• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Professional Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Professional Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia Bandung"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Effect Of Training And Experience Of Working Professional Employees Indonesia Computer University Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jenjang Studi Strata I Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Septi Indriyani 21209022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 13

(3)

x

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Pelatihan Kerja ... 15

2.1.1.1 Pengertian Pelatihan Kerja ... 15

2.1.1.2 Indikator Pelatihan Kerja ... 17

2.1.1.3 Tujuan Pelatihan... 18

2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelatihan Kerja ... 21

2.1.1.5 Metode Penelitian... 22

2.1.2 Pengalaman Kerja ... 25

2.1.2.1 Pengertian Pengalaman Kerja ... 25

2.1.2.2 Indikator Pengalaman Kerja ... 26

2.1.2.3 Faktor-faktor yang berpengaruh Pengalaman Kerja ... 27

2.1.3 Profesional Kerja Karyawan ... 27

2.1.3.1 Pengertian Profesional Kerja Karyawan... 27

2.1.3.2 Indikator Profesioal Kerja Karyawan ... 28

2.1.3.3 Ciri-ciri Profesional ... 28

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 32

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 33

2.2.1.1 Keterkaitan Antara Variabel Penelitian ... 33

(4)

xi

2.2.1.4 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Profesional

Kerja Karyawan ... 34

2.2.1.5 Pengaruh Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Profesional Kerja Karyawan... 34

2.3 Hipotesis ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 38

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Operasional Variabel ... 43

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 47

3.2.3.1 Sumber Data ... 47

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.4 Metode danTeknik Pengumpulan Data ... 53

3.2.4.1 Uji Validitas ... 55

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.2.4.3 Uji MSI(Method Of Successive Interval) ... 60

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 61

(5)

xii

4.1.1 Sejarah Singkat Organisasi ... 76

4.1.2 Visi Misi dan Tujuan Organisasi ... 78

4.1.3 Struktur Organisasi ... 80

4.2 Karakteristik Responden ... 81

4.3 Analisis Deskriptif ... 82

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel yang Diteliti ... 82

4.3.1.1 Analisis Deskriptif Pelatihan Kerja ... 83

4.3.1.2 Analisis Deskriptif Pengalaman Kerja ... 90

4.3.1.3 Analisis Deskriptif Professional Kerja Karyawan ... 98

4.4 Analisis Verifikatif ... 104

4.4.1 Analisis Jalur ... 104

4.4.2 Analisis Korelasi ... 106

4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 107

4.4.3.1 Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Pengalaman Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia ... 108

(6)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 129 LAMPIRAN

(7)

129

Hamalik, Oemar. 2001. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenaga kerjaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardjana M.A. 2001. Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius

Husien Umar, 2004. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Bandung: Alfabeta

Manullang, M. 2002. Pengantar Bisnis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mathis, Robert.L & Jackson, John.H, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyasa Enco. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2008. Standar Kompetensidan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik, 2001, Pengembangan Sumber Daya Manusia :Manajemen Pelatihan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Panggabean, Mutiara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahayuni, Ni Kadek Dwi, 2012 Peneliti Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen STIE Triatma Mulya.

Singgih, Elisha MulianidanBawono, IcukRangga. 2010.Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas

Audit ( Studipada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung :Alfabeta cv. Hlm. 8.

Sugiyono. 2007. Variabel Intervening.

http://teorionline.wordpress.com/2007/03/15/variabel-intervening-intervening-variable/, diakses tanggal 19 Oktober 2011.

(8)

Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomidan Bisnis. Yogyakarta: UII Press

Trisnasari, I Gusti Agung Putu, 2001, Pengaruh Pelatihan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Kerja Karyawan Di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur-Bali, Skripsi, Fakultas Ekonomi Unwar, Denpasar.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Umi Narimawati.2008.Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Bandung: Agung Media

(9)

vi Assalamua’laikumWr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan usulan penelitian ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh

jenjang S1 pada Program Studi Manajemen di Universitas Komputer Indonesia.

Adapun judul yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Profesional Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia Bandung”. Karena atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bimbingan serta dukungan yang

penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal usulan penelitian ini.

Dalam penyajian pengajuan unit penelitian ini penulis menyadari

berhasilnya studi dan penyusunan pengajuan unit penelitian ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,

SE.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabarnya, ilmu pengetahuan,

serta kemudahan yang diberikan dalam meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, arahan, serta masukannya di sela-sela kesibukan beliau yang amat

sangat membantu penulis , serta bagi pihak-pihak yang telah memberikan

(10)

vii Komputer Indonesia

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si, Selaku Wakil Rektor

Universitas Komputer Indonesia dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si selaku Dosen Wali Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

6. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku Dosen Penguji I Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si selaku Dosen Penguji II Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Kedua Orang Tua Hepap, Hemam tercinta yang telah sabar mendidik,

memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak dan Adikku tersayang T’tot, T’not, Mas Dani, Orin dan Ade Wasi

yang telah memberikan dukungan, dan menjadi motivasi serta

(11)

viii

Bryan, Bagja, Hendri, serta semua rekan- rekan seperjuangan skripsi di

semester genap, terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

12.Bapak Agus Riyanto,S.T.,M.T serta seluruh staf karyawan Universitas

Komputer Indonesia Bandung. Terimakasih atas kesempatan yang telah

diberikan untuk saya melakukan penelitian ini, serta untuk para semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata semoga pengajuan unit penelitian ini dapat bermanfaat dan

memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi

penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2014

Penulis

(12)

i

TERHADAP PROFESIONAL KERJA KARYAWAN DI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

SEPTI INDRIYANI NIM : 21209022

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal:

Agustus 2014

Menyetujui

Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si. NIP.4127.34.02.015

Dekan Ketua

Fakultas Ekonomi Program StudiManajemen

Prof. Dr. Hj. DwiKartini,SE. Spec.lic Dr. RaeniDwiSanty, SE., M.Si.

(13)

penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penerimaan ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Agustus 2014

Menyetujui;

Penulis Kepala Bagian

Administrasi Umum Unikom

Septi Indriyani Agus Riyanto, S.T.,M.T NIM. 21209022 NIP. 4127.70.03.007

Mengetahui,

Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si NIP . 4127.34.02.015

Catatan :

(14)

Nama : Septi Indriyani

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 30 September 1987

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi, berat badan : 158 cm, 44 kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jln. Letkol GA Manulang Padalarang no.98 Rt/Rw

:05/03 Desa Padalaran, Bandung

No Telp : 089658823339

E-mail : septiindriyani30@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1993 – 1999 : SDN 1 Padalarang 1999 – 2002 : SMPN 2 Padalarang 2002 – 2005 : SMK Pasundan, Cimahi 2005 – 2008 : LPKIA Bandung

2009 – 2014 : Program Sarjana (S-1) Manajemen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Seminar – seminar

2. Traininng Motivation

(15)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas

organisasi. oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik

sehingga dapat menghasilkan sdm yang berkualitas yang tentunya akan memberi

keuntungan besar bagi organisasi atau perusahaan. Sebesar apapun usaha dari

organisasi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerjanya. Tapi bila tidak didukung

oleh tenaga sumber daya manusia itu sendiri maka tidak akan ada artinya, oleh

karena itu antara pihak organisasi dan pihak tenaga kerja harus ada kerja sama

satu sama lain.

Organisasi atau perusahaan tidak dapat melakukan aktifitasnya tanpa

adanya tenaga sumber daya manusia, Sumber daya manusia (SDM) merupakan

satu-satunya aset penting organisasi yang dapat menggerakkan sumber daya

lainnya.Sebesar apapun usaha dari organisasi untuk meningkatkan kualitas tenaga

kerjanya. Tapi bila tidak didukung oleh tenaga sumber daya manusia itu sendiri

maka tidak akan ada artinya,oleh karena itu antara pihak organisasi dan pihak

tenaga kerja harus ada kerjasama satu sama lain. Organisasi atau perusahaan tidak

dapat melakukan aktifitasnya tanpa adanya tenaga sumber daya manusia, Sumber

daya manusia (SDM) merupakan satu-satunya asset penting organisasi yang dapat

(16)

Karyawan merupakan salah satu produksi yang terpenting dalam suatu

perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan,

mereka yang menentukan maju mundurnya suatu perusahaan, dengan memiliki

tenaga-tenaga kerja yang terampil perusahaan telah mempunyai aset yang sangat

mahal, yang sulit dinilai dengan uang. Proses pendirian suatu perusahaan baik itu

yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa selalu dilandasi keinginan

untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu.

Banyak hal yang disinyalir sebagai penyebab keluarnya seorang karyawan

dari suatu pekerjaan.Situasi kerja yang dihadapi saat ini tidak sesuai dengan

harapan yang diinginkan pengaruh pelatihan dapat meningkatkan kerja seorang

karyawan, baik dalam penanganan pekerjaan yang ada pada saat ini maupun

pekerjaan yang ada pada masa yang akan datang sesuai dengan bidang tugas yang

di emban dalam professional kerja. Disamping itu, harus dibekali dengan

pengalaman, yang memiliki peranan besar dalam menyelesaikan masalah maupun

kendala yang dialami karyawan dalam menjalankan roda organisasi agar dapat

lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Pelaksanaan pelatihan merupakan suatu usaha untuk menghilangkan

terjadinya kesenjangan antara unsur-unsur yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja

dengan unsur-unsur yang dikehendaki oleh organisasi. Usaha tersebut dilakukan

melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan

cara menambah pengetahuan dan keterampilannya. Pelatihan sangat penting bagi

karyawan baru maupun karyawan yang sudah lama adapun definisi-definisi

(17)

Menurut Veithzal Rivai ( 2004 : 226 ) menyatakan bahwa Pelatihan secara

sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian jelas bahwa pelatihan merupakan kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan perubahan sikap

individu dalam perusahaan agar dalam melaksanakan tugas yang diembannya

menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain setiap pegawai membutuhkan suatu

program pelatihan untuk meningkatkan prestasi kerjanya.

Pada dasarnya pelatihan merupakan proses mengajarkan keahlian dan

pemberian pengetahuan dimana karyawan dapat memperbaiki dan melaksanakan

tugasnya dengan baik serta dapat merubah sikap kearah yang lebih baik. Menurut

Robert L. Mathis at all (2006 : 301) menyatakan bahwa Pelatihan sebuah proses

dimana orang-orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian

tujuan-tujuan organisasional.

Hal ini dapat dilihat dari program pelatihan yang berupa on the job

training dan off the job training, yang meliputi general training, supervisor

training, language training, fire training, dan life save guard. Kegiatan pelatihan

secara kontinyu dilakukan oleh karyawan bertujuan untuk mengembangkan

wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki professional kerja,

sehingga karyawan mampu melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan

kepadanya. Kegiatan pelatihan ini diwujudkan untuk mendorong karyawan untuk

berprestasi yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan kerja karyawan.

Karyawan yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan untuk

(18)

mempelajari keterampilan-keterampilan kerja baru yang akan meningkatkan

prestasi kerja mereka dalam mencapai sasaran-sasaran pekerjaan yang telah

ditetapkan (Handoko, 2001:107).Karyawan dengan pengalaman kerja akan lebih

mudah melaksanakan pekerjaan, dibandingkan dengan karyawan lama dan baru

tidaklah bisa disamakan. Banyaknya pengalaman maka kemungkinan untuk

mewujudkan professional kerja yang baik dan sebaliknya bila tidak cukup

berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya seseorang akan besar kemungkinan

mengalami kegagalan. Seorang karyawan dengan pengalaman kualitas rendah,

cenderung tidak puas dengan pekerjaan mereka, kurang berkomitmen untuk

karyawan.Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan tergantung pada

peran aktif karyawan, dimana setiap karyawan dalam perusahaan harus mampu

bekerja dengan cara mempunyai pengalaman dan professional kerja yang baik

bagi perusahaan.

Dengan demikian karyawan yang memiliki profesional tinggi diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pencapaian tujuan karyawan.

Secara khusus, peningkatan profesional kerja diharapkan dapat memberikan

dampak bagi peningkatan kerja dan kepuasan bagi karyawan, ini merupakan salah

satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap karyawan yang bekerja dalam suatu

organisasi

Menurut Glickman dalam buku Mulyasa (2008 : 201), profesional kerja

memiliki dua ciri yaitu tingkat kemampuan yang tinggi dan komitmen yang

tinggi. Oleh sebab itu, pembinaan profesional kerja harus diarahkan pada dua hal

(19)

rangka peningkatan kemampuan profesional kerja, agar karyawan terus meningkat

dan tetap memenuhi syarat profesional.

Dengan demikian sangatlah penting untuk diteliti secara mendalam

mengenai pengaruh pelatihan kerja yang dikembangkan serta pengalaman kerja

yang meningkatkan professional kerja pada diri masing-masing karyawan

sehingga akan memberikan dampak pada prestasi kerja karyawan serta akan

berpengaruh pada keuntungan yang diterima oleh karyawan unikom.

Universitas Komputer Indonesia (Unikom) berdiri pada tahun 2000 (yang

seblumnya adalah IGI-LPKIG, yang berdiri pada tahun 1995)Sebagai Universitas

yang berbasis pada ICT (Information and Communication Technology), Unikom

membuka aplikasi seluas-luasnya baik bagi civitas academia maupun masyarakat

luas untuk memanfaatkan open publication atau open publication atau open

content untuk publikasi ilmiah. Universitas Komputer Indonesia (Unikom)

sebagai suatu lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, perlu

untuk memperhatikan dalam berprofesional kerja yang dimiliki oleh karyawan

agar tetap tangguh mempertahankan daya hidupnya secara berkesinambungan di

abad yang kompetitif, cepat berubah, dan penuh ketidak pastian.

Faktor yang mempengaruhi bagaimana karyawan dalam berprofesional

kerja supaya setiap karyawan bisa lebih berprofesional terhadap pekerjaannya

sehingga karyawan terlihat memiliki pengalaman dalam profesional kerja dan

cenderung memiliki ikatan dalam disiplin terhadap profesional adalah dengan

(20)

Setiap tahun UNIKOM menerima lebih dari 2000 mahasiswa baru.

Terjadinya peningkatan pendaftar calon mahasiswa baru UNIKOM setiap tahun

ini dikarenakan banyak peminat mahasiswa ingin menempuh studi di

UNIKOM.Sumberdaya manusia sebagai salah satu faktor internal yang berperan

penting berhasil tidakannya suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Tapi pada hakeketnya sumberdaya di UNIKOM masih terdapat

karyawan yang penempatanya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikanya.

Fenomena yang terlihat disini adalah dari proses pelatihan karyawan di

UNIKOM yang cenderung tidak selektif dalam pelatihan kerja sehingga disini

terdapat pelatihan calon karyawan yang diarahkan secara spesifik, Hal ini dilihat

dari latar belakang pendidikan karyawan yang tidak sesuai dengan aturan yang

diberikan oleh UNIKOM, Contohnya masih banyak karyawan yang belum

disiplin dan belum tepat waktu. Apabila hal ini tidak ditindak lanjuti dengan baik

dan cepat maka bisa menghambat terhadap perkembangan UNIKOM karena

memiliki karyawan yang belum profesional dalam bekerja. Berdasarkan latar

belakang pendidikan karyawan Unikom yang diperoleh dari bagian BAAK

UNIKOM, terdapat banyak karyawan yang penempatan pekerjaannya tidak sesuai

dengan latar belakang pendidikan sebelumnya.

Berdasarkan survey awal melalui penyebaran kuesioner, wawancara

langsung dan pengamatan yang dilakukan di UNIKOM, peneliti menemukan

bahwa sebagian karyawan di UNIKOM kurang profesional terhadap perusahaan

dan tidak berusaha untuk meningkatkan pelatihan dalam perusahaan, sehingga

(21)

hanya sebagian karyawan yang melakukan pelatihan untuk karyawan. Table data

hasil survey awal sebagai berikut :

Tabel 1.1

Hasil Survei Awal Pelatihan Kerja

No Pertanyaan 1 Apakah pelatihan yang diberikan menghasilkan

kemampuan karyawan yang lebih baik dalam bekerja.

8 2

80% 20%

2 Apakah semua karyawan memperoleh pelatihan dan pengembangan keterampilan secara teratur.

3 7

30% 70%

3 Apakah setelah mengikuti pelatihan maka keterampilan karyawan mengalami peningkatan.

8 2

80% 20%

4 Apakah di perusahaan anda bekerja sering melakukan pelatihan kepada karyawan untuk menunjang kinerja bagi tiap-tiap bagian.

3 7

30% 70%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa 80% karyawan

menghasilkan kemampuan karyawan dalam pelatihan pekerjaan yang di berikan

dan 20% yang tidak memiliki kemampuan karyawan dalam pelatihan pekerjaan

yang diberikan, selanjutnya terdapat 30% karyawan yang memperoleh pelatihan

dan pengembangan keterampilan dalam bekerja dan sisanya sebanyak 70% belum

memperoleh pelatihan dan pengembangan keterampilan dalam bekerja,

selanjutnya terdapat 80% menjawab telah mengikuti pelatihan maka keterampilan

karyawan mengalami peningkatan dalam bekerja dan sisanya sebanyak 20%

memberikan jawaban tidak aktif mengikuti pelatihan maka keterampilan

karyawan mengalami peningkatan dalam bekerja. Lalu terdapat 30% responden

(22)

karyawan untuk menunjang kinerja bagi tiap-tiap bagian, dan sisanya sebanyak

70% menjawab tidak di perusahaan anda bekerja sering melakukan pelatihan

kepada karyawan untuk menunjang kinerja bagi tiap-tiap bagian. Oleh karna itu

ditarik kesimpulan dari hasil survey bahwa pelatihan kerja terhadap karyawan

masih belum diarahkan dan cenderung tidak selektif pada UNIKOM Bandung.

Tabel 1.2

Hasil Survei Awal Pengalaman Kerja

No Pertanyaan 1 Apakah semua karyawan yang berpengalaman

biasa melakukan banyak tugas pemeriksaan dengan cepat dan tepat.

8 2

80% 20%

2 Apakah setiap karyawan yang berpengalaman dalam bekerja memiliki banyak pelatihan yang cukup.

5 5

50% 50%

3 Apakah anda dapat mengukur waktu anda dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan akurat.

9 1

90% 10%

4 Karyawan yang memiliki pengalaman di perusahaan sebelumnya memiliki professionalitas kerja yang lebih tinggi disbanding karyawan yang belum memiliki pengalaman.

8 2

80% 20%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa 80% responden semua

karyawan yang berpengalaman biasa melakukan banyak tugas pemeriksaan

dengan cepat dan tepat dan 20% menjawab tidak semua karyawan yang

berpengalaman biasa melakukan banyak tugas pemeriksaan dengan cepat dan

tepat. Lalu terdapat 50% responden menjawab setiap karyawan yang

(23)

menjawab tidak setiap karyawan yang berpengalaman dalam bekerja memiliki

banyak pelatihan yang cukup. Masih dalam pertanyaan 90% redponden dapat

mengukur waktu anda dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan akurat

dan sedangkan 10% responden menjawab tidak dapat mengukur waktu anda

dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan akurat. Selanjutnya menjawab

80% karyawan yang memiliki pengalaman di perusahaan sebelumnya memiliki

professionalitas kerja yang lebih tinggi dibanding karyawan yang belum memiliki

pengalaman dan sedangkan 20% menjawab tidak semua karyawan yang memiliki

pengalaman di perusahaan sebelumnya memiliki professionalitas kerja yang lebih

tinggi dibanding karyawan yang belum memiliki pengalaman. Pengalaman kerja

terhadap karyawan masih belum baik sehingga masih banyak karyawan yang jujur

dan berkompeten pada UNIKOM Bandung.

Tabel 1.3

Hasil Survei Awal Profesional Kerja Karyawan

No Pertanyaan 1 Apakah perusahaan anda sering melakukan

evaluasi kerja untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.

Berdasarkan tabel 1.3 dari variabel profesional kerja karyawan dapat

dilihat 80% menyatakan bahwa perusahaan sering melakukan evaluasi kerja untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya dan 20% responden menjawab tidak

(24)

selanjutnya 90% menjawab bahwa perusahaan memiliki stategi yang tepat untuk

pengembangan profesional kerjanya dan sedangkan 10% responden menjawab

tidak memiliki stategi yang tepat untuk pengembangan profesional kerjanya.Maka

dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa professional kerjakaryawan pada

UNIKOM Bandung harus lebih di tingkatkan agar mendapat karyawan yang

belum disiplin dan belum tepat waktu pada UNIKOM Bandung.

Selain fenomena diatas, terdapat beberapa masalah pada karyawan

UNIKOM menurut wawancara dengan (Agus Riyanto, S.T., M.T, ) selaku Bagian Administrasi Umum diantaranya Masih tingginya perbedaan dalam

menyelesaikan pekerjaan dan ada pula pelatihan kerja yang masih belum

diarahkan sehingga masih perlu ada pelatihan terhadap karyawan tersebut seperti

pelatihan yang dapat dilakukan oleh sekertaris misalnya menerima telepon atau

pelayanan, kearsipan, online dll.

Melihat permasalahan yang terjadi di Universitas Komputer Indonesia

Bandung tersebut beserta penjelasan keterkaitannya dengan teori, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelatihan kerja, pengalaman kerja

dan professional kerja karyawan, dengan harapan penulis dapat mengetahui

hubungan antara variabel tersebut.

Maka peneliti memantapkan diri menyusun seminar penelitian ini dengan

mengambil judul “PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN PENGALAMAN

(25)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dari penelitian tersebut

adalah, seberapa besar dampak atau pengaruh penelitian kerja dan pengalaman

kerja terhadap professional kerja karyawan. Yang mana di dalamnya merumuskan

tentang professional kerja yang optimal sehingga dapat menciptakan nilai kerja

yang memuaskan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelatihan Kerja yang dilakukan Karyawan di Universitas

Komputer Indonesia.

2. Bagaimana Pengalaman KerjaKaryawan di Universitas Komputer

Indonesia.

3. Bagaimana Professional Kerja Karyawan di Universitas Komputer

Indonesia.

4. Bagaimana Pelatihan Kerja berpengaruh terhadap Pengalaman Kerja di

Universitas Komputer Indonesia.

5. Apakah Pelatihan Kerja berpengaruh Signifikan Terhadap Profesional

Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia.

6. Apakah Pengalaman Kerja Berpengaruh Signifikan Terhadap Profesional

(26)

7. Apakah Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Secara Simultan

Berpengaruh Signifikan Terhadap Professional Kerja Karyawan di

Universitas Komputer Indonesia.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian menggambarkan atau menelaah situasi/fenomena/

peristiwa sosial tertentu. Setelah melakukan observasi peneliti kemudian

memaparkan atau mendeskripsikan hasil obervasinya. Karena penelitian

dilakukan secara sistematis dan terencana, maka hasil yang diperoleh umumnya

lebih akurat dibandingkan cara-cara yang lain.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Didasarkan terhadap rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Pelatihan Kerja yang dilakukan Karyawan Universitas

Komputer Indonesia.

2. Untuk Mengetahui Pengalaman KerjaKaryawan Universitas Komputer

Indonesia.

3. Untuk Mengetahui Professional Kerja KaryawanUniversitas Komputer

Indonesia.

4. Untuk mengetahui Pelatihan Kerja berpengaruh terhadap Pengalaman

Kerja di Universitas Komputer Indonesia.

5. Untuk Mengetahui Pelatihan Kerja berpengaruh Signifikan Terhadap

(27)

6. Untuk Mengetahui Pengalaman Kerja Berpengaruh Signifikan Terhadap

Profesional Kerja Karyawan pada Universitas Komputer Indonesia.

7. Untuk Mengetahui Pelatihan kerja dan Pengalaman Kerja Secara Simultan

Berpengaruh Signifikan Terhadap Profesional Kerja karyawan Universitas

Komputer Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai 2 (dua)

kegunaan utama,yaitu (1) kegunaan Akademis dan (2) kegunaan Praktis. Adapun

kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat gunakan sebagai

bahan informasi dan masukan yang dapat digunakan sebagai literature

maupun bahan rujukan atau masukan mengenai professional kerja dan

sebagai gambaran tentang pelatihan kerja karyawan dan untuk mengetahui

tingkat pengalaman kerja seseorang didalam suatu perusahaan.

2. Bagi bagi karyawan hasil penelitian diharapkan untuk menambah

pengetahuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan atau yang

lainya.

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Dengan penelitian ini dapat menambahkan wawasan baru, baik dalam teori

(28)

daya manusia memberikan referensi tentang pelatihan kerja dalam

pengalaman kerja sehingga karyawan dapat professional dalam bekerja.

2. Dengan menelaah teori-teori yang ada, diharapkan dapat menjawab

permasalahan yang sama ini belum teratasi, yakni dalam hal pelatihan

kerja, pengalaman kerja dalam berprofesional karyawan di UNIKOM.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Universitas

Komputer Indonesia. Jln. Dipati Ukur No 112, 116, 102, 114 Bandung.

Tabel 1.4

Jadwal Kegiatan Penelitian dan Pembuatan Usulan Penelitian

Keterangan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Mingguke:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 UsulanPenelitian

(29)

38 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah

sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan

reliable tentang suatu hal.”

Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah

sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga

ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian penting diungkapkan karena berperan dalam menunjang

keberhasilan kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam

penelitian akan mudah dicapai. Dengan demikian yang menjadi objek penelitian

ini adalah “Pengaruh Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja Terhadap Profesional

Kerja Karyawan di Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dengan objek

penelitian adalah Universitas Komputer Indonesia Bandung, di dalam penelitian

(30)

1. Variabel Indevendent (Variabel Bebas),

adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya

variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel indevendent meliputi

(variabel X1) dalam penelitian ini adalah Pelatihan Kerja dan (variabel

X2) Pengalaman Kerja.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas),

adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel

dependent yaitu variabel Y yang dalam penelitian ini adalah Professional

Kerja Karyawan. Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja merupakan factor

penyebab, sedangkan Professional Kerja Karyawan factor akibat.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Dalam melaksanakan penelitian ini, metode

penelitian yang akan digunakan penelitian adalah metode deskriptif dengan

menggunakan metode analisis kualitatif.

Metode penelitan menurut Sugiyono (2007:4) sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untukmendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan,dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapatdigunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.”

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode

(31)

pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga

menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai

berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah

satu sampai enam.Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan

masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat

dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah

dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam

Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”

Metode ini dimaksudkan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan

perhitungan statistika yaitu pengujian pengaruh dari variabel independent

terhadap variabel dependent yang diteliti.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan

(32)

dan sistematis. Menurut Moh. Nazir (2005:84) mendefinisikan desain penelitian

sebagai berikut, Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga

mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan

2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

3. Merumuskan masalah dengan membuat spesifikasi dari tujuan dan

hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah

Pelatihan Kerja (X1) dan Pengalaman Kerja (X2) terhadap Profesional

Kerja Karyawan (Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan.

5. Menetapkan hipotesis sesuai dengan fenomena yang terjadi dengan

berdasarkan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus melakukan pengukuran variabel

yang digunakan. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya

berupa tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka

yang mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai

(33)

7. Mengumpulkan data mengenai Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja

terhadap Professional Kerja Karyawan pada Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

8. Melakukan analisis data mengenai Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja

terhadap Professional Kerja Karyawan pada Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa desain

penelitian merupakan semua proses penelitian dalam suatu studi tertentu yang

dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan

sampai pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu, maka dapat

digambarkan desain dari penelitian ini sebagai berikut:

(34)

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigm hubungan antara

dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan satu

variable tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Narimawati Umi (2008:30) pengertian operasional variabel

adalah sebagai berikut:

“Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Sesuai judul yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Pelatihan

kerja dan Pengalaman Kerja terhadap Profesional Kerja Karyawan di UNIKOM

Bandung.Maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Pelatihan Kerja (X1)

Pengalaman Kerja (X1)

(35)

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen yaitu variabel bebasyang biasa juga mempengaruhi

variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pelatihan

Kerja (X1) dan Pengalaman Kerja (X2).Kedua variabel tersebut

menggunakan skala ordinal dengan data-data diperoleh dari hasil

kuesioner dan wawancara.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau mempengaruhi

variabel lainnya.Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu Professional

Kerja Karyawan (Y).Data-data diperoleh dari hasil kuesioner dan

wawancara di UNIKOM Bandung.

Agar lebih jelas berikut indicator-indikator yang di tuangkan dalam table

(36)

Tabel 3.2 - Pengetahuan - Tingkat

(37)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal. Pengertian skala

ordinal menurut Sugiono (2009) adalah sebagai berikut ;

“Skala ordinal, adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut dengan data ordinal yaitu data yang berjenjang yang jarak antara satu dengan yang lain tidak sama. Dari pengertian diatas tujuan dari penggunaan skala ordinal nilai pada jawaban informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pertanyaan-pertanyaan tipe skala likert. Menurut Sugiono (2009:73) skala likert adalah sebagai berikut ;

“skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Untuk setiap pilihan

jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung

pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung pertanyaan (item negatif). Skor

atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif

adalah sebagai berikut :

Sedangkan atas pilihan jawaban untuk kuisioner yang diajukan untuk

(38)

Tabel 3.4

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian mengenai Pengaruh

Pelatihan Kerja dan Pengalaman Kerja terhadap Profesional Kerja Karyawan di

UNIKOM Bandung adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara

langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu.(Umi Narimawati 2007:76)

2. Data sekunder

Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk

mendukung penelitian, dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai

jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, penelitian terdahulu, serta

materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti

(39)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel berdasarkan sensus.

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pegawai yang ada di Universitas Komputer Indonesia berjumlah

sebanyak 137 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil

dalam penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan

jenis propotionate stratified random sampling (sampel acak berstrata).

Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling

yaitu ”teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau

unsur yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.

Husein Umar (2004;78)untuk menentukan sampel digunakan rumus

(40)

Dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam penelitian 10% atau 0,1

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan

diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :

= 57.850907173 =58

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak137

orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui

sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 58 orang karyawan.

Ukuran alokasi sampel pada masing – masing biro dengan menggunakan

alokasi sampel proporsional dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

Newman sebagai berikut :

Dimana :

ni = besarnya sampel pada strata ke-i

Ni = besarnya populasi pada strata ke-i

N = besarnya populasi keseluruhan

(41)

Berdasarkan rumus diatas dapat diperoleh jumlah responden setiap stratum

dan alokasinya pada setiap unit yang terpilih sebagai berikut :

1. Biro Bagian Umum dan Staf

2. Staf Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

3. Staf Sekretariat rektorat

4. Staf Desain Komputer

5. Staf Keuangan

(42)

7. Staf Lab Komputer

8. Staf Perpustakaan

9. Staf Direktorat Quality Assurance

10.Unikom Centrer

11.Bagian Umum

12.Staf Sekretariat Prodi

(43)

14.cleaning service

15.Security

Berdasarkan definisi diatas, maka alokasi jumlah sampel minimum pada

masing – masing bagian di Universitas Komputer Indonesia secara lengkap dapat

dilihat sebagai berikut :

(44)

3.2.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

jenis, yaitu :

1. Data Primer, yaitu merupakan data informasi yang diperoleh pengamatan

langsung pada pelanggan yang menjadi objek penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh dari perusahaan,

buku-buku, laporan-laporan ilmiah.

Data-data primer dalam penelitian ini didapatkan dengan cara ;

1. Kuesioner,yaitu dengan membagikan angket kepada karyawan yang ada di

UNIKOM Bandung.

2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada pihak terkait

dengan perusahaan.

Teknik pengumpulan data yang dugunakan oleh peneliti adalah :

1. Studi Pustaka (Library Research) yaitu mengumpulkan data dan

mempelajari atau membaca pendapat para yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh landasan teori-teori

yang dapat menunjang penelitian. Sehingga penelitian yang dilaksanakan

mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.

2. Studi Lapangan (Field Research) dalam teknik ini peneliti langsung terjun

ke lapangan untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang

diperlukan. Adapun studi lapangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai

(45)

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan langsung terhadap objek

penelitian dengan mengunjungi perusahaan.Data atau informasi yang

diperoleh didapat secara langsung dari sumber-sumber tertulis yang

diberikan perusahaan.Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk

melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan keterangan

yang diperoleh sebelumnya dengan ketepatan data yang ada

diperusahaan.

b. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak perusahaan

yang berwenang dalam bidang yang berhubungan dengan masalah

yang dibatas sehingga memperoleh data-data yang diperlukan.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan dan menganalisa data-data penting tentang

perilaku konsumen, kuesioner yang dianggap reliable, maka kuesioner

dalam penelitian ini dinyatakan reliable. Setelah melakukan uji

validitas dan reliabilitas, maka kuesioner tersebut dinyatakan dapat

diandalkan untuk mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur dan

telah abash, serta konsisten untuk mengukur gejala yang sama.

Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan dinyatakan

keseluruhan variabel adalah reliable, sehingga instrument dalam

(46)

Untuk menilai kuesioner valid dan reliable maka perlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.

3.2.4.1 Uji Validitas

Validitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat ukur, dalam hal ini

kuesioner mengukur apa yang hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang

digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat

tersebut akan semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang

seharusnya diukur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan mana yang

valid dan mana yang tidak valid dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan

tingkat r kritis. Menurut Masrun dalam Sugiyono (2009:134) : “Item yang

mempunyai korelasi yang positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi

yangtinggi menunjukan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0,3.

Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka hal ini dilakukan untuk

mengetahui pernyataan kuesioner mana yang valid dan mana yang tidak valid,

dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis = 0,300

apabila alat ukur tersebut berada < 0,300 (tidak valid). Pengujian statistik

mengacu pada kriteria :

r hitung < r kritis maka tidak valid

r hitung < r kritis maka tidak valid

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi

(47)

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

x = skor item pertanyaan

y = skor total item pertanyaan

N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen

Apabila koefisien korelasinya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan

valid, sedangkan jika korelasinya < 0,30 menunjukan bahwa data tersebut tidak

valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi product moment

(indeks validitas) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:

1. Variabel Pelatihan Kerja

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelatihan Kerja

No Pernyataan Koef. Validitas Titik Kritis Keterangan

1 0,504 0,300 Valid

2 0,899 0,300 Valid

3 0,913 0,300 Valid

4 0,891 0,300 Valid

5 0,861 0,300 Valid

6 0,938 0,300 Valid

Sumber : Hasilpengolahan data ujialatukurdengan program SPSS

Dari table 3.6 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks

validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.300.

(48)

variabel pelatihan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian

serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

2. Variabel Pengalaman Kerja

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengalaman Kerja

No Pernyataan Koef. Validitas Titik Kritis Keterangan

1 0,424 0,300 Valid

2 0,493 0,300 Valid

3 0,701 0,300 Valid

4 0,892 0,300 Valid

5 0,937 0,300 Valid

6 0,825 0,300 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data uji alat ukur dengan program SPSS

Dari table 3.7 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks

validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.300.

hasil pengujian ini menunjukan bahwa semua butir pernyataan untuk

variabel pengalaman kerja valid dan layak digunakan sebagai alat ukur

penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

3. Variabel Profesional Kerja karyawan

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Kuesioner Profesional Kerja Karyawan No Pernyataan Koef. Validitas Titik Kritis Keterangan

1 0,642 0,300 Valid

2 0,763 0,300 Valid

3 0,504 0,300 Valid

4 0,772 0,300 Valid

5 0,854 0,300 Valid

(49)

Sumber : Hasil pengolahan data uji alat ukur dengan program SPSS

Dari tabel 3.8 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks

validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.30.Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel

profesional kerja karyawan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur

penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency”.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah

Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini

menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan

kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar

(berdasarkan pemilihan genap – ganjil).

Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total

untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II

(50)

2Ґb

1 + Ґb

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Dimana :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas,

suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan

berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak beberda

jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan

secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien

reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan

dinyatakan andal (reliabel).

Tabel 3.9

Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Penelitian

No Variabel Split Half Titik Kritis Kesimpulan

1 Pelatihan Kerja 0,970 0,700 Reliabel

2 Pengalaman Kerja 0,885 0,700 Reliabel

3 Professional Kerja 0,851 0,700 Reliabel

(51)

3.2.4.3Uji MSI (Method of Successive Interval )

Untuk memenuhi syarat data yang digunakan terhadap data yang diperoleh

dari kuesioner dengan skala pengukuran ordinal terlebih dahulu di

transformasikan menjadi skala pengukuran interval menggunakan Method of

successive interval (MSI).

Adapun untuk melakukan transformasi data melalui Method of successive

interval (MSI) dengan Langkah-langkah kerja sebagai berikut (Harun

Al-Rasyid;2003) :

1. Ambil data ordinal hasil kuesioner. Untuk setiap butir pertanyaan tentukan

berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

2. Setiap frekuensi dibagi banyak responden dan hasilnya disebut proporsi

(P). setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

jawaban dan hitung proporsi komulatifnya.

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga

diperoleh proporsi kumulatif (pk).

Pk = 0 + P1

Pk = P1 + Pk1

Pk = Pk1 + Pk2

4. Menentukan nilai batas Z untuk pada setiap setiap pilihan jawaban (Untuk

data n>30 diaggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal ).

(52)

6. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing responden dengan

rumus

Dimana :

Density at Lower Limit = Kepadatan Batas Bawah.

Density at Upper Limit = Kepadatan Batas Atas.

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas.

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah.

7. Merubah scale (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala

terkecil sehingga diperoleh transformed scale value (TSV). Nilai

Transformasi = Nilai Skala + (Nilai Skala Minimum) + 1

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Agar penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus

dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah

analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan

metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan

merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

(53)

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kadalam pola, memilih mana yang lebih penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data

yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriftif (kualitatif) dan

verifikatif (Kuantitatif).

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat

bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data

di lapangan. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang

menggambarkan apa yang dilakukan oleh Universitas Komputer Indonesia

Bandung berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah

menjadi data.

Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu

kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan

bagaimana masing-masing variabel penelitian. Metode kualitatif yaitu

metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang

dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat

faktor penyebab.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah

(54)

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam

lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang

menggambarkan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari

seluruh indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata-rata dari total skor.

4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistika.

5. Deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel

ataupun grafik.

a. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel

penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang

telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Analisis deskriptif dilakukan mangacu kepada setiap indikator

yang telah ada pada setiap variabel yang diteliti dengan berpedoman pada

(55)

Tabel 3.10

Kriteria Pengklasifikasikan Presentase Skor Tanggapan Responden

No % Skor Kriteria

1 20.00%-36.00% Sangat Buruk/Sangat Rendah

2 36.01%-52.00% Buruk/Rendah

3 52.01%-68.00% Cukup Baik/Sedang

4 68.01%-84.00% Baik/Bagus

5 84.01%-100% Sangat Baik/Sangat Tinggi

(Umi Narimawati (2007:85)

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang

sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang

memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian.

Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat keahlian (validitas) dan

kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh

item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur

untuk pengumpulan data penelitian.

2. Metode Verifikatif (kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah

dengan pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan

memberikan nilai sesuai dengan system yang ditetapkan.jenis kuesioner

yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan menggunakan skala

ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah diisi oleh

responden digunakan skala likert dengan langkah-langkah: yaitu

memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif.

(56)

a. Mengelola setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang

disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

b. Nilai yang diperoleh merupakan indikator independen (X) yaitu X1,

X2 …Xn dan variabel dependen (Y) sebagai berikut (X1,Y), (X2,Y),

…(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan linear.

c. Menentukan skala atau bobot dari masing-masing alternatif jawaban

seperti diuraikan diatas. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner

merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlu

data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu

ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui

Methode of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati et., al.,

(2010:47). Dengan rumus sebagai berikut :

1. Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan

untuk variabel bebas terikat. Adapun langkah – langkah untuk

melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk

setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk

data > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva

normal.

d) Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif

(57)

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Succesive

Interval

Dimana :

Mean of Interval : Rata-rata interval

Density at lower limit : Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval)

dengan menggunakan rumus :

Nilai transformasi = Nilai skala + [nilai skala minimum] + 1.

2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada

diagram pemikiran. Didalam melakukan analisis jalur harus

dijelaskan hubungan antar variabel secara diagram jalur yang

bentuknya ditentukan oleh proporsi teoritik yang berasal dari

kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian. Nirmana

SK Sitepu dalam Umi Narimawati et., al., (2010:48). Berdasarkan

pada kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan hipotesis yang

dikemukakan, maka untuk mengetahui pengaruh antara variabel

pelatihan kerja dan pengalaman kerja terhadap professional kerja

(58)

Analisis jalur mengkaji hubungan sebab akibat yang

bersifat structural dari variabel independen terhadap variabel

dependen dengan mempertimbangkan keterkaitan antar variabel

independen. Model analisis jalur adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur Keterangan:

X1 : Pelatihan Kerja

X2 : Pengalaman Kerja

Y :Professional Kerja Karyawan

3. Analisis Korelasi

Menghitung pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya

hubungan variabel X dan variabel Y, yaitu dengan rumus

Dimana :

r = Koefisien Korelasi

x = Pelatihan Kerja, Pengalaman Kerja

y = Professional Kerja Karyawan (X1)

(X2)

(59)

n = Jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi dugunakan acuan :

Tabel 3.11

Tingkat Keeratan Korelasi

No Interval Koofesien Korelasi

Tingkat Hubungan

1 0-0.20 Sangat Rendah

2 0.21-0.40 Korelasi yang lemah

3 0.41-0.60 Korelasi Sedang

4 0.61-0.80 Cukup Tinggi

5 0.80-1 Korelasi Tinggi

Sumber : Syahri Alhusin, 2003 : 157

4. Analisis Determinasi

Persentasi peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas

ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar

nilainya maka menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik

untuk mengestimasi variabel terikat.

Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan

Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot

Dimana :

d : koefisien determinasi

(60)

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakkan sebelumnya, dalam

penelitian ini yang akan diuji Pelatihan Kerja (X1), Pengalaman Kerja (X2),

Professional Kerja karyawan (Y). Dalam pengujian ini terdapat dua

pengelompokan yaitu pengujian untuk tipe deskriptif dan verifikatif.

Dalam penelitian ini hipotesis deskriptif yang diajukan sebagai berikut :

H1 : Pelatihan Kerja pada Universitas Komputer Indonesia Bandung cukup baik.

Dimana :

H0.1 : μ (PK) ≤ 64%, Pelatihan Kerja belum cukup baik pada Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

H1.1 : μ (PK) > 64%, Pelatihan Kerja cukup baik pada Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

H2 : Pengalaman Kerja pada Universitas Komputer Indonesia Bandung cukup baik.

Dimana :

H0.2 : μ (PK) ≤ 64%, Pengalaman Kerja belum cukup baik pada Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

H1.2 : μ (PK) > 64%, Pengalaman Kerja cukup baik pada Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

H3 : Professional Kerja Karyawan pada Universitas Komputer Indonesia Bandung cukup baik.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan yang optimis akan?. memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang memiliki

4.5 Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Compreng Dalam Penanaman Pendidikan Politik Santri dan Masyarakat

Dari perhitungan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dengan jumlah dana yang sama terdapat selisih total pendapatan bagi hasil dan bunga yang akan diterima oleh masing-masing

Skripsi : Program Strata- 1 Ekonomi Departemen Universitas Sumatera Utara.. Harahap,

“Hubungan Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Hotel Inna Dharma Deli Medan”, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera

“(1) PTK menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme pengajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas; (2) PTK

Andi S, 2007, Statistika dalam kajian Deskriptif, inferensi, dan nonparametrik , Jakarta. Dixon dan Frank, 1998/1999, Pengantar Analisis Statistika

dan karunia-Nya penulisan tesis ini yang berjudul, “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEWARISAN MUNASAKHAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Agama Medan