SKRIPSI
PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
T. ABDU SYAHRI ATTHAR 060503160
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Size, ROA dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan , 2012 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Indra Naleni, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada orang tua selaku motivator penulis Alm. H. T. Bachtaruddin dan Hj. Nurbaity Rasydi, Amk. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang telah diberikan. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada seluruh saudara dan sahabat yang telah merelakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan , 2012 Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel size perusahaan, return on asset (ROA) dan Leverage terhadap Dividend per Share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008 – 2010. Dalam penelitian ini terdapat 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Untuk mendapatkan laporan keuangan dari setiap perusahaan, peneliti
mendapatkannya dari
menggunakan metode purposive sampling. Hasil regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang digunakan tidak mampengaruhi variabel dependen. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara simultan terhadap DPS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tidak mempengaruhi pada varuabel dependen.
ABSTRACK
THE EFFECT OF FIRM SIZE, ROA AND LEVERAGE TO DIVIDEN POLICY ON THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The study was concuted to examine the effect of firm size variabel, return on assets (ROA) and Dividend per Share Leverage of (DPS) to the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in period 2008 until 2010. In this study there were 134 companies of the 415 companies listed it’s about 33% of total manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.
To get financial statements of each company, the researchers get from samples and data collected using purposive sampling method. Regression result show that the three independent variables used did not affect the dependent variable. simultaneous test results showed that all three independent variables together simultaneously had no effect on DPS. The conclusion of this study is to show that independent variables do not affect the dependent variable.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11
2.1.1 Dividen ... 11
2.1.2 Bentuk Kebijakan Dividen ... 13
2.1.3 Teori Dividen ... 14
2.1.4 Firm Size ... 20
2.1.5 Profitabilitas ... 21
2.1.6 Leverage ... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual ... 30
2.4 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 38
3.5.1 Variabel Penelitian ... 38
3.5.2 Defenisi Operasional ... 38
3.5.2.1 Variabel Dependen ... 38
3.5.2.2 Variabel Independen ... 39
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 41
3.6.1 Statistik Deskriptif ... 41
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 42
3.6.2.1 Uji Normalitas ... 43
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas ... 45
3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 45
3.6.2.5 Uji Hipotesis ... 46
3.6.2.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 46
3.6.2.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46
3.6.2.5.3 Koefisien Determinasi (R2 3.7 Jadwal Penelitian ... 47
) ... 47
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 48
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Analisis Stattistik Deskriptif ... 50
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 51
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 51
4.2.2.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 56
4.2.2.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 56
4.2.2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58
4.2.3 Hasil Uji Regresi Berganda ... 59
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis ... 61
4.2.4.1 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 62
4.2.4.2 Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 63
4.2.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
) ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27
3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3.2 Definisi Data Operasional Variabel ... 40
3.3 Pengambilan Keputusan Oleh Uji Durbin Watson ... 44
3.4 Jadwal Penelitian ... 47
4.1 Syarat Pengambilan Sampel ... 48
4.2 Daftar Perusahaan Manufaktur Sebagai Obyek Penelitian ... 49
4.3 Statistik Deskriptif ... 50
4.4 Hasil Uji Kormogorov-Smirnov ... 52
4.5 Hasil Uji Kormogorov-Smirnov Dalam Bentuk LN ... 53
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 56
4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57
4.8 Hasil Perhitungan Regresi Berganda ... 60
4.9 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 61
4.10 Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 63
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 30
4.1 Grafik Histogram Residual ... 54
4.2 Normal P-P Plot Residual LN Dividen ... 55
11 DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Halaman
i Data Penelitian ... 71
ii Descriptive ... 75
iii Regression ... 76
iv Hitogram dan Normal P-P Plot Residual ... 78
v Kolmogorov Smirnov ... 79
vi Scatterplot ... 80
ABSTRAK
PENGARUH SIZE, ROA DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel size perusahaan, return on asset (ROA) dan Leverage terhadap Dividend per Share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008 – 2010. Dalam penelitian ini terdapat 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Untuk mendapatkan laporan keuangan dari setiap perusahaan, peneliti
mendapatkannya dari
menggunakan metode purposive sampling. Hasil regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang digunakan tidak mampengaruhi variabel dependen. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh secara simultan terhadap DPS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tidak mempengaruhi pada varuabel dependen.
ABSTRACK
THE EFFECT OF FIRM SIZE, ROA AND LEVERAGE TO DIVIDEN POLICY ON THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The study was concuted to examine the effect of firm size variabel, return on assets (ROA) and Dividend per Share Leverage of (DPS) to the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in period 2008 until 2010. In this study there were 134 companies of the 415 companies listed it’s about 33% of total manufacturing company in Indonesia Stock Exchange.
To get financial statements of each company, the researchers get from samples and data collected using purposive sampling method. Regression result show that the three independent variables used did not affect the dependent variable. simultaneous test results showed that all three independent variables together simultaneously had no effect on DPS. The conclusion of this study is to show that independent variables do not affect the dependent variable.
12 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia usaha membawa perubahan pasar yang semakin meningkatkan persaingan antar perusahaan. Memasuki pasar bebas, usaha diantara perusahaan-perusahaan yang ada semakin bersaing. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi-strategi yang tepat agar perusahaan dapat terus bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Kondisi ini membuat banyak perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan atau persiapan akan mengalami kebangkrutan karena kalah dalam persaingan. Meningkatnya persaingan usaha dan semakin rumitnya situasi yang dihadapi oleh perusahaan modern masa kini menuntut pergerakan peran seorang manajer keuangan yang luas. Melalui manajer keuangan perusahaan harus mampu menjalankan fungsinya di dalam mengelola keuangan dengan benar dan seefisien mungkin. Ukuran yang digunakan untuk menilai keberhasilan seorang manajer keuangan dalam mengelola keuangan perusahaan adalah dengan melihat seberapa besar nilai atau ukuran perusahaan tersebut.
13 untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham atau maximization wealth of stockholders dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan
diperoleh di masa depan.
ROA (salah satu ukuran profitabilitas) yang juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat return investasi yang semakin besar.
14 Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan berinvestasi pada perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividend yang berbeda-beda. Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi jumlah laba ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana intern akan semakin besar dan ini akan menjadikan posisi finansial dari perusahaan yang bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana eksternal menjadi semakin kecil.
15 Saxena (1999:3) mengemukakan “bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang”. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Menurut teori residual dividend, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham hanya jika perusahaan tersebut sudah tidak mempunyai kesempatan melakukan suatu investasi yang menguntungkan, dalam hal ini net present value yang negatif.
16 Lebih lanjut, Suherli dan Harahap (2004:23) “menyatakan bahwa dengan mendapatkan dividen adalah lebih baik dari pada saldo laba karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai masa depan”. Kebijakan-kebijakan ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Kebijakan investasi akan mempengaruhi kebijakan pendanaan dalam menentukan komposisi struktur modal sebagai sumber pendanaan perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan terdiri dari sumber pendanaan internal dan ekbsternal. Sumber pendanaan pada internal diperoleh melalui penyisihan laba perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen (retained earnings). Sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh antara lain melalui hutang, penerbitan saham, atau penerbitan obligasi. Kebijakan pendanaan serta kebijakan investasi akan mempengaruhi kebijakan dividen, karena dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham yang tidak diinvestasikan dalam kegiatan investasi perusahaan.
17 menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/ annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan roa dan besarnya pendapatan dividen.
18 Van Horne (2001:669) “kemudian mengatakan bahwa keputusan keuangan dan pendanaan perusahaan kini juga dipengaruhi berbagai faktor seperti rasio hutang, coverage ratio, dan lain-lain”. Rasio-rasio ini dapat mencerminkan keadaan keuangan dan performa perusahaan. Selain itu, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:2) juga mengatakan rasio-rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio keuangan dapat membantu pembuatan perbandingan data keuangan perusahaan dari tahun ke tahun serta melakukan perbandingan dengan perusahaan lain. Kemudian dari berbagai rasio yang ada seperti likuiditas, rasio profitabilitas (ROA), leverage dan lain-lain, kita dapat melihat berbagai komponen keuangan perusahaan, seperti net income, total debt, total equity, total assets, dan lain-lain. Komponen-komponen tersebut oleh berbagai penelitian yang
ada dipercaya sebagai komponen-komponen yang dapat mempengaruhi besaran dividen.
Palepu, et al (2004) dalam penelitian Niken Tyas (2007:3) juga menambahkan bahwa ”analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai efektivitas dari kebijakan perusahaan dari tiap-tiap area dimana dari area-area tersebut manajer perusahaan dapat mencapai target pertumbuhan dan profit”. Salah satu dari area tersebut adalah kebijakan dividen perusahaan.
19 Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2. Perumusan Masalah
Latar belakang di atas menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi permasalahan yang akan coba dijawab dalam penulisan karya akhir ini melalui penelitian. Jadi terdapat beberapa masalah utama dalam penulisan ini, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Size perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari ROA (yang salah satu ukuran profitabilitas) perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?
3. Apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan?
20 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Melalui analisis terhadap rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari size perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.
2. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari ROA (yang salah satu ukuran profitabilitas) perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.
3. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara partial yang signifikan dari Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan.
4. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan dari Size, ROA dan Leverage perusahaan terhadap pembayaran dividen perusahaan,
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Manajemen
21 dan Leverage perusahaan, sehingga ketertarikan investor dalam jangka panjang dapat meningkat pada saham perusahaan.
2. Investor atau calon investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi investor ataupun calon investor yang akan melakukan investasi dalam bentuk saham.
3. Akademisi
22 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen
Definisi Dividen Palepu et al (2004) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9) “mendefinisikan dividen sebagai cara perusahaan untuk memberikan timbal balik kepada pemegang saham dari kelebihan kas atas kegiatan operasional dan investasi”. Lebih lanjut, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9) menyatakan bahwa “kebijakan dividen perusahaan mencakup dua komponen dasar”. Pertama, dividend payout ratio yang memberikan jumlah dividen yang dibayar relatif
terhadap laba perusahaan. Komponen kedua adalah stabilitas dari dividen sepanjang waktu.
Ross et al (2005:606) mengemukakan bahwa “Dividend is a payment made out of a firm’s earnings to its owners, in the form of either cash or
stock.” Selain definisi tersebut, Besley dan Brigham (2000:497) mendefinisikan dividen sebagai “distribution made to stockholders from the firm’s earnins, wether those earnings were generated in the current period or
in the previous periods.” Dari beberapa definisi tersebut, dapat kita ketahui
23 Akuntasi Indonesia (2007), dalam PSAK No.23, merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Laba bersih perusahaan berdampak berupa peningkatan saldo laba ditahan (retained earnings) perusahaan. Apabila saldo laba didistribusikan kepada pemegang saham maka saldo laba akan berkurang sebesar nilai yang didistribusikan kepada pemegang saham.
Sebagaimana definisi dividen yang telah diungkapkan Ross et al (2005:606) yang mendefinisikan “dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai”, artinya hanya perusahaan yang membukukan keuntungan yang dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan dan bahwa dividen tunai (cash dividend) umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend).
Bagi perusahaan go public, kebijakan dividen merupakan kebijakan yang penting di dalam semua kebijakan keuangan lainnya. Menurut Bangun et al (2007:24), kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan dalam
24 2.1.2 Bentuk Kebijakan Dividen
Menurut Kieso et al (2005:358), ada beberapa jenis kebijakan dividen yang digolongkan menjadi beberapa bentuk, yaitu :
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Merupakan bentuk dividen yang paling wajib digunakan oleh pihak perusahaan. Bagi suatu perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan nilai kas, kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal pengumuman dividen. Kewajiban ini dihapus ketika cek dividen dikirimkan kepada para pemegang saham.
2. Dividen Harta (Property Dividend)
Merupakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yang dibayarkan dengan aktiva selain kas. Seringkali aktiva yang akan didistribusikan adalah sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak kepemilikannya dalam sekuritas tersebut kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa (carrying value), jika nilai pasar yang wajar tidak dapat ditentukan. 3. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)
Suatu pembagian yang merupakan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan peluang bagi investasi yang dibukukan dengan mengurangi modal setoran.
4. Dividen Saham (Stock Dividend)
25 2.1.3 Teori Dividen
1. Residual Dividend Theory
Teori dividen yang dinamakan residual dividend theory, seperti yang dikutip dari Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9), menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan seharusnya sejumlah modal yang tersisa dari alokasi pendanaan proyek atau investasi dalam gambaran menguntungkan. Van Horne (2001:299), berpendapat bahwa teori ini juga menyatakan bahwa dividen tidak relevan, karena mengasumsikan investor memiliki preferensi yang sama antara kas yang dijadikan dividen atau yang ditahan perusahaan. Apabila proyek atau investasi yang ditargetkan perusahaan menjanjikan return lebih besar dari pada required return, maka investor lebih senang jika perusahaan menahan kas dari pada memberikannya sebagai dividen. Begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut, Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:9), memberikan kesimpulan bahwa pada teori ini, kebijakan dividen dipengaruhi oleh:
1. Kesempatan investasi perusahaan, 2. Struktur modal, dan
3. Ketersediaan dari modal yang dihasilkan sendiri atau internal (internally generated capital).
26 Menurut teori diatas, kebijakan dividen adalah pengaruh yang pasif karena tidak memiliki pengaruh langsung pada harga pasar saham. Maka teori diatas menyatakan bahwa dividen akan dibagikan bila perusahaan memiliki dana sisa (residu), dan apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa tersebut maka tidak akan ada pembagian dividen. Keputusan dividen adalah residual karena perusahaan lebih cenderung membiayai investasinya dengan pendanaan internal dari laba ditahan (retained earnings) dibandingkan pendanaan eksternal (hutang atau saham). Karena pendanaan internal tentu saja jauh lebih murah, dan tidak akan ada percampuran dari pihak perusahaan lain, baik dari dalam mau pun dari luar perusahaan.
2. Clientele Effect Theory
27 Dalam teori ini menyatakan bahwa jika perusahaan membagikan dividennya, maka akan mengurangi sumber pendanaan perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan harus mencari sumber dana yang baru dalam bentuk hutang (debt). Investor akan secara langsung menyesuaikan jenis investasi dengan kebijakan dividen perusahaan yang bersangkutan. Bagi investor yang menyukai kas, cenderung akan memilih perusahaan yang akan melakukan pembagian dividen dalam jumlah besar, sedangkan investor yang lebih menyukai capital appreciation tentu saja akan memilih berinvestasi pada saham yang mengalami kenaikan harga, jadi perusahaan dengan kebijakan dividen yang ditentukan akan memiliki investor (client).
3. Bird In The Hand Theory
Menurut Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Niken Tyas (2007:11), bird in the hand theory merupakan teori yang memiliki keyakinan bahwa pendapatan dividen memberikan nilai yang lebih tinggi kepada investor dibandingkan pendapatan capital gain. Karena dividen dinilai memiliki tingkat kepastian yang
lebih tinggi dari pada capital gain. 4. Signaling Theory
28 melebihi perkiraan dapat menjadi sinyal bagi investor bahwa manajemen memprediksikan kenaikan laba yang signifikan di masa depan, begitu pula sebaliknya. Hal ini berdasarkan pada signaling theory.
Wirjolukito et al (2003) merangkum beberapa penelitian yang memperkenalkan model persinyalan di dalam kebijakan dividen perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa dividen berisi informasi mengenai tingkat keuntungan sekarang maupun di masa yang akan datang. Hipotesis persinyalan menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan sinyal adanya informasi asimetris, yang artinya bahwa dividen tersebut dapat mengubah ekspektasi perusahaan atas keuntungan di masa yang akan datang dan membuat perubahaan atas harga saham biasa. Penelitian Aharony dan Swary (1980) yang dikutip oleh Wirjolukito et al (2003) yang memusatkan perhatian pada hubungan antara
sinyal dan pergerakan harga saham, bahwa penggunaan dividen sebagai sinyal akan bereaksi positif terhadap peningkatan dividen (harga saham meningkat) dan negatif terhadap pemotongan dividen (penurunan harga saham).
29 manajemen yakin akan prospek masa depan perusahaan dan merupakan sinyal yang direspon positif oleh pasar.
5. Tax Preference Theory
Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki nilai pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Sebaliknya, jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Namun demikian karena pajak atas capital gain akan dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividen yield yang tinggi dari pada saham dengan dividen yield yang rendah.
30 pembayaran yang lebih rendah dari pada pembayaran dividen dalam jumlah yang lebih tinggi.
Berdasarkan POH (Pecking Order Hypothesis) yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam penelitian Fira Puspita (2009:23), perusahaan lebih mengutamakan dana internal dari pada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana internal dapat dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Apabila dana eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan penggunaan utang dari pada ekuitas. Ide dasar POH sangat sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang lebih diutamakan adalah utang dari pada emisi saham. Myers dan Majluf (1984) dalam penelitian Fira Puspita (2009:23) menyatakan bahwa asimetri informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal dari pada dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan.
Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimalkan kekayaan pemegang saham yang sudah ada. Penjualan saham baru bukan kepentingan dari pemegang saham yang sudah ada tetapi hanya akan mengakibatkan penurunan nilai saham yang sudah ada. Perusahaan akan memilih hutang dibanding external equity, apabila memerlukan dana eksternal. Dengan penerbitan hutang bebas
31 lebih sedikit terhadap nilai saham yang sudah ada dibandingkan dengan menerbitkan saham baru.
Hipotesis Pecking Order menurut Myers (1984). Didasarkan pada empat asumsi, yaitu :
1. Dividen policy bersifat konstan (sticky), 2. Lebih baik dana internal disbanding eksternal,
3. Bila menggunakan dana eksternal pilih surat berharga bebas risiko,
4. Jika diperlukan banyak dana eksternal maka memilih urutan surat berharga dari risk free debt, risky debt, convertible security, saham preferen, common stock.
2.1.4 Firm Size
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan didasarkan kepada total asset perusahaan.
32 memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan setidaknya mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil.
2.1.5 Profitabilitas
Van Horne (2001:682) membagi rasio profitabilitas menjadi dua tipe, yakni profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan serta profitabilitas yang berkaitan dengan investasi. Rasio profitabilitas ada yang berkaitan dengan penjualan dan ada pula yang berkaitan dengan investasi. Rasio profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan meliputi : gross profit margin, net profit margin, SG&A to sale, dan asset turnover ratio. Adapun rasio profitabilitas
yang berkaitan dengan investasi yakni return of equity (ROE), return on assets (ROA), dan operating profit rate of return. Rasio-rasio ini menginformasikan tingkat efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
1. Gross Profit Margin
33 2. Net Profit Margin
Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang lebih spesifik. Seperti yang dikutip dari Van Horne (2001:683) “rasio ini dihitung dengan cara membagi antara net profits after taxes dengan penjualan”. Rasio net profit margin menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan secara relatif setelah memperhitungkan semua beban dan penerimaan pajak, tapi tanpa memasukkan extra ordinary charges.
3. SG&A to Sales
Dalam melakukan analisis, penting untuk melibatkan rasio ini bersama dengan dua rasio sebelumnya. Hal ini dikarenakan antara ketiga rasio, yakni gross profit margin, net profit margin, dan SG&A to sale memiliki hubungan yang erat dan membantu dalam menghasilkan kesimpulan yang akurat mengenai kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan Van Horne (2001:683) “SG&A to sale dihitung dengan cara membagi antara selling, general & administrative expense dengan penjualan”. Dengan
asumsi pertumbuhan terus terjadi, persentase dari SG&A to sale diperkirakan akan turun sejalan dengan terjadinya economies of scale. 4. Asset Turnover Ratio
34 tinggi asset turnover menandakan bahwa semakin sedikit jumlah investasi pada aset untuk menghasilkan penjualan.
5. Return on Equity
Berdasarkan Van Horne (2001) “return on equity (ROE) termasuk dalam kelompok rasio profitabilitas yang terkait dengan investasi”. ROE menujukkan earning power atas nilai investasi pemegang saham. Palepu, Hearly, dan Bernard (2004) menambahkan bahwa “ROE merupakan indikator komprehensif dari performa perusahaan yang mengindikasikan kemampuan manajer dalam mengelola dana yang diinvestasikan pemegang saham perusahaan dalam menghasilkan timbal balik”. Berdasarkan Van Horne (2001) nominator dari ROE adalah net profit after taxes dikurangi dengan dividen saham preferen. Adapun
denominatornya adalah ekuitas pemegang saham yang dapat menggunakan baik nilai buku maupun nilai pasar. Jika kita ingin menggunakan nilai pasar, maka sebelumnya kita harus menghitung earnings/price ratio dari saham. ROE juga dapat dinyatakan dalam
bentuk ROCE (return on common equity) yang menekankan pada saham biasa (common equity). Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007), nominator dari ROCE adalah net income yang dikurangi dengan preferred dividends, sedangkan denominatornya adalah average common
35 6. Return On Assets
Return on assets (ROA) merupakan rasio yang juga umum digunakan
dalam analisis profitabilitas. Pada dasarnya, Palepu, et al (2004) mengatakan bahwa ROA memberikan informasi mengenai seberapa banyak profit yang dihasilkan dari hasil investasi aset perusahaan. Van Horne (2001:683) menyatakan bahwa “ROA dihitung dengan cara membagi antara net profit after taxes dengan total aset akhir periode”. Sementara itu berdasarkan Wild, Subramanyam, dan Halsey (2007), “nominator dari ROA adalah net income yang ditambah dengan interest expense (net of tax), sedangkan denominatornya adalah average total asset”. Gibson (2004) juga menambahkan bahwa “denominator yang lebih
tepat yakni menggunakan rata total asset”. Secara teoritis, angka rata-rata yang terbaik dihitung berdasarkan saldo akhir setiap bulan. Namun informasi ini sulit didapatkan oleh pihak eksternal perusahaan. Alternatifnya, kita dapat menghitung rata-rata dengan menggunakan saldo awal dan akhir periode.
7. Net Operating Profit Rate of Return
Seperti yang dikutip dari Van Horne (2001:684) “ketika biaya atas transaksi pendanaan dinilai signifikan, maka analisis rasio net operating profit rate of return dinilai cocok”. Rasio ini diukur dengan cara membagi
36 Jadi, hubungan yang dipelajari merupakan hubungan yang independen dari cara pendanaan perusahaan.
Dalam penilitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on assets ROA (salah satu ukuran profitabilitas) yang juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingat pengembalian investasi (return) yang semakin besar.
Menurut Hanafi (2004:375) “perusahaan yang mempunyai aliran arus kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen”. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebih kebanyakan akan menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus membuat senang pemegang saham.
2.1.6 Leverage
37 bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan. Hutang adalah instumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan semakin tinggi harga saham perusahaan berarti nilai perusahaan akan meningkat. (Soliha dan Taswan, 2002:1) “namun bila mempertimbangkan kemungkinan munculnya biaya kepailitan atau manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkannya, maka peningkatan hutang akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan.
38 2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti terdahulu No Nama Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Ikhsan Yudha Nugraha (2008)
Analisis Hubungan Set Kesempatan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang Dengan Kebijakan Dividen
• MTBVE =
Market to Book Value • ROI • Current Ratio • DER kesempatan investasi (IOS), profitabilitas (ROI), likuiditas (CR), dan hutang (DER) mampu menjelaskan variable terikat DPS sbesar 30,5% 2. Niken Tyas
Lestanti, (2007)
Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan
• ROCE =
Return Common On Equity
• DER = Debt to Equity Ratio
• CURR =
Current Ratio • ROCE memiliki hub positif dan signifikan • DER memiliki
hub negative dan signifikan • CURR tidak
berpengaruh signifikan 3. Fira Puspita,
(2009)
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007)
•CR:
CashRatio
•Growth •Firm Size •ROA: Return
On Asset
•DTA: Debt to Total Asset
•DER: Debt to Equity Ratio
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
4. Setya Nugroho, (2004)
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
• ROA • Cash Ratio
• DTA • Growth • Size:natural logarithm dari total asset Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROA, Cash Ratio, DTA,
Growth, dan Size
39 Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut :
1. Ikhsan Yudha Nugraha (2008) meneliti tentang analisis Hubungan Set Kesempatan Investasi, Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang Dengan Kebijakan Dividen. Variabel yang digunakan variabel bebas dapat disimpulkan bahwa variabel kesempatan investasi (IOS) dan current ratio mempunyai hubungan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPS, sedangkan variabel ROI mempunyai hubungan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPS, dan yang terakhir variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPS.
2. Niken Tyas Lestanti (2007) dengan judul analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 4, terdiri dari satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR), serta 3 variabel independen yaitu return on common equity (ROCE), debt to equity ratio (DER), dan current ratio (CURR). Disimpulkan bahwa dari
tiga hipotesis yang diuji, didapatkan hasil ROCE memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan DPR. Selain itu DER terbukti memiliki hubungan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan CURR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.
40 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh terdiri dari enam variabel independen yaitu cash ratio, growth, firm size, ROA, DTA, dan DER serta satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR). Hasil pengolahan data disimpulkan bahwa cash ratio, firm size, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR, DTA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR, dan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR.
4. Setya Nugroho (2004) dengan judul analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 variabel yang terdiri dari 1 variabel dependen yaitu dividen payout ratio (DPR) dan variabel independennya ialah ROA, cash ratio,
DTA, growth, size. Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dan growth memiliki hubungan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel cash ratio dan size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, dan variabel DTA berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel DPR.
41 Manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data keuangan tahun 2005-2007.
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini menggunakan kerangka konseptual partial dan simultan yang terlihat pada gambar 2.1 bawah ini.
H1 H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya suatu perusahaan. Return on Assets adalah rasio antara laba bersih dibagi dengan total aktiva. Leverage adalah merupakan rasio antara kewajiban dengan total asset. kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan dalam menetukan
Size Perusahaan
(X1)
Leverage (X3) ROA
42 apakah akan membayar dividen atau tidak, meningkatkan atau mengurangi jumlah dividen, atau membayar dividen dengan jumlah yang sama dengan yang dibagikan pada periode sebelumnya. Kebijakan dividen dapat diukur dengan beberapa alat analisis diantaranya adalah Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend per Share (DPS).
2.4. Hipotesis
Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh positif antara Size perusahaan dengan kebijakan dividen. H2: Ada pengaruh positif antara ROA perusahaan dengan kebijakan dividen. H3: Ada pengaruh positif antara Leverage perusahaan dengan kebijakan
dividen.
43 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan tujuan untuk melihat pengaruh antara beberapa variabel sehingga penelitian ini bersifat penelitian korelasional. Sasaran penelitian menguji seberapa besar Size perusahaan, ROA, dan Leverage dapat mempengaruhi pembayaran dividen dalam perusahaan. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu Firm size yang diukur dengan Logaritma Natural Total Assets, profitabillitas yang diukur dengan Return on assets (ROA) dan Leverage serta kebijakan dividen yang diukur dengan Dividen
per Share (DPS) yang menjadi variabel terikat (dependent variable). Populasi
pada penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang membagikan dividen berupa cash dividend pada tahun 2008 sampai dengan 2010.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
44 disini menggunakan Judgement Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 – 2010. 2. Perusahaan tidak pernah mengalami kerugian selama periode penilitian
2008 – 2010.
3. Perusahaan melakukan pembagian dividen secara konsisten selama periode 2008 – 2010.
45 Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 PT Holcim Indonesia Tbk √ √ - -
2 PT Langgeng Makmur Industry Tbk √ √ - -
3 PT Semen Gresik Tbk √ √ √ 1
4 PT Asahimas Flat Glass Tbk √ √ - -
5 PT Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ 2
6 PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk √ √ - - 7 PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ - -
8 PT Mulia Industrindo Tbk √ √ - -
9 PT Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ 3
10 PT Alaska Industrindo Tbk √ √ - -
11 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ - -
12 PT Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ - -
13 PT Citra Turbindo Tbk √ √ - -
14 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ - -
15 PT Indal Aluminium Industry Tbk √ √ - -
16 PT Itamaraya Tbk √ √ - -
17 PT Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ - -
18 PT Jaya Pari Steel Tbk √ √ - -
19 PT Krakatau Steel Tbk √ √ - -
20 PT Lion Metal Works Tbk √ √ √ 4
21 PT Lionmesh Prima Tbk √ √ √ 5
22 PT Hanson International Tbk √ √ - -
23 PT Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ - -
24 PT Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ - -
25 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ - -
26 PT Barito Pasific Tbk √ √ - -
27 PT Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ 6
28 PT Duta Pertiwi Nusantara √ √ - -
29 PT Ekadharma International Tbk √ √ √ 7
30 PT Eterindo Wahanatama Tbk √ √ - -
31 PT Intan Wijaya International Tbk √ √ - - 32 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ - -
33 PT Indo Acitama Tbk √ √ - -
34 PT Chandra Asri Petrochemical √ √ - -
46
36 PT Alam Karya Unggul Tbk √ √ - -
37 PT Argha Karya Prima Industry Tbk √ √ - -
38 PT Asiaplast Industries Tbk √ √ - -
39 PT Berlina Tbk √ √ - -
40 PT Titan Kimia Nusantara Tbk √ √ - -
41 PT Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ - - 42 PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ - -
43 PT Sekawan Intipratama Tbk √ √ - -
44 PT Siwani Makmur Tbk √ √ - -
45 PT Trias Sentosa Tbk √ √ √ 8
46 PT Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ - - 47 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ - - 48 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ √ - -
49 PT Malindo Feedmill Tbk √ √ - -
50 PT Siearad Produce Tbk √ √ - -
51 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ - -
52 PT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ - -
53 PT Alkindo Naratama Tbk √ √ - -
54 PT Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ - -
55 PT Indah Kiat Pul & Paper Tbk √ √ - -
56 PT Toba Pulp Lestari Tbk √ √ - -
57 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk √ √ - - 58 PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk √ √ - -
59 PT Suparma Tbk √ √ - -
60 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ - -
61 PT Astra International Tbk √ √ √ 9
62 PT Astra Auto Part Tbk √ √ √ 10
63 PT Indo Kordsa Tbk √ √ √ 11
64 PT Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ 12
65 PT Gajah Tunggal Tbk √ √ - -
66 PT Indomobil Sukses International Tbk √ √ - -
67 PT Indospring Tbk √ √ - -
68 PT Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ - -
69 PT Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ - -
70 PT Nipress Tbk √ √ - -
71 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk √ √ - -
72 PT Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 13
47
74 PT Argo Pantes Tbk √ √ - -
75 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ - -
76 PT Centex Tbk √ √ - -
77 PT Eratex Djaya Tbk √ √ - -
78 PT Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ - -
79 PT Pan asia Indosyntec Tbk √ √ - -
80 PT Indo Rama Synthetic Tbk √ √ - -
81 PT Karwell Indonesia Tbk √ √ - -
82 PT Apac Citra Centertex Tbk √ √ - -
83 PT Pan Asia Filament Inti Tbk √ √ - -
84 PT Pan Brothers Tbk √ √ - -
85 PT Asia Pasific Fibers Tbk √ √ - -
86 PT Ricky Putra Gloalindo Tbk √ √ - -
87 PT Sunson Textile Manufacturer Tbk √ √ - -
88 PT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ - -
89 PT Unitex Tbk √ √ - -
90 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ √ - -
91 PT Surya Intrindo Makmur Tbk √ √ - -
92 PT Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ 14
93 PT Jembo Cable Company Tbk √ √ - -
94 PT KMI Wire and Cable Tbk √ √ - -
95 PT Kabelindo Murni Tbk √ √ - -
96 PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce
Tbk √ √ - -
97 PT Voksel Electric Tbk √ √ - -
98 PT Sat Nusa Persada Tbk √ √ - -
99 PT Alakasha Wira International Tbk √ √ - - 100 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ - -
101 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ - -
102 PT Davomas Abadi Tbk √ √ - -
103 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ 15
104 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ - - 105 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 16 106 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 17
107 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ 18
108 PT Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ - -
109 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ - -
48
111 PT Siantar Top Tbk √ √ - -
112 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Tbk √ √ - -
113 PT Gudang Garam Tbk √ √ - -
114 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ 19 115 PT Bentoel International Investama Tbk √ √ - - 116 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ - -
117 PT Indofarma Tbk √ √ - -
118 PT Kimia Farma Tbk √ √ √ 20
119 PT Kalbe farma Tbk √ √ √ 21
120 PT Merck Tbk √ √ √ 22
121 PT Pyridam Farma Tbk √ √ - -
122 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ - - 123 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ - -
124 PT Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ 23
125 PT Martina Berto Tbk √ √ - -
126 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ 24
127 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 25
128 PT Unilever Indonesia Tbk √ √ - -
129 PT Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ - -
130 PT Kedaung Indag Can Tbk √ √ - -
131 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ 26
132 PT Sepatu Bata Tbk √ √ √ 27
133 PT Kageo Igar Jaya Tbk √ √ √ 28
134 PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ √ √ 29
3.3. Jenis dan Sumber Data
49 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan peneliti. Hal ini masih perlu diuji secara empiris, dengan perlunya pengujian tersebut, maka diperlukan pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencarian data mengenai variabel-variabel yang diteliti.
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian
50 3.5.2. Definisi Operasional
3.5.2.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independent). Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividen per Share (DPS). Dividend per Share dipakai sebagai alat
ukur kebijakan jumlah dividen, karena pengukuran akan lebih rumit apabila menggunakan Dividen Payout Ratio, hal ini dikarenakan adanya perusahaan membagikan dividen interim pada tahun yang sama dan dividen final pada tahun berikutnya. Dividend per Share dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Cash Dividend DPS =
The Number Out Standing
Variabel ini adalah simbol Y. Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
3.5.2.2. Variabel Independen
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu:
1. Size perusahaan yang di hitung dengan Logaritma Natural (LN), Rumus:
Size (X1 Keterangan:
) = Ln of Total Aset
51 2. Profitabilitas yang di hitung dengan Return on Assets (ROA),
Rumus:
ROA (X2)=
��������������� (EAT) ����������
Keterangan:
EAT : Laba setelah pajak TA : Total Aset
3. leverage yang di hitung dengan, Rumus:
L(X3) =
��������� ������
Keterangan:
Total Debt : Total hutang perusahaan
Equity : Jumlah modal yang dimiliki perusahaan
Identifikasi variabel dan definisi operasional dengan terperinci di sajikan dalam tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Definisi Data Operasional Variabel
No Jenis Variabel
Nama
Variabel Definisi
Skala Penguk
uran 1 Independen Size
Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan
52 lain.
2 Independen Return on Asset (ROA)
Return on Asset adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Return On Asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan
Rasio
3 Independen Leverage Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan.
Rasio
4 Dependen Dividen per Share
Dividen per Share merupakan nilai yang menunjukkan besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan dari total earning yang diperoleh perusahaan
Rasio
Sumber : Penulis, 2012
3.6. Metode Pengumpulan Data
53 3.6.1. Statistik Deksriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deksriptif suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, minimum, dan maksimum. Pada penelitian ini statistik deskriptif dijabarkan dengan mean, minimum, maksimum, dan standard deviasi.
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, yang menjadikan variabel bebas antara lain : size perusahaan, roa dan leverage, yang diduga mempengaruhi variabel terikat yaitu berupa dividen kas yang di bayarkan dan di hitung oleh Dividend per Share (DPS) maka digunakan suatu perhitungan regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :
Y= β₀+ β1 SIZE(X1) + β2 ROA(X2) + β3 LV(X3) + e
Dimana :
Y = Dividend per Share bo = Konstanta
b1…b4= Koefisien Regresi X1 = Size
54 Untuk mengetahui apakah model regresi benar – benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative atau disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka model tersebut harus memenuhi asumsi
klasik regresi, untuk itu dilakukannya uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
3.6.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas >0,05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas <0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan
55 pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.2.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai runtut waktu (time series). “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada tempat data tersebut terjadi” (Ghozali,2005:175). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi autokorelasi maka dapat diatasi dengan melakukan transformasi data atau dengan menambah jumlah observasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan oleh uji Durbin Watson
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif
maupun negative
56 3.6.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Pada program SPSS ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas. Menurut (Syafrizal; 104) Salah satunya adalah dengan cara membandingkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance yaitu (Tolerance <0,1 sedangkan VIF > 5).
3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas
57 3.6.2.5 Uji Hipotesis
3.6.2.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
1) Ho : b1
2) Ho : b
= 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
1
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen.
1) Jika probabilitas < 0,05 maka ha diterima atau Ho ditolak. 2) Jika probabilitas > 0,05 maka ha ditolak atau Ho diterima.
3.6.2.5.2 Uji Signifikan Simultan (uji – F)
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dimaksudkan untuk menguji kuat tidaknya pengaruh variabel bebas secara keseluruhan (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil hitung dengan uji F dilakukan pada tingkat keyakinan 95% atau tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dengan kriteria sebagai
berikut :
1) H0 diterima dan Ha 2) H
58 3.6.2.5.3 Koefisien Determinasi (R2
Persentase pengaruh dari seluruh variabel bebas yang tercakup dalam model regresi terhadap variabel terikat dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi berganda (R
)
2
) yang besarnya 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti semakin kuat model tersebut dalam menjelaskan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.7 Jadwal Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian No. Tahapan
Penelitian Maret 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli
2012 Keterangan 1 Pengajuan
Judul Skripsi 2 minggu
2
Bimbingan Proposal
Skripsi
1 minggu
4 Pengumpulan Data
3-4 minggu 5 Bimbingan Bab
2 dan 3 1 minggu
6 Perbaikan Bab 2 dan 3
2-3 minggu 7 Bimbingan Bab
4 1 minggu
8 Perbaikan Bab
Kompilasi 2 minggu
9 Koreksi Akhir
Pembimbing 1 minggu
10 Evaluasi
59 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini populasi perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang tergolong ke dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI dipilih sebagai pusat sumber data perusahaan karena BEI merupakan pasar saham terbesar dan paling utama di Indonesia. Pemilihan sampel pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI di dasarkan karena perusahaan industri manufaktur lebih dominan. Hal ini terlihat dari peusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan industri manufaktur sekitar 134 perusahaan dari 415 perusahaan yang terdaftar atau sekitar 33% dari total perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang mana data diambil dengan syarat ketentuan atau sesuai dengan
syarat penelitian sehingga data yang terhimpun sebagai berikut.
Tabel 4.1
Syarat Pengambilan Sampel
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan yang masuk ke dalam industri manufaktur selama periode tahun 2008 sampai tahun 2010.
134 2. Perusahaan tidak pernah membagikan kas dividen berturut
selama periode penelitan tahun 2008 sampai tahun 2010.
(105) 3. Perusahaan yang tidak mengalami keuntungan selama periode
penelitian tahun 2008 sampai tahun 2010
(0) 4. Data laporan keuangan tidak tersedia dengan lengkap (belum
menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen beserta opini dan tanggal auditnya)
(0)
60 Dari tabel 4.1 diperoleh sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan dari periode observasi selama 3 tahun maka total observasi dalam penelitan ini adalah sebanyak 87 observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0. Berikut daftar nama perusahaan yang masuk ke dalam industri manufaktur yang menjadi objek penelitian dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Manufaktur Sebagai Obyek Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1 SMGR PT Semen Gresik Tbk 2 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk 3 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 4 LION PT Lion Metal Works Tbk 5 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 6 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk
7 EKAD PT Ekadharma International Tbk 8 TRST PT Trias Sentosa Tbk
9 ASII PT Astra International Tbk 10 AUTO PT Astra Auto Part Tbk 11 BRAM PT Indo Kordsa Tbk
12 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 13 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 14 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 15 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
16 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 17 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 18 MYOR PT Mayora Indah Tbk
19 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20 KAEF PT Kimia Farma Tbk
21 KLBF PT Kalbe farma Tbk 22 MERK PT Merck Tbk
23 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk 24 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 25 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
26 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 27 BATA PT Sepatu Bata Tbk
28 IGAR PT Kageo Igar Jaya Tbk
29 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk
61 4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Langkah awal pengujian statistik dalam penelitan ini adalah melakukan pengujian statistik deksriptif dari variabel penelitian. Statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi pada perusahaan. Hasil dari uji statistik deskriptif dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_DVD 87 14.49 24.75 18.0441 2.30959
LN_SZ 87 2.92 3.14 3.0569 .04861
LN_LV 87 -2.81 2.13 -.8876 .85472
LN_ROA 87 -7.14 -.14 -2.1732 .98155
Valid N (listwise) 87
Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2012
62 perusahaan sampel yaitu sebesar 14,49. Di lihat dari nilai mean-nya yang lebih besar dari nilai standar deviasi, maka nilai DPS dinyatakan normal. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi variabel dependen dan independen keduanya dapat mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memeliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data dilakukan dengan model uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau profitabilitas (>0.05), maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikan atau profitabilitas (<0.05), maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram.
1) Hasil uji Kormogorov-Smirnov
63 Tabel 4.4
Hasil Uji Kormogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi zed Residual
N 87
Normal Parametersa,,b Mean -.0000007
Std. Deviation 8.35715795
E9 Most Extreme
Differences
Absolute .320
Positive .320
Negative -.304
Kolmogorov-Smirnov Z 2.986
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 2012
64 Tabel 4.5
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi zed Residual
N 87
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.29032545
Most Extreme Differences
Absolute .102
Positive .102
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .955
Asymp. Sig. (2-tailed) .321
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2012
Setelah melakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma Natural, maka dapat dilihat pada tabel 4.5 nilai signifikan
65 2) Hasil Uji Grafik Histogram
Hasil pengujian normalitas dengan alat uji grafik histogram dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1
Grafik Histogram Residual Sumber : Hasil Olah Data SPSS 2012
66 3) Hasil uji metode grafik normal plot.
Hasil pengujian normalitas dengan alat uji metode grafik normal plot dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2
Normal P-P Plot Residual LNDividen Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012
67 4.2.2.2 Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang harus dipenuhi pada model regresi linear. Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Maka dari itu uji autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan uji autokorelasi model Durbin-Watson.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .129a .017 -.019 2.33135 1.818
a. Predictors: (Constant), LN_LV, LN_SZ, LN_ROA
b. Dependent Variable: LN_DVD
Sumber: Hasil Olah Data SPSS,2012
68 4.2.2.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi ditemukannya kolerasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat diketahui dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). VIF (<5) di duga tidak mempunyai
multikolinearitas dan Tolerance (>0,1) maka tidak terdapat multikolinearitas.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber
: Hasil
Olah Data
SPSS, 2012
Hasil uji multikolinearitas terlihat pada tabel 4.7, suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikorealitas jika mempunyai nilai Tolerance diatas (> 0,1) dan nilai VIF dibawah 5. Dari tabel