• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Posisi Buruh Perempuan dalam Lingkungan Kerja Studi Kasus Pada CV. Madani Anugrah Semesta, Jalan. M.Nawi Harahap Simpang Limun, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Posisi Buruh Perempuan dalam Lingkungan Kerja Studi Kasus Pada CV. Madani Anugrah Semesta, Jalan. M.Nawi Harahap Simpang Limun, Medan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS POSISI BURUH PEREMPUAN DALAM LINGKUNGAN KERJA ( Studi Kasus pada CV. Madani Anugrah Semesta, jalan. M.Nawi Harahap

Simpang Limun, Medan )

SKRIPSI Diajukan oleh :

070901020

ROMAITO FITRIANA SIREGAR

Departemen Sosiologi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Romaito Fitriana Siregar NIM : 070901020

Departemen : Sosiologi

Judul : Analisis Posisi Buruh Perempuan dalam Lingkungan Kerja (Studi Kasus Pada CV. Madani Anugrah Semesta, jalan. M.Nawi Harahap Simpang Limun, Medan)

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Dra Ria Manurung , M. Si Dra. Lina Sudarwati, M. Si NIP. 196 212 031 989032 001 NIP. 196 603 181 989032 001

Dekan,

(3)

ABSTRAK

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Posisi Buruh Perempuan Dalam Lingkungan Kerja” studi kasus pada CV. Madani Anugrah Semesta, jalan M. Nawi Harahap Simpang Limun Medan. Latar belakang dari penelitian ini adalah karena banyaknya kasus ketimpangan gender bagi perempuan dalam lingkungan kerja perusahaan. Buruh perempuan mengalami kondisi yang selalu ditempatkan pada posisi kerja dibagian terbawah dari buruh laki-laki dalam lingkungan kerja yang mengakibatkan ketimpangan gender. Aturan kerja yang membedakan buruh laki-laki dan buruh perempuan atas adanya hubungan kerja dengan melakukan perjanjian kerja bersama antara buruh dengan pihak perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis adalah para buruh perempuan di CV. Madani Anugrah Semesta, dan yang menjadi informan adalah 8 buruh perempuan, 2 buruh laki-laki, 1 Pimpinan cabang/Manajer, 1 Direktur Utama Lembaga Advokasi Pekerja Indonesia Sumatera Utara, dan 1 Pegawai Negri dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap kali turun ke lapangan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SAW karena berkat dan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Analisis Posisi Buruh Perempuan dalam Lingkungan Kerja” di CV. Madani Anugrah Semesta jalan M Nawi Harahap Simpang Limun Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan, do’a, dan kerja sama dari berbagai pihak, baik dukungan moral maupun materi maka skripsi ini terselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, baik dari penulisan proposal disaat penelitian dan sampai selesainya skripsi ini. Oleh sebab itu, saya mengucapkan terimakasih kepada, yaitu :

1.Kedua orang tua saya yaitu Bapak Dahrinuddin Siregar SH, dan Mama Hasrawati Harahap yang telah memberikan do’a, kasih sayang, semangat, nasehat dan perhatian serta terus berusaha memberikan yang terbaik untuk penulis. Terima kasih kepada ibunda yang telah membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang serta selalu memberikan didikan dan disiplin sejak penulis masih kecil hingga sekarang. Tiada kata yang mewakili ucapan terimakasih anakmu ini atas pengorbanan yang Mama dan Bapak selama ini berikan.

2.Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Badaruddin, M.Si.

(5)

banyak memberikan nasehat dan apresiasi kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Departemen Sosiologi.

4. Bapak Drs. T. Ilham Saladin, M. SP selaku Seketaris Departemen. 5. Teristimewa buat Ibu Dra.Ria manurung, M.Si selaku dosen pembimbing

yang telah banyak memberi masukan, meluangkan waktu, memberikan pengetahuan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini. Beliau yang telah memberikan pengajaran yang sangat berarti bagi saya.

6. Seluruh dosen pengajar Departemen Sosiologi yang telah membimbing saya selama saya menjadi mahasiswa.

7. Seluruh staf pegawai Departemen Sosiologi yang membantu dan mendukung proses penyelesaian studi dalam urusan administrasi di departemen dan pendidikan.

8. Kepada Bapak Nugroho Widi Hidayat selaku Pimpinan cabang CV. Madani Anugrah Semesta jalan m nawi harahap simpang limun Medan atas kerjasamanya yang memberikan masukan informasi yang menunjang penulisan ini.

9. Kepada para buruh yang bekerja di CV. Madani Anugrah Semesta yang telah bersedia menjadi informan dan memberikan informasi serta meluangkan waktunya.

(6)

11. Kepada Ibu Kemala Wati SH, selaku Direktur Utama Lembaga Advokasi Pekerja Indonesia yang telah memberikan informasi yang menunjang penulisan skripsi ini.

12. Saudara-saudara saya Herlina Siregar, Rosmadaniah Siregar, Eva Novianti Siregar SE, terima kasih atas masukannya dan kritikannya selama ini.

13.Kepada Muhammad Saib Lubis, terima kasih atas dukungan, do’a, motivasi, dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

14.Teman-teman mahasiswa Departemen Sosiologi stambuk 2007 yang selalu mendukung saya atas penyelesaian skripsi ini, yaitu terkhusus untuk teman-teman terdekat saya yaitu, Dini Saputri, Puteri Atikah, Suryani Tinendung, Lia Lidia Saragih, Martinus Alfredo, Lonaria Sitepu, Desti Ariani, Ninda Ovtika, Lestari, Helen, Adrian, Indra Fitri, Ester Novita, Muhammad Rizki Ananda, Berta Mecha, Agustina, Leo Purba, dan Maya Lestari serta semua teman-teman seperjuangan di sosiologi 2007 yang telah berjuang bersama menempuh perjalanan susah, senang dan sedih di waktu perkuliahan dari tahun 2007 sampai pada penyelesaian skripsi kita masing-masing. Semoga kita bisa menjadi orang yang sukses.

(7)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati, penulis menerima segala saran, masukan dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pihak yang memerlukannya, baik langsung maupaun tidak langsung.

Medan, April 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

1.5Definisi Konsep ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh ... 11

2.2 Ketimpangan Gender ... 12

2.2.1 Masyarakat dalam Sistem Patriarkhi ... 13

2.2.2 Subordinasi ... 14

2.2.3 Marginalisasi ... 16

2.2.4 Streotipe ... 17

2.2.5 Diskriminasi ... 17

(9)

2.3.1 Hak-hak Buruh Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 ... 19

2.3.2 Kewajiban Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 ... 21

2.4 Teori Fenomenologi ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Unit Analisis dan Informan ... 25

3.3.1 Unit Analisis ... 25

3.3.2 Informan ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1 Data Primer ... 26

3.4.1.1 Observasi ... 26

3.4.1.2 Wawancara Mendalam ... 26

3.4.2 Data Sekunder ... 27

3.5 Interpretasi Data ... 27

3.6 Jadwal Kegiatan ... 28

3.7 Keterbatasan Penelitian ... 28

BAB IV HASIL DAN INTERPRETASI DATA 4.1 Profil CV. Madani Anugrah Semesta... 30

4.1.1 Sejarah CV. Madani Anugrah Semesta ... 31

4.1.2 Deskipsi Lokasi Penelitian ... 32

4.1.3 Gambaran Buruh pada CV. Madani Anugrah Semesta ... 33

(10)

4.1.5 Syarat Buruh ... 39

4.2 Profil Informan ... 41

4.2.1 L Silaban (22 Tahun) ... 41

4.2.2 K (22 Tahun) ... 43

4.2.3 K (25 Tahun) ... 44

4.2.4 Y (23 Tahun) ... 44

4.2.5 I Silalahi (24 Tahun) ... 47

4.2.6 S (25 Tahun) ... 48

4.2.7 Y (22 Tahun) ... 50

4.2.8 M (22 Tahun) ... 51

4.2.9 R (27 Tahun) ... 52

4.2.10 B Siregar (26 Tahun) ... 53

4.2.11 N (36 Tahun) ... 54

4.2.12 A Siregar (50 Tahun) ... 56

4.2.13 K (52 Tahun) ... 57

4.3 Interpretasi Data Penelitian ... 58

4.3.1 Makna Pekerjaan bagi Buruh Perempuan ... 58

4.3.2 Persetujuan Kontrak Kerja ... 59

4.3.3 Gambaran Diskriminasi Pekerjaan ... 61

4.3.4 Status Perkawinan Buruh Perempuan ... 63

4.3.5 Tidak Ada Cuti Haid dan Cuti Hamil ... 65

4.3.6 Tidak Ada Peningkatan Karir ... 67

(11)

4.3.8 Pembagian Kerja Buruh Perempuan dan Buruh Laki-laki ... 70 4.3.9 Penghargaan dalam Prestasi Kerja ... 74 4.3.10 Respon Buruh Perempuan dalam Perlakuan Posisi Pekerjaan ... 78 4.3.11 Ketidakadilan Pekerjaan ... 78 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 82 5.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

ABSTRAK

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Posisi Buruh Perempuan Dalam Lingkungan Kerja” studi kasus pada CV. Madani Anugrah Semesta, jalan M. Nawi Harahap Simpang Limun Medan. Latar belakang dari penelitian ini adalah karena banyaknya kasus ketimpangan gender bagi perempuan dalam lingkungan kerja perusahaan. Buruh perempuan mengalami kondisi yang selalu ditempatkan pada posisi kerja dibagian terbawah dari buruh laki-laki dalam lingkungan kerja yang mengakibatkan ketimpangan gender. Aturan kerja yang membedakan buruh laki-laki dan buruh perempuan atas adanya hubungan kerja dengan melakukan perjanjian kerja bersama antara buruh dengan pihak perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis adalah para buruh perempuan di CV. Madani Anugrah Semesta, dan yang menjadi informan adalah 8 buruh perempuan, 2 buruh laki-laki, 1 Pimpinan cabang/Manajer, 1 Direktur Utama Lembaga Advokasi Pekerja Indonesia Sumatera Utara, dan 1 Pegawai Negri dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan catatan dari setiap kali turun ke lapangan.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat yang mengatakan bahwa buruh belum siap untuk pembangunan perekonomian negara, dikarenakan buruh tidak mendapatkan kesejahteraan dan kehidupan kerja yang layak di lingkungan kerja. Pihak perusahaan selalu mengutamakan kepentingan pribadi, dari pada kepentingan buruh yang telah bekerja untuk perusahaan. Pada saat ini, di lingkungan kerja, terdapat pemerasan terhadap buruh yang terus berlangsung yaitu upah yang tidak sesuai, dan pemerasan jam kerja, maka sadar atau tidaknya hak-hak buruh belum sepenuhnya diperhatikan WIB).

(15)

perempuan (Harian Analisa:2011). Fenomena yang menarik tema gerakan buruh selama ini yaitu mengenai buruh kontrak, upah yang tidak setimpal antara tenaga dan waktunya yang digunakan dan ternyata buruh tidak mendapatkan timbal balik atau balasan yang setimpal. Pengusaha dan pemodal memberikan bentuk penindasan seperti pemberian upah buruh yang tidak layak atau tidak sesuai dengan standar hidup, pemotongan-pemotongan gaji, dan beberapa beban–beban lain yang ditindihkan kepada para buruh (Harian Kompas:2007).

(16)

Dilihat di Indonesia pada saat ini jumlah angkatan kerja di Indonesia adalah sebesar 35.479.000 orang dan 87 persen dari angkatan kerja tersebut didominasi oleh kaum perempuan (Sakernas:Survei Angkatan Kerja Nasional 2003). Dominasi perempuan yang belum menikah terserap dan bekerja dibeberapa industri padat karya seperti dipabrik, dan menjadi pekerja di toko-toko. Perempuan bekerja sebagai buruh dalam lingkungan kerja yang mengalami marginalisasi, subordinasi, stereotype, dan diskriminasi bagi pihak perusahaan.

(17)

Ketenagakerjaan yang dinilai mendiskriminasikan perempuan. Satu di antaranya upah perempuan lebih rendah ketimbang laki-laki. Menurut demonstran, kesejahteraan perempuan tak lepas dari kemakmuran rakyat.

Undang-undang ketenagakerjaan no 13 tahun 2003 menyatakan bahwa buruh perempuan adalah buruh yang memiliki hak-hak dan kewajiban, serta kesamaan kesempatan pekerjaan yang berdasarkan undang-undang yang telah ditetapkan. Buruh perempuan juga merupakan buruh yang memperoleh dampak dari sistem dominasi di dalam lingkungan kerja yang menjadi fenomena dari produk kapitalisme modern yang artinya buruh perempuan mengalami kondisi yang selalu di tempatkan di bagian terbawah dari buruh laki-laki dan dianggap sebagai tulang punggung dari proses produksi di lingkungan kerja. Pada satu sisi masuknya perempuan kedalam sektor industri ini dilihat sebagai proses pembebasan berupa emansipasi perempuan memasuki dunia kerja, sehingga bisa lepas dari belenggu pekerjaan domestik yang cukup membebani perempuan dari sektor beban kerja. Kondisi buruh masih memprihatinkan yaitu masih pada persoalan yang bersifat klasik seputar masalah kondisi upah yang masih sangat rendah dan belum lagi ditambah dengan persoalan-persoalan lain seperti kesehatan reproduksi, diskriminasi, pelecehan seksual dan lain-lain.

(18)

disediakan fasilitas kerja yaitu tersedianya kamar kecil yang sanitasinya terjaga untuk kesehatan reproduksi mereka. Buruh laki-laki lebih mendapatkan upah yang lebih tinggi dikarenakan pengaruh budaya patriarki yang selalu berjalan di masyarakat dan buruh laki-laki lebih berpeluang meniti jenjang karir hingga posisi tertinggi di lingkungan kerja (Harmona Daulay:2007).

Buruh perempuan dalam dunia kerja 80 persen mengalami diskriminasi. Disini terlihat pada kondisi buruh perkebunan di Sumatera Utara yang 70 persen membedakan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan, yaitu buruh laki-laki dipekerjakan sebagai buruh syarat kerja umum (SKU) yang selalu memperoleh upah pokok dan jaminan sosial yang diatur sesuai dengan perjanjian kerja bersama yang disepakati oleh pihak perusahaan dengan perwakilan serikat buruh setempa, sedangkan buruh perempuan hanya dipekerjakan sebagai buruh harian lepas (BHL) yang memperoleh upah harian, kerja sesuai dengan target sistem kerja yang sama dengan SKU buruh harian tetap tanpa mendapatkan hak atas jaminan sosial buruh, dan juga tidak diberikan kejelasan atas spesialisasi kerja dan peraturan kerja BHL hanya tergantung kepada asisten kebun dan mandor (Kelompok Pelita Sejahtera:2008).

(19)

masyarakat masih menjadi referensi masalah relasi kekuasaan antara laki-laki dan perempuan. Dalam nilai patriaki, kedudukan laki-laki ditempatkan lebih tinggi dari perempuan dalam aspek kehidupan. Perempuan dianggap sebagai sub-ordinat laki-laki dan masih dimarginalkan. Kedudukan seperti ini menyebabkan otoritas mengambil keputusan hak dan kewajiban berada di tangan laki-laki.

Peraturan hak dan kewajiban yang dapat dibedakan dalam dua bentuk kelompok yaitu hak dan kewajiban yang sifatnya makro minimal yang artinya peraturan yang ditetapkan dalam perundang-undangan ketenagakerjaan. Artinya adalah hal-hal yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan berlaku menyeluruh bagi semua perusahaan dengan standar minimal, meskipun perusahaan dapat menerapkan standar yang lebih tinggi dari pada yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan. Peraturan hak dan kewajiban yang sifatnya mikro kondisional dalam pengertian bahwa standar yang hanya diberlakukan bagi perusahaan secara individual telah sesuai dengan kondisi perusahaan bersangkutan. Peraturan ini berlaku bagi pekerja atau buruh secara perorangan dalam bentuk perjanjian kerja perorangan, dan berlaku secara kolektif dalam bentuk peraturan perusahaan (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB) (Adrian Sutedi, 2009: 29).

Hasil observasi sementara, CV. Madani Anugrah Semesta tidak memberlakukan peraturan pemberian cuti haid, cuti hamil, dilarang menikah dan tidak diberikan peningkatan karir selama masa kerja di CV. Madani Anugrah Semesta.

(20)

telah melakukan perjanjian kerja dalam hubungan kerja yang disepakati bersama. CV.Madani Anugrah Semesta memberikan jam kerja dari pukul 08.00 pagi-16.00 sore untuk kerja lapangan dalam menawarkan dan menjual barang-barang elektronik yang akan mereka jual setiap harinya. Disini buruh dan pihak perusahaan melakukan perjanjian kerja atas dasar kesepakatan bersama, dan hal-hal yang dilakukan buruh-buruh di lingkungan tempat kerjanya harus sesuai dengan perjanjian kerja yang telah dilakukan. Hubungan kerja yang disepakati antara para buruh dengan atasannya melalui perjanjian kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan tenaga kerja, tetapi masih banyak buruh perempuan yang mau bekerja di CV. Madani Anugrah Semesta. Hal ini yang menjadi alasan peneliti tertarik meneliti masalah mengenai analisis posisi buruh perempuan dalam lingkungan kerja.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah :

1. Bagaimana sebenarnya posisi buruh perempuan pada CV. Madani Anugrah Sejahtera?

2. Bagaimana respon buruh perempuan terhadap posisi tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

(21)

posisi buruh perempuan dan mengetahui respon buruh perempuan terhadap posisi kerja di CV. Madani Anugrah Semesta.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah mengadakan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa : 1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai posisi dan respon buruh perempuan dalam perusahaan dan bermanfaat dalam mengembangkan teori ilmu–ilmu sosial khususnya ilmu sosiologi perburuhan, sosiologi gender dan sosiologi industri. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang memerlukannya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat meninggalkan kemampuan penulis melalui penelitian ini, menambah referensi dari hasil penelitian dan juga di jadikan rujukan bagi penelitian berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya, dan juga dapat menghasilkan informasi yang berisikan tentang adanya diskriminasi buruh perempuan.

1.5 Definisi Konsep

(22)

industri dan perjanjian kerja, seperti, tidak adanya peningkatan karir bagi buruh perempuan.

2. Buruh perempuan adalah salah satu pekerja perempuan yang bekerja pada sektor industri dan kondisinya adalah mempromosikan barang-barang produksi pada masyarakat di Medan.

3. Perempuan adalah jenis kelamin pada individu yang selalu dianggap lemah dan berada di bawah status laki-laki.

4. Hubungan Industrial adalah hubungan kerja antara buruh dengan atasan yang berdasarkan atas kesepakatan hubungan kerja melalui perjanjian kerja.

5. Lingkungan Kerja adalah perusahaan atau tempat bekerjanya para buruh. Di dalam CV. Madani Anugrah Semesta buruh perempuan tidak mendapatkan peningkatan karir selama massa buruh perempuan tersebut bekerja, sedangkan laki-laki lebih diutamakan untuk mendapatkan peningkatan karir dari pihak perusahaan.

6. Ketimpangan gender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki. kondisi ketidakadilan yang lahir dari pembedaan sosial antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya dari perempuan menjadi korban dari ketimpangangender.

7. Subordinasi adalah suatu penilaian atau anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. CV. Madani Anugrah Semesta lebih mengutamakan laki-laki dalam peningkatan karir di perusahaannya.

(23)

kelamin tertentu. Pada kenyataannya stereotipe selalu merugikan dan menimbulkan diskriminasi.

9. Marginalisasi adalah pembatasan yang dilakukan pihak perusahaan yang meminggirkan buruh perempuan dan mengakibatkan kemiskinan bagi kehidupan buruh sebagai perempuan dalam lingkungan kerja di CV. Madani Anugrah Semesta.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh

Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap aktor. Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara sejarah reaksi lingkungan atau akibat dan sifat perilaku kini. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan itu. Aktor pun dipandang mempunyai pilihan (atau nilah, keperluan).

Dalam mengejar tujuan tertentu, aktor tentu memperhatikan biaya tindakan berikutnya yang sangat menarik yang tak jadi dilakukan itu. Seorang aktor mungkin memilih untuk tidak mengejar yang bernilai sangat tinggi bila sumber dayanya tak memadai, bila peluang untuk mencapai tujuan itu mengancam peluangnya untuk mencapai tujuan berikutnya yang sangat bernilai.

Dalam mencapai suatu tujuan, seseorang mempunyai 2 nilai, antara lain: 1. Nilai yang menghasilkan daya (cost social).

(25)

mencapai tujuan dan keuntungan yang maksimal, sedangkan buruh memiliki modal (keahlian dan tenaga) untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Dengan terjadinya ketergantungan ini, maka tuan dan buruh saling melakukan perilaku untuk mencapai tujuannya masing-masing dalam lingkungan kerja perusahaan.

Teori Nitze mengenai tuan dan buruh masih berjalan dalam lingkungan kerja hingga sekarang. Tuan sebagai pemilik modal, dan buruh sebagai seseorang yang memiliki tenaga untuk bekerja atas dasar kekuasaan tuan. Perilaku yang dilakukan tuan dan buruh dilakukan karena adanya kepentingan dari keduanya untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup tuan dan buruh. Tuan yang memiliki kekuasaan untuk menetukan apa-apa saja yang harus dikerjakan buruh demi mencapai keuntungan perusahaan, dan buruh melakukan pekerjaan karena kepentingan kebutuhan perekonomian.

2.2Ketimpangan Gender

(26)

gejala-gejala ketertinggalan, subordinasi, marjinalisasi, streotipe dan diskriminasi. Bentuk-bentuk ini sangat terkait dengan kondisi lingkungan kerja bagi buruh perempuan, yaitu terdiri dari :

2.2.1 Masyarakat dalam Sistem Patriarki

Rueda mengatakan bahwa patriarki adalah penyebab penindasan terhadap perempuan (2007: 120). Masyarakat yang menganut sistem patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan perempuan. Laki-laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibandingkan perempuan. Kehidupan di masyarakat yang memandang perempuan sebagai seorang yang lemah dan tidak berdaya. Menurut Masudi seperti yang dikutip Faturochman, sejarah masyarakat patriarki sejak awal membentuk peradaban manusia yang menganggap bahwa laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara.

Perempuan dalam masyarakat patriarki diletakkan pada posisi inferior. Mereka

biasanya tidak mempunyai peran penting dalam masyarakat dan menjadi kaum marginal.

Secara hakekat, perempuan tidak diciptakan sebagai makhluk inferior tetapi ia menjadi

inferior karena struktur kekuasaan dalam masyarakat berada di tangan laki-laki.

Masyarakat melihat segala hal termasuk perempuan, dengan sudut pandang laki-laki.

Ketika hak-hak perempuan untuk memperoleh kesetaraan peran dalam keluarga maupun

dalam masyarakat tidak dijamin maka terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan oleh

(27)

Dalam sistem patriarki laki-laki memiliki kuasa penuh terhadap perempuan.

Kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan terlebih lagi dalam budaya, keadaan ketimpangan, asimetris dan subordinatif terhadap perempuan tampak sangat jelas. Kondisi seperti itu yang membuat proses marjinalisasi terhadap perempuan terjadi pada gilirannya perempuan kehilangan otonomi atas dirinya. Eksploitasi serta kekerasan terjadi terhadap perempuan, baik di wilayah domestik maupun publik. Bagi masyarakat tradisional patriarki dipandang sebagai hal yang tidak perlu dipermasalahkan, karena hal tersebut selalu dikaitkan dengan kodrat dan kekuasaan yang tidak dapat dipungkiri oleh masyarakat. Laki-laki yang memiliki kekuasaan yang membuat perempuan memiliki status lebih rendah dari laki-laki dalam masyarakat.

2.2.2 Subordinasi

(28)

berlaku di masyarakat, telah memisahkan dan memilah-milah peran-peran gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau produksi.

Buruh pabrik kelas yang tersubordinasi dari para pemilik pabrik /majikan merupakan pandangan yang dikotomis. Elizabet Florence (1992) menamakan struktur ini hirarki yaitu sistem dominasi dan subordinasi sosial, ekonomi, politik, budaya yang didasarkan pada kekuasaan tuan/majikan. Dalam konteks fenomena buruh perempuan di pabrik, maka kita dapat melihat bahwa pemilik modal adalah sebagai kelompok yang mendominasi, karena memiliki sarana produksi. Buruh perempuan di pabrik sebagai pihak yang tersubordinasi yang tetap pasrah pada kondisi yang diciptakan karena mereka tidak mempunyai akses dan kontrol ekonomi.

2.2.3Marginalisasi

Berbicara pada konteks marginalisasi yang terjadi pada perempuan, pada konteks buruh perempuan, maka buruh perempuan diasosiasikan penempatannya pada pekerjaan-pekerjaan yang marginal. Ideologi dalam memandang perempuan sangat berpengaruh pada kondisi marginalisasi perempuan dalam konteks buruh perempuan di pabrik. Pekerjaan–pekerjaan marginal yang dikerjakan oleh perempuan dapat dilihat sebagai akibat proses identifikasi perempuan terhadap apa-apa yang sesuai dengan streotipe keperempuanannya yang telah dikonstruksikan secara sosial.

(29)

pembatasan yang dilakukan pihak perusahaan yang meminggirkan buruh perempuan dan mengakibatkan kemiskinan bagi kehidupan buruh sebagai perempuan dalam lingkungan kerja. Marginalisasi dalam arti luas dapat didefenisikan sebagai proses perubahan hubungan kekuasaan antar manusia. Didasari atau tidak marginalisasi pada buruh perempuan ini tidak saja terjadi di pabrik dengan sentuhan kapitalisme modern, tetapi terjadi juga dalam lingkup keluarga, masyarakat, kultur bahkan negara. Marginalisasi berlangsung selama dan setelah masa penjajahan yang mencerminkan ideologi gender yang diperkuat nilai-nilai patriarkhi.

Sebagaimana kutipan dari Saptari menurut Alison Scott, seorang ahli sosiologi Inggris melihat berbagai bentuk marginalisasi dalam empat bentuk yaitu: (1) Proses pengucilan, perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau jenis kerja tertentu, (2) Proses pergeseran perempuan ke pinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja, berupa kecenderungan bekerja pada jenis pekerjaan yang memiliki hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau kurang terampil, (3) Proses feminisasi atau segregasi, pemusatan perempuan pada jenis pekerjaan tertentu (feminisasi pekerjaan), atau pemisahan yang sematamata dilakukan oleh perempuan saja atau laki-laki saja. (4) Proses ketimpangan ekonomi yang mulai meningkat yang merujuk di antaranya perbedaan upah.

(30)

2.4.2Streotipe

Secara umum streotipe adalah pelabelan atau ciri-ciri penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Streotipe merupakan pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negatif, secara umum selalu melahirkan ketidakadilan pada salah satu jenis kelamin tertentu. Pada kenyataannya stereotipe selalu merugikan dan menimbulkan diskriminasi. Salah satu jenis stereotipe itu adalah yang bersumber dari pandangan gender. Banyak sekali ketidakadilan terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempuan, yang bersumber dari penandaan (stereotype) yang dilekatkan pada mereka. Stereotipe ini berakibat wajar sekali jika pendidikan kaum perempuan dinomorduakan.

Demikian pula perempuan adalah jenis manusia yang lemah fisik maupun intektualnya sehingga tidak layak untuk menjadi pemimpin. Perempuan sarat dengan keterbatasan, tidak sebagaimana laki-laki. Aktivitas laki-laki lebih leluasa, bebas, lebih berkualitas, dan produktif. Misalnya laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama, perempuan hanya dinilai sebagai suplemen yang selalu berada dibawah status laki-laki, karena itu perempuan dalam sistem penggajian atau upah dapat diberikan upah dan posisi kerja yang lebih rendah dari laki-laki.

2.4.3 Diskriminasi

(31)

bentuk diskriminasi di pasar kerja yang banyak mendapat sorotan adalah diskriminasi upah menurut jenis kelamin. Perusahaan dianggap melakukan pembedaan upah tanpa kriteria obyektif atau terkait dengan kinerja buruh. Diskriminasi pekerjaan tidak mengenal pembedaan upah antara laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan sama, tetapi membatasi akses perempuan pada pekerjaan tertentu, lebih spesifik lagi, perempuan hanya diberi akses untuk pekerjaan marginal yang upahnya lebih rendah ataupun tidak adanya peningkatan kerja bagi buruh perempuan tersebut di lingkungan kerja. Akibat budaya patriarkat, maka lahir berbagai bentuk diskriminasi terhadap buruh perempuan. Diskriminasi atas perempuan tidak hanya pada kesempatan pekerjaan saja namun juga pada hal apapun khususnya dalam hal peningkatan karier dan dunia politik.

2.3 Hak-hak Buruh Secara Umum di Indonesia

(32)

Hak-hak yang diterima buruh hendaknya sesuai dengan kontribusinya ke perusahaan. Buruh yang berprestasi diberi haknya berupa bonus atau penghargaan yang membuat karyawan terpacu untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya. Dengan begitu tercipta hubungan timbak balik yang baik antara perusahaan dan buruh. Tidak adanya pembedaan hak-hak antara buruh laki-laki dan perempuan dalam perusahaan yang sesuai dengan undang-undang tenaga kerja. Adapun hak-hak buruh berdasarkan undang-undang ketenaga kerjaan, yaitu:

2.3.1Hak-hak Buruh Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003

1. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha (Pasal 6).

2. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja. (Pasal 11).

3. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja. Pasal 18 ayat (1).

(33)

6. Pasal 82, pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

7. Pasal 84, setiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh.

8. Pasal 86, setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. keselamatan dan kesehatan kerja b. moral dan kesusilaan, dan

c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

9. Pasal 88 ayat (1), setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

10.Pasal 99 ayat (1), setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

(34)

12.Pasal 137, mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.

2.3.2Kewajiban Buruh Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003

Pasal 9

Kewajiban Melaksanakan Tugas

1. Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan

tanggung jawab.

2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan

perusahaan.

3. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan

kesatuan sesame karyawan

perusahaan.

4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.

5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan

sebaik-baiknya.

6. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.

7. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap

bawahannya.

8. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.

9. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan

kariernya.

2.4Teori Fenomenologi

(35)

sebagai stock knowledge yang didalamnya manusia dijadikan objek kesadaran (intersubjektif) dan memahaminya dalam kehidupan sosial. Cara orang memahami kesadaran orang lain, sementara mereka hidup dalam aliran kesadaran mereka sendiri. Dalam dunia intersubjektif ini, orang menciptakan realita sosial dan dipaksa oleh kehidupan sosial yang telah ada dan sudah menjadi struktural kultural ciptaan mereka.

Secara keselurahan, Schutz memusatkan perhatian pada hubungan dialektika antara cara individu membangun realitas sosial dan realitas kultural yang mereka warisi dari para pendahulu mereka dalam dunia sosial. Fenomenologi yang menekankan masyarakat dalam membangun interaksi sosial, memandang makna dari interaksi sosial dari kenyataan sosial yang dianggap penting, menangkap makna yang ada pada tindakan aktor yang memiliki tindakan dan tujuan yang berubah-ubah (George Ritzer:2004).

Dalam penjelasan ini, dunia yang dialami manusia dikembangkan dari kultur yang diciptakan laki-laki dan mengasumsikan pria sebagai subjek, yakni sebagai kesadaran diri dalam dunia yang dilihat dan didefenisi. Perbedaan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan sebagian berasal dari fakta konstruksi sosial yang meminggirkan perempuan.

(36)
(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis penelitian kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memenfaatkan berbagai metode ilmiah (Maleong, 2006;1). Berkenaan dengan penelitian ini maka penelitian ini akan menjelaskan dan menggambarkan berbagai situasi da kondisi yang ada.

Studi kasus merupakan suatu penelitian yang penelaahnya kepada suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprihensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat-sifat umum (Sanapiah Faisal, 2007:22).

3.2 Lokasi Penelitian

(38)

adalah: karena CV. Madani Anugrah Semesta ini memiliki banyak buruh perempuan yang hanya bekerja sebagai sales dan juga melakukan hubungan kerja.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2002:121). Adapun yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah para buruh perempuan di CV. Madani Anugrah Sejahtera.

3.3.2. Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Adapun informan yang menjadi subjek penelitian ini di bedakan mejadi dua jenis yaitu: informan kunci dan informan biasa yang dapat mendukung penelitian.

1. Informan kunci

Adapun yang menjadi informan kunci adalah 8 buruh perempuan, 1 buruh laki-laki, 1 supervisor, dan 1 pemilik CV.

2. Informan biasa

(39)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data informasi yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara obejektif. Dalam hal ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini dibagi menjadi dua cara yaitu:

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data atau sumber pertama dilapangan, oleh karena itu untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi lapangan yaitu:

3.4.1.1 Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Data penelitian tersebut dapt diamati oleh peneliti. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan panca indera yang lainnya (Bungin, 2007 : 115).

3.4.1.2Wawancara Mendalam

(40)

3.4.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, majalah, jurnal, dan data-data dari internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Bogdan dan Biklen (Maleong, 2006 : 248) menjelaskan interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, membuat ikhtisarnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritkan kepada orang lain.

(41)

3.6Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi

2. ACC Judul

3. Penyusunan Proposal

4. Seminar Proposal

5. Revisi Proposal

6. Penelitian Ke Lapangan

7. Pengumpulan Data dan Analisis Data

8. Bimbingan Skripsi

9. Penulisan Laporan Akhir

10. Sidang Meja Hijau

3.7 Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian sejatinya mengalami hambatan baik dari faktor internal (dalam) maupun faktor eksternal (luar). Adapun kendala-kendala yang dihadapi di dalam proses pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Faktor Internal

(42)

Dalam hal ini peneliti kesulitan mencari literatur mengenai kehidupan buruh perempuan yang bekerja di CV sebagai sales, seperti: buku, jurnal-jurnal atau literatur lain yang menghambat penulis memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai diskriminasi buruh perempuan dalam mobilitas kerja.

2. Faktor Eksternal

(43)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

PENELITIAN

4.1 Profil CV. Madani Anugrah Semesta

CV. Madani Anugrah Semesta merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perdagangan yang bersaing dengan beberapa perusahaan jasa perdagangan lainnya yang ada di Medan. Pencapaian keuntungan perusahaan, dimana dalam perkembangannya ke depan tidak menutup kemungkinan untuk bergerak meningkatkan jasa perdagangan yang menawarkan lebih banyak lagi barang-barang elektronik rumah tangga lainnya.

CV. Madani Anugrah Semesta dijalankan dan dikelola oleh Pimpinan cabang perusahaan, karena pemilik CV (Direktur Utama) CV ini berada di Jakarta yang bertugas pada kantor pusat di Jakarta Pusat, oleh karena itu, hanya pimpinan cabang yang bertugas dan bertanggung jawab atas berjalannya CV. Madani Anugrah Semesta di Medan.

(44)

4.1.1 Sejarah CV Madani Anugrah Semesta

CV. Madani Anugrah Semesta yang pada awalnya memiliki beberapa orang profesional yang berpengalaman dalam bidang jasa perdagangan, dan oleh karena itu maka didirikanlah perusahaan berbentuk CV, yang disebut CV. Madani Anugrah Semesta. Setelah kurun waktu yang panjang, akhirnya perusahaan ini memilih bidang jasa perdagangan yaitu dalam penawaran barang-barang elektronik rumah tangga. CV. Madani Anugrah Semesta juga memiliki kantor pusat di Jakarta Pusat (Hasil wawancara dari Manajer CV. Madani Anugrah Semesta:2011).

CV. Madani Anugrah Semesta ini memberikan biaya pengobatan jika buruh mengalami kecelakaan dan sakit di waktu jam kerja buruh tersebut, dan tunjangan hari raya (THR) setiap tahunnya kepada buruh yang sudah melewati masa training (percobaan) kerja. Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak bagi pemilik perusahaan. Manajer perusahaan menjelaskan bahwa perusahaan ini juga terletak di beberapa provinsi di Indonesia, yaitu antara lain (N, 36 tahun, laki-laki):

1. Jakarta Pusat 2. Sumatera Barat 3. Sumatera Utara 4. Jambi

5. Jawa Barat

Setiap tahunnya CV. Madani Anugrah Semesta ini mengadakan pertemuan antara pengelola-pengelola CV untuk membahas perencanaan dan pengembangan untuk kemajuan CV tersebut.

(45)

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

CV. Madani Anugrah Semesta terletak di jalan M. Nawi Harahap no: 23 B, kelurahan sudirejo, kecamatan Medan kota. CV. Madani Anugrah Semesta berdiri sejak tahun 2005 sebagai sebuah perusahaan jasa perdagangan yang menjual berbagai macam barang-barang elektronik. Perusahaan ini berbentuk rumah yang berukuran 200 M. Lokasi perusahaan ini mudah dijangkau oleh masyarakat karena terletak tepat di belakang Pasar Simpang Limun Medan dan perusahaan ini berada diantara jalan saudara, jalan bahagia dan jalan Seksama atau M. Nawi Harahap.

Jumlah buruh di perusahaan ini 80% bekerja di lapangan atau lluar kantor sebagai sales alat-alat elektronik rumah tangga, dan 20% bekerja di dalam kantor sebagai pimpinan cabang (manajer), administrasi, dan supervisor yang terkadang dilapangan atau luar kantor dan dikantor.

Adapun struktur kerja CV. Madani Anugrah Semesta pada periode 2005-2011 adalah sebagai berikut :

Tabel I. Struktur Kerja CV.Madani Anugrah Semesta Tahun 2005-2011

Jabatan Kerja Laki-laki Perempuan

Pimpinan (manager) 1 -

Administrasi - 1

Supervicor 4 -

Sales 10 15

Jumlah 15 16

(46)

4.1.3 Gambaran Buruh pada CV. Madani Anugrah Semesta

Tabel 4.1.3 buruh yang bekerja pada CV ini memiliki beberapa karakteristik dalam suatu perusahaan yang terdiri dari, jenjang karir, upah, dan prestasi kerja. Adapun perbedaan karakteristik yang terjadi di CV. Madani Anugrah Semesta, yaitu:

No Nama

5 Tahun Rp.1.400.000 Superviso r, sales

Ada

(47)

Dari tabel 4.1.3 diatas CV. Madani anugrah Semesta tidak memberikan peningkatan jenjang karir pada buruh perempuan, sementara masa waktu bekerja antara buruh laki-laki dan buruh perempuan sama, tetapi hanya laki-laki yang mendaptkan peningkatan jenjang karir dalam CV ini. Buruh perempuan yang berpengaruh penting dalam keuntungan perusahaan karena buruh perempuan yang lebih banyak bekerja sebagai sales penawaran alat-alat elektronik rumah tangga pada konsumen.

4.1.3 Struktur Organisasi

(48)

Struktur Organisasi CV. Madani Anugrah Semesta

Bagan I. Struktur Organisasi CV. Madani Anugrah Semesta 2011

Adapun tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian pekerjaan yang berdasarkan struktur organisasi diatas, antara lain :

A. Pimpinan Cabang/Manajer sebagai pemimipin tertinggi dalam perusahaan yang berfungsi memimpin keseluruhan aktivitas-aktivitas antara lain:

1. Mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dan pengendalian kegiatan perusahaan.

2. Menyetujui dan menolak pengangkatan dan pemberhentian setiap bagian dalam penambahan tenaga kerja.

3. Memelihara dan meningkatkan motivasi kerja buruh.

4. Mengadaan perencanaan tentang keadaan perusahaan dimasa yang akan Direktur Utama

Pimpinan Cabang / Manager

Administrasi

(49)

datang.

5. Menyetujui dan megesahkan atas pembelian alat inventaris perusahaan. 6. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas setiap bagian serta menerima laporan

tertulis dari setiap bagian tersebut.

7. Melakukan pengawasan atas setiap bagian yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan perusahaan.

8. Mengambil keputusan dalam menmjalankan strategi pemasaran dengan mengumpulkan data-data dan berkomunikasi dengan direktur utama.

9. Mengadakan pengawasan tehadap aktivitas pesaing yang dapat mempengaruhi pemasaran dan mengambil lnagkah-langkah sepenuhnya. 10.Membantu direktur utama dalam menjalankan tugas.

11.Mengkoordinasi kegiatan penyusunan anggaran tahunan perusahaan sampai saat pengesahan untuk disampaikan kepada direktur utama.

12.Membina serta menyelenggarakan kegiatan akuntansi penyusunan laporan keuangan yang teratur.

13.Mengkoordinasikan kelancaran susunan penerimaan dan pengeluaran kas. 14.Menetapkan sumber pendapatan dan pembiayaan perusahaan.

15.Memberikan pengarahan dan memotivasi buruh agar bekerja lebih giat guna pencapaian tujuan perusahaan.

16.Meminta pertanggung jawaban dari bagian administrasi dan keuangan. 17.Menyediakan buruh yang berkualitas sesuai minat dan ahlinya.

(50)

19.Mengawasi buruh apakah telah melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

20.Memberikan upah sesuai dengan perjanjian kerja (jika buruh tidak mendapatkan nasabah, maka buruh tidak mendapat gaji).

B. Bagian Operasional Pendistribusian (4 pegawai laki-laki/Supervisor)

Dalam hal ini bagian operasional memiliki tanggung jawab atas segala kegiatan operasi perusahaan antara lain:

1. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan secara langsung. 2. Bertanggung jawab melaksanakan wewenang yang telah didelegasikan oleh atasan demi kepentingan perusahaan.

3. Bertanggung jawab terhadap barang yang didistribusikan kepada konsumen.

4. Memeriksa kembali barang yang akan didistribusikan apakah sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

C. Bagian Administrasi dan Keuangan (1 pegawai perempuan).

Secara umum bagian administrasi dan keuangan bertanggung jawab mengelolaa dan mengalokasikan kas/dana perusahaan dengan baik sesuai standart akuntansi yang berlaku umum. Adapun bagian keuangan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan verifikasi atau pengecekan ulang atas semua bukti-bukti kas penerimaan dan pengeluaran kas.

(51)

dari perusahaan tunai dan nota pembelian serta bukti pemesanan barang dari perusahaan ke konsumen.

3. Melakukan penyusunan laporan keuangan seperti neraca dan daftar laba rugi perusahaan.

4. Melakukan penelitian dan analisa keuangan perusahaan termasuk masalah pajak.

D. Bagian Penjualan dan Penawaran Barang ( 15 Perempuan & 11 Laki-laki).

Sebagai bagian yang memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat, melalui barang-barang yang dijual oleh perusahaan.

1. Berkomunikasi yang baik kepada konsumen dalam penawaran barang. 2. Menghasilkan pemasukan bagi perusahaan dengan menjual produk perusahaan tersebut.

3. Menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung peningkatan kualitas dan penjualan produk.

4. Menjual, melayani, menata dan menjaga barang yang akan ditawarkan di lapangan kepada konsumen agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

5. Menciptakan tingkat penjualan yang baik.

6. Bertanggung jawab atas barang yang ditawarkan pada konsumen.

(52)

buruh perempuan menerima upah yang sesuai dengan perjanjian kerja, memiliki tugas lapangan, dilarang menikah, tidak ada cuti haid dan hamil, dan tidak mendapatkan peningkatan jabatan kerja di perusahaan ( N, 36 tahun, laki-laki).

Tidak ada perbedaan tugas dan tanggung jawab antara buruh laki-laki dan perempuan di perusahaan ini. Buruh laki-laki dan perempuan bekerja sesuai peraturan perusahaan. Hasil dari penjualan barang mempengaruhi gaji para buruh di CV. Madani Anugrah Semesta, oleh karena itu kinerja buruh harus berjalan dengan baik dalam peningkatan tujuan perusahaan.

4.1.5 Syarat Buruh

CV. Madani Anugrah Semesta menentukan dan membuat persyaratan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penerimaan buruh di CV. Madani Anugrah Semesta. Adapun persyaratan awal menjadi buruh yang di tetapkan di CV. Madani Anugrah Semesta antara lain: (N, 36 tahun, laki-laki)

1. Pria & Wanita, maksimal berumur 25 tahun 2. Pendidikan, minimal SMA/STM/MA

3. Jujur, pekerja keras, bertanggung jawab dan disiplin 4. Berpenampilan rapi, bersih, dan komunikatif

5. Tidak sedang kuliah

(53)

perusahaan. Adapun isi perjanjian kerja bersama perusahaan yang didapat dari hasil wawancara kepada buruh dan manjer, adalah:

1. Buruh perempuan dilarang menikah. 2. Tidak adanya cuti haid dan cuti hamil.

3. Tidak adanya peningkatan jabatan bagi buruh perempuan.

4. Upah buruh laki-laki dan perempuan sama dan yang diterima sesuai dengan perjanjian kerja (jika buruh tidak mendapatkan konsumen, maka buruh tidak mendapatkan gaji.

5. Mencari konsumen sebanyak-banyaknya untuk meningkatakan keuntungan perusahaan yang berpengaruh terhadap upah buruh.

6. Tidak diizinkan libur bekerja lebih dari 2 hari, kecuali ada surat sakit dari Dokter atau rumah sakit.

7. Tidak mendapatkan Jamsostek (jika terjadi kecelakaan di waktu jam kerja, maka pihak perusahaan yang membiayai).

8. Jika barang hilang, maka gaji buruh dikurangi oleh pihak perusahaan. 9. Jam kerja para buruh dilakukan pada hari senin-sabtu, dimulai dari pagi

pukul 08.00 – sore 14.00 WIB.

Perjanjian kerja bersama ini yang harus disepakati oleh para buruh yang bekerja di perusahaan ini karena sudah menjadi ketentuan dari setiap perusahaan CV. Madani Anugrah Semesta.

Buruh juga memiliki hak-hak di perusahaan, dan ada beberapa hak yang dimiliki para buruh di CV. Madani Anugrah Semesta antara lain :

(54)

hari.

2. Mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Memperoleh penghasilan atas kerja yang telah dilakukan.

4. Memperoleh hari libur (hari besar dan hari raya resmi yang ditetapkan pemerintah RI).

4.2 Profil Informan

4.2.1 L Silaban (22 Tahun)

L Silaban adalah seorang buruh perempuan yang lahir pada tahun 1989 dan berumur 22 tahun berasal dari suku Batak dan lahir di. L adalah anak pertama dari 4 bersaudara, lahir dari keluarga yang tidak mampu di kota Medan. L memiliki ayah yang dulunya bekerja sebagi tukang becak dan ibu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang tidak tetap yang dianggap L tidak dapat menopang kehidupan ekonomi rumah tangga dan pendidikan L dan adik-adiknya.

(55)

jam pulang kerja L yang tidak tetap juga dikarenakan tempat L menawarkan barang-barang perusahaannya tidak memiliki lokasi yang tetap.

L kasihan melihat ibunya karena dari pagi L bekerja sampai sore/malam hari L sampai dirumah ibu dari L masih terus menjaga dan mengurus ayahnya yang sedang sakit dirumah dikarenakan ibu dari L juga yang sudah tua. Adik-adik L masih bersekolah SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama) yang jam masuk sekolahnya pagi dan siang.

Setelah beberapa tahun mengarungi kehidupan, keluarganya yang memilik tiga adik dan satu orang ayah sudah yang sedang sakit, dan satu orang ibu yang terkadang ikut membantu L mencari uang jika ibunya diajak bekerja oleh tetangga L. Berbekal ijazah SMA dan tidak dibekali keterampilan khusus, memaksanya untuk melamar pekerjaan sebagai buruh di CV. Madani Anugrah Semesta sebagai sales. Informasi yang diperolehnya melalui koran dan dimanfaatkan untuk mengajukan lamaran pekerjaan. L bekerja di CV ini dengan masa percobaan enam bulan yang akhirnya L dtetapkan sebagai sales perusahaan ini. L telah menggeluti pekerjaan ini selama dua tahun dengan penghasilan Rp. 1.200.000 perbulan, yang mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga.

(56)

4.2.2 K (22 Tahun)

K adalah seorang gadis yang lahir pada 20 November 1989 dan sudah berusia 22 tahun. Rani berasal dari keluarga yang sangat sederhana. K adalah anak pertama dari 5 bersaudara, ia memiliki 4 orang adik yang masih duduk di bangku sekolah. K lahir dari keluarga yang kurang mampu. K berasal dari suku Jawa dan Minang kabau.

K berasal dari Medan. Orang tua K hanya mampu membiayai K sampai dengan SMA saja karena gaji kedua orang tua K yang tidak cukup menyekolahkan K ke Perguruan tinggi. Pendidikan K hanya sampai tingkat SMA dan dia terpaksa tidak mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi karena keterbatasan biaya orang tua yang hanya sebagai wiraswasta (jual-jualan). Sebenarnya cita-cita K adalah menjadi pegawai Bank, akan tetapi semua sirna karena tidak dibekali dengan latar belakang pendidikan dan keterampilan teknis pembukuan sehingga K mengurungkan niatnya untuk mengajukan lamaran pekerjaan.

K memiliki memiliki empat adik yang masih bersekolah di SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). K membutuhkan banyak biaya agar K dapat mencapai cita-cita nya untuk menyekolahkan adik-adiknya sampai ke perguruan tinggi nantinya. K berfikir bahwa lulusan SMA sangat susah mencari kerja, jika tidak ada keahlian khusus seperti kuliah atau kursus, tetapi jika biaya tidak cukup maka K ingin membuat adik-adiknya untuk kursus agar nantinya mudah mencari ataupun mendapatkan pekerjaan.

(57)

Madani Anugrah Semesta tempat buruh laki-laki ini bekerja sedang membuka lowongan pekerjaan untuk mencari sales (buruh perempuan) yang baru. K tertarik untuk bekerja menjadi sales di CV itu, karena menurut penuturan saudaranya gaji/upah sales cukup membantu biaya kebutuhan K dan keluarganya.

Apalagi jika K mampu berkomunikasi dengan baik dalam penawaran barang ataupun ramah terhadap calon konsumen, maka K akan memeiliki upah lebih di pemberian gaji. K pun semakin tertarik mendengarkan cerita yang disampaikan dari saudaranya itu dan K langsung menerima tawaran yang diberikan oleh saudaranya tersebut.

Setelah K melamar di CV. Madani Anugrah Semesta tersebut, K kemudian menjalani dan mengikuti serangkaian tes yang diberikan oleh pihak perusahaan, seperti tes dalam cara berbicara dalam penawaran barang kepada konsumen, dan mengikuti masa percobaan kerja selama enam bulan. Melewati masa training, K pun diberikan kesempatan untuk menjadi pegawai tetap di CV itu, meskipun upah yang diterima selama enam bulan itu tidak cukup dengan kebutuhan hidupnya, tetapi K tetap ingin terus bekerja demi membantu orang tua dan membiayai adik-adiknya sekolah agar dapat menyenangkan orang tuanya.

4.2.3 K (25 Tahun)

(58)

merasakan kekurangan dalam hidupnya, seperti biaya uang sekolah yang selalu menunggak, uang jajan yang terkadang tidak diberikan oleh orang tuanya, begitu juga dengan makan sehari-harinya yang serba kekurangan. Kakak dari K dan adik-adiknya telah menikah dan ikut dengan suaminya yang tinggal di Jambi.

Sejak kedua orang tuanya tidak mendapati kerja yang lagi, maka K menjadi tulang punggung untuk adik-adiknya. Keempat orang adiknya yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sangat memerlukan banyak biaya untuk keperluan sekolahnya. K tidak sanggup melihat adik-adiknya berhenti sekolah karena biaya yang kurang, maka K berniat untuk membantu perekonomian keluarganya.

Selesai menamatkan pendidikan dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) nya, K mulai mencari pekerjaan. K diterima menjadi seorang sales (buruh perempuan) di CV. Madani Anugrah Sejahtera. K sangat senang sekali karena ia bisa membantu untuk memenuhi segala keperluan sekolah adik-adiknya dan kebutuhan keluarga lainnya.

(59)

keluarganya dalam hal apa pun yang dapat ia sanggupi selama K masih dapat bekerja di perusahaan tersebut. K selalu memberikan hasil kerja yang baik agar dia tidak dipecat dari perusahaan ini, karena K berfikir sulitnya pada zaman sekarang ini mencari pekerjaan dengan ijazah SMA saja.

4.2.4Y (23 Tahun)

Y adalah seorang sales (buruh perempuan) yang berusia 23 tahun dan lahir pada tanggal 10 Agustus 1987. Y sudah bekerja selama 3 tahun di CV. Madani Anugrah Semesta. Orang tuanya sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolah Y sampai ke perguruan tinggi. Kedua orangtuanya hanya sanggup dan mampu menyekolahkan Y sampai tingkat SMA saja. Sebenarnya Y ingin sekali melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, tetapi kondisi perekonomian keluarga Y tidak mampu untuk itu, dan juga Y adalah anak pertama dari empat bersaudara maka Y merasa bahwa dia harus bekerja untuk membantu keluarganya.

Y berasal dari keluarga yang kurang mampu, ayahnya hanyalah seorang penarik becak bermotor, dan ibunya tidak memiliki pekerjaan. Y sangat ingin membantu keluarganya. Y tidak tega melihat ayahnya yang bekerja membanting tulang demi keluarganya, dengan hasil yang didapat dari pekerjaanya sebagai penarik becak motor yang sangat pas-pasan, oleh karena itu Y mencari pekerjaan agar dapat meringankan beban kerja ayahnya. Ayah Y yang sudah tua yang membuat Y tidak tega melihat ayahnya yang bekerja sebagai tukang becak.

(60)

kemudian Y melamar pekerjaan di CV. Madani Anugrah Sejahtera yang Y lihat dari surat kabar/koran, oleh karena itu Y melamar di CV tersebut agar mendapatkan uang untuk membantu membiayai kebutuhan hidupnya dan keluarga. Y berusaha bekerja dengan baik agar dapat menjadi pegawai tetap di perusahaan ini, karena awal masuk kerja Y harus mengikuti masa percobaan kerja selam enam bulan di perusahaanya. Y menjalani enam bulan dengan baik yang membuat dia diangkat menjadi pegawai tetap di CV. Madani Anugrah Semesta. Y menerima gaji sebesar Rp.1.200.000 per bulan dari perusahaan.

Menurut Y pekerjaan sebagai sales tidak lah mudah, tetapi Y harus selalu memberikan pelayanan dan penawaran/penjualan yang terbaik agar barang-barang rumah tangga tersebut laris terjual. Meskipun hari yang panas, tetapi Y tetap berusaha atas pekerjaan itu.

4.2.5 I Silalahi (24 Tahun)

I adalah seorang perempuan berusia 24 tahun yang lahir pada tanggal 1 Januari 1988. Pendidikan I hanya sampai tingkat SMA dan dia terpaksa tidak mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi karena tidak memiliki biaya dari orang tua yang hanya sebagai buruh toko bangunan (kuli) yang gajinya tidak menentu sedangkan ibu dari I bekerja sebagai pembantu rumah tangga. I bercita-cita menjadi Guru, tetapi semua ini tidak dapat dijalankan oleh I karena kehidupannya yang serba kekurangan.

(61)

perekonomiannya tidak berkecukupan, oleh karena itu hal ini yang membuat I ingin bekerja membantu keluarga. I memiliki dua kakak yang sudah menikah dan tinggal dengan suami di Medan. Kondisi perekonomian dari kakak-kakaknya pun juga tidak berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan orang tua I tidak mendapatkan bantuan perekonomian dari kakak-kakaknya tersebut.

I menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA dan langsung mencari pekerjaan dikarenakan I tidak menginginkan adik-adiknya berhenti sekolah, oleh karena itu I mencari pekerjaan untuk membiayai kehidupan mereka. I melihat lowongan kerja dari surat kabar, dan CV. Madani Anugrah Semesta yang mencari karyawan lulusan SMA. I tertarik dan mencoba melamar di CV ini karena tidak berjauhan dengan rumahnya dan tidak menghabiskan banyak ongkos naik angkutan jika bekerja nanti.

I melamar pekerjaaan di CV ini, dan diterima sebagai sales untuk penawaran barang-barang rumah tangga. I menjalani kontrak kerja di perusahaan ini dan I harus dapat menjalani masa percobaan kerja selama enam bulan menjadi sales di perusahaan ini. I menyelesaikan masa percobaan kerja ini dengan baik, dan Irma dijadikan sales tetap perusahaan. Selama empat tahun I bekerja di perusahaan ini. I merasakan sulitnya mencari uang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak berkecukupan, tetapi I harus bekerja keras untuk kebutuhan ekonomi I dan keluarga.

4.2.6 S (25 Tahun)

(62)

bersaudara yang lahir dari keluarga tidak mampu. S hanya memiliki ibu yang bekerja sebagai petani di Perbaungan, sedangkan ayah S sudah meninggal ketika S masih duduk di bangku SMA dikarenakan ayahnya memiliki penyakit jantung.

Setelah lulus dari SMA Santi ingin tinggal dan bekerja di kota Medan. S tinggal dirumah saudara dari ibunya. S mencari pekerjaan agar dia bisa bekerja membantu ibu dan adik-adiknya yang masih sekolah dikampung. S pernah bekerja di toko pakaian selama 2 tahun, tetapi S merasa bahwa gaji yang ia terima tidak cukup untuk membantu keluarganya, oleh karena itu S mencari pekerjaan lain. S mencoba membeli surat kabar untuk mencari lowongan pekerjaa yang sesuai dengan kemampuannya, dan akhirnya ada perusahaan yang mencari karyawan untuk lulusan SMA yaitu CV. Madani Anugrah Semesta. S mencoba melamar di CV tersebut, dan dipanggil oleh perusahaan untuk mengikuti tes dari CV, dan kemudian S diterima dan bekerja di perusahaan ini sebagai sales dan sudah bekerja selama 5 tahun.

S mengharapkan agar dia dapat dijadikan sebagai sales tetap di perusahaan ini, karena S tidak memiliki keahlian untuk bekerja dibidang lain. S sudah berniat untuk membantu keluarganya di kampung, oleh karena itu S giat bekerja agar mendapatkan yang terbaik untuk nya dan keluarga, meskipun ibunya tidak berharap lebih darinya.

(63)

S memiliki gaji sebesar Rp. 1.200.000 perbulan dari perusahaan, yang sebenarnya tidak cukup untuk S dan keluarganya, tetapi S tidak boros untuk hal ini, karena masih banyak biaya yang lebih diperlukan untuk membahagiakan keluarganya dikampung.

4.2.7 Y (22 Tahun)

Y seorang gadis berusia 22 tahun dan lahir pada tanggal 4 April 1989. Yunita berasal dari keluarga yang tidak berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka tiap harinya. Y berasal dari suku Jawa yang tinggal dikota Medan.

Y dengan latar belakang pendidikan SMA berasal dari Medan. Jenjang pendidikan lebih tinggi tidak bisa diperoleh akibat ketidak mampuan orang tua Y yang ayahnya hanya sebagai penjahit sepatu dan ibunya pembatu rumah tangga, dengan tanggungan enam orang anak. Ketidak mampuan melanjutkan ke perguruan tinggi, mendorong Y untuk mencari pekerjaan dengan harapan dapat meringankan beban orang tua.

Dalam pandangan Y, hanya pekerjaan sebagai sales yang sesuai dengan pendidikan yang ia punya. Dengan bantuan teman Y yang sudah lebih awal bekerja di CV. Madani Anugrah Semesta, maka Y mencoba melamar dan akhirnya diterima. Sampai sekarang Y telah bekerja selama kurang lebih dua tahun, dengan gaji Rp. 1.200.000 per bulan.

(64)

mereka dengan baik jika tidak ada bantuan dari Y, karena adik-adiknya yang masih sekolah.

4.2.8M (22 Tahun)

M adalah seorang gadis yang bekerja sebagai sales di CV. Madani Anugrah Semesta. M berusia 22 tahun dan lahir pada tanggal 4 Desember 1989 di Kisaran. M berasal keluarga yang sangat sederhana. M anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik dari M masih duduk dibangku SMA.

Sejak sekolah di bangku SMA, M sudah memiliki cita-cita untuk menjadi pengusaha muda sebagaimana teman-teman yang dikenalnya, walaupun ia merasa ketinggalan mata pelajaran dibanding teman sekelasnya karena tidak ada ongkos pergi ke sekolah tetapi keinginan orang tua adalah agar bisa meraih pendidikan yang tinggi, tetapi harapan itu tidak tercapai karena keterbatasan biaya. Setelah M lulus dari SMA, M meninggalkan kampung halaman dan orang tuanya.

Tertarik untuk bekerja setelah menamatkan bangku sekolah, M melihat lowongan dari surat kabar bahwa ada lowongan pekerjaan untuk lulusan SMA, dan M pun melamar pekerjaan tersebut. Keputusan yang diambilnya sendiri ternyata tidak mendapat halangan dari orang tuanya. Bekerja di CV sebagai dianggap sebagai pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan keahlian, kecuali keuletan, keramahan, dan kejujuran. Bidang pekerjaan yang ditekuni sekarang adalah sales.

(65)

1.200.000 per bulan. Setiap bulannya M mengirim uang untuk keluarganya dikampung. M berharap, keluarganya senang dengan bantuan M. M memiliki orang tua yang bekerja sebagai petani kebun milik orang lain, oleh karena itu M tidak ingin melihat orang tuanya terlalu bekerja keras karena umur yang sudah tua juga. M bekerja dan berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

4.2.9 R (27 Tahun)

R adalah seorang laki-laki dengan kelahiran 2 Januari 1984 dan sekarang telah berusia 27 tahun. R berasal dari suku Jawa. R adalah anak pertama dari empat bersaudara. R sudah memiliki pendamping hidup yaitu seorang perempuan yang sukunya sama dengan R yaitu suku Jawa. Pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang berusia 1 tahun.

Sudah 5 tahun R bekerja sebagai sales di CV. Madani Anugrah Sejahtera. Dari tahun 2007 R berhenti bekerja dari perusahaan tempat ia dulu bekerja, dan tahun 2007 awal R bekerja di CV. Madani Anugrah semesta hingga sekarang. R berhenti bekerja di perusahaannya dulu dikarenakan perusahaan tersebut bangkrut dan Riswanto salah satu pegawai yang dikeluarkan dari perusahaan tempat ia bekerja dulu.

(66)

dianggkatlah R sebagai pegawai tetap di CV. Madani Anugrah Semesta dengan gaji Rp. 1.200.000 per bulannya.

R yang sudah bekerja tiga tahun, yang kemudian R diangkat menjadi supervisor di CV ini, karena pihak perusahaan bangga dengan cara kerja R yang disiplin dalam waktu dan tugasnya. Sekarang R sudah naik jabatan, yang bertuga sebagai kepala sales di lapangan. R juga menerima gaji yang lebih tinggi dari sebelumnya, gaji yang diterima R sebesar Rp. 1.400.000 per bulannya, ini yang membuat R bertahan bekerja di perusahaan ini.

4.2.10 B Siregar (26 Tahun)

(67)

(SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang membutuhkan biaya yang banyak hingga lulus sekolah adik-adiknya nanti. Begitu juga dengan kebutuhan hidup keluarga, yang Ayah B hanya bekerja sebagai tukang bangunan (mocok-mocok). B sudah bekerja di CV. Madani Anugrah Sejahtera, ia juga melakukan masa percobaan yang diberikan pimpinan perusahaan kepada B selama enam bulan, dan akhirnya B diterima bekerja menjadi pegawai tetap sebagai sales yang diberi gaji Rp.1.200.000 per bulannya.

Pekerjaannya sebagai sales menghabiskan waktunya selama 8 jam, tetapi di menjalaninya dengan nyaman, dikarenakan menurut B upah yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang ia lakukan setiap harinya, yang sesuai dengan UMR (upah minimum regional). B nyaman dengan pekerjaanya yang B lalui selama 4 tahun di perusahaan ini.

B merasakan ada perbedaan antara buruh laki-laki dan perempuan, yaitu dalam pembagian kerja yang tidak adil, dikarenakan perjanjian kerja yang harus disepakati oleh para buruh yang bekerja di perusahaan ini. Buruh perempuan hanya mendapat bagian kerja sebagai sales saja, sedangkan laki-laki mendapatkan peningkatan karir di perusahaan ini. Semua perjanjian telah ditetukan oleh perusahaan.

4.2.11 N (36 Tahun)

(68)

Sudah 7 tahun N mengelola perusahaan ini. N sudah menikah dan memiliki 2 anak perempuan yang masih berusia 7 tahun dan 4 tahun. Sebelum N bekerja di CV. Madani Anugrah Semesta di Medan, N bekerja di Malang sebagai Manajer perusahaan jasa perdagangan seperti CV ini juga, tetapi Pemilik saham terbesar perusahaan ini meninggal dan perusahaannya semakin memburuk, oleh karena itu N mencari pekerjaan lain yang akhirnya bekerja di CV. Madani Anugrah Semesta yang ditempatkan di kota Medan.

N dengan latar belakang pendidikan sarjana berasal dari Malang. Keinginan N sejak dibangku kuliah ialah menjadi seorang wiraswasta yang sukses. Walaupun latar belakang ayah N adalah seorang pegawai negeri sipil, N tidak pernah bercita-cita mengikuti jejak profesi ayahnya. Akan tetapi, N merintis usaha yang dicita-citakan tidaklah mudah baginya karena memerlukan biaya dan relasi yang banyak. Melalui informasi yang diperoleh dari teman-teman yang telah bekerja sebelumnya serta melalui berbagai media yang didapatkan, akhirnya N diajak bekerja sama dengan beberapa rekan-rekan untuk membuat suatu usaha bisnis perdagangan jasa pelayanan barang-barang elektronik rumah tangga pada CV ini, dan N yang dijadikan sebagai pimpinan cabang sekaligus manajer di CV. Madani Anugrah Semesta yang terletak di Medan. N memiliki direktur utama CV. Madani Anugrah Sejahtera yang bekerja dan mengelola kantor pusat CV yang berada di Jakarta. Dengan adanya kejujuran dan keuletan dalam bekerja N mendapat hasil yang baik pula dalam perusahaan. Selama 7 tahun bekerja sebagai pimpinan cabang atau manajer dengan pendapatan yang relatif, sudah dapat menghidupi kebutuhan N dan keluarganya.

Gambar

Tabel I. Struktur Kerja CV.Madani Anugrah Semesta Tahun 2005-2011

Referensi

Dokumen terkait

Data responden sebanyak 210 mahasiswa dan Structural Equation Modelling dan juga WrapPLS digunakan untuk menguji hipotesis – hipotesis dari karateristik layanan wesbite

Sebagian besar penelitian yang membandingkan fiksasi interna dengan arthroplasty, lebih banyak yang hasilnya memilih arthroplasty untuk penanganan fraktur collum

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka kami dalam menjalankan usaha ini akan selalu memberikan pelayanan dan kualitas produk yang terbaik kepada semua konsumen kami.. Kualitas

0eluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan keluarga karena tenaga yang  paling dekat degan klien di rumah dan yang bisa melakukan pen#egahan penyakit

Adegan dalam scene IV kamera dengan posisi long shot memvisualisasikan segerombolan kulit putih menyaksikan dua sosok kulit hitam yang sedang digantung didepannya,

Variabel masa kerja, durasi paparan kebisingan, dan kebiasaan merokok tidak dapat dimasukkan ke dalam analisis multivariat disebabkan nilai nilai p>0,025 sehingga

Segmentasi citra medis dengan metode kontur aktif multiresolusi dilakukan untuk mendapakan hasil segmentasi obyek yang sesuai dan akurat. Metode kontur aktif

“ Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas V SDN Madyogondo 2 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun