PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN TEAM ACHIEVEMENT
KETERAMPILAN PROSES (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas
Semester Genap
Materi Pokok Ciri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada
Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup) (Skripsi)
Oleh BETI ANGGRAINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
PEMBELAJARAN STUDENT TERHADAP
SMP Negeri 1 Natar Pada
Beti Anggraini
ii ABSTRAK
PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi Pokok
Ciri-ciri Makhluk Hidup)
Oleh
BETI ANGGRAINI
Keterampilan proses sains (KPS) perlu dimiliki siwa dalam proses pembelajaran.
Namun hasil observasi di SMP Negeri 1 Natar menunjukkan bahwa pembelajaran
yang berlangsung belum mendukung tercapainya KPS siswa, karena itu
diperlukan solusi untuk meningkatkan KPS siswa, salah satunya melalui
penerapan praktikum dengan model pembelajaran Student Team Achivement
Divisions (STAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
praktikum dengan model pembelajaran STAD terhadap peningkatan KPS dan
aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes
kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII C dan VII D
yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini
Beti Anggraini
iii
dan postes lalu dihitung selisihnya sehingga diperoleh N-gain, kemudian
dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% dengan
program SPSS 16. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang dianalisis menggunakan indeks aktivitas siswa dan angket
tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan model pembelajaran
STAD yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan KPS siswa pada kelas
eksperimen dengan rata-rata N-gain 0,50. Selain itu, rata-rata indikator KPS siswa
pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan 16,08%. Rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas
eksperimenpun termasuk dalam kriteria tinggi, yaitu 79,2. Selain itu, sebagian
besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan praktikum dengan
model pembelajaran STAD. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD berpengaruh secara
signifikan dalam meningkatkan KPS dan akivitas belajar siswa pada materi pokok
Ciri-ciri Makhluk Hidup.
PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL TEAM ACHIEVEMENT
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi
Sebagai Salah Satu Syarat
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS
PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi
Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup)
Oleh BETI ANGGRAINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
PEMBELAJARAN STUDENT ) TERHADAP
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi
ntuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul Skripsi : PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup)
Nama Mahasiswa : Beti Anggraini Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024020 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si. Drs. Arwin Achmad, M.Si.
NIP. 19610910 198603 1 005 NIP. 19570803 198603 1 004
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………
Sekretaris : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Juni 1990, penulis
pasangan
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah
SD Tri Sukses Natar (1996 Tri Sukses Natar (2005
mahasiswa Pendidikan Biolog
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi
asisten praktikum mata kuliah Mikrobiologi, serta aktif di organisasi sebagai Eksakta Muda Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksata (
(2008/2009), dan menjadi Nominator Eksakta Muda Terbaik pada tahun 2009.
Selain itu, penulis juga aktif sebagai (2008/2009), serta Anggota Divisi
Penulis melaksanakan Program Pagelaran Pringsewu
Pringsewu (Tahun 2011), serta melaksanakan
Negeri 1 Natar untuk meraih gelar sarjana pendidikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Juni 1990, penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara, dari
pasangan Bapak Supangat dan Ibu Kliyem, S.Pd.
tempuh penulis adalah TK Dharmawanita Natar
SD Tri Sukses Natar (1996-2002), SMP Tri Sukses Natar (2002-2005), (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
erguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi
asisten praktikum mata kuliah Mikrobiologi, serta aktif di organisasi sebagai Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksata (Himasakta
dan menjadi Nominator Eksakta Muda Terbaik pada tahun 2009.
Selain itu, penulis juga aktif sebagai Brigade Muda (Brigda) BEM FKIP U nggota Divisi Seni dan Kreativitas Himasakta (2009/2010)
enulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SM
dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten (Tahun 2011), serta melaksanakan penelitian pendidikan
untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012)
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Juni 1990, merupakan anak kedua dari enam bersaudara, dari
TK Dharmawanita Natar (1995-1996),
2005), dan SMA 2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai
i FKIP Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi
asisten praktikum mata kuliah Mikrobiologi, serta aktif di organisasi sebagai Himasakta) FKIP Unila dan menjadi Nominator Eksakta Muda Terbaik pada tahun 2009.
Brigade Muda (Brigda) BEM FKIP Unila Seni dan Kreativitas Himasakta (2009/2010).
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA 17 dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten
pendidikan di SMP
Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Karya kecil ini ku persembahkan sebagai tanda cinta kasihku kepada:
Kedua orang tuaku tercinta,
yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaiknya, kesabaran dan ketulusan serta limpahan kasih kalian lah yang selalu menguatkanku, mendukung
segala langkah ku menuju keberhasilan dan kebahagian… serta sebagai kado “Ulang Tahun Perinikahan Perak”
Mama dan Bapak… I Love You…
Kakak dan adik-adikku tersayang,
Mas Arif Hidayat, Citra Aulia, Devi Nurbaiti, Emilia Agustina, dan Farhan Aprianto yang selalu mendukung dan mendo’akan keberhasilanku, serta memberi
Warna-warni dalam hidupku
Sahabat-sahabat terbaikku,
Rita Wahyuningsih, Eka Fatimah, Ayi Aziz Mulyana, Auliana Afandi, Dewi Oktaria, Wahyu Sri, Siti Nurhalimah, Harry Haryono dan Ardi Yusuf, yang selalu
berusaha membuatku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, dan selalu
menjadi pendengar setia di setiap kegundahanku Thank’s All…
My lovely Mandibula,
Auliana Afandi, Dewi Oktaria, Wahyu Sri, Siti Nurhalimah, Harri Haryono, Ardi Yusuf, Dzul Fithria, Rindi Antika, Ria Ratna, Tri Suwandi, Eko Budiono, M. Robidin, Hadi Wijaya,
Yudi Trisila, Dedi Pendra, Yulia, Arista,Tia Rani, Dwi Okvianita, Melda Yanti, Three Wati, Oktarina, Deni Rinawati, Ririn Widia, Imatul, Nur Hidayah,
Wina Halimah, Ajeng Pratiwi, Iska Widia, Novria Wandira, Prisilia, Anggun Yuliana, Misriyanti, Dwi Susanti, Evriana Darma, Dewi Eka,
Kurnia Mayang, Rina Sailifa, atas rasa kekeluargaan dan persahabatan yang selalu ada.
MOTTO
“Jika kau memandang orang yang lebih tua, ingatlah dia lebih banyak amal ibadahnya dari pada kau. Jika kau memandang orang yang lebih muda,
ingatlah dia lebih sedikit dosanya dari pada kau” (Al-Manshurin)
“Ikhlas dan bersungguh-sungguh adalah modal terbaik untuk menggapai harapan dan impian…”
(Beti Anggraini)
“Berdo’a dan berikhtiarlah, kemudian bersabarlah menantikan hasil yang terbaik dari Allah sebagai jawabannya…”
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Beti Anggraini
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024020
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Yang menyatakan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP
Unila. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA (Studi Quasi Eksperimen
pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran
2011/2012 Pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudiyanti, S. Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Lampung;
4. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembimbing I, yang dengan sabar telah memberikan
bimbingan, nasihat dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing
Akademik penulis yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi
ini dapat selesai;
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan
xii
7. Segenap Dosen Pendidikan Biologi FKIP Unila dan Pak Liyanto;
8. Drs. Priyo Hartono, selaku Kepala SMP Negeri 1 Natar dan Dra. Surtina, M.Pd.,
selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan serta motivasi yang
sangat berharga selama penulis melaksanakan penelitian;
9. Segenap dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII C dan VII D SMP Negeri 1
Natar atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian;
10.Kedua orang tua dan nenek tercinta, serta kakak dan adik-adik penulis yang tak
pernah berhenti mendoakan keberhasilan penulis;
11. My Best Friends : Rita Wahyuningsih, Eka Fatimah, Ayi Aziz Mulyana, dan Rudi
Yuniansyah, yang selama bertahun-tahun ini selalu ada dan bersedia menjadi
pendengar setia serta menjadi motivator bagi penulis;
12.Sahabat-sahabatku yang tiada duanya : Siti Nurhalimah, Auliana Afandi, Dewi
Oktaria, Wahyu Sri Sukarsih, Ardi Yusuf dan Harry Haryono, terimakasih atas
kebersamaan, suka, dan duka yang pernah kita lalui bersama;
13.Rindi Antika, Dzul Fithria, dan Tri Suwandi, yang telah bersedia berbagi
pengetahuan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
14.Rekan-rekan Mandibula, dan Keluarga Besar Pendidikan Biologi FKIP UNILA
atas kekeluargaan yang terjalin diantara kita.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua. Aamiiin.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis
xii
xii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F. Kerangka Pikir ... 7
G. Hipotesis Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains ... 10
B. Model Pembelajaran Student Team Achivement Divisions (STAD) .... 15
C. Praktikum dalam Pembelajaran IPA ... 19
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Desain Penelitian ... 24
D. Prosedur penelitian ... 25
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 33
F. Teknik Analisis Data ... 35
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
xiv V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN 1. Silabus ... 70
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 74
3. Lembar Kerja Kelompok ... 92
4. Kisi Soal Pretes dan Postes ... 123
5. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran STAD ... 130
6. Data Hasil Penelitian ... 131
7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 140
8. Foto-Foto Penelitian ... 154
9. Surat-surat Penelitian ... 160
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Proses-proses Sains dan definisinya... 12
2. Pedoman pemberian skor perkembangan individu ... 17
3. Kriteria N-gain ... 35
4. Kriteria % Peningkatan KPS siswa ... 35
5. Kriteria Skor Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa ... 38
6. Rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa ... 39
7. Kriteria keterampilan proses sains siswa ... 39
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 40
9. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 41
10. Skor perjawaban angket ... 42
11. Data angket tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD ... 42
12. Tafsiran persentase jawaban tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD ... 43
13. Hasil uji normalitas nilai pretes, postes, dan N-gain siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44
14. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest, Posttest, N-gain Siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
15. Hasil Uji t Nilai Pre test, Post test, dan N-gain Siswa pada Kelas eksperimen dan kontrol ... 46
16. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator KPS siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47
xvi
18. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... 49
19. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 131
20. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 132
21. Analisis perindikator KPS siswa pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 133
22. Analisis perindikator KPS siswa pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 135
23. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen... 137
24. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa pada Kelas Kontrol ... 138
25. Analisis Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran STAD ... 139
26. Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 140
27. Hasil uji normalitas pretes kelas kontrol ... 140
28. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen ... 140
29. Hasil uji normalitas postes kelas kontrol ... 141
30. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen ... 141
31. Hasil uji normalitas N-gain kelas kontrol ... 141
32. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians dan Kesamaan Dua Rata-rata Pretes ... 142
33. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians dan Kesamaan Dua Rata-rata Postes ... 143
34. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians dan Kesamaan Dua Rata-rata N-gain ... 144
35. Hasil Uji Satu Pihak N-gain ... 145
36. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Mengobservasi ... 146
37. Hasil Uji Mann-whitney U N-gain pada Indikator Mengobservasi ... 146
38. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Memprediksi ... 147
xvii
40. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Mengidentifikasi ... 148
41. Hasil Uji Mann-Whitney U N-gain pada Indikator Mengidentifikasi .. 148
42. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Menginterpretasi ... 149
43. Hasil Uji Mann-Whitney U N-gain pada Indikator Menginterpretasi .. 149
44. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Mencatat Data ... 150
45. Hasil Uji Mann-Whitney U N-gain pada Indikator Mencatat Data ... 150
46. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Menginferensi ... 152
47. Hasil Uji Mann-Whitney U N-gain pada Indikator Menginferensi ... 152
48. Hasil Uji Normalitas N-gain pada Indikator Mengkomunikasikan ... 153
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 25 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. ... 50 4. Tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan model
pembelajaran STAD. ... 50 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengobservasi (LKK 5
kelompok eksperimen) ... 56 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengobservasi (LKK 2
kelompok kontrol). ... 56 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator memprediksi (LKK 6 kelas
eksperimen). ... 57 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator memprediksi (LKK 2 kelas
kontrol). ... 57 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengidentifikasi (LKK 6
kelas eksperimen). ... 58 10. Contoh jawaban siswa untuk indikator mengidentifikasi (LKK 2
kelas kontrol). ... 58 11. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKK
2 kelas eksperimen). ... 59 12. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginterpretasi data (LKK
2 kelas kontrol). ... 59 13. Contoh jawaban siswa untuk indikator mencatat data (LKK 2 kelas
eksperimen). ... 60 14. Contoh jawaban siswa untuk indikator mencatat data (LKK 2 kelas
xix
15. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKK 2 kelas
eksperimen) ... 61
16. Contoh jawaban siswa untuk indikator menginferensi (LKK 2 kelas kontrol) ... 61
17. Siswa kelas eksperimen mengerjakan Pre test... 154
18. Guru menyampaikan materi pendahuluan dan tujuan pembelajaran ... 154
19. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan... 154
20. Siswa melakukan percobaan mandiri ... 155
21. Siswa mengamati hasil percobaan ... 155
22. Guru membimbing siswa dalam melakukan identifikasi ... 155
23. Siswa melakukan diskusi kelompok ... 156
24. Guru memberikan bimbingan individu maupun kelompok ... 156
25. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi ... 156
26. Siswa kelas eksperimen mempresentasikan hasil diskusi ... 157
27. Siswa kelas eksperimen mengerjakan Post test ... 157
28. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik ... 157
29. Siswa kelas kontrol mengerjakan Pre test ... 158
30. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran... 158
31. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi secara berkelompok ... 158
32. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok ... 159
33. Siswa kelas kontrol mempresentasikan hasil diskusi ... 159
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Standar Isi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SMP/MTs, menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara memahami alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan (produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungannya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan pada inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih bermakna tentang alam sekitar. Oleh karena itu, keterampilan proses sains sangat diperlukan (BSNP, 2006:149).
Pada kenyataannya, keterampilan proses sains yang dimiliki masyarakat masih terbilang rendah. Hal ini dapat terlihat misalnya dari beberapa
2
Banyak pula masyarakat yang dengan mudah mengambil kesimpulan ketika mendengar berita dari sumber tertentu, padahal baru satu sumber yang mereka dengar dan belum mendengar dari sumber lainnya, sehingga sering kali mereka salah mengambil keputusan dan tindakan.
Rendahnya keterampilan proses sains juga tidak jarang ditemukan pada para siswa di sekolah. Hal ini misalnya terlihat dari kegiatan praktikum atau pengamatan, mereka hanya dapat mengukur dengan satu alat ukur tertentu saja, dan tidak dapat menggunakan alat ukur lainnya, selain itu terkadang mereka juga kurang cermat dalam mengidentifikasi suatu masalah atau objek pengamatan, sehingga prediksi merekapun kurang tepat, akibatnya kesimpulan yang mereka ambil juga menjadi kurang tepat. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi penulis di SMP Negeri 1 Natar. Dari observasi, didapatkan informasi bahwa pembelajaran yang berlangsung belum mendukung tercapainya hasil belajar berupa keterampilan proses sains siswa.
Kedaan seperti ini terjadi salah satunya dikarenakan guru masih kurang kreatif dalam mengelola kelas. Hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMP Negeri 1 Natar, menyebutkan bahwa pembelajaran dengan
3
berkembang. Untuk itu, hendaknya guru dapat melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Cara yang efektif untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa adalah dengan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sainsnya sendiri, salah satunya dengan penerapan praktikum menggunakan model pembelajaran STAD.
Dalam kegiatan praktikum, siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaannya, kemudian
dipresentasikan di depan kelas dan dievaluasi oleh guru. Praktikum dapat memotivasi belajar siswa, memberikan kesempatan untuk menemukan dan membuktikan teori, dan membantu mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen (Susana, 2009:i). Sedangkan model pembelajaran STAD adalah model pembelajaran dengan langkah-langkah yang terdiri dari pembentukan kelompok siswa yang heterogen, penyajian materi oleh guru, pemberian tugas kelompok, tes individu, perhitungan skor perkembangan individu, dan pemberian penghargaan kelompok (Slavin, 2009:143).
Memadukan penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD, membuat pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan siswa belajar berdasarkan
4
Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup dipilih dalam penelitian ini karena merupakan salah satu materi pelajaran yang sarat akan fakta-fakta yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memungkinkan siswa untuk dapat belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD dapat memfasilitasi hal tersebut, sehingga proses belajar siswa dapat terarah. Melalui praktikum, siswa dapat membuktikan sendiri fakta ciri-ciri makhluk hidup diantaranya bergerak, bernafas dan peka terhadap rangsang. Kemudian siswa
menuliskan hasil pengamatannya serta menarik kesimpulan dari percobaan yang mereka lakukan. Dengan demikian, keterampilan proses sains siswa tergali sehingga dapat berkembang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Susana (2009:i) menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan proses dan hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan penerapan praktikum melalui model pembelajaran STAD yaitu sebesar 74,6 dan 77,48 lebih baik dibandingkan kelompok pembanding yaitu sebesar 71,5 dan 71,97. Dari penelitian tersebut, terbukti bahwa penerapan praktikum menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan fakta tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan menerapkan praktikum menggunakan model
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup ?
2. Apakah penerapan praktikum dengan model pembelajaran STADdapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penerapan praktikum melalui model pembelajaran STAD
terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.
2. Pengaruh penerapan praktikum melalui model pembelajaran STAD
terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.
D. Manfaat Penelitian
6
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru biologi yang profesional, dan untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.
2. Bagi Guru/Calon Guru Biologi
Sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain kegiatan pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa, dan sebagai salah satu alternatif desain pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Dapat mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Biologi di kelas.
4. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditingkat SMP.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka penulis memberi batasan masalah sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIC
sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol
7
2. Materi pokok pada penelitian ini adalah Ciri-ciri Makhluk Hidup di
kelas VII semester 2 dengan kompetensi dasar mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1).
3. Model Pembelajaran STAD yang dimaksud dalam penelitian ini
menurut Slavin (2009:143) terdiri dari lima langkah utama, yaitu pembentukan kelompok siswa yang heterogen, penyajian materi oleh guru, pemberian tugas kelompok, tes individu, evaluasi, dan pemberian penghargaan kelompok.
4. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagian dari
pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktek (KBBI, 2001:785).
5. Indikator keterampilan proses sains yang diamati meliputi:
mengamati/mengobservasi, memprediksi, mengidentifikasi, menginterpretasi/menganalisis, merekam/mencatat data,
menginferensi/menyimpulkan, dan mengkomunikasikan (modifikasi dari Carin dalam Subiantoro, 2010:4-5).
F. Kerangka Pikir
8
pengembangan keterampilan proses sains siswa. Pengembangan keterampilan proses sains siswa dapat dilatih melalui suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang dimilikinya, salah satunya dengan penerapan praktikum menggunakan model pembelajaran STAD.
Dalam kegiatan praktikum, siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil percobaan itu dipresentasikan di depan kelas dan dievaluasi oleh guru. Praktikum dapat memotivasi belajar siswa, memberikan kesempatan untuk menemukan dan membuktikan teori, dan membantu mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Sedangkan model pembelajaran STAD adalah model pembelajaran kooperatif paling sederhana dengan langkah-langkah yang terdiri dari pembentukan kelompok siswa yang heterogen, penyajian materi oleh guru, pemberian tugas kelompok, pelaksanaan kuis, evaluasi, dan pemberian penghargaan.
9
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan proses sains siswa melalui penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen, dan metode didkusi pada kelas kontrol.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan sebagai berikut :
Keterangan : X = Praktikum dengan model pembelajaran STAD Y = Keterampilan Proses Sains
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 = Penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD tidak dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup
H1 = Penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,
sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki. Dengan dimilikinya
keterampilan ini, siswa berpeluang untuk mendapatkan konsep-konsep baru
atau informasi-informasi baru yang diperlukan. Keterampilan proses
merupakan wahana penemuan dan pengembangan konsep. Di lain pihak,
konsep-konsep yang telah dikembangkan siswa berperan pula sebagai
penunjang berkembangnya keterampilan itu (Hadiat, 1993:10).
Keterampilan proses sains memberikan kepada siswa pengertian yang tepat
tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu
pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu
pengetahuan. Dengan keterampilan proses sains, berarti memberi kesempatan
kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan
atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Menggunakan
keterampilan proses sains untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa
belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus (Funk dalam Dimyati
11
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, yaitu
keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan terintegrasi
(integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam
keterampilan, yakni : mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari : mengidentifikasi variabel,
membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel
secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen
(Funk dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999:140).
Keterampilan proses sains siswa sangat penting kembangkan oleh guru
dalam proses pembelajaran, karena akan memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, hal ini karena :
1. Siswa akan berperan aktif dalam kegiatan belajarnya.
2. Siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep dan rumus-rumusnya.
3. Kemungkinan siswa mengembangkan sikap ilmiahnya dan merangsang rasa ingin tahu.
4. Siswa akan mampu menghayati secara benar, karena dia sendiri yang menemukan konsep dari hasil pekerjaannya.
5. Siswa akan merasa puas dengan temuannya sebagai salah satu faktor menumbuhkan motivasi (Karso dalam Budiarti, 2009:13).
Ada 10 indikator keterampilan proses sains yang harus dikuasai oleh siswa
12
Tabel 1. Proses-proses Sains dan definisinya
No. Proses Sains Keterangan
1 Observasi Mencermati objek/gejala alam, baik gejala
kebendaan maupun gejala peristiwa, dengan menggunakan beragam indera untuk
mengidentifikasi atribut atau aspek-aspek gejala tersebut.
2 Klasifikasi Menata atau membagi objek, gejala,
informasi, dalam kelompok-kelompok berdasarkan metode atau sistem tertentu.
3 Mengukur Melakukan pengamatan kuantitatif melalui
proses membandingkan objek/gejala dengan ukuran/ sistem standar.
4 Merekam/mencatat data Mengumpulkan berbagai informasi tentang
objek atau gejala yang mengilustrasikan situasi khusus.
5 Mengidentifikasi
variabel Mengenali karakteristik objek atau faktor-faktor dalam gejala baik yang bersifat tetap atau berubah akibat perbedaan kondisi.
6 Menginterpretasi data Menganalisis dan mengorganisasikan data
dengan menentukan pola atau hubungan antar data.
7 Memprediksi Membuat dugaan akan gejala yang akan
terjadi atau kondisi yang diharapkan.
8 Inferensi Membuat kesimpulan berdasarkan penalaran
logis untuk menjelaskan pengamatan. 9 Generalisasi Menggambarkan kesimpulan umum dari
bagian-bagian yang ada.
10 Membuat keputusan Mengidentifikasi dan memilih alternatif tindakan dari beberapa pilihan berdasarkan argumen atau temuan.
(Carin dalam Subiantoro, 2010:4-5).
Pengembangan keterampilan proses sains siswa juga perlu dilakukan dalam
proses pembelajaran Biologi. Hal ini karena apabila siswa telah menguasai
indikator-indikator keterampilan proses sains tersebut, siswa akan lebih
mudah mempelajari Biologi dengan pengalamannya sendiri (BSNP,
13
Dalam kegiatan pembelajaran, pelaksanaan keterampilan proses sains dapat
dilakukan dengan dua tahapan utama, yaitu tahap pemanasan dan tahap
proses belajar mengajar. Pada tahap pemanasan, guru dapat mengarahkan
siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap, baik secara mental,
emosional maupun fisik. Kegiatan ini antara lain dapat berupa : Pengulasan
langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru, pengulangan
bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya, atau
kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara
lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan gambar, slide, film, atau
benda lain. Sedangkan dalam tahap proses belajar mengajar, guru
mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan
kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan-kemampuan mengamati, menginterpretasikan,
meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan
penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya (Suryosubroto,
2002:73-74).
Kemampuan-kemampuan siswa tersebut perlu dikembangkan oleh guru
dalam proses pembelajaran dengan tujuan sebagai berikut :
a. Pengamatan, bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Yang dimaksud pengamatan disini adalah penggunaan indra secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang memadai. Untuk itu perlu ditingkatkan peragaan melalui gambaran ataupun bagan dan membatasi peragaan dengan kata-kata. b. Interpretasi hasil pengamatan, bertujuan untuk menyimpulkan hasil
14
c. Peramalan, bertujuan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati/akan datang dari hasil interpretasi dari suatu pengamatan.
d. Aplikasi Konsep, bertujuan untuk menggunakan konsep yang telah
diketahui/dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan masalah, misalnya yang memberikan tugas mengarang tentang sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
e. Perencanaan penelitian, bertujuan untuk merencanakan penelitian-penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan lainnya untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu.
f. Pelaksanaan penelitian, bertujuan agar siswa lebih memahami pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar yang
mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatihkan. g. Mengkomunikasikan hasil penemuan, bertujuan untuk
mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis (Suryosubroto, 2002:74–75).
Setiap peserta didik perlu memiliki keterampilan proses, baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, maupun dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut
Karso (Budiarti, 2009:14) alasan mengapa anak didik perlu memiliki
keterampilan proses, diantaranya :
1. Keterampilan proses suatu cara memecahkan masalah yang dihadapi dalam berbagai segi kehidupan yang relevan.
2. Keterampilan ini mengembangkan cara anak didik untuk membentuk konsep sendiri dan membantu belajar bagaimana mempelajari sesuatu. 3. Membantu anak didik untuk mengembangkan dirinya.
4. Membantu anak didik memahami konsep yang abstrak. 5. Untuk mengembangkan kreativitas anak didik.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan keterampilan proses memiliki
15
kelebihan dan kekurangan dari proses belajar mengajar dengan menggunakan
keterampilan proses adalah sebagai berikut :
a. Kelebihannya adalah siswa dapat :
1) dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran,
2) mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep-konsep pengetahuan,
3) mengembangkan sikap ilmiah dan merangsang rasa ingin tahu siswa, 4) mengurangi ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam belajar, 5) menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa,
6) memiliki keterampilan-keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah sebagaimana yang biasa dilakukan para saintis.
b. Kekurangannya :
1) membutuhkan waktu yang ralatif lama untuk melakukannya, 2) jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa
memerlukan perhatian guru,
3) memerlukan perencanaan dengan sangat teliti,
4) tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran,
5) sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses pembelajaran.
B. Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)
Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang
paling baik bagi guru yang menggunakan pendekatan kooperatif. Slavin
(2009: 143) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
pembelajaran yang terdiri dari empat atau lima orang dengan struktur
heterogen, heterogen dari prestasi, jenis kelamin, dan etnis. Materi dirancang
untuk belajar kelompok, siswa bekerja menyelesaikan lembar kegiatan secara
16
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe belajar
kooperatif dalam kelompok kecil yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Menurut
Slavin (2009:143) STAD memiliki lima tahapan, yaitu (a) tahap penyajian
materi, (b) tahap kegiatan kelompok, (c) tahap tes individu, (d) tahap
perhitungan skor perkembangan individu, dan (e) tahap pemberian
penghargaan kelompok.
Secara rinci tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD adalah sebagai berikut :
a. Tahap penyajian materi
Pada tahap ini guru memulainya dengan menyiapkan materi yang akan dipelajari dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kandungan materi tersebut.
b. Tahap kerja kelompok
Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas, saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Salah satu lembar kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
c. Tahap tes individu
Tahap ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual atau kuis mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan atau lembar kerja.
d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu
17
kemampuannya. Adapun penghitungan skor perkembangan individu dapat diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan oleh Slavin (2009:159) seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu
Skor Poin Kemajuan
> 10 poin di bawah skor awal 5 10 – 1 poin di bawah skor awal 10
0 – 10 poin di atas skor awal 20 > 10 poin di atas skor awal 30
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok.
e. Tahap pemberian penghargaan kelompok
Penskoran kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individual yang kemudian dirata-ratakan. Selanjutnya pemberian penghargaan kelompok jika skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Menurut Slavin (2009:160) dikategorikan sebagai kelompok baik, kelompok sangat baik, dan kelompok super dengan kriteria sebagai berikut : (a) kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai tim baik, (b) kelompok dengan skor rata-rata 16 sebagai tim sangat baik, (c) kelompok dengan skor rata-rata 17 sebagai tim super.
Dalam mempersiapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru harus
menyiapkan materi yang sudah dirancang untuk keperluan kelompok.
Pembentukan kelompok merujuk pada pendapat Slavin (2009:150), yaitu
berdasarkan pada prestasi akademik. Selanjutnya keragaman kemampuan
dalam kelompok ditentukan dengan rincian bahwa siswa dikelompokkan
menjadi 4 – 5 kelompok besar dengan kriteria sebagai berikut : satu
kelompok siswa terdiri dari satu atau dua orang siswa dengan kemampuan
akademik tinggi, dua siswa dengan kemampuan akademik sedang, dan satu
18
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling bertukar pikiran dengan siswa lainnya ataupun dengan
guru, memudahkan pemahaman siswa, tidak ada persaingan individu dan
siswa dapat lebih bebas bertanya kepada siswa lainnya sebab siswa merasa
enggan bertanya kepada guru apabila menemukan permasalahan. Dalam
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran, guru
memberikan kuis kepada seluruh siswa dan pada saat kuis berlangsung, tidak
diperbolehkan saling membantu.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan untuk
mendorong siswa agar mampu melakukan kerjasama dengan teman dalam
kelompoknya, saling membantu menyelesaikan tugas-tugas, dan menerapkan
keterampilan yang diberikan guru, dalam hal ini keterampilan proses sains.
Dengan melaksanakan hal tersebut, maka akan terjadi kegiatan belajar
mengajar sesuai yang diharapkan. Siswa dan guru mendapatkan kemudahan
untuk memahami materi pelajaran dan mampu menuntaskan pelajaran.
Setiap penggunaan model dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan, begitu pula dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa
keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
19
Selain keunggulan tersebut, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dees (1991:411) kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD diantaranya adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Namun demikian, kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan
waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar kegiatan
siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Kemampuan khusus yang dimiliki guru dapat diatasi dengan melakukan
latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir
dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa
merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara
kooperatif (Anonim, 2010:1).
C. Praktikum dalam Pembelajaran IPA
Pratikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa
yang disebut dalam teori. Sedangkan pratikum adalah bagian dari pengajaran
20
melaksankan di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran
praktek (KBBI, 2001:785).
Berdasarkan terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan
keterampilan atau mempraktikkan sesuatu. Di dalam kegiatan praktikum
sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains
sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan
pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa. Disinilah tampak betapa
praktikum memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran IPA,
karena melalui praktikum siswa memiliki peluang mengembangkan dan
menerapkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dalam rangka
memperoleh pengetahuannya (Subiantoro, 2010:7).
Metode praktikum adalah metode mengajar yang mengajak siswa melakukan
kegiatan percobaan untuk membuktikan atau menguji teori yang telah
dipelajari memang memiliki kebenaran. Menurut Suparno (2007:77), kegiatan
praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu praktikum terbimbing atau
terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam praktikum terbimbing
hanya melakukan percobaan dan menemukan hasilnya saja, seluruh jalannya
percobaan sudah dirancang oleh guru. Langkah-langkah percobaan, peralatan
yang harus digunakan, serta objek yang harus diamati atau diteliti sudah
ditentukan sejak awal oleh guru.
Sedangkan kegiatan siswa dalam praktikum bebas lebih banyak dituntut
21
percobaan dan memecahkan masalah, guru hanya memberikan permasalahan
dan objek yang harus diamati atau diteliti. Dalam mengimplementasikan
kegiatan praktikum dalam pembelajaran, umumnya siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil antara 2 – 6 orang, tergantung pada ketersediaan
alat dan bahan. Pada jenjang pendidikan SMP, umumnya siswa masih
kesulitan dalam membangun prosedur percobaannya sendiri, karena itu guru
umumnya menyediakan LKS sebagai panduan bagi siswa dalam melakukan
praktikum (Suparno, 2007:77).
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pembelajaran IPA khususnya Biologi, sehingga IPA disebut dengan
experimental science. Hal itu sejalan dengan pendapat Sagala (2005:220)
yang menjelaskan bahwa proses belajar mengajar dengan praktikum ini
berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.
Pada pelaksanaan praktikum dalam proses pembelajaran, ada
langkah-langkah yang perlu dilakukan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik. Menurut Djajadisastra (1982:11) ada tiga langkah utama yang
perlu dilakukan, yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan, dan tindak
lanjut metode praktikum.
Langkah persiapan diperlukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau
kegagalan-kegagalan yang dapat muncul. Kegiatan yang dapat dilakukan
22
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkan tempat
praktikum, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang
tersedia dan kapasitas tempat praktikum, mempersiapkan tata tertib dan
disiplin selama praktikum, serta membuat petunjuk dan langkah-langkah
praktikum (Djajadisastra, 1982:11).
Pada langkah pelaksanaan praktikum, guru perlu melakukan observasi
terhadap proses praktikum yang sedang dilakukan oleh siswa, baik secara
menyeluruh maupun perkelompok. Setelah praktikum dilaksanakan, guru
juga perlu melakukan tindak lanjut dengan cara meminta siswa membuat
laporan praktikum, mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama
praktikum, dan memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua
perlengkapan yang telah digunakan (Djajadisastra, 1982:11).
Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan
IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama, praktikum
membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Ketiga,
praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum
menunjang pemahaman materi pelajaran (Woolnough dan Allsop, 1985: 5-8).
Seperti layaknya metode pembelajaran lainnya, pembelajaran dengan metode
praktikum juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Sagala
(2005:220), kelebihan pembelajaran dengan metode praktikum antara lain :
23
b. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang sains dan teknologi.
c. Dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama, bersikap jujur, terbuka, kritis dan bertoleransi.
d. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.
e. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis.
f. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
g. Hasil belajar akan bertahan lama dan terjadi proses internalisasi.
Sedangkan kekurangan metode praktikum dalam pembelajaran antara lain :
a. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
b. Setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena terdapat faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan. c. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi
eksperimen.
24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2012 di SMP Negeri 1
Natar Kabupaten Lampung Selatan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Semester
Genap SMP Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 12
kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII
C sebagai kelas eksperimen, dan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang
dipilih dengan teknik cluster random sampling (Noor, 2011:153).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental
semu. Peneliti menggunakan secara utuh kelompok subyek yang telah
ditentukan dan kelompok tersebut telah diorganisasikan dalam kelompok
yaitu kelas-kelas. Peneliti memanipulasi perlakuan pada kelompok
eksperimental dan memberikan perlakuan biasa terhadap kelompok kontrol.
Desain eksperimental semu yang digunakan adalah desain pre test-post test
25
menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen.
Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan praktikum menggunakan model
pembelajaran STAD, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan metode
diskusi. Hasil pre test dan post test pada kedua subyek dibandingkan.
Struktur desainnya adalah sebagai berikut:
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat
diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Keterangan : I = Kelompok eksperimen, II = Kelompok kontrol, O1 = Pre test,
O2 = Post test, X = Perlakuan praktikum dengan model STAD
(dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335)
Gambar 2. Desain pre test – post test kelompok tak ekuivalen
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
I O1 X O2
26
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang akan
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa.
f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan
penuntun praktikum untuk setiap pertemuan.
g. Membuat soal pre test untuk pertemuan pertama, dan soal post test untuk
pertemuan kedua mengenai Ciri-ciri Makhluk Hidup kemudian diuji ahli.
h. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
i. Membuat angket tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan
model pembelajaran STAD.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan penerapan
praktikum dengan model pembelajaran STAD untuk kelas eksperimen,
dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol di SMP Negeri 1
Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :
a. Kelas Eksperimen
1) Pendahuluan
a) Siswa mengerjakan soal pre test mengenai mengenai ciri-ciri
27
b) Siswa diberikan apersepsi oleh guru :
Pertemuan I :
- Menanyakan kepada siswa respon apa yang akan diberikan
oleh siswa ketika ada salah seorang temannya yang mencubit
atau memukul tangannya, kemudian menanyakan apakah
kursi dan meja juga akan memberikan respon yang sama
ketika dipukul atau ditendang.
- Menanyakan kepada siswa perbedaan antara makhluk hidup
dan benda mati.
Pertemuan II :
Diberikan beberapa pertanyaan :
“Dapatkah kalian menahan nafas selama 5 menit saja? Apakah
yang akan terjadi jika kalian menahan nafas selama 5 menit?”
“Pohon mangga dan kucing sama-sama makhluk hidup, namun
apakah pohon mangga dapat berlari seperti kucing? Mengapa”
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa :
Pertemuan I :
Memberikan informasi mengenai manfaat mempelajari materi
Ciri-ciri Makhluk Hidup
Pertemuan II :
Menunjukkan bidang ilmu pengetahuan lain yang relevan dalam
mempelajari identifikasi Ciri-ciri Makhluk Hidup seperti
28
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi :
Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang (pembagian kelompok dilakukan
pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 7 kelompok yang heterogen
berdasarkan tingkat intelegensi dan jenis kelamin).
Guru menyajikan materi pengantar tentang ciri-ciri makhluk hidup,
dan memunculkan permasalahan yang mendasari pembelajaran
pada pertemuan tersebut.
Pertemuan I : Guru mengajak siswa ke lapangan sekolah untuk
mengamati secara langsung ciri-ciri makhluk hidup.
Pertemuan II : Guru mengajak sebagian siswa ke Laboratorium
sekolah untuk melakukan percobaan dan sebagian lainnya ke
halaman sekolah untuk mengamati ciri-ciri makhluk hidup.
Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi
tugas (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap kelompok
yang harus dikerjakan bersama, dan menjelaskan cara mengerjakan
LKK tersebut.
Pertemuan I : LKK tentang ciri makhluk hidup : bergerak,
iritabilitas, memerlukan makan, tumbuh dan berkembang.
Pertemuan II : LKK tentang ciri makhluk hidup : bernafas,
29
Siswa bekerja sama dalam melakukan percobaan dan pengamatan,
serta mencatat data hasil pengamatan yang telah dilakukan bersama
kelompoknya dengan penuh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab
b) Elaborasi :
Siswa berdiskusi dan bekerja sama dengan teman sekelompoknya
untuk mengidentifikasi, menganalisis, memprediksi, dan
menyimpulkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah
dilakukan.
Guru meminta siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
Siswa mempresentasikan hasil pengamatannya didepan siswa
lainnya, sedangkan siswa yang lain yang belum maju
mendengarkan kelompok yang sedang presentasi dengan rasa
hormat dan perhatian, kemudian dapat mengajukan pertanyaan,
memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya.
c) Konfirmasi :
Guru memberikan evaluasi dari hasil tugas kelompok yang telah
dikerjakan oleh siswa.
Siswa dan guru mengadakan refleksi dengan melakukan
tanya-jawab tentang materi yang belum dipahami atau belum dipahami
oleh siswa
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan hasil
30
3) Penutup
a) Siswa diberikan tes akhir (post test) untuk pertemuan terakhir.
b) Guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran pada setiap pertemuan.
c) Siswa diberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
d) Siswa diminta untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
b. Kelas Kontrol
1) Pendahuluan
a) Siswa mengerjakan soal pre test mengenai mengenai ciri-ciri
makhluk hidup untuk pertemuan pertama.
b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa :
Pertemuan I :
Menanyakan kepada siswa respon apa yang akan diberikan
ketika ada salah seorang temannya yang mencubit atau
memukul tangannya, kemudian menanyakan apakah kursi dan
meja juga akan memberikan respon ketika dipukul atau
ditendang.
Menanyakan kepada siswa perbedaan antara makhluk hidup dan
benda mati.
Pertemuan II :
31
“Dapatkah kalian menahan nafas selama 5 menit saja? Apakah
yang akan terjadi jika kalian menahan nafas selama 5 menit?”
“Pohon mangga dan kucing sama-sama makhluk hidup, namun
apakah pohon mangga dapat berlari seperti kucing? Mengapa”
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa :
Pertemuan I :
Memberikan informasi mengenai manfaat mempelajari materi
Ciri-ciri Makhluk Hidup
Pertemuan II :
Menunjukkan bidang ilmu pengetahuan lain yang relevan dalam
mempelajari identifikasi Ciri-ciri Makhluk Hidup seperti
taksonomi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, dan ilmu lainnya.
d) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi :
Siswa diminta duduk dalam kelompoknya masing-masing, setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang (pembagian kelompok dilakukan
pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 7 kelompok).
Guru menyajikan materi sebagai pengantar proses pembelajaran.
Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) mengenai
ciri-ciri makhluk hidup pada pertemuan I dan pertemuan II.
Siswa mengkaji literatur dan mengumpulkan informasi dari
32
guru, dan meminta bantuan dari guru mengenai kesulitan yang
mereka hadapi saat mengerjakan LKK.
b) Elaborasi :
Siswa berdiskusi, saling mengemukakan pendapat, dan bekerja
sama dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru.
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKK, guru
meminta siswa mengumpulkan Lembar Kerja Kelompok.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan siswa lainnya,
sedangkan siswa yang lain yang belum maju mendengarkan
kelompok yang sedang presentasi dengan rasa hormat dan
perhatian, kemudian dapat mengajukan pertanyaan, memberikan
tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya.
c) Konfirmasi :
Guru memberikan evaluasi dari hasil tugas kelompok yang telah
dikerjakan oleh siswa.
Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang
belum dipahami oleh siswa.
3) Penutup
a) Siswa mengerjakan posttest pada pertemuan terakhir.
b) Siswa diberi refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
33
c) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan memberi
informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa skor keterampilan proses sains (KPS)
siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup yang diperoleh dari
nilai pre test dan post tes. Kemudian dihitung nilai N-gain, lalu
dianalisis secara statistik.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan data angket tanggapan siswa terhadap penerapan praktikum dengan
model pembelajaran STAD.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pre test dan Post test
Data KPS berupa nilai pre test diambil pada pertemuan ke I dan post
test diambil pada pertemuan ke II. Nilai pre test diambil sebelum
pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen
maupun kontrol, sedangkan nilai post test diambil setelah pembelajaran
34
Teknik penskoran pre test dan post test yaitu :
S= R x 100 N
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari), R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar, N = skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 :112)
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang
diamati yaitu: (1) aktivitas mengemukakan pendapat, (2) aktivitas
bekerjasama dengan teman, (3) aktivitas melakukan kegiatan diskusi,
dan (4) aktivitas mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa mengenai
penerapan praktikum dengan model pembelajaran STAD dalam
pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5
pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini
35
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini berupa nilai pre test, post test, dan N-gain. Untuk
mendapatkan N-gain menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:
g =
Tabel 3. Kriteria N-gain
N-gain Kriteria
Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) KPS siswa
digunakan rumus sebagai berikut.
% Peningkatan = x 100%
Tabel 4. Kriteria persentase peningkatan KPS siswa
% Peningkatan Kriteria
%g > 70 (dimodifikasi dari Hake, 1999:1)
Spost – Spre Smax – Spre
36
Nilai pre test, post test, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol
selanjutnya dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16,
yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan
dua varians (homogenitas) data:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program
SPSS versi 16.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga
yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2. Uji Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program
SPSS versi 16.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak