Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PENGARUH KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP SEMANGAT
KERJA KARYAWAN PADA
PT. PANGANSARI UTAMA MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
SISKA MALISA NASUTION 070521047
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
ABSTRAK
Siska Malisa Nasution (2009), Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan. Ketua Departmen Manajemen ; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Pembimbing ; Ibu Lucy Anna MS, Dosen Penguji I Ibu Dra.Yulinda; Dosen Penguji II Dr. Elishabeth Siahaan SE Mec.
Perusahaan harus menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam kebutuhan yang semakin lama semakin bertambah, untuk itu perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya baik berupa materil maupun inmaterial, hal ini akan meningkatkan semangat kerja karyawan. Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan, tingkat produktivitas akan tinggi jika semangat kerja karyawan sebagai pelaksana pekerja tinggi dan sebaliknya tingkat produktivitas perusahaan akan rendah jika semangat kerja karyawan sebagai pelaksana pekerja rendah. Semangat kerja karyawan tergantung dari dalam diri karyawan itu sendiri, namun demikian pihak perusahaan juga perlu melakukan usaha– usaha untuk memotivasi karyawannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan sebagai pendorong peningkatan semangat kerja karyawan dengan memberikan kesejahteraan yang memadai.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah kesejahteraan karyawan yang diberikan PT. Pangansari Utama Medan berpengaruh terhadap semagat kerja karyawan pada PT. Pangansari Utama Medan?
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, bahwa program kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan PT. Pangansari Utama Medan. Hal ini berarti bahwa program kesejahteraan karyawan dapat meningkatkan semangat kerja PT. Pangansari Utama Medan. Program kesejahteraan karyawan yaitu kesejahteraan langsung dan kesejahteraan tidak langsung memberikan pengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan. Berdasarkan nilai koefisien regresi diketahui bahwa semua variabel program kesejahteraan karyawan berpengaruh positif, yang berarti semua variabel program kesejahteraan karyawan berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja karyawan PT. Pangansari Utama Medan. Program kesejahteraan karyawan yang paling dominan mempengaruhi semangat kerja karyawan di PT. Pangansari Utama Medan adalah fasilitas kesejahteraan tidak langsung.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat, kesehatan, kesabaran,
keselamatan, kesempatan dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan tepat waktu. Shalawat beriring salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan
di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi. Skripsi ini berjudul ”PENGARUH KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. PANGANSARI UTAMA MEDAN”.
Proses penulisan skripsi ini dapat terlaksana dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala dukungan,
semangat, pemikiran tenaga dan waktu, materi, dan juga do’a, diantaranya kepada :
1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi, selaku ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Seketaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lucy Anna MS, selaku Dosen Wali dan Pembimbing Akademik
5. Ibu Dra. Lucy Anna MS selaku dosen pembimbing, Ibu Dra. Yulinda Msi. selaku
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengoreksi penulisan skripsi
monor ini.
6. kak Fina, kak Dani dan bang Jum selaku pegawai Manajemen USU yang telah membantu
kelancaran prosedur kelulusan dan dukungan serta pertemanan yang baik.
7. Seluruh staf pengajar (Dosen) dan Staf pegawai / administrasi FE USU yang telah
membina dan mendidik penulis selama mengikuti perkuliahan.
8. Bapak Pimpinan, Staff dan seluruh Karyawan PT. Pangansari Utama Medan yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan dan bantuan selama penulis
mengadakan riset.
9. Papa dan Mama tersayang, terima kasih atas limpahan kasih sayang dan cinta yang tulus ,
do’a, materi, dorongan mengejar cita – cita, semangat, pengorbanan yang tak ternilai
harganya dan bimbingan hidup dan kepada kakak dan adikku yang sangat saya sayangi,
juga Alm. Abangku tersayang, yang senantiasa selalu ada di hatiku dan akan selalu hidup
dalam hatiku untuk selamanya, kalian semua adalah harta paling berharga dan anugrah
terindah dari ALLAH SWT.
10.Buat sahabatku, Dini yang saat kebersamanya melakukan dan mengurus kegiatan
perkuliahan, memberi semangat dan dorongan juga pertmanan yang tulus. (semoga
persahabatan kita akan tetap terus terjalin dengan indah sampai di akhirat, Cayo..Cayo) Nita Nila Twins, Usnah, Fitri, Rere, Tasya, Ike, Erna, Firman, bima, Hesti, kak Sarah,
Anum, Kiki, dan Nanda yang telah memberikan semangat, dorongan. Do’a serta
bantuannya dan ada saat penulis butuhkan. Terima kasih atas perhatiannya, canda tawa
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
11.Buat teman – teman di stambuk 07, dan temen – temen ekstensi lainnya yang tidak
cukup penulis sebutkan satu persatu, thanks 4 the sweet memories, funny joke dan abang abang senior yang menambah semangat tuk datang kuliah, i’ll never forget u all....
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat, hidayah, kesehatan dan rezekinya kepada kita selalu dan menjadikan kita termasuk
dalam barisan hamba – hambanya yang pandai bersyukur, serta segala jasa dan budi baik dari
semua pihak, kiranya Allah SWT yang akan membalasnya, Amin ya Rabbal Alamin.
Medan, 17 Juni 2009 Penulis
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i KATA
PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI v
D. Hubungan Program Kesejahteraan dengan Semangat kerja karyawan ... 27
BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29
A. Sejarah Berdirinya PT Pangansari Utama Medan ... 29
B. Visi dan Misi ... 29
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Organisasi... 31
E. Kegiatan Perusahaan... 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pengujian Hipotesis ... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Absensi karyawan PT. Pangansari Utama periode januari – desember 2007
Tabel 1.2 Absensi karyawan PT. Pangansari Utama periode januari – desember 2008
Tabel 1.3. PT. Pangansari Utama Medan Master Budget Periode
31 Desember 2006 (Dalam Rupiah)
Tabel 1.4 Operasional Variabel
Tabel 1.5 Persebaran Karyawan Tetap PT. Pangansari Utama Medan
Tabel 1.9 Persebaran Sampel
Tabel 4.1. Uji Validitas
Tabel 4.2. Validitas Instrumen
Tabel 4.3. Reliability Statistik
Tabel 4.4. Pernyataan responden terhadap upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka
Tabel 4.5. Pernyataan responden terhadap Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan
membuat mereka ingin tetap bertahan di perusahaan
Tabel 4.6. Pernyataan responden terhadap bonus yang diberikan perusahaan sesuai dengan
hasil kerja mereka
Tabel 4.7. Pernyataan responden terhadap karyawan yang memiliki prestasi melebihi
standar diberikan insentif lebih
Tabel 4.8. Pernyataan responden terhadap pemberian tunjangan hari raya oleh perusahaan
memacu mereka untuk lebih semangat dalam bekerja
Tabel 4.9. Pernyataan responden terhadap Tunjangan hari raya yang diberikan perusahaan
memuaskan mereka
Tabel 4.10. Pernyataan responden terhadap pembayaran premi asuransi oleh perusahaan
membuat mereka lebih semangat bekerja
Tabel 4.11. Pernyataan responden terhadap pembayaran premi asuransi oleh perusahaan
memuaskan mereka
Tabel 4.12. Pernyataan responden terhadap pemberian tunjangan kesehatan oleh perusahaan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Tabel 4.13. Pernyataan responden terhadap Tunjangan kesehatan yang diberikan perusahaan
memuaskan
Tabel 4.14. Pernyataan responden terhadap tunjangan hari tua yang diberikan perusahaan
membuat mereka semangat bekerja
Tabel 4.15. Pernyataan responden terhadap tunjangan hari tua yang diberikan perusahaan
kepada mereka memuaskan
Tabel 4.16. Pernyataan responden bahwa perusahaan sangat peduli terhadap produktifitas
mereka
Tabel 4.17. Pernyataan responden bahwa produktifitas mereka mencerminkan semangat
kerja mereka
Tabel 4.18. Pernyataan responden bahwa tingkat kehadiran mencerminkan semangat kerja
Tabel 4.19. Pernyataan responden bahwa karyawan yang baik adalah karyawan yang selalu
berusaha untuk tidak absent di perusahaan
Tabel 4.20. Pernyataan responden bahwa keinginan untuk keluar dari perusahaan
menyebabkan semangat kerja menurun
Tabel 4.21. Pernyataan responden bahwa mereka merasa betah bekerja di perusahaan ini
Tabel 4.22. Pernyataan responden bahwa kesalahan dalam pekerjaan terjadi karena
semangat kerja yang menurun
Tabel 4.23. Pernyataan responden bahwa karyawan yang bekerja sebaik mungkin akan
terhindar dari kecelakaan kerja
Tabel 4.24. Pernyataan responden bahwa kegelisahan dalam bekerja membuat semangat
kerja menurun
Tabel 4.25. Pernyataan responden bahwa lingkungan kerja mereka nyaman
Tabel 4.26. Pernyataan responden bahwa didengarkan atau tidak didengarkannya tuntutan
mereka akan mempengaruhi semangat mereka dalam bekerja
Tabel 4.27. Pernyataan responden bahwa perusahaan selalu mendengarkan tuntutan mereka
Tabel 4.28. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.29. Uji heterokedastisitas
Tabel 4.30. Hasil Uji Serempak
Tabel 4.31. Hasil Uji Parsial
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka konseptual
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perusahaan harus menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam
kebutuhan yang semakin lama semakin bertambah, untuk itu perusahaan harus memperhatikan
kesejahteraan karyawannya baik berupa materil maupun inmaterial, hal ini akan meningkatkan
semangat kerja karyawan. Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan,
tingkat produktivitas akan tinggi jika semangat kerja karyawan sebagai pelaksana pekerja tinggi
dan sebaliknya tingkat produktivitas perusahaan akan rendah jika semangat kerja karyawan
sebagai pelaksana pekerja rendah. Semangat kerja karyawan tergantung dari dalam diri karyawan
itu sendiri, namun demikian pihak perusahaan juga perlu melakukan usaha– usaha untuk
memotivasi karyawannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Upaya
yang dapat dilakukan perusahaan sebagai pendorong peningkatan semangat kerja karyawan
dengan memberikan kesejahteraan yang memadai.
PT. Pangansari Utama Medan adalah salah satu perusahaan jasa yang melaksanakan
program kesejahteraan karyawan dalam meningkatkan semangat kerja karyawan. Kompensasi
yang diberikan ada 2 macam yaitu:
1. Kesejahteraan Langsung
Kesejahteraan langsung terdiri dari gaji atau upah, insentif atau bonus
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Kesejahteraan tidak langsung terdiri dari dana pensiun, uang duka kematian, tunjangan
hari raya, pakaian dinas dan asuransi kesehatan.
Kesejahteraan bagi karyawan harus terpenuhi, dengan demikian akan berpengaruh pada
peningkatan semangat kerja karyawan dan produktivitas perusahaan. Kebutuhan untuk
meningkatkan semangat tidak akan pernah berakhir, adanya kompetisi global selalu ada sehingga
perusahaan perlu meningkatkan semangat karyawan untuk mencapai produktivitas yang tinggi
dengan sumber daya manusia dan faktor – faktor produksi yang dimiliki.
Kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa baik
materil dan non materil yang diharapkan dapat memacu meningkatkan semangat kerja dari
karyawan, kesejahteraan yang diberikan hendaknya bermanfaat dan mendorong tercapainya
tujuan perusahaan karena pemberian kesejahteraan dapat memotivasi gairah kerja, disiplin dan
produktivitas karyawan, hal ini membantu lancarnya pelaksaaan pekerjaan untuk tercapainya
tujuan perusahaan.
Aspek semangat kerja yang akan diteliti pada karyawan PT. Pangansari Utama adalah :
1. Tingkat absensi karyawan
2. Produktivitas kerja
3. Labour turn over
4. Tingkat kerusakan
5. Kegelisahan dalam bekerja
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Tingkat absensi karyawan PT. Pangansari Utama Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Absensi karyawan PT Pangansari Utama Medan periode Januari - Desember 2007
Bulan Jumlah
Sumber: Data internal perusahaan, Diolah (2009).
Tabel 1.2
Absensi karyawan PT Pangansari Utama Medan periode Januari – Agustus 2008
Bulan Jumlah Karyawan
Alasan Absen Jumlah
Sakit % Izin % Lain %
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 menunjukkan variasi tingkat ketidakhadiran karyawan PT
Pangansari Utama Medan. Menurut Edwin B. Fillipo dalam jurnal Eddy Madiono Sutanto
(2000:4), di negara yang padat penduduknya, jumlah ketidakhadiran yang normal adalah tiga
persen. Hal ini dibenarkan oleh pemilik perusahaan bahwa tingkat ketidak hadiran pada
perusahaannya cukup. Dengan memberikan kesejahteraan lebih baik pada karyawan, akan
meningkatkan semangat karyawan.
Dengan memberikan kesejahteraan pada karyawan, maka akan meningkatkan semangat
karyawan. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.3 laporan keuangan PT. Pangansari Utama yang
semakin meningkatkan produktivitas perusahaannya.
TABEL. 1.3
PT. PANGANSARI UTAMA MEDAN MASTER BUDGET
PERIODE 31 DESEMBER 2006 ( Dalam Rupiah)
Biaya Gaji Dan Upah
Biaya Pengobatan
Biaya Makan Karyawan
Biaya Pesangon / THR
Biaya Astek / Askes
Biaya Pegawai Lain – Lain
Alat Tulis, Cetakan & Fhoto
Copy
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Telephone Dan Telex
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama
Biaya Sewa Kantor / Mess
Pos – Pos anggaran Biaya Pemeliharaan Gedung
Biaya Entertaiment
Biaya Sumbangan Dan Iuran
Biaya Bahan Bakar
Biaya Pemeliharaan Kenderaan
Biaya Tol Dan Parkir
Biaya Pajak Kenderaan
Biaya Kenderaan Lainnya
Biaya Asuransi Kenderaan
Biaya Penyusutan Mesin Mesin
Peny.Inventory.Kantor Gol II
Biaya Post & Kirim Dokumen
Biaya Pemeliharan Alat Kantor
Biaya Administrasi Bank
Sumber : Laporan Keuangan PT. Pangansari Utama Medan (Tahun 2006)
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2003 : 126), produktivitas adalah perbandingan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya
peningkatan kerja karyawan
Berdasarkan latar belakang masalah , penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. Pangansari
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
B. Perumusan Masalah.
Adapun masalah yang menjadi dasar dari judul penelitian penulis adalah : “ Apakah
kesejahteraan karyawan (X) yang diberikan PT. Pangansari Utama Medan berpengaruh terhadap
semagat kerja (Y) karyawan pada PT. Pangansari Utama Medan?”.
C. Kerangka Konseptual.
Semangat kerja karyawan akan menentukan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena
itu perusahaan berusaha untuk menjaga dan meningkatkan semangat kerja karyawan, sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Salah satu cara untuk meningkatkan
semangat kerja karyawan adalah dengan pelaksanaan program kesejahteraan karyawan. Hasil
penelitian Aldi (2008) menunjukkan bahwa program kesejahteraan karyawan berperan dalam
meningkatkan semangat kerja karyawan.
Menurut Saydam (2002: 234), bentuk dan jenis kesejahteraan yang dapat diberikan
kepada karyawan adalah: gaji, upah, tunjangan, dan insentif atau bonus. Selain program
kesejahteraan berupa uang, dapat pula diberikan berupa tunjangan. Tunjangan ini dapat berupa:
tunjangan keluarga, tunjangan pembangunan dan sebagainya, yang kesemuanya dapat
menambah penghasilan karyawan. Menurut Ishak (2003:202), berdasarkan bentuk kesejahteraan
tersebut, secara garis besar, kompensasi terdiri dari dua jenis:
1. Kesejahteraan Langsung
Kesejahteraan langsung adalah penghargaan yang berupa gaji, upah yang dibayar secara tetap
berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan Insentif Adalah penghargaan yang diberikan
untuk memotivasi karyawan agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap dan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
2. Kesejahteraan Tidak Langsung
Kesejahteraan tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/ manfaat lainnya bagi para
pekerja diluar gaji/ upah dan bonus yang dapat berupa berupa barang dan tunjangan.
Hasibuan (2001:105) mengatakan semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja
yang maksimal. Indikasi turunnya semangat kerja dapat diketahui dari:
1) Rendahnya produktivitas kerja
2) Tingkat absensi yang tinggi
3) Labour turn over/tingkat perputaran karyawan yang tinggi
4) Tingkat kerusakan yang tinggi
5) Kegelisahan
6) Tuntutan yang sering terjadi
7) Pemogokan.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan penjelasan di atas maka penulis
dapat menggambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1.4. Kerangka konseptual
Sumber: Ishak (2003) dan Hasibuan (2001), Diolah (2009).
Indicator – indicator variabel dari kerangka konseptual tersebut adalah :
Program Kesejahteraan Karyawan (X):
1. Langsung (X1)
2. Tidak langsung (X2)
Semangat Kerja Karyawan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
1. Program kesejahteraan karyawan atau variabel (X), yang terdiri dari Langsung (X1), yaitu
berupa : Gaji dan insentif / bonus sedangkan Tidak Langsung (X2), yaitu terdiri dari : Tunjangan
Hari Raya, Dana Pensiun, Uang Duka Kematian, Pakaian Dinas, dan Jaminan Kesehatan.
2. Semangat Kerja Karyawan atau variable (Y), yang terdiri dari : Produktivitas, Tingkat
Kehadiran Karyawan, Labour Turn over, Tingkat Kerusakan, Kegelisahan dalam bekerja dan
Tuntutan .
D. Hipotesis.
Berdasarkan perumusan masalah ini, hipotesis dalam penelitian ini adalah kesejahteraan
karyawan mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Pangansari Utama
Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian kesejahteraan pada
karyawan dapat berpengaruh pada semangat kerja karyawan pada PT. Pangansari
Utama Medan.
2. Manfaat Penelitian.
a. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah – langkah
dimasa yang akan datang dalam meningkatkan semangat kerja karyawan agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan evaluasi tambahan dalam memahami hubungan antara
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
b. Bagi pembaca dan peneliti lain, untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
dalam penyusunan penelitian lanjutan dan sekaligus bahan masukan informasi ilmiah
untuk melanjutkan penelitian tentang hubungan antara kesejahteraan karyawan
dengan semangat kerja karyawan.
c. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada strata - 1
jurusan manajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan
praktek langsung pada perusahaan.
F. Metodologi Penelitian.
1. Batasan Operasional Variabel.
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel independen (X) yaitu program kesejahteraan karyawan terdiri dari variabel
fasilitas kesejahteraan langsung (X1) dan fasilitas kesejahteraan tidak langsung (X2)
b. Variabel dependen (Y), yaitu semangat kerja karyawan.
2. Defenisi Operasional Variabel.
a. Program Kesejahteraan
Menurut Saydam (2002: 234), bentuk dan jenis kesejahteraan yang dapat diberikan
kepada karyawan adalah: gaji, upah, tunjangan, dan insentif atau bonus. Selain program
kesejahteraan berupa uang, dapat pula diberikan berupa tunjangan. Tunjangan ini dapat berupa:
tunjangan keluarga, tunjangan pembangunan dan sebagainya, yang kesemuanya dapat
menambah penghasilan karyawan. Menurut Ishak (2003:202), berdasarkan bentuk kesejahteraan
tersebut, secara garis besar, kesejahteraan terdiri dari dua jenis:
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Kompensasi langsung adalah penghargaan berbentuk uang, dapat berupa gaji atau upah
yang dibayarkan kepada karyawan secara intensif berdasarkan tenggang waktu yang tetap
dan juga dapat berupa bonus tambahan yang diberikan pada waktu tertentu.
2). Kesejahteraan tidak langsung.
Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan / manfaat lainnya bagi
para pekerja diluar gaji / upah tetap dan berupa tunjangan. Tunjangan yang diterima dapat
berupa :
a) Tunjangan hari raya. Yaitu diberikan dalam bentuk uang kepada karyawan
menjelang hari raya keagamaan.
b) Dana pensiun. Yaitu dana yang diberikan kepada karyawan berupa uang sebagai
bentuk terima kasih perusahaan karena telah ikut menjalankan kesuksesan
perusahaan.
c) Uang duka kematian. Yaitu sebagai bentuk keperdulian perusahaan kepada
karyawan yang sedang mengalami duka / musibah kematian.
d) Pakaian dinas. Yaitu seragam yang digunakan karyawan sehari – hari dalam
bekerja
e) Jaminan kesehatan. Yaitu jaminan kesehatan atau keselamatan jiwa bagi
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Semangat Kerja
Hasibuan (2001:105) mengatakan semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
1) Rendahnya produktivitas kerja
2) Tingkat absensi yang tinggi
3) Labour turn over/tingkat perputaran karyawan yang tinggi
4) Tingkat kerusakan yang tinggi
5) Kegelisahan
6) Tuntutan yang sering terjadi
7) Pemogokan.
Menurut Siagian (2003: 57), menyatakan bahwa semangat kerja karyawan menunjukkan
sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam
perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan
waktu menyelesaikan pekerjaan, gairah kerja dan tanggung jawab.
Tabel 1.5
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Variabel Skala
Pengukuran Fasilitas kesejahteraan
langsung
1. Gaji atau upah
Likert 2. Bonus atau insentif
Fasilitas kesejahteraan
3.Labour turn over
4.Tingkat kerusakan 5.Kegelisah dalam bekerja 6.Tuntutan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
3. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap
setiap instrumen adalah dengan menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban. Urutan
skala penilaian dari masing-masing item indikator variabel tersebut, sebagai berikut:
Sangat setuju (SS) : Skor 5
Setuju (S) : Skor 4
Netral (N) : Skor 3
Tidak setuju (TS) : Skor 2
Sangat tidak setuju (STS) : Skor 1
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Pangansari Utama Medan yang terletak di Jl. Menteng
VII No.186 Medan. Waktu penelitian mulai bulan Maret 2009 - Mei 2009.
5. Populasi dan Sampel.
a. Populasi.
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek,
transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian
(Kuncoro, 2003 : 103). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan tetap pada
kantor PT. Pangansari Utama Medan sebanyak 70 orang.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Tabel 1.6
Persebaran Karyawan Tetap PT Pangansari Utama Medan
No. Bagian Pekerjaan Populasi
1. Kabag Marketing 1
12. Purchasing Suvervisor 1
Jumlah 70
Sumber: PT Pangansari Utama, diolah (2009).
b. Sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan tetap PT.
Pangansari Utama Medan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 70 orang.
6. Jenis Data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Data Primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu karyawan tetap
PT. Pangansari Utama Medan.
b. Data Sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen – dokumen tertulis dengan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
berkaitan dan mendukung penelitian ini. Dat yang dibutuhkan antara lain sejarah dan
perkembangan perusahaan, absensi karyawan, jumlah karyawan dan lain sebagainya
yang mendukung penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu
dengan karyawan PT. Pangansari Utama Medan..
b. Kuisioner
Kuisioner yaitu menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, yaitu karyawan PT.
Pangansari Utama Medan.
c. Study dokumentasi
Peneliti memperoleh data dari dokumen-dokumen tertulis dengan mempelajari berbagai
tulisan dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan internet yang berkaitan dan mendukung
penelitian ini.
8. Metode Analisis Data.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai program kesejahteraan karyawan
dan semangat kerja karyawan pada PT Pangansari Utama Medan berdasarkan hasil
jawaban responden.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Metode analisis regresi linear ini berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
program kesejahteraan karyawan, yaitu dalam bentuk langsung dan tidak langsung
terhadap semangat kerja karyawan, digunakan metode analisis regresi linear berganda.
Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka penulis menggunakan bantuan program
software SPSS versi 15.
Model regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = skor semangat kerja karyawan
a = konstanta
b1...b3 = koefisien regresi
X1 = skor variabel fasilitas kesejahteraan langsung
X2 = skor variabel fasilitas kesejahteraan tidak langsung
e = standar error
Penelitian ini mempunyai beberapa pengujian, yaitu:
1) Uji validitas dan realibilitas kuesioner
Kuesioner penelitian sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Karena sampel dalam
penelitian ini total Proposionate Stratified Random Sampling, maka sampel untuk uji
validitas dan reliabilitas dilakukan pada karyawan PT Pangansari Utama Medan.
Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan instrumen dalam melakukan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari
Pearson (Widodo, 2004: 104), dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
Selanjutnya untuk mendapatan instrumen yang reliabel, dilakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran instrumen dapat
dipercaya (Widodo, 2004: 105). Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji
reliabilitas adalah Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
= 2
n = jumlah item dalam skala
s2 = varian total dari skor test
s12 = varian dari setiap item skala
Untuk melakukan pengujian validitas dan realibilitas instrumen, penulis
menggunakan bantuan program software SPSS versi 15.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Uji hipotesis dengan F-test digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas secara
bersama-sama dengan variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut:
F-hitung =
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel.
Hipotesis yang diajukan:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh program
kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan.
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh program
kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α 5 %
H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada α 5 %
3) Uji signifikansi parsial (uji t)
Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki
hubungan signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap
variabel.
Hipotesis yang diajukan:
H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh program kesejahteraan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
H1 : bi ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh program kesejahteraan
karyawan (bi) terhadap semangat kerja karyawan.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α 5 %
H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α 5 %
4) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati 1), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini
berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
tertadap variabel terikat.
9. Uji Asumsi Klasik
Pada kaidah statistik ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu
melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji
normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan
untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji
asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat digunakan.
a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2005:132), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Secara matematis, normalitas dapat dihitung :
24/N Kurtosis sis
dan Zkurto 6/N
Skewness
Zskewness= =
dimana N adalah jumlah sampel.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005:135), uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi
adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan
analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Ghozali
(2005:137), model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
hetersokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit), maka telah terjadi
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Secara matematis dapat dihitung dengan uji Glejser:
Ut = α + β Xt + vi
Ut = nilai absolut residual
Xt = variabel bebas
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu.
Sarah (2008), ”Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan
Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Sosro Medan”. Hasil analisis yang didapat
bahwa uji koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi dengan menggunakan rumus
korelasi (r) sebesar 0,828, kemudian uji signifikansi koefisiensi korelasi dengan menggunakan
uji t memperoleh Thitung = 8,22 dan Ttabel = 2,040 karena Thitung > Ttabel ini artinya terdapat
pengaruh yang kuat dan signifikan antara pelaksana program kesejahteraan karyawan terhadap
semangat kerja karyawannya. Selanjutnya koefisiensi determinasi diperoleh KP sebesar 68,58%,
artinya kontribusi pelaksanaan program kesejahteraan karyawan dlam menjelaskan variabilitas
semangat kerja karyawan sebesar 68,56, sisanya sebesar 31,44% adalah kontribusi faktor –
faktor lain, seperti : insentif, motivasi kerja, promosi jabatan, dan lain – lain yang mana dalam
penelitian ini tidak ikut dibahas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
kuat dan signifikan antara pelaksana program kesejahteraan karyawan terhadap semangat kerja
karyawannya.
B. Semangat Kerja Karyawan.
1. Pengertian Semangat Kerja.
Menurut Siagian (2003:57), bahwa semangat kerja karyawan menunjukkan sejauh mana
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Semangat kerja dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu dan target kerja,
gairah kerja dan tanggung jawab.
Menurut Hasibuan (2003:105), mengatakan bahwa semangat kerja adalah keinginan dan
kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai
prestasi kerja yang maksimal.
Dari pendapat beberapa ilmuan tersebut, maka penulis menyimpulkan sendiri, semangat
kerja adalah dorongan kerja keras yang kuat yang timbul dari hati dalam bekerja meskipun
semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh iklim kerja. Seorang karyawan yang bekerja pada
perusahaan mengharapkan sesuatu dari perusahaan tersebut. Sesuatu yang diharapkan karyawan
bukan hanya sekedar upah atau gaji, tetapi juga hal – hal lain yang dapat memberikan jaminan
kepada karyawan tersebut tentang kesinambungan pekerjaan dan kariernya.
Tercapainya harapan karyawan tersebut akan meningkatkan semangat kerja karyawan
dan apabila perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, maka pekerjaan akan
lebih cepat dilakukan dan pada akhirnya keuntungan akan lebih banyak diperoleh perusahaan.
Indikasi turunnya semangat kerja dapat diketahui dari:
a. Turun / rendahnya produktifitas kerja
b. Tingkat absensi yang tinggi
c. tingkat perputaran karyawan yang tinggi
d. tingkat kerusakan peralatan dan perlengkapan kantor yang tinggi
e. kegelisahan / ketidaknyamanan dalam bekerja
f. tuntutan / tekanan yang sering terjadi
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa perihal peningkatan semngat kerja karyawan dari
sebuah kelompok organisasi sangat kompleks sekali, sehingga dapat dipahami bahwa perihal
semangat kerja adalah perihal yang esensial didalam menjalankan kegiatan suatu organisasi /
perusahaan baik organisasi / perusahaan pemerintah maupun swasta.
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Semangat kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Banyak
faktor yang mempengaruhi semangat kerja, diantaranya sistem pengupahan, kondisi lingkungan
kerja, insentif produksi, pendidikan, penghargaan kerja dan sebagainya. Motivasi dan
penghargaan kerja yang tepat akan menimbulkan semangat kerja yang dicapai lebih tinggi.
Semua ini mencangkup kepada pemberian upah dan gairah kerja.
Menurut Siagian (2003:114) cara-cara yang paling tepat untuk meningkatkan
semangat dan kegairahan kerja antara lain:
a. Gaji yang cukup
Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup pada karyawan. Pengertian
cukup adalah sangat relatif sifatnya, yaitu apabila jumlah yang mampu dibayarkan oleh
perusahaan tanpa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dan dengan sejumlah gaji yang
diberikan tersebut akan mampu memberikan semangat kerja pada karyawan.
b. Memperhatikan kebutuhan rohani
Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan rohaniah karyawan dengan membangun tempat
ibadah, yaitu agar karyawan dapat memenuhi kewajibannya kepada Yang Maha Kuasa.
c. Sesekali perlu mendapat perhatian suasana santai
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
karyawan. Untuk menghindari hal-hal tersebut perusahan perlu menciptakan suasana santai
dalam bekerja.
d. Harga diri perlu mendapat perhatian
Pihak perusahaan perlu memperhatikan harga diri karyawan, yaitu dengan memberikan
penghargaan, baik berupa surat penghargaan, maupun dalam bentuk hadiah materi, bagi para
karyawan yang memiliki prestasi kerja menonjol.
e. Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat
Setiap perusahaan hendaknya menempatkan para karyawan pada posisi yang tepat karena
apabila terjadi ketidaktepatan dalam penempatan posisi dapat menurunkan prestasi kerja
karyawan karena ia tidak sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.
f. Memberikan kesempatan untuk maju
Semangat kerja karyawan akan timbul apabila mereka memiliki harapan untuk dapat maju.
Perusahaan hendaknya memberikan penghargaan kepada karyawannya yang berprestasi,
yang dapat berupa pengakuan, hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan promosi jabatan.
g. Perasaan aman untuk masa depan perlu diperhatikan
Semangat kerja karyawan akan terbina jika mereka merasa aman dalam menghadapi masa
depan dengan pekerjaan yang ditekuni. Untuk menciptakan rasa aman perusahaan
mengadakan program pensiun, mereka memiliki alternatif lain yaitu mewajibkan karyawan
untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam polis asuransi.
h. Usahakan agar karyawan mempunyai loyalitas.
Untuk dapat menimbulkan loyalitas pada karyawan maka pihak pimpinan harus
mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Salah satu cara
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
cukup, dan memenuhi kebutuhan rohani mereka.
i. Sesekali para karyawan perlu diajak berunding.
Mengajak karyawan berunding dalam mengambil keputusan, mereka akan memiliki rasa
tanggung jawab dan semangat untuk mewujudkannya.
j. Pemberian insentif yang menyenangkan.
Perusahaan hendaknya memberikan insentif dengan cara sebaikbaiknya yaitu perusahaan
harus mengetahui karyawannya seperti loyalitas karyawannya, kesenangan dan prestasi kerja
mereka.
k. Fasilitas yang menyenangkan.
Fasilitas yang menyenangkan dapat berupa melakukan kegiatan reaksi, caferia, tempat olah
raga, balai pengobatan, tempat ibadah, toilet yang bersih dan pendidikan untuk anak.
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa banyak cara-cara yang tepat untuk
meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Dan banyak pula pekerjaan yang gagal
atau kurang memberikan hasil yang memuaskan karena cara-cara tersebut di atas kurang
diperhatikan pimpian perusahaan.
As'ad (2003:114) menyatakan ada lima faktor yang menimbulkan semangat kerja, yaitu:
1). Kedudukan (posisi)
2). Pangkat (golongan)
3). Umur
4). Jaminan finansial dan jaminan sosial
5). Mutu pengawasan
Menurut Lateiner dalam Tohardi (2002:431) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
1. Kebanggaan atau kecintaan pekerja akan pekerjaannnya dan kepuasannya dalam
menjalankan pekerjaan yang baik.
2. Sikap terhadap pimpinan
3. Hasrat untuk maju
4. Perasaan telah diperlukan secara baik
5. Kemampuan untuk bergaul dengan kawan-kawan sekerjanya.
6. Kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap penyelesaian pekerjaannya.
Tolok ukur tingkat semangat kerja yang mutlak tidak ada, karena setiap individu
karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator semangat kerja hanya diukur dengan
kedisiplinan, moral kerja dan turnover kecil, maka secara relatif semangat kerja karyawan baik,
tetapi sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan turn over karyawan besar, maka semangat
kerja karyawan di perusahaan kurang.
C. Program Kesejahteraan Karyawan
Program kesejahteraan merupakan balas jasa materil dan non materil, atau dapat juga
disebut kompensasi. Program kesejahteraan karyawan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan seamangat kerja karyawan.
Pemberian upah sedikit berbeda dari pemberian kesejahteraan yang berupa gaji. Upah
juga sejenis balas jasa yang diberikan perusahaan kepada para pekerja harian (pekerja tidak
tetap) yang besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Upah dibayar setelah
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
setiap selesai pekerjaan atau secara mingguan tergantung pada kesepakatan bersama yang telah
dibuat sebelumnya.
Program kesejahteraan selain berupa uang, dapat pula diberikan berupa tunjangan.
Tunjangan ini dapat berupa: tunjangan keluarga, tunjangan pembangunan dan sebagainya, yang
kesemuanya dapat menambah penghasilan karyawan. Pembayaran tunjangan ini biasanya
disatukan dalam pembayaran gaji setiap bulan yang diterima oleh para karyawan.
Bonus sering disebut juga insentif. Insentif juga dianggap sebagai bagian dari kompensasi
yang berbentuk uang. Insentif pada dasarnya adalah tambahan penghasilan yang diberikan
kepada karyawan tertentu. Pemberian insentif atau bonus biasanya didasarkan pada keberhasilan
atau prestasi yang diperlihatkan oleh seorang karyawan melebihi prestasi rata-rata yang telah
ditentukan. Di samping uang balas jasa, perusahaan dapat pula menyediakan fasilitas atau
kemudahan-kemudahan bagi karyawan. Balas jasa berupa penyediaan fasilitas ini biasanya tidak
berdiri sendiri tetapi sekaligus sebagai tambahan atau pelengkap dari bentuk balas jasa uang atau
material.
Menurut Saksono (2000: 40-41) ada beberapa bentuk pemberian kesejahteraan, antara
lain:
a. Upah dan gaji dalam bentuk uang
Struktur upah dalam bentuk uang tersusun dari pelbagai komponen upah, yaitu: upah pokok,
tunjangan keluarga, tunjangan pendidikan, uang makan, uang transport, tunjangan jabatan.
b. Upah dan gaji dalam bentuk barang
Menurut Ishak (2003:202), berdasarkan bentuk kesejahteraan tersebut, secara garis besar,
kesejahteraan terdiri dari 2 jenis:
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Kesejahteraan langsung adalah penghargaan yang berupa gaji, upah yang dibayar secara tetap
berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan Insentif Adalah penghargaan yang diberikan
untuk memotivasi karyawan agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap dan
sewaktu-waktu
2. Kesejahteraan Tidak Langsung
Kesejahteraan tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/ manfaat lainnya bagi
para pekerja diluar gaji/ upah dan bonus yang dapat berupa berupa barang dan tunjangan.
D. Hubungan Program Kesejahteraan dengan Semangat Kerja Karyawan
Semangat kerja memegang peranan penting bagi karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi akan terciptalah kepuasan diri
seseorang atas hasil kerja yang dicapai, sehingga pekejaan tersebut dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat.
Perusahaan dalam meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi lagi, perlu menimbulkan
semangat dan kegairahan kerja para karyawan. Namun untuk meningkatkan semangat kerja
bukanlah hal yang mudah, karena banyak faktor yang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya
adalah program kesejahteraan karyawan yang bertujuan untuk memenuhi, baik kebutuhan fisik
maupun mental para karyawan.
Menurut Strauss dan Sayles (2003: 369) bahwa: ”employers provide fringes party to raise
employee morale, to meet their social responsibility, and to make more effective their work
force”. Atau, majikan memberikan tunjangan adalah untuk meningkatkan semangat kerja
karyawan, untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya dan membuat agar para karyawan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Pemberian program kesejahteraan karyawan dirancang untuk memancing dari individu
dan kelompok jenis-jenis perilaku tertentu yang dianggap dapat meningkatkan semangat kerja.
Salah satu harapan yang timbul dengan adanya peningkatan semangat kerja karyawan adalah
secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Pada hakekatnya pemberian pelayanan kesejahteraan dapat mendorong karyawan untuk
bekerja lebih baik dan bersemangat, karena semangat kerja erat hubungannya dengan pemenuhan
kebutuhan seseorang. Menurut Hasibuan (2001: 112), pemenuhan kebutuhan materi dan non
materi dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan program kesejahteraan
karyawan bersifat merangsang karyawan untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas kerjanya,
sehingga terhadap hubungan interaksi yang saling menguntungkan antara perusahaan dan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. Pangansari Utama Medan
Pertama kali PT. Pangansari Utama didirikan tahun 1976 di Kalimantan Timur tepatnya
di Bontang, yang bertujuan untuk memenuhi keperluan pada PT. Pertamina Bontang khususnya
dalam pelayanan catering dan food distribution. Perusahaan ini juga melayani catering pada
proyek – proyek oil company lainnya yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Fasilitas –
fasilitas penunjang operasi catering di PT.Pangansari Utama Bontang (Kalimantan Timur) yaitu
cold storage yakni suatu alat yang berfungsi sebagai pembekuan atau dapat mengawetkan barang
– barang yang dibutuhkan untuk catering dan food distribution agar dapat bertahan lama.
Fasilitas yang lain adalah gudang (ware house) yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan
persediaan barang dan didukung oleh sarana transportasi lainnya.
Pada tahun 1996, pimpinan PT. Pangansari Utama melakukan perluasan yang pertama
kali di Surabaya, lalu membuka cabang lagi di Lombok, Balik Papan, Jambi, Pekan Baru, Irian
Jaya dan Medan. Dan pada tahun 1996 inilah PT. Pangansari Utama didirikan di Medan yang
beralamatkan di Jl. Menteng VII No.186 Medan. PT. Pangansari Utama Medan sangat cepat
perkembangannya dan dikenal oleh masyarakat banyak khususnya perusahaan – perusahaan
besar, antara lain seperti PT. Pertamina, Perusahaan di Medan, Restoran - restoran, dan Hotel -
hotel.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Perdagangan Barang dan Jasa terpercaya dan
kompetitif yang mengutamakan pelayanan prima dengan dukungan sumber daya dan lembaga
keuangan yang kuat untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Misi perusahaan adalah mendukung Program pemerintah di bidang ekonomi dan
kesejahtraan rakyat serta pemerataan pembangunan dalam menciptakan Usaha Perdagangan
barang dan Jasa yang tangguh
C. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab
Bagan struktur organisasi PT. Pangansari Utama Medan dapat dilihat pada Gambar berikut.
BRANCH MANAJER
KABAG MARKETING
KABAG KEUANGAN / ACCOUNTING
PURCHASING SUPERVISOR LOGISTIC SUVERVISOR
SALESMAN ACCOUNTING
STAFF
FINANCE STAFF
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Pangansari Utama Medan Sumber : Struktur Organisasi PT. Pangansari Utama Medan (Tahun 2006).
DISTRIBUTOR I
DISTRIBUTOR II
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
D. Pembahasan Tentang Model Struktur Organisasi
Tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dalam struktur organisasi PT. Pangansari
Utama Medan adalah sebagai berikut:
1. Manajer cabang (Branch Manager).
Branch Manager, memimpin dan membina serta bertanggung jawab atas segala sesuatu
dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan melaksanakan pembinaan seluruh pegawai serta
mengawasi maju mundurnya kegiatan perusahaan, menyusun strategi perusahaan,
bertanggung jawab atas penutupan buku bulanan atau tahunan, mengontrol segala
pengeluaran operasional dan menyusun program bidang pemasaran baik jangka pendek
maupun jangka panjang yang menyangkut dalam distribusi, penjualan, marketing research,
dan kegiatan yang ada hubungannya dengan usaha – usaha pemasaran sesuai dengan rencana
umum perusahaan dan mempertanggung jawabkan semua tugasnya kepada pimpinan pusat
yang berada di Jakarta.
2. Kepala bagian pemasaran (Marketing).
Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab terhadap pendistribusian barang kepada
konsumen. Bagian marketing ini membawahi salesmen dan memeriksa pemberangkatan
barang dari gudang sampai barang tersebut sampai pada konsumen dan akhirnya melaporkan
hasil pekerjaannya kepada pimpinan / manajer cabang.
3. Penjual (Salesmen)
Salesmen ini bertanggung jawab kepada marketing suvervisor dan juga bertugas
mengutus pekerjaan yang berhubungan dengan pengiriman barang seperti pengurusan
dokumen – dokumen yang diperlukan dalam mengirimkan barang sampai pada konsumen
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
4. Kepala bagian Keuangan ( Accounting).
Kepala Bagian Keuangan ini mempunyai tugas mengatur dan melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, termasuk penerimaan dan
pengeluaran uang, mengatur keuangan. Kepala bagian keuangan ini juga menyelenggarakan
kegiatan keuangan untuk tersedianya dana operasional, terwujudnya efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana, terlaksananya tata terib anggota serta terpelihara konsistensi, pencatatan
dan melaporkan anggaran yang digariskan perusahaan. Dan semua tugasnya ini
dipertanggung jawabkannya kepada branch manajer.
5. Staff pembukuan (Accounting Staff).
Staff Accounting ini bertugas membantu tugas dari kepala bagian Keuangan / accounting,
mengkomputerisasi semua pengeluaran dan pemasukan dana dan mengatur arus kas serta
membuat laporan laba rugi perusahaan yang akan diperlihatkan kepada branch manajer lalu
branch manajer mengirim ke bagian accounting pusat, guna mengatur aliran kas agar tidak
rugi dan menghindari spekulasi – spekulasi dana.
6. Staff keuangan (finance Staff).
Staff Keuangan ini juga membantu kegiatan kepala bagian keuangan / accounting
yaitu mengatur keuangan, mencari dana untuk penambahan modal perusahaan dan menjaga
arus kas agar tetap stabil agar tidak terjadinya minus pendanaan. Semua ini dilaksanakan atas
kerja sama dari kepala bagian keuangan / accounting dan staff kepala bagian itu sendiri, dan
semua laporan hasil kerja mereka dipertanggung jawabkan kepada branch manajer.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Purchasing ini bertanggung jawab atas pembelian bahan baku perusahaaan yang akan
didistribusikan melalui catering dan food distribution. Hal ini memerlukan perencanan yang
matang serta pengawasan yang ketat karena dalam pembelian bahan – bahan baku
memerlukan wawasan yang luas sehingga bagian ini langsung dikelola oleh branch manajer
guna tercapainya tujuan perusahaan.
8. Logistic Supervisor.
Logistic Supervisor ini bertanggung jawab mengawasi dan mengontrol tugas dari frozen
staff dan administrasi / dry staff . bagian ini bertugas dalam hal penerimaan barang yang
dikirim dari kantor pusat dan bertanggung jawab atas penyimpanan barang – barang tersebut
di gudang sampai barang – barang tersebut dijual dan mengawasi agar benar – benar
menjalankan tugasnya dengan baik, demi tercapainya tujuan perusahaan. Tanggung jawab ini
akan dipertanggung jawabkannya kepada branch manajer.
9. Staff Pendinginan (Frozen Staff.)
Frozen Staff merupakan sub unit yang bertugas dalam bahan – bahan makanan yang
dibekukan atau didinginkan dalam alat pendingin 15c yang bertujuan agar bahan makanan
tersebut awet dan tidak busuk, yang mana bahan – bahan makanan itu berupa daging dan
sayur – sayuran.
10. Bagian Pengeringan (Dry Staff.
Dry Staff bertanggung jawab atas bahan - bahan kering seperti susu, gula, krimmer dan
lain – lain. Dalam hal ini perusahaan bekerja sama dengan perusahaan ”NESTLE” dalam
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
11. Distributor.
Distributor ini bertugas dalam hal transportasi untuk pengangkutan barang yang dibeli
dan barang yang diterima dari kantor pusat, dan tugas distributor ini juga dibantu oleh office
boy.
12. Office Boy.
Office Boy ini bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan kantor
termasuk menjaga keamanan dalam kantor, membantu staff dalam kantor dan office boy ini
bertanggung jawab langsung kepada branch manajer.
E. Kegiatan Perusahaan
Kegiatan perusahaan antara lain meliputi:
1. Bidang Jasa
a. Distribusi Makanan Kemasan (Food distribution)
b. Menerima pesanan catering
2. Bidang Lainnya.
Perseroan dapat pula mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha lainnya baik
secara sendiri – sendiri maupun bersama – sama dengan badan –badan lain, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik
dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah
kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat
menjawab tujuan penelitian, sedangkan reliabel artinya konsisten dan stabil. Pada penelitian ini,
uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan metode analisis item, yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Adapun jumlah pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24 pertanyaan
1.1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.00 dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama
1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus.
Misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai 91,25. Jika butir 2 dihapus maka
rata-rata total bernilai 91,00 dan seterusnya.
2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika variabel (butir)
tersebut dihapus. Besarnya varian total jika butir 1 dihapus adalah 76,724. Jika butir 2
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item
yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen.
Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan
dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. rtabel pada
= 5% dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2.
Jumlah kasus adalah 24, maka df = 24 – 2 = 22.
Maka, r (0,05;22) pada uji satu sisi =0,2744.
Tabel 4.2. Validitas Instrumen
Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel validitas
Butir 1 .371 .2744 Valid
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban. Menurut Arikunto (2002),
bahwa “pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi dengan cara mencoba instrumen sekali
saja dan dianalisa dengan teknik Alpha Cronbach.
Tabel 4.3.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.903 24
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Nilai koefisien Alpha Cronbach adalah sebesar 0,903. Instrumen dapat dikatakan reliabel
jika memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih, sehingga instrumen penelitian ini dapat
dikatakan andal (reliable).
2. Pernyataan Responden
Penelitian ini mengamati pengaruh variabel bebas (X), yaitu fasilitas kesejahteraan
langsung (X1) dan fasilitas kesejahteraan tidak langsung (X2) terhadap semangat kerja karyawan
PT Pangansari Utama Medan (Y). Berikut ini diuraikan pernyataan responden terhadap
variabel-variabel tersebut.
2.1. Pernyataan responden terhadap fasilitas kesejahteraan langsung
Pernyataan responden terhadap fasilitas kesejahteraan langsung yang diberikan terlihat
dari pernyataan responden terhadap indikator fasilitas kesejahteraan langsung tersebut.
Pernyataan responden terhadap fasilitas kesejahteraan langsung yang diberikan pada karyawan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
Tabel 4.4.
Pernyataan responden terhadap upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka
Frequency Percent Valid Percent
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar respoden yaitu sebanyak 49 orang (70%)
menyatakan setuju bahwa Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka, selanjutnya sebanyak 14 orang (20%) responden menyatakan sangat
setuju, sebanyak 5 orang (7,1%) responden bersikap netral, dan 2 orang (2,9%) menyatakan tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan mampu
memenuhi kebutuhan hidup para karyawan.
Tabel 4.5.
Pernyataan responden terhadap Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan membuat mereka ingin tetap bertahan di perusahaan
Frequency Percent Valid Percent
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa sebagian besar respoden yaitu sebanyak 49 orang (70%)
menyatakan setuju bahwa Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan membuat mereka ingin
tetap bertahan di perusahaan, selanjutnya sebanyak 11 orang (15,7%) responden menyatakan
Siska Malisa Nasution : Pengaruh Kesejahteraan Karyawan Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pangansari Utama Medan, 2010.
bahwa Upah/gaji pokok yang diberikan perusahaan membuat mereka ingin tetap bertahan di
perusahaan.
Tabel 4.6.
Pernyataan responden terhadap bonus yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kerja mereka
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa sebagian besar respoden yaitu sebanyak 47 orang
(67,1%) menyatakan setuju bahwa bonus yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kerja
mereka, selanjutnya sebanyak 15 orang (21,4%) responden menyatakan sangat setuju, sebanyak
7 orang (10%) responden bersikap netral dan 1 orang tidak setuju (1,4%). Hal ini menunjukkan
bahwa pengaturan pemberian bonus yang diberikan perusahaan telah sesuai dengan hasil kerja
mereka.
Tabel 4.7.
Pernyataan responden terhadap karyawan yang memiliki prestasi melebihi standar diberikan insentif lebih
Frequency Percent Valid Percent