PERAN PUSTAKAWAN DALAM EFEKTIVITAS
PROMOSI LAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM
PROPINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA)
Proposal Skripsi
Diajukan Oleh :
MEGA JAYANTI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN
INFORMASI
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1
1.2Rumusan Masalah ...3
1.3Tujuan Penelitian ...3
1.4Manfaat Penelitian ...4
1.5Ruang Lingkup Penelitian ...4
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 5
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum... 6
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum ... 9
2.2.4 Layanan Perpustakaan Umum ... 9
2.2.5 Sistem Layanan Perpustakaan Umum ... 10
2.2.5.1 Sistem Layanan Terbuka ... 10
2.2.5.2 Sistem Layanan Tertutup ... 12
2.2.6 Jenis-Jenis Layanan ... 13
2.2.6.1 Layanan Sirkulasi ... 13
2.2.6.2 Layanan Referansi ... 14
2.2.6.3 Layanan Audiovisual ... 15
2.2.6.4 Layanan Terbitan Berseri ... 16
2.2.6.5 Layanan Bimbingan Pengguna ... 16
2.3 Pustakawan ... 17
2.3.1 Pengertian Pustakawan ... 17
2.3.2 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan ... 19
2.3.4 Peran Pustakawan ... 28
2.4 Efektivitas ... 29
2.4.1 Pengertian Efektivitas ... 29
2.4.2 Kriteria Efektivitas dan Efektivitas Promosi ... 30
2.5 Pemasaran ... 31
2.5.1 Pengertian Pemasaran ... 31
2.5.2 Tugas Pemasaran dan Orientasi Pelanggan ... 32
2.6 Promosi ... 35
2.6.1 Pengertian Promosi ... 35
2.6.2 Tujuan,Fungsi dan Tugas Promosi ... 36
2.6.3 Metode Promosi ... 38
2.6.3.1 Publikasi ... 38
2.6.3.2 Iklan ... 39
2.6.3.3 Kontak Perorangan ... 41
2.6.3.4 Insentif ... 42
2.6.3.5 Penciptaan Suasana Lingkungan ... 43
2.6.4 Sarana Promosi Bentuk Tercetak ... 44
2.6.4.1 Brosur ... 44
2.6.4.2 Poster dan News-letter ... 44
2.7 Promosi Dalam Bentuk Kegiatan Perpustakaan ... 45
2.8 Kendala Promosi Perpustakaan ... 46
2.8.1 Kendala dari Dalam Perpustakaan ... 46
2.8.2 Kendala dari Luar Perpustakaan ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 48
3.2 Metode Penelitian ... 48
3.3 Populasi dan Sampel ... 48
3.3.1 Populasi... 48
3.3.2 Sampel ... 49
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.6 Instrumen Penelitian... 49
3.7 Kisi-Kisi Kuesioner ... 50
ABSTRAK
Jayanti, Mega. 2008. Peran Pustakawan dalam Efektivitas Promosi Perpustakaan Umum Propinsi Sumatera Utara (BAPERASDA). Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan BAPERASDA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam efektivitas promosi perpustakaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perpustakaan BAPERASDA, peneliti lain serta bagi penulis. Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada Perpustakaan BAPERASDA yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner dan studi kepustakaan. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peran pustakawan dalam efektivitas promosi perpustakaan yang dapat dilihat dari keikutsertaan pustakawan dalam promosi, keterlibatan dalam bimbingan promosi perpustakaan serta kedudukkan pustakawan dalam kegiatan promosi perpustakaan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan guna mencapai
gelar Sarjana Sosial pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi
Perpustakaan dan Informasi.
3. Bapak Drs. Belling Siregar, M.Lib., selaku Pembimbing I.
4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku pembimbing II.
5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si., selaku Dosen Wali.
6. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan
pegawai administrasi (Bang Yudi) di Departemen Studi Perpustakaan dan
Informasi.
7. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Ayahanda Erizal dan Ibunda
Deliana Yusmiani Tanjung yang telah memberikan semangat, perhatian dan
dukungan baik moril maupun materil dan yang selalu mendoakan penulis
selama ini.
8. Uda Ardi dan Alfian yang penulis sayangi atas semangat, perhatian, bantuan
dan dukungan kepada penulis serta mendoakan penulis selama ini.
9. Keluarga besar (Nenek, Mak Uning dan Ayank) yang senantiasa membantu
10. Sahabat-sahabat penulis Dayen, Wulan, Siti, Hayatul, dan Anni atas semua
dukungan, bantuan, doa dan hari-hari yang dilalui bersama selama empat
tahun ini.
11. Teman-teman penulis, Wita, Jefri, Bang Surya, Cici, Veni, BeTadin,
Malahayati, Tirta, Zainal, Heri, Wahyu, Bang Darwin, Awi, Tiaman, Gohana
dan teman-teman penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih atas semua dukungan, bantuan serta doanya.
12. Senior (Kak Beta Ria Febrianti S.Sos) yang banyak memberikan saran serta
memberikan dukungan, bantuan serta doa kepada penulis.
13. Keluarga besar Hardupan ( Andung, Kak Ita, Yoeny, Mbak Anik, Rahma,
Salma, Kak Leni, Kak Rani, Kak Nouri, Veni, Mala, Lisa, Isma, Popy, Tika,
Rahmi, Via, Dani, Lina, Yani dan Eel atas semua dukungan, bantuan serta
doanya.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, Juli 2008
Penulis,
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-Kisi Kuesioner ... 44
Tabel 2 : Keikutsertaan Pustakawan dalam Promosi Perpustakaan ... 45
Tabel 3 : Bimbingan dalam Melakukan Promosi Perpustakaan ... 46
Tabel 4 : Metode Promosi Perpustakaan ... 46
Tabel 5 : Kegiatan Promosi Perpustakaan ... 47
Tabel 6 : Kedudukan Pustakawan dalam Kegiatan Pameran ... 48
Tabel 7 : Kedudukan Pustakawan dalam Kegiatan Seminar ... 48
Tabel 8 : Kedudukan Pustakawan dalam Kegiatan Bazar... 49
Tabel 9 : Kedudukan Pustakawan dalam Kegiatan Lomba dan Kuis ... 49
Tabel 10 : Kedudukan Pustakawan dalam Kegiatan Wisata Perpustakaan ... 50
Tabel 11 : Keterlibatan Pustakawan dalam Penataan Perpustakaan ... 51
Tabel 12 : Kegiatan Promosi dalam 1 Tahun ... 51
Tabel 13 : Kunjungan Pengguna Perpustakaan ... 52
Tabel 14 : Peminjaman Koleksi Perpustakaan ... 52
Tabel 15 : Kendala Promosi Perpustakaan ... 53
ABSTRAK
Jayanti, Mega. 2008. Peran Pustakawan dalam Efektivitas Promosi Perpustakaan Umum Propinsi Sumatera Utara (BAPERASDA). Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan BAPERASDA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan dalam efektivitas promosi perpustakaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perpustakaan BAPERASDA, peneliti lain serta bagi penulis. Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada Perpustakaan BAPERASDA yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner dan studi kepustakaan. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peran pustakawan dalam efektivitas promosi perpustakaan yang dapat dilihat dari keikutsertaan pustakawan dalam promosi, keterlibatan dalam bimbingan promosi perpustakaan serta kedudukkan pustakawan dalam kegiatan promosi perpustakaan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah dan
sekaligus menyebarluaskan informasi kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Salah satu jenis perpustakaan tersebut adalah Perpustakaan Umum.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3) menyatakan bahwa, “Perpustakaan
Umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan dan
bahan rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum”.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 46), “Perpustakaan Umum
adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan
melayani umum”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan dan bahan rekaman
lain. Diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat
umum.
Tujuan penyelenggaraan perpustakaan umum adalah untuk membantu
masyarakat umum dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Menurut pendapat
Yusuf (1996 : 19) bahwa, “Perpustakaan Umum mempunyai tujuan utama yaitu
membina dan mengembangkan minat baca masyarakat dan belajar mandiri, serta
untuk meningkatkan daya kreativitas dan aktivitas agar dapat berpartisipasi dalam
pembangunan nasional”.
Untuk dapat mencapai tujuan perpustakaan umum tersebut di atas,
perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun
fungsi perpustakaan dalam Buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum
(1992 : 2) adalah :
1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif). 3. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).
4. Menyediakan bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif).
5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif).
Perpustakaan BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara merupakan
perpustakaan umum memiliki berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Layanan- layanan yang disediakan seperti layanan sirkulasi,
layanan referensi, layanan bimbingan pengguna, dan layanan audiovisual, layanan
anak, serta layanan terbitan berseri.
Untuk menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan koleksi dan
layanan yang tersedia di perpustakaan perlu dilakukan promosi. Menurut
Badollahi (1996 : 20), “Promosi adalah mekanisme komunikasi persuasif
pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat”.
Promosi perpustakaan adalah untuk menarik minat masyarakat untuk
mengenal dan memanfaatkan layanan-layanan yang tersedia di perpustakaan.
Menurut Weinstock dalam Badollahi (1996 : 21), “Tujuan promosi perpustakaan
adalah memperkenalkan pusat informasi dan pelayanannya, memperkenalkan
kepada masyarakat reputasi pusat informasi dan membujuk calon pemakai yang
berpotensi agar menggunakan jasa pelayanan informasi”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan promosi
perpustakaan adalah untuk memperkenalkan koleksi dan layanan yang ada di
perpustakaan serta membujuk seseorang agar menggunakannya
Keberhasilan promosi perpustakaan sangat ditentukan oleh pustakawan
atau petugas yang bekerja di perpustakaan. Menurut Harahap (1998 : 1), bahwa :
Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanaan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.
Sedangkan Qalyubi dalam Purwono (2006 : 49) mendefenisikan,
“Pustakawan sebagai orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya
dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah
seseorang yang diberi tugas secara penuh untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang
Pustakawan yang bekerja di perpustakaan umum mendapat tantangan
dalam hal pemasaran dan promosi perpustakaan, karena mereka melayani
kebutuhan informasi seluruh lapisan masyarakat. Dalam kegiatan pemasaran dan
promosi perpustakaan, pustakawan mempunyai peran untuk mengkomunikasikan
segala jenis layanan yang tersedia di perpustakaan kepada pengguna dan menarik
mereka agar tetap memanfaatkannya.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut di atas, penulis tertarik
menelitinya dengan menetapkan judul penelitian ini adalah “PERAN
PUSTAKAWAN DALAM EFEKTIVITAS PROMOSI PERPUSTAKAAN
UMUM PROPINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA)”.
Pemilihan Perpustakaan BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara sebagai
objek penelitian, karena perpustakaan ini merupakan perpustakaan umum yang
memiliki berbagai jenis koleksi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan
informasi seluruh lapisan masyarakat.
1.1Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peran pustakawan dalam efektivitas promosi
perpustakaan pada Perpustakaan Umum BAPERASDA?
2. Bentuk-bentuk promosi apa saja yang dilakukan oleh pustakawan
pada Perpustakaan Umum BAPERASDA?
1.2Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran pustakawan dalam efektivitas promosi pada
Perpustakaan Umum BAPERASDA.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk promosi apa saja yang dilakukan
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perpustakaan Umum BAPERASDA yaitu hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan bagi pustakawan dalam meningkatkan kegiatan
promosi perpustakaan.
2. Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian pada topik yang sama.
3. Penulis, yaitu dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya
tentang peran pustakawan dalam promosi perpustakaan.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya tentang peran pustakawan
dalam melakukan promosi di Perpustakaan Umum BAPERASDA meliputi peran
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang
memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Adapun pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32)
perpustakaan umum adalah :
Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3) menyatakan bahwa :
Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut.
Selanjutnya menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 46) “Perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan
melayani umum”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk menyediakan koleksi
perpustakaan serta bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan
informasi secara menyeluruh tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, usia,
pekerjaan dan kedudukan. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana umum serta jasa
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya penyelenggaraan Perpustakaan Umum memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996 : 18) tujuan Perpustakaan Umum
antara lain :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
Dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh
Sulistyo-Basuki (1991 : 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai
empat tujuan utama yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.
Sedangkan dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(1992 : 6) tujuan Perpustakaan Umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah : a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan Operasional
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum
adalah membina dan mendidik masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan
memanfaatkan bahan pustaka dengan baik agar mendapatkan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan. Perpustakaan umum dituntut untuk dapat memberikan
pengarahan dan pendidikan tentang tujuan dan manfaat perpustakaan bagi
masyarakat. Di samping itu perpustakaan umum juga berperan untuk
mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar mandiri masyarakat dengan
cara mempergunakan bahan pustaka.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Untuk mencapai tujuan di atas Perpustakaan Umum mempunyai beberapa
fungsi yang harus dilaksanakan. Hal ini dinyatakan dalam Buku Pedoman
Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992 : 2) bahwa fungsi Perpustakaan umum
adalah :
1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi ( informatif). 3. Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).
4. Menyediakan bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif).
5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif).
6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).
Sedangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988
dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988 yang dikutip Mudjito
(1993 : 13) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah :
1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi sebagai bahan kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum
berfungsi sebagai sarana pendidikan yang mengumpulkan, mengolah,
melestarikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat umum dengan
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum
Koleksi perpustakaan merupakan unsur yang penting, karena layanan tidak
dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh koleksi. Untuk dapat
memberikan pelayanannya, maka perpustakaan harus berupaya menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Pengertian koleksi perpustakaan menurut Siregar (2002 : 2) adalah
“Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan
kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi
segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Menurut Buku Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 19), dinyatakan bahwa : “Koleksi
perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan
surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan
(disk) dan lain-lain”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan
umum terdiri dari bahan pustaka tercetak, bahan pustaka terekam dan bahan
pustaka elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.
2.2.3.1 Jenis-Jenis Koleksi
Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan haruslah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pengguna. Perpustakaan umum harus menyediakan
berbagai koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi untuk semua lapisan
masyarakat. Semakin banyak koleksi yang terdapat di perpustakaan umum, maka
semakin banyak informasi yang ada di perpustakaan tersebut.
Menurut Yusup (1995 : 29-69) koleksi perpustakaan terdiri dari :
1. Buku Teks
Buku teks adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu yang ditulis dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses belajar mengajar antar murid dengan guru, termasuk juga antara mahasiswa dengan dosen.
2. Buku Referensi
a. Kamus m. Laporan hasil penelitian
n. Sumber informasi geografis, biografis dan petunjuk perjalanan. 3. Koleksi Media Cetak Bukan Buku
Yang dimaksud dengan karya media cetak bukan buku adalah segala macam penerbitan yang dicetak, tetapi tidak berbentuk buku. Untuk lebih jelasnya yang termasuk pada koleksi media cetak bukan buku, yaitu :
a. Terbitan berkala b. Pamflet
c. Brosur
d. Guntingan surat kabar e. Gambar atau Lukisan f. Globe
7. Koleksi Media Elektronik
Yang dimaksud media elektronik adalah jenis koleksi yang bukan hasil cetakan, melainkan hasil teknologi elektronik. Produk teknologi yang sering dijadikan media komunikasi dan pendidikan instruksional adalah media pandang dengar (audiovisual), mikrofis, mikrorider, dan komputer.
Sedangkan menurut Soeatminah (1991 : 23-29), berdasarkan penyajiannya
koleksi dapat dikelompokkan menjadi :
1. Buku Teks atau Monografi
Buku teks biasanya membahas satu masalah, yang dapat merupakan karya pengarang tunggal, ganda, atau karya editor. Monograf dapat berupa karya asli, terjemahan, atau karya saduran dan dapat diterbitkan dalam satu atau beberapa jilid.
2. Buku Fiksi
3. Majalah
Majalah sering disebut terbitan berkala karena terbit secara berkala (periodik). Majalah biasanya memiliki nomor urut, tahun terbit, dewan redaksi, dan diterbitkan terus sampai waktu yang tidak terbatas.
4. Surat Kabar
Surat kabar termasuk terbitan berkala dengan kala terbit satu hari, maka sering disebut harian. Surat kabar memuat berita-berita yang sangat mutakhir, artikel-artikel, cerpen, dan lainya.
5. Brosur atau Pamflet
Brosur adalah suatu terbitan yang isinya bersifat sementara, tidak diolah secara penuh seperti halnya buku, hanya berisi hal yang aktual dan diterbitkan dalam jumlah yang terbatas.
6. Buku Referensi
Buku referensi adalah buku yang isinya disusun dan diolah secara tertentu, biasanya dipakai sebagai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak dibaca untuk keseluruhan. Yang tergolong pada buku referennsi antara lain :
a. Kamus b. Ensiklopedia c. Sumber Biografi d. Sumber Ilmu Bumi e. Bibliografi
f. Buku Tahunan g. Buku Petunjuk h. Buku Pegangan
i. Buku Kumpulan Indeks j. Buku Kumpulan Abstrak
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi
perpustakaan terdiri dari beberapa kelompok yaitu koleksi Buku Teks, Referensi
dan Terbitan Berkala. Setiap koleksi juga memiliki informasi yang dapat
disesuaikan dan dimanfaatkan dengan kebutuhan masyarakat.
2.2.4 Layanan Perpustakaan Umum
Layanan perpustakaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam
penyelenggaraan suatu perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 134). “Layanan
perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki
perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 53)
dinyatakan bahwa, “melalui layanan perpustakaan pengguna dapat memperoleh
hal-hal sebagai berikut :
1. Informasi yang dibutuhkan secara optimal
2. Manfaat berbagai perkakas penelusuran tersedia”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan
pelayanan yang diselenggarakan, perpustakaan dapat membantu pengguna untuk
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(2000 : 37) Pelaksanaan layanan informasi kepada masyarakat meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1. Menyusun rencana operasional pelayanan informasi. 2. Layanan sirkulasi.
3. Layanan perpustakaan keliling. 4. Layanan rujukan.
5. Penelusuran literatur.
6. Layanan bahan pandang dengar. 7. Menyediakan bahan pustaka. 8. Bimbingan membaca.
9. Bimbingan pemakai perpustakaan. 10.Bercerita kepada anak-anak. 11.Membina kelompok pembaca.
12.Menyebarkan informasi terbaru/kilat. 13.Menyebarkan informasi terseleksi. 14.Membuat analisis kepustakaan.
15.Membuat statistik pelayanan informasi kepada masyarakat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan memiliki
berbagai macam pelayanan sesuai dengan kondisi atau kemampuan dan
perkembangan perpustakaan.
2.2.5 Sistem Layanan Perpustakaan Umum
Demi kelancaran pelaksanaan pelayanan, setiap perpustakaan harus
melaksanakan sistem pelayanan. Secara umum sistem layanan perpustakaan ada
dua macam, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup.
2.2.5.1 Sistem Layanan Terbuka
Sistem layanan terbuka merupakan salah satu dari sistem layanan
perpustakaan. Menurut Yusuf (1996 : 135-136) sistem layanan terbuka adalah
sistem yang “memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang
koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”.
Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa (1994 : 5) adalah “Suatu
layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk
memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka
adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari
sendiri koleksi yang dibutuhkan.
Sistem layanan terbuka dalam pelaksanaannya memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
menerapkan sistem layanan terbuka antara lain :
1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang di kehendaki dari jajaran koleksi.
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemuka n.
4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain (Darmono, 2001 :140).
Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem terbuka, namun
ada kerugian akibat sistem terbuka antara lain :
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah di cabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.
2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.
3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk
mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi.
Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena
kemungkinan buku hilang relatif lebih besar.
2.2.5.2 Sistem Layanan Tertutup
Selain sistem layanan terbuka juga terdapat sistem layanan tertutup yang
diterapkan di perpustakaan. Sistem layanan tertutup menurut Soeatminah (1992 :
131) adalah :
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.
Sedangkan Lasa (1994 : 5) menyatakan bahwa, “Sistem layanan tertutup
adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan
mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat
dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia koleksinya akan diambil oleh
petugas”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup
adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk
mencari sendiri koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam
harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang akan
dipinjam dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi.
Dalam pelaksanaannya sistem layanan tertutup memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut :
1. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas.
2. Angka kehilangan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam.
Selain keuntungan tersebut di atas, sistem layanan tertutup juga memiliki
kerugian yaitu :
1. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka.
2. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog.
3. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog.
4. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak pernah dipinjam (Yusuf, 1996 : 137)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
tertutup merupakan sistem yang tidak memperbolehkan pengguna untuk mencari
dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan
harus melalui petugas perpustakaan sehingga kerapian dan kehilangan buku lebih
terjamin.
2.2.6 Jenis-Jenis Layanan
Kegiatan perpustakaan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa
adanya layanan karena layanan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus berupaya
untuk menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Jenis layanan tersebut akan dibahas satu-persatu pada uraian berikut :
2.2.6.1 Pelayanan sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
kepada pengguna untuk memanfatkan koleksi perpustakaan. Definisi layanan
sirkulasi dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(2000 : 38), ”Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa
perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
beserta penyelesaian administrasinya”.
Sedangkan Darmono (2001 : 141), ”Layanan sirkulasi adalah layanan
kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan
kegiatan pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang
berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan.
Adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan pelayanan sirkulasi
dinyatakan Sulistyo-Basuki (1991 : 257) yaitu sebagai berikut :
1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.
2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan.
3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman.
4. Menarik denda dengan buku yang terlambat di kembalikan.
5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum di kembalikan pada waktunya.
6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.
7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistik peminjaman.
9. Peminjaman antar perpustakaan.
10.Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.
11.Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi
memiliki tugas seperti pendaftaran anggota, peminjaman, perpanjangan waktu
peminjaman dan pengembalian buku, menarik denda bagi buku yang terlambat
dikembalikan, membuat statistik peminjaman serta tugas layanan terutama yang
berkaitan dengan peminjaman.
2.2.6.2 Pelayanan Referensi
Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi.
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang membantu pengguna untuk
menemukan informasi yang dibutuhkan.
Menurut Sumardji (1992 : 11) pengertian layanan referensi adalah :
1. Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai perpustakaan.
2. Suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai/pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara :
b. Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai.
c. Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan bagaimana menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.
Sedangkan Darmono (2001 : 141), menyatakan bahwa :
Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi
merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan untuk membantu para
pemakai perpustakaan menemukan informasi dan menggunakan koleksi referensi
seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori serta buku tahunan dan lain
sebagainya.
2.2.6.3 Pelayanan Audiovisual
Selain pelayanan sirkulasi dan referensi, pelayanan audiovisual juga dapat
digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan. Dalam Perpustakaan
Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 71) dinyatakan bahwa, “Pelayanan
audiovisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audiovisual kepada
pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam
perpustakaan”.
Sedangkan tujuan pelayanan audiovisual dalam Perpustakaan Perguruan
Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 71) adalah :
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi.
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual
Adapun bahan atau perlengkapan layanan audiovisual yang dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (tranparancy), dan bahan perpustakaan renik.
2. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik.
3. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya menampilkan citra disertai bunyi, misalnya kaset atau cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 90)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan audiovisual
merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan motivasi kepada
pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. Layanan
audiovisual juga terdiri dari berbagai macam bahan yang dapat dipakai pengguna
perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya.
2.2.6.4 Pelayanan Terbitan Berseri
Salah satu jenis pelayanan yang dapat mendukung terselenggaranya
kegiatan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan terbitan berseri. Dalam Buku
Pedoman Umum Pengelolaan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 40),
“Pelayanan terbitan berseri adalah kegiatan melayankan terbitan berseri kepada
pengguna perpustakaan misalnya jurnal, surat kabar, majalah dan terbitan lain
yang mempunyai kala terbit tertentu”.
Pelayanan terbitan berseri selalu memberikan informasi yang mutakhir
dalam setiap terbitannya. Terbitan ini juga merupakan sarana yang efektif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut Saleh (1996 : 26) terbitan berseri
mempunyai peran sebagai berikut :
1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang.
2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terbian berseri adalah salah
satu jenis koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna perpustakaan. Dengan adanya pelayanan terbitan berseri
diharapkan pengguna perpustakaan tertarik untuk memanfaatkan koleksi tersebut.
2.2.6.5 Pelayanan Bimbingan Pengguna
Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan yang ada
di perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan pengguna tentang
perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaaan
Umum (2000 : 39), “Bimbingan pengguna perpustakaan yaitu memberikan
penjelasan penggunaan perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru
perpustakaan”.
Sedangkan Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi
(1979 : 19), “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada
pemakai tentang cara memanfaatkan koleksi bahan pustaka yang disediakan
secara efektif dan efisien”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan pendidikan
pengguna dimaksudkan untuk dapat memanfaatkan layanan dan fasilitas yang
tersedia di perpustakaan dan untuk membantu mencari bahan-bahan yang
diperlukan oleh pengguna perpustakaan.
Secara umum tujuan bimbingan pengguna menurut Buku Pedoman
Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 75) adalah :
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar memanfaatkan perpustakaan.
2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi subjek tertentu.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber dan pelayanan perpustakaan. 4. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu
dan teknologi.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya
bimbingan pengguna di perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan
keterampilan pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan, sehingga pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan secara
2.3 Pustakawan
2.3.1 Pengertian Pustakawan
Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan
kegiatan perpustakaan dan merupakan tenaga profesional, sebagaimana
dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (1991 : 159), “Pustakawan adalah tenaga
profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”.
Sedangkan menurut Suhernik (2006 : 73) menyatakan bahwa,
“Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan
jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga
induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan”.
Definisi yang lebih jelas terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006 : 3) menyebutkan bahwa :
Pejabat Fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan berdasarkan pengetahuan
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya.
Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi beberapa
persyaratan. Pustakawan Indonesia yang ideal harus memiliki beberapa
persyaratan. Menurut Suhernik (2006 : 73) ada beberapa persyaratan antara lain
sebagai berikut :
1. Aspek Professional
Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu pengetahuan.
2. Aspek Kepribadian dan Perilaku
Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas yang tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia.
Sedangkan Yusuf (1996 : 43) menyatakan bahwa persyaratan yang harus
dimiliki pustakawan adalah :
1. Persyaratan Sikap Mental
Pustakawan Perpustakaan Umum harus mempunyai jiwa pengabdian terhadap tugas-tugas dan fungsi-fungsi Perpustakaan Umum sebagai sarana penunjang pendidikan formal dan non formal serta senantiasa bersedia membantu, membimbing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan suka rela sehingga tujuan Perpustakaan Umum dapat tercapai.
2. Persyaratan Pengetahuan
Seorang pustakawan Perpustakaan Umum harus berpengetahuan dan berwawasan luas agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat. Pustakawan harus selalu menambah pengetahuannya dengan memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan dan mengikuti pendidikan, seminar, ceramah dan kegiatan yang mendukung tugas di perpustakaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang
pustakawan, memiliki beberapa persyaratan yang harus di penuhi, seperti
keprofesionalan, kepribadian dan prilaku, sikap mental serta harus mempunyai
pengetahuan yang luas.
2.3.2 Peran Pustakawan
Selain memiliki kegiatan serta tugas yang harus dilaksanakan, seorang
pustakawan juga mempunyai peranan di dalam perpustakaan. Pustakawan
mempunyai banyak peran. Seperti yang dinyatakan oleh Hermawan (2006 :
56-57) sebagai berikut :
a. Edukator
adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan.
b. Manager
Pada hakikatnya pustakawan adalah “manager informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan informasi.
c. Administrator
Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
d. Supervisor
Sebagai Supervisor pustakawan harus :
1. Dapat melaksanakan pembinaan professional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja dan kebersamaan.
2. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya.
3. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya.
4. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya.
Sedangkan Abbas dalam Kusumah (2001 : 1) mengemukakan peran
pustakawan adalah :
1. Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. 2. Pustakawan sebagai pengajar.
3. Pustakawan sebagai manajer knowledge.
4. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi. 5. Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan
informasi.
6. Pustakawan sebagai komunitas partner.
7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi.
8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan
memiliki banyak peran, yaitu sebagai edukator, manager, pustakawan juga
berperan sebagai pengayak sumber informasi, sebagai teknisi dan sebagai
konsultan informasi untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan
informasi bagi pengguna perpustakaan.
2.4 Efektivitas
2.4.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu tindakan dimana tindakan itu akan efektif
apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Anoraga (1997 :
178), “Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan
dengan hasil kerja”.
Sedangkan Tyson (2000 : 230), “mendefinisikan efektivitas sebagai
kecakapan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu
usaha atau tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
berdasarkan keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah.
2.4.2 Kriteria Efektivitas dan Efektivitas Promosi
Agar suatu tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik,
efektivitas merupakan ukuran suatu organisasi untuk mencapai segala tujuannya.
Handoko (2002 : 103-105) menyatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam
menilai efektivitas, antara lain :
1. Kegunaan
Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana.
2. Ketepatan dan obyektivitas.
Rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila di dasarkan atas informasi yang tepat.
3. Ruang Lingkup
4. Efektivitas Biaya
Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah waktu, usaha, dan aliran emosional.
5. Akuntabilitas
Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan : 1) tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2) tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya.
6. Ketepatan Waktu
Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.
Adapun efektivitas promosi menurut Prisgunanto (2007 : 2) dengan
menggunakan konsep AIDA yaitu :
1. Attention (perhatian) 2. Interest (ketertarikan) 3. Desire (keinginan) 4. Action (tindakan)
Hal yang senada juga didefenisikan oleh Setiawan (2006 : 8) bahwa untuk
mencapai efektivitas promosi dapat diketahui dengan konsep AIDA sebagai
berikut :
1. Attention (perhatian), dalam melakukan promosi pertama-tama perlu menarik perhatian konsumen (calon konsumen), dengan adanya ketertarikan calon konsumen, maka akan tercipta suatu kesan (image). 2. Interest (ketertarikan), minat yang tercipta setelah adanya kesan yang
diciptakan promosi tadi, calon konsumen akan tertarik untuk memilih produk tersebut.
3. Desire (keinginan), setelah adanya ketertarikan dalam benak calon
konsumen, selanjutnya akan terbesit dari pikiran mereka untuk memiliki produk tersebut.
4. Action (tindakan), promosi belum dapat dikatakan berhasil sebelum
calon konsumen mengadakan tindakan untuk membeli.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai tujuan
yang diharapkan, ada beberapa kriteria untuk menilai efektivitas pekerjaan yang
dilakukan meliputi kegunaan, ketepatan dan obyektivitas, ruang lingkup,
efektivitas biaya, akuntabilitas serta melihat ketepatan waktu yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan efektivitas promosi meliputi perhatian,
ketertarikan, keinginan dan tindakan bagi calon konsumen tehadap produk yang
2.5 Pemasaran
2.5.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terjadi ketika manusia
memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran.
Pemasaran memainkan peranan penting dalam suatu organisasi untuk memberikan
nilai dan kepuasan bagi seseorang. Menurut Kotler (2003 : 9), “Marketing is a
societal process by which individuals and groups obtain what they need and want
throught creating, offering, and freely exchanging products and services of value
with others”. Pendapat tersebut dapat diartikan, pemasaran adalah suatu proses
sosial yang membuat individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain.
Sedangkan Solomon (2003 : 3), mendefinisikan “Marketing is the process
of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of
ideas, goods, and service to create exchanges that satisfy individual and
organizational objectives”. Pendapat di atas dapat diartikan, bahwa pemasaran
merupakan proses perencanaan dan konsepsi pelaksanaan, harga, promosi dan ide
pendistribusian, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
individu dan tujuan organisasi.
Pendapat lain tentang pemasaran, menyatakan bahwa :
Pemasaran adalah suatu total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Saladin, 1996 : 3).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk merencanakan, menentukan
harga, promosi, dan mendistribusikan barang untuk memuaskan dan memenuhi
2.5.2 Tugas Pemasaran dan Orientasi Pelanggan
Keberhasilan pemasaran sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas
pemasaran. Tugas pemasaran yang dilakukan tersebut berbeda-beda dengan
alternatif dari keadaan-keadaan permintaan. Kotler (2003 : 6) mendefenisikan
delapan jenis permintaan dan masing-masing tugas pemasarannya adalah :
1. Negative Demand
The marketing task is to analyze why the market dislikes the product and whether a marketing program consisting of product redesign, lower prices, and more positive promotion can change beliefs and attitude.
2. No Demand
The marketing task is to find ways to connect the benefits of the product with people’s natural needs and interests.
3. Latent Demand
The marketing task is to measure the size of the potential market and develop goods and service to satisfy the demand.
4. Declining Demand
The marketing task is to reverse declining demand through creative remarketing.
5. Irregular Demand
The marketing task is, called synchromarketing, is to find ways to alter the pattern of demand through flexible pricing, promotion and other incentives.
6. Full Demand
The marketing task is to maintain the current level of demand in the face of changing consumer preferences and increasing competition. 7. Overfull Demand
The marketing task, called demarketing, requires finding ways to reduce demand temporarily or permanently.
8. Unwholesome Demand
The marketing task is to get people who like something to give it up, using such tools as fear messages, price hikes, and reduced availability.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa tugas pemasaran terdiri dari :
1. Permintaan negatif
Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai
produk, dan apakah program pemasaran rancang ulang produk, harga
yang rendah, dan promosi yang positif dapat merubah kepercayaan dan
2. Tidak ada permintaan
Tugas pemasaran ini adalah mencari cara menghubungkan manfaat
produk dengan kebutuhan dan minat seseorang.
3. Permintaan terpendam
Tugas pemasaran adalah mengukur besarnya pasar potensial dan
mengembangkan barang dan jasa untuk memuaskan permintaan ini.
4. Permintaan menurun
Tugas pemasaran adalah meningkatkan permintaan yang menurun
melalui pemasaran yang kreatif.
5. Permintaan tak beraturan
Tugas pemasaran dinamakan synchromarketing, adalah mencari cara
untuk mengubah pola permintaan melalui harga yang fleksibel,
promosi dan rangsangan lain.
6. Permintaan penuh
Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan dalam
menghadapi selera konsumen yang berubah dan meningkatkan
persaingan.
7. Permintaan berlebihan
Tugas pemasaran dinamakan demarketing, mencari cara untuk
mengurangi permintaan secara sementara atau permanen.
8. Permintaan tidak sehat
Tugas pemasaran adalah membujuk orang-orang yang menyukai
produk ini untuk meninggalkannya, menggunakan alat-alat seperti
pesan ancaman, harga yang tinggi, dan mengurangi ketersediaannya.
Hal yang senada juga di defenisikan oleh Irawan (1996 : 4-6) tugas
pemasaran sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kepuasan Konsumen
Memberikan kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan setiap jenis usaha. Hal ini karena konsumen akan memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan dan pelanggan.
2. Menciptakan Permintaan
Perbedaan diciptakan dengan cara menciptakanan perbedaan citra diri sebenarnya dengan citra diri ideal dan normatif dengan yang informatif.
3. Meningkatkan Permintaan
Ada dua cara untuk meningkatkan permintaan yaitu : a. Dengan harga yang sama permintaan bertambah b. Dengan kuantitas yang sama tapi harga naik 4. Menjadikan Permintaan Inelastis
Permintaan inelastis artinya perubahan harga relatif tidak akan berpengaruh terhadap perubahan kuantitas yang diminta. Hal ini terjadi bila konsumen puas.
5. Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan
Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pemasaran
disesuaikan dengan jenis-jenis permintaannya, seperti permintaan negatif yang
bertugas menganalisa pasar, permintaan terpendam yang bertugas untuk
mengembangkan barang dan jasa dan permintaan tak beraturan yang berorientasi
untuk mengubah pola permintaan melalui berbagai rangsangan. Semua tugas
pemasaran tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah.
Setiap organisasi perlu melakukan kegiatan pemasaran untuk
memperkenalkan kebaikan produknya, namun produk yang di tawarkan juga
harus berorientasi kepada pelanggan. Menurut Kotler (1995 : 51), menyatakan
bahwa :
Orientasi pelanggan menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah menetapkan persepsi, kebutuhan, dan keinginan pasar yang dituju dan memberikan mereka kepuasan melalui disain, komunikasi, penetapan harga dan pengiriman harga yang sesuai dan kompetitif yang dapat dicapainya.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai suatu
tujuan, maka setiap organisasi tidak hanya berfokus kepada suatu produk tetapi
juga harus berorientasi kepada pelanggan dengan tujuan untuk memenuhi
2.6 Promosi
2.6.1 Pengertian Promosi
Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran dalam memperkenalkan,
memberitahu dan mengkomunikasikan produk yang di tawarkan kepada
pelanggan . Promosi di dalam suatu perpustakaan adalah upaya untuk menambah
pengetahuan dan memberitahukan kepada pengguna tentang koleksi, layanan
serta fasilitas yang disediakan perpustakaan. Sehingga dengan dilakukannya
promosi, pengguna dapat lebih mengetahui tentang koleksi, layanan dan fasilitas
yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan.
Menurut Rossiter (1987 : 4), menyatakan bahwa :
Promotion is often regarded as a more direct form of persuasion, based frequently on external incentives rather than inherent product benefits, which is designed to stimulate immediate purchase and to “move sales forward” more rapidly than would otherwise occur.
Uraian tersebut dapat diartikan bahwa promosi lebih sering dianggap
sebagai suatu ajakan langsung, dengan frekuensi dasar pada rangsangan luar yang
lebih tertuju pada suatu keunggulan produk, dengan menggambarkan rangsangan
pendekatan pembelian dan untuk penjualan selanjutnya lebih cepat dari perkiraan.
Sedangkan Swastha (1996 : 237), “Promosi di pandang sebagai arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Selain pendapat di atas Mustafa (1996 : 20), mengemukakan pengertian
promosi sebagai berikut :
Promosi adalah mekanisme persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara perpustakaan dengan pengguna dengan tujuan memberikan informasi dan layanan serta fasilitas yang tersedia di perpustakaan, sekaligus mengajak pengguna atau memanfaatkan informasi serta fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah cara
berkomunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi, termasuk perpustakaan
untuk mengajak dan mempengaruhi pengguna agar mengenal produk atau
layanan-layanan yang ada di perpustakaan, sehingga pengguna mengetahui dan
2.6.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Promosi
Berbagai macam kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan
tertentu, begitu pula dengan kegiatan promosi perpustakaan. Promosi layanan
perpustakaan merupakan suatu upaya untuk memberitahukan kepada mereka
mengenal serta memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan.
Menurut Jerome dan Andrew dalam Mustafa (1996 : 20) kegiatan promosi
mempunyai empat tujuan diantaranya :
1. Untuk menarik perhatian 2. Untuk menciptakan kesan 3. Untuk membangkitkan minat 4. Untuk memperoleh tanggapan
Sedangkan menurut Stanley dalam Mustafa (1996 : 20), tujuan promosi
adalah “mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku dari penerima dan
membujuk mereka untuk menerima konsep, pelayanan, ide atau barang yang
dipromosikan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya promosi
adalah untuk menarik perhatian, membangkitkan minat, sehingga dengan kegiatan
promosi dapat membujuk orang lain untuk menerima produk atau layanan yang
ada di perpustakaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas setiap organisasi termasuk
perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. “Kegiatan
promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara organisasi dengan
konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya” (Lupiyoadi, 2001 : 108).
Sedangkan Winardi (1992 : 104), menyatakan bahwa fungsi promosi
adalah :
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain memiliki
tujuan, promosi juga memiliki fungsi dan berperan untuk mengkomunikasikan
produk atau jasa layanan yang dimiliki kepada individu, kelompok atau organisasi
agar dapat menggunakan produk atau layanan tersebut sesuai dengan cara
mempengaruhi mereka.
Selain tujuan dan fungsi, promosi juga memiliki tugas yang harus
dilaksanakan. Menurut Lamb (2001 : 157) tugas promosi sebagai berikut :
Promosi Informatif
a. Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk.
b. Menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja. c. Menyarankan kegunaan baru suatu produk. d. Membangun citra baru suatu perusahaan. Promosi Persuasif
a. Mendorong perpindahan merek.
b. Merubah persepsi pelanggan atas atribut produk. c. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang. d. Merayu pelanggan untuk datang.
Promosi Mengingatkan
a. Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini.
b. Mengingatkan konsumen di mana untuk membeli produk tersebut. c. Mempertahankan kesadaran konsumen.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa promosi terdiri dari
beberapa tugas, seperti promosi informatif yang bertugas meningkatkan kesadaran
atas suatu produk dan membangun citra perusahaan, promosi persuasif yang
bertugas mendorong perpindahan merek, merubah persepsi pelanggan dan
bertugas untuk mengingatkan konsumen pada suatu produk serta mempertahankan
kesadaran konsumen.
2.6.3 Metode Promosi
Promosi bidang perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyak
anggota masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan bagi
dirinya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu promosi, salah
satunya adalah metode atau cara-cara promosi yang digunakan. Perpustakaan
mereka termotivasi untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan serta fasilitas
perpustakaan.
Menurut Mustafa (1996 : 28) dalam melakukan kegiatan promosi layanan
perpustakaan dikenal beberapa metode yaitu :
1. Publikasi 2. Iklan
3. Kontak Perorangan 4. Insentif
5. Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan
Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas pada uraian berikut :
2.6.3.1 Publikasi
Salah satu metode promosi yang dapat digunakan oleh perpustakaan
adalah publikasi. Publikasi merupakan suatu cara yang biasa digunakan untuk
membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada pengguna agar mereka
menjadi tahu dan berminat terhadap produk atau layanan yang dipasarkan.
Menurut Belch (1995 : 15), “Publicity refers to non-personal
communication regarding organization, product, services or idea that is not
directly paid or under identified sponsorship”. Pendapat tersebut dapat diartikan,
publisitas mengarah pada komunikasi mengenai organisasi, produk, layanan atau
gagasan yang tidak dibayar oleh sponsor.
Sedangkan menurut Tjiptono (1997 : 228), bahwa “Publikasi adalah
bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal, yang
mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan
pelaksanaan promosi yang ringan dan murah untuk mengkomunikasikan dan
2.6.3.2 Iklan
Iklan adalah terjemahan dari advertising. Iklan merupakan salah satu
metode promosi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pemanfaatan layanan
dan fasilitas perpustakaan. Menurut Lupiyoadi (2001 : 138), “Iklan adalah bentuk
komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
Sedangkan Markin (1982 : 391), menyatakan bahwa :
Advertising is an impersonal presentation of goods, ideas or services requiring a mass medium. The mass media radio, television, newspapers, magazines have the power to reach large numbers of potential users or buyers of a product with a persuasive message.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa, iklan adalah bentuk penyajian dari
barang, ide atau jasa yang membutuhkan media massa. Media masa seperti, radio,
televisi, koran, majalah memiliki kekuatan ke jumlah jangkauan yang luas dari
pengguna potensial atau pembeli sebuah produk dengan suatu pesan yang bersifat
ajakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah media
promosi dengan bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan
komunikasi non personal. Iklan dapat dilaksanakan melalui media cetak atau
elektronik seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah dengan memungut
bayaran.
Setiap metode promosi yang dilakukan pasti memiliki tujuan, begitu pula
dengan iklan. Menurut Saladin (1996 : 74) tujuan iklan adalah :
1. Untuk menyampaikan informasi : a. Memberitahu pasar tentang produk
b. Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu c. Menjelaskan cara kerja suatu produk
d. Membangun citra perusahaan 2. Untuk membujuk :
a. Memilih merk tertentu
b. Menganjurkan memilih merk tertentu
c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merk tertentu d. Membujuk pelanggan untuk membeli
3. Untuk mengingatkan :
b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk itu
c. Menjaga agar pelanggan akan selalu ingat akan produk atau merk itu.
4. Untuk pemantapan(Reinforcement) :
Berusaha untuk meyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang tepat
Sedangkan fungsi iklan antara lain :
1. Memberikan informasi
2. Membujuk atau mempengaruhi 3. Menciptakan kesan
4. Memuaskan keinginan
5. Sebagai alat komunikasi (Mursid, 1993 : 96).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan mempunyai tujuan
untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk, membujuk konsumen untuk
membeli suatu produk, mengingatkan konsumen akan suatu produk tertentu serta
meyakinkan para konsumen untuk membeli produk yang tepat. Selain tujuan,
iklan juga berfungsi untuk menciptakan kesan, memuaskan keiginan konsumen
serta digunakan sebagai alat komunikasi.
Selain memiliki fungsi, iklan juga memiliki beberapa keuntungan.
Menurut Swastha (!996 : 248) adalah :
1. Iklan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat
2. Informasi dan persuasi merupakan aspek-aspek penting tentang berita periklanan yang efektif
3. Menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi
4. Kesalahan dalam periklanan dapat mempengaruhi pertukaran yang saling memuaskan
Sedangkan kelemahan iklan menurut Angipora (1999 : 231) adalah :
1. Iklan tidak fleksibel, hal ini disebabkan karena pesan-pesan yang disampaikan adalah bersifat standar, sehingga sulit untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan serta perbedaan yang terdapat pada setiap konsumen.
2. Informasi yang diberikan dari iklan sifatnya terbatas, mengingat adanya biaya yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan hanya singkat.