• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PANDANGAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.46/PUUVIII/ 2010 TENTANG STATUS ANAK LUAR KAWIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA PANDANGAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.46/PUUVIII/ 2010 TENTANG STATUS ANAK LUAR KAWIN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PANDANGAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

NO.46/PUU-VIII/2010 TENTANG STATUS ANAK LUAR KAWIN

SKRIPSI

Oleh :

ANA AHSANUL HUDA NIM. 09120022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia,

rahmat, hidayah dan inayahNya sehingga atas ridhoNya penyusun dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Pandangan Ulama Tarjih

Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No.

46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin”. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah ke pangkuan junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan

umat seluruh alam yang telah membawa risalah kebenaran beruapa agama Islam.

Penyusun menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan di

dalamnya, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan yang ada pada diri

penyusun. Penyusun juga menyadari bahwa penulisan ini tidak mungkin dapat

terselesaikan tanpa adanya partisipasi atau bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penyusun ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibuku Robiatin dengan segala cinta dan kasih

sayang, doa, semangat dan segala pengorbanan yang diberikan selama ini

kepadaku, (Alm.) Bapakku Achmad Nawawi, walaupun jasadmu telah tiada,

tapi semangat, jiwa, teladan dan spiritmu masih akan senantiasa membekas

selamanya.

2. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

(6)

ilmu di kampus putih tercinta dengan diberikannya beasiswa Program

Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) kepada saya.

3. Bapak Drs. Sunarto M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

4. Bapak Azhar Muttaqin M.Ag selaku Kepala Jurusan Syariah.

5. Bapak Moh. Nurhakim, M.Ag, Ph. D. selaku pembimbing I yang telah

banyak memberikan kontribusi pemikiran dan nasehatnya untuk skripsi

penyusun, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

6. Bapak Drs. Syamsu Rizal Yazid, M.A. selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penyusun demi terselesaikannya

skripsi ini dengan baik.

7. Bapak-Ibu dosen Jurusan Syariah yang telah mentransformasikan ilmunya

kepada penyusun, sehingga secara pemikiran, penyusun dapat hijrah ilmiah

ke sesuatu yang baru dalam sejarah pemikiran penyusun.

8. KH. Abdullah Hasyim beserta para pengurus padepokan HW yang telah

memberikan wawasan dan menambah rasa cinta kami terhadap

Muhammadiyah, di sinilah kami digembleng dan dijadikan kader-kader

militan Muhammadiyah, Ust. Ahda Bina selaku koordinator PPUT yang

bersusah payah bertanggung jawab terhadap kelangsungan perkuliahan kami

di PPUT, tentunya tak lupa kepada teman-teman senasib dan seperjuangan di

padepokan, Dedi, Nabawi, Bashir, Soleh, Azhari, Syafii (Nogo), Toriq,

Sholin, Fahdi, Faqih, Juned, Iyan, Yusuf, Firman, Mas Malik, Yahya, Agus,

Syapii (Piteng), Soni, Nanang (TI), Nurul, Relung, dan Mardiana bersama

(7)

iii

9. Kakak-kakakku tercinta, Mb Urul, Mas Mundir, Mb Rida, Mb Rifah, Mas

Sopan, Mas Dili, Mb Tina, khususnya Mas Sopan dengan segala dukungan

moril dan materil kau mampu menjadi pengganti (alm.) bapak kita tercinta

(terimakasih telah ikut membiayai perkuliahanku), serta para kakak-kakak

iparku terutama Mb Put yang telah mendukung dan merelakan sebagian

rejekinya untukku, dan Mas Meri yang telah memberikan semangat dan

motifasinya kepadaku, matur suwun sam atas pinjaman printernya. Serta

keponakan-keponkan ku yang lucu-lucu, terutama nashwan, biyas, kucil,

pading, dan pleken, kalianlah yang menghiburku dalam kepenatan.

10. Teman-temanku Syariah 2009, para guru di SD Muhammadiyah 03 Tumpang

dan SMK Muhammadiyah 03 Singosari serta seluruh teman-teman yang

pernah berbagi baik waktu maupun pemikiran bersamaku.

Akhirnya semoga jasa baik yang telah mereka berikan menjadi amal ibadah

dan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Malang, 04 Jumadil Akhir 1434 H 15 April 2013 M

Penyusun

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

TRANSLITERASI... iv

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ... 01

B. Rumusan Masalah ... 05

C. Tujuan Penelitian ... 06

D. Manfaat Penelitian ... 07

E. Definisi Operasional... 07

F. Metode Penelitian... 11

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelembagaan Mahkamah Konstitusi... 18

1. Sejarah Mahkamah Konstitusi... 18

2. Kedudukan, Kewenangan, dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi... 22

(9)

v

B. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010... 25

1. Duduk Perkara... 26

2. Pertimbangan Hukum ... 28

3. Amar Putusan... 31

C. Status Anak Luar Kawin... 31

D. Majelis Tarjih Muhammadiyah... 39

1. Sejarah Majelis Tarjih... 40

2. Tugas Majelis Tarjih dalam Persyarikatan ... 42

3. Manhaj Tarjih Muhammadiyah ... 43

4. Klasifikasi Ulama dalam Persyarikatan Muhammadiyah... 47

BAB III HASIL PENELITIAN A. Pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin... 49

B. Alasan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam Menanggapi Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010... 51

C. Alasan yang Paling Relevan dengan Substansi Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010... 64

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Analisa Kritis terhadap putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010... 71

1. Pencatatan Perkawinan... 71

(10)

3. Hubungan Perdata Anak Luar Kawin... 82

4. Pembuktian Hubungan Darah dengan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi... 89

B. Analisa Pendapat Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur

terhadap Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010... 95

BAB V PENUTUP.

1. Kesimpulan... 101

2. Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis.

Lampiran 2. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010.

Lampiran 3. Transkrip wawancara dengan KH. Muammal Hamidy LC.

Lampiran 4. Transkrip wawancara dengan Prof. Saiful Anam.

(11)

vii al-Quran. (Juz II). Mesir : al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubro.

Kelompok Fikih dan Ushul Fikih

Abd. Al-Rahman al-Jaziry. (t.t.). Kitâb Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah. (Jilid V). Mesir : al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubro.

Abdul Karim Zaidan. (1984). Nidhâmu al-Qadlâ’ fi asy-Syari’ati al Islamiyyati. Baghdad : al-‘amy.

Fathi Bahansy, (1984). Nasriyatul Isbat fil Fiqhil Jinai al-Islami. alih bahasa Hasyim dan Ibnu Rachman. Yogyakarta: Andi Offset.

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 8. (1980). Alih bahasa Mohammad Tahlib. Cet. 15.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (2010). Bandung : Citra Umbara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 th. 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. (2012) diambil dari http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/

lihat_pdf.php%3Fpdf%3Duu242003.pdf, yang diakses pada hari Rabu

14/04/2012, 21.35 WIB

Kelompok Hukum

Abdul Manan. (2008). Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta : Penerbit Kencana.

Ahmad Rofiq. (1998). Hukum Islam di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

(12)

Hasbi ash-Shiddieqy. (t.t.) Peradilan dan Hukum Acara Islam. Bandung : Al-Ma’arif.

Moh. Mahfud MD. (2009). Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu, (Jakarta :Rajawali Pers.

Moh. Idris Ramulyo. (2002). Tinjauan Beberapa Pasal Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dari Segi Hukum Perkawinan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Muhammad Salam Madzkur. (1993). Cet. Ke-4. Peradilan dalam Islam, alih bahasa Imron AM. Surabaya: Bina Ilmu.

R. Subekti. (2005). Cet. Ke-15. Hukum Pembuktian. Jakarta :Paradyna

Wirjono Prodjodikoro. (2010). Hukum Perkawinan di Indonesia. Bandung: Sumur.

Kelompok Kamus

Arum Gayatri. (1980). Kamus Kedokteran. Jakarta : Arcan.

Depdikbud, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Peter Salim, Yenny Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (rev. ed.). Jakarta : Modern English Press.

Makalah, Skripsi dan Tesis.

Asjmuni A. Rahman, et.al. (1985). Laporan Penelitian Majlis Tarjih Muhammadiyah (Suatu Studi tentang Sistem dan Metode Penentuan Hukum). Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga.

Asjmuni Abdurrahman. (1987). Sejarah, Organisasi, dan Fungsi serta Sistem Majlis Tarjih Muhammadiyah. Makalah latihan kader Tarjih Pemuda Muhammadiyah.

Abdullah Wasian. (2010). Akibat Hukum Kawin Siri (Tidak Dicatat) Terhadap Istri, Anak, dan Harta Kekayaan (Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Tesis Magister Hukum yang tidak diterbitkan, UNDIP Semarang, 2010.

(13)

ix

Chatib Rasyid, (2012). Anak Lahir Diluar Nikah (Secara Hukum) Berbeda dengan Anak Hasil Zina (Kajian Yuridis terhadap Putusan MK No. 46/PUU-VIII-2010). Makalah dalam bentuk PDF yang disampaikan pada Seminar Status Anak di Luar Nikah dan Hak Keperdataan lainnya, pada tanggal 10 April 2012 di IAIN Walisongo Semarang.

H.A.Mukhsin Asyrof. (2008). Makalah pembanding terhadap makalah Prof. Dr.H.Ahmad Sukardja, S.H,M.A. berjudul “Menguak Permasalahan Anak Istilhaq dalam Hukum Islam”, yang dipresentasikan dalam Rakernas Akbar Mahkamah Agung R.I. bulan Agustus 2008.

Janedjri M. Gaffar, (2009). Kedudukan, Fungsi dan Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Makalah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Surakarta, 2009 hal. 2-3. Dikutip dari

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/pdfMakalah/ diakses tanggal

12/01/2013, 13.30 WIB

Lailatul Arofa. (2012). Menafsirkan Hubungan Perdata Dalam Uji Materi Pasal 43 ayat (1) UU No. 1/1974 Di Dalam Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010, makalah yang disampaikan dalam seminar tentang Hukum Keluarga dalam Konteks Ke-Islaman dan ke Indonesiaan yang dilaksanakan oleh PC Muslimat NU Kab. Jembrana pada tanggal 1 April 2012 dalam bentuk PDF.

Mu’ammal Hamidy. (2012). Anak Biologis Anak Syar’i?, Makalah yang disampaikan dalam Kajian Tarjih Majelis Tarjih & Tajdid PW. Muhammadiyah Jawa Timur dengan tema “Status Anak Di Luar Nikah Menurut Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” di Lamongan tgl 22 April 2012 M.

Muhammad Kurdi. (2009). Metodologi Ijtihad Muhammadiyah dan NU: Studi Perbandingan Majlis Tarjih dan Lajnah Bahtsul Masail, Skripsi sarjana Hukum Islam (S.HI) yang tidak diterbitkan pada Jurusan Syariah Fakultas Agama Islam Univ. Muhammadiyah Malang 2009.

Sri Wahyuni. (2006). Kedudukan Anak Luar Kawin Menurut Hukum Waris Adat Di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, Tesis yang tidak diterbitkan Undip, Semarang 2006.

Yasin Kusumo Pringgodigdo. (2013). Status Hukum Nasab Anak Zina Studi Perbandingan Fatwa MUI dan Kajian Tarjih Muhammadiyah PWM Jawa Timur atas Keputusan MK No. 46/PUU-VIII/2010,Tesis Magister Hukum Islam (M.HI) yang tidak diterbitkan pada Pasca Sarjana Univ. Muhammadiyah Malang 2013.

(14)

Fitrian Noor Hatta. (2007). Status Hukum Dan Hak Anak Hasil Dari Perkawinan Wanita Hamil (Studi Komparatif antara Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia). Jurnal Pengadilan Agama Banjarmasin.

Jumni Nelli. (2010). Nasab Anak Luar Nikah Perspektif Hukum Islam dan Hukum Perkawinan Nasional. Jurnal dalam bentuk PDF, UIN Suka..

Lain-lain

Abdur Rozak Husein. (1992). Hak Anak Dalam Islam. Jakarta : Fikahati Aneska.

Ali Maschan Moesa. (1999). Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society. Surabaya : Lepkis.

Asjmuni Abdurrahman. (2010). Manhaj Tarjih Muhammadiyah Metodologi dan Aplikasi (rev. ed.). cet. V. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Burhan Bungin. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Lepkis.

D.Y. Witanto. (2012). Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluranya Putusan MK Tentang Uji Materiil UU Perkawinan. cet. I. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Fathurrahman Djamil. (1995). Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. cet. I. Jakarta: Logos Publishing House.

Fathurrahman Djamil. (2002). Pengakuan Anak Luar Nikah dan Akibat Hukumnya. Dalam Chuzaimah T. Yanggo dan Hafidz Anshary. Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku Pertama. Jakarta: Firdaus.

Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, (t.t.). cet. III. Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Jujun S. Suriasumantri. (1998). Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan :Mencari Paradigma Kebersamaan. Dalam Harun Nasutin, et.al., Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antardisiplin Ilmu. Bandung: Penerbit Nuansa Pusjarlit.

Lexy J Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. cet. ke-27. Bandung: Remaja Rosdakarya.

M. Nurul Irfan. (2012). Nasab&Status Anak dalam Hukum Islam. Cet. I. Jakarta: Amzah.

M. Quraish Shihab. (2006). Perempuan. Jakarta: Lentera Hati.

M. Zuffran Sabrie. (1998). Analisa Hukum Islam tentang Anak Luar Nikah. Jakarta : Departemen Agama RI.

(15)

xi

Mukhsin Muzarie. (2002). Kontroversi Perkawinan Wanita Hamil. Yogyakarta : Pustaka Dinamika.

Muladno. (2002). Seputar Teknologi Rekayasa Genetika, Bogor : Pustaka Wirausaha Muda dan ESES foundation.

Mustafa Rahman. (2003). Anak Luar Nikah : Status dan Implikasi Hukumnya, Jakarta : Atmaja.

Putusan Mahkamah Konstitusi RI Putusan No. 46/PUU-VIII/2010 perihal Pengujian UU no.1 tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Undang Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Dari

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.

Putusan&id=1&kat=1&cari=46%2FPUU-VIII%2F2010 diakses hari Rabu, 18/04/2012, 20.32 WIB.

Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bineka Cipta.

Sumardi Suryabrata. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.5/PP/1971 tentang Qaidah Lajnah Tarjih Muhammadiyah. (2000). Jakarta : Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Suryo. (2001). Genetika srata I, cet. Ke-9. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Desastian, MUI:Putusan MK Sembrono, Over Dosis & Bertentangan dengan

Ajaran Islam, Rabu, 14/03/2012,

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/03/14/18167/muiputusan-mk-sembrono- over-dosis-bertentangan-dengan-ajaran-islam/ diakses hari Jumat tanggal 13/04/2012 pukul 19.45 WIB

(16)

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,37896-lang,id- c,nasional-t,MK++Hubungan+Perdata+Menyangkut+Hak+Kemanusiaan-.phpx tanggal 13/05/2012 07:39 WIB.

Nur Alfiyah, KPAI: Putusan MK Atasi Masalah Anak di Luar Nikah,

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/18/063384780/KPAI-Putusan-MK-Atasi-Masalah-Anak-di-Luar-Nikah, Sabtu, 18/02/2012, diakses hari Selasa, 17/04/2012, 21:31 WIB.

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=1

diakses tanggal 3 Desember 2012, 21.09 WIB.

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3, diakses tanggal 3 Desember 2012, 21.10 WIB

Program Komputer (Software) dan Sejenisnya.

Imam Abi al-Husain Muslim Ibn al-Hajjaj, Bab al-Waladu li al-Firasy wa Tawaqqa al-Syubhat, hadits no. 3686 diambil dari software DVD al-Maktabah al- Syamilah versi 4.0 yang diproduksi oleh Ridwana Mediakita, 2009.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan uji materiil

UU Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974) yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar alias

Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang meminta puteranya Muhammad Iqbal

Ramadhan bin Moerdiono agar diakui sebagai anak almarhum Moerdiono telah

membawa paradigma baru dalam sistem hukum perdata dan hukum keluarga pada

khususnya yang berlaku di Indonesia, banyak pro dan kontra mengiringi lahirnya

putusan tersebut.1

Mahkamah Konstitusi memberikan keputusan mengabulkan sebagian

permohonan para pemohon. Pasal 2 ayat 2 UU Perkawinan tidak dikabulkan

sebab perkawinan yang dicatatkan adalah untuk mencapai tertib administrasi,

memberikan kepastian dan perlindungan terhadap status hukum suami,istri

maupun anak, memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak tertentu

yangtimbul karena perkawinan seperti hak waris, hak untuk memperoleh

aktekelahiran, dan lain-lain.

Pencatatan secara administratif yang dilakukan negara dimaksudkan agar

perkawinan, sebagai perbuatan hukum penting dalam kehidupan yang dilakukan

oleh yang bersangkutan, yang berimplikasi terjadinya akibat hukum yang sangat

luas, di kemudian hari dapat dibuktikan dengan bukti yang sempurna dengan

1

(18)

suatu akta otentik, sehingga perlindungan dan pelayanan oleh negara terkait

dengan hak-hak yang timbul dari suatu perkawinan dapat terselenggara secara

tertib dan efisien. Artinya dengan dimilikinya bukti otentik akta perkawinan,

hak-hak yang timbul sebagai akibat perkawinan dapat terlindungi dan terlayani dengan

baik, karena tidak diperlukan proses pembuktian yang memakan waktu, uang,

tenaga, dan pikiran yang lebih banyak, seperti pembuktian mengenai asal-usul

anak dalam pasal 55 UU perkawinan yang mengatur bahwa bila asal-usul anak

tidak dapat dibuktikan dengan akta otentik maka mengenai hal itu akan ditetapkan

dengan putusan pengadilan yang berwenang. Pembuktian yang demikian pasti

tidak lebih efektif dan efisien bila dibandingkan adanya akta otentik sebagai

bukti.2

Pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan dikabulkan dengan alasan karena

hubungan anak dengan seorang laki-laki sebagai bapak tidak semata-mata karena

adanya ikatan perkawinan, akan tetapi dapat juga didasarkan pada pembuktian

adanya hubungan darah antara anak dengan laki-laki tersebut sebagai bapak.

Dengan demikian, terlepas dari soal prosedur / administrasi perkawinannya, anak

yang dilahirkan harus mendapat perlindungan hukum. Jika tidak demikian, maka

yang dirugikan adalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan, padahal anak

tersebut tidak berdosa karena kelahirannya di luar kehendaknya.3

2

Putusan Mahkamah Konstitusi RI Putusan No. 46/PUU-VIII/2010 perihal Pengujian UU no.1 tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, hal.33. Dari http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web. Putusan&id=1&kat=1&cari=46%2FPUU-VIII%2F2010 diakses hari Rabu, 18/04/2012, 20.32 WIB.

3

(19)

3

Komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan hampir 50

juta anak di Indonesia tidak memiliki akta kelahiran karena berbagai sebab antara

lain karena pernikahan tidak sah atau tidak tercatat atau kawin siri, angka ini

hampir separuh dari total jumlah anak dibawah 5 tahun yang ada di Indonesia.

KPAI sangat mengapresiasi putusan MK beberapa waktu lalu yang mengabulkan

permohonan uji materiil atas pasal anak diluar pernikahan sah dalam UU

perkawinan.Menurut ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait,

perubahan pada Undang-undang Perkawinan oleh Mahkamah Konstitusi ini akan

menjadi landasan hukum yang sah dalam memajukan upaya advokasi bagi

anak-anak diluar pernikahan yang sah untuk memperoleh hak keperdataannya.4

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai putusan Mahkamah Konstitusi

No. 46/PUU-VIII/2010 tersebut sangat berlebihan, melampaui batas, dan bersifat

“over dosis” serta bertentangan dengan ajaran Islam dan pasal 29 UUD

1945.Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010tersebut telah

melampaui permohonan yang sekadar menghendaki pengakuan hubungan

keperdataan atas anak dengan bapak hasil perkawinan, tapi tidak dicatatkan

kepada KUA, menjadi meluas mengenai hubungan keperdataan atas anak hasil

hubungan zina dengan lelaki yang mengakibatkan kelahirannya. MUI

memandang, putusan MK tersebut memiliki konsekwensi yang sangat luas,

termasuk mengesahkan hubungan nasab, waris, wali, dan nafkah antara anak hasil

4

Nur Alfiyah, KPAI: Putusan MK Atasi Masalah Anak di Luar Nikah,http://www.tempo.co/read/news/2012/02/18/063384780/KPAI-Putusan-MK-Atasi

(20)

zina dan lelaki yang menyebabkan kelahirannya, dimana hal demikian tidak

dibenarkan oleh ajaran Islam.5

Dalam merespon putusan MK tersebut, MUI mengeluarkan fatwa

bernomor 11 tahun 2012 yang intinya mengatur kedudukan anak yang dilahirkan

di luar perkawinan. Ketua MUI Ma’ruf Amin menilai bahwa fatwa MUI

meneguhkan perlindungan terhadap anak. Salah satunya, dengan mewajibkan

lelaki yang mengakibatkan kelahiran anak untuk memenuhi kebutuhan anak.

Dalam menanggapi putusan MK yang berlawanan dengan fatwa MUI, Ma’ruf

Amin mengatakan, putusan MK itu positif jika niatnya untuk melindungi

anak-anak hasil nikah siri, dan bukan melegalkan anak-anak hasil zina. Ma’ruf beranggapan,

ada baiknya jika putusan itu terbatas pada yang sudah menikah siri saja.

Sedangkan anak yang lahir karena hubungan badan di luar pernikahan tetap tidak

diberi keistimewaan.6

Dr. M. Saad Ibrahim selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa

Timur bidang Majelis Tarjih, Tajdid dan Pengembangan Pemikiran Islam

memaparkan bahwa dengan diakuinya secara hukum hubungan nasab antara anak

dengan bapaknya, walau pada hakikatnya adalah hasil perzinaannya, maka akan

memberikan jaminan pasti bagi anak tersebut baik berkaitan dengan kepastian

nasab maupun dengan hak-hak yang lain serta akan memaksa bapak tersebut

bertanggung jawab memikul konsekuensi logis dari perbuatannya

5

Desastian,MUI:Putusan MK Sembrono, Over Dosis & Bertentangan dengan Ajaran Islam, Rabu, 14/03/2012, http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/03/14/18167/muiputusan-mk-sembrono- over-dosis-bertentangan-dengan-ajaran-islam/ diakses hari Jumat tanggal 13/04/2012, 19.45 WIB

6

(21)

5

sendiri.7Sedangkan menurut Mu’ammal Hamidi LC, yang juga merupakan

anggota majelis Tarjih, Tajdid, dan Pengembangan Pemikiran Islam

Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur menjelaskan di dalam makalahnya bahwa

dalil qath’i tentang anak yang lahir dari hasil perzinaan oleh lelaki yang jelas,

yang tidak diakuinya sebagai anak itu, tidak ada. Bahkan kalau dilihat dari

Bukhari maupun Muslim yang membicarakan sabab al-wurud dari hadits

“al-Waladu li al-firasy” itu cukup jelas, bahwa anak yang direbutkan antara Sa’ad

dan Abd Zam’ah itu jelas, bahwa dia dihubungkan dengan Utbah bin Abi Waqash

karena ada kemiripan rupa. Maka sekarang, barangkali dengan tes DNA.8

Dari sini, telah jelas bahwa dari beberapa diantara ulama tarjih

Muhammadiyah Jawa Timur mempunyai pendapat yang bertolak belakang

dengan pendapat MUI atau dengan kata lain bahwa mereka mendukung putusan

Mahkamah Konstitusi no.46/PUU-VIII/2010 dan menganggap bahwa putusan

tersebut tidak bertentangan dengan nash. Pandangan tersebut menarik untuk

ditelaah lebih komperhensif, sehingga akan diadakan penelitian dengan judul

“Analisa Pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap Putusan

Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 tentang Status Anak Luar Kawin”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagi berikut :

7

M. Saad Ibrahim, Tes DNA dan Anak Zina, Majalah Matan, Edisi 69, April 2012, hal 37.

8

(22)

1. Bagaimana pandangan ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap

Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010 tentang status anak luar kawin?

2. Apa alasan-alasan para ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam

menetapkan pandangannya terhadap putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010

tentang status anak luar kawin?

3. Alasan manakah yang lebih kuat dan relevan dengan substansi yang

terkandung dalam putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak

luar kawin?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dirumuskan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pandangan ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur

dalam menanggapi Putusan Mahkamah Konstitusi No.46/PUU-VIII/2010

tentang status anak luar kawin.

2. Untuk mengetahui alasan-alasan para ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa

Timur dalam menetapkan pandangannya terhadap putusan MK No.

46/PUU-VIII/2010 tentang status anak luar kawin.

3. Untuk mengetahui alasan yang lebih kuat dan relevan dengan substansi yang

terkandung dalam putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak

(23)

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ilmiah ini setidaknya mempunyai dua manfaat yang dapat

diberikan, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperluas cakrawala pandang sekaligus berpartisipasi aktif dalam

menyumbangkan pikiran guna menambah hasanah ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang hukum Islam mengenai status anak diluar nikah

dalam hal keperdataan .

2. Manfaat Praktis

Agar dapat dijadikan bahan bacaan bagi para pembaca dalam memahami

ilmu- ilmu agama khususnya ilmu yang berkaitan dengan hukum Islam dan

hukum positif mengenai status anak.

E. Definisi Operasional

Dalam memahami penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional

yang bertujuan agar pemaknaan dan pemahaman tidak bersifat umum dan abstrak.

Definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur.

Ulama adalah bentuk jamak dari kata ‘alim, artinya orang yang berilmu.

(24)

humaniora, sosial maupun kealaman. Dalam pengertian selanjutnya, pengertian

ini menyempit dan hanya digunakan oleh ahli agama.9

Ukuran yang dipakai masyarakat untuk mengakui sebagai ulama

berbeda-beda, yaitu:

Pertama, ulama dalam arti orang-orang yang mempunyai pengetahuan

luas dalam agama, dengan atau tanpa pengakuan masyarakat atau syarat-syarat

lain.

Kedua, ulamadalam arti banyak orang terlibat dalam pelayanan

masyarakat, khusunya dalam masalah keagamaan, seperti mengajar ngaji

al-Quran, bertabligh, yang dalam masalah ini segi keilmuan kadang-kadang kurang

disyaratkan. Mereka dipanggil kiai dan dikategorikan ulama dalam kehidupan

Islam, meskipun kerap kali ilmunya sangat terbatas.

Ketiga, ulama dalam arti “waratsat al-anbiyâ” yakni bukan saja memiliki

kepandaian dan penguasaan luas dalam ilmu agama, tetapi juga memenuhi

tuntutan lain yang lebih berkaitan dengan sikap dan cara hidup, seperti kesalehan,

kewara’an, kesederhanaan, dan komitmen terhadap kesejahteraan umat lahir

batin.10

Tarjih Muhammadiyah yang dimaksud adalah Majelis Tarjih

Muhammadiyah atau biasa disebut juga dengan Lajnah Tarjih Muhammadiyah,

9

Ali Maschan Moesa, Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society, (Surabaya : Lepkis, 1999), hal. 60.

10

(25)

9

yaitu lembaga persyarikatan dalam bidang agama11 yang dibentuk di tingkat

Pusat, Wilayah dan Daerah oleh Pimpinan Persyarikatan.12

Jadi yang dimaksud dengan ulama tarjih Muhammadiyah Jawa Timur

adalah orang yang berilmu khusunya di bidang agama, dan diakui kredibilitasnya

di masyarakat, khusunya bagi warga persyarikatan Muhammadiyah di wilayah

Jawa Timur.

2. Status Anak Luar Kawin

Status yang dimaksud adalah kondisi atau kedudukan yang berhubungan

dengan hukum.13 Dalam pengertian lain status juga didefinisikan keadaan atau

kedudukan (orang,badan,dsb) dalam hubungan dengan masyarakat di

sekelilingnya.14 Anak luar kawin adalah anak yang dilahirkan oleh seorang

perempuan, sedangkan perempuan tersebut tidak berada dalam ikatan perkawinan

yang sah dengan pria yang menyetubuhinya. Sedangkan pengertian diluar kawin

adalah hubungan seorang pria dengan seorang wanita yang dapat melahirkan

keturunan, sedangkan hubungan mereka tidak dalam ikatan perkawinan yang sah

menurut hukum positif dan agama yang dipeluknya.15

Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan

status anak luar kawin yaitu kedudukan anak berkaitan dengan hubungan

11

Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.5/PP/1971 tentang Qaidah Lajnah Tarjih Muhammadiyahpasal 1, (Jakarta : Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2000).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 156.

15

(26)

keperdataan dengan orang tuanya yang dilahirkan bukan dalam ikatan perkawinan

yang sah menurut hukum positif dan agama.

3. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010.

Putusan yang dimaksud adalah putusan hakim, yaitu suatu pernyataan oleh

hakim, sebagai Pejabat Negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di

persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara

atau sengketa antara para pihak.16

Mahkamah Konstitusi (MK) adalah salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 194517 yang berwenang mengadili pada tingkat

pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji

undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga

negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus

pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan

umum.18

Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 adalah putusan hakim Mahkamah

Konstitusi yang mengabulkan uji materiil UU Perkawinan (UU No.1 Tahun 1974)

yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar alias Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang

meminta puteranya Muhammad Iqbal Ramadhan bin Moerdiono agar diakui

sebagai anak almarhum Moerdiono tertanggal 17 Februari 2012.

16

Mertokusumo,Soedikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta:Liberty, 1999), hal. 175.

17

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 th. 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Bab I pasal 1 ayat 1, hal. 02. Dari http://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/ lihat_pdf.php%3Fpdf%3Duu242003.pdf, yang diakses pada hari Rabu 14/04/2012, 21.35 WIB.

18

(27)

11

Definisi operasional tersebut, memberikan penjelasan bahwa yang

dimaksud dengan Analisa Pandangan Ulama Trajih Muhammadiyah Jawa Timur

terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 tentang anak luar

kawin adalah penguraian dan penelaahan suatu perkara yang menjadi putusan

hakim Mahkamah Konstitusi, yaitu perkara yang diajukan Hj. Aisyah Mochtar

alias Machica binti H. Mochtar Ibrahim yang meminta puteranya Muhammad

Iqbal Ramadhan bin Moerdiono agar diakui sebagai anak almarhum Moerdiono

tertanggal 17 Februari 2012 yang diputuskan dalam putusan Mahkamah

Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 yang telah ditanggapi oleh ulama Tarjih

Muhammadiyah Jawa Timur, yaitu orang yang ahli agama dan kredibilitas ilmu

agamnya diakui oleh warga Muhammadiyah Jawa Timur.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu penelitian agar tecapai sesuai dengan kehendaknya. Karya ilmiah tidak akan

terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitiannya, maka dalam penelitian

ini perlu diketahui pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, metode

pengumpulan data, dan analisis data, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif

ini sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

(28)

metode ilmiah.19 Lebih lanjut, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian

yang dilakukan oleh seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi

dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data

mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian

terbatas,tetapi kedalaman data tidak terbatas. Semakin berkualitas data yang

dikumpulkan, maka penelitian ini semakin berkualitas.20

Pendekatan kualitatif ini dipergunakan untuk menganalisa pendapat dan

alasan ulama tarjih Muhammadiyah Jawa Timur.

2. Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan diperoleh dari

dua sumber :

a. Data Primer, yaitu data yang bersumber dari informan yang mengetahui

secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diteliti. Kata-kata atau

ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data utama atau data primer

dalam suatu penelitian, diamati dan dicatat secara langsung seperti

wawancara, observasi, dan dokumentasi.21

Untuk memperoleh data yang jelas, maka peneliti mendatangi informan

dan berkomunikasi secara langsung dengan kriteria informan sebagai berikut:

(a) Pimpinan atau Anggota Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur, baik

yang masih menjabat secara struktural maupun yang nonstruktural.

(b) Pernah mengikuti dan berkontribusi dalam Musyawarah Nasional Tarjih.

19

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-27, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 06.

20

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif, (Surabaya: 2001), hal. 29.

21

(29)

13

(c) Informan yang memiliki kredibilitas sebagai figur ulama di

Muhammadiyah dan berkompeten dalam bidang Hukum Islam.

(d) Informan yang membahas atau menanggapi Putusan MK No.

46/PUU-VIII/2010 secara tertulis, dalam hal ini adalah Saad Ibrahim, Muammal

Hamidy dan Saiful Anam sebagai narasumber di seminar ketarjihan yang

diselenggarakan oleh PWM Jawa Timur di Lamongan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan

mempunyai hubungan masalah yang diteliti yaitu literatur-literatur yang ada

meliputi dokumen-dokumen, secara jelas dapat berupa :

(a) Media masa dan atau media elektronik yang merupakan informasi ilmiah

dan masih mempunyai korelasi dengan pembahasan dalam penelitian

tersebut.

(b) Tesis, Skripsi, buku yang relevan mengenai status anak atau nasab anak

dalam pandangan Hukum Islam.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan dilakukan oleh

penulis adalah dengan cara sebagai berikut :

a. Interview

Interview yaitu wawancara atau percakapan dengan maksud tertentu.

Percekapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.22

Dalam pelaksanaan metode wawancara ini peneliti menggunakan “interview

22

(30)

bebas”, artinya dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja yang terkait

dengan data apa yang diperlukan dan kumpulkan.23

Teknik wawancara ini dilakukan secara terbuka dan mendalam untuk

memberikan kesempatan kepada yang diwawancarai menjawab secara bebas.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan yang belum didapat pada

dokumentasi dan untuk mendapatkan pengertian dan penjelasan yang lebih

mendalam tentang obyek yang diteliti. Data yang ingin dijaring dengan metode

wawancara ini adalah mendapatkan data secara langsung dari para informan

tentang pendapat beserta alasan berkenaan dengan putusan Mahkamah

Konstitusi No.46 /PUU-VIII/2010.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu sebagian dari metode atau teknik yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data. Sedangkan dalam buku

prosedur penelitian dikatakan bahwa : Dokumentasi dari asal katanya

dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode

dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis. Dalam pelaksanaan

metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian,

dan sebagainya.24 Maka di dalam menggunakan metode ini peneliti akan

membaca dan menganalisa tulisan-tulisan ilmiah yang ditulis oleh informan

yang berkompeten dibidangnya.

c. Studi Kepustakaan

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bineka Cipta, 1993)Hal. 12.

24

(31)

15

Studi kepustakaan yang dimaksud yaitu mengkaji dan mempelajari

buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti, dengan suatu harapan

dapat memperoleh bahan atau sumber data yang bersifat teoritik.

4. Analisis Data

Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerjakan (ide) seperti yang disarankan oleh data.25 Sesuai

dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis data

yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif/non-statistik atau

analisis isi (content analysis).26 Secara operasional teknik analisis data dilakukan

dengan beberapa tahapan diantaranya :

a. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh dilapangan diidentifikasi, dipilah-pilah,

dikoding sesuai fokus penelitian.

b. Kategorisasi, yaitu memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang

memiliki kesamaan dan setiap kategori diberi label.

c. Sintesiasi, yaitu mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.

d. Menyusun analisis data akhir sekaligus menjawab pertanyaan penelitian.

Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang

bertolak dari khusus sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya

umum.27

25

Ibid., hal. 280.

26

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta :Raja Grafindo Persada,2006), hal. 80.

27

(32)

Lebih lanjut, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif-analitis-krtitis. Sebuah metode yang merupakan pengembangan dari metode

deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan gagasan manusia dengan suatu

analisis yang bersifat kritis28 dengan tujuan mengkaji gagasan primer mengenai

suatu ruang lingkup permasalahan yang dipercaya oleh gagasan sekunder yang

relevan. Fokus metode ini adalah mendiskripsikan, membahas, dan mengkritik

gagasan primer yang selanjutnya dikonfrontasikan dengan gagasan primer yang

lain dalam upaya melakukan studi yang berupa perbandingan, hubungan, dan

pengembangan model.29

G.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis

menyusun sisitematika skripsi yang terdiri dari empat bab, yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, definisi operasional,

kerangka teoritik, dan metode penelitian.

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang membahas tentang hal-hal

sebagai berikut, yaitu: Definisi kelembagaan Mahkamah Konstitusi yang meliputi

sejarah lembaga Mahkamah Konstitusi, kedudukan, kewenangan dan

kewajibannya, serta fungsi dan peran Mahkamah Konstitusi. Penjelasan tentang

28

Jujun S. Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan, dan Keagamaan :Mencari Paradigma Kebersamaan, dalam Harun Nasutin, et.al., Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antardisiplin Ilmu, (Bandung: Penerbit NuansaPusjarlit, 1998), hal. 44-47.

29

(33)

17

Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 yang meliputi duduk perkara, pertimbangan

hukum, dan amar putusan yang tlah diputuskan. Status anak luar kawin, dan

definisi ketarjihan Muhammadiyah yang meliputi sejarah majelis Tarjih,

kedudukannya, serta manhajnya.

Bab III merupakan hasil penelitian yang membahas tentang pandangan

Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap putusan MK

No.46/PUU-VIII/2010, alasan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur dalam menanggapi

Putusan MK, dan alasan yang paling relevan dengan maksud dan tujuan Putusan

MK.

Bab IV Merupakan pembahasan dan analisa yang meliputi analisa kritis

terhadap putusan Mahkamah Konstitusi No.46/PUU-VIII/2010, dan analisa

pandangan Ulama Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur terhadap putusan MK No.

46/PUU-VIII/2010.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan representasi wanita yang besar pada sektor sektor tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran dewan, representasi wanita

Implementasi peraturan pemerintah tentang Sistem pendidikan Nasional yang sudah dibahas di pendahuluan, adalah seluruh sekolah mempunyai kewajiban untuk memberikan kesempatan

Kriteria unjuk kerja merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan hasil kerja/karya pada setiap elemen

moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Moodle merupakan salah.. satu media pembelajaran berbasis IT yang merupakan aplikasi OpenSource yang

Sedangkan untuk variabel lifestyle, penelitian tentang pengaruh lifestyle terhadap niat membeli sudah pernah dilakukan oleh Gonzalez and Bello (2002), Parubak

Selama Masa Sidang III Tahun 2003 yaitu sejak dari tanggal 1 Juli 2003 yang lalu sampai dengan penutupan pada hari ini tanggal 30 September 2003 dimana seluruh kegiatan Komisi E

Secara in vitro ekstrak daun sirih diuji efektivitasnya sebagai antibakteri dengan metode difusi kertas cakram pada 4 konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu: 50; 25; 12,5 dan

Didalam pengunaan isim isyarah bahasa Arab, maka terdapat pembagian kata tunjuk dalam bahasa arab dan kata tunjuk tersebut dibagi kepada yang dekat, pertengahan, dan jauh,