• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Oleh :

AMINAH DALIMUNTHE S.Si., M.Si., Apt

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

Bab I. Pendahuluan...1

Bab II. Tinjaun Pustaka...3

Bab III.Pembahasan...6

Bab IV.Kesimpulan...7

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Ramuan obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sudah

dikenal sejak lama dan hingga kini masih terus digunakan oleh masyarakat. Dari

catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan

telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi. Hingga saat ini penggunaan

tumbuhan atau bahan alam sebagai obat tersebut dikenal dengan sebutan obat

tradisional. Menurut definisi Departemen Kesehatan RI yang dimaksud dengan

obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari

tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang

secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Pada kenyataannya bahan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan porsinya

lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan

untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tanaman obat karena sebagian

besar obat tradisional bahan bakunya berasal dari tanaman obat.

Ramuan obat tradisional ini bahkan telah mengalami perkembangan yang

begitu pesat serta diproses secara ilmiah dan modern. Dikonsumsi masyarakat di

dalam negeri, tetapi sudah ke pasar luar negeri. Ini karena tumbuhan sebagai

sumber nabati terbukti mempunyai khasiat yang mujarab, tidak mempunyai efek

samping dan bahannya pun mudah didapat. Bahkan dipercaya kalau

tumbuh-tumbuhan justru dapat menetralisir efek sampingan dari zat-zat aktif yang

membahayakan didalam tubuh. Jadi hanya tumbuh-tumbuhan saja yang dapat

bekerja sebagai ''Side Effect Eliminating Substances'' atau yang dikenal dengan

SEES. Tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat tersebut dinamakan ''Tanaman

Obat'', yang menurut Departemen Kesehatan RI, definisi tanaman obat Indonesia

sebagaimana tercantum dalam SK Meskes No 149/SK/Menkes/IV/1978 sebagai

berikut:

1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional

(4)

2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan

baku obat (prokusor).

3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut

digunakan sebagai obat.

Ramuan obat tradisional umumnya dibuat dari bahan-bahan alamiah

tanaman obat. Seperti bagian akar, umbi, rimpang, kayu, kulit pohon, biji-bijian,

daun-daunan, buah, getah, bunga ataupun dari ekstraks tanaman obat. Salah satu

tanaman obat tradisional yang terkenal di Indonesia adalah sambiloto. Secara

awam, masyarakat Indonesia menggunakan seduhan herba sambiloto untuk

mengatasi berbagai penyakit yang dideritanya seperti flu, demam, diabetes dan

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan obat tradisional merupakan warisan turun temurun dari nenek

moyang kita dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Herba sambiloto

(Andrographis paniculata Nees, Acanthaceae) merupakan salah satu bahan obat

tradisional yang paling banyak dipakai di Indonesia dan telah terkenal sejak abad 18. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) ex Nees banyak dijumpai hampir di

seluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi sambiloto diklasifikasikan sebagai

berikut :

Divisi : Spermathophyta, Subdivisi : Angiospermae,

Kelas : Dycotyledonae,

Subkelas : Gamopetalae,

Ordo : Personales,

Famili : Acanthaceae,

Subfamili : Acanthoidae dan

(6)

Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah dan negara, seperti : ki oray atau ki

peurat (Jawa Barat), bidara, takilo, sambiloto (Jawa Tengah dan Jawa Timur), atau

pepaitan atau ampadu (Sumatera).

Quasabhuva (Arab)

The Creat (Inggris)

Naine-havandi (Persia)

Kariyatu (Gujarat)

Kirayat (India)

Nilavembu (Tamil)

Nelaberu (Canada)

Sambiloto merupakan tanaman asli India dan Cina. Herba, daun, akar dan bunganya banyak digunakan dalam sistem pengobatan. Dalam buku resmi tanaman

obat Indonesia, herba sambiloto digunakan sebagai diuretika dan antipiretika,

sedangkan pustaka obat tradisional lainnya menyebutkan bahwa herba sambiloto yang

digunakan bersama-sama dengan kumis kucing (Orthosiphon stamineus) digunakan sebagai obat kencing manis. Penggunaan tradisional ini didasarkan atas kenyataan

bahwa seduhan sambiloto mempunyai rasa yang pahit, sehingga diharapkan dapat

digunakan untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Efek

analgetik, antipiretik dan antiulserogenik dari isolat andrografolida, suatu diterpenoid yang diperoleh dari herba sambiloto telah dilaporkan. Ekstrak etanol dan

andrografolida dari herba sambiloto juga menunjukkan aktivitas terhadap hepatitis

yang disebabkan oleh Plasmodium berghei.

Selain itu Ekstrak Sambiloto (andrographis paniculata) terbukti mampu

meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi staphylococcus aureus. Itu

ditandai dengan meningkatnya neotrofil, limfosit, dan perbaikan jaringan

paru-paru, hati, dan ginjal pada mencit (tikus kecil) yang menjadi percobaan. Ekstrak

sambiloto juga menunjukkan aktivitas sebagai anti tiroid, anti jamur,

antihepatotoxik, antibiotik, antimalaria, antithrombogenik, antiinflamasi,

antisnakevenom, antipiretik dan immunostimulant

Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh diberbagai habitat,

(7)

berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki banyak cabang (monopodial). Daun

tunggal saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan

permukaannya halus, berwarna hijau. Bunganya berwarna putih keunguan, bunga

berbentuk jorong (bulan panjang) dengan pangkal dan ujung lancip. Di India bunga dan buah bisa dijumpai pada bulan Oktober atau antara Maret sampai Juli. Di

Australia bunga dan buah antara bulan Nopember sampai Juni, sedang di Indonesia

bunga dan buah dan ditemukan sepanjang tahun.

Adapun kandungan utama dari sambiloto adalah diterpenoid lactones (andrograpolide), paniculides, farnesols and flavonoids. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat melawan penyakit adalah andrograpolide.

Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan

tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone,

panikulin,

kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit

Pada daun, kadar senyawa andrograpolide adalah sebesar 2,5-4,8% dari

berat keringnya. Senyawa kimia lain dari daun yang juga pahit yaitu diterpenoid

viz. deoxyandrographolide-19B-D-glucoside dan neoandrographolide. Dari akar,

dapat diisolasi sejumlah senyawa seperti polimetoksiflavon, androrafin,panikulin,

mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4- dimetileter.

Beberapa orang mengalami gangguan pencernaan saat mengkonsumsi sambiloto. Jika hal ini terjadi, sebaiknya dosis pemakaian harus dikurangi atau mengkonsumsinya bersama-sama dengan makanan. Sakit kepala, keadaan fatik, ataupun perasaan pahit serta terjadinya peningkatan enzim hati sering dialami pasien-pasien yang menderita HIV saat diberi andrograpole hasil isolasi dengan dosis tinggi. Namun demikian, dari berbagai penelitian yang dilakukan, secara umum sambiloto tidak menimbulkan efek samping yang serius sehingga aman dikonsumsi dan efektif. Dan sampai saat ini jarang ditemui efek samping yang tidak diinginkan saat sambiloto ini digunakan bersama-sama dengan tumbuhan atau obat lain.

(8)

BAB III

PEMBAHASAN

(9)

BAB IV

KESIMPULAN

1. Penggunaan obat tradisional saat ini sangat banyak dilakukan mengingat khasiat yang diberikan sangat besar dengan sedikitnya efek samping yang dihasilkan.

2. Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak digunakan.

3. Sambiloto mempunyai banyak khasian seperti antipiretik, antibiotik, antidiabetes, dan belakangan sebagai anti kanker.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/ Andrographis-paniculata.

Diakses tanggal 5 Mei 2009

Anonim. http:// Andrographis paniculata Information. Com. Diakses tanggal 5 Mei 2009

Anonim. http:// What is Andrographis ?. com. Diakses tanggal 5 Mei 2009

Santosa, D., Gunawan, D. 2001. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal: 82-83

Tampubolon, O.T. 1995. Tumbuhan Obat. Penerbit Bhratara.Jakarta. Hal : 98-100

(11)

INTERAKSI SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Oleh :

AMINAH DALIMUNTHE S.Si., M.Si., Apt

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(12)

DAFTAR ISI

Bab I. Pendahuluan...1

Bab II. Tinjaun Pustaka...3

Bab III.Pembahasan...6

Bab IV.Kesimpulan...7

Referensi

Dokumen terkait

pada kelinci menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto dengan dosis 10 mg/kg berat badan dapat mencegah hiperglikemia yang diinduksi dengan pemberian glukosa per oral dengan dosis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek antihelmintik infusa herba sambiloto ( Andrographis paniculata , Nees) terhadap Ascaris suum secara in

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tonikum infusa herba sambiloto yang diberikan secara oral pada mencit putih jantan galur Swiss Webster. Penelitian ini

Pemberian obat diberikan tiga kali satu kapsul per hari untuk sambiloto (tiap kapsul berisi ekstrak sambiloto 400 mg) dan satu kali dua kapsul per hari untuk

Pemberian obat diberikan tiga kali satu kapsul per hari untuk sambiloto (tiap kapsul berisi ekstrak sambiloto 400 mg) dan satu kali dua kapsul per hari untuk sambung

Hasil penelitian efek sambiloto terhadap tekanan darah serta hasil uji “t” berpasangan tekanan darah sistol dan diastol disajikan pada tabel 1.1 di bawah

Dengan teknik penanganan yang baik diharapkan dapat menghindari ke- hilangan hasil panen, baik dalam jum- lah maupun mutu serta menghasilkan produk sambiloto yang

Meskipun ekstrak sambiloto tidak menampakkan aktivitas antibakterial terhadap bakteri asal susu penderita mastitis dalam penelitian ini, ekstrak sambiloto di laporkan mempunyai