• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DENGAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 KISARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ISI BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DENGAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 KISARAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KURIKULUM 2013 DENGAN GAYA BELAJAR

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 KISARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

YUSLIA HENDRAYANI

NIM 2122111024

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Yuslia Hendrayani, NIM 2122111024, Analisis Isi Buku Teks Bahasa

Indonesia Kurikulum 2013 dengan Gaya Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran. Skripsi. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 dengan gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan kesesuaian isi buku teks bahasa Indonesia dengan gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran. Subjek penelitian ini adalah gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buku Teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik kuesioner atau angket dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa buku teks bahasa indonesia kurikulum 2013 terbitan kementrian pendidikan dan kebudayaan tidak sesuai dengan gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 kisaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket/kuisioner yang telah disebarkan ke siswa kelas VII-5 yang berjumlah 40 orang, sebanyak 85% siswa memiliki gaya belajar visual, 12,5% siswa memiliki gaya belajar auditorial, dan 2,5% siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Sedangkan di dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut agar tercapai pembelajaran yang optimal. Seperti yang terterah dalam tabel, kesesuaian buku teks dengan gaya belajar menunjukkan hasil masing-masing 33,3% memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Dengan begitu buku tersebut masih perlu diperbaiki agar dapat menjadi sumber pelajaran yang sesuai berdasarkan gaya belajar siswa.

(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul “Analisis Isi Buku Teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 dengan Gaya Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran.” Penulisan Skripsi ini disusun

untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menerima masukan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik dari segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, rasa

hormat dan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

6. Dr. Mutsyuhito Solin, M. Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan yang

senantiasa dengan tulus mengajari penulis semasa perkuliahan.

8. Safnil, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Kisaran yang

memberikan bantuan kepada saya selama melaksanakan penelitian.

9. Apridawati Pulungan, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

SMP Negeri 6 Kisaran yang memberikan bantuan kepada penulis

selama melaksanakan penelitian.

10.Bapak/Ibu Guru serta Staf SMP Negeri 6 Kisaran yang memberikan

(8)

ii

11.Ayahanda tercinta Hendra Amperayadi dan Ibunda tersayang

Yustinah, serta Adik-adik terkasih Dewa Pratama dan Yuanda

Maulana Habibi yang telah memberikan perhatian, motivasi, doa, serta

dukungan baik moral dan material yang senantiasa diberikan dengan

tulus kepada penulis.

12.Abangda Ridwan Syahputra, S.Pd., yang telah banyak membantu dan

memotivasi penulis dalam pembuatan Skripsi ini.

13.Teman-teman kos Kak Yuyun, M.Pd., Nanda, Annazmy, Nia, dan

lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih untuk

segala motivasi dan bantuannya.

14.Teman-teman sekelas Reguler C 2012 terkhusus kepada Desi Khairani,

Dicky Syaputra, Mahdalena Lubis, Nur Rizqi Syafitri, Rika Pebriyanti,

S.Pd., Tengku Syarifah Ulfa yang telah memberikan motivasi dan

semangatnya kepada penulis.

15.Teman-teman PPLT SMP Negeri 6 Kisaran dan semua pihak yang

turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kkita semua.

Medan, Juni 2016

Penulis,

Yuslia Hendrayani

(9)

iii

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN 10 A. Kerangka Teoritis ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Sumber Data ... 27

(10)

iv

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Pengolahan Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Kesesuaian Buku Teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 dengan Gaya Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran ... 34

2. Muatan Buku Teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 yang Dapat Diadopsi Sebagai Bahan Ajar ... 35

3. Kaitan Gaya Belajar dengan Teks ... 36

B. Pertanyaan Penelitian ... 52

C. Pembahasan Penelitian ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 71

(11)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Gaya Belajar Siswa ... 29 Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Buku Teks Menurut Gaya Belajar ... 30 Tabel 4.1 Hasil Angket/Kuisioner Gaya Belajar Siswa ... 37 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Buku Teks Bahasa Indonesia Menurut Gaya

Belajar ... 39 Tabel 4.3 Kesesuaian Buku Teks Bahasa Indonesia dengan Gaya Belajar

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Buku Teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 75

LAMPIRAN 2 Hasil Gaya Belajar Siswa ... 76

LAMPIRAN 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 77

LAMPIRAN 4 Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Asahan ... 78 LAMPIRAN 5 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 79

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pendidikan memegang peranan sangat penting dalam pembangunan

sosial, budaya, dan ekonomi. Kemajuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan

pembangunan fasilitas lembaga pendidikan yang merupakan fasilitas dalam

memperlancar tujuan pendidikan. Sehingga pendidikan ditantang untuk segera

meningkatkan mutunya melalui penyesuaian buku ajar dengan kurikulum,

mengembangkan silabus, standar kompetensi, penyesuaian gaya belajar, serta

memilih metode pembelajaran yang sesuai sehingga peserta didik dapat dengan

mudah memahami materi ajarnya.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis

karakter yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan

kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan

teknologi. Pengembangan Kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Melalui pengembangan kurikulum

2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan

efektif yang sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional.

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional pasal 3 menetapkan bahwa:

(14)

2

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut maka sangat

diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada tingkat

satuan pendidikan. Kualitas yang diharapkan meliputi berbagai macam

komponen, di antaranya adalah pendidik, peserta didik, dan bahan ajar.

Tidak hanya itu, keberhasilan dalam proses pembelajaran salah satunya

adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai. Sumber belajar memiliki

peranan penting dalam hubungannya dengan penyusunan bahan ajar. Dari sumber

belajarlah, kita dapat memeroleh berbagai macam kebutuhan bahan ajar. Bahan

ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau

instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting

dalam pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dibutuhkan adalah buku teks.

Keberadaan buku teks sangat menunjang fungsi pendidikan nasional. Oleh karena

itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pelajaran yang bermakna.

Buku teks hingga kini masih dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama.

Ini terbukti hampir di berbagai institusi pendidikan, dari jenjang yang paling dasar

hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku teks sebagai bahan

ajar utamanya. Penggunaan buku teks pelajaran sebagai salah satu bahan ajar yang

utama dikarenakan dua hal: pertama, buku memuat berbagai data dan informasi

(15)

3

dipelajari. Kedua, buku sangat praktis dan dapat dibawa kemana-mana sehingga

memungkinkan siswa leluasa untuk belajar diberbagai tempat.

Buku teks diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan belajar yang

menyajikan bahan pelajaran yang bermakna. Buku teks mempunyai peranan yang

penting bagi guru dan siswa sebagai acuan bahan pembelajaran. Ketika melilih

buku teks hendaknya diperhatikan beberapa syarat kelayakan dan kualitas buku,

yaitu penyajiannya harus menarik, menantang, materinya bervariasi sehingga

siswa benar-benar termotivasi untuk memelajarinya. Semakin berkualitas suatu

buku, semakin sempurna mata pelajaran yang ditunjangnya.

Buku teks merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran di

sekolah. Dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, buku

teks memiliki peranan penting untuk menyampaikan materi pelajaran kepada para

siswa. Namun, menurut Muslich (2010:1) ada beberapa faktor yang menyebabkan

ketidaksesuaian sebuah buku teks, yaitu: (1) penyajian buku teks kurang

memperhatikan kemampuan pemahaman siswa sebagai pembaca buku. Para siswa

sebagai sasaran dianggap homogen, sehingga bahan ajar yang ada pada buku teks

tersaji tanpa memperhatikan siswa yang upper dan siswa yang lower pada

kemampuan berpikirnya; (2) desain buku teks sering tidak sesuai dengan

kurikulum pendidikan. Akibatnya dengan menggunakan buku teks, program

pendidikan yang telah dirancang dalam kurikulum tidak dapat tercapai dengan

baik; (3) konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku teks kadang ditemukan

tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan belajar siswa. Sehingga apabila hal ini

(16)

4

tidak sesuai dengan kondisi diri dan lingkungan belajarnya; dan (4) bahan ajar

yang terdapat dalam buku teks sering ditemukan bias atau ketinggalan zaman. Hal

ini diakibatkan karena waktu penyusunan buku teks dan waktu pemakaiannya

yang berselang terlalu lama. Sehingga informasi dan solusi pemecahan masalah

yang terdapat dalam buku teks sudah menjadi kadaluarsa dan bahkan tidak sesuai

lagi dengan yang sedang dihadapi oleh para siswa.

Buku teks merupakan sajian tertulis suatu pembelajaran. Oleh karena itu,

semua komponen pembelajaran layak tecermin di dalam buku teks, yaitu

hubungan buku teks dengan kurikulum; hubungan buku teks dengan tujuan

pembelajaran; hubungan buku teks dengan siswa; hubungan buku teks dengan

guru; hubungan buku teks dengan media pembelajaran; dan hubungan buku teks

dengan strategi pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, buku teks yang telah

dibuat tidak memenuhi semua komponen tersebut. Buku teks yang disajikan

cenderung kurang memperhatikan kemampuan siswa, sebab siswa sebagai sasaran

dianggap homogen (sama).

Selanjutnya, dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan

aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa,

penyajian grafik, dan tingkat keterbacaan. Apabila buku teks yang digunakan

siswa kesesuaian isi dengan kurikulumnya rendah maka kompetensi yang

diharapkan sulit tercapai. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Ahmad Sujai

dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Buku Bahasa Indonesia Kelas VII

Kurikulum 2013 Kajian Isi, Bahasa, dan Tampilan” yang kesimpulannya bahwa

(17)

5

Kebudayaan dilihat dari kesesuaian materi dengan KI/KD adalah kurang bagus,

sedangkan pada kualitas bahasa dan tampilan buku dapat dikatakan bagus.

Selain itu kemenarikan materi dalam buku teks juga menjadi penilaian dalam

kelayakan isi. Jika materi yang disajikan kurang menarik, maka siswa kurang

minat dalam mempelajari buku tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Aziz Firdaus, dkk. tentang “Analisis Kelayakan Isi Buku Teks

Bahasa Indonesia Terbitan Erlangga Kelas VII SMP/Mts” yang mengatakan

bahwa buku teks terbitan Erlangga ini memang dapat dikatakan sudah memenuhi

kelayakan isi. Namun dalam hal kemenarikan materi, buku teks terbitan Erlangga

ini tergolong kurang menarik. Buku teks ini tidak menampilkan foto atau

gambar-gambar yang menarik minat siswa.

Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki

kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan

yang baik, dan grafika yang fungsional. Menurut Yusuf Muflikh Raharjo dalam

jurnalnya yang berjudul “Kelayakan Buku Ajar Bahasa Indonesia Kelas VII

Wahana Pengetahuan” mengatakan bahwa buku bahasa Indonesia wahana

pengetahuan masih memerlukan banyak pembenahan dalam penulisan yang tidak

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan memiliki tingkat keterbacaan wacana

yang sedang. Dari hasil penelitian ditemukan sebanyak 96 data yang tidak

mencerminkan bahasa Indonesia yang baik, dengan rician 29 kesalahan dan

kekeliruan dalam hal ejaa, 5 kesalahan diksi, 33 kesalahan kata,, 22 kesalahan

kalimat, dan 7 kesalahan paragraf. Hal ini diperoleh dari pengujian kepada siswa

(18)

6

Selanjutnya, Muslimin menerangkan dalam jurnalnya yang berjudul

“Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX dengan Pendekatan

Tematik” bahwa keterbacaan buku teks pelajaran adalah kemampuan berinteraksi

penggunaan Bahasa Indonesia dalam buku teks pelajaran dengan peserta didik

sebagai pembaca. Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berkutat

pada konstrak teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan pemakaian bahasa

yang kontekstual.

Buku ajar dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik

atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka

ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Artinya, buku ini menuntut siswa

berperan aktif dalam peroses belajar mengajar yang menyebabkan siswa tidak lagi

merasa bosan, sehingga terjadi peroses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Namun pada kenyataannya, banyak masalah yang terjadi di lapangan

mengenai buku ajar bahasa indonesia kurikulum 2013. Seorang instruktur

nasional pelatihan kurikulum 2013, Aragani Mizan Zakaria (Tempo, 28 Juli 2013)

mengatakan bahwa isi materi pelajaran bahasa indonesia terlalu sederhana jika

dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang mendorong siswa membangun

cara berpikir untuk memecahkan masalah, mengelolah kelompok kerja, dan

menginisiasi penemuan baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Isi Buku Teks Kurikulum 2013 dengan Gaya

(19)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dituliskan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. buku teks yang disajikan cenderung kurang memperhatikan kemampuan

siswa;

2. materi dengan KI/KD kurang sesuai;

3. materi yang masih tergolong kurang menarik, karena tidak dilengkapi

gambar atau foto;

4. penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia diperoleh

dari hasil penelitian ditemukan sebanyak 96 data yang tidak

mencerminkan bahasa Indonesia yang baik, dengan rician 29 kesalahan

dan kekeliruan dalam hal ejaa, 5 kesalahan diksi, 33 kesalahan kata, 22

kesalahan kalimat, dan 7 kesalahan paragraf;

5. tingkat keterbacaan wacana yang sedang, hal ini diperoleh dari pengujian

kepada siswa SMP Negeri 4 Surakarta;

6. pembelajaran bahasa tidak hanya berkutat pada konstrak teori bahasa; dan

7. isi materi pelajaran bahasa indonesia terlalu sederhana.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan

untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan terperinci serta dapat

dipertanggungjawabkan. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka

(20)

8

memperhatikan kemampuan siswa. Dalam hal ini penelitian dikhususkan pada

analisis isi buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 dengan gaya belajar siswa

kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran.

D. Rumusan Masalah

Penelitian dapat dilaksanakan dengan baik apabila perumusan masalahnya

jelas. Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah isi buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 sesuai dengan

gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran?

2. Seberapa banyak teks dari buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013

yang dapat diadopsi sebagai bahan ajar yang sesuai dengan gaya belajar

siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran?

3. Bagaimana kaitan gaya belajar dengan teks?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentunyya mempunyai tujuan yang akan

memberi arah dalam melaksanakan penelitian agar berjalan lebih efektif dan

efisien. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui kesesuaian isi buku teks bahasa Indonesia kurikulum

2013 dengan gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran;

2. untuk mengetahui banyaknya teks dari buku teks bahasa Indonesia

kurikulum 2013 yang dapat diadopsi sebagai bahan ajar yang sesuai

(21)

9

3. untuk mengetahui kaitan gaya belajar dengan teks.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian bukan sekedar mencapai tujuan yang telah ditentukan, tetapi juga

memberikan suatu manfaat. Dengan demikian, peneliti mengharapkan dari hasil

penelitian ini sebagai berikut:

1. sebagai sumber informasi bagi lembaga pendidikan;

2. sebagai bahan pedoman atau bahan masukan bagi peneliti sebagai calon

guru yang kelak akan mengajarkan mata pelajaran bahasa indonesia;

3. sebagai bahan masukan dan perbandingan yang berminat mengadakan

(22)

69 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sumber belajar memiliki peranan penting dalam hubungannya dengan

penyusunan bahan ajar. Dari sumber belajarlah, kita dapat memeroleh berbagai

macam kebutuhan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting

dalam pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dibutuhkan adalah buku teks.

Keberadaan buku teks sangat menunjang fungsi pendidikan nasional. Oleh karena

itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pelajaran yang bermakna yang sesuai

dengan kemampuan siswa.

Kesesuaian buku teks Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Terbitan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan dengan gaya belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6

Kisaran dapat dikatakan tidak sesuai. Hal ini dapat dilihat dari hasil

angket/kuisioner yang telah disebarkan ke siswa kelas VII-5 yang berjumlah 40

orang, sebanyak 85% siswa memiliki gaya belajar visual, 12,5% siswa memiliki

gaya belajar auditorial, dan 2,5% siswa memiliki gaya belajar kinestetik.

Sedangkan di dalam buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 yang diterbitkan

oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mengkombinasikan ketiga

(23)

70

terterah dalam tabel, kesesuaian buku teks dengan gaya belajar menunjukkan hasil

masing-masing 33,3% memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

Buku teks bahasa Indonesia ini memiliki 8 bab, masing-masing bab memiliki

2 subtema, dan masing-masing subtema memiliki 3 kegiatan, selanjutnya dari

setiap kegiatan memiliki 3 tugas yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Dari

setiap kegiatan-kegiatan tersebutlah dapat diketahui gaya belajar yang terdapat di

dalam buku teks Bahasa Indonesia. Dari data yang diperoleh ada 45 kegiatan yang

harus dilakukan oleh siswa. Sebanyak 15 kegiatan menggunakan gaya belajar

visual, 15 kegiatan menggunakan gaya belajar auditorial, dan 15 kegiatan sisanya

menggunakan gaya belajar kinestetik, yang semuanya harus dikombinasikan.

Selanjutnya, sebanyak 24 teks dari buku teks bahasa Indonesia kurikulum

2013 yang dapat diadopsi sebagai bahan ajar yang sesuai dengan gaya belajar

siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kisaran. Dari data yang diperoleh menunjukkan

bahwa di dalam buku teks bahasa Indonesia terdapat 36 teks. Teks yang sesuai

dengan gaya belajar visual sebanyak 24 teks, selanjutnya teks yang sesuai dengan

gaya belajar auditorial sebanyak 10 teks, dan teks yang sesuai dengan gaya belajar

kinestetik sebanyak 2 teks. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, siswa kelas

VII SMP Negeri 6 Kisaran rata-rata memiliki gaya belajar visual. Jadi teks yang

dapat diadopsi sebagai bahan ajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa sebanyak

24 teks.

Gaya belajar dan teks saling berkaitan. Sebab, gaya belajar adalah gaya

(24)

71

informasi. Sedangkan, teks memiliki struktur berpikir yang lengkap dan

berbeda-beda. Jadi, setiap gaya belajar memiliki jenis teks yang berberbeda-beda.

Seperti pada gaya belajar visual, teks yang sesuai adalah teks yang

dilengkapi dengan ilustrasi, seperti gambar, foto, grafik, peta dan sebagainya; teks

juga bersifat holistik; teks dilengkapi dengan pertanyaan yang membutuhkan

jawaban singkat; dan teks yang mengajak siswa untuk mendemonstrasikan hasil

kerja. Sedangkan gaya belajar auditorial, teks yang sesuai adalah teks yang

dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan diskusi; teks yang mengajak siswa untuk

menjelaskan secara lisan hasil kerjanya (Pidato); terdapat instruksi untuk

membacakan teks dengan keras; dan mengajak untuk membandingkan apa yang

ada di teks dengan diri sendiri. Selanjutnya, gaya belajar kinestetik juga memiliki

jenis teks yang berbeda. Teks yang sesuai adalah teks yang dilengkapi dengan

kegiatan-kegiatan praktik; teks berhubungan dengan pengalaman yang pernah

dialami siswa; teks dilengkapi dengan kata-kata yang mengandung aksi; dan teks

mengajak observasi lapangan secara langsung.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa

saran, yaitu:

1. agar buku teks bahasa Indonesia kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tidak mengkombinasikan semua

gaya belajar. Sebab, tidak semua siswa mampu mengikuti atau memahami

(25)

72

2. untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, melalui buku teks bahasa

Indonesia kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan, diharapkan guru dapat memperhatikan gaya belajar

(26)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditarma.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Crowther, Jonathan. 1995. Oxfford Advanced Learnner’s Dictionary. Newyork: Oxford University Press.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Deporter, Bobbi dan Mike Henarcky. 2013. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.

Djamara dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Echlos, Jhon dan Hassan Sadhily. 2006. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Krippendorff, Klaus. 1993. Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kuurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(27)

74

Muslich, Masnur. 2010. Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muslimin. 2011. Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX dengan Pendekatan Tematik. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya. No. 1 Vol. 2-September 2011. ISSN 2088-6020.

Permen Diknas nomor 11 tahun 2005.

Prashnig, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa.

Raharjo, Yusuf Muflikh. 2014. Kelayakan Buku Ajar Bahasa Indonesia Kelas VII Wahana Pengatahuan. Jurnal Penelitian. Jurusan Pendidikn Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ruhimat, Toto. dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sari, Ariesta Kartika. 2014. Analisis Karakteristik Gaya Belajar Vak (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan Informatika Angkatan 2014. Jurnal Ilmiah Edutic /Vol.1, No.1, Nopember 2014 ISSN 2407-4489.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuallitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/28/079500368/Guru-Minta-Buku-Ajar-Kurikulum-2013-Diperbaiki (Diakses pada Januari 2016)

http://tulismenulis.com/analisis-buku-siswa-bahasa-indonesia-kelas-vii-kurikulum-2013-kajian-isi-bahasa-dan-tampilan/ (Diakses pada Januari 2016)

http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf (Diakses pada Januari 2016)

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Gaya Belajar Siswa ...................................................
gambar yang menarik minat siswa.
gambar atau foto;

Referensi

Dokumen terkait

The aims of this research are to examine the applied strategies for translations of pure idioms in Rumah Kaca which are translated in House of Glass , and to classify the

Result showed that the termites belong to 3 families (Kalotermitidae, Rhinotermitidae and Termitidae, 7 subfamilies (Coptotermitinae Heterotermitinae Kalotermitinae

(KSL’s sister property, the Deseret News, has a more typical audience of about 2.5 million unique users and 30 million page views; the website of a com- peting newspaper, the Salt

Pengembangan sistem penyediaan air minum tahap pertama ini diarahkan pada kawasan strategis menurut RTRW Kota Salatiga Tahun 2010 – 2030 yaitu kawasan pendidikan tinggi

[r]

Berdasarkan pembahasan, ternyata faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi secara nyata, hal ini disebabkan karena faktor pribadi dari tenaga penjual lebih besar pengaruhnya

akan menempatkan box tersebut pada wadah yang sesuai.  Sebuah catatan (record) yang berisi wadah tujuan dari setiap Sebuah catatan (record) yang berisi wadah tujuan

Kadar protein pada produk snack bar tepung pisang kepok lebih tinggi dari hasil penelitian Putri (2019) yang hanya sekitar 3,41%, kandungan protein pada tepung