• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS V SDN SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS V SDN SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS V SDN

SRI BASUKI KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD.

Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus dan setiap siklus melalui tahapan 1. perencanaan, 2. pelaksanaan, 3. observasi, 4. refleksi. Data yang diambil meliputi data kuantitatif berupa tes hasil belajar dan data kualitatif hasil observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningktakan aktivitas dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat hasil aktivitas belajar peserta didik yang meningkat mulai dari jumlah rata-rata 69,96 pada siklus I dan meningkat pada siklus II dengan jumlah rata-rata 73,40 Demikian juga yang terjadi pada hasil belajar pada siklus I terdapat 46,66% peserta didik yang dapat dikatakan tuntas dengan jumlah rata-rata 69,83 dan terdapat 53,33% peserta didik belum tuntas. Sedangkan pada siklus II meningkat yakni terdapat 80,00% peserta didik yang tuntas dan 20.00% peserta didik belum tuntas dengan jumlah rata-rata 75,50. Hal ini menujukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas V SDN Sri Basuki Kecamatan Negera Besar Kabupaten Way Kanan.

(2)
(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 24

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 26

3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 58

4. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II ... 60

(4)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 14

3. Hasil Belajar ... 18

4. Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

B.Kerangka Pikir ... 23

(5)

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A.Jenis Penelitian ... 25

B.Setting Penelitian ... 27

C.Teknik Pengumpulan Data ... 28

D.Teknik Analisis Data ... 30

E. Indikator Keberhasilan ... 32

F. Rencana Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Hasil Penelitian ... 36

1. Profil SDN Sri Basuki ... 36

2. Data Hasil Penelitian ... 37

I. Pelaksanaan Siklus I ... 38

II. Pelaksanaan Siklus II ... 49

3. Data Hasil Observasi Kinerja Guru ... 51

B.Pembahasan ... 57

1.Pembahasan Hasil Belajar Peserta Didik ... 57

2.Pembahasan Aktivitas Belajar Peserta Didik ... 59

3.Pembahasan Lembar Observasi Guru ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A.Kesimpulan ... 63

B.Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Pengantar Penelitian ... 68

2. Surat Keterangan Penelitian ... 69

3. Daftar Peserta Didik ... 72

4. Daftar Kelompok Peserta Didik ... 73

5. Lembar Hasil Belajar siklus I dan Siklus II ... 74

6. Lembar Aktivitas Peserta Didik Siklus I ... 76

7. Lembar Aktivitas Peserta Didik Siklus II ... 78

8. Lembar Observasi Guru Siklus I ... 80

9. Lembar Observasi Guru Siklus II ... 81

10. Soal Penelitian ... 82

11. Silabus ... 84

12. RPP ... 86

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 41

3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 43

4. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 45

5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 51

6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 53

7. Daftar Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 55

8. Rekapitulasi peningkatan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ... 57

9. Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 59

(8)
(9)
(10)
(11)

MOTO

Sesungguhnya Allah tiada merubah keadaan suatu kaum,

kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

(12)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan sujud syukur pada-Nya karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda Sugoto dan Ibunda Sanis tercinta, terima kasih atas usaha keras

serta do’anya yang selalu mengiringi penulis mencapai cita-cita.

2. Suamiku Sutrisna yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam kehidupanku.

3. Anak-anakku Prima Andika, Dwi Hartanto, dan Aditya Trihandika yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studiku.

4. Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru yang selalu mendukung keberhasilanku, dan

(13)

RIWAYAT HIDUP

(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, pencipta semesta alam yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan rasa syukur yang dalam, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar PKn Kelas V Sdn Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan”.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan keterbatasan. Kenyataan ini yang menyadarkan penulis bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, niscahya skripsi ini tidak akan terselesaikan. Maka pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku ketua jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD Universitas Lampung.

(15)

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd, selaku dosen pembahas yang telah bersedia memberikan bimbingan, kritik, dan arahan dalam penyususnan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi S-1 PGSD Universitas

Lampung, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada penulis.

8. Bapak Zuherman, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sri Basuki, serta Dewan Guru dan Staff Administrasi yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat penulis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bersama kalian kumaknai indahnya persahabatan.

10. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan.

Way Kanan, Juli 2014 Penulis,

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. (Depdiknas. 2005: 36).

(17)

2

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang di dalamnya memuat rumpun hukum, politik, dan moral. PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Dengan melihat tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yang erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses pembelajaran di Sekolah Dasar tidak akan cukup dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar PKn di Sekolah Dasar akan lebih optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, atau lingkngan dimana sekolah itu berada.

Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD) diarahkan pada ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sementara disisi lain kita tahu bahwa PKn merupakan ilmu yang memiliki kecenderungan menghafal. Karakteristik PKn inilah yang menyebabkan PKn banyak tidak disukai oleh peserta didik.

Metode pembelajaran yang terpusat pada guru, dapat menimbulkan pembelajaran tidak bermakna, akibatnya siswa pasif, tidak kreatif, kurang inisiatif, dan tidak termotivasi untuk belajar aktif.

(18)

3

dengan pelajaran PKn, karena selama ini pada proses pembelajaran siswa hanya pasif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang biasa terjadi, siswa hanya duduk mendengarkan ceramah guru, lalu mencatat materi pelajaran dan mengerjakan latihan atau tugas yang diperintah oleh guru. Sebaliknya guru mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah tanpa divariasi dengan berbagai metode atau model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran. Hal demikian yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik di kelas V SDN Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

(19)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Siswa kurang aktif cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran PKn. 2. Guru masih menggunakan pembelajaran secara klasikal sehingga proses

belajar mengajar tidak menarik perhatian siswa.

3. Rendahnya aktivitas belajar PKn siswa kelas V SDN Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kana.

4. Rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Negeri Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

C. Rumusan Masalah

Dari analisis yang ditemui dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

(20)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas V SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negara Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas V SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negara Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri Sri Basuki.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri Sri Basuki

2. Bagi Guru

(21)

6

b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme diri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran kooperatif STAD menjadi informasi dan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pembelajaran PKn kelas V di SD khususnya SD Negeri Sri Basuki.

4. Bagi Peneliti

(22)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Kokom Komalasari, 2011: 57).

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode ataupun prosedur, ciri-ciri tersebut ialah:

1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para penciptanya.

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar. 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

(23)

8

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujun pembelajaran dapat tercapai (Trianto, 2009: 23).

Berkenaan dengan keterangan di atas, dapat diartikan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang telah didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran yang sistematis sehingga dapat membantu peserta didik untuk belajar aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Setiap pendidik atau guru hendaknya mengetahui dan menguasai beberapa teori mengenai model pembelajaran, sehingga guru atau pendidik tersebut akan dapat menerapkannya di kelas dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran nantinya diharapkan akan dapat menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar pada setiap peserta didik.

b. Manfaat Model Pembelajaran

Adapun manfaat model pembelajaran ialah: 1) Bagi Guru.

a) Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah

jelas langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap peserta didik, serta ketersediaan media yang ada.

b) Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas peserta

(24)

9

c) Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku peserta

didik secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.

d) Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran

peserta didik secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan (tidak sekedar mengisi kekosongan).

e) Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam

merencanakan pembelajaran dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.

2) Bagi Siswa

a) Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran

b) Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran

c) Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti

pembelajaran secara penuh

d) Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya

secara objektif.

1) Model Pembelajaran Kooperatif

(25)

10

heterogen. “Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran

yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur” (Rusman, 2009: 203).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa:

a) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, dan menumbuhkan sikap toleransi serta menghargai pendapat orang lain.

b) Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman (Rusman, 2009: 205).

(26)

11

2) Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya (1994) di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Slavin (Nur dalam Trianto, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. (Trianto, 2009: 68).

b) Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(27)

12

1. Perangkat pembelajaran

Dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions, perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar.

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah ada kuis.

4. Pengaturan Tempat Duduk

Mengaturan kelas dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

5. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif

(28)

13

latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok. (Trianto, 2009: 69).

Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.. Langkah-langkah itu dapat ditunjukan pada tabel berikut. Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan. Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

c) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

(29)

14

c) Mengembangkan bakat

kepemimpinan

dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. (Adesanjaya, 2011:68).

2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana. 1989: 28 dalam Rusman. 2011: 1)

(30)

15

situasi tersebut menemukan dirinya. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu (Oemar Hamalik, 2011: 41). Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir kegiatan pembelajaran. Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah lakuakhir belajar tersebut dievaluasi. (Rusman. 2011: 161)

Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan belajar adalah proses perubahan yang berkesinambungan atau kontinu dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan. (Rusman. 2011: 1) Pembelajaran adalah proses tingkah laku yang melibatkan seluruh indera yang memunculkan kreativitas untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja (Dryden. 2001: 195).

(31)

16

prilaku spontan yang dicapai melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman (Skiner dalam Rusman. 2008: 161). Sudjana (2004: 28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan

sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif

antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan pembelajaran adalah komunikasi antara pembelajar, pengajar yang melibatkan seluruh indera agar memunculkan kreativitas.

c. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Kata aktivitas berasal dari kata activity yang artinya kegiatan belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas baik aktivitas fisik maupun psikis.

(32)

17

aktif: ia mendengarkan, mengamati, menyelidik, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya, dan sebagainya. Kegiatan atau keaktifan atau jasmani atau fisik sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain. sedang kegiatan psikis tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya (Ahmad Rohani. 2004: 6).

(33)

18

Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani, rohani dan sosial yang menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk belajar dan bekerja merupakan aktivitas. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.

3. Hasil Belajar

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah reciving (sikap menerima), responding (memberikan respons),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan

rountinized (Suprijono, 2011: 7).

(34)

19

dalam perbuatan yang dapat diamati,dan dapat diukur. (Nasution, 1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Menurut pendapat di atas disimpulkan hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar yang tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

4. Pendidikan Kewarganegaraan

(35)

20

Tujuan pendidikan PKn adaah untuk membentuk watak atau karakteristik warga Negara yang baik. Mulyasa (2007) tujuan pendidikan PKn adalah untuk menjadikan siswa mampu berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bias bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan. Bias berkembang secara positif dan demokratif. Muhammad Haris, (2010) Pendidikkan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi lembaga-lembaga demokrasi, Rule of law, HAM, hak dan kewajiban-kewajiban warga negara serta proses demokrasi. Zamroni, (2010) Pendidikkan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokratis yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Dari uraian di atas PKn merupakan pendidikan sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga Negara yang baik, yaitu warga Negara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik.

a. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar

Dalam kurikulum Pendidikan Dasar 94, terdapat mata pelajaran “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, yang di singka dengan

PPkn. Istilah “Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan”, pada saat

(36)

21

“Pendidikan Kewarganegaraan”. Oleh karena itu nama mata pelajaran

tersebut di SD berubah menjadi Mata Pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan. (Ian, 2010)

Menurut Kurikulum PPSP 1973 di perkenalkan Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara/Studi Sosial untuk SD 8 tahun yang berisikan integrasi materi Ilmu pengetahuan Sosial. Di sekolah Menengah 4 tahun selain studi Sosial terpadu juga terdapat Mata pelajaran PKN sebagai Program inti dan Civics dan Hukum sebagai program utama Jurusan Sosial. Istilah Kewargaannegara merupakan terjemahan dari “civics” yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga Negara yang baik (good citizen).

Dalam konteks itu, Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau member suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu member keteladanan,, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.

(37)

22

proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui PKn sekolah perlu di kembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.

Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak. Sifat multidimensionalnya itu terletak pada: Pandangan yang pluralistik – uniter (bermaacam-macam teetapi menyatu) dalam pengertian Bhineka Tunggal Ika.(Ian, 2010)

B.Kerangka Pikir

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang bepengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subyek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri peserta didik (Sardiman, 2008: 39).

(38)

23

interaksi antara peserta didik dan guru yang ada di lingkungan belajar (kelas). Selain penggunaan media pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan juga sangat mempengaruhi proses belajar. Adanya penggunaan model pembelajaran yang sesuai pada prose pembelajaran di kelas, akan memberikan porsi proses pendidikan yang sesuai. Dengan demikian proses pembelajaran yang berjalan baik cenderung akan memudahkan peserta didik memahami materi yang sedang dipelajari dan akan menghasilkan hasil belajar yang baik.

(39)

24

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian C.Hipotesis Tindakan

Hipotesi tindakan dalam penelitian ini adalah: “jika model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negara Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

kelas Penggunaan model

pembelajaran STAD peserta didik merasa bersemangat dalam

(40)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut Arikunto (2006: 58) yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada

input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Aidin Adlan (2011: 4) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “penelitian, tindakan, dan kelas”. Makna setiap kata tersebut

adalah sebagai berikut: Penelitian, kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan, sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus.

(41)

26

dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika peserta didik sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar di tempat lain di bawah arahan guru.

(42)

27

B.Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, pertama; orientasi, kedua; tahap pengumpulan data (lapangan) atau tahap eksploraasi; dan ketiga tahap analisis dan penafsiran data. Prosedur pertama ialah mengetahui sesuatu tentang apa yang belum diketahui. Tahap ini dikenal dengan tahap orientasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang tepat tentang latar penelitian. Tahap kedua adalah tahap eksplorasi fokus, pada tahap ini mulai memasuki proses pengumpulan data, yaitu cara-cara yang digunakan dalam pengumpulan data. Dan tahap yang ketiga adalah rencana tentang teknik yang digunakan untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan kaeabsahan data.

Ketiga tahap penelitian diatas akan diikuti dan dilakukan oleh peneliti,

pertama adalah orientasi, yaitu menemukan masalah-masalah yang terjadi di kelas, khususnya kelas V di SDN Sri Basuki. Setelah menganalisis dan menemukan ppermasalahan yang terjadi, peneliti merencanakan hal-hal yang akan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dengan cara menentukan tindakan kelas apa yang akan dilakukan. Selanjutnya, peneliti menyususn proposal penelitian tindakan kelas dimana terdapat proses perencanaan penelitian yang diharapakan agar dapat memecahkan masalah yang ada di kelas.

Kedua, adalah eksplorasi khusus, yaitu setelah mengadakan orientasi, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data dengan cara: melakukan penelitian di kelas V SDN Sri Basuki selama dua siklus. Pada setiap siklus, peneliti menggunakan model pembelajaran koopetratif tipe STAD

(43)

28

setiap siklusnya. Pengambilan data juga dilakukan pada tahap ini dengan cara tes dan non tes berupa data lembar observasi.

Ketiga, adalah tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengadakan pengecekan keabsahan data pada subyek informan atau dokumen untuk membuktikan validitas data yang diperoleh. Pada tahap ini dilakukan pembahasan data yang diberikan subyek maupun informan, dan diadakan perbaikan baik dari segi bahasa maupun sistematikanya, agar dalam hasil pelaporan hasil penelitian memperoleh derajat kepercayaan tinggi.

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di mulai pada bulan April sampai Juni 2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecmatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

3. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki dengan jumlah 30 peserta didik.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

(44)

29

kinerja guru pada setiap siklus. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis mata pelajaran PKn peserta didik kelas V SDN Sri Basuki. 2. Teknik Pengumpulan Data

a) Tes

Merupakan teknik pengambilan data yang diambil dari dari jawaban atas soal-soal yang telah diberikan. Dengan demikian dapat menjadi tolak ukur keberhasilan penggunaan model pembelajaran STAD.

b) Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. c) Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data baik berupa gambar, foto, dan data nilai yang berkaitan pada saat penelitian berlangsung.

3. Alat Pengumpul Data a) Soal tes

Soal tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa hasil belajar.

b) Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa aktivitas belajar peserta didik.

(45)

30

Kamera digunakan untuk mengumpulkan data dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di kelas pada saat penelitian berlangsung.

B.Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah nilai hasil tes peserta didik pada setiap siklus. Dalam verifikasi data ini penulis mengkonfergensikan data reduksi dan display selanjutnya melakukan verifikasi data dengan mencocokkan teori yang terkait dengan penerapan model pembelajaran

STAD pada mata pelajaran PKn kelas V Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki. Analisis data kauntitatif peserta didik secara individual dapat digunakan rumus:

Keterangan:

S : nilai yang diharapkan

R : jumlah skor/item yang dijawab benar N : skor maksimum dari tes

Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai rata-rata peserta didik dengan cara:

Keterangan :

X : nilai rata-rata peserta didik N : banyaknya peserta didik Xi : jumlah nilai peserta didik

(46)

31

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar peserta didik F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar N = Jumlah seluruh peserta didik

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil lembar observasi baik pada observasi aktivitas peserta didik maupun aktivitas guru pada setiap siklus. Pada lembar observasi kegiatan peserta didik maupun guru, data yang diperoleh dapat dianalisis dengan skala keberhasilan sebagai berikut:

(47)

32

mencapai atau lebih dari KKM yang ditentukan pada mata pelajaran PKn yakni 70.

D. Rencana Penelitian

Prosedur PTK yang dapat dilaksanakan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi. Berikut tahapan PTK yang disajikan dalam gambar di bawah ini.

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan kegiatan dimulai dengan: a. membuat instrumen kegiatan pembelajaran yaitu :

1) Lembar Kegiatan pembelajaran, yakni urutan rencana pembelajaran bagi guru, media dan metode yang akan diterapkan.

2) Lembar kegiatan dijadikan petunjuk dan arah kegiatan pembelajaran. b. Membuat Instrumen Pengumpul data

1) Lembar observasi aktifitas siswa dengan observer 2) Tes hasil belajar

c. Mempersiapkan media dan metode yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

(48)

33

c. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari dengan menggunakan media yang disesuaikan dengan materi.

d. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada tiap siklus guru menggunakan model pembelajaran STAD. Selanjutnya diberikan evaluasi tiap siklus yang hasilnya sebagai bahan perencanaan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

3. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas peserta didik, dengan strategi yang sudah direncanakan sehingga didapatkan hasil untuk proses refleksi nantinya. 4. Refleksi

Refleksi ini diadakan berdasarkan dari catatan dan pengamatan yang telah dilakukan oleh guru dan peneliti. Peneliti bersama dengan guru kemudian membahas dampak yang telah dihasilkan dan membandingkan dengan keadaan sebelum diberi tindakan. Berdasarkan penjelasan tahapan Penelitian Tindakan Kelas, jika permasalahan dalam kelas belum terselesaikan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan tahapan yang sama pada setiap siklusnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus dengan penjelasan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

pada pertemuan pertama dengan tahapan sebagai berikut: 1) Perencanaan tindakan siklus 1

(49)

34

a) Membuat rencana pelaksanaan hasil belajar sesuai dengan model pembelajaran STAD.

b) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivatas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru, dan instrument assesmen untuk mengukur prestasi belajar siswa, serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

2) Pelaksanaan tindakan siklus I

Jika perencanaan telah selesai di lakukan, maka rencana tindakan dapat di aksanakan dalam situasi belajar yang aktual. Tindakan di laksanakan sejalan dengan perencanaan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya, misalnya dengan penggunaan media, LKS, model pembelajran, dan materi yang digunakan pada proses pembelajaran berlangsung.

3) Observasi siklus I

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi di lakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi di lakukan untuk merekam proses yang terjadi selam hasil belajar berlagsung. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksaan tindakan menggunakan lembar observasi, dimana pada tahap ini guru dan siswa di observasi oleh peneliti, apakah hasil belajar sudah sesuai dengan rencana pelaksaan hasil belajar yang telahdi buat bersama.

4) Refleksi siklus I

(50)

35

pelaksaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitan anatara yang satu dengan yang lainnya, di bandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu, dan tau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat di tarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(51)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Sri Basuki dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn peserta didik kelas V SD Negeri Sri Basuki Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014 hal itu ditunjukkan berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas peserta didik yakni terdapat peningkatan nilai rata-rata dari siklus I yakni 69,96 menjadi 73,40 pada siklus II.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

(52)

64

B.Saran

Setelah memperhatikan data lapangan serta analisis data dan kesimpulan, maka penulis memberikan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik hendaknya dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, sehingga dapat membantu peserta didik menjadi lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan.

2. Bagi guru untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, hendaknya seorang pendidik bidang studi harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang dan model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah hendaknya penelitian ini menjadi bahan masukan untuk mengembangkan metode pengajaran yang ada di sekolah dan bekerjasama dengan guru dalam memenuhi fasilitas guna terlaksananya proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas peserta didik.

(53)

65

DAFTAR PUSTAKA

Adlan, Aidin. 2011. Bimbingan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Duta Kurnia. Kudus.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Dimyati, Mujiono. 2002. Hasil Belajar. Reneka Cipta. Yogyakatra.

Dryden. 2001. Pengertian Pembelajaran. http: pengertian-definisi-Pembelajaran/ didownload tanggal 10 Februarir 2014.

Hamalik, Oemar, 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Komalasari. Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT Refika Aditama. Bandung.

Ian. 2010. Hakikat, Fungsi, Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di S. http://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/. Diunduh pada hari Selasa, 29 April 2014.

Mulyasa. 2007. Pembelajaran PKn SD. Alfa Beta. Bandung.

Noehi, Nasution. 1995. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta. Rohani, Ahmad. 2004. Aktivitas Belajar. Yrama. Bandung.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Rusman. 2011. Pengertian Pembelajaran. http: pengertian-definisi-pembelajaran didownload tanggal 23 Januari 2014.

Salvin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Gafindo Persada. Jakarta.

(54)

66

Sriyono. 2011. Macam-macam Teori Belajar. http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 10 Desember 2013.

Sudjana. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Suprijono. 2011. Pengertian Hasil Belajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana. Jakarta. Wardhani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Warsita. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Winataputra, U, S, 1978. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta. Zamroni, 2008. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.

Gambar

Tabel
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Menanggapi masalah tersebut, penulis akan mencoba membuat aplikasi penjualan alat tulis kantor dengan menggunakan visual basic, sehingga dapat diharapkan efektifitas dan efisiensi

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa p-value sebesar 0,52 yang berarti tidak terdapat perbedaanlama in- volusio uteri pada ibu nifas yang mengguna- kan IUD post placenta