• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, ITNY * :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, ITNY * :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

53

KAJIAN TEKNIS KINERJA

JIG

UNTUK

MENINGKATKAN

RECOVERY

BIJIH TIMAH

PADA PROSES PENCUCIAN DI KAPAL KERUK

19 BANGKA 2 PT. TIMAH TBK WILAYAH

OPERASI PRODUKSI KUNDUR KABUPATEN

KARIMUN PROVINSI KEPRI

Fauzi Akbar1 Partama Misdiyanta2 Shilvyanora Aprilia Rande3

1,2,3 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, ITNY

Email* : fauziakb97@gmail.com Abstrak

PT. Timah Tbk adalah produsen serta eksportir logam timah yang memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan, hingga pemasaran. Endapan bijih timah yang berada di laut Kepulauan Riau dieksploitasi dengan penambangan lepas pantai. Sedangkan pada penambangan lepas pantai digunakan Kapal Keruk Bucket Dregde (BD), Bucket Wheel Dredge (BWD), dan Kapal Isap Produksi (KIP).

Dalam penambangan didapatkan recovery kurang optimal, berdasarkan data pada bulan Juli 2018 hasil recovery sebesar 96,27%, kemudian pada hasil recovery bulan Februari 2019 didapatkan 95,60%, maka perlu dilakukan peningkatan pada hasil pencucian menggunakan jig pada bulan Maret 2019 agar hasil penambangan lebih optimal. Pada data hasil sampling di bulan Maret didapatkan hasil recovery 96,98% dimana hasil pada bulan ini sudah diatas target dan diatas pada hasil recovery bulan Februari, sehingga dapat dipastikan bahwa pada bulan Maret lebih optimal dengan dilakukanya perubahan variabel panjang pukulan jig, dalam upaya mengoptimalkan hasil recovery maka yang perlu diperhatikan kembali bahwa variabel jig dan kerusakan serta kesalahan teknis dapat menjadi penyebab dari kurang optimalnya hasil recovery, sehingga perlu meminimalisir kesalahan tersebut dan pada alat serta variabel jig perlu diperhatikan dengan baik karena keausan alat mempengaruhi variabel menjadi jauh dari ukuran yang standart-nya atau jauh dari ukuran SOP

Kata Kunci : Kapal keruk, optimalisasi, variabel jig, recovery. Abstract

PT. Timah Tbk is a tin metal producer and exporter that has an integrated tin mining business segment ranging from exploration, mining, processing to marketing. Tin ore deposits in the Riau Islands sea are exploited by offshore mining. Whereas in offshore mining, Bucket Dregde (BD) Dredges, Bucket Wheel Dredge (BWD) and Production Suction Ships (KIP) are used.

In mining, recovery is obtained less than optimal, based on data in July 2018 the recovery results of 96.27%, then the recovery results in February 2019 obtained 95.60%, it is necessary to increase the washing results using a jig in March 2019 so that mining results more optimal. In the March sampling data obtained 96.98% recovery results where the results of this month are above the target and above the February recovery results, so it can be ascertained that in March is more optimal with changes in the length of the jig stroke, in an effort to optimize the results of the recovery need to be noted again that the variable jigs and damage and technical errors can be the cause of suboptimal recovery results, so it is necessary to minimize these errors and the tools and jig variables need to be considered well because the wear of the tool affects the variable to be far from a standard size or far from SOP size.

(2)

1. PENDAHULUAN

PT. Timah Tbk adalah produsen serta eksportir logam timah yang memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan, hingga pemasaran. Perusahaan yang berdomisili dan memiliki wilayah operasi salah satunya di Provinsi Kepulauan Riau. Endapan bijih timah yang berada di laut Kepulauan Riau dieksploitasi dengan penambangan lepas pantai.

Terdapat banyaknya material undersize akan berpengaruh terhadap recovery bijih timah yang dihasilkan dalam proses pencucian dengan target recovery 95,50%, sehingga perlunya dilakukan optimalisasi jig dengan melakukan kegiatan perubahan pada variabel jig untuk meningkatkan recovery bijih timah pada Kapal Keruk.

Dilakukannya perubahan variabel guna meningkatkan recovery yang kurang optimal, kemudian dilakukan dengan merubah variabel jig panjang pukulan, setelah itu didapatkan hasil recovery setelah dilakukan variabel. Tujuannya adalah untuk menganalisis variabel apa saja yang menyebabkan kurang optimalnya hasil recovery,kemudian mengoptimal kinerja dari jig serta menganalisis pengaruh perubahan variabel terhadap hasil recovery.

2. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Diagram metode penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder pada perusahaan yang dilakukan penelitiannya. Data primer yang diambil yaitu variabel panjang pukulan, ketebalan bed, kecepatan aliran horizontal, dan dokumentasi lapangan. Kemudian data sekunder yang diambil adalah spesifikasi kapal keruk, peta kesampaian daerah, SOP variabel jig, laporan hasil sampling, variabel jumlah pukulan, variabel kebutuhan air jig (underwater), variabel diameter spigot.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data laporan sampling bulan Februari didapatkan data ukuran variabel serta recovery pada Kapal Keruk 19 Bangka 2, dari data tersebut kita dapat mengetahui penyebab dari kurang optimalnya hasil yang didapatkan dari proses pencucian menggunakan jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2.

Data bulan Februari didapatkan recovery 95,60 %, didapatkan hasil recovery pada bulan Februari perusahaan masih mengharapkan peningkatan pada proses pencucian menggunakan

(3)

jig, sehingga perlu melakukan pengaturan beberapa variabel pada jig, dengan tujuan meningkatan recovery yang lebih baik atau secara optimal, tetapi tidak semua variabel di setting atau dilakukan pengaturan ulang, karena hanya ada beberapa variabel yang bermasalah yang perlu dilakukan perubahan variabel dan yang paling sering terjadi gangguan yaitu variabel panjang pukulan. Pada suatu proses pencucian menggunakan jig, variabel sangat berpengaruh besar pada hasil pencucian itu sendiri, dimana variabel yang menentukan seberapa besar yang akan didapatkan dari hasil pencucian tersebut, sebagai berikut :

1. Panjang pukulan

Data berikut adalah data yang didapatkan secara aktual dilapangan setelah dilakukan kegiatan sampling (Tabel 1).

Tabel 1. Variabel panjang pukulan aktual

No Jig Komp. Panjang Pukulan aktual Berdasarkan SOP Keterangan

1 Primer A 10,56 mm Tidak sesuai B 7,81 mm Tidak sesuai C 6,25 mm Tidak sesuai 2 Sekunder A 9,75 mm Sesuai B 8,97 mm Sesuai C 8,28 mm Sesuai 3 Clean Up A 7,13 mm Sesuai B 6,28 mm Sesuai C 6,09 mm Sesuai 4 Tersier A 8,41 mm Sesuai B 7,38 mm Sesuai 2. Jumlah pukulan

Jumlah pukulan pada jig tidak mengalami perubahan atau pergantian gearbox sehingga pada tidak terjadi perubahan pada jumlah pukulan (Tabel 2).

Tabel 2 Variabel jumlah pukulan aktual

No Jig Komp. Jumlah pukulan

1 Primer A 130 kali/menit B 150 kali/menit C 2 Sekunder A 160 kali/menit B 180 kali/menit C 3 Clean Up A 200 kali/menit B C 4 Tersier A 200 kali/menit B

3. Kecepatan aliran horizontal/crossflow

Data kecepatan aliran horizontal didapatkan secara aktual dan disesuaikan dengan SOP, apakah sudah memenuhi syarat pada SOP atau belum (Tabel 3).

(4)

Tabel 3. Variabel kecepatan aliran aktual

No Jig Komp. Kecepatan

Aliran Keterangan Berdasarkan SOP 1 Primer A 0,91 m/detik Sesuai B 0,82 m/detik C 0,75 m/detik 2 Sekunder A 0,68 m/detik B 0,64 m/detik C 0,59 m/detik 3 Clean Up A 0,50 m/detik B 0,48 m/detik C 0,45 m/detik 4 Tersier A 0,49 m/detik B 0,46 m/detik 4. Ketebalan bed

Ketebalan bed pada jig relatif sama dan jarang terjadi perubahan (Tabel 4).

Tabel 4. Variabel ketebalan bed aktual

No Jig Komp. Ketebalan

Bed Keterangan Berdasarkan SOP 1 Primer A 75 mm Sesuai B C 2 Sekunder A B C 3 Clean Up A B C 4 Tersier A B

5. Diameter lubang spigot

Berikut adalah diameter lubang spigot yang umumnya digunakan (Tabel 5).

Tabel 5 Variabel diameter spigot aktual

No Jig Komp. Diameter Spigot

1 Primer A 12 mm B C 2 Sekunder A B C 3 Clean Up A B C 4 Tersier A 11 mm B

(5)

6. Kebutuhan air tambahan (Underwater)

Underwater pada jig tidak mengalami perubahan dari sebelumnya karena tidak adanya permasalahan sehingga hanya disesuaikan dengan SOP (Tabel 6).

Tabel 6. Variabel kebutuhan air tambahan jig aktual

No Jig Komp. Underwater SOP

1 Primer A 250 liter/menit B C 2 Sekunder A 275 liter/menit B C 3 Clean Up A 300 liter/menit B C 4 Tersier A 300 liter/menit B

Berdasarkan SOP target untuk pencucian yaitu dengan recovery 95,50%, dalam usaha pencapaian target kadar dan recovery perlu dilakukannya penentuan pengaturan kepada variabel – variabel jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2. Pada hasil sampling bulan Februari proses pencucian jig mendapat permasalahan pada variabel panjang pukulan dikarenakan didapatkannya keausan alat pada pulsator, sehingga mempengaruhi ukuran variabel panjang pukulan pada jig, dan menyebabkan kurang optimalnya recovery yang didapatkan oleh jig, meskipun hasil recovery pada bulan Februari sudah sesuai atau diatas SOP yaitu 95,60%, namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya bisa meningkat lebih besar 1-2% seperti bulan Juni 2018 didapatkan recovery sebesar 96,27%, maka pada bulan Maret dilakukan kegitan optimalisasi dan perubahan setting variabel agar mendapatkan recovery lebih optimal, dengan acuan adanya keausan alat dan masih dapat dioptimalkan berdasarkan hasil sampling di bulan-bulan sebelumnya.

Pada kegiatan sampling dan pengukuran variabel jig didapatkan ukuran panjang pukulan seperti pada tabel yaitu panjang pukulan sebelum perubahan dan panjang pukulan setelah dilakukan perubahan, berdasarkan perhitungan pada penentuan panjang pukulan perlunya dilakukan perhitungan untuk menyesuaikan antara ukuran bijih timah yang akan dicuci dengan kemampuan menangkap mineral oleh jig pada variabel panjang pukulan, sehingga didapatkan ukuran panjang pukulan yang serasi dengan ukuran bijih timah tersebut (Tabel 7).

Tabel 7 Variabel panjang pukulan sebelum dan setelah perubahan

No Jig Komp. Panjang Pukulan

(Sebelum Perubahan) Panjang Pukulan (Setelah Perubahan) 1 Primer A 10,56 mm 11,91 mm B 7,81 mm 8,97 mm C 6,25 mm 7,28 mm 2 Sekunder A 9,75 mm 9,81 mm B 8,97 mm 9,03 mm C 8,28 mm 8,38 mm 3 Clean Up A 7,13 mm 9,25 mm B 6,28 mm 8,13 mm

(6)

No Jig Komp. Panjang Pukulan (Sebelum Perubahan) Panjang Pukulan (Setelah Perubahan) C 6,09 mm 6,56 mm 4 Tersier A 8,41 mm 9,66 mm B 7,38 mm 8,03 mm

Berikut ini adalah bentuk grafik dari variabel panjang pukulan jig sebelum dilakukan perubahan dan setelah dilakukan perubahan:

1. Jig Primer

Berikut adalah perubahan ukuran panjang pukulan pada jig primer (Gambar 2).

Gambar 2 Grafik perubahan ukuran variabel panjang pukulan jig primer 2. Jig Sekunder

Berikut adalah perubahan ukuran panjang pukulan pada jig sekunder (Gambar 3).

Gambar 3 Grafik perubahan ukuran variabel panjang pukulan jig sekunder 3. Jig Clean Up

(7)

Gambar 4 Grafik perubahan ukuran variabel panjang pukulan jig clean up 4. Jig Tersier

Berikut adalah perubahan ukuran panjang pukulan pada jig tersier (Gambar 5).

Gambar 5 Grafik perubahan ukuran variabel panjang pukulan jig tersier

Untuk menentukan panjang pukulan yang sesuai dan dibutuhkan oleh alat jig menggunakan rumus-rumus tersedia, berikut tabel ketetapan kecepatan pengendapan partikel PT.Timah, 2012 (Tabel 8), kemudian menghitung cycle perunit jig, setelah didapatkan cycle dilakukan perhitungan panjang pukulan (slagh) efektif, lalu tahap terakhir adalah dengan perhitungan panjang pukulan diukur.

1. Ketetapan kecepatan pengendapan partikel

Tabel 8 Ketetapan kecepatan pengendapan partikel PT. Timah Tbk

Butiran kecepatan (V) mm/dtk Mesh mm 20 # 0.850 59.29 50 # 0.300 35.22 70 # 0.212 29.61 100 # 0.150 24.91 140 # 0.106 20.94

(8)

2. Cycle perunit jig

1 Cycle = ... (1) Keterangan :

Cycle = siklus perunit jig (mm/putaran)

 V ... = Kecepatan pengendapan partikel (mm/detik)

 Rpm ... = Rotary per minute (Putaran per menit)

3. Panjang pukulan efektif (PPE)

PPE = 0.5 x Cycle ... (2) Keterangan :

 PPE = panjang pukulan efektif (mm) 4. Panjang pukulan diukur (PPD)

PPD = ... (3) Keterangan :

 PPD ... = Panjang pukulan diukur (mm)

 Luas permukaan jig per kompartemen/cell (m2)

 Luas torak = luas diameter membran (m2)

Berdasaran perhitungan didapatkan adanya peningkatan recovery setelah dilakukan perubahan variabel panjang pukulan, sebagai berikut (Gambar 6) :

Gambar 6 Grafik pengaruh variabel jig panjang pukulan terhadap peningkatan recovery

Recovery yang dihasilkan oleh jig setelah dilakukan perubahan variabel panjang pukulan untuk menyesuaikan kembali dengan SOP berdasarkan perhitungan penentuan panjang pukulan jig yang sesuai dengan ukuran fraksi timah yang banyak didapatkan pada analisis mikroskop dengan dilakukanya perubahan variabel panjang pukulan tersebut recovery mengalami peningkatan dari 95,60 % menjadi 96,98 %, sedangkan variabel jumlah pukulan, diameter lubang spigot, underwater, ketebalan bed, dan kecepatan aliran horizontal (crossflow) telah sesuai SOP atau tidak didapatkannya permasalahan pada variabel – variabel tersebut sehingga tidak perlu dilakukan perubahan, hanya saja harus dilakukan pengawasan serta perawatan yang lebih baik dan rutin demi mengurangi permasalahan pada alat serta proses pencucian yang dapat mengganggu hasil dari proses pencucian menggunakan jig.

(9)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya pada bab – bab di atas, penulis dapat menyimpulkan: 1. Variabel jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2 dilakukan perubahan pada panjang pukulan menjadi lebih besar dari sebelumnya (1 – 2 mm), dengan tujuan menyesuaikan ukuran fraksi diameter timah yang akan dilakukan pencucian (#50 - #70), sehingga meningkatnya recovery sesuai dengan SOP perusahaan.

2. Peningkatan dilakukan karena hasil recovery pada saat sebelum perubahan sudah memenuhi syarat target SOP (95,50%) yaitu 95,60%, namun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya masih dapat ditingkatkan menjadi lebih optimal sehingga dilakukan perubahan variabel panjang pukulan dikarenakan adanya keausan alat, dimana pada saat sebelum dilakukan perubahan ukuran panjang pukulan rata-rata sekitar 1-2 mm dibawah atau lebih rendah dibandingkan dengan ukuran panjang pukulan setelah perubahan.

3. Pengaruh hasil recovery setelah dilakukannya perubahan ukuran variabel panjang pukulan menjadi 96,98% dari 95,60%. Tujuan utama perubahan variabel panjang pukulan adalah mengoptimalkan hasil pencucian menjadi lebih baik dan meningkat dari 0,10% menjadi 1,48% diatas target SOP.

5. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Perlu dilakukannya setting variabel panjang pukulan yang dapat menyesuaikan ukuran fraksi selain #50 dan #70, sehingga timah yang berukuran #20 dan #100 tidak ikut terbuang sebagai tailing.

2. Perlunya perawatan dan pengawasan yang lebih intensif pada alat – alat jig tersebut khususnya pada pulsator yang telah mengalami keausan sehingga menyebabkan ukuran variabel panjang pukulan berubah dengan sendirinya.

3. Memperkecil keausan alat, dan kesalahan teknis lainnya yang menyebabkan kurang optimalnya hasil dari proses pencucian menggunakan jig tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan, khususnya pada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral, Institut

Teknologi Nasional Yogyakarta.

3. Bapak Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. 4. Bapak Ir. Partama Misdiyanta, M.T., selaku Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Shilvyanora Aprilia Rande, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II.

6. Serta Orang Tua, Keluarga, Sahabat dan Pihak Perusahaan PT.Timah, Tbk, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Sehingga untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan pada penulisan berikutnya.

Gambar

Gambar 1. Diagram metode penelitian
Tabel 2 Variabel jumlah pukulan aktual
Tabel 3. Variabel kecepatan aliran aktual
Tabel 7 Variabel panjang pukulan sebelum dan setelah perubahan
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

b Bagi Kantor Pajak Pratama Salatiga, hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan masukan kepada Kantor Pajak Pratama Salatiga untuk mengetahui tingkat

Menurut Aaker (1991), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau

Tahap Kegiatan Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat (1) (2) (3) (4) Pendahuluan Review tentang materi kuliah sebelumnya Memberikan pertanyaan

Warung kopi di Aceh menjadi magnet yang sangat efektif di dalam menarik minat masyarakat Aceh untuk menggunakan tempat tersebut untuk melakukan banyak kegiatan, baik

Pembangunan Waduk ini menimbulkan beberapa masalah seperti perubahan fungsi lahan pertanian, yang mengakibatkan peralihan profesi warga yang semula petani menjadi profesi

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek sujud ketika sholat, indikator yang digunakan adalah kaki ditekuk, lutut diletakkan pada alas sholat, permukaan telapak tangan