CERITA RAKYAT
LAE UNE
DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
(KAJIAN RESEPSI SASTRA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh
HIMEN TRIGEN BERUTU
NIM 2122210003
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Lembar Persetujuan Skripsi
CERITA RAKYAT
LAE UNE
DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
(KAJIAN RESEPSI SASTRA)
Disusun oleh :
HIMEN TRIGEN BERUTU
NIM 2122210003
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Skripsi ini Sudah Diperiksa dan Layak untuk Diujikan pada
Sidang Meja Hijau
Medan, Juli 2016
Dosen Pembimbing Skripsi,
Drs. Syamsul Arif, M.Pd.
Lembar Persetujuan Skripsi
CERITA RAKYAT
LAE UNE
DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
(KAJIAN RESEPSI SASTRA)
Diajukan Untuk Persyaratan Sidang Meja Hijau
Oleh
HIMEN TRIGEN BERUTU
NIM 2122210003
Medan, Juli 2016
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing Skripsi Ketua Prodi Sastra Indonesia
Drs. Syamsul Arif, M.Pd Dr. Wisman Hadi, S.Pd.
NIP 19591124 198601 1 002 NIP 19780201 200312 1 003
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Himen Trigen Berutu. Nim. 2122210003. Cerita Rakyat Lae Une Di Kabupaten
Pakpak Bharat (Kajian Resepsi Sastra). Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat desa Kecupak terhadap Cerita Rakyat Lae Une yang dikabarkan menyimpan kejadian mistis. Selain
itu ingin mengetahui sejauh mana peran cerita rakyat Pakpak Lae Une dalam
menimbulkan masalah sosial di Desa Kecupak I. Pada penelitian ini tanggapan langsung dari masyarakat Desa Kecupak I sebagai sumber data, dan datanya adalah kata-kata atau tanggapan masyarakat itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi data. Untuk mengelola data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu merupakan teknik pemecahan masalah yang diteliti dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian.
Dari hasil perolehan data ditemukan persepsi masyarakat Desa Kecupak I terhadap cerita Lae Une yang menyimpan kejadian mistis. Dari data yang didapat bahwa Lae Une sampai sekarang masih mengandung mistis yang sangat kuat. Banyak
kejadian-kejadian aneh yang terjadi diluar pikiran manusia. Cerita rakyat Lae Une berpotensi
dalam meningkatkan permasalahan sosial yang ada di Desa Kecupak I, khususnya masyarakat dan wisatwan jadi takut mendatangi air terjun Lae Une ini karena sering
memakan korban.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “CERITA RAKYAT LAE UNE DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT :
KAJIAN RESEPSI SASTRA”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi
4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, S.Pd., M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia dan Dosen Pengarah
6. Dra. Inayah Hanum, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik. 7. Drs. H. Sigalingging,M.Pd., Dosen Pengarah
8. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
iii
10. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Hiras Berutu dan Ibu Binem Marintan Sihombing yang senantiasa mendukung dan menyemangati. Abang Pengki
Berutu, Kakak Erna Berutu, Abangda Tarzan Berutu, abang Ipar Jhon Patar Napitu, Kakak Ipar Sutianna br Siahaan, kakak ipar Relisma br Hutasoit dan juga abangda Markun Berutu yang selalu memberi motivasi dalam
menyelesaikan tugas Skripsi
11. Gadis yang selalu dihati, Ros Melati Simanullang, pemberi semangat.
12. Teman-teman Nondik 2012 yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada penulis, Romiuli Padang, Dosmandiri Berutu, Riana Sitanggang,
Wemmy Sihombing, Hermanto Manik, Sudiati Marbun, Simon Hutagalung, Willy Pasaribu, Lamtiur Simaremare, Novita, Zakaria, Mariatun, Nuni, Ayu. 13. Tidak lupa juga buat teman-teman BRCM (Blade Rider Club Medan) saudara
Firza, Dian, om Tio, Robin, Yudhi, Abdy, Aldy, Hermanto, Simon, Teguh, Joe JTR, Janrivai, Michael yang selalu memberi semangat dan motivasi.
14. Semua pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi pembacanya.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
iv
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis... 7
1. Hakikat Foklor... 7
a. Pengertian Foklor ... 7
b. Ciri-ciri Foklor ... 8
c. Mamfaat Penelitian Foklor Indonesia ... 9
d. Bentuk-bentuk Foklor Indonesia ... 10
2. Hakikat Cerita Rakyat ... 12
3. Sejarah Kabupaten Pakpak Bharat ... 15
v
5. Teori Resepsi Sastra ... 19
6. Desa Kecupak Satu, kec. Pergetteng-getteng Sengkut ... 26
B. Pertanyaan Penelitian ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Metodologi Penelitian ... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
C. Sumber Data ... 31
D. Kriteria Responden ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G.Teknik Analisi Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I Terhadap Cerita Rakyat Lae Une ... 40
2. Pengaruh Cerita Rakyat Lae Une terhadap masyarakat di Desa Kecupak I ... 46
B. Pembahasan ... 41
1. Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I Terhadap Cerita Rakyat Lae Une . ... 52
2. Pengaruh Cerita Rakyat Lae Une terhadap masyarakat di Desa Kecupak I ... 56
vi
A. Simpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 65
A. Daftar Pertanyaan Informan ... 65
B. Data Wawancara ... 66
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28
Tabel 4.1 Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I Terhadap Cerita Rakyat
Lae Une ... 41
Tabel 4.2 Pengaruh Cerita Rakyat Lae Une terhadap masyarakat Desa
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Daftar Pertanyaan Informan ... 65
Lampiran B. Data Wawancara ... 66
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan suatu kegiatan mengekspresikan diri yang diwujudkan
dalam bentuk karya yaitu yang disebut karya sastra. Sastra boleh juga disebut
karya seni karena didalamnya mengandung keindahan atau estetika. Sedangkan
ilmu sastra adalah ilmu yang menyelediki karya sastra secara ilmiah atau bisa
disebut bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala
sastra. Dalam ilmu satra terdapat disiplin ilmu yaitu teori sastra, sejarah sastra dan
kritik sastra. Tiga disiplin ilmu tersebut merupakan merupakan pilar utama yang
tidak dapat dipisahkan dalam ilmu sastra. Ketiga bidang tersebut saling
membutuhkan dan saling melengkapi untuk menggali kedalaman sastra. Seperti
halnya Kritik sastra yang memiliki peran besar dalam perkembangan teori sastra
dan salah satu teori tersebut adalah resepsi sastra.
Pada kenyataannya telah berkembang sastra-sastra daerah: Aceh, Batak,
Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Toraja, Lombok, dan sebagainya. Dalam konteks
wilayah pertumbuhan dan perkembangannya secara nasional, berbagai sastra
daerah itu dapat disebut juga sastra Indonesia dengan pengertian sastra milik
bangsa Indonesia (Yudiono, 2007:11).
Sastra lisan pada hakikatnya adalah tradisi yang dimiliki oleh sekelompok
masyarakat tertentu. Keberadaannya diakui, bahkan sangat dekat dengan
2
seringkali mengungkapkan keadaan sosial budaya masyarakat. Biasanya sastra
lisan berisi berupa gambaran latar sosial, budaya, serta sistem kepercayaan.
Istilah sastra lisan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris,
yakni oral literature. Ada juga yang menyatakan bahwa istilah itu berasal dari
bahasa Belanda, yaitu orale letterkunde. Sastra lisan oral literature adalah
berbagai bentuk sastra yang dikemukakan secara lisan (Ratna,2011:102).
Sastra lisan Pakpak penyebarannya secara lisan dan hanya berdasarkan
daya ingat penuturnya. Sehingga tidak mustahil sangat mudah mengalami
perubahan dan penyimpangan dari bentuknya yang asli. Selain itu, orang tua yang
menguasai sastra lisan pakpak jumlahnya semakin kecil. Keadaan ini
mempercepat punahnya sastra lisan yang asli dan terjadilah kesalahan penafsiran
pada kalangan masyarakat era baru terhadap sastra lisan pakpak. suku Pakpak
merupakan suatu kelompok masyarakat yang terdapat di Sumatera Utara. Secara
tradisional wilayah komunitasnya disebut tanoh Pakpak. Tanoh Pakkpak terdiri
atas lima sub wilayah yakni: Simsim, Keppas , Pegagan ( Kab. Dairi ), Kelasen (
Kec.parlilitan Tapteng, kec. Manduamas tapteng) dan boang ( aceh singkil).
Masyarakat asli pakpak Bharat disebut juga dengan suku Pakpak ( lister Berutu,
2007:1).
Sebagai hasil kesenian lama yang berbentuk lisan, cerita rakyat berkaitan
erat dengan masyarakat pendukungnya dan mereka mendokumentasikan
nilai-nilai penting untuk dijadikan pedoman hidup. Pada kalangan masyarakat Pakpak,
sama halnya dengan suku-suku bangsa yang ada di Indonesia, relatif masih
3
yang ideal yang terwariskan dari nenek moyangnya. Oleh karena itu, cerita rakyat
menjadi salah satu media penting bagi masyarakat pendukungnya untuk mendidik
generasi-generasi berikutnya dengan menanamkan nilai-nilai moral yang
terkandung dalam cerita rakyat tersebut.
Air terjun Lae Une merupakan salah satu objek wisata yang ada di
Kabupaten Pakpak Bharat. Dalam cerita Lae Une yang mengisahkan kejadian
mistis yang sampai sekarang meresahkan masyarakat sekitar. Bermula pada
zaman dahulu sepasang suami istri sudah lama berumah tangga namun belum
memiliki keturunan. Mereka berniat untuk menyampaikan permohonannya
kepada penunggu Lae Une yaitu Siumang. Setelah Mereka dan Siumang bertemu,
Siumang menerima permohonan mereka dengan persyaratan bahwa setelah anak
itu Lahir mereka akan memberikan Siumang berupa sesajen yaitu manuk mbettar,
itak dan sada Minak namun setalah anak itu lahir. Mereka mengabaikan
perjanjian tersebut. Karena kelalai mereka, Siumang sangat marah dan mengambil
kembali bayi yang diberikannya tersebut. Setelah kejadian ini terciptalah nama air
terjun ini menjadi Lae Une. Sampai saat ini banyak kejadian-kejadian aneh yang
terjadi diluar akal sehat manusia. Banyaknya kejadian-kejadian mistis di air terjun
ini menimbulkan ragam persepsi masyarakat tentang Lae Une ini. Masyarakat
sekitar meyakini bahwa Penunggu Lae Une ini rutin memakan korban tiap
tahunnya, dan sering terdengar suara sayup-sayup tangisan bayi diarea air terjun
tersebut. Inilah yang selalu meresahkan masyarakat, karena sudah banyak yang
menjadi korban Lae Une ini baik masyarakat sekitar maupun masyarakat
4
ini. Sesuai perkembangan zaman, cerita ini hampir hilang, jarang masyakat
mengetahui asal mula dari cerita ini menuturkan kembali terhadap orang lain.
Sehingga masyarakat banyak tidak mengetahui makna dan cerita lae une ini.
Seperti halnya cerita legenda ataupun mitos, cerita Lae une ini menimbulkan pro
dan kontra bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya cerita tersebut masyarakat
mengambil persepsi masing-masing sebagai contoh ada yang menerima dan ada
juga yang menolak cerita Lae Une tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul
dalam sudut pandang masyarakat tentang cerita rakyat Lae Une adalah sebagai
berikut:
1. Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I terhadap cerita rakyat Lae Une
yang menyimpan kejadian mistis.
2. Pengaruh cerita rakyat Lae Une terhadap masyarakat Desa Kecupak
Satu.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar kajian penelitian ini lebih terfokus
dan mendalam, maka perlu ada pembatasan masalah. Karena itu, penelitian ini
difokuskan pada Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I, Kec. Pargetteng-getteng
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Desa Kecupak I terhadap cerita
rakyat Lae Une yang menyimpan kejadian mistis?
2. Bagaimana pengaruh cerita rakyat Lae Une terhadapat masyarakat di
desa kecupak I?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah Persepsi masyarakat Desa Kecupak
I terhadap cerita rakayat Lae Une yang menyimpan kejadian mistis.
2. Untuk mengetahui pengaruh cerita rakyat Lae Une terhadap
masyarakat di desa Kecupak I.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, hasil penelitian ini sangat
bermanfaat bagi kelanjutan penulisan-penulisan karya ilmiah dalam sastra yang
membahas mengenai cerita rakyat.
1. Memberi masukan untuk memperkaya ilmu kesusastraan khususnya
6
2. Memberi masukan untuk memperkaya kajian tentang ilmu Sastra
khususnya Resepsi Sastra.
3. Sebagai bahan pengembangan dan pendalaman terhadap cerita rakyat
Lae Une.
Manfaat Praktis
1. Bagi pembaca dan penikmat sastra
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru dan
pemahaman yang mendalam tentang salah satu objek wisata Lae Une di
Pakpak Barat yang memeiliki legenda dan mitos, yang sampai sekarang
masih dipercaya oleh masyarakat di Pakpak Barat.
2. Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
pertimbangan bagi para Mahasiswa untuk membentuk gagasan baru yang
lebih kreatif dimasa yang akan datang demi kemajuan diri Mahasiswa
dan jurusan.
3. Bagi Pendidikan.
Penelitian mengenai Legenda Lae Une ini dapat memberi referensi
atau masukan bagi Guru-guru Bahasa Indonesia khususnya dalam bidang
Sastra untuk menjadikan materi Alternatif saat mengajar mengenai cerita
59 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Terdapat persepsi (tanggapan) masyarakat terhadap cerita Lae Une diakui oleh
seluruh informan yang menerima dan percaya bahwa cerita rakyat Lae une
menyimpan kejadian mistis. Masyarakat mempercayai bahwa Lae Une ini
memiliki penunggu yang disebut Umang yaitu setan yang menyerupai
manusia. Masyarakat juga percaya bahwa wujud Umung ini seperti lelaki tua
namun postur tubuh yang pendek sekitar 1 Meter, berambut putih panjang dan
memiliki kaki yang terbalik, berebeda dari kaki manusia biasa. penunggu Lae
Une sering memakan korban. korban Lae Une ini bukan hanya pendatang
namun kebanyakan orang sekitar. Korban yang paling diingat oleh masyarakat
yaitu seperti tentara yang hanyut, wanita yang hamil dibawa oleh arus Lae Une
dan seorang Mahasiswa yang hanyut ketika mereka berenang dengan tidak
mengenakan baju dalam arti telanjang.
2) Cerita rakyat Pakpak Lae Une berpeluang besar dalam menimbulkan
permasalahan sosial di Desa Kecupak I. Yaitu anggapan bahwa seberapa
meresahkan cerita rakyat Lae Une ini terhadap masyarakat Desa Kecupak I dan
pengalaman yang pernah di alami atau di dengar. Adapun sembilan (9)
responden mengatakan meresahkan karena kebanyakan orang yang menjadi
korban adalah masyarakat Kecupak I dan dampak yang ditimbulkan adalah
membuat masyarakat sekitar dan pengunjung menjadi takut untuk mandi. Dan
60
orang yang berkunjung tidak ada niat jahat dan buruk maka tidak akan terjadi
apapun pada mereka.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang persepsi masyarakat Pakpak
terhadap cerita rakyat pakpak lae Une yang berada di Desa Kecupak. Kemudian
diperoleh data-data serta informasi sesuai dengan yang dibutuhkan dalam tujuan
penelitian, maka beranjak dari hasil yang diperoleh tersebut.
Dalam hal ini peneliti mencoba memberi suatu gambaran berupa saran
yang mudah-mudahan dapat berguna bagi perkembangan pemikiran demi
lancarnya suatu proses persatuan dan kesatuan bangsa. Khususnya hubungan
antara warga Desa yang menjadi satu diantara kekayaan ciri khas bangsa
indonesia. Maka akan dikemukakan beberapa saran yaitu :
1). Bagi masyarakat Desa Kecupak I
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar atau sebuah warisan yang di berikan serta diajarkan oleh
nenek moyang kita. Baik itu berbentuk adat istiadat seperti upacara adat, tarian
adat, kepercayaan adat dan tradisi. Maka dari itu, ada baiknya jika kita sebagai
pewaris dari kebudayaan tersebut untuk mempertahankan dan melestarikan
61
bertentangan dengan ajaran Agama yang kita anut. Yang terpenting adalah
bagaimana kita menyikapi kebudayaan itu.
2). Bagi Orang tua di Tanah Pakpak
Orang tua dalam hal ini sebagai perantara orang terdahulunya dalam
penyebaran cerita Lae Une sebaiknya meminimalisir cerita-cerita yang berupaya
menakut-nakuti seseorang dan dapat merubah tanggapan anak-anaknya terhadap
cerita Lae Une dengan menambah memperkuat iman dengan ajaran-ajaran Agama
masing-masing agar tidak timbul ketakutan yang dapat berdampak pada psikologi
anak-anaknya.
3). Bagi generasi Bangsa yaitu pemuda
Sebagai generasi bangsa sebaiknya pemuda sekitar maupun yang ingin
berkunjung ketempat wisata hendaknya bertutur sopan dengan tidak
mengeluarkan kata-kata kotor dan berpakain yang sopan tempatkan pada
tempatnya. Pemuda dalam hal ini adalah sebagai pemuda yang menjadi contoh.
dan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung. Oleh sebab itu pemerintah
62
mendukung objek wisata guna untuk mengembangkan pendapatan masyarakat
sekitar maupun negara.
5). Peneliti dan Insan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan
pembaca serta melatih kepekaan sosial terhadap dinamika kehidupan manusia dan
problematika sosial yang terjadi di sekitar, sehingga persoalan persepsi terhadap
cerita rakyat Lae Une dapat dipahami dan dimengerti. Dan penelitian ini juga
bermanfaat bagi peneliti lainnya sebagai sumber referensi guna untuk keperluan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Imran. T. 1991. Resepsi Sastra: Teori dan Penerapannya. Dalam
Jurnal Online Budaya, Sastra, dan Bahasa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Vol. 1, No. 2
Angraini, Irene. 2013. Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pesan Mistis
Dalam Program Acara Dua Dunia di Trans 7. Vol. 1, No. 1
Apriyani, I. 2008. Legenda Kawah Sikidang Dan Funsinya Bagi masyarakat di
Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo: Tinjauan Resepsi Sastra.
Hal : 1- 40.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Danandjaja, James. 1984. Folklore Indonesian: Ilmu gosip, Dongeng, dan
lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers
Emzir & Rohman, Saifur. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Rajawali
Pers
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Sastra: Hakikat, Metodologi dan Teori.
Yogyakarta: Layar Kata
Hilal, Al. 2013. Persepsi Masyarakat di Kelurahan Tanjung Batu, Kabupaten
Ogau Ilir Tentang pendidikan.
Hotomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Jawa Timur
Junus, Umar. 1985. Resepsi sastra . Jakarta. Gramedia
Padmopuspito, Asia. Teori Resepsi dan Penerapannya. Hal : 73-81
Purba, Antilan.2001. Pengantar Ilmu Sastra. Medan : Usu Press
Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Hannindita
graha widya
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suhaimi. 2014. Struktural dan Fungsi cerita Rakyat Pak Alui Sastra Lisan
Syahputra, Boy Surbakti. 2015. Persepsi Masyarakat Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Terhadap Cerita Rakyat karo Begu Ganjangn Kajian Resepsi Sastra. Hal :1-11.
Yudiono. 2007. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo
Yulianto, B. & Ahmadi, A. 2010. Cerita Rakyat Di Pulau Mandangin: Kajian
Struktural Antropologi Claude Levi Straus. Dalam Jurnal Online Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Volume. 2
Wellek, Rene & Warren, Aus