ABSTRAK
STUDI PERILAKU HARIAN MONYET HITAM SULAWESI DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA
Oleh
ETSA CATUR SARI ERMALITA
Dari tahun 1988 sampai tahun 1995, penurunan populasi monyet hitam Sulawesi (M. nigra) yang terjadi adalah sebesar 40%. Ancaman paling utama bagi monyet ini adalah perburuan sebagai konsumsi dalam pesta atau perayaan. Satwa ini merupakan sasaran penangkapan paling utama karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. M. nigralebih cenderung dapat bertahan hidup di alam yang bebas. Akan tetapi perburuan liar dan perdagangan ilegal menyebabkan satwa ini lebih baik berada dalam suatu tempat yang aman, seperti kebun binatang atau taman margasatwa. Untuk keberhasilan adaptasi dengan habitat buatan, sangat diperlukan berbagai informasi tentang perilaku harianM. nigra. Salah satu tempat
penangkaran yang menanganiM. nigraadalah Taman Margasatwa Ragunan Jakarta yang memiliki tiga individuM. nigra, sepasang individu terdapat pada kandang di Pusat Primata Schmutzer, sedangkan satu individu terdapat pada kandang di Primata I. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku harian monyet hitam Sulawesi di Pusat Primata Schmutzer yang merupakan habitat buatan bagi satwa tersebut. Penelitian ini menggunakan metodefocal animal sampling. Pencatatan data dilakukan secarainstantanaeous.
Pengamatan dilakukan terhadap tiga individuM. nigradi Taman Margasatwa Ragunan. Sepasang individu terdapat pada kandang di Pusat Primata Schmutzer, yaitu Ramos (jantan dewasa) dan Nony (betina dewasa yang memiliki anakan), sedangkan satu individu terdapat pada kandang di Primata I, yaitu Jinggo (jantan dewasa). Aktivitas yang diamati adalah bergerak (moving), makan (feeding), istirahat (resting) dan eliminatif (eliminative) yang dilakukan masing-masing individu dalam kandang. Pengamatan aktivitas dilakukan pada hari kerja dan hari libur. Aktivitas paling tinggi yang dilakukan oleh individuM. nigra adalah bergerak (HK= 52,57%, HL= 56,94%) dan aktivitas istirahat (HK= 52,3%, HL= 50,86%), diikuti aktivitas makan (HK= 34,04%, HL= 33,85%) dan aktivitas eliminatif (HK= 26,73%, HL= 25,75%).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia mempunyai keanekaragaman satwa liar yang tinggi dan tersebar di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Primata merupakan hewan yang memiliki nilai penting bagi manusia, yaitu sebagai hewan peliharaan dan juga tercatat sebagai hewan tertua yang digunakan untuk subyek penelitian ilmiah. Salah satunya adalah dari genusMacaca(Bennet, Abee and Henrickson, 1995).
Menurut Alikodra (1990), perilaku adalah kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam aktivitas hariannya seperti sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara bereproduksi dan melahirkan anak.
Awalnya satwa ini memiliki habitat di alam bebas, kemudian dipindahkan ke alam buatan. Di habitat yang baru, satwa tersebut akan mengalami berbagai perubahan perilaku, ruang gerak, pakan, air minum dan tempat berteduh (Sasmita, Arifin, Subagio dan Soedarto, 1983).
Strategi perlindungan satwa dapat dilakukan secarain-situmaupunex-situ. In-situ merupakan upaya konservasi di dalam habitat alami, sedangkanex-situmerupakan upaya konservasi yang dilakukan di luar habitat alaminya, yaitu dengan memindahkan satwa dari habitat alami ke habitat buatan yang lebih cenderung lebih aman (Meijaard, 2001).
Upaya konservasi dengan sistemex-situmerupakan salah satu upaya untuk
mempertahankan populasi satwa liar yang mulai terancam kepunahannya. Prinsip yang harus diperhatikan dalam konservasiex-situadalah memenuhi kebutuhan satwa untuk hidup layak dengan mengkondisikan lingkungannya seperti pada habitat alaminya sehingga satwa tersebut dapat bereproduksi dengan baik. Selain itu, keberhasilan usaha budidaya dari suatu spesies sangat didukung oleh pengetahuan dari perilaku satwa tersebut. Perilaku makan dan kopulasi adalah perilaku yang berpengaruh langsung terhadap perkembangbiakan satwa di penangkaran atau habitat alami (Alikodra, 1990).
M. nigralebih cenderung dapat bertahan hidup di alam yang bebas. Akan tetapi perburuan liar dan perdagangan ilegal menyebabkan satwa ini lebih baik berada dalam suatu tempat yang aman, seperti kebun binatang atau taman margasatwa. Untuk keberhasilan adaptasi dengan habitat buatan, sangat diperlukan berbagai informasi tentang perilaku harianM. nigra.
Salah satu tempat penangkaran yang menanganiM. nigraadalah Taman Margasatwa Ragunan Jakarta yang memiliki tiga individuM. nigra, sepasang individu terdapat pada kandang di Pusat Primata Schmutzer, sedangkan satu individu terdapat pada kandang di Primata I.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku harian monyet hitam Sulawesi di Pusat Primata Schmutzer yang merupakan habitat buatan bagi satwa tersebut.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perilaku harian dari
masing-masing individu monyet hitam Sulawesi sehingga informasi yang diberikan dapat menunjang keberhasilan adaptasi satwa tersebut di habitat yang baru.
Populasi monyet hitam Sulawesi (M. nigra) di alam cenderung semakin menurun. Ancaman paling utama bagiM. nigraadalah perburuan oleh manusia sebagai konsumsi dalam pesta atau perayaan. Monyet ini merupakan sasaran penangkapan paling utama karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ancaman lainnya adalah perdagangan untuk hewan peliharaan.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli–Oktober 2011 di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini dilakukan pada hari kerja dan hari libur. Pengamatan pada hari kerja dilakukan dari hari Senin-Jum’at, sedangkan pengamatan pada hari libur dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Penelitian ini dilakukan di bawah program Pusat Primata Schmutzer.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lainpshycrometeruntuk mengukur suhu dan kelembaban udara, jam digital yang berfungsi untuk melihat waktu, alat tulis dan tabel pengamatan berfungsi untuk mencatat hasil pengamatan, buku panduan Metode Sampling Bioekologi (Fachrul, 2007) yang berfungsi sebagai panduan pengamatan di lapangan dan kamera
Panasonic Lumix 12 megapixels yang berfungsi untuk mengambil gambarM. nigra.
IndividuM. nigrayang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Nama Umur Gender Lokasi Keterangan Ramos 9 tahun Jantan Pusat Primata
Schmutzer
Berpasangan dengan Nony
Nony 11
tahun
Betina Pusat Primata Schmutzer
Berpasangan dengan Ramos
Jinggo 9 tahun Jantan Primata I Dikandangkan sendiri Rany 9 bulan Betina Pusat Primata
Schmutzer
Anakan dari pasangan Ramos dan Nony
C. Lokasi Penelitian
Pengamatan dalam penelitian ini meliputi:
1. Pusat Primata Schmutzer (PPS) Taman Margasatwa Ragunan KandangM. nigradi Pusat Primata Schmutzer berdekatan dengan
2. Primata I Taman Margasatwa Ragunan
KandangM. nigradi Primata I berdekatan dengan kandangM. fascicularisdi bagian Utara dan kandangM. nemestrinadi bagian Selatan, sekitar 10 meter di arah Utara dari kandang terdapat kandang lutung (Trachypithecussp.) dan sekitar 50 meter dari kandang tersebut terdapat kandang aves (burung). Di dalam kandang tersebut terdapat satu individu jantan dewasa yang bernama Jinggo.
D. Metode Penelitian
Pengamatan perilaku harianM. nigradilakukan dengan menggunakan metodeFocal Animal Sampling(Fachrul, 2007) dengan mencatat perilaku bergerak (moving), makan (feeding), istirahat (resting) dan eliminatif (eliminative) yang dilakukan masing-masing individu dalam kandang.
Penghitungan persentase aktivitas setiap individu adalah sebagai berikut: Persentase aktivitas = (A/B) x 100 %
A = Frekuensi aktivitas per hari
B = Keseluruhan aktivitas per hari (Martin & Batesson, 1988).
E. Prosedur Penelitian
1. Sebelum melakukan koleksi data dilakukan penelitian pendahuluan selama satu minggu yang bertujuan untuk habituasi. Habituasi adalahmasa pembiasaan terhadap pengamat yang bertujuan agar satwa obyek tidak terganggu perilakunya karena kehadiran
masing-masing individu dengan jarak terhadap kandang sekitar 1 meter. Pengamat ikut
melakukan aktivitas yang dilakukan seperti masing-masing individu agar mereka tidak
terganggu oleh kehadiran pengamat. Pengamat juga memberi pakan pagi sekitar pukul
09.00 WIB dan pakan sore sekitar pukul 15.00 WIB.
2. Pengamatan dilakukan mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB dengan interval waktu pengamatan 10 menit selama 16 hari untuk masing-masing kandang, 8 hari pada hari kerja dan 8 hari pada hari libur. Pengamatan hari kerja dilakukan pada hari Senin-Jumat, sedangkan pengamatan pada hari libur dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Pengamatan dilakukan di luar kandangdengan jarak sekitar 1 meter. Pengamatan pada kandang yang memiliki dua individu dilakukan dengan
mengamati hanya salah satu individu pada satu hari, sedangkan individu lainnya diamati
pada hari yang berbeda akan tetapi dengan kondisi yang sama.
3. Pencatatan suhu dan kelembaban dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 WIB, siang hari pada pukul 12.00 WIB dan sore hari pada pukul 15.00 WIB (Pratiwi, 2008). Pengukuran suhu dan kelembaban menggunakanpshycrometeryang satuannya °F kemudian baru diubah ke °C.
F. Metode Pencatatan Data
Pencatatan data dilakukan secarainstantanaeous(Paterson, 1992), yaitu dengan mencatat setiap perilaku individu per sepuluh menit pada tabulasi data.
a. Bergerak (moving), merupakan aktivitas yang dilakukan oleh individu dengan ditandai gerak berpindah dari satu pohon ke pohon lain atau dari satu tempat ke tempat lain.
b. Makan (feeding), merupakan aktivitas yang dilakukan individu mulai dari memilih, memegang, mengambil dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
c. Istirahat (resting), merupakan aktivitas individu relatif tidak melakukan kegiatan dalam periode waktu tertentu (Linburg, 1980).
d. Eliminatif (eliminative), merupakan aktivitas mengeluarkan kotoran (defekasi dan urinasi) serta membersihkan diri atau merawat diri dari kotoran dan parasit
IV. SIIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah:
1. Aktivitas individuM. nigrapaling tinggi adalah bergerak, diikuti dengan aktivitas istirahat, kemudian aktivitas makan dan yang paling jarang dilakukan adalah aktivitas eliminatif.
2. Aktivitas individuM. nigrapada hari kerja serupa dengan aktivitas pada hari libur. 3. IndividuM. nigramemulai aktivitas hariannya sekitar pukul 06.00-18.00 WIB.
Aktivitas bergerak paling tinggi pukul 09.00 dan 11.00 WIB, makan pukul 09.00 dan pukul 10.00 WIB, istirahat pukul 12.00-14.00 WIB, sedangkan aktivitas eliminatif pada pukul 13.00 WIB.
4. M. nigramerupakan hewan berkelompok sehingga individu yang dikandangkan sendiri mengalami stress dan melakukan perilaku abnormal seperti aktivitas rocking dan aktivitas seksual abnormal.
B. Saran
1. Perlu adanya translokasi dari kelompokM. nigrayang baru agar individu yang dikandangkan sendiri dapat bergabung dengan kelompok.
2. Luas areal kandang sebaiknya tidak terlalu sempit agar pergerakan individuM. nigra tidak terganggu.
3. Pasangan individuM. nigrayang sedang estrus sebaiknya tidak diletakkan di kandang yang dilalui pengunjung agar reproduksinya tidak terganggu.
STUDI PERILAKU HARIAN MONYET HITAM SULAWESI DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA
(Skripsi)
Oleh
Etsa Catur Sari Ermalita 0717021036
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Metro pada tanggal 15 Maret 1989, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, putri Bapak Sukardi dan Ibu Sujati. Penulis mulai menempuh pendidikan di TK Handayani Metro dan diselesaikan pada tahun 1995, SD Negeri 6 Metro Barat dan diselesaikan pada tahun 2001, SMP Negeri 1 Metro dan diselesaikan pada tahun 2004 dan SMA Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2007.
Kemudian pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi