119
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPS
PADA SISWA KELAS VI MELALUI METODE
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL)
Mahfud
SDN Pinggir Papas 1 Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep
ABSTRACT
The role of the teacher in teaching social studies is closely linked to a way to enable students to learn, especially in the process of development of abilities and skills. To reduce the verbal nature of the student and denied understanding concepts contained in the material contained in the elementary social studies, teachers are expected to have the ability to develop an interactive model in learning social studies and identify sources of learning. One of the interactive model that can be applied to teachers one of which is a model of contextual learning or Contextual Teaching and Learning (CTL). Contextual Pembelajarn is a process that aims to help students understand the subject matter they are learning by linking the principal subject matter with its application in everyday life. From the results of the action research that has been done in two cycles of VIA-grade students at SDN 1 Edge Papas District of Kalianget Sumenep, and based on all the discussion of the results of the analysis that has been done, it can be concluded that the optimization of IPS Learning in Class VIA through Contextual Method teaching and learning (CTL) can improve students' ability to understand social studies learning materials, and therefore contributes to the improvement of student achievement, as well as students become active and interested in following pembelajaranyang process carried out by the teacher in the classroom.
Keywords: optimization of learning social studies, CTL model
ABSTRAK
Peranan guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan kemampuan dan keterampilan.Untuk mengurangi sifat verbalisme siswa dan membantah pemahaman konsep yang terdapat dalam materi IPS yang terdapat di SD, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan model interaktif dalam pembelajaran IPS serta mengidentifikasi sumber-sumber pelajaran. Salah satu model interaktif yang bisa diterapkan guru salah satunya adalah model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajarn kontekstual merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Dari hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam dua siklus terhadap siswa kelas VIA di SDN Pinggir Papas 1 Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep, dan berdasarkan seluruh pembahasan dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwaOptimalisasi Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VIAmelalui Metode Contextual Teaching And Learning(CTL) dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami materi pembelajaran IPS, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, serta siswa menjadi aktif dan tertarik mengikuti proses pembelajaranyang dilaksanakan oleh guru di kelas.
120
Mahfud, Optimalisasi Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VI Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL)
PENDAHULUAN
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkana suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Ningrum, 2010). Proses pendidikan dapat terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-komponen pendidikan, terutama antara pendidik dan peserta didik. Interaksi ini dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan melalui berbagai macam metode dan alat untuk membantu berpindahnya ilmu dari pendidik ke peserta didik.
Banyak terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk merealisasikan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan implementasi pembelajaran tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyjikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran untuk diterapkan di dalam kelas.
IPS merupakan Ilmu Pengetahuan Sosial yang berhubungan antara manusia dan lingkungannya. Hal itu didasarakan pada kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara (Suradisastra, dkk, 2002). Pendidikan IPS untuk dunia persekolahan khususnya sekolah dasar pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasikan untuk tujuan pendidikan. Peranan guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan kemampuan dan keterampilan. Menurut Balen (dalam Winataputra, 2007) pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar yang interaktif antara guru dan siswa.
Untuk mengurangi sifat verbalisme siswa dan membantah pemahaman konsep yang terdapat dalam materi IPS yang terdapat di SD, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan model interaktif dalam pembelajaran IPS serta mengidentifikasi sumber-sumber pelajaran.Salah satu model interktif yang bisa diterapkan guru salah satunya adalah model pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning(CTL). Pembelajarn kontekstual merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Supinah dalam Djafar, 2010:44). Melalui pendekatan kontekstual memungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasi pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di
121
dalam ataupun di luar kelas untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun berkelompok.
Berkaitan dengan pembelajaran IPS di kelasVIA, proses pembelajaran masih banyak menghadapi kendala, hasil belajar yang diperoleh siswa masih belum optimal serta tidak sesuai dengan yang diharapkan.Hal ini bisa dilihat dari nilai ujian ataupun kemampuan siswa dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Nilai ulangan harian siswa pada materi mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga hanya mampu mencapai nilai tertinggi 70 dengan ketuntasan belajar sekitar 30% dari 37 siswa dengan nilai KKM 65.Dari hasil identifikasi, penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah proses penyampaian informasi hanya sebatas pengetahuan, siswa tidak belajar pada taraf pemahaman.Selain itu, proses pembelajaran berlangsung monoton, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh mengikuti pembelajaran yang diceramahkan oleh guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti selaku guru di kelas VIAmencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata, sehingga memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan siswa sehari-hari dalam peran mereka sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga Negara. Metode pembelajaran yang dimaksud yaitumetode pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL) .Melalui metode pembelajaran kontekstual diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada materi “Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga”di kelas VIA semester II.
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Bagaimanamengoptimalkan pembelajaran IPS melaluipembelajarankontekstualpada materimendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga di kelas VIA SDN Pinggir Papas 1?Sesuai rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari IPS melalui pengoptimalan metode pembelajaran kontekstual (CTL) pada materiMendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga di kelas VIA.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Penelitiandilaksanakan di SDN Pinggir Papas 1Kecamatan KaliangetKabupaten Sumenep dengan subjek penelitian siswa kelas VIA tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 37 orang.Model PTK yang digunakan adalah model Kemmis Taggart yang berbentuk spiral yang setiap siklusnya melewati tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dengan guru sebagai peneliti.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan tes prestasi belajar. Instrument dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sosal-soal tes formatif, lembar kegiatan siswa dengan kelompok, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
122
Mahfud, Optimalisasi Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VI Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL)
Untuk mengetahui optimalisasi pembelajaran IPS melalui pembelajaran kontekstual di kelas VIA, maka pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Sedangkan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran kontekstual, maka diakhir kegiatan siswa diberi soal-soal tes formatif berupa 10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian. Untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa, peneliti tentukan dengan mencari nilai rata-rata siswa dengan KKM 65, dan untuk mengetahui keberhasilan belajar secara klasikalmaka dikelola dengan rumus persentase:
% 100 sec % x n keseluruha siswa Jumlah individu ara tuntas yang siswa Jumlah Ketuntasan 
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dan dilakukan pada bulan April 2014.
Adapun prosedur penelitian dalam setiap siklus adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan, meliputi:
a. Menyusun skenario pembelajaran, alat penilaian, dan lembar kerja siswa. b. Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.
b. Melaksanakan pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui optimalisasi pembelajaran IPS di kelas. c. Melaksanakan penilaian dengan tes individu di akhir proses pembelajaran. 3. Pengumpulan Data, dengan menggunakan instrument berupa:
a. Lembar pengamatan aktvitas guru dan siswa. b. Lembar kerja siswa
c. Lembar soal-soal tes aakhir. 4. Refleksi
Menganalisis hasil-hasil penelitian dan mesdiskusikannya dengan teman sejawat terhadap aspek-aspek yang kurang untuk menentukan perbaikan pada pembelajaran siklus selanjutnya, juga dalam menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama dua siklus.
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat skenario pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan langkah-langkah metode kontekstual (CTL) agar pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi siswa.
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Membuat lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa untuk memantau proses pembelajaran kontekstual.
d. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
123 2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas VIAdengan guru sebagai peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP, yaitu sebagai berikut.
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran.
2) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, karena jumlah siswa 37 orang maka tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.
3) Guru membagi lembar kerja yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa untuk menemukan informasi dalam kegiatan pengamatan.
b. Inti
1) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan pengamatan di luar kelas sesuai dengan materi tugas yang ada di LKS.
2) Siswa mencatat hal-hal yang ditemukan dalam kegiatan pengamatan. 3) Setelah kembali ke dalam kelas, siswa mendiskusikan hasil temuan
sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
4) Siswa melakukan diskusi kelas melalui kegiatan presentasi tiap kelompok di depan kelas.
5) Melaksanakan tanya jawab antar kelompok dari kegiatan presentasi. c. Penutup
1) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru dan siswa bersama-sama mengadakan refleksi dengan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pengalaman belajar mereka. 3) Siswa mengerjakan soal-soal tes individu untuk memperoleh data
peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pula pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk mengetahui optimalisasi pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran kontekstual. Adapun data hasil penelitian selama proses pembelajaran pada siklus I maupun siklus II disajikan pada tabel-tabel berikut.
Tabel 1. Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Kontekstual
Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Menarik minat dan perhatian siswa Cukup Sangat baik Mengkomunikasikan tujuan dan manfaat pembelajaran Baik Sangat Baik Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar Cukup Baik kemampuan mengkondisikan kelas pada waktu pembagian
kelompok dan diskusi kelas
Cukup Sangat Baik Kemampuan mengajukan dan menjawab pertanyaan dari atau
untuk siswa
Cukup Sangat Baik Mampu memberikan bimbingan dan arahan yang merata pada
seluruh kelompok atau siswa
Cukup Baik Kemampuan menyimpulkan dan menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari
Cukup Baik Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran kontekstual
Cukup Sangat Baik Pengaturan alokasi waktu dengan tepat Cukup Baik Mengadakan penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran Baik Sangat baik Memberikan penghargaan terhadap kelompok atau individu yang
terbaik
124
Mahfud, Optimalisasi Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VI Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL)
Dari tabel pengamatan aktivitas guru di atas dapat diketahui jumlah kriteria dari setiap aspek yang diamati, yaitu pada siklus I kriteria yang paling banyak adalah “cukup” sebanyak 8 item, dan “baik” sebanyak 3 item. Sedangkan pada siklus II kriteria yang muncul adalah “sangat baik” sebanyak 6 item, dan “baik” sebanyak 5 item. Dari perolehan tersebut dapat dianalisis banwa pada siklus I kemampuan guru masih cukup dalam melaksanakan proses pembelajaran kontekstual di kelas, akan tetapi pada siklus II kemampuan guru sudah “sangat baik”. Artinya, guru sudah mampu dengan sangat baik dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual pada pembelajaran IPS di kelas VIA.
Tabel 2. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Kontekstual
Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Siswa memperhatikan penjelasan dan arahan dari guru dengan baik
Cukup Sangat Baik Siswa mampu menjawab dan mengajukan pertanyaan
dengan percaya diri
Cukup Sangat Baik Dapat bekerjasama dengan kelompok dengan rasa
toleransi
Cukup Baik Melaksanakan tugas pengamatan dengan rasa tanggung
jawab dan disiplin
Cukup Sangat Baik Berani mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas
untuk ditanggapi kelompok lain.
Cukup Sangat Baik Melaksanakan tugas yang ada di LKS sesuai alokasi waktu
yang ditentukan
Cukup Baik Mampu mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari.
Cukup Baik Melaksanakan tes individu dengan baik dan teliti Baik Sangat Baik
Dari tabel pengamatan aktivitas belajar siswa di atas dapat diketahui jumlah kriteria dari setiap aspek yang diamati, yaitu pada siklus I aspek yang paling banyak adalah kriteria Cukup sebanyak 7 item, dan Baik hanya 1 item. Pada siklus I ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih dikatakan cukup aktif, hal ini perlu diperbaiki dan ditingkatkan melaui proses pembelajaran siklus II. Setelah pembelajaran siklus II, diperoleh hasil yang meningkat dengan signifikan, aspek yang paling banyak muncul adalah kriteria A sejumlah 5 item, dan B sebanyak 3 item. Dari perolehan tersebut dapat dianalisis banwa pada siklus II siswa sudah dikatakan aktif dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model kontekstual dengan sangat baik.
Sedangkan untuk data hasil belajar siswa baik selama melakukan tugas kelompok maupun tes individu, dapat diliha pada tabel berikut.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa
Uraian Hasil Siklus I Hasil Siklus II
Nilai rata-rata LKS 70 90
Nilai rata-rata tes formatif 63,8 76,4 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20 30 Persentase ketuntasan belajar 54% 81%
Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kontekstual (CTL) pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelompok dari hasil tugas LKS adalah 70 dan nilai rata-rata tes formatif
125
adalah 63,8 dengan ketuntasan belajar 54% secara keseluruhan mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata kelompok menjadi 90 dan nilai rata-rata tes formatif adalah 76,4 dengan ketuntasan belajar 81%. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan metode kontekstual (CTL) dapat diterapkan secara optimal oleh guru sehingga siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang secara tidak langsung telah mempengaruhi pencapaian hasil belajar yang optimal pula.
3. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran kontekstual. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Selama proses belajar mengajar, guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik sesuai prosedur pelaksanaan pembelajaran kontekstual, meskipun ada beberapa aspek yang masih butuh perbaikan.
b. Aktivitas belajar siswa juga sudah sangat baik, dan siswa sangat aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual yang ada dalam lembar kerja. c. Hasil belajar siswa baik secara kelompok maupun individu sudah dapat
ditingkatkan dan dapat mencapai ketuntasan maksimal di atas 70%.
Pembahasan
1. Optimalisasi Pembelajaran Kontekstual (CTL) oleh Guru
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik. Terlihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru, aspek penilaian yang paling banyak yaitu dengan kriteria A (sangat baik) dan B (baik). Pembelajaran berlangsung dengan sangat baik sesuai skenario pembelajarn yang disusun oleh guru dengan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Aktivitas Siswa Mengikuti Pembelajaran Kontekstual
Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran juga sangat baik dan aktif. Siswa sangat aktif dalam menemukan informasi dari tugas yang diberikan guru, aktif dalam berinteraksi baik dengan teman dalam kelompoknya maupun dengan siswa lainnya. Siswa sangat percaya diri pada saat menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru maupun pertanyaan dari siswa, serta bernai menyampiakan hasil temuannya pada saat presentasi di kelas. Dengan ini diharapkan siswa mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari serta dapat menyelesaikan maslah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Dari hasi analisis terhadap hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa kemampuan siswa memahami materi yang disampaikan guru, dalam hal ini pada pembelajaran IPS dengan materiMendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga mengalami peningkatan yang optimal dan maksimal melalui penerapan metode pembelajaran kontektual (CTL). Terlihat dari ketuntasan belajar siswa yamg mengalami peningkatan dari siklus I samapai siklus II yaitu dari 54% menjadi 81%.
126
Mahfud, Optimalisasi Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VI Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL)
KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasilnya bahwaOptimalisasi Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VIA melalui Metode Contextual Teaching And Learning(CTL) dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami materi pembelajaran IPS dengan pokok bahasanMendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga di SDN Pinggir Papas 1 Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep, sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat, dan siswa menjadi aktif dan tertarik mengikuti proses pembelajaranyang dilaksanakan oleh guru di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya.Yogyakarta:Gava Media.
Djafar, Masykur Ali. 2010. Pendekatan Kontekstual Dan Realistik Dalam Pengajaran Matematika. Jakarta:Ghina Walafafa.
Djojo Suradisastra, Helius Syamsuddin, H.Lili M.Sadeli, M. Hasan (2002). Pendidikan IPS IV. Program D2 PGSD UNESA – Madura.
Ningrum, Herdiana Prasetya. 2010.Panduan Pendidik: Menjadi Guru Teladan. Jakarta: Ghina Walawafa.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Winataputra, Udin S. dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta Universitas Terbuka.