• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SARI NENAS (Ananas sativus) TERHADAP NILAI pH DAN OVERRUN ES KRIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SARI NENAS (Ananas sativus) TERHADAP NILAI pH DAN OVERRUN ES KRIM"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENAMBAHAN SARI NENAS (Ananas sativus)

TERHADAP NILAI pH DAN OVERRUN ES KRIM

SKRIPSI

Oleh

NUR HIKMAWATI

I 111 13 080

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

(2)

ii

PENGARUH PENAMBAHAN SARI NENAS (Ananas sativus)

TERHADAP NILAI pH DAN OVERRUN ES KRIM

SKRIPSI

Oleh

NUR HIKMAWATI

I 111 13 080

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Sari Nenas (Ananas sativus) terhadap nilai pH dan

Overrun Es Krim penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah skripsi.

1. Ibu Prof. Dr. drh. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku pembimbing utama dan Ibu Endah Murpi Ningrum, S.Pt., MP. selaku pembimbimg anggota penulisan makalah seminar usulan penelitian yang telah mencurahkan perhatian untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. MS Effendi Abustam, M.Sc. dan Bapak Dr. Hikmah M. Ali, S.Pt., M.Si serta Ibu Dr. Fatma Maruddin S.Pt. MP yang telah banyak memberikan saran kepada penulis.

3. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Ternak Bapak Dr. Muhammad Irfan Said S.Pt., M.P dan bapak Ketua Jurusan Produksi Ternak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt, Ph.D.

4. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I dan Ibu Wakil Dekan II serta Bapak Wakil Dekan III

5. Ibu Dr. Fatma Maruddin S.Pt. MP selaku pembimbing Seminar Jurusan dan Pembimbing Utama Praktek Kerja Lapangan (PKL) Ibu Dr. Hj. A. Mujnisa, S.Pt., MP.

(6)

vi 6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama kuliah di Fakultas peternakan dan Pegawai Fakultas Peternakan atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Bapak Dr. Muhammad Ihsan Andi Dagong, S.Pt. M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa mengarahkan penulis selama perkuliahan.

8. Kepada kedua orang tuaku tercinta ayah M. Arsyad HM yang selalu memberikan motivasi, dukungan dalam menyelesaikan studi dan Ibu Hj. Rohani Syam yang senantiasa memberikan doa restu, dan dukungan.

9. Kepada Kakak-Adikku yang memberikan bantuan dan dukungan semangat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10.Nurul Mutmainnah, Fitri Fadillah Handayani, Hayu Fitriyani, Andi muslimah Nurul Fitratullah, Rary Ardiyanti Rauf, Syahri Nurvita Sari, Magfirah Mansur, Ade Restu selalu memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

11.Team Peneliti Nyiar Asri Rantesuba dan Yohana Figetri sanggur yang senantiasa membantu selama penelitian.

12.Teman –teman KKN Reguler UNHAS Gelombang 93

13.Seluruh saudara-saudariku LARFA 013 yang telah bersama melalui segala proses dari awal perkuliahan hingga saat ini.

14.SEMA FAPET_UH atas segala pengalaman dan ilmu yang telah diajarkan kepada penulis. Terima kasih pula kepada keluarga besar HIMATEHATE_UH, HIMAPROTEK_UH, HUMANIKA_UH, dan HIMSENA_UH.

(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Nur Hikmawati (I111 13 080), Pengaruh Penambahan Sari Nenas (Ananas sativus) Terhadap Nilai pH dan Overrun Es Krim. Dibawah Bimbingan RATMAWATI MALAKA dan ENDAH MURPI NINGRUM.

Es Krim merupakan produk olahan susu dengan penambahan perasa atau pemanis dan disajikan dalam bentuk semi beku. Sari nenas (Ananas sativus) adalah sari yang diperoleh dari perasan buah nanas memiliki ciri khas dengan aroma yang sangat harum. Sari nenas (Ananas sativus) memiliki kandungan lemak, asam sitrat dan asam malat. Penambahan persentase sari nenas pada es krim memberikan nilai pada nilai pH. Selain itu, dengan adanya kandungan lemak mampu berperan dalam mengikat air, mempengaruhi penangkapan udara sehingga berpengaruh pada overrun es krim. Penambahan persentase sari nenas berbeda pada es krim dapat mempengaruhi nilai pH dan overrun es krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan sari nenas (Ananas sativus) dengan konsentrasi berbeda terhadap nilai pH dan overrun es krim. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah nilai pH dan overrun. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan (0%, 10%, 20%, 30% dan 40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan persentase sari nenas pada es krim menurunkan nilai pH tetapi tetap pada kisaran pH optimum es krim berkisar 6.56-6.11 dan meningkatkan overrun. Penambahan 40% dalam pembuatan es krim sari nenas menghasilkan kualitas es krim yang baik.

(9)

ix ABSTRACT

Nur Hikmawati (I111 13 080) Effect of Addition Pineapple juice (Ananas sativus) on pH value and Overrun Ice Cream. Under the Guidance RATMAWATI MALAKA and ENDAH MURPI NINGRUM.

Ice cream is a dairy product with the addition of flavorings or sweeteners and is presented in the form of semi-frozen. Pineapple juice (Ananas sativus) is an extract obtained from pineapple fruit juice has a characteristic with a very fragrant aroma. Pineapple juice (Ananas sativus) has a fat content, citric acid and malic acid. Addition percentage pineapple juice on ice cream gives a value on the pH value. In addition, the presence of fat content could play a role in binding water, affecting the air catching and therefore contributes to overrun ice cream. The addition of different percentages of pineapple juice on ice cream can affect the pH value and overrun ice cream. The purpose of this study was to know the effect of adding the juice of pineapple (Ananas sativus) with different concentrations of the pH value and overrun ice cream. The parameters measured in this study is the pH value and overrun. The design used was completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 3 repetitions (0%, 10%, 20%, 30% and 40%). The results showed that the addition of the percentage of pineapple juice on ice cream decrease the pH value but remains in the range of optimum pH range from 6:56 to 6:11 of ice cream and increasing overrun. Addition of 40% in the manufacture of ice cream pineapple juice produces a good quality ice cream.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v ABSTRAK ... viii DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Es Krim Sebagai Produk Olahan Susu ... 3

Proses Pembuatan dan Karakteristik Es Krim ... 5

Tekstur Es Krim ... 7

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produk Es Krim ... 8

Buah Nenas (Ananas sativus)... 11

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 14

Materi Penelitian ... 14

Rancangan Penelitian ... 15

Prosedur Penelitian... 15

Pembuatan Es Krim... 16

Parameter yang Diukur ... 18

Analisa Data ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai pH . ... 20

Overrun ... 22

(11)

xi KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 25 Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Syarat Mutu Es Krim ... 5

2. Kandungan Gizi Nenas (Ananas sativus) 100 g ... 13

3. Komposisi Bahan yang Menggunakan Perlakuan Berbeda ... 16

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Nenas Madu (Ananas sativus) ... 12 2. Diagram Alir Pembuatan Sari Nenas (Ananas sativus) ... 15 3. Diagram Alir Pembuatan Es Krim Sari Nenas (Ananas sativus) ... 17 4. Nilai pH Es Krim dengan Penambahan Sari Nenas

(Ananas sativus) ... 20 5. Nilai Overrun Es Krim dengan Penambahan Sari Nenas

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Analisis Ragam dan Uji Lanjut pH dengan Penambahan Sari Nenas

(Ananas sativus) ... 30 2. Analisis Ragam dan Uji Lanjut Overrun dengan Penambahan Sari

Nenas (Ananas sativus) ... 32 3. Dokumentasi Penelitian ... 35

(15)

1

PENDAHULUAN

Es krim adalah salah satu bagian dari produk olahan susu dibuat dalam bentuk semi beku, membuat udara terperangkap. Udara dibekukan pada suhu di bawah suhu beku air. Udara yang terperangkap pada es krim memberikan kesan ringan dan dapat memberikan volume yang lebih banyak. Kandungan nutrisi es krim juga lebih tinggi dibandingkan dengan produk asalnya karena telah mengalami proses penambahan bahan nutrisi. Peningkatan kandungan nutrisi dan manfaat dalam es krim dapat dilakukan dengan penambahan komponen - komponen yang bermanfaat. Pemanfaatan sari nenas merupakan salah satu upaya menurunkan nilai pH dan peningkatan volume es krim yang dapat ditambahkan pada pembuatan es krim.

Sari nanas memiliki kandungan asam sitrat dan asam malat sehingga jumlah yang ditambahkan akan mempengaruhi karakteristik dari es krim. Sari nenas memiliki kandungan asam yang didapatkan dari senyawa asam sitrat jumlahnya lebih dari 87% total asam dalam sari nanas. Asam malat yang jumlahnya mencapai 13% dari total asam dalam sari nanas dapat menurunkan pH dikarenakan sari nanas mengandung asam-asam yang akan menyumbangkan ion H+ yang dapat menurunkan pH adonan es krim yang cenderung netral.

Sari nenas yang memiliki kandungan lemak yang berkaitan dengan daya ikat air memiliki kapasitas dalam mengikat sejumlah air dalam mempengaruhi penangkapan udara dalam adonan serta bahan pengikat yang digunakan mengandung protein tinggi berasal dari susu kering penggunaan penstabil pada es krim dengan penambahan sari buah dapat membentuk gel secara langsung selama proses pembekuan dan dapat mencegah pembentukan kristal es yang besar

(16)

2 sehingga menghasilkan es krim yang lembut. Berdasarkan kondisi tersebut dianggap perlu melakukan penelitian penambahan sari nenas dalam pembuatan es krim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sari nenas (Ananas sativus) dengan persentase berbeda terhadap nilai pH dan overrun

es krim. Kegunaan penelitian ini memberikan pengetahuan, referensi serta inovasi bagi para mahasiswa terutama yang ingin penelitian tentang produk es krim dengan pemanfaatan sari buah.

(17)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Es Krim Sebagai Produk Olahan Susu

Es krim adalah makanan yang mengandung lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral sejenis makanan semi padat yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari bahan kering tanpa lemak, lemak, pemanis, penstabil, pengemulsi, penambah citarasa (flavor), lemak hewani maupun nabati, gula dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Es krim terdiri dari 62 – 68% air, 32 – 38% bahan padat dan udara. Penambahan zat pembentuk aroma dan mengandung antara 8 - 14% lemak susu (Malaka, 2007).

Bahan utama pembuatan es krim antara lain bahan kering tanpa lemak berfungsi untuk menstabilkan emulsi lemak setelah proses homogenisasi, meningkatkan dan menstabilkan daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan, tekstur dan meningkatkan nilai overrun es krim. Bahan penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah CMC, gum arab, sodium alginat, karagenan, dan agar. Bahan penstabil berperan untuk meningkatkan kekentalan (ice cream mix) terutama pada saat sebelum dibekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah kristalisasi es selama penyimpanan. Bahan pengemulsi utama yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah kuning telur berfungsi untuk memperbaiki tekstur lemak dan distribusi udara serta meningkatkan kekompakan bahan sehingga mampu mempengaruhi tekstur es krim. Bahan pemanis yang umum digunakan adalah gula pasir (sukrosa) berfungsi

(18)

4 memberikan rasa manis, meningkatkan cita rasa dan meminimalkan pembentukan kristal es krim (Padaga dan Sawitri, 2005).

Prinsip pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai tekstur yang lembut (Padaga dan Sawitri, 2005).

Subtitusi buah pada es krim mampu mempengaruhi warna yang menarik serta meningkatkan nilai gizi. Warna kuning pada es krim dengan penambahan nanas madu 40% berasal dari betakaroten sebagai zat pewarna alami golongan karotenoid. Aktivitas antioksidan paling tinggi terdapat pada es krim dengan penambahan sari nanas madu 40% (Chauliyah, 2015).

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan es krim adalah jenis produk yang akan dibuat, spesifikasi dan standar kualitas produk berdasarkan produk yang ditentukan oleh masing-masing negara. Syarat mutu bahan baku pembuatan es krim harus melalui pertimbangan Badan Standarisasi Nasional tahun 1995 yang mencakup kadar lemak, sukrosa, protein, jumlah padatan, bahan tambahan makanan, cemaran logam, cemaran mikroba. Es krim terdiri 62 - 68% air, 32 – 38% bahan padat dan udara (Malaka, 2007).

(19)

5 Syarat mutu es krim berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3713-1995 seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat Mutu Es Krim

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1. Keadaan 1.1Penampakan 1.2Bau 1.3Rasa - - - Normal Normal Normal 2. Lemak % Minimum 5,0

3. Gula dihitung sebagai sukrosa % Minimum 8,0

4. Protein % Minimum 2,7

5. Jumlah Padatan % Minimum 3,4

6. Bahan tambahan makanan

6.1 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995

6.2 Pemanis buatan

Negatif

6.3 Pemantap dan Pengemulsi Sesuai SNI 01-0222-1995 7. Overrun Skala industri 70 – 80%

Skala rumah tangga 30 – 50% Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia (1995)

Proses Pembuatan dan Karakteristik Es krim

Proses pembuatan es krim yaitu penimbangan bahan serta pencampuran bahan secara merata. Setelah pencampuran bahan selanjutnya pasteurisasi LTLT atau HTST. Pasteurisasi juga bertujuan untuk mencampur bahan es krim agar lebih homogen, membunuh organisme merugikan. Selanjutnya homogenisasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penggumpalan lemak sehingga merata ke seluruh produk, pemisahan globula lemak ke permukaan selama pembekuan serta membuat es krim nampak lebih lembut. Setelah homogenisasi campuran es krim didinginkan pada suhu 0 – 5 oC selama beberapa jam untuk meningkatkan kualitas whipping, mendinginkan lemak dalam proses emulsi dan kristalisasi.

(20)

6 dalam lemari pendingin bagian yang suhunya tidak tujuan pembekuan. Tujuan

aging memberikan waktu pada stabilizer dan protein susu untuk mengikat air bebas sehingga akan menurunkan jumlah air bebas. Kemudian pembekuan tahap ini diharapkan terbentuk sebanyak mungkin kristal – kristal es yang halus dan terbentuk udara masuk dalam campuran selanjutnya pengemasan. Pada pengemasan diusahakan memiliki desain kemasan yang menarik minat konsumen. Pengemasan biasanya dalam cup-cup yang terbuat dari bahan plastik atau karton (Malaka, 2014).

Nilai pH berhubungan dengan jumlah asam yang yang terbentuk. Winarno (1991) mengemukakan bahwa rasa asam disebabkan oleh donor proton, intensitas rasa asam tergantung pada ion H+ yang dihasilkan oleh hidrolisis asam menyebabkan pH turun.

Overrun adalah jumlah peningkatan volume yang disebabkan karena masuknya udara ke dalam campuran es krim. Keberadaan gelembung-gelembung udara yang dapat dipertahankan karena diselubungi oleh lapisan-lapisan globula lemak dalam sistem emulsi. Tanpa adanya overrun, maka es krim akan berbentuk gumpalan massa yang berat dan tidak nikmat untuk dimakan. Overrun dapat dihasilkan disaat pengocokan yang dilakukan ketika proses pembekuan. Overrun

merupakan peningkatan volume es krim akibat masuknya udara dalam campuran es krim saat proses pengocokan. Overrun yang baik berkisar antara 60-100%. Es krim mempunyai overrun 80% pada kadar lemak 12-14% (Handayani dkk., 2014).

Overrun mencerminkan kemampuan pembuihan dan kemantapan buih yang berkaitan dengan penurunan tegangan permukaan pada sistem yang terdiri

(21)

7 atas udara dan air, yang disebabkan absorbsi oleh molekul protein. Molekul protein yang fleksibel seperti beta-kasein dapat secara cepat mengurangi tegangan permukaan sehingga memberikan daya buih yang baik sedangkan protein globular yang terutama sebagai penyusun protein nabati sulit untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga memberikan daya buih yang rendah (Handayani dkk., 2014). Tekstur Es Krim

Tekstur yang diinginkan pada es krim adalah lembut dan berpenampilan

creaminess (seperti kondisi kaya akan lemak). Tekstur yang lembut juga di pengaruhi oleh bahan - bahan yang di campurkan, pengolahan dan penyimpanan. Tekstur es krim bergantung dari ukuran, bentuk dan ukuran partikel padatan penyusun es krim. Tekstur yang ideal bagi es krim adalah tekstur yang sangat halus dan ukuran partikel padatan yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi dalam mulut (Widiantoko, 2011).

Tahap pemisahan krim susu sampai tiga kali menghasilkan tekstur yang lebih halus dengan cita rasa dan aroma yang lebih baik dibanding dengan tahap pemisahan krim susu yang hanya dua kali atau satu kali (Rosdiana, 2008). Kualitas es krim dipengaruhi oleh perbandingan komposisi antara bahan baku dan metode produksi. Selama proses pendinginan akan mengubah luas tempat di dalam globula lemak akan hancur kemudian bersatu kembali (Sakurai dkk., 1996).

(22)

8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produk Es Krim

Faktor yang mempengaruhi produk es krim menurut Harris (2011) antara lain bahan-bahan yang terdapat pada es krim dan proses yang dilakukan dalam pembuatan es krim.

A. Bahan-bahan yang terdapat dalam es krim antara lain: 1. Air

Air merupakan komponen terbesar dalam campuran es krim, berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan lain dalam campuran. Komposisi air dalam campuran bahan es krim umumnya berkisar 55-64%

2. Lemak Susu

Lemak biasa dikatakan sebagai bahan baku es krim, lemak yang terdapat pada es krim berasal dari susu segar yang disebut krim. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es krim, menambah cita rasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang baik. Kadar lemak dalam es krim yaitu antara 10 - 16%

3. Bahan Kering Susu Tanpa Lemak

Bahan kering susu tanpa lemak berfungsi untuk meningkatkan kandungan padatan di dalam es krim sehingga lebih kental. Bahan kering susu tanpa lemak juga penting sebagai sumber protein sehingga dapat meningkatkan nilai nutrisi es krim. Unsur protein dalam pembuatan es krim berfungsi untuk menstabilkan emulsi lemak setelah proses homogenisasi, menambah cita rasa, membantu pembuihan, meningkatkan dan menstabilkan daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim yang lembut. Sumber bahan kering susu tanpa

(23)

9 lemak antara lain susu skim, susu kental manis, dan bubuk whey. Kadar skim dalam es krim yaitu antara 9 - 12%

4. Bahan pemanis

Bahan pemanis yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah gula pasir (sukrosa) dan gula bit. Bahan pemanis selain berfungsi memberikan rasa manis, juga dapat meningkatkan cita rasa, menurunkan titik beku yang dapat membentuk kristal-kristal es krim yang halus sehingga meningkatkan penerimaan dan kesukaan konsumen. Penambahan bahan pemanis sekitar 12 - 16%

5. Bahan Penstabil (Stabilizer)

Bahan penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah CMC (carboxy methyl celulose), sodium alginat, karagenan dan agar. Bahan penstabil berperan untuk meningkatkan kekentalan ICM terutama pada saat sebelum dibekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah kristalisasi es selama penyimpanan. Kadar penstabil dalam es krim yaitu antara 0 - 0,4%

6. Bahan Pengemulsi

Bahan pengemulsi utama yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah garam halus. Bahan pengemulsi bertujuan untuk memperbaiki struktur lemak dan distribusi udara dalam ICM, meningkatkan kekompakan bahan-bahan dalam ICM sehingga diperoleh es krim yang lembut, dan meningkatkan ketahanan es krim terhadap pelelehan bahan. Campuran bahan pengemulsi dan penstabil akan menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut. Kadar pengemulsi dalam es krim yaitu antara 0 - 0,25%

(24)

10 B. Beberapa proses yang terjadi dalam pembuatan es krim

1. Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Jadi dalam makanan dan minuman yang dipasteurisasi, beberapa mikroba yang menguntungkan untuk makhluk hidup sebenarnya dibiarkan tetap hidup. Pasteurisasi es krim mix dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sebagian besar mikroba, terutama dari golongan patogen, melarutkan dan membantu pencampuran bahan-bahan penyusun, menghasilkan produk yang seragam dan memperpanjang umur simpan. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan empat metode yaitu: batch system pada suhu 68°C selama 25-30 menit, HTST pada suhu 79°C selama 25-30 detik, UHT pada suhu 99 -130°C selama 4 detik, dan pasteurisasi vakum pada suhu 90 -97°C selama 2 detik

2. Homogenisasi

Homogenisasi pada pembuatan es krim bertujuan untuk menyebarkan globula lemak secara merata ke seluruh produk, mencegah pemisahan globula lemak ke permukaan selama pembekuan dan untuk memperoleh tekstur yang halus karena ukuran globula lemak kecil, merata, dan protein dapat mengikat air bebas. Homogenisasi susu dilakukan pada suhu 70°C setelah pasteurisasi sebelum mix menjadi dingin dengan suhu minimum 35°C. Manfaat homogenisasi yaitu bahan campuran menjadi sempurna, mencegah penumpukan disperse globula lemak selama pembekuan, memperbaiki tekstur dan kelezatan, mempercepat aging dan produk yang dihasilkan lebih seragam

(25)

11 3. Pendinginan

Setelah proses homogenisasi emulsi didinginkan pada suhu 4°C yang dipasang sepanjang layar dingin. Efek utama dari pendinginan adalah mendinginkan lemak dalam proses emulsi dan kristalisasi dari inti, mengakibatkan mikroba mengalami heat shock yang menghambat pertumbuhan mikroba sehingga jumlah mikroba akan turun drastis. Pendinginan dilakukan dengan cara melewatkan mix ke PHE elemen pendingin. Proses pasteurisasi, homogenisasi, dan pendinginan dilakukan selama kurang lebih satu jam sepuluh menit. Mix yang sudah mengalami perlakuan tersebut dimasukkan ke dalam aging tank untuk mengalami proses aging

4. Aging

Aging merupakan proses pemasakan es krim mix dengan cara mendiamkan adonan selama 3-24 jam dengan suhu 4,4°C atau dibawahnya. Tujuan aging yaitu memberikan waktu pada stabilizer dan protein susu untuk mengikat air bebas, sehingga akan menurunkan jumlah air bebas. Perubahan selama aging adalah terbentuk kombinasi antara stabilizer dan air dalam adonan, meningkatkan viskositas, campuran jadi lebih stabil, lebih kental, lebih halus, dan tampak mengkilap

Buah Nenas (Ananas sativus)

Nenas (Ananas sativus) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil. Tumbuhan ini termasuk dalam familia (Bromeliaceae). Tumbuhannya rendah, dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Tanaman nenas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50 - 150 cm, mempunyai tunas yang merayap pada

(26)

12 bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan panjang 80 - 120 cm dan lebar 2 - 6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau atau hijau kemerahan (Dalimartha, S, 2001).

Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah buahnya. Buah nenas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup dan lain-lain. Rasa buah nenas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Di samping itu, buah nenas mengandung enzim bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisis protein, protease, atau peptida), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging (Ristek, 2008).

Nenas mengandung vitamin A, C, dan betakaroten, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dan enzim bromelin. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit (Septiatin, 2009).

Nenas terkenal sebagai buah yang kaya akan enzim bromelin serta sumber antioksidan. Kemampuan nanas sebagai antioksidan semakin lengkap karena buah ini mengandung banyak vitamin C dan betakaroten penumpas radikal bebas (Anggraini, 2016).

(27)

13 Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) adalah kandungan nutrisi. Berikut Kandungan gizi nanas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. TaTabel 2. Kandungan Gizi Nanas 100 g

No. Unsur Gizi Jumlah 1. Kalori (Kal) 2. Protein (g) 50,00 0,40 0,20 13,00 19,00 9,00 0,40 0,20 20,00 0,08 0,04 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Serat (g) Besi (g) Vitamin A (IU) Vitamin B1 (mg) Vitamin B2 (mg) Vitamin C (mg) 20,00 Niacin (g) 0,20 Sumber : Wirakusumah (2000)

(28)

14

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Januari 2017 bertempat di Laboratorium Bioteknologi Pengolahan Susu, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur, timbangan analitik, sendok makan, pisau stainless steel, talenan, serbet, baskom

stainless steel, panci bertangkai, sendok kayu, kompor gas, lemari pendingin (refrigerator), tissu, blender, mixer dan pH meter.

Buah Nenas dikuliti, dibersihkan mata nanas dan dicuci, perendaman dengan air garam selama 5 menit kemudian potong dadu. Pemanasan buah nenas dengan suhu 80 0C selama 25 detik . Dihancurkan dengan blender kemudian disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh sari nenas.

Bahan yang digunakan adalah susu full cream, gula, kuning telur, whippy cream, cream nabati, meizena, sari nanas, air, plastik wrap, kertas label, cup es krim, kertas saring dan sendok es krim.

(29)

15 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri atas :

P0 : 40% adonan dan 60% air

P1 : 10% sari nenas dari 40% adonan dan 50% air P1 : 20% sari nenas dari 40% adonan dan 40% air P2 : 30% sari nenas dari 40% adonan dan 30% air P3 : 40% sari nenas dari 40% adonan dan 20% air Prosedur Penelitian

Pembuatan Sari Nenas (Ananas sativus)

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Sari Nenas (Ananas sativus)

Buah nanas dikuliti, dibersihkan mata nanas dan dicuci

Perendaman dengan air garam selama 5 menit

Potong dadu

Pemanasan buah nenas dengan suhu 80 0C selama 25 detik

Dihancurkan dengan blender kemudian disaring menggunakan kertas saring

(30)

16 Pembuatan Es Krim

Pembuatan es krim pada penelitian ini dibuat dengan persentase susu full cream 10% (b/v), whippy cream 8% (b/v), cream nabati 12% (b/v), meizena 0,5% (b/v), gula 8% (b/v), kuning telur 1,5% (b/v), sari nenas yang merupakan perlakuan digunakan masing-masing 10% (b/v), 20% (b/v), 30% (b/v), dan 40% (b/v) sedangkan persentase air untuk masing-masing perlakuan 50% (b/v), 40% (b/v), 30% (b/v), dan 20% (b/v). Komposisi bahan untuk pembuatan satu liter adonan es krim adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Komposisi Bahan yang Menggunakan Perlakuan Berbeda

Bahan P0 P1 P2 P3 P4

Susu full cream (gr) 100 100 100 100 100

Cream nabati (gr) 120 120 120 120 120 Whippy cream (gr) 80 80 80 80 80 Gula (gr) 80 80 80 80 80 Meizena (gr) 5 5 5 5 5 Telur (gr) Sari nanas (ml) Air (ml) 15 - 600 15 100 500 15 200 400 15 300 300 15 400 200

Keterangan : P0 = Tanpa penambahan sari nanas, P1 = Penambahan sari nanas 10 % P2 = Penambahan sari nanas 20 % , P3 = Penambahan sari nanas 30 % P4 = Penambahan sari

nanas 40 %.

Campuran adonan dipasteurisasi pada suhu 80oC selama 25 detik lalu didinginkan pada suhu ruang kemudian ditambahkan sari nenas 10%, 20%, 30%, dan 40%. Selanjutnya aging pada suhu 4oC selama 24 jam kemudian homogenisasi menggunakam mixer kecepatan 2 selama + 15 menit. Terakhir pengemasan dalam cup dan penyimpanan dalam freezer pada suhu + -18 oC.

(31)

17 Diagram alir pembuatan es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Es Krim Sari Nenas

Pencampuran Bahan

Pasteurisasi bahan pada suhu 80 oC selama 25 detik

Penambahan sari nenas

Aging selama 24 jam pada suhu 4 oC

Homogenisasi adonan dengan mixer + 15 menit

kuning telur + gula + meizena

Uji pH Uji Ovverun

Pembekuan dalam frezeer pada suhu + -18oC selama 24 jam

Es Krim Sari Nenas Pengemasan

(32)

18 Parameter yang Diukur

Pengukuran Overrun

Pengukuran overrun es krim menurut pendapat Arbuckle (1996) yaitu pengembangan es krim antara sebelum dan setelah pembekuan, kemudian dinding ICM (ice cream maker) diberi skala agar lebih teliti dalam pengukuran. Pengukuran overrun pada penelitian ini dilakukan dengan cara adonan es krim sebelum dan sesudah diproses dalam ice cream maker diukur volumenya dengan menggunakan gelas ukur, kemudian hasil yang diperoleh dimasukkan dalam rumus sebagai berikut:

Pengukuran pH

Pengukuran pHes krim menurut pendapat Zahro dkk. (2015) yaitu sampel yang telah dihomogenkan diambil 30 ml dan ditempatkan pada beaker glass 50 ml kemudian pH meter dinyalakan dan dinetralkan selama 15-30 menit dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Kemudian siap digunakan untuk mengukur nilai pH sampel dan bersihkan dengan aquades untuk tiap sampel yang berbeda.

Analisa Data

Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam menurut rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan program SPSS dengan lima perlakuan dengan tiga kali ulangan. Setiap perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Signifikan Differences) (Gaspersz, 1991).

(33)

19

Model Matematika sebagai berikut :

i : 1, 2, 3, 4, 5 j : 1, 2, 3, 4, 5 Keterangan :

: Nilai pengamatan : Nilai tengah umum

: Pengaruh penambahan sari nenas ke-i terhadap kualitas es krim

: Pengaruh galat percobaan kualitas es krim dengan penambahan sari nenas ke-i dan ulangan ke-j

(34)

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai pH

Es krim merupakan produk olahan susu yang memiliki nilai pH netral.

Nilai pH es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) disajikan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Nilai pH es krim dengan penambahan sari nanas (Ananas sativus) Keterangan: a,b,c, Super script yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P< 0,05)

Nilai pH es krim (Gambar 4) tanpa penambahan sari nenas (Ananas

sativus) diperoleh nilai 6.56. Konsentrasi penambahan sari nenas terjadi penurunan nilai pH es krim seiring peningkatan penggunaan konsentrasi sari nenas.

Analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa penambahan sari nenas

(Ananas sativus) berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap pH es krim. Hasil

uji lanjut LSD (Least Signifikan Differences) menunjukkan bahwa pH es krim

tanpa penambahan sari nenas tidak mengalami perbedaan dengan penambahan

6.56c 6.50c 6.32b 6.13a 6.11a 5.8 5.9 6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 P0 P1 P2 P3 P4 pH

(35)

21

konsentrasi sari nenas 10%. Nilai pH terjadi perbedaan pada penambahan konsentrasi sari nenas 20%, 30% dan 40%. Pada penambahan 20% sari nenas menunjukkan perbedaan dengan perlakuan 0%, 10%, 30% dan 40% . Hal ini menunjukkan semakin banyak penambahan konsentrasi sari nenas meningkatkan asam sitrat yang disebabkan oleh pemanasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartikasari dkk. (2014) menyatakan bahwa asam sitrat pada sari buah berubah menjadi asam suksinat dan asam malat selanjutnya dirombak menjadi asam laktat

dan ditambahkan oleh Septiatin (2009) yang menyatakan bahwa sari nenas

memiliki kandungan asam sitrat dan asam malat sehingga jumlah yang ditambahkan akan mempengaruhi karakteristik dari es krim. Sari nenas memiliki kandungan asam yang didapatkan dari senyawa asam sitrat jumlahnya lebih dari 87% total asam dalam sari nenas dan asam malat yang jumlahnya mencapai 13% dari total asam dalam sari nenas.

Winarno (1991) mengemukakan bahwa rasa asam disebabkan oleh donor proton, intensitas rasa asam tergantung pada ion H+ yang dihasilkan oleh hidrolisis asam menyebabkan pH turun. Maka Nilai pH yang dihasilkan dalam penelitian ini dengan penambahan konsentrasi sari nenas 6.11– 6.56. Menurut Malaka (2014) pH es krim normal berkisar 6.44-6.74 tergantung dari bahan aditif yang ditambahkan.

(36)

22

Overrun

Overrun menunjukkan banyak sedikitnya udara yang terperangkap dalam es krim atau ice cream mix (ICM) karena proses agitasi. Overrun mempengaruhi tekstur dan kepadatan yang sangat menentukan kualitas es krim (Supriyanto dkk, 2001). Hasil uji terhadap overrun es krim dengan penambahan sari nenas yang berbeda terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai Overrun es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) Keterangan: a,b,c,d Super script yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P< 0,05)

Overrun es krim (Gambar 5) tanpa penambahan sari nenas diperoleh nilai 68.28 sedangkan dengan penambahan sari nenas terjadi peningkatan overrun

seiring peningkatan penggunaan konsentrasi sari nenas.

Analisis ragam (lampiran 2) menunjukkan penambahan sari nenas (Ananas sativus) berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap overrun es krim. Hasil uji lanjut LSD (Least Signifikan Differences) menunjukkan bahwa tanpa penambahan konsentrasi sari nenas tidak menunjukkan perbedaan dengan penambahan konsentrasi sari nenas 10% tetapi menunjukkan perbedaan dengan penambahan konsentrasi 20%, 30% dan 40%. Overrun pada penambahan 10% sari nenas tidak

68.28a 80.69 ab 94.38b 127.11c 165.16d 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 P0 P1 P2 P3 P4 Ov erru n

(37)

23 menunjukkan perbedaan dengan penambahan konsentrasi sari nenas 20% tetapi menunjukkan perbedaan dengan penambahan konsentrasi sari nenas 30% dan 40% serta penambahan 30% dan 40% sari nenas menunjukkan perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan konsentrasi sari nenas menyebabkan semakin tinggi nilai overrun dikarenakan kandungan lemak yang berkaitan dengan daya ikat air memiliki kapasitas dalam mengikat sejumlah air dalam mempengaruhi penangkapan udara dalam adonan, menyerap sejumlah air bebas dalam batas tertentu. Menurut Flores and goff (2002) Bahan pengikat mengandung protein tinggi, terutama berasal dari susu kering. Susu kering tanpa lemak mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan lemak yang terbatas, karena kaseinnya berkombinasi dengan sejumlah Ca sehingga tidak mudah larut dalam air mengurangi pengerutan selama pemasakan, meningkatkan stabilitas emulsi. Hal ini sependapat dengan Zahro dkk. (2015) yang menyatakan menurunnya viskositas adonan, air bebas yang tidak terikat dalam adonan dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga udara lebih mudah menembus permukaan adonan dan pengembangan es krim akan lebih tinggi.. Hal serupa dikemukakan Farida (2005) yang menyatakan bahwa total padatan es krim mempengaruhi jumlah udara yang terperangkap pada adonan es krim. Ditambahkan oleh Carke (2004) tinggi rendahnya overrun dipengaruhi proses homogenisasi, mempengaruhi penangkapan udara juga berfungsi untuk mengubah partikel udara besar dipecah sehingga menjadi gelembung kecil pada saat berputarnya baling-baling mixer.

(38)

24 Menurut Flores and goff (2002) es krim yang berkualitas baik memiliki

overrun 70 - 100% untuk es krim normal, dan untuk industri rumah tangga

overrun 35 - 50% yang disebut dengan es krim lunak. Pembahasan Umum Hasil Penelitian

Karakteristik es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) yang berbeda dari nilai pH dan overrun dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Perolehan Seluruh Hasil Penelitian

Parameter Persentase

0% 10% 20% 30% 40%

Nilai pH 6.56 6.50 6.32 6.13 6.11

Overrun (%) 68,28 80,69 94,38 127,11 165,16

Berdasarkan Tabel 4. Karakteristik es krim dengan penambahan sari nenas (Ananas sativus) yang berbeda. Hasil yang diperoleh pada uji overrun persentase nilai overrun tertinggi diperoleh pada 40% penambahan sari nenas namun pada nilai pH es krim dengan penambahan konsentrasi sari nenas 20% merupakan nilai pH normal es krim.

(39)

25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

1. Peningkatan konsentrasi sari nenas menurunkan nilai pH dan meningkatkan

Overrun es krim.

2. Penggunaan konsentrasi sari nenas yang paling baik digunakan pada nilai pH normal es krim yaitu konsentrasi 20%.

3. Penggunaan konsentrasi sari nenas yang paling baik digunakan pada Overrun

es krim yaitu konsentrasi 40%.

Saran

Penggunaan sari nenas (Ananas sativus) dalam pembuatan es krim

(40)

26

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, M. 2016. Pengaruh Konsentrasi Carboxi Methyl Cellulose (CMC) dan Penyimpanan pada Suhu Dingin terhadap Stabilitas dan Karakteristik Minuman Probiotik Sari Buah Nanas. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arbuckle W. S. 1996. Ice Cream 4th Ed. The Avi Publishing Company. Inc, Wesporet Connecticut. London.

Chauliyah, A.N. 2015. Analisis Kandungan Gizi dan Aktivitas Antioksidan Es Krim Nanas Madu. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Clarke, C. 2004. The Science of Ice Cream. Royal Society of Chemistry. 43-128 Dalimartha, S. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Nanas. H. 140-146

Jakarta : Trubus Agriwidya.

Farida, Z. 2005. Kekerasan dan overrun es krim yang dibuat menggunakan susu sapi maupun susu kambing dengan persentase gula yang berbeda. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Peternakan. Purwokerto. Hal 20 - 24.

Flores, A.A and H.D. Goff. 2002. Ice Crystal Size Distributions in Dynamically Frozen Model Solutions and Ice Cream as Affected by Stabilizers. Journal Dairy Science 82: 1399-1407.

Gaspersz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. Arminco. Bandung.

Handayani, N. Mardiati Sulistyowati, dan Juni Sumarmono, 2014. Overrun, waktu leleh dan kesukaan es krim yogurt susu sapi dengan Presentase Gula yang berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan 2 (1);1-7.

Harris A., 2011. Pengaruh Substitusi Ubi Jalar (Ipomea batatas) dengan Susu Skim terhadap Pembuatan Es Krim. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Univeritas Hasanuddin.

Kartikasari, I. K., F. C.Nisa. 2014 Karakteristik Fisik dan Kimia Yoghurt. Jurusan Teknologi Hasil pertanian. Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Pangan dan Agroindustri 2; 239-248.

Malaka, R. 2007. Ilmu dan teknologi pengolahan susu. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Malaka, R. 2014. Teknologi Aplikatif Pengolahan Susu. Brilian Internasional. Surabaya.

(41)

27 Padaga, M dan M, E, Sawitri. 2005. Es krim yang sehat. Trubus Agrisarana,

Surabaya.

Ristek, 2008. Nanas (Ananas Comosus). www.diglib.unila.ac.id Diakses tgl 5 Oktober 2016.

Rosdiana. 2008. Kualitas Es Krim Susu Segar pada Tiga Tahapan Pemisahan Krim. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin : Makassar. Sakurai, K., K. Kubota, M. Hakamata, M. Tomita and S. Yoshida. 1996. Effect of

production conditions of ice cream melting resistance and hardness. J. of Applied Biological Science, 51 (8): 451-452.

Septiatin E. 2009. Apotek Hidup dari Tanaman Buah. Bandung : CV Yrama Widya. 81-88.

Standar Nasional Indonesia. 1995 (SNI) 01-3713. Es Krim. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Supriyanto, E.H., Kartikaningsih dan S. Rahayu. 2001. Pembuatan Es krim dengan Menggunakan Stabilisator Natrium Alganat dari Sargassum sp. Makanan Tradisional Indonesia. Vol.1 (3): 23-27.

Widiantoko, R.K. 2011. Es Krim. http://lordbroken.wordpress.com Diakses tgl 05 Oktober 2016.

Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wirakusumah 2000. Buah dan Sayuran untuk Terapi. Jakarta PT. Penebar

Swadaya. 27.

Zahro C, dan Fithri ChoirunNisa. 2015. Pengaruh penambahan sari anggur (Vitis vinifera L) dan penstabil terhadap karakteristik fisik kimia dan organoleptik es krim. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3 (4);1481-1491.

Zakaria, Y. 2003. Pengaruh total solid dan lama penyimpanan terhadap kualitas yogurt. Agripet Journal. 4 (1).

(42)

28

(43)

29 \

(44)

30 Lampiran 1. Analisis Ragam dan Uji Lanjut pH dengan Penambahan Sari Nenas

(Ananas Sativus)

Descriptive Statistics

Dependent Variable:pH

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P0 6.5600 .09644 3 P1 6.5067 .05508 3 P2 6.3233 .05033 3 P3 6.1333 .06658 3 P4 6.1100 .16643 3 Total 6.3267 .20832 15

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:pH

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model .514a 4 .128 13.658 .000 Intercept 600.401 1 600.401 6.387E4 .000 PERLAKUAN .514 4 .128 13.658 .000 Error .094 10 .009 Total 601.008 15 Corrected Total .608 14

(45)

31 Multiple Comparisons Dependent Variable:pH (I) PERL AKUA N (J) PERL AKUA N Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

LSD P0 P1 .0533 .07916 .516 -.1231 .2297 P2 .2367* .07916 .014 .0603 .4131 P3 .4267* .07916 .000 .2503 .6031 P4 .4500* .07916 .000 .2736 .6264 P1 P0 -.0533 .07916 .516 -.2297 .1231 P2 .1833* .07916 .043 .0069 .3597 P3 .3733* .07916 .001 .1969 .5497 P4 .3967* .07916 .001 .2203 .5731 P2 P0 -.2367* .07916 .014 -.4131 -.0603 P1 -.1833* .07916 .043 -.3597 -.0069 P3 .1900* .07916 .037 .0136 .3664 P4 .2133* .07916 .023 .0369 .3897 P3 P0 -.4267* .07916 .000 -.6031 -.2503 P1 -.3733* .07916 .001 -.5497 -.1969 P2 -.1900* .07916 .037 -.3664 -.0136 P4 .0233 .07916 .774 -.1531 .1997 P4 P0 -.4500* .07916 .000 -.6264 -.2736 P1 -.3967* .07916 .001 -.5731 -.2203 P2 -.2133* .07916 .023 -.3897 -.0369 P3 -.0233 .07916 .774 -.1997 .1531

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,009. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

(46)

32 Lampiran 2. Analisis Ragam dan Uji Lanjut Overrun dengan Penambahan Sari

Nenas (Ananas Sativus)

Descriptive Statistics Dependent Variable:OVERRUN

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P0 68.2867 6.04901 3 P1 80.6967 6.32306 3 P2 94.3833 6.34554 3 P3 127.1121 22.96038 3 P4 165.1622 6.56777 3 Total 107.1282 37.59289 15

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:OVERRUN

Source

Type III Sum

of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 18410.853a 4 4602.713 33.491 .000 Intercept 172148.268 1 172148.268 1.253E3 .000 PERLAKUAN 18410.853 4 4602.713 33.491 .000 Error 1374.304 10 137.430 Total 191933.426 15 Corrected Total 19785.157 14

(47)

33 Dependent Variable:OVERRUN Multiple Comparisons (I) PERL AKUA N (J) PERL AKUA N Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound LSD P0 P1 -12.4100 9.57185 .224 -33.7374 8.9174 P2 -26.0967* 9.57185 .021 -47.4241 -4.7693 P3 -58.8300* 9.57185 .000 -80.1574 -37.5026 P4 -96.8733* 9.57185 .000 -118.2007 -75.5459 P1 P0 12.4100 9.57185 .224 -8.9174 33.7374 P2 -13.6867 9.57185 .183 -35.0141 7.6407 P3 -46.4200* 9.57185 .001 -67.7474 -25.0926 P4 -84.4633* 9.57185 .000 -105.7907 -63.1359 P2 P0 26.0967* 9.57185 .021 4.7693 47.4241 P1 13.6867 9.57185 .183 -7.6407 35.0141 P3 -32.7333* 9.57185 .007 -54.0607 -11.4059 P4 -70.7767* 9.57185 .000 -92.1041 -49.4493 P3 P0 58.8300* 9.57185 .000 37.5026 80.1574 P1 46.4200* 9.57185 .001 25.0926 67.7474 P2 32.7333* 9.57185 .007 11.4059 54.0607 P4 -38.0433* 9.57185 .003 -59.3707 -16.7159 P4 P0 96.8733* 9.57185 .000 75.5459 118.2007 P1 84.4633* 9.57185 .000 63.1359 105.7907 P2 70.7767* 9.57185 .000 49.4493 92.1041 P3 38.0433* 9.57185 .003 16.7159 59.3707

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 137,430. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

(48)

34

DOKUMENTASI

(49)

35

Proses pembuatan sari nanas (Ananas sativus)

(50)

36

(51)

37 Alat pH meter dikalibrasi

Pengujian pH es krim dengan penambahan sari nanas (Ananas sativus)

(52)

38

RIWAYAT HIDUP

NUR HIKMAWATI, lahir pada tanggal 16 Februari 1995 di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak kesembilan dari sebelas bersaudara pasangan Bapak M. Arsyad dan Ibu Hj. Rohani. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh Penulis adalah Sekolah Dasar (SD Inpres Bertingkat Layang Makassar) Lulus pada tahun 2007. Kemudian setelah lulus di SD, Penulis melanjutkan sekolah di MTS An-Nahdlah Layang Makassar hingga tahun 2010, kemudian melanjutkan di MA An-Nahdlah Layang Makassar lulus tahun 2013. Setelah menyelesaikan MA, Penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui undangan (SNPTN) di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Pernah aktif dalam kegiatan organisasi kampus seperti Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Ternak (HIMATEHATE).

Gambar

Tabel 1. Syarat Mutu Es Krim
Gambar 1.  Nenas Madu (Ananas sativus)
Tabel 2. TaTabel 2. Kandungan Gizi Nanas 100 g
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Sari Nenas (Ananas sativus) Buah nanas dikuliti, dibersihkan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan t hitung -2.953 dan t tabel 1,991 uji dua pihak berarti harga mutlak nilai (-) tidak dipakai artinya (2,953 &gt;

Penelitian tugas akhir ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kuncup Rosella (Hibiscuss sabdarifa l) Terhadap Kadar Kreatinin Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus strain

Tahap perencanaan siklus II ini dilakukan perencanaan kegiatan- kegiatan yang perlu dilakukan sebagai upaya perbaikan pada siklus I. Perencanaan ini disusun berdasarkan pada

Merupakan suatu kehormatan bagi kami apabila Bapak/Saudara berkenan hadir pada acara tersebut, dan kami mengucapkan banyak.

Model atau prototipe sistem/ subsistem telah didemonstrasikan/ diuji dalam suatu lingkungan yang relevan Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat ( qualified ) melalui pengujian

Dengan mengharap Ridho dan Rahmat Allah SWT, kami sekeluarga mengharap dengan hormat atas kehadiran Bpk / Saudara dalam acara tahlil dan do’a 2 tahun meninggalnya

Dengan adanya kegiatan penyuluhan, petani menjadi lebih dapat mengenal masalah- masalah dan kebutuhan-kebutuhan dalam berusaha tani.. Sangat Tidak

(2) To identify dominant Verb Phrases construction mostly found in the text of Link Magazine the Fourth Edition August 2011.This research applies the descriptive qualitative and