MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN GUIDED INQUIRY PADA POKOK
B AHASAN STRUK TUR AT OM
Oleh: Agus Muliaman NIM 4113131001
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Agus Muliaman dilahirkan di Peureulak pada tanggal 16 Agustus 1993. Ibu
bernama Muliyani (Alm) dan Ayah bernama Usman Ahmad dan merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah di SD Negeri
2 Karang Baru dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 1 Karang Baru dan lulus pada tahun 2008. Penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Karang Baru pada tahun 2008 dan lulus
pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Jurusan Kimia pada
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur tertulis SNMPTN. Selama kuliah
iii
iii
Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry
Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Agus Muliaman (NIM 4113131001)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajarkan dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model Guided Inquiry (GI) dan peningkatan ranah kognitif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu X MIPA-1 dan sebagai eksperimen 1 dan X MIPA 9 sebagai eksperimen 2. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda berjumlah 30 soal yang telah teruji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, distraktor, serta reliabilitas. Harga r11 yang diperoleh 0,892 dan harga rtabel = 0,312. reliabilitas dikatakan reliabel dikarenakan rhitung> rtabel. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan menggunakan model Guided Inquiry. Setelah dilakukan pretest dan posttest dan pengolahan data maka diperoleh χ2Hitung pre-test 0,380 dan χ sehingga data homogen. Gain hasil belajar di kelas eksperimen 1 0,7756 (75,56 %), gain hasil belajar di kelas eksperimen 2 0,5640 (56,40 %). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh harga sign < α yaitu 0,00 < 0,05 dengan taraf signifikansi (α = 0,05) sehingga Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajarkan dengan model Contextual Teaching and Learning dan model Guided Inquiry. Selain itu, diperoleh juga peningkatan ranah kognitif siswa di kelas eksperimen 1 yaitu pada tingkat pengetahuan (C1) 54,17%, pemahaman (C2) 78,85%, penerapan (C3) 75,62%, dan analisis (C4) 77,22% dan di kelas eksperimen 2 yaitu pada tingkat pengetahuan (C1) 51,67%, pemahaman (C2) 47,93%, penerapan (C3) 49,58%, dan analisis (C4) 65,05%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan
dengan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning Dan Guided
Inquiry pada Pokok Bahasan Struktur Atom “ disusun untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra.
Gulmah Sugiharti, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak ilmu dan saran untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak . Drs. Pasar Maulim Siltonga, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed yang
telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan banyak
memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan
terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Ayi
darmana M.Si dan Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan selaku dosen penguji
yang telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi
skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah Bapak
Sajali Surbakti, M.Pd dan ibu Sri Suharti,M.Pd selaku guru di SMA N 12 Medan.
Teristimewa lagi penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orangtua
tercinta yang luar biasa, Ayahanda Usman Ahmad dan Ibunda Alm. Muliyani,S.P
terimakasih untuk jerih payahnya selama ini karena telah menjadi orangtua terbaik
yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada adik Desi
Usmayani yang telah memberikan semangat dan dukungan demi terselesaikannya
studi penulis. Tak lupa untuk teman-teman yang selalu ada, Dimas Ridho, Kristedi
Barus, Idaman Hosea Damanik, Fenny Naibaho, Lenni Manik, Maristella. Terima
v
v
Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan kelas Kimia Dik A 2011,
terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi, dukungan, motivasi serta
doanya selama penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal
mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan
memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.
Medan,Januari 2016
Penulis
Agus Muliaman
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Belajar dan Hasil Belajar 7
2.2. Model Pembelajaran 8
2.3. Struktur Atom 17
2.4. Kerangka Konseptual 29
2.5. Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2. Populasi dan Sampel 32
vii
3.4. Instrumen Penelitian 34
3.5. Tehnik Pengumpulan Data 37
3.6. Tehnik Analisis Data 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43
4.1. Hasil Penelitian 43
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 43
4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 45
4.2.1 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 45
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar 46
4.2.3 Uji Normalitas Data 47
4.2.4 Uji Homogeniats Data 48
4.2.5 Uji Hipotesis 49
4.2.6 Analisis Ranah Kognitif 49
4.3 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53
5.1 Kesimpulan 53
5.2 Saran 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5 Model Atom Dalton 18
Gambar 2.5 Model Atom Thomson 18
Gambar 2.5 Model Atom Rutherford 19
Gambar 2.5 Model Atom Niel bohr 20
Gambar 2.5 Model Atom modern 21
Gambar 3.1 Flow Chart Prosedur Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel
Gambar 4.2 Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel
Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 1
Gambar 4.3 Persen Gain Ranah Kognitif Eks 2
37
45
46
50
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 29
Tabel 3.2 Non Factorial Expermental Design 31
Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test
Tabel 4.2 Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test dan Gain
Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis
38
47
48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 56
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 58
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 78
Lampiran 4. Instrumen Tes 106
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes 113
Lampiran 6. LKS 114
Lampiran 7. Kunci LKS
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Test Valid
Lampiran 9 Instrumen Test Valid
Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Test Valid
Lampiran 11 Tabel Validasi
Lampiran 12 Perhitungan Validasi
Lampiran 13 Tabel Reliabel
Lampiran 14 Perhitungan Reliabel
Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes
Lampiran 18 Tabel Distruktor
Lampiran 19 Perhitungan Distruktor
Lampiran 20 Rekapulasi Analisis Instrumen
Lampiran 21 Tabulasi Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2
Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas
Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 24 Pengujian Hipotesis
Lampiran 25 Data Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 27 Tabel Analisis Ranah Kognitif
Lampiran 28 Tabel nilai r-Product Moment
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan
(Trianto, 2009:1).
Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data The
Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia,
memaparkan jika Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan
nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan
kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71 (Lestarini
A H, 2014:1).
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.
Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan
proses berfikirnya. Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata
yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya (Suyanti, 2010, 6).
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru juga mengakibatkan siswa
sulit memahami konsep sains yang bersifat abstrak dan rendahnya kemampuan
siswa dalam menghubungkan konsep atau materi pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, siswa juga sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam
2
bermakna sehingga cenderung jenuh dan bosan. Hal ini berpengaruh besar
terhadap prestasi belajar rendah (Fitriya N, 2013:78).
Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program
Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 2 Perbaungan, nilai tugas harian
siswa masih rendah pada pokok bahasan Hakikat Ilmu Kimia dengan nilai
rata-rata 73, Struktur Atom 75 dan Ikatan Kimia 70 padahal nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang harus dipenuhi siswa adalah 75. Sementara itu pada nilai
Ujian Tengah Semester (UTS) diperoleh nilai terendah siswa yaitu 38, tertinggi
100 dan nilai rata-rata 72,87. Sehinga dari nilai UTS tersebut hanya beberapa nilai
siswa yang memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini dikarenakan sebagian besar proses
belajar di SMA Negeri 2 Perbaungan masih menggunakan model pembelajaran
teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada guru, sehingga siswa
tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Sifat dari
metode pembelajaran tersebut adalah satu arah yaitu dari guru ke siswa yang
menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar.
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak
menggunakan konsep. Salah satunya adalah materi Struktur Atom. Struktur Atom
merupakan salah satu konsep ilmu kimia yang cukup syarat dan sulit dipahami
siswa, karena disamping mereka harus bisa mengingat teori –teori atom juga harus
bisa menngenal gambar dari struktur atom dan dapat penulisan lambang atom,
unsur penyusun atom dan juga konfigurasi elektron (Hidayatullah S, 2010:20).
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan penggunaan model
pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi Struktur
Atom. Penggunaan model yang tepat bisa melibatkan siswa aktif untuk berpikir
dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan dan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Salah satu model yang dapat
digunakan sebagai solusi dalam pembelajaran Struktur Atom adalah model
Contextual Teaching and Learning dan model Guided Inquiry. Materi Struktur
Atom terdiri banyak konsep yang dapat dipelajari dengan model Contextual
Teaching and Learning yang berbasis konseptual. Materi Struktur Atom juga
3
Contexual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi yang membantu
guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga
kerja (Trianto, 2009:104). Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdayana
J, 2014:31). Kedua model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran kimia, terutama dalam pembelajaran Struktur
Atom.
Adapun penelitian sehubungan dengan Contexual Teaching Learning (CTL)
yaitu berdasarkan hasil penelitian Rahmah S M (2014:iii), menunjukkan bahwa
penerapan model CTL dengan media weblog menunjukkan peningkatan hasil
belajar dengan nilai rata-rata 77,80 sedangkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional memiliki nilai rata-rata 67,0, sehingga hasil belajar kimia dengan
menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL) meningkat sebesar
10,8.
Pembelajaran Guided Inquiry sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Nasution
N (2014:iii), penerapan model Guided Inquiry menunjukkan persen peningkatan
hasil belajar sebesar 73%, sedangkan kelas kontrol menunjukkan persen
peningkatan hasil belajar sebesar 68%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan
hasil belajar sebesar 5%.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui perbandinagn hasil belajar kimia dengan menggunakan Contextual
Teaching and Learning (CTL)dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur
Atom. Adapun judul penelitian ini adalah : “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa
4
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang diidentifikasi antara lain:
a. Tingkat mutu pendidikan masih rendah
b. Model pembelajaran yang kurang bervariasi
c. Hasil belajar siswa masih rendah
d. Materi Struktur Atom bersifat teoritis atau konsep sehingga siswa sulit
untuk memahami materi tersebut.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning
dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?
2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning
dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?
3. Berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dan
Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom?
4. Ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan dari hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual
Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur
Atom?
1.4. Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini,
serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 12
5
2. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Struktur Atom
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi nilai dari peningkatan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual
Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur
Atom
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom
3. Untuk mengetahui berapakah persen peningkatan hasil belajar kimia
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning dan Guided Inquiry pada pokok bahasan Struktur Atom
4. Untuk mengetahui ranah kognitif manakah yang lebih terkembangkan
dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry pada pokok
bahasan Struktur Atom
1.6. Manfaat penelitian
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Guided Inquiry
dalam pengajaran kimia menjadikannya sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia.
b. Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar
mengajar lebih menarik dalam pokok Struktur Atom sehingga menambah
minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
6
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi
untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan di sekolah.
d. Bagi pemerintah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta
referensi kualitas hasil belajar kimia siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA).
1.7.Definisi Operasional
a. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka
b. Guided Inquiry (GI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
c. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Deskripsi nilai dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah pretest =
49,23 postest = 88,16 dan gain = 0,7756 sedangkan Guided Inquiry adalah
adalah pretest = 51,50 postest = 78,33 dan gain = 0,5640.
2. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa, yang diajarkan dengan
menggunakan model Contextual Teaching and Learning sebesar 0,7756 dan
Guided Inquiry sebesar 0,5640, sehingga perbedaannya sebesar 0,2116.
3.
Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan denganmenggunakan model Contextual Teaching and Learning adalah 77,56% dan
pada model Guided Inquiry adalah 56,40%.
4.
Ranah kognitif yang lebih terkembangkan dengan menggunakan modelContextual Teaching and Learning adalah C4 dan pada model Guided
Inquiry adalah C4
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam pengembangan inovasi
pembelajaran kimia pada materi-materi kimia lainnya.
2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dan pada model Guided Inquiry dapat
mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah., (2003),
Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif, Depdinas, Jakarta.
Fitriyah, N., (2013), Pengaruh Media Animasi untuk Mencegah Miskonsepsi pada Materi Pokok Asam-Basa di kelas XI SMA N 1 Meganti Gresik, Unesa
Journal Of Chemical Education, Vol 2 No. 3 Tahun 2013, Hal 78-84.
Hakim, T.,(2005), Belajar Secara Efektif, Niaga Swadaya, Jakarta.
Hamdayana, J., (2014), Model dan Metode Pembelajaran kreatif dan berkarakter, Ghalia Indonesia, Bogor.
Hidayatullah, S., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui
Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Konsep
Hidrokarbon, Skripsi, FITK, UIN, Jakarta.
Kusnandar.,(2007), Guru Profesional, PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Kitti, S., (2010), Kimia 1, Graha Cipta Karya, Jakarta Selatan
Lestarini, A.H., (2014), Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok,
Okezone, Selasa, 13 Mei 2014.
Malau, J., (2006), Model-Model Pembelajaran, Lokakarya Peningkatan Kompetensi
Teknis Guru Dalam Pengembangan Model Pembelajaran Dan Penyusunan Soal Ujian Angkatan Ii (Fisika Madrasah Aliyah) Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, LPMP DKI Jakarta, tanggal 7 Februari 2006.
Muslich, M., (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution, N., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbuing
Menggunakan Macromedia Flash PlaterUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA Unimed,
Medan.
Octaviany Magdalena ,dkk, (2014). Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X Sman 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
55
Rahmah, S.M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Pembelajaran KimiaBerbasis Weblog untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon,
Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Ronah, S.M., (2013), http://chemistryandkpopforever .blogspot.com /2013 /05/hakikat-dan-pem belajaran-kimia.html,( diakses 3 Mei 2015)
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
( ), Statistik, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Sofyatiningrum, E., (2007), Sains Kimia, Bumi Aksara, Jakarta.
Shoimin, A., (2014),68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Suparno, A., (2011), Membangun Kompetensi Belajar, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Grafindo, Jakarta.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.
Suyanti, R., (2010), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta