dengan tuntutan untuk segera mewujudkan pemerintahan yang good

governance dan clean government, kontribusi masyarakat (stakeholders) mutlak diperlukan. Hal ini diperlukan dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan sehingga asas keterbukaan dalam jalannya roda pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (stakeholders).

4. Belum optimalnya sistem dan manajemen pengelolaan data dan informasi secara profesional

Kebutuhan akan ketersedian data dan informasi yang valid dan up to date dewasa

(17)

akan kebutuhan data dan informasi kepada stakeholders dan atau pengguna data baik dari lembaga pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten sampai dengan

desa/kelurahan serta pihak swasta agar dapat menggunakannya untuk kepentingan masing-masing sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

DCKTRESDM sebagai institusi penyedia dan pengolah data dan informasi tentang pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan berupaya dengan keras untuk meningkatkan

manajemen pengelolaan, penyajian dan publikasi data dan informasi hasil-hasil pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan yang lengkap dan berkualitas sehinggga

diharapkan pada akhirnya akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam merumuskan program / kegiatan sehingga perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan dapat tepat sasaran dan tepat manfaat. 5. Belum optimalnya peran dan fungsi penelitian dan pengembangan dalam

penyusunan dokumen perencanaan pembangunan bidang ke-Ciptakaryaan.

6.

Kurangnya perhatian terhadap hasil-hasil penelitian sebagai masukan bagi

pengambilan kebijakan dirasakan cukup memprihatinkan, ditengah semakin besarnya tuntutan pembangunan daerah yang berkualitas dan tepat sasaran yang

didasarkan pada hasil kajian ilmiah (akademis). Hal ini akan diatasi dengan mendorong tumbuhnya kemitraan dan sinergi antara pelaku IPTEK guna lebih

meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan tentang isu-isu strategis daerah serta penyediaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan guna

menghasilkan suatu hasil penelitian dan pengembangan yang bermanfaat sehingga benar-benar dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan.

7. Belum tersedianya gedung kantor yang representatif sebagai gedung kantor untuk pelayanan publik serta terbatasnya sarana dan prasarana penunjang lainnya.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan program Bupati

Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Batang pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013, maka untuk pembangunan Kabupaten Batang pada periode lima tahun ke depan (tahun 2012 – 2017), disusun visi sebagai berikut :

“Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, dan profesional, untuk

penguatan ekonomi daerah, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang”

Visi tersebut mengandung makna bahwa :

PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF, EFISIEN, DAN PROFESIONAL

Mengandung pengertian bahwa pemerintahan harus bersih dari praktek-praktek yang dapat merugikan masyarakat, memiliki rancang bangun organisasi dan sistem kinerja

(18)

PEREKONOMIAN DAERAH YANG KUAT

Mengandung pengertian bahwa Kabupaten Batang harus memiliki kemampuan untuk membangun daerah secara mandiri, dimana pemerintah daerah dan masyarakat mampu

mengelola, mengatur dan mengurus kepentingan daerah/rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah upaya yang

sungguh-sungguh untuk mengembangkan potensi perekonomian daerah dan menarik investasi untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin bagi para putra daerah.

MASYARAKAT YANG SEJAHTERA

Mengandung arti suatu keadaan dimana masyarakat memiliki kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, tercukupi kebutuhan dasar pokok, seperti pangan, papan,

sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang memadai. Usaha akan lebih difokuskan pada upaya

pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan pengusaha lokal untuk berusaha dan berkegiatan ekonomi yang sehat untuk menarik kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Kemajuan-kemajuan yang ingin diraih tidak hanya berkaitan dengan kemajuan di bidang fisik dan ekonomi saja, melainkan juga kemajuan dengan dimensi batin, mental, dan spiritual. Masyarakat diarahkan supaya memiliki dan mempraktekkan sikap keimanan dan

ketaqwaan yang tinggi. Usaha juga diarahkan untuk budaya dan peradaban masyarakat agar bisa meningkatkan keteraturan mengikuti perkembangan zaman namun tetap

menjunjung tinggi kebudayaan asli dan budaya-budaya positif yang telah ada sehingga identitas Kabupaten Batang tetap terjaga.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha pengembangan ekonomi yang berorientasi pada peningakatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah.

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

Sebagai salah satu SKPD, maka Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber

Daya Mineralberusaha untuk turut serta mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang kemudian menjadi visi dan misi Pemerintah

(19)

yang berlaku. Ada Beberapa faktor penghambat dan pendorong yang berpengaruh terhadap pelayanan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya

Mineraldalam pencapaian Visi dan Misi Bupati Batang yaitu : Faktor Penghambat :

1. Terbatasnya sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas dibidang teknis

dan teknologi.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Kurangnya koordinasi secara rutin dan terpadu antara pengelola kegiatan;

4. Kurangnya ketaatan terhadap jadwal waktu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan;

5. Belum tersedianya gedung kantor yang representatif sebagai gedung kantor untuk pelayanan publik;

6. Tidak adanya UPTD Teknis di daerah;

7. Terbatasnya personil yang memiliki Sertifikat Pengadaan Barang/Jasa.

Faktor Pendorong :

1. Adanya Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2012 tentang RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012 – 2017;

2. Adanya Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan dan

Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang;

3. Adanya kewenangan sebagai penanggungjawab, pembina dan pengendali

pelaksanaan kegiatan;

4.

Adanya kewenangan dalam pengelolaan kegiatan, penyusunan standar administrasi dan teknis, pemutusan kontrak secara sepihak apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

3.3 Telaahan Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya

3.3.1 Visi dan Misi

VISI

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka visi Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah "Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan".

Adapun makna dari visi tersebut adalah :

- Layak, yaitu : permukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai

persyaratan kecukupan prasarana dan sarana permukiman sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal sebagai tempat bermukim warga perkotaan dan perdesaan.

- Produktif, yaitu : permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat

(20)

- Berdaya saing, yaitu : permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat menonjolkan kualitas lingkungan permukimannya dengan baik dan mampu bersaing sebagai lingkungan permukiman yang menarik untuk warganya.

- Berkelanjutan, yaitu : permukiman perkotaan dan perdesaan yang asri, nyaman dan

aman sebagai tempat bermukim warganya untuk jangka panjang.

MISI

Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2010 - 2014 adalah :

1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan untuk mewujudkan permukiman yang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah.

2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya.

3. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keandalan bangunan gedung. 4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah

perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal termasuk penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

3.3.2. Program Strategik

Rincian program dan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang akan dilaksanakan

pada periode tahun 2010-2014 beserta target capaian yang ditetapkan dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan nama program yang akan mewadahinya adalah sebagai berikut :

Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan indikator

kinerja outcomenya : meningkatnya jumlah kabupaten kota yang menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai rencana tata ruang

wilayah/kawasan bagi terwujudnya pembangunan permukiman serta jumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman yang

berkelanjutan, yang diukur dari:

1. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi

bantek permukiman.

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi bantek bangunan gedung dan lingkungan.

(21)

pengelolaan air limbah dan drainase.

4. Jumlah Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan bantek

pengelolaan persampahan.

5. Jumlah Kab/Kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasikan bantek

air minum.

6. Penyusunan Kebijakan, Program Dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data

Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman. 7. Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Cipta Karya.

8. Jumlah kawasan yang tertangani infrastruktur permukiman.

9. Jumlah kawasan yang terlayani penataan bangunan gedung dan lingkungannya.

10. Jumlah kawasan yang mendapat akses prasarana dan sarana air limbah. 11. Jumlah kawasan yang terangani pelayanan drainase.

12. Jumlah kawasan yang tertangani sistem persampahan.

13. Jumlah kawasan yang mendapat pelayanan air minum kepada penduduk

kota/kabupaten.

14. Pelayanan Manajemen Bidang Permukiman.

Sedangkan kegiatan yang ada berjumlah 7 buah dengan dilengkapi indikator output. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam

Pengembangan Permukiman dengan outcomenya : meningkatnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan dan standarisasi teknis di bidang

pengembangan permukiman dan meningkatnya jumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman, yang diukur melalui indikator :

a. Jumlah produk NSPK nasional bidang permukiman. b. Jumlah produk NSPK daerah bidang permukiman.

c. Jumlah kab/kota yang memperoleh pendampingan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).

d. Jumlah Kab/Kota yang memperoleh pendampingan Penyusunan Rencana

Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Perkotaan dan Perdesaan yang setara dengan 500 kawasan.

e. Jumlah produk pendampingan penyusunan rencana tindak.

f. Jumlah produk diseminasi, sosialisasi, diklat, dan lokakarya bagi pemda,

masyarakat dan swasta.

g. Jumlah kawasan kumuh di perkotaan setara 414 Ha yang tertangani.

h. Jumlah satuan unit hunian Rumah Susun yang terbangun dan infrastruktur pendukungnya.

i. Jumlah kawasan perumahan bagi MBR.

j. Jumlah kawasan permukiman rawan bencana (Sumatera Barat, dll).

k. Jumlah kawasan perdesaan potensial/agropolitan setara 600 Ha yang

(22)

l. Jumlah kawasan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi

dan sosial.

m. Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan

permukiman.

n. Jumlah kawasan setara 500 Ha yang terbangun prasarana dan sarana

lingkungan permukiman.

2. Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan Dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, serta

Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung dan Penataan Kawasan/Lingkungan Permukiman dengan outcomenya : meningkatnya

implementasi produk pengaturan, pelayanan pembinaan dan pengawasan, kualitas hasil pembangunan dan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan

yang diukur melalui indikator :

a. Jumlah NSPK bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.

b. Jumlah Bantek dan pendampingan penyusunan NSPK Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan.

c. Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan fasilitasi penyusunan RTBL.

d. Jumlah Kab/Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Induk Sistim Proteksi Kebakaran (RISPK).

e. Jumlah kawasan yang mendapat fasilitasi penyusunan rencana tindak penataan dan revitalisasi kawasan.

f. Jumlah Kab/Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH).

g. Jumlah Kab/Kota yang mendapat fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional dan Bersejarah.

h. Jumlah Provinsi yang melaksanakan fasilitasi Penguatan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pelatihan (TOT), Penyelenggaraan Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan pendataan serta pengelolaan

Gedung dan Rumah Negara, dengan mengundang seluruh Kab/Kota.

i. Jumlah Provinsi yang melaksanakan Pemeriksaan keandalan bangunan

gedung termasuk gedung dan rumah negara dengan mengambil beberapa Kab/Kota terpilih yang ada pada masing-masing wilayahnya.

j. Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan pengembangan bangunan gedung negara dan bersejarah.

k. Jumlah Kabupaten/Kota yang mendapatkan pengembangan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

l. Jumlah Kab/Kota yang mendapat dukungan pengembangan sarana dan prasarana aksesibilitas bangunan gedung.

m. Jumlah Kawasan setara 7.380 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan

(23)

o. Jumlah Kawasan setara 369 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan

prasarana Ruang terbuka Hijau.

p. Jumlah kawasan setara 442 Ha yang mendapatkan dukungan sarana dan

prasarana pada permukiman tradisional dan bersejarah. q. Jumlah Provinsi yang mendapat pengembangan PIP2B.

r. Jumlah Kelurahan/Desa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan sosial (P2KP/PNPM).

3. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan

Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan, dengan outcomenya : meningkatnya pelayanan perumusan

kebijakan, perencanaan teknis, pembinaan, dan standarisasi teknis dan pengelolaan pengembangan infrastruktur bidang sanitasi dan persampahan yang

diukur melalui indikator :

- Jumlah NSPK untuk pengelolaan air limbah yang tersusun. - Jumlah NSPK untuk drainase yang tersusun.

- Jumlah Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK) pengelolaan air limbah. - Jumlah Bantek, Bimtek dan pendampingan (SSK) pengelolaan drainase. - Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan air limbah. - Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan drainase. - Jumlah monev kinerja pengembangan air limbah.

- Jumlah monev kinerja pengembangan drainase.

- Jumlah kawasan yang terlayani infrastruktur air limbah dengan sistem off-site. - Jumlah kawasan yang terlayani infrastruktur air limbah dengan sistem on-site. - Jumlah kawasan yang luas genangannya berkurang.

- Jumlah NSPK untuk pengelolaan persampahan yang tersusun.

- Jumlah Bantek, Bintek, dan pendampingan (SSK) pengelolaan persampahan. - Jumlah penyelenggaraan pelatihan (Diklat) teknis dan pengelolaan

persampahan.

- Jumlah fasilitasi pengembangan sumber pembiayaan dan pola investasi

bidang persampahan melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

- jumlah monev kinerja pengembangan persampahan. - Jumlah kawasan yang telayani infrastruktur persampahan. - Jumlah prasarana pengumpulan sampah.

- Jumlah prasarana persampahan terpadu 3R.

4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan

(24)

pembinaan, standarisasi teknis dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum minum yang diukur melalui indikator :

a. Jumlah NSPK tentang air minum yang tersusun.

b. Jumlah kab/kota yang menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai NSPK.

c. Jumlah Rencana Induk SPAM yang telah ditetapkan.

d. Jumlah penyelenggara air minum yang mendapatkan pembinaan, pendidikan,

dan pelatihan.

e. Jumlah PDAM yang memperoleh pembinaan.

f. Jumlah pengelola air minum non-PDAM yang memperoleh pembinaan. g. Jumlah Monev kinerja pengembangan pengelolaan air minum.

h. Jumlah laporan pra studi kelayakan KPS.

i. Jumlah PDAM terfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman bank.

j. Jumlah studi alternatif pembiayaan.

k. Jumlah propinsi yang melaksanakan kampanye.

l. Jumlah aktivitas reuse dan daur ulang air.

m. Jumlah kawasan yang terfasilitasi (PS air minum MBR Perkotaan).

n. Jumlah IKK yang terfasilitasi.

o. Jumlah desa yang terfasilitasi (PS air minum perdesaan).

p. Jumlah kawasan (lt/det) yang terfasilitasi (kawasan pemekaran, pulau terluar,

perbatasan, terpencil, KAPET).

q. Jumlah kawasan (lt/det) yang terfasilitasi (mendukung pelabuhan perikanan).

5. Pelayanan Manajemen Bidang Permukiman dengan output-nya: terselenggaranya

dukungan manajemen dan kawasan yang mendapat penyediaan prasarana dan sarana air minum, air limbah, persampahan dan drainase pada lokasi pasca

bencana/konflik sosial yang diukur dari indikator kinerja output sebagai berikut : a. Jumlah terselenggaranya pelaksanaan administrasi penggajian dan

perkantoran.

b. Jumlah terselenggaranya administrasi dan pengelolaan pegawai.

c. Jumlah meningkatnya kemampuan dan kehandalan SDM dalam pengelolaan

administrasi keuangan dan akuntansi.

d. Jumlah terselenggaranya pembinaan hukum dan tersedianya perangkat

penataan hukum.

e. Jumlah terselenggaranya pembinaan serta penyediaan prasarana dan sarana

perlengkapan.

f. Jumlah terselenggaranya pembinaan dan pelaksanaan kegiatan terkait habitat.

g. Jumlah terpenuhinya prasarana dan sarana kantor yang baik dan layak.

h. Jumlah tersedianya prasarana dan sarana persampahan dan drainase pada

lokasi pasca bencana/konflik sosial.

i. Jumlah prasarana air minum dan air limbah pada lokasi pasca bencana/konflik sosial.

(25)

pasca bencana/konflik sosial.

6. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data

Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman dengan

outcomenya : Jumlah penyusunan kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar

negeri, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman yang diukur melalui indikator :

a. Jumlah penyusunan Kebijakan dan Strategi bidang Permukiman. b. Jumlah penyusunan Program dan Anggaran bidang Permukiman.

c. Jumlah penyusunan Kerjasama Luar Negeri dan Pola Investasi bidang Permukiman.

d. Jumlah penyusunan Evaluasi dan Kinerja bidang Permukiman. e. Jumlah penyusunan Data dan Informasi Bidang Permukiman.

7. Dukungan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber

Pembiayaan dan Pola Investasi serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi dengan outcomenya : Jumlah PDAM yang meningkat kinerja

pelayanannya yang diukur melalui indikator : a. Jumlah PDAM yang dibina.

b. Jumlah penyelenggaraan diklat.

c. Jumlah monitoring dan evaluasi. d. Jumlah konsep NSPK.

e. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan SPAM sesuai NSPK.

f. Jumlah PDAM yang mendapat fasilitas perbankan / sumber pembiayaan.

g. Jumlah PDAM/Kab/Kota yang mendapat pendampingan KPS. h. Jumlah studi alternatif pembiayaan/pola investasi.

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang

dalam menetapkan visi dan misi telah selaras dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Cipta Karya.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi

utama lindung atau budidaya. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan

SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan

(26)

dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa

prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

.

Renstra Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral

Kabupaten Batang memuat strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah kecamatan sebagai pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Dalam merumuskan isu-isu strategis terlebih dahulu harus menganalisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Berikut ini adalah identifikasi dari ;

3.5.1. Kekuatan :

- Adanya SDM/aparat di bidang Teknik; - Adanya Sistem Informasi Tata Ruang;

- Adanya sarana prasarana penunjang pelayanan

- Peraturan Bupati Batang Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok,

Fungsi Uraian Tugas Dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan

Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang

3.5.2. Kelemahan :

- SDM/aparat di bidang Teknik terbatas ;

- Belum efektifnya sosialisasi di Bidang Keciptakaryaan

- Tingkat profesionalisme aparat kurang memuaskan dalam pelayanan - Data base keciptakaryaan kurang valid dan mutakhir

- Sarana dan prasarana penunjang pelayanan terbatas/minim

3.5.3. Peluang :

1. Adanya Undang-undang dan Peraturan-peraturan di Bidang Keciptakaryaan

yang menunjang pelaksanaan program dan kegiatan, diantaranya yaitu :

- UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman yang

bertujuan menata dan mengelola perumahan dan permukiman, baik di

daerah perkotaan dan perdesaan agar lebih terpadu dan terkoordinasi.

- UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang bertujuan untuk

mewujudkan ruang nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, yang diwujudkan dengan adanya: (i) keharmonisan antara

(27)

memperhatikan sumber daya manusia serta; (iii) terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

- UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang bertujuan untuk

mengatur pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, terpadu, dan

berwawasan lingkungan hidup yang bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan.

- UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang bertujuan

untuk mengatur pengelolaan persampahan agar dapat menjamin

peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah menjadi sumber daya (resources).

- PP No. 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang

bertujuan untuk: (i) mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum

yang berkualitas dengan harga terjangkau; (ii) tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa layanan, dan; (iii)

tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.

- PP No 35 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan UU Bangunan Gedung yang

bertujuan mengatur ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaran bangunan gedung, peran masyarakat

dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

- PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN) bertujuan sebagai pedoman dalam: (i) penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; (ii) penyusunan rencana

pembangunan jangka menengah nasional; (iii) pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; (iv) perwujudan

keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; (v) penetapan lokasi

dan fungsi ruang untuk investasi; (vi) penataan ruang kawasan strategis nasional, dan; (vii) penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

- Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang KSNP-Kota yang bertujuan

sebagai pedoman untuk penyiapan pengaturan dan rencana

pengembangan perkotaan baik di tingkat pusat maupun daerah sesuai dengan kondisi dan potensi setempat.

- Permen PU No. 20/PRT/M/2006 tentang KSNP-SPAM yang bertujuan

sebagai pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan

pengembangan sistem penyediaan air minum berkualitas, baik di tingkat pusat, maupun daerah sesuai dengan kondisi daerah setempat.

- Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang KSNP-SPP (Sistem

Pengelolaan persampahan) yang bertujuan sebagai pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan, dan pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan, baik di tingkat pusat, maupun

(28)

- Permen PU No 16//PRT/M/2008 tentang KSNP-SPALP (Sistem

Pengelolaan Air Limbah Permukiman) bertujuan sebagai pedoman dan arahan dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman,

pelaksanaan, dan pengelolaan dalam penyelenggaraan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman, baik bagi

pemerintah pusat, maupun daerah, dunia usaha, swasta, dan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

2. Jangkauan wilayah kerja yang luas mencakup seluruh kecamatan dan desa;

3. Banyaknya Program Nasional yang mendukung Program Pembangunan di Kota/Kabupaten.

4. Makin besarnya kewenangan daerah untuk mengembangkan program keCiptakaryaan;

5. Meningkatnya kerjasama antar sektor antar daerah dan antar lembaga dalam penanganan masalah keCiptakaryaan;

6. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan kekritisan serta peran serta masyarakat terhadap pembangunan bidang keCiptakaryaan;

7. Jumlah asosiasi dan pengusaha jasa konstruksi bertambah, persaingan menjadi kompetitif;

8. Tersedianya perangkat lunak pendukung pelaksanaan kegiatan; 9. Tersedianya bahan/material di pasaran dalam jumlah yang cukup;

10. Adanya dukungan semua pihak untuk keberhasilan kegiatan; 11. Tuntutan untuk selalu meningkatkan kinerja pelayanan publik;

3.5.4. Tantangan :

- Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik; - Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan;

- Terbatasnya kualitas dan kuantitas aparat DCKTRESDM; - Belum optimalnya penerapan sistem administrasi;

- Data base keCiptakaryaan yang kurang valid dan mutakhir; - Kurangnya insiatif kinerja aparat pelaksana.

Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada di

bidang Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan serta Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang, maka isu strategis yang muncul sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.

2. Pemerintah Kabupaten Batang perlu menangani isu-isu strategis dalam bidang investasi yaitu perlunya pengembangan kapasitas dan keterampilan aparatur

(29)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Visi dan misi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

khususnya urusan keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan untuk kurun waktu lima tahun mendatang menjadi suatu kebutuhan yang penting . Visi dan misi tersebut akan menuntun

pelaksanaan kebijakan pembangunan urusan keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan periode tahun 2012 – 2017, dalam tindakan-tindakan taktis strategis yang mudah dipahami dan

mudah diterjemahkan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun.

4.1 VISI dan MISI

4.1.1 VISI

Dalam rangka turut berpartisipasi melaksanakan pembangunan di masa yang

akan datang dan guna memberikan motivasi kepada seluruh aparat di dalamnya untuk lebih kreatif dan berinovasi dalam menciptakan kondisi yang lebih kondusif sehingga akan menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya Minera ltelah memiliki visi yang disepakati bersama untuk menjadi pedoman dalam melaksanakan

tugas-tugas pembangunan.Visi tersebut mengacu pada visi pembangunan Kabupaten Batang.

Visi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang 2012 – 2017 merupakan suatu keinginan keadaan di masa datang yang

dicita-citakan, sehingga menuntun pengerahan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam penetapan visi tersebut melalui suatu rangkaian proses melalui

kajian kondisi umum, analisis lingkungan internal dan eksternal dan evaluasi capaian kinerja saat ini, sehingga diketahui isue-isue strategis. Sehubungan hal tersebut , maka Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang

menetapkan visi sebagai berikut :

Terwujudnya sarana dan prasarana ke Ciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan yang handal dalam menunjang pembangunan

(30)

menumbuh-kembangkan kreatifitas, inovasi, motivasi serta koordinasi secara proporsional. Sehingga antara masyarakat sebagai warga negara dan aparat akan selalu bersinergi.

4.1.2 MISI

Secara filosofis, apa yang telah tertuang di dalam visi tersebut bukan sesuatu mimpi. Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu ditetapkan misi yang merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dimana dalam

proses perumusan misi ini senantiasa harus memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak (stakeholder) yang mempunyai kompetensi.

Melalui penjabaran secara sistematis dan komprehensif, visi Dinas Cipta Karya,

Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang 2012 – 2017 dapat dijabarkan sebagai berikut : Mewujudkan sarana dan prasarana keciptakaryaan, tata

ruang dan kebersihan berikut pemeliharaannya secara optimal dan mewujudkan

pelayanan prima dibidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan yang handal

dalam menunjang pembangunan di Kabupaten Batang.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan misinya telah merumuskan tujuan yang hendak dicapai yaitu :

a. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan dan pengendalian

permukiman demi perwujudan pembangunan yang berkelanjutan.

b. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan

(infrastruktur) bidang permukiman (Cipta Karya) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar

wilayah.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara

terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dalam mencapai tujuan sebagaimana dimaksud diatas, lebih

lanjut dikembangkan sasaran pembangunan pada tahun 2012 - 2017 sebagai berikut :

(31)

b. Pembinaan kelembagaan (organisasi dan SDM) serta peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman.

c. Penyusunan NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan.

d. Pendampingan penyusunan NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan

oleh Pemda.

e. Pembinaan Kelembagaan Penataan Bangunan dan Lingkungan.

f. Pengembangan pengelolaan sanitasi lingkungan.

g. Pendampingan penyusunan SSK yang berkaitan dengan pengelolaan sanitasi

lingkungan oleh Pemda.

h. Meningkatkan kinerja pelayanan drainase,

i. Pengembangan pengelolaan persampahan.

j. Pembinaan Kelembagaan (organisasi, SDM, peran masyarakat) dalam rangka

meningkatkan kemampuan pengelolaan persampahan. k. Pengembangan SPAM.

l. Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten.

m. Peningkatan kapasitas kelembagaan termasuk SDM dalam Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM)

n. Pelayanan manajemen Bidang Permukiman.

o. Penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan.

p. Pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan permukiman baru.

q. Penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah dan ruang

terbuka hijau.

r. Pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera (PNPM-P2KP).

s. Pelayanan infrastruktur air limbah. t. Pelayanan infrastruktur drainase.

u. Pelayanan infrastruktur persampahan v. Peningkatan pelayanan air bersih.

w. Pengembangan kawasan-kawasan potensial di perdesaan. x. Penataan kawasan di daerah tertinggal.

y. Penyediaan prasarana dan sarana air minum, air limbah, persampahan dan

(32)

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini.

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

(33)

penanganan

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi atau cara untuk mewujudkan tujuan, dirancang secara

konseptual, analistis, realistis, rasional dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program oleh SKPD yang bersangkutan. Guna mewujudkan tercapainya

tujuan dan sasaran strategi yang ditempuh adalah :

1. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan serta perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam secara berkesinambungan.

2. Peningkatan pengelolaan energi dan sumberdaya alam yang berkelanjutan dengan pengelolaan pertambangan sesuai dengan kelestarian lingkungan.

3. Peningkatan pengelolaan sumberdaya air permukaan dan tanah dengan

melakukan konservasi sumberdaya air dan tanah untuk memelihara keberadaan, keberlanjutan sumberdaya air sehingga tersedia dalam kualitas yang memadai.

4. Peningkatan kinerja pengelolaan perumahan dan permukiman daerah menuju perumahan dan permukiman yang sehat, aman, teratur, rukun, produktif dan

berkelanjutan.

5. Pendanaan tahun jamak dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur.

6. Peningkatan ketersediaan prasarana wilayah terutama untuk membuka akses wilayah potensial terisolir.

(34)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Energi Sumber Daya MineralTahun 2012 - 2017 membutuhkan kerangka sistematis yang berisi indikasi

rencana program prioritas berikut kegiatan-kegiatan yang mendesak untuk dilakukan. Oleh karena itu perlu disusun indikasi rencana program dan prakiraan dana yang dibutuhkan untuk

mewujudkan program tersebut selama lima tahun ke depan. Program dan Kegiatan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Enegi Sumber Daya Mineral Kabupaten Batang mengacu pada Visi dan

Misi Bupati Batang terutama Misi 3 dalam RPJM yaitu “Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar

masyarakat”. Sedangkan tujuan dari misi 4 yang akan dicapai adalah Meningkatkan ketertiban, keserasian tata ruang dan kelestarian lingkungan hidup daerah dengan sasaran : Kawasan

permukiman perkotaan dan perdesaan.

5.1. Rencana Program dan Kegiatan

Rencana program yang akan dilaksanakan 5 tahun ke depan adalah ;

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan indikasi kegiatan :

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

c. Penyediaan jasa kebersihan kantor

d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

e. Penyediaan alat tulis kantor

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

i. Penyediaan bahan logistik kantor j. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi k. Pengelolaan Keuangan SKPD

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan indikasi kegiatan :

a. Pembangunan gedung kantor

b. Pengadaan kendaraan dinas/operasional

c. Pengadaan perlengkapan gedung kantor d. Pengadaan peralatan gedung kantor

e. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

(35)

g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor h. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

i. Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional j. Pengadaan mebeleur

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan indikasi kegiatan :

a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya b. Pengadaan pakaian kerja lapangan

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan indikasi kegiatan :

a. Pendidikan dan pelatihan formal

b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan

c. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD, dengan indikasi kegiatan :

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

6. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, dengan indikasi

kegiatan :

a. Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah

b. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

c. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan

d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

7. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan indikasi kegiatan :

a. Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan

8. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong, dengan indikasi

kegiatan :

a. Perencanaan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

b. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

9. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan indikasi kegiatan :

a. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA

(36)

11. Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan indikasi kegiatan :

a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat

miskin

b. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat

miskin (DAK)

c. Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan

lingkungan hunian berimbang

12. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, dengan indikasi kegiatan :

a. Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis

masyarakat

13. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya, dengan indikasi kegiatan :

a. Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum b. Pembangunan jaringan air bersih/air minum

c. Pembangunan jaringan air bersih/air minum (DAK)

14. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan indikasi kegiatan :

a. Penataan RTH b. Pemeliharaan RTH

c. Pengembangan Taman Rekreasi

15. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku, dengan indikasi kegiatan : a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air

16. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, dengan

indikasi kegiatan :

a. Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran

17. Program Pengelolaan Areal Pemakaman, dengan indikasi kegiatan : a. Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman

18. Program Pengendalian Banjir, dengan indikasi kegiatan :

a. Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai b. Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali

19. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan indikasi

kegiatan :

Gambar

Tabel 4.1
TABEL 6.1

Referensi

Dokumen terkait

Mampu menjelaskan kelebihan dan ke-kurangan suatu metode numerik dalam penyelesaian persamaan nonlinier.. Mampu membedakan dan membanding-kan berbagai metode

The author would like to acknowledge the contributions of the follow- ing colleagues: Pamela Hedges, Kerry Pedigo, Malcolm Innes-Brown, Richard Nowak, Brenda McLennan, Tas

One majo r are na whe re this de ve lo pme nt, po pularly kno wn as e nte rprise bargaining, is impac ting, is that o f e duc atio

The article reports on two studies of interruptions experienced by principals in primary and secondary schools in New South Wales, Australia.. Data were gathered via

6.7 Mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai teknik Eksplorasi Data secara mandiri dan kelompok; 6.8 Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi

School leaders are the catalysts for change and, working with the school’s power agents and modeling expected behaviors, motivate teachers to replace the old culture with new

Kemampuan manjerial 6.6 Mampu mengambil keputusan yang tepat untuk penyusunan struktur data berdasarkan permasalahan yang ada dan.. mampu mengkomunikasikan hasil analisis baik

A survey sample of American midwestern elementary, middle, and senior high school principals responded to the Principals Job Satisfac- tion Survey (PJSS).. The PJSS was based