Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE BAHAYA EMISI GAS
BUANG PADA KEGIATAN CAR FREE DAY KOTA
BANDUNG
DK 38315/TUGAS AKHIR Semester II 2010/2011
Oleh :
Afrizal Hilmiawan 51907106
Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas kekuatan, semangat dan perlindungan yang telah diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir, yang disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Tugas Akhir.
Laporan Tugas Akhir ini dapat disusun melalui suatu proses yang
cukup panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan
hambatan-hambatan namun penulis dapat menyelesaikannya. Itu semua
dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai
pihak.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memenuhi
harapan dan bermanfaat bagi kepentingan semua.
Bandung, Agustus 2011
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin terasanya dampak dari perubahan iklim akibat
perusakan lingkungan, yang diakibatkan salah satunya oleh polusi
udara. Kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan
terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di
perkotaan.
Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor
menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan
yang dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan masalah
pencemaran udara. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor
sebagai sumber polusi udara di kota-kota besar mencapai 70%.
Kualitas udara kota Bandung semakin hari semakin menurun.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan BPLH Kota Bandung
kualitas udara kota Bandung sudah masuk tahap sedang. “Sedang maksudnya, ya ada yang sedang ada yang baik. Tapi secara umum
kualitas udara kota Bandung menurun” kata Irene Irma Kepala BPLH
kota Bandung dalam wawancara di kantor BPLH kota Bandung
2 Untuk menimalisir emisi gas buang kendaraan bermotor di
kota-kota besar, akhir-akhir ini program Car Free Day mengalami
booming, termasuk di kota Bandung. Hingga hari ini respon positif banyak di terima akibat pelaksanaan Car Free Day, karena efeknya yang walau sedikit telah dapat mengurangi kadar polusi di beberapa
kota besar.
Car Free Day atau dalam bahasa Indonesia berarti Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Bertujuan untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan bermotor. Tujuan kegiatan Car Free Day ini tidak lain memperbaiki kualitas udara akibat polusi udara yang disebabkan
pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor.
Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Untuk memanfaatkan
ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti
pertunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga,
lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya.
Kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda
3 1.2 Identifikasi Masalah
Kualitas udara kota Bandung kian hari kian memburuk akibat
polusi udara. Masalah polusi udara bahkan sudah sampai pada titik di
mana penanganan yang benar-benar serius sangat dibutuhkan dari
berbagai elemen masyarakat di kota Bandung. Mulai berkembangnya
sektor industri dan tidak terkendalinya sektor transportasi menjadi
penyumbang terbesar bagi pencemaran udara.
Program kegiatan Car Free Day yang semula diharapkan dapat mengurangi polusi udara serta menyadarkan masyarakat akan
nyamannya udara dengan tidak tercemarnya emisi gas buang, belum
dapat menurunkan angka Index Standar Pencemaran Udara kota
Bandung dari sedang menjadi sehat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Irene Irmamuti
(25/05/2011), Kepala Peneliti BPLH kota Bandung tentang
pencemaran udara dan program Car Free Day, maka identifikasi masalah yang didapat adalah :
Kualitas udara kota Bandung semakin hari semakin
menurun.
Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan
penyumbang terbesar dari polusi udara kota Bandung.
Kondisi kualitas udara kota Bandung yang dalam
4 langsung pada manusia, namun berpengaruh besar
pada tanaman.
Walaupun kondisi udara kota Bandung dalam kategori
Sedang, tetap saja berbahaya.
Perlunya kesadaran masyarakat akan bahayanya emisi
gas buang kendaraan bermotor.
Car Free Day efektif menurunkan tingkat polusi udara
hanya dalam area kegiatan.
Kurangnya peran aktif masyarakat di luar kegiatan Car
Free Day dalam upaya meminimalisir emisi gas buang kendaraan bermotor.
1.3 Fokus Masalah
Masalah difokuskan pada kesadaran akan bahaya emisi gas
buang kendaraan bermotor.
1.4 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini yaitu mengkampanyekan sekaligus
5 BAB II
BAHAYA EMISI GAS BUANG TERHADAP KESEHATAN
2.1 Pencemaran Udara
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Menurut Slamet Arifin (1987) dalam Rimantho (2010), bentuk
emisi dari unsur atau senyawa pencemar udara dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu :
a. Pencemar udara Primer (Primary Air Pollution)
Yaitu semua pencemar yang berbeda di udara dalam bentuk
yang hampir tidak berubah. Sama seperti ia dibebaskan dari
sumbernya semula sebagai hasil dari suatu proses tertentu.
b. Pencemar udara Sekunder (Secondary Air Pollution)
Semua pencemar di udara yang sudah berubah karena hasil
6
Umumnya pencemar sekunder merupakan hasil antara
pencemar primer dengan kontaminan atau polutan lain yang
ada di udara.
2.2 Sumber Pencemaran Udara
Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar
dari berbagai sumber ke udara. Sumber-sumber pencemar udara
dapat bersifat alami maupun akibat aktivitas manusia. Pencemaran
udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam
konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa
gas, cair maupun partikel padat. Ada lima jenis polutan di udara, yaitu
partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm (PM10), sulfur dioksida
(SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal.
Dalam peraturan mengenai pengelolaan udara yang saat ini
berlaku di Indonesia yaitu PP No. 41/1999 mendefinisikan sumber
pencemar sebagai setiap usaha dan/atau kegiatan yang
mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut PP No. 41/1999, emisi adalah zat, energi dan/atau
komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan/atau dimasukkannya kedalam udara ambien yang mempunyai
7
gas buang merupakan gas/zat sisa hasil proses pembakaran bahan
bakar fosil pada mesin kendaraan bermotor.
PP ini kemudian menggolongkan sumber pencemar atas lima
kelompok, yaitu:
Sumber bergerak: sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap
pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor.
Sumber bergerak spesifik: serupa dengan sumber bergerak
namun berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan
kendaraan berat lainnya.
Sumber gangguan: sumber pencemar yang menggunakan
media udara atau padat untuk penyebarannya. Sumber ini
terdiri dari kebisingan, getaran, kebauan dan gangguan lain.
2.3 Sumber Pencemaran Udara Dari Sektor Transportasi
Dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara,
pada umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat
besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Di kota-kota besar,
8
udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari
cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari
sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran
sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam
konteks pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang
bergerak. Dengan karakteristik yang demikian, penyebaran pencemar
yang diemisikan dari sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan
mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas. Faktor
perencanaan sistem transportasi akan sangat mempengaruhi
penyebaran pencemaran yang diemisikan, mengikuti jalur-jalur
transportasi yang direncanakan (BPLHD Jabar, 2009).
2.4 Dampak Pencemaran Udara
Gas buang kendaraan bermotor sebenarnya terutama terdiri
dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida
dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan
jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan
maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat
didalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida
(CO), berbagai senyawa hidrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx)
dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Bahan
9
keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar.
(Tugaswati, 2000).
2.4.1 Dampak pada kesehatan
Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk
selama energi diproduksi untuk mejalankan kendaraan
bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat
membahayakan kesehatan adalah berbagai oksida sulfur,
oksida nitrogen, dan oksida karbon, hidrokarbon, logam berat
tertentu dan partikulat. Gas buang tersebut terjadi selama
pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin.
Misalnya dampak keracunan gas CO, keracunan gas
CO dalam jumlah banyak akan membuat kita mengalami
berbagai hal mengerikan hanya dalam hitungan menit. Mulai
dari hilang kesadaran hingga mati lemas. Selain merasakan
sesak nafas, hal yang biasa dialami saat keracunan CO yakni
sakit kepala, rasa lelah yang amat sangat, pusing, serta
mual-mual. Sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang
yang menderita angina pectoris (nyeri dada).
Dampak keracunan CO ini dapat semakin memburuk.
Penderita akan meng-alami muntah-muntah, kebingungan,
10
Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang
ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh
lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut
maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan karena
pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti paru,
misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajan
oleh banyak senyawa secara bersamaan, sering kali sangat
sulit untuk menentukan senyawa mana atau kombinasi
senyawa yang mana yang paling berperan memberikan
pengaruh membahayakan terhadap kesehatan (Depkes, 2004).
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan,
dampak bahan pencemar yang terkandung di dalam gas buang
kedaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu
saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan
ini adalah oksida sulfur, partikulat,oksida nitrogen,
ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan
pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon
monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan
11
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti
kebisingan, debu jalanan, dll (Tugaswati, 2000).
Pencemar Dampak
Meningkatkan risiko gangguan dan penyakit sistem pernafasan.
CO Mengganggu konsentrasi dan refleksi tubuh, menyebabkan kantuk, dan dapat memperparah penyakit kardiovaskular akibat defisiensi oksigen. CO mengikat hemoglobin sehingga jumlah oksigen dalam darah berkurang.
SO2 Meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan menimbulkan batuk pada pemajanan singkat dengan konsentrasi tinggi.
Nox Meningkatkan total mortalitas, penyakit kardiovaskular, mortalitas pada bayi, serangan asma, dan penyakit paru-paru kronis.
Ozon Menimbulkan iritasi mata, meningkatkan gangguan pernapasan dan serangan asma, dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap flu dan pneumonia.
Senyawa organik yang mudah menguap
12 koordinasi; bersifat karsinogen terutama zat polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), benzena, dan 1,3-butadiena.
Timbel Menyebabkan gangguan sistem syaraf, pencernaan, hipertensi, dan menurunkan IQ pada anak-anak. Peningkatan kadar timbeldarah sebesar 10 – 20 μg/dl dapat menurunkan IQ hingga 2 poin.
Tabel 1. Pencemaran Udara dan Dampak pada Kesehatan
(Sumber : Laporan WHO-Europe 2004 dalam Rimantho 2010)
2.4.2 Dampak terhadap lingkungan
Tidak semua senyawa yang terkandung di dalam gas
buang kendaraan bermotor diketahui dampaknya terhadap
lingkungan selain manusia. Beberapa senyawa yang dihasilkan
dari pembakaran sempurna seperti CO2 yang tidak beracun,
belakangan ini menjadi perhatian orang. Senyawa CO2
sebenarnya merupakan komponen yang secara alamiah
banyak terdapat di udara. Oleh karena itu CO2 dahulunya tidak
menepati urutan pencemaran udara yang menjadi perhatian
lebih dari normalnya akibat penggunaan bahan bakar yang
13
kaca dimana CO2 diatmosfer dapat menyerap energi panas
dan menghalangi jalannya energi panas tersebut dari atmosfer
ke permukaan yang lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan
meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi dan dapat
mengakibatkan meningginya permukaan air laut akibat
melelehnya gunung- gunung es, yang pada akhirnya akan
mengubah berbagai sirklus alamiah. Pengaruh pencemaran
SO2 terhadap lingkungan telah banyak diketahui. Pada
tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap
pencemaran SO2, dimana akan terdapat bercak atau noda
putih atau coklat merah pada permukaan daun. Dalam
beberapa hal, kerusakan pada tumbuhan dan bangunan
disebabkan karena SO2 dan SO3 di udara, yang
masing-masing membentuk asam sulfit dan asam sulfat (Rimantho,
2010).
2.5 Jumlah Kendaraan Pribadi di Kota Bandung
Bandung merupakan kota wisata juga tempat hunian yang nyaman, sehingga banyak orang yang singgah dan menetap di
Bandung. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkat
pula jumlah kendaraan pribadi dari tahun ke tahun.
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik kota Bandung, diperoleh data kendaraan Pribadi Kota Bandung sebagai
14
Tabel 2. Jumlah Kendaraan Pribadi kota Bandung 2010
(Sumber : Bandung Dalam Angka 2010)
Dengan jumlah kendaraan pribadi yang begitu banyak
jumlahnya, belum ditambah dengan kendaraan umum yang ada.
Otomatis kota Bandung akan terjebak dengan polusi udara yang
sekian parahnya mengingat keadaan geografis kota Bandung yang
berada di cekungan, menyebabkan lambatnya pertukaran masa
udara, baik vertikal maupun horizontal.
2.6 Hirarki Pengguna Jalan
Ditinjau dari sisi keekonomisan, kesetaraan sosial dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan, maka disepakati sebuah hirarki
15
Gambar 1. Hirarki pengguna jalan.
(Sumber : http://campaign.pelangi.or.id/)
Pejalan kaki sudah seharusnya mendapatkan prioritas utama
dalam menggunakan jalan. Ini dikarenakan berjalan kaki merupakan
jenis transportasi paling hemat, bebas polusi dan bisa dilakukan oleh
siapa saja.
Pengguna mobil dan motor berada di urutan terbawah di dalam
hirarki. Alasannya mobil atau motor menggunakan bahan bakar yang
disubsidi, menimbulkan polusi udara serta digunakan hanya untuk
16 2.7 Car Free Day
Car Free Day adalah kegiatan kampanye mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Kegiatan ini juga menjadi ajang
promosi sarana transportasi alternatif selain kendaraan pribadi dan
promosi upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas sarana–
sarana alternatif tersebut. Sehingga melalui pelaksanaan Car Free Day akan dapat mengurangi pencemaran udara di lokasi pelaksanaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
membatasi penggunaan kendaraan pribadi.
2.8 Awal Mula Car Free Day
Kegiatan Car Free Day telah dimulai sejak jaman krisis minyak di tahun 70an di Amerika dan dilaksanakan di beberapa kota Eropa
pada awal 90an. Awal mula tercetusnya ide Car Free Day adalah dari Menteri Lingkungan Hidup Prancis pada 22 September 1998. Acara
Car Free Day Internasional mulai diselenggarakan di kota-kota Eropa pada tahun 1999 yang merupakan proyek percontohan kampanye Uni
Eropa “ Kota tanpa Mobil” ("In Town Without My Car"). Kampanye ini
terus berlanjut hingga kini dalam bentuk Minggu Mobilitas Eropa
(European Mobility Week). Dan sejak itu telah diadaptasi oleh banyak
kota di berbagai negara dengan sebutan yang berbeda-beda, bukan
17 My Car", bahkan ada yang lebih unik yaitu "Car Using-Diet" (Meviana, 2007).
2.9 Kegiatan Car Free Day
Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Untuk memanfaatkan
ruang jalan yang ditutup maka masyarakat sekitar melakukan
berbagai kegiatan seperti pertunjukan kesenian, hiburan, permainan
anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan
festival jalanan lainnya. Kegiatan tersebut ditujukan untuk
memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut.
Masyarakat dapat merasakan dan melihat secara langsung
suasana kota saat jumlah kendaraaan pribadi dibatasi dan apa saja
alternatif yang bisa dipakai selain kendaraan pribadi. Kegiatan ini
dapat menyadarkan masyarakat betapa seriusnya dampak
penggunaan kendaraaan pribadi terhadap penurunan kualitas udara
sehingga penggunaan kendaraan pribadi perlu dibatasi. Faktanya,
kegiatan Car Free Day tidak hanya merupakan solusi bagi parahnya pencemaraan polusi udara dari kendaraan bermotor tetapi juga
18 2.10 Tujuan dan Manfaat kegiatan Car Free Day
Dalam artikelnya Meviana (2007) menuliskan tujuan dan manfaat
kegiatan Car Free Day sebagai berikut :
Mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor di lokasi
pelaksanaan
Mendorong penggunaan alat transportasi alternatif selain
kendaraan pribadi seperti angkutan umum, sepeda dan fasilitas
pejalan kaki
Meningkatkan kesadaran dan menginformasikan kepada warga
kota bahaya tidak terkendalinya penggunaan kendaraan pribadi
baik dari sisi kelancaran pergerakan dan kualitas udara kota.
Mensimulasikan suasana dan kondisi kota saat jumlah kendaraan
dibatasi.
Jalan yang ditutup menjadi ruang publik dimana masyarakat
dapat melakukan kegiatan secara bersama-sama sehingga dapat
menjalin dan mempererat hubungan masyarakat.
2.11 Awal Mula Car Free Day di Indonesia
Surabaya adalah kota pertama kali di Indonesia yang
menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota
19
mengadakan kegiatan Car Free Day pada tahun 2002, menyusul kota-kota besar di Indonesia lainnya (Meviana, 2007).
2.12 Car Free Day Bandung
Sedang kota Bandung baru mulai menguji coba konsep Car Free Day pada tanggal 25 April 2010 dan meresmikannya pada 9 Mei 2010. Kawasan yang dijadikan kegiatan Car Free Day bertempat di jalan Dago hingga Cikapayang, kegiatan ini berlangsung dari pukul
enam hingga sepuluh pagi.
Gambar 2. Suasana kegiatan Car Free Day Bandung
(Dokumen Pribadi : 2010)
20
untuk mengikuti kegiatan Car Free Day. Terbukti setiap minggunya warga Bandung memadati jalan Dago hingga Cikapayang. Dengan
mengadaptasi konsep Car Free Day dari kota-kota sebelumnya diharapkan dapat mengurangi angka polusi yang disebabkan oleh gas
buangan kendaraan bermotor yang terus meningkat seiring dengan
meningkatnya populasi kendaraan bermotor di Kota Bandung.
Semakin menurunnya kualitas udara Kota Bandung
menjadikan Kota Kembang ini sebagai kota berdebu kedua setelah
Jakarta (Disinkom: 2006). Akibat kondisi tersebut, kota yang dijuluki
“Paris Van Java” dan “Kota Kembang” yang memiliki udara segar,
lambat laun menjadi wilayah hunian yang suhunya meningkat serta
debu dan asap yang makin pekat.
2.13 Kebutuhan Ruang Publik
Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang
mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan
aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan
terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi.
Karena banyak ruang publik di Bandung kurang terawat dan
salah tujuan, masyarakat Bandung merasa adanya ruang publik
21
Kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya
merupakan fitrah manusia mengingat manusia sebagai makhluk sosial
tidak dapat berdiri sendiri melainkan selalu bergantung kepada orang
lain, semangat berkumpul adalah salah satu yang mendorong
interaksi ini tetap terjaga, ruang publik sebagai salah satu sarana yang
mengakomodasi kegiatan tersebut perlu intervensi desain yang tepat
guna menciptakan atmosfer yang nyaman (Subangkit, 2010).
2.14 Kampanye
Menurut Rogers dan Storey (1987) dalam Venus (2004:7),
mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada
kurun waktu tertentu”. Apapun ragam dan tujuannya, upaya
perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek
pengetahuan, sikap dan perilaku.
Ostergaard dalam Venus (2004:10), menyebut ketiga aspek
tersebut dengan istilah ”3A” yaitu awarness, attitude dan action.
Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran
pengaruh yang harus dicapai secara bertahap agar satu kondisi
22 Awarness dalam aspek pertama oleh Ostergaad berarti menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi
tentang produk atau gagasan yang dikampanyekan. Dalam hal ini,
konsep ajakan dalam kampanye bahaya emisi gas buang pada
kegiatan Car Free Day harus dapat menarik perhatian masyarakat akan ide baru yang ditawarkan.
Aspek berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah
sikap atau attitude. Dalam hal ini, kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day harus memunculkan kepedulian atau keberpihakan masyarakat pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.
Sementara pada aspek terakhir kegiatan kampanye bahaya
emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day ditujukan untuk mengubah perilaku (action) masyarakat secara konkret dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh
masyarakat. Tindakan tersebut dapat bersifat ”sekali saja” atau
”berkelanjutan”.
2.14.1 Jenis – jenis Kampanye
Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah
membicarakan motivasi yang melatar belakangi
diselenggarakanya sebuah program kampanye. Motivasi
tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana
23
Menurut Charles U. Larson (1992) dalam Venus (2004:11),
membagi jenis kampanye dalam tiga katagori yakni: product oriented campaigns, candidate oriented campaigns dan ideologically or cause oriented campaigns.
Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis.
Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis
ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan
finansial.
Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat
untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini
dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).
Kampanye Car Free Day termasuk dalam jenis Kampanye Ideolagically or cause oriented campaigns. Adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang
bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial.
Karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap
24 2.14.2 Elemen Penting Kampanye
Menurut Nowak dan Warneryd dalam Venus (2004:23)
ada delapan elemen kampanye yang saling berkaitan dan
harus diperhatikan. Kedelapan elemen tersebut adalah :
1. Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas.
Dengan demikian, penentuan elemen-elemen
lainnya akan lebih mudah dilakukan.
2. Competiting communication (persaingan komunikasi) agar suatu kampanye menjadi efektif,
maka perlu diperhitungkan potensi penggunaan
dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).
3. Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal
saja, karena untuk objek yang berbeda
menghendaki metode komunikasi yang berbeda.
4. Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok
penerima adalah bagian dari populasi target. Agar
penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka
penyebaran pesan lebih baik ditujukan kepada
25
5. The Channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik
kelompok penerima dan jenis pesan kampanye.
Media dapat menjangkau hampir seluruh
kelompok, namun bila tujuannya adalah
mempengaruhi preilaku maka akan lebih efektif
bila dilakukan antar peribadi.
6. The Message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang
menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam
tiga fungsi yakni :
menumbuhkan kesadaran,
mempengaruhi,
serta mempertegas dan meyakinkan
penerima pesan bahwa pilihan atau
tindakan mereka adalah benar.
7. The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya
seorang yang ahli atau seorang yang dipercaya
khalayak, atau malah memiliki kedua sifat
tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas
26 2.14.3 Tujuan Kampanye
The obtained effect atau efek yang ingin dicapai dalam sebuah kampanye menurut Nowak dan Warneryd adalah
sebagai berikut
kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan
kesadaran,
afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan
sikap), dan
konatif ( keputusan bertindak dan sikap)
2.15 Definisi Komunikasi
Pada dasarnya kita berkomunikasi untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan
orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk
merasa, berfikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,
communication, atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin
27 2.15.1 Komunikasi Visual
Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi
melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah
rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu
kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran
yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual
menkombinasikan seni, lambang, Huruf, gambar, desain grafis,
ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. (Wikipedia, 2011)
2.15.2 Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari
konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media
untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual,
termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa
bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga
pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya
(Purwosuwito, 2005).
2.15.3 Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981) dalam Monica (2005:175), menjabarkan
tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai
berikut:
28
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
2.16 Definisi Strategi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah
rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.
Jauch dan Glueck (1989:11-12) menyatakan bahwa strategi
merupakan perencanaan mengikat, komprehensif dan terpadu yang
menghubungkan keuntungan strategis organisasi terhadap tantangan
lingkungan. Strategi didisain untuk memastikan bahwa tujuan
29 2.17 Strategi Komunikasi
Kemampuan pengirim pesan dalam mengirimkan pesan atau
informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik,
kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media atau alat
audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan
komunikasi.
Menurut Effendi (1981:84) menyatakan bahwa : “.... strategi
komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari
situasi dan kondisi”.
Selanjutnya menurut Effendi (1981:67) bahwa strategi
komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :
Secara makro (Planned multi-media strategy)
Secara mikro (Single communication medium strategy)
Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif
dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh
30
program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang
dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri
sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam
dikomunikasikannya.
2.18 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam kampanye bahaya emisi gas buang
pada kegiatan Car Free Day lebih ditekankan kepada masyarakat yang berumur 17 tahun ke atas yang dimana umur tersebut umumnya
telah mempunyai surat ijin mengemudi dan kehidupan ekonominya
dari level menangah ke atas karena pada umumnya masyarakat level
ini mempunyai kendaraan pribadi.
Demografis
Usia : 17 – 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai
kantor
Pendidikan : SMA, Perguruan Tinggi
Kelas sosial : Menengah ke atas
31 Psikografis
Gaya Hidup : Modern dan mobile
Kebiasaan : Menyukai jalan-jalan, olahraga, berkumpul
pada ruang publik, bergerombol, memakai
kendaraan bermotor pribadi.
Geografis
Wilayah : Bandung, jawa barat
32 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai kampanye
kegiatan Car Free Day berdasarkan masalah adalah merancang sebuah media kampanye yang menyadarkan masyarakat akan
bahayanya emisi gas buang kendaraan.
3.2 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan
kampanye kegiatan Car Free Day ini, digunakan agar pesan yang ingin disampaikan ke khalayak dapat dimengerti dan diterima dengan
baik.
Bentuk penyampaian pesan yang digunakan adalah
menyadarkan masyarakat akan bahayanya emisi gas buang
kendaraan bermotor melalui pendekatan visual yang baik.
3.2.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dalam perancangan
33
masyarakat akan bahayanya emisi gas buang kendaraan
bermotor pada kesehatan.
3.2.2 Pesan Utama Komunikasi
Pesan yang ingin disampaikan yaitu; “Bahaya dari
emisi gas buang kendaraan bermotor bagi kesehatan”.
3.2.3 Pendekatan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam kampanye ini
memakai bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan
agar mudah dipahami dan menarik perhatian.
Penggunaan bahasa ini disesuaikan dengan khalayak
sasaran dari kampanye.
Untuk mencari keyword dalam perancangan kampanye kegiatan Car Free Day ini, maka penulis memilih salah satu original statement yang paling cocok untuk dijadikan sebuah keyword dengan pertimbangan persepsi yang berkembang di masyarakat dengan isu
34 3.2.4 Positioning
Menempatkan pesan kampanye dalam pikiran
khalayak luas khususnya masyarakat yang mengikuti
kegiatan Car Free Day merupakan suatu hal yang penting. Ini dikarenakan akan membawa sasaran
mengikuti apa yang dinginkan dari program kampanye,
yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian
tujuan kampanye. Dalam kasus ini yang ingin ditekankan
oleh penulis adalah bahayanya emisi gas buang
kendaraan bermotor serta turut menjaga kualitas udara
dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan
menggunakan sarana transportasi alternatif.
3.3 Strategi Kreatif
Agar kampanye mencapai tujuan yang diharapkan maka
kampanye yang dilakukan harus efektif dan kampanye yang efektif
adalah kampanye yang kreatif yakni kampanye tersebut berbeda
dengan kampanye yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena jika
kampanye yang dilakukan kurang kreatif maka kampanye tersebut
dikhawatirkan tidak dapat menarik perhatian orang banyak sehingga
tujuan yang awalnya untuk mendorong masyarakat mengurangi
35
3.3.1 Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yaitu ungkapan secara lisan
maupun visual yang digunakan dalam memperkenalkan
kampanye ini meliputi pembuatan tagline visual, dan pencarian gagasan visual, yaitu :
1. Pembuatan Tagline Visual
Konsep pendekatan kreatif dalam
pembuatan tagline visual mulai dari pembuatan beberapa original statement
positioning sehingga mendapatkan original statement, kemudian dipilihlah salah satu
original statement untuk dijadikan Tagline visual dengan pertimbangan maka
menghasilkan kata “Cintai Kotanya. Musuhi
Polusinya”.
2. Gagasan Visual
Dalam pencarian gagasan visual
semua berawal dari pemahaman tagline dan
pesan utama yang akan disampaikan pada
sasaran. Selanjutnya mencari gaya bahasa
36
sasaran kampanye lalu ditemukan beberapa
gagasan visual berikut :
Gambar potrait tubuh yang terbelah
dadanya membentuk paru serta terlihat
paru yang rusak.
Gambar potrait orang sedang menutupi
mulut dan hidungnya dengan dua
tangan, dan terdapat dua tangan lagi
mencekik leher.
3.3.2 Pendekatan Visual
Pemilihan visual yang secara hiperbola dipilih
agar menarik perhatian dan menyentuh emosi khalayak
sasaran. Pendekatan ini dipakai agar orang yang melihat
dapat langsung mengerti bahayanya emisi gas buang
kendaraan bermotor.
3.4 Tahapan Kampanye
Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini
37
Tahap Awareness (kesadaran)
Pada tahapan ini bertujuan untuk menyadarkan
masyarakat tentang bahaya dari emisi gas buang kendaraan
bermotor serta pengaruhnya pada kesehatan maupun
lingkungan.
Tahap Persuasive (mengajak)
Mengajak masyarakat untuk melakukan suatu
tindakan dalam meminimalisir emisi gas buang kendaraan
dengan cara menggunakan alat transportasi alternatif dan
menguji emisi kendaraan bermotor.
Tahap Reminding (pengingat)
Tahap dimana media berfungsi sebagai reminder
dari kampanye yang telah berjalan sebelumnya. Bisa berupa
sebuah ajakan maupun informasi kembali.
3.5 Strategi Media
Setelah penulis merancang strategi komunikasi dan strategi
kreatif maka yang dibutuhkan penulis, bagaimana merancang strategi
media komunikasi karena dalam menyampaikan suatu pesan ke
38
agar pesan yang disampaikan bisa dirasakan oleh target sasaran atau
khalayak.
3.5.1 Pemilihan Media
Pemilihan media berfungsi untuk membatasi
media yang akan digunakan dalam perancangan
kampanye agar tidak terlalu luas dengan pertimbangan
disesuaikan dengan kepentingan utama kampanye
dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
mudah dan tepat.
a. Media Utama
Poster
Media utama yang digunakan adalah
poster. Poster merupakan bagian dari tahapan
komunikasi satu arah. Media ini akan membantu
dalam menyampaikan pesan kepada target.
Poster ditempelkan pada tempat-tempat umum
dimana biasanya khalayak sasaran berada.
b. Media Pendukung
Ambient
39
pada area kegiatan Car Free Day yang minim space untuk media tempel seperti poster. Media
ini juga dipilih karena lebih interaktif dan menarik
perhatian mengundang penasaran khalayak yang
melihatnya.
Billboard
Billboard adalah jenis reklame media luar
ruang (outdoor) dengan ukuran yang besar yang terpasang di jalan-jalan raya. Target reklame jenis
ini adalah para pengguna jalan raya khususnya
pengendara kendaraan bermotor.
Pembatas Jalan
Sebuah papan pembatas jalan yang
biasanya ditempatkan pada ujung jalan yang
dipakai untuk kegiatan Car Free Day.
Flyer
Digunakan untuk memuat informasi tentang
kampanye lebih detail.
40
ajakan untuk mengikuti kegiatan Car Free Day
yang akan dilaksanakan.
Iklan Majalah
Media ini dekat dengan kehidupan
sehari-hari target sasaran kampanye. Dikarenakan
khalayak sasaran masih berusia dewasa yang up todate dan menyukai hal-hal yang baru.
Stencil
Digunakan sebagai penanda identitas
kampanye pada jalanan area kegiatan kampanye.
c. Media Gimmick
Media berikut merupakan media pelengkap
yang berfungsi sebagai reminder kegiatan kampanye.
Adapun medianya adalah :
- Stiker
- T-shirt
3.5.2 Penyebaran Media
Penyebaran media dilakukan selama enam bulan.
Penyebaran dilaksanakan pada awal tahun 2012 dan
berakhir pada bulan Juni 2012. Kemudian akan ditinjau
41
Penyebaran dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
penyadaran (awareness) dan mengajak (persuasive) hingga menimbulkan tingkah laku yang berkembang.
Dan diakhiri dengan tahap reminding yang mengingatkan akan kampanye yang telah dijalankan.
Tabel 3. Penyebaran Media
Jadwal penyebaran media tahap pertama
Jadwal penyebaran media tahap kedua
Jadwal penyebaran media tahap ketiga
3.6 Konsep Visual
Konsep Visual yang dipergunakan dalam perancangan kampanye
42 3.6.1 Format Desain
Format untuk media utama yaitu poster, penulis
menggunakan ukuran A3 dengan format potrait. Sedang untuk
media pendukung yaitu ambient media, berukuran 80x40cm.
Format ini diaplikasikan pada batang pohon yang berada di
pinggir jalan raya.
3.6.2 Tata Letak
Tata letak yang digunakan pada setiap media promosi
yaitu landscape dan potrait. Untuk penempatan logo dari kampanye selalu berada di sebelah kiri bawah dan kanan atas,
untuk logo mandatori ditempatkan pada kanan bawah, untuk
media lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
43 3.6.3 Huruf
Jenis huruf yang digunakan untuk visual logo
menggunakan Creampuff.
Gambar 4. Huruf dalam Visual Logo
Creampuff
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890.,?/:;’”&()_+
Jenis huruf yang digunakan pada setiap desain huruf
44
Gambar 5. Huruf Tagline
Jenis huruf yang digunakan untuk setiap bodytext dan
headline menggunakan Luxi Sans atau yang mempunyai keterbacaan jelas dan padat.
45
Luxi Sans
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890.,?/:;’”&()_+
3.6.4 Ilustrasi
Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan
mempertegas dari pesan yang ingin disampaikan dalam
sebuah kampanye, namun ilustrasi juga dapat dipakai sebagai
daya tarik visual.
Ilustrasi yang digunakan merupakan hasil olahan
fotografi yang menampilkan dampak-dampak dari emisi gas
buang kendaraan pada kesehatan dan lingkungan. Seperti
diperlihatkannya paru-paru yang tercemar zat-zat beracun dari
gas buang kendaraan.
Gambar 7. Ilustrasi
46 3.6.5 Warna
Warna memiliki daya tarik yang kuat dan
menciptakan makna tersendiri, warna dapat dipengaruhi gaya,
trend, dan pengalaman estetis. Warna juga dapat
membangkitkan rasa takjub, bosan, ataupun semangat pada
objek.
Warna warna yang dipakai dalam perancangan
kampanye Car Free Day ini dominan warna gelap dan cerah yang mengikuti warna dari setiap karakter ilustrasi. Misal untuk
tahap awareness dominasi warnanya gelap ataupun mencekam untuk mewakili informasi bahaya dari emisi gas buang
kendaraan bermotor.
Untuk tahap persuasive dan reminding memakai warna
cerah yang menggambarkan sehatnya kualitas udara di kota
Bandung yang bersih tanpa emisi gas buang kendaraan.
Gambar 8. Warna
47
Kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day ini mempunyai identitas kampanye berupa logo. Bentuk logo yang digunakan dalam kampanye ini merupakan
sebuah penyederhanaan bentuk dari udara dan/atau asap
kendaraan bermotor. Warna hijau dipilih sesuai cita-cita
kampanye yang menginginkan udara yang sehat.
48 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1 Poster
Media poster merupakan media utama dalam menyampaikan
kampanye ini. Penempatan media ini ditempatkan di halte, sekolah,
mini market dan tempat parkir mall.
Gambar 10. Poster
Ukuran Media : 29.7 x 42 cm / A3
Material : Art paper 230gr
49 4.2 Ambient
Media ambient merupakan media pendukung dari poster, media
ini bertugas untuk menarik perhatian dari khalayak sasaran. Untuk
penempatan media ini ditempel melingkar pada batang pohon
dan/atau tiang yang terdapat dipinggir jalan area kegiatan Car Free Day kota Bandung.
Gambar 11. Ambient
Ukuran Media : 80 x 40 cm
Material : Art paper 200gr
Teknis : Digital Laser Print
4.3 Billboard
Billboard merupakan media yang tepat untuk mencakup
50
pada jalanan yang sering dilewati khalayak sasaran dan dekat dengan
area kegiatan Car Free Day.
Gambar 12. Billboard
Ukuran Media : 5 x 2.5 m
Material : Flexi
Teknis : Cetak
4.4 Pembatas Jalan
Pembatas jalan merupakan media yang selalu ada dalam setiap
51
Gambar 13. Pembatas Jalan
Ukuran Media : 113 x 60 cm
Material : Sticker
Teknis : Cetak
4.5 Flyer
Media flyer dibagi-bagikan pada saat kegiatan Car Free Day
52
Gambar 14. Flyer
Ukuran Media : 14.8 x 21 cm (A5)
Material : Art Paper 160gr
Teknis : Digital Laser Print
4.6 Stiker Spion
Media ini merupakan media yang dibagikan diluar area
kegiatan Car Free Day. Stiker ditempelkan pada kaca spion kendaraan bermotor.
Gambar 15. Stiker Spion
Ukuran Media : 12 x 6 cm
Material : Stiker Transparan
53 4.7 Stencil
Media stencil merupakan media yang menampilkan logo
kampanye. Media ini ditempatkan pada arah penunjuk kegiatan Car Free Day yang terdapat di aspal jalan area kegiatan Car Free Day.
Gambar 16. Stencil
Ukuran Media : 25 x 30 cm
Material : Cat Semprot
Teknis : Stencil
4.8 Iklan Majalah
Media ini ditempatkan pada majalah mingguan di satu halaman
54
Gambar 17. Iklan Majalah
Ukuran Media : 20,6 x 27,4 cm
Material : Art Paper 160gr
Teknis : Cetak
4.9 Iklan Koran
Media ini ditempatkan pada koran lokal pada akhir pekan
55
Gambar 18. Iklan Koran
Ukuran Media : 13,5 x 27 cm
Material : Kertas Koran
Teknis : Cetak
4.10 Stiker
Stiker berikut merupakan bagian dari media gimmick yang
dibagikan pada saat dan di area kegiatan Car Free Day berlangsung.
56
Ukuran Media : 9 x 12 cm / 7 x 9 cm
Material : Cutting Sticker
Teknis : Cutting
4.11 Kaos
Kaos ini juga bagian dari gimmick yang dibagikan pada saat
dan di area kegiatan Car Fre Day berlangsung.
Gambar 20. Kaos
Ukuran Media : M size
Material : Combet
57 DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2010). Kota Bandung Dalam Angka 2010. Bandung: Badan Pusat Statistik Indonesia
BPLHD JAWA BARAT. 2009. Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi.
( http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid- pemantauan-pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi, diakses tanggal 1 Juni 2011)
Depkes. 2004. Parameter Pencemaran Udara Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan.[pdf].
(http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.pdf,diakses tanggal 10 Februari 2011)
Disinkom. 2006. Kota Bandung Paling Berdebu Kedua.
(http://www.bandung.go.id/index.php?fa=berita.detail&id=54, diakses tanggal 10 Februari 2011)
Effendy, Onong Uchana. (1981). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya
Glueck, William F., & Jauch, Lawrence R. (1989). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga
Irma, Irenemuti. 2011. “Pencemaran Udara dan Program Car Free Day”
58
Kementerian. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran udara. Jakarta
Meviana, Armely. 2007. Hari Bebas Kendaraan Bermotor (CAR FREE DAY)
2007.
(http://campaign.pelangi.or.id/?show=pages&pages_id=240&cid=5&det ail=1, diakses tanggal 29 September 2010)
Monica, Elaine.L. (2005). Management and Leadership in Nursing and
Health Care : An Experiential Approach. New York: Springer Publishing Company
Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda
Purwosuwito, Sunardi. 2005. Definisi, Prinsip Dan Istilah Desain Komunikasi
Visual. ( http://sunardipw.blogspot.com/2005/07/definisi-prinsip-dan-istilah-desain.html, diakses tanggal 19 Juli 2011)
Rimantho, Dino. 2010. Pencemaran Udara.
(http://www.docstoc.com/docs/55139955/pencemaran-udara, diakses tanggal 10 Februari 2011)
Subangkit, Edy. 2010. Memori Kolektif, Media dan Budaya.
59 Tugaswati, Tri. 2000. [pdf].
(http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermot
or%20&%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan.pdf, diakses
tanggal 2 Februari 2011)
Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Wikipedia. 2011. Komunikasi Visual.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Afrizal Hilmiawan
Alamat : DK. Sumberejo Makmur 3, Pakal
Surabaya, Jawa Timur
Kode Post : 60194
Nomor Telepon : 081221330151
Email : afrizalhilmiawan@hotmail.com
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Kelahiran : 5 April 1989
Status Marital : Belum Kawin
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Jenjang Pendidikan :
Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang
1995 - 2001 SDN 1 Cerme Kidul
2001 2004 SMPN 1 Cerme
2004 2007 SMA Muhammadiyah 1 Gresik IPA