PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI 3 (TIGA) POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
ANNIKE VERONIKA MUNTHE 135102043
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI 3 (TIGA) POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK Annike Veronika Munthe
Latar Belakang : Untuk mencapai target kelengkapan setiap imunisasi khususnya BCG maka WHO mencanangkan UCI (Universal Child Immunization) yang dilakukan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional. Dalam mengatasi peningkatan penyakit Tuberkulosis maka sesuai dengan ketentuan WHO dan International Union Against Tuberculosis and Lung Disease pada negara- negara dengan prevalensi Tuberkulosis yang tinggi, vaksin BCG hendaknya diberikan kepada semua bayi pada usia 0-2 bulan. Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di Posyandu Melati, Posyandu Helvetia dan Posyandu Nusa Indah di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Metode Penelitian : Desain penelitian adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dan menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Diperoleh data dari 45 responden mayoritas berumur 21-30 tahun 23 orang (51,1%), pendidikan SMA 21 orang (46,7%), pekerjaan IRT 22 orang (48,9%). Pengetahuan ibu adalah cukup 25 orang (55,6%) dan sikap ibu adalah positif 32 orang (71,1%).
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu cukup dan sikap ibu positif tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan, maka disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan informasi tentang imunisasi BCG melalui penyuluhan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan arahan dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah Ini
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
3. Febrina Oktavinola Kaban, SST, M. Keb selaku dosen pembimbing saya yang telah membimbing dan mengarahkan saya hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai. 4. Hj. Juliani, SST, MARS selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan selama perbaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan
6. Kepala Puskesmas Helvetia Medan yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di Puskesmas Helvetia Medan.
7. Rasa hormat dan terimakasih kepada Ayahanda R. Munthe dan Ibunda R. Tarigan yang selalu memberikan kasih sayang yang sangat tulus, doa dan semangat kepada saya.
8. Adik tersayang Natalia Munthe yang selalu mendoakan saya. 9. Kesetiaan kekasih peneliti Jonri Faif Nababan, S.Kep. Ns
10.Semua rekan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
11.Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua pembaca.
Medan, Juni 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 6
C.Tujuan Penelitian ... 6
1. Tujuan Umum ... 6
2. Tujuan Khusus ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pengetahuan ... 8
1. Defenisi ... 8
2. Tingkatan Pengetahuan ... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi pengetahuan ... 10
4. Cara Mengukur Pengetahuan ... 12
B.Sikap ... 12
1. Defenisi ... 13
2. Tingkatan sikap ... 13
3. Komponen Sikap ... 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 14
C.Imunisasi BCG ... 16
1. Defenisi ... 16
2. Fungsi Imunisasi BCG ... 17
3. Sifat Imunisasi BCG ... 17
4. Penyimpanan Imunisasi BCG ... 18
5. Pemberian Imunisasi BCG dan dosis ... 18
6. Usia Pemberian Imunisasi BCG ... 18
7. Cara Pemberian Imunisasi BCG ... 19
8. Tanda keberhasilan ... 20
9. Efek samping Imunisasi BCG ... 20
10.Kontraindikasi Imunisasi BCG ... 21
BAB III KERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep ... 22
B.Defenisi Operasional ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 24
B.Populasi dan Sampel ... 24
a. Populasi ... 24
b. Sampel ... 24
C.Tempat Penelitian ... 25
D.Waktu Penelitian ... 25
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 25
F. Instrumen Penelitian ... 26
G.Alat Pengumpul Data ... 26
H.Uji Validitas ... 29
1. Uji Validitas ... 29
2. Reliabilitas ... 30
I. . Prosedur Pengumpulan Data ... 30
J. . Pengolahan Data ... 31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 33
1. Karakteristik Responden ... 33
2. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan...34
3. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ... 36
B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden ... 38
2. Pengetahuan ibu ... 41
3. Sikap ibu ... 42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 44
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ………23 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan, dan
Pekerjaan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 ...33 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Item Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang
Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...34
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...36 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Butir Item Kuesioner “Sikap” Tentang
Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014...36
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Master Data Penelitian Lampiran 6 : Hasil output Data Penelitian
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI 3 (TIGA) POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK Annike Veronika Munthe
Latar Belakang : Untuk mencapai target kelengkapan setiap imunisasi khususnya BCG maka WHO mencanangkan UCI (Universal Child Immunization) yang dilakukan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional. Dalam mengatasi peningkatan penyakit Tuberkulosis maka sesuai dengan ketentuan WHO dan International Union Against Tuberculosis and Lung Disease pada negara- negara dengan prevalensi Tuberkulosis yang tinggi, vaksin BCG hendaknya diberikan kepada semua bayi pada usia 0-2 bulan. Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di Posyandu Melati, Posyandu Helvetia dan Posyandu Nusa Indah di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Metode Penelitian : Desain penelitian adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dan menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Diperoleh data dari 45 responden mayoritas berumur 21-30 tahun 23 orang (51,1%), pendidikan SMA 21 orang (46,7%), pekerjaan IRT 22 orang (48,9%). Pengetahuan ibu adalah cukup 25 orang (55,6%) dan sikap ibu adalah positif 32 orang (71,1%).
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu cukup dan sikap ibu positif tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan, maka disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan informasi tentang imunisasi BCG melalui penyuluhan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dunia telah bersepakat untuk melakukan upaya mensejahterakan masyarakatnya bersama-sama. Kesepakatan tersebut tertuang dalam program Millenium Development Goals (MDGs) atau Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium pada Tahun 2015
dengan sasaran yaitu nomor empat, menurunkan angka kematian anak, dengan target menurunkan angka kematian balita harus turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Didalam mencapai tujuan keempat MDGs, program vaksinasi menduduki peran yang sangat penting dan strategis. Karena vaksinasi merupakan upaya paling ampuh dalam mencegah penyebaran atau penularan penyakit infeksi yang ganas dan menular dari orang ke orang lain (Ranuh dkk, 2011).
Untuk mencapai target kelengkapan setiap imunisasi khususnya BCG maka WHO mencanangkan UCI (Universal Child Immunization) yang dilakukan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi. Imunisasi BCG merupakan salah satu Program Imunisasi Nasional yang dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau Expanded Program on Immunization (EPI) yang telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1997.
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) yang mengandung bakteri bacillus calmette guerrin hidup yang telah dilemahkan (Marimbi Hanum, 2010).
disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular BTA positif (Basil Tahan Asam). Berdasarkan perhitungan WHO pada tahun 1999 setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan kematian karena TBC sekitar 140.000. Pada tahun 2000 kasus TBC meningkat menjadi 10,2 juta kematian (Depkes, 2002).
Sedangkan pada tahun 2012 WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit TBC, sebagian besar berada di Negara berkembang sekitar 75%, diantaranya di Indonesia setiap tahun ditemukan 539.000 kasus baru TB BTA positif dengan kematian 101.000. Menurut Departemen Kesehatan sepertiga penderita tersebut di temukan di RS dan sepertiga lagi di puskesmas, sisanya tidak terdeteksi dengan baik (Depkes, 2013).
Pertama kali survey prevalensi TB di Indonesia dilakukan pada tahun 1964-1965 yaitu di pedesaan Jawa Timur. Dilaporkan angka prevalensi mencapai 11,7 persen dengan risiko infeksi tahun 1,64 persen. Survey selanjutnya 1984-1986 dengan risiko infeksi tahunan sebesar 2,3 persen. Pada tahun 1999 angka prevalensi diperoleh sebesar 786 per 100.000 penduduk, 44 persennya adalah tuberkulosis dengan BTA positif. Kemudian pada tahun 2007 tuberkulosis paru dengan BTA positif menjadi 104 per 100.000 penduduk dengan rincian di Jawa dan Bali sekitar 59 per 100.000 penduduk, di Sumatera 160 per 100.000 penduduk, untuk bagian Indonesia bagian timur mencapai 189 per 100.000 penduduk. Namun tahun 2010 prevalensi tuberkulosis mencapai 202 per 100.000 penduduk dengan angka resiko ketularan di Sumatera (Nizar, 2011).
negara- Negara dengan prevalensi Tuberkulosis yang tinggi, vaksin BCG hendaknya diberikan kepada semua bayi pada usia 0-2 bulan tetapi dengan beberapa pengecualian misalnya AIDS yang aktif, dengan dosis yang dianjurkan WHO yaitu 0,05 ml untuk neonatus dan bayi dibawah 1 tahun dan 0,01 ml untuk anak yang lebih dari 1 tahun dan orang dewasa. Vaksin BCG dapat merangsang kekebalan dan meningkatkan daya tahan tubuh tubuh (Fred Miller dkk, 2002).
Percobaan terkontrol di beberapa negara Barat pada anak dengan gizi cukup, menunjukkan bahwa vaksin BCG dapat memberikan perlindungan 80% perlindungan terhadap Tuberkulosis selama 15 tahun bila diberikan sebelum infeksi pertama kali atau kepada anak- anak dengan hasil tes tuberkulin yang negatif (Ranuh, dkk 2011).
Di Indonesia imunisasi BCG merupakan imunisasi yang wajib diperoleh oleh setiap bayi untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecatatan. Pemerintah mewajibkan para ibu untuk melakukan imunisasi bagi bayinya dengan tujuan mengurangi penyakit tertentu. Orang tua perlu diberitahu bahwa setelah diimunisasi BCG dapat menimbulkan reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan atau gejala tertentu. Efek samping dari imunisasi umumnya terjadi karena potensi dari vaksin itu sendiri (Ranuh, dkk 2011).
Kenyataannya di masyarakat masih banyak orang tua yang tidak melakukan imunisasi BCG terhadap bayinya karena takut akan efek samping dari imunisasi tersebut, kurangnya pengetahuan ibu tersebut terhadap pentingnya imunisasi BCG, persepsi yang salah tentang kontraindikasi, serta kurangnya pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi BCG pada bayi. Maka pesan yang perlu disampaikan kepada orang tua yaitu: manfaat dari vaksin yang diberikan, tanggal imunisasi dan pentingnya Kartu Menuju Sehat (KMS) disimpan secara aman dan selalu dibawa pada saat imunisasi. Akibat ringan yang dialami setelah diberi imunisasi dan cara mengatasi serta orang tua tidak perlu khawatir (Nimah Nurida Ulin dkk, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwita Ratna (2013) mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu mengenai kejadian pasca imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Belang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013“ menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga dengan sikap ibu mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya.
Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayitno dan Dwiastuti mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok 2012” menunjukkan bahwa imunisasi BCG dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sikap ibu, pendidikan ibu, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan.
Total jumlah data dari Puskesmas Helvetia yang terdiri dari 55 posyandu tahun 2013 menunjukkan total jumlah bayi yang diimunisasi BCG sejumlah 2841 (80,4%). Ini membuktikan bahwa target pencapaian UCI (Universal Child Immunization) atau target seseorang anak telah menerima dosis penuh dari imunisasi BCG yang dianjurkan sebelum usia 2 bulan yaitu 92% pada tahun 2013 belum tercapai. Dari 55 posyandu, peneliti hanya menggunakan 3 posyandu yaitu Posyandu di Puskesmas Helvetia, Posyandu Melati dan Posyandu Nusa Indah sebagai tempat penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana “Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi karakteristik demografi ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan tentang imunisasi BCG.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi keluarga tentang manfaat pemberian imunisasi BCG pada bayi.
2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kebidanan khususnya yang berhubungan dengan manfaat pemberian imunisasi BCG pada bayi.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberi pengalaman nyata dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya tentang manfaat pemberian imunisasi BCG pada bayi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan
1. Defenisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Over Behavior), pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip. d. Analisis (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi atau mental. Pada aspek psikologi atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
d. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
g. Informasi
4. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara (pertanyaan-pertanyaan secara langsung) atau melalui angket ((pertanyaan-pertanyaan-(pertanyaan-pertanyaan tertulis) yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Mubarak, 2011).
Wawancara (interview) adalah suatu metode yang dipergunakan unutk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau infomasi secara lisan dari seseorang sarana penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum. Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendaptkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
B. Sikap
1. Defenisi
2. Tingkatan sikap
Menurut Notoatmodjo (2010), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau menerima stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain mencemoohnya atau adanya resiko lain.
3. Komponen Sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010) sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian orang terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, penegtahuan, pikiran, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu: a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosional, pengahayatan akan pengalaman akan lebih baik mendalam dan lebih baik mendalam dan lebih membekas.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfornis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan
mengutamakan kehidupan kelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualism yang mengutamakan kepentingan perorangan.
d. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain. Mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadapa hal tersebut.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
f. Pengaruh faktor emosional
5. Metode Pengukuran Sikap
Notoatmodjo (2010), pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Misalnya, bagaimana pendapat responden tentang imunisasi BCG pada anak balita. Pertanyaan-pertanyaan langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan mengunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap peryataan-pernyataan dengan objek tertentu yaitu mengunakan skala Likert.
C. Imunisasi BCG 1. Defenisi
Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin) merupakan vaksin yang terdiri dari basil hidup yang dihilangkan virulensinya. Basil ini berasal dari suatu strain TB Bovin yang dibiakkan selama beberapa tahun dalam laboratorium. BCG dapat merangsang kekebalan, meningkatkan daya tahan tubuh tanpa menyebabkan kerusakan. Sesudah vaksinasi BCG, TB dapat memasuki tubuh tetapi dalam kebanyakan kasus daya pertahanan tubuh yang meningkat akan mengendalikan atau membunuh kuman-kuman tersebut (Miller Fred dkk, 2002).
bulan. Vaskin ini mengandung bakteri bacillus calmette guerrin hidup yang dilemahkan banyak 50.000 sampai 1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu ditempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah (Marimbi Hanum, 2010).
2. Fungsi Imunisasi BCG
Imunisasi BCG merupakan pemberian vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. BCG juga merupakan imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular. Imunisasi ini berguna untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dan juga TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier yaitu pada seluruh lapangan paru dan TBC tulang (Maryunani Anik, 2010).
Imunsisasi BCG merupakan vaksin yang digunakan di Indonesia yang diproduksi oleh PT. Biofarma Bandung. Vaksin ini berisi suspensi Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan tuberkulosis milier (Ranuh dkk, 2011).
3. Sifat Imunisasi BCG
Vaksin yang bersifat seperti ini antara lain vaksin polio, vaksin BCG dan vaksin campak (Dwi Andhini dan Proverawati, 2010).
4. Penyimpanan Imunisasi BCG
Menurut WHO dalam Ranuh dkk (2011) penyimpanan vaksin BCG dalam thermostability of vaccines umur vaksin dapat bertahan sampai 1 tahun dengan suhu
penyimpanan 2-8°C dan pada suhu beberapa °C diatas suhu udara luar atau ambient temperature <34°C yang dapat bertahan selama 7 hari.
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCL 0,9 %. Setelah dilarutkan atau setelah vaksin dibuka harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari atau indoor day light (Marimbi Hanum, 2010).
5. Pemberian Imunisasi BCG dan Dosis
Menurut WHO dan Internationa Union Againts Tuberculosis and Lung Disease dalam buku Miller Fred dkk (2002) bahwa dinegara-negara dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi hendaknya BCG diberikan secara rutin kepada semua bayi tetapi dengan beberapa pengecualian, misalnya pada AIDS yang aktif. Dosis normal adalah 0,05 ml untuk neonatus dan bayi dibawah 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak lebih dari 1 tahun dan orang dewasa.
tinggi terus. Berbeda dengan vaksin yang berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan (Maryunani Anik, 2010).
6. Usia Pemberian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG sedini mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya 2 bulan. Jika diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan dilakukan tes Mantoux (tuberkulin) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tes-nya negatif. Jika ada
penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah, segera setelah lahir bayi diimunisasi BCG (Maryunani Anik, 2010).
Pemberian imunisasi BCG ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Pemberian Imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya imunisasi ini dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan (Marimbi Hanum, 2010).
7. Cara Pemberian Imunisasi BCG
Sesuai anjuran WHO dalam buku Maryunani Anik (2010) cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha kanan.
Kerjasama antara Ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan tepat (Dwi Andhini dan Proverawati, 2010).
Menurut Nanny Lia Dewi Vivian (2010). Penyuntikan imunisasi BCG ini sebaiknya diberikan pada muskular deltoid kanan atau lengan kanan atas sehingga bila terjadi limfadenitis pada aksila akan lebih mudah terdeteksi.
Vaksin BCG disuntikkan pada intrakutan didaerah muskular deltoid karena vaksin BCG lapisan chorium kulit sebagai depo berkembang biak reaksi indurasi, eritema, pustula. Bayi kulitnya tipis jadi cocok disuntikkan secara intrakutan dibandingkan suntikan secara subkutan yang terlalu dalam disuntikkan pada bayi (Marimbi Hanum, 2010).
8. Tanda Keberhasilan
9. Efek samping Imunisasi BCG
Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengan sembuh secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak atau leher. Pembesaran kalenjar ini terasa padat, namun tidak menimbulkan demam ((Dwi Andhini dan Proverawati, 2010).
10. Kontra Indikasi Imunisasi BCG
Menurut Soedjatmiko (2011) imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada: a. Reaksi uji Tuberkulin > 5mm
b. Menderita infeksi HIV, mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
c. Menderita gizi buruk d. Menderita demam tinggi
e. Menderita infeksi kulit yang luas f. Pernah sakit Tuberkulosis
BAB III
KERANGKA PENELITIAN A.Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin di amati dan di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan di lakukan (Notoadmodjo, 2010).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan” adalah sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan mendefinisikan variabel secara operasional untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel dan untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan ibu
Sikap ibu
No Variabel Defenisi Operaional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pengetahuan
Ibu
Kemampuan ibu yang memiliki bayi 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu). Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
B.Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian adalah seluruh bayi usia 0-2 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi BCG di Posyandu Puskesmas Helvetia, Posyandu Nusa Indah, dan Posyandu Melati. Setelah peneliti melakukan penelitian ke 3 (tiga) Posyandu yaitu Posyandu di Puskesmas Helvetia didapat responden sebanyak 26 orang, Posyandu Nusa Indah didapat reponden sebanyak 9 orang, dan Posyandu Melati didapat responden sebanyak 10 orang. Maka jumlah populasi sebanyak 45 orang.
b. Sampel
yang mempunyai bayi usia 0-2 bulan yang datang ke 3 (tiga) Posyandu untuk melakukan imunisasi BCG berjumlah 45 orang.
Adapun kriteria penelitian adalah sebagai berikut : Ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan yang bersedia menjadi responden dan bersedia menjawab pertanyaan kuesioner dengan lengkap.
C. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan, dengan mengambil 3 posyandu yaitu Posyandu Puskesmas Helvetia, Posyandu Nusa Indah, dan Posyandu Melati dari 55 posyandu yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan. Alasan saya melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan karena saya sudah pernah melakukan praktek di tempat tersebut dan ke 3 (tiga) Posyandu tersebut aktif melakukan pelayanan setiap bulannya.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan September-Juni 2014.
E. Pertimbangan etik penelitian
maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden (anonimity), tetapi dengan menggunakan kode tertentu pada masing-masing lembar kuesioner sehingga semua informasi yang diberikan akan tetap dijaga kerahasiaanya.
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian ini akan digunakan 2 jenis yaitu:
1. Kuesioner data demografi ibu
Yang berisi mengenai data umum ibu berupa umur ibu, pendidikan dan pekerjaan.
2. Lembar kuesioner
Yang berisi mengenai pertanyaan pengetahuan dan pernyataan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.
G. Alat Pengumpul Data 1. Data Pengetahuan
Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut :
Keterangan :
P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi - Nilai terendah Banyak Kelas = Jumlah kategori
- Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 20
Skor terkecil : 0
- Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 20 - 0 = 0
- Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = P = Rentang
Banyak Kelas
= 20 3 = 6,6
Rentang kelas sebesar 20 didapat dari nilai tertinggi – nilai terendah (20 - 0= 20) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 3. Jika skor maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 0 dapat dikategorikan :
1. Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0 - 6 pertanyaan)
2. Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7 - 13 pertanyaan)
3. Baik = 13,4+ 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden benar menjawab 14 - 20 pertanyaan).
2. Data Sikap
Pertanyaan tentang sikap ibu dengan menggunakan skala Likert dan terdiri dari 10 pertanyaan dengan sistem cheklist. Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari 3 kategori yaitu pernyataan setuju (S) dengan skor 3, Ragu-ragu (RR) dengan skor 2 dan tidak setuju (TS) dengan skor 1.
Jika pernyataan positif (+) maka :
1. Setuju (S) : 3 2. Ragu – ragu (R) : 2 3. Tidak Setuju (TS) : 1
Jika pernyataan negatif (-) maka :
Total skor diperoleh dari nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 30 jadi, semakin tinggi skor semakin baik sikap ibu yang mempunyai bayi usia 0-2 bulan tentang imunisasi BCG.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Hidayat (2007) Keterangan :
P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi - Nilai terendah Banyak Kelas = Jumlah kategori
Dimana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (3 × 10) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (1 × 10).
Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor terbesar-skor terkecil
= 30-10 = 20
Banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 10. Jika skor maksimum adalah 30 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan:
1. Positif : apabila mendapat skor 21 – 30 2. Negatif : apabila mendapat skor 10 – 20
P = Rentang
H. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan secara conten validity kepada orang yang dianggap ahlinya, pengujian tidak dilakukan penilaian
dimana hanya dilihat kesesuaian isi kuesioner. Dalam penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan sikap dan dikonsulkan kepada ahlinya jika pernyataan dikatakan valid apabila CVI > 0,7. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity oleh ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep dengan nilai CVI yaitu 80 untuk kuesioner pengetahuan dan 0,79 untuk kuesioner sikap.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas (kehandalan) adalah uji yang dilakukan terhadap instrument yang handal, tidak berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan uji reliabilitas uji statistik Cronbach's Alpha yakni dengan nilai koefisiennya adalah 0,761.
I. Prosedur Pengumpulan Data
Kepala Dinas Kota Medan. Setelah mendapat surat balasan berupa izin untuk meneliti, kemudian peneliti membawa surat izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut dan membawa surat izin penelitian untuk Puskesmas Helvetia Medan.
Setelah mendapat izin untuk meneliti, kemudian peneliti mendatangi Puskesmas Helvetia dan mulai melakukan pengumpulan data responden. Peneliti langsung bertemu dengan responden pada Posyandu terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dari kuesioner.
Langkah berikutnya peneliti membagikan kuesioner pada responden yaitu ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Setelah itu responden yang bersedia, diminta mengisi kuesioner. Pada saat pengisian data dan kuesioner, responden diberikan waktu selama 15 menit. Waktu untuk mengisi data dan menjawab kuesioner. Kemudian responden diberi kesempatan bertanya tentang hal yang tidak mengerti sehubungan dengan pertanyaan selama mengisi kuesioner. Pada saat pengisian kuesioner, terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner kemudian seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.
J. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah – langkah: 1. Editing
data terkumpul dengan cara memeriksa data checklist yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sesuai dengan jumlah sampel.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel kemudian membuat distribusi frekuensi. Pada tahap ini hasil observasi yang sama diteliti dan teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan selanjutnya, dituliskan dalam bentuk tabel-tabel (Hidayat, 2011).
4. Persentase data
Setelah data dikumpulkan kemudian dat diolah pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi SPSS Versi 19,0 dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase (%).
K. Analisa Data
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisa Univariat
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 45 orang.
1. Karakteristik Responden
Adapun distribusi frekuensi dari karakteristik responden adalah berdasarkan umur, pendidikan, serta pekerjaan.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 .
Karakteristik Frekuensi n = 45
Darti tabel 5.1 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan karakteristik umur, pendidikan, dan pekerjaan di 3(tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan. Berdasarkan karakteristik umur responden diperoleh hasil penelitian mayoritas ibu berumur 21-30 tahun yaitu 23 orang (51,1 %). Mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 21 orang (46,7%) dan mayoritas pekerjaan responden adalah IRT sebanyak 22 orang (48,9%).
2. Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
No Pertanyaan 4 Vaksin BCG dapat mencegah penyakit paru-paru
yang bersifat
33 73,3 12 26,6 5 Vaksin BCG merupakan vaksin yang rusak terhadap
suhu yang bersifat
19 42,2 26 57,7 6 Umur vaksin dapat bertahan…. tahun dengan suhu
penyimpanan 2-8°C
35 77,7 10 22,2 7 Vaksin BCG disimpan di dalam 25 55,5 10 44,4
8 Vaksin BCG berbentuk 27 60 18 40
9 Setelah vaksin BCG dibuka maka harus segera dipakai dalam waktu
10 Dosis normal pemberian imunisasi BCG pada neonates
17 37,7 28 62,2 11 Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 32 71,1 13 28,8 12 Sebaiknya vaksin BCG diberikan pada bayi usia 36 80 9 20 13 Jika umur bayi melewati batas yang telah ditentukan
untuk imunisasi BCG, maka dilakukan tes
23 51,1 22 48,8 14 Cara pemberiam imunisasi BCG adalah melalui 24 53,3 21 46,6
15 Jika hasil tes Mantoux tersebut…. maka dapat disuntikkan vaksin BCG
20 44,4 25 55,5
16 Vaksin BCG diberikan dengan cara 27 60 18 40 17 Tanda keberhasilan pemberian imunisasi BCG pada bayi adanya 29 64,4 16 35,5
18 Setelah disuntikkan vaksin BCG, akan timbul luka yang akan sembuh sendiri dan meninggalkan
27 60 18 40
19 Setelah satu atau dua minggu kemudian, bekas suntikan BCG tersebut berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi
23 51,1 22 48,8
20 Yang tidak dapat diberikan imunisasi BCG di bawah ini adalah, kecuali 31 68,8 14 31,1
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah soal no. 12 berjumlah 36 orang (80%). Sedangkan responden yang memberikan jawaban paling banyak salah terdapat pada soal no. 10 berjumlah 28 orang (62,2%).
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)
Baik 13 28,9
Cukup 25 55,6
Kurang 7 15,6
Total 45 100
Dari tabel diatas di dapat hasil penelitian pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-2 bulan tentang imunisasi BCG menunjukkan bahwa sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 25 orang (55,6%), dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (15,6%).
3. Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner “Sikap” Tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
No Pernyataan
n = 45 Pilihan jawaban Setuju Ragu-ragu Tidak
setuju
F % F % F %
1 Pendidikan kesehatan tentang imunisasi BCG jika diberikan petugas kesehatan akan menambah ilmu
2 Imunisasi BCG sangat penting bagi bayi sehingga ibu akan membawa bayi untuk imunisasi BCG
22 48,8 20 44,4 3 6,66
3 Ibu akan membawa bayi untuk imunisasi BCG karena bermanfaat untuk mencegah penyakit Tuberkulosis
25 55,5 11 24,4 9 20
4 Ibu tidak akan membawa bayi untuk imunisasi BCG jika dalam keadaan sakit
21 46,6 17 37,7 7 15,5
5 Setelah bayi diberi imunisasi BCG, ibu yakin imunisasi BCG tersebut bermanfaat untuk bayi
23 51,1 15 33,3 7 15,5
6 Ibu membawa bayi untuk imunisasi BCG karena penyakit yang dicegah dengan imunisasi adalah penyakit yang menular
19 42,2 17 37,7 9 20
7 Ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi BCG karena merasa kasihan, bayinya terlalu kecil
20 44,4 16 35,5 9 20
8 Ibu akan membawa bayi usia 2 bulan ke posyandu untuk imunisasi BCG
20 44,4 16 35,5 9 20
9 Banyak bayi yang diberi imunisasi BCG mengalami kematian
28 62,2 6 35,5 11 24,4
10 Ibu akan membawa bayi untuk imunisasi BCG walaupun bayinya demam setelah imunisasi
25 55,5 8 17,7 12 26,6
19 orang ( 42,2%). Kemudian, responden yang memberikan jawaban paling banyak ragu-ragu terdapat pada soal no. 2 sebanyak 20 orang (44,4%) sedangkan responden yang memberikan sedikit jawaban ragu-ragu terdapat pada soal no. 9 sebanyak 8 orang (17,7%). Responden yang memberikan jawaban tidak setuju paling banyak terdapat pada soal no. 10 sebanyak 12 orang (26,2%) sedangkan responden yang memberikan paling sedikit jawaban tidak setuju terdapat pada soal no. 1 dan soal no. 2 masing-masing sebanyak 3 orang (6,66%).
Adapun berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang telah peneliti tetapkan Maka, sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Sikap Frekuensi (n) Persen (%)
Positif 32 71,1
Negatif 13 28,9
Total 45 100
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden Tentang Imunisasi BCG di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 45 responden mayoritas responden berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 23 responden (51,1) dan minoritas responden berumur >40 tahun yaitu sebanyak 2 responden (4,4%).
Hal ini didukung oleh penelitian Rosita (2011) mengenai “ Tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian imunisasi BCG pada bayi di Puskesmas Polonia” dengan jumlah populasi 36 responden yang menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 25 responden (61,5 %) dan minoritas responden berumur >40 tahun yaitu sebanyak 1 responden (2,2%).
Menurut Mubarak, (2011) bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
Selanjutnya, dari 45 responden mayoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 21 responden (46,7%), dan minoritas pendidikan responden adalah SD sebanyak 3 responden (6,7%).
Polonia” dengan jumlah populasi 36 responden yang menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 21 responden (48,5%) dan minoritas pendidikan SD sebanyak 3 responden (3,6%).
Sesuai pendapat Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang pentingnya imunisasi BCG bagi bayinya. Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat, tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan yang diperolehnya. Karena pendidikan yang rendah mempengaruhi pemahaman seseorang dalam memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan pekerjaan, dari 45 responden mayoritas pekerjaan responden adalah IRT yaitu sebanyak 22 responden (48,9%), dan minoritas pendidikan responden adalah Pegawai Negeri sebanyak 1 responden (2,2%). Menurut Notoadmodjo (2003).
Menurut Notoadmojo (2010 ) menyebutkan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial, seperti lingkungan pekerjaan. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Lingkungan dalam pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan karena lingkungan memiliki fungsi sebagai alat pergaulan sosial dan bertukar informasi seperti informasi mengenai kesehatan mengenai imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.
2. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi BCG di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan tentang imunisasi menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 25 orang (55,6%), dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (15,6%).
Pengetahuan yang kurang karena kurangnya informasi yang didapat oleh ibu mengenai imunisasi BCG sehingga masih banyak ibu yang tidak mengetahui manfaat pemberian imunisasi BCG.
3. Sikap Ibu Tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Sikap menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Newcomb, 2007 dalam Notoadmodjo).
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan menunjukkan bahwa dari 45 orang responden sebagian besar memiliki sikap positif tentang imunisasi BCG sebanyak 32 orang (71,1%) dan sebagian kecil memiliki sikap negatif sebanyak 13 orang (28,9%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juwita (2013) mengenai “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu mengenai kejadian ikutan pasca imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013” dengan jumlah populasi sebanyak 36 responden, mayoritas sikap positif sebanyak 19 orang (52,7%).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan karakteristik Usia, didapatkan mayoritas responden adalah usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 23 orang (51,1%). Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan mayoritas pendidikan SMA yaitu sebanyak 21 orang (46,7%). Berdasarkan pekerjaan, didapatkan mayoritas IRT yaitu sebanyak 22 orang (48,9%).
2. Dari data yang diperoleh pengetahuan ibu, diperolreh mayoritas kategori cukup yaitu sebanyak 25 orang (55,6%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan Saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Keluarga
Diharapkan setiap ibu wajib membawa bayinya yang berusia 0-2 bulan untuk imunisasi BCG di posyandu maupun klinik.
2. Untuk tenaga kesehatan khususnya Bidan
Diharapkan sering memberikan informasi baik melalui penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah ataupun penyuluhan perkelompok pada saat pelaksanaan posyandu dan informasi yang diterima membawa anggapan positif bagi peningkatan promosi kesehatan khususnya tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan dimasa yang akan datang.
3. Untuk Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan judul yang menyangkut dengan hubungan pengetahuan dan sikap dan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan serta menggunakan sampel yang lebih banyak dan dapat dilakukan di beberapa lokasi serta menggunakan desain yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta
Azwar S, 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Depkes, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta
Fred Miller dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta : Widya Medika
Hidayat. AA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Juwita Ratna, 2013 “Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu mengenai kejadian pasca imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Belang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013“
Marimbi H, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
Maryunani A, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Mubarak W I, 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Mufidah F, 2012. Penyakit yang Rentan Diderita Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Flasbooks
Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Niezar, 2010. Ilmu Kesehatan dalam Kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Nimah N U dkk, 2010 “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping
imunisasi BCG dengan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Ngesrep Semarang”
Prayitno, Dwiastuti, 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok 2012.
Proverawati, Dwi Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Medika
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Salam Sejahtera
Dengan hormat,
Nama saya Annike Veronika Munthe, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di Posyandu Helvetia Wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ.
Untuk mencapai target kelengkapan setiap imunisasi khususnya BCG maka WHO mencanangkan UCI (Universal Child Immunization) yang dilakukan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization. Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) yang mengandung bakteri bacillus calmette guerrin hidup yang telah dilemahkan (Marimbi Hanum, 2010).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengetahuan dan Sikap ibu tentang imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014”.
Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Ibu/Sdri tentang :
a. Data demografi seperti usia, pendidikan terakhir, pekerjaan. b. Serta membagikan lembar instrumen penelitian berupa kuesioner.
Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :
Nama : Annike Veronika Munthe
Alamat : Jl. Jamin Ginting Pasar VII Padang Bulan Medan
No. Hp : 08529777129
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/ Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Umur : Alamat : Telp/HP :
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 di 3 (tiga) Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014ˮ. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, Februari 2014
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI BCG PADA BAYI USIA 0-2 BULAN DI 3 (TIGA) POSYANDU HELVETIA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
No. Responden : (Diisi oleh peneliti) A. Data Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian Data Karakteristik Responden
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan data dibawah ini yang sesuai dengan data anda.
1. Umur ibu saat ini ...
≤ 20 tahun 21- 30 tahun 31 - 40 tahun > 40 tahun 2. Pendidikan terakhir ibu ...
SD SMP SMA P.TINGGI 3. Pekerjaan Ibu saat ini ...
IRT Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta
Petunjuk Pengisian Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan
1. Bacalah pertanyaan berikut dengan baik, kemudian pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X).
2. Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda dengan benar dan jujur 3. Setiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban
4. Jawaban anda sangat membantu peneliti
B. Pertanyaan Pengetahuan
1. Apakah pengertian dari imunisasi BCG ...
a. Imunisasi yang membantu anak dalam tumbuh kembang b. Imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap demam
c. Imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis d. Imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap berbagai macam
penyakit yang menyerang bayi.
2. Vaksin BCG berasal dari ... a. Kuman yang dimatikan b. Kuman hidup
c. Bakteri BCG yang dimatikan
d. Bakteri BCG hidup yang dilemahkan
3. Fungsi imunisasi BCG adalah ...
a. Mencegah terjadinya penyakit TBC yang primer dan TBC yang berat b. Mencegah terjadinya penyakit yang berbahaya pada bayi
c. Mencegah penyakit polio pada byi
d. Mencegah terjadinya penyakit campak pada bayi
4. Vaksin BCG dapat mencegah penyakit paru-paru yang bersifat … a. Berbahaya
b. Menular c. Tidak menular d. Tidak berbahaya
5. Vaksin BCG merupakan vaksin yang rusak terhadap suhu yang bersifat ... a. Beku
b. Cair
c. Dingin yang berlebihan d. Panas yang berlebihan
6. Umur vaksin dapat bertahan…. tahun dengan suhu penyimpanan 2-8°C a. 1 Tahun
7. Vaksin BCG disimpan di dalam ... a. Thermostability
b. Thermostability of vaccines c. Kulkas
d. Freezer
8. Vaksin BCG berbentuk ... a. Cair
b. Bubuk kering c. Tetes
d. Padat
9. Setelah vaksin BCG dibuka maka harus segera dipakai dalam waktu... a. 1 jam, lalu sisanya dibuang
b. 2 jam, lalu sisanya dibuang c. 3 jam, lalu sisanya dibuang d. 4 jam, lalu sisanya dibuang
10.Dosis normal pemberian imunisasi BCG pada neonatus adalah … a. 0,01 ml
b. 0,03 ml c. 0,04 ml d. 0,05 ml
11.Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah ... a. 1 kali saja
b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
12.Sebaiknya vaksin BCG diberikan pada bayi usia … a. 1-2 bulan
b. 3-4 bulan c. 5-6 bulan d. 7-8 bulan
13.Jika umur bayi melewati batas yang telah ditentukan untuk imunisasi BCG, maka dilakukan tes …
c. Demam
d. Demam berdarah
14.Cara pemberiam imunisasi BCG adalah melalui... a. Tetes pada mulut bayi sebanyak 2 tetes
b. Pada tangan bayi yang sebelah kiri ataupun kanan
c. Intradermal dengan lokasi penyuntikan lengan kiri atas atau penyuntikan pada paha kiri
d. Intradermal dengan lokasi penyuntikan lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha kanan
15.Jika hasil tes Mantoux tersebut…. maka dapat disuntikkan vaksin BCG a. Negatif
b. Positif
c. A dan B salah d. A dan B benar
16.Vaksin BCG diberikan dengan cara ... a. Teteskan pada mulut bayi
b. Disuntikkan pada lengan kanan atas bayi c. Diberikan dalam bentuk serbuk
d. Diberikan dalam bentuk obat cair
17.Tanda keberhasilan pemberian imunisasi BCG pada bayi adanya …
a. Timbul indurasi atau benjolan kecil dan eritema berwarna merah di daerah bekas suntikan
b. Tidak timbul tanda apa-apa dan bayi tampak makin sehat c. Bayi demam
d. Timbul bercak-bercak merah pada sekujur tubuh bayi
18.Setelah disuntikkan vaksin BCG, akan timbul luka yang akan sembuh sendiri dan meninggalkan …
a. Bekas suntikan b. Tanda bercak c. Tanda parut d. Demam pada bayi
19.Setelah satu atau dua minggu kemudian, bekas suntikan BCG tersebut berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi …
b. Demam c. Bernanah d. Bercak
20.Yang tidak dapat diberikan imunisasi BCG di bawah ini adalah, kecuali … a. Bayi yang menderita gizi buruk
C.Pernyataan Sikap Petunjuk pengisian
Berilah tanda checklist (√) salah satu jawaban yang menurut anda paling benar Keterangan :
Pendidikan kesehatan tentang imunisasi BCG jika diberikan petugas kesehatan akan menambah ilmu pengetahuan bagi ibu.
Imunisasi BCG sangat penting bagi bayi sehingga ibu akan membawa bayi untuk imunisasi BCG.
Ibu akan membawa bayi untuk imunisasi BCG karena bermanfaat untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Ibu tidak akan membawa bayi untuk imunisasi BCG jika dalam keadaan sakit
Setelah bayi diberi imunisasi BCG, ibu yakin imunisasi BCG tersebut bermanfaat untuk bayi.
Ibu membawa bayi untuk imunisasi BCG karena penyakit yang dicegah dengan imunisasi adalah penyakit yang menular.
Ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi BCG karena merasa kasihan, bayinya terlalu kecil.
Ibu akan membawa bayi usia 2 bulan ke posyandu untuk imunisasi BCG.
Banyak bayi yang diberi imunisasi BCG mengalami kematian.
Kunci Jawaban A.Pengetahuan
1. C 11. A
2. D 12. A
3. A 13. B
4. B 14. D
5. D 15. A
6. A 16. B
7. B 17. A
8. B 18. C
9. C 19. A
Hasil Output Data Penelitian
Item-Total Statistics
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Umur pendidikan Pekerjaan pengetahuan sikap
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 13 28.9 28.9 28.9
cukup 25 55.6 55.6 84.4
kurang 7 15.6 15.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid positif 32 71.1 71.1 71.1
negatif 13 28.9 28.9 100.0
RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Diri
Nama : Annike Veronika Munthe Tempat / tanggal lahir : Saribu Dolok / 30 April 1991 Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Saran Padang Saribu Dolok Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan (1995-1997)
2. SD RK Don Bosco ( 1997-2003) 3. SMP Bunda Mulia ( 2003-2006) 4. SMA Cahaya Medan ( 2006-2009)
5. D-III Kebidanan UNPRI (2009-2012)
2. Identitas Orang Tua
Ayah : Robetson Munthe Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Saran Padang Saribu Dolok Ibu : Rosminta Tarigan
Pekerjaan : Wiraswasta