Ill II Ill
111
>i1t·ri11.
''·iri I
' t l 't" 1,V.U•:' '1 t ! '?!/ l In \1JXl\r1' hセ@ セ@U IHH'' •I , t :::> l L- • V
!\.:.· ,.,,, ..
k :"iJ"CJ)':.:: ..
c·:z::·::: ...
LNNセM. .. ... <;\.l..k?..0
Oleh:
ォNャ。セゥヲゥォ。ウゥ@ :···-KRISNA YUDHISTIRA
NIM. 105070002288
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKUl TAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUllAH
JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
KARYAWAN PT. CYPRESS ADIMULIA
Skripsi
Oiajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatultah Jakarta untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh:
KRISNA YUDHISTIRA
NIM.105070002288
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi NIP.
Miftahuddin, M.Si
NIP.197303172006041001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
KINERJA KARYAWAN PRODUKSI PT. CYPRESS ADIMULIA telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Desember 2009. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.
Jakarta, 9 Desember 2009
Sidang Munaqasyah,
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota,
Jahja.Umar, Ph.D.
NIP.130885
5-22
Penguji I
wan Lutti, M.Psi
Pembimbin9 I
Ors. Sofiandy_ Zakaria, M.Psi
NIP: .. .
--- .. - -
...
-Pembantu Dekan/
Sekretaris Merangkap Anggota,
/
Ora. . adhilah Sura ga, M.Si
NTP:-19561223i98303 __
2_o<H--Penguji II
Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi
NIP.
... .. ... -
- ..
Pembimbin9 II
ヲ。caNanOGMヲMLヲLL⦅⦅⦅⦅⦅NNNセNO@
Miftahuddin M.si
.
'f'teJie
M
-4
w4"
idセaFTQLE@
セ@
-Ml;t,t
A£4!,
i4k
(B) November 2009 (C) Krisna Yudhistira
(D) Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan Produksi PT. CYPRESS ADIMULIA
(E) 83 halaman + 30 lampiran
(F) Motivasi merupakan aspek psikologis yang penting untuk diketahui dalam kaitannya dengan kinerja. Perusahaan dengan kinerja yang baik,
mempunyai efektifitas dalam menangani produksi yang baik, menangani sumber daya manusianya, menentukan sasaran yang harus dicapai baik secara individual maupun organisasional. Motivasi yang diberikan kepada seseorang merupakan modal utama untuk berprestasi, sebab tidak
mudah memberikan dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi atau sasaran kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang motivasi kerja karyawan produksi didalam bekerja, untuk mengetahui gambaran tentang kinerja karyawan produksi, untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan produksi dan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan produksi.
Penelitian kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode deskriptif korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan produksi.
Sampel penelitian ini terdiri dari 50 responden yang masing-masing responden diberikan angket dengan jumlah item sebanyak 64 item yang terdiri dari 23 item skala motivasi kerja dan 41 item skala kinerja
karyawan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Data yang diperoleh penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik korelasi Product Moment dari Pearson.
Dari hasil analisis korelasi didapat r hitung (0,288) > r tabel (0,279) dalam
Hasil penelitian menunjukkan gambaran tentang motivasi kerja terhadap kinerja karyawan produksi berada dalam kategori sedang yaitu motivasi kerja karyawan sudah memenuhi standar perusahaan, gambaran tentang kinerja karyawan produksi berada dalam kategori sedang dan sudah memenuhi standar perusahaan, hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan produksi.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan bahwa penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan menambah variabel-variabel lain seperti kepuasan kerja dan budaya perusahaan sebagai variabel yang mempengaruhi kinerja atau variaebl lain seperti latar belakang pendidikan dan kecerdasan intelejensi yang mempengaruhi motivasi seseorang didalam bekerja. Sedangkan untuk PT. CYPRESS ADIMULIA peneliti menyarankan untuk meningkatkan mutu pendidikan karyawan dan menjalin hubungan yang baik antar sesama pekerja dan atasannya.
[image:6.519.30.434.214.505.2]kasih atas kepE)rcayaannya,banyak pengalaman. yang penulis dapatkan bersama dengan kalian.
9. Terima kasih kepada semua responden yang. ada di PT. CYPRESS ADJMULJA . .
10.Terimakasih buat sahabatku khususnya Hana Dwi Jayanti yang telah membantu dalam penulisan ini, dan pada Rizal, Latief, Luthfi, Haryanto, Agung, Panji dll. Terimakasih alas pertemanan yang sudah kita bina semoga kalian tetap mengingat lembaran pertemanan yang telah terukir. 11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 khususnya kelas B.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skrip"si ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, 12 November 2009
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Motto
Abstrak ... .
Kata Pengantar... .. . . .. .. . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . iii
Daftar lsi... .. . .. . .. . .. . . . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . . . .. . .. ... .. . . .. .. . .. . . .. . ... ... .. ... ... . v
Daftar Tabel .... ... ... ... .. .. ... ... ... ... ix
Daftar Bagan . . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . xi
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 ldentifikasi Masalah . .. . . .. . .. .... ... ... ... . .. .. . . ... . .. .. ... ... . 8
1.3 Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah ... 8
1.3.1 Pembatasan Masalah ... 8
1.3.2 Perumusan Masalah ... 9
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Sistematika Penulisan ... 10
BAB2 KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja ... 12
2.1.1 Pengertian Kinerja ... 12
2.1.2 Dimensi-dimensi Kinerja ... 16
2.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja ... 17
2.2 Motivasi Kerja ... 19
2.2.1 Pengertian Motivasi. ... 19
2.2.2 Teori-teori Motivasi.. ... 21
2.2.3 Dimensi-dimensi Motivasi ... 31
2.2.4 Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja ... 33
2.3 Gambaran Umum PT. CYPRESS ADIMULIA ... 34
2.4 Kerangka Berpikir ... 36
2.5 Hipotesis ... 38
BAB3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian ... 39
3.1.1 Pendekatan penelitian metode penelitian ... 39
3.2 Pengambilan sampel ... 42
3.2.1 Populasi dan sampel penelitian ... .42
3.2.2 Teknik pengambilan sampel ... 44
3.3 Pengumpulan data ... 45
3.3.1 Metode dan instrumen penelitian ... 45
3.3.2 Teknik uji instrumen penelitian ... 48
3.4 Has ii uji instumen ... 49
3.4.1 Hasil uji validitas instrumen ... 49
3.4.2 Hasil uji reliabilitas instrumen ... 53
3.5 Teknik analisis data ... 54
3.6 Prosedur penelitian ... 56
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS
DATA
4.1 Gambaran umum subjek penelitian ... 574.1.1 Gambaran Umum Motivasi Kerja ... 62
4.1.2 Gambaran Umum Kinerja Karyawan Produksi ... 64
4.2 Analisa Data ... 66
4.2.1 Uji Korelasi. ... 66
4.3.2 Gambaran Kinerja Karyawan Produksi Berdasarkan
Data Responden ... 71
BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Diskusi ... 76
5.3 Saran ... 81
5.3.1 Saran teoritis ... 81
5.3.2 Saran praktis ... 81
DAFT AR PUST AKA ... 83
Tabel 2.1 Perbandingan Kategori Motivasi Dasar Dari Maslow, Alderfer,
Mcclelland dan Herzberg ... 30
Tabel 3.1 : Tabel Nilai Skor Jawaban ... 46
Tabel 3.2 : Blue Print Skala Motivasi Kerja ... 46
Tabel 3.3 Blue Print Skala Kinerja ... 47
Tabel 3.4 Kalimat Item Yang Gugur dan Yang Diperbaiki ... 50
Tabel 3.5 : Blue Print Skala Motivasi Kerja Setelah Uji lnstrumen ... 51
Tabel 3.6 : Blue Print Skala Kinerja Karyawan Setelah Uji lnstrumen ... 52
Tabel 3.7 : Kriteria Reliabilitas ... 54
Tabel 4.1 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 57
Tabel 4.2 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 59
Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan ... 60
Tabel 4.4 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan ··· 61
Tabel 4.5 : Gambaran Umum Respnden Berdasarkan Lama Masa Kerja ... 62
Tabel 4.6 : Gambaran Motivasi Kerja ... 63
Tabel 4. 7 : Norma Kategorisasi Motivasi Kerja ... 63
Tabel 4.8 : Kategorisasi Motivasi Kerja ... 64
Tabel 4.9 : Gambaran Kinerja Karyawan Produksi ... 65
Tabel 4.10 : Norma Kategorisasi Kinerja Karyawan Produksi ... 65
Tabel 4.14: Gambaran Motivasi Kerja Beradasarkan Usia ... 69
Tabel 4.15 : Gamba ran Motivasi Kerja Berdasarkan Pendidikan ... 70
[image:13.519.31.447.155.503.2]Tabel 4.16 : Gambaran Motivasi Kerja Berdasarkan Status Pernikahan ... 70
Tabel 4.17: Gambaran Motivasi Kerja Beradasarkan Lama Masa Kerja ... 71
Tabel 4.18 : Gambaran Kinerja Karyawan Produksi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72
Tabel 4.19 : Gambaran Kinerja Berdasarkan Usia ... 72
Tabel 4.20: Gambaran Kinerja Berdasarkan Pendidikan ... 73
Tabel 4.21 : Gambaran Kinerja Berdasarkan Status Pernikahan ... 74
Tabel 4.22 : Gambaran Kinerja Berdasarkan Lama Masa Kerja ... 74
1.1 latar Belakang
Organisasi ialah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan
untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas
dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab
(Schein,
1985).
Mulai dari organisasi yang paling sederhana hingga yangpaling kompleks seperti misalnya organisasi perusahaaan, masyarakat, dan
negara sekalipun masing-masing individu dalam organisasi akan
mengadakan interaksi, saling berta_nggung d_an saling membuWhkan satu ·
sama lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh Wexley dan Yuki
(1977;
dalamAs'ad,
1989)
bahwa organisasi itu sebagai pola hubungan antar-manusiayang diikut sertakan dalam aktivitas dimana satu sama lain saling tergantung
untuk tujuan tertentu.
Tingkat keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan dalam
mengelola sumber daya yang ia miliki. Perusahaan dengan ォゥョ・セ。@ yang baik;
mempunyai efektivitas dalam menangani produksi yang baik, menangani
sumber daya manusianya, menentukan sasaran yang harus dicapai baik
pelanggan dan/atau dalam menangani setiap konflik, baik internal maupun
eksternal, perusahaan dengan efektivitas kinerja yang tinggi akan mampu
meningkatka!l kualitasnya (Armstrong, 2004).
Menurut Mangkunegara (2005) kinerja Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan istilah yang berasal dari kata Job Perfonnance atau Actual
Perfonnance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang).
Morf (1986, dalam Saleh dan Nisa, 2006) menyatakan bahwa kinerja adalah
istilah yang kompleks dan sulit didefinisikan secara tepat. Namun demikian,
dimensi kerja yang khas dapat dilihat secara khusus dalam kinerja individu_ ·
Dimensi tersebut diantaranya kuantitas kerja, kualitas kerja, ketidak hadiran,
perilaku tidak jujur dan sebagainya.
Menurut Mangkunegara (2005), "Kinerja karyawan atau prestasi kerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Pengertian kinerja dapat pula diuraikan sebagai suatu proses dari hasil kerja
hasil yang konkrit, dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan standar yang
telah ditentukan.
Mitchell (1978, dalam Saleh dan Nisa, 2006) menyimpulkan ada dua faktor.
yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu; a) Faktor Internal yaitu dari
dalam individu sendiri berupa; minat, motivasi, tingkah laku, sikap, dan
kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor-faktor kepribadian.
b) Faktor Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri,
kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan pekerja dengan teman
ataupun · atasan, · lingkungan kerjanya, kesempatan, dan peralatan yang
digunakan selama bekerja. Faktor ini dapat dikelompokan sebagai
faktor-faktor lingkungan kerja. ·
セ・」。イ。@ psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya uasmaniah}.
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisi]<, maka
individu tersebut memiliki kosentrasi diri yang baik. Kosentrasi yang baik ini
merupakan modal utama individu manusia·untuk mengelola dan
mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan
kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
dalam mencapai prestasi kerja atau kinerja yang baik. Faktor lingkungan
organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas
yang memadai, target kerja yang menantang, po_la kqmunikasi yang efektif,
hubungan kerja yang _harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang
berkarier dan fasilitas bekerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika faktor
lingkungan kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki tingkat
keceradasan yang baik, sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja.
Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan
bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator),
tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya (Mangkunegara,
2005).
Tujuan dari pengukuran kinerja dapat dibedakan atas dua macam, yakni :
untuk memotivasi karyawan agar dapat memperbaiki kinerjanya pada masa
yang akan datang dan sebagai ukuran bagi imbalan kinerja karyawan yang
telah dilakukan sebelumnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja adalah faktor
motivasi. Motivasi merupakan aspek psikologi yang penting untuk diketahui
dalam kaitannya dengan kinerja. Karena motivasi yang diberikan kepada
seseorang merupakan modal utama untuk berprestasi, sebab memberikan
organisasi atau sasaran kerja, didalam kehidupan suatu perusahaan tidak
sedikit manajer yang mengalami kegagalan salah satu penyebabnya antara
lain tidak ュ・ュ。ィセュゥ@ pentingnnya motivasi, mereka ュ・セェ。ャ。ョォ。ョ@ tugas
memimpin perusahaan hanya mengandalkan kedudukan, wewenang serta
kekuasaan yang dimiliki tanpa memperhatikan motivasi manusia.
Secara umum pengertian motivasi dapat dikatakan suatu usaha sadar untuk
mempengaruhi perilaku seseorang agar berusaha untuk mengarah terhadap
tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan, jika dilihat dari motif pada
hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya
dorong, keinginan, kebutuhan kemauan. Hubungan antara kebutuhan,
keinginan dan kepuasan merupakan mata rantai yang berkaitan satu sama
lain.
Motivasi kerja yang dimiliki seorang pekerja berbeda-beda tentunya, dan juga
berubah-ubah. Ada pekerja yang selalu terlihat semangat bekerja karena
menginginkan kenaikan gaji atau promosi jabatan, hal tersebut tentunya
wajar-wajar saja.
Motivasi kerja pun bisa naik-turun. Tidak selamanya kegairahan dalam
bekerja bisa terus berada pada titik maksimal. Kadangkala, seorang pekerja
bisa saja karena pelbagai permasalahan yang dihadapinya (AsianBrain.com
Content Team, 2009).
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. CYPRESS ADIMULIA, di Cikarang.
PT. CYPRESS ADIMULIA adalah perusahaan plastik kemasan yang cukup
. dikenal di Indonesia, khususnya didalam industri tersebut, kualitas produk .
yang sesuai dengan permintaan konsumen dapat dipenuhi dengan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari beberapa konsumen antara lain ; PT. Unilever,
Danone Dairy, Frisian Flag, Kalbe Farma, Inda Food dan masih banyak lagi.
Dalam situasi krisis global seperti sekarang ini, tidak sedikit perusahaan
ekspor yang mengalami penurunan, tetapi PT.CYPRESS ADI MU LIA justru
kebalikannya, permintaan dari luar negeri mulai berdatangan seperti; dari
negara China, Thailand, Filipina, Brazil dan permintaan terakhir saat ini dari
negara Jepang.
Beberapa personal yang ada saat ini perusahaan masih mengutamakan
penggunaan manusia, sehingga tingkat ketergantungan pada manusia
· sangat tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala bagian
Quality
Assurance
pada tanggal 10 Juni 2009 diperoleh informasi bahwa paraditingkatkan lagi +/- 10 s/d 20 %. Sedangkan pandangan para karyawan,
mereka bekerja sudah maksimal dan tidak mungkin bisa dikembangkan atau
ditingkatkan lagi.
Menurut Rustam (10/06/09) permasalahan yang terjadi pada PT. CYPRESS
ADIMULIA saat ini kinerja karyawan yang masih rendah, sehingga kapasitas
produksi perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan yang
meningkat secara signifikan, sehingga bisa terjadi loss opportunity (hilangnya
kesempatan) untuk memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Keadaan ini
- -menariK-minatlJ-enuns-untulr-melalrnkan penelitian.
Penelltian yang berkaitan dengan motivasi terhadap kinerja pegawai pemah
dilakukan. Sudjoni (2003) meneliti tentang faktor-faktor motivasi terhadap
kinerja pegawai melalui studi kasus di kantor balai penelitian tanaman
kaeang-kacangan dan umbi-umbian Malang. Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara motivasi
terhadap kinerja pegawai pada kantor penelitian tanaman dan umbi-umbian
di Malang. Berarti motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan sangat
berperan penting pada peningkatan kinerja karyawan tersebut.
Bercj<'!sarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul " Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja
1.2 ldentifikasi Masalah
1. Bagaimanakah kinerja karyawan produksi PT. CYPRESS ADIMULIA?
2. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan
produksi PT. CYPRESS ADIMULIA?
3. Bagaimanakah arah hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
karyawan produksi PT. CYPRESS ADIMULIA?
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Batasan Masalah
Agar masalah yang dibahas tidak melebar, maka penelitian ini dibatasi hanya
tentang hubun9an antara motivasi kerja den9an kinerja karyawan. Adapun
batasan masing-masing konsep adalah sebagai berikut:
1. Kinerja adalah hasil kerja karyawan yang dicapai sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, tanpa
melanggar hukum atau etika.
2. Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang
ter9erak untuk melakukan tindakan yan9 produktif, baik yan9 berorientasi
1.3.2 Rumusan Masalah
Dengan mengetahui batasan masalah diatas, maka penulis menetapkan
masalah yang ingin dijawab dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah motivasi kerja karyawan produksi didalam bekerja ?
2. Bagaimanakah kinerja karyawan produksi didalam bekerja ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja den9an kinerja karyawan
produksi PT. CYPRESS ADIMULIA ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Gambaran tentan9 motivasi kerja karyawan produksi PT. CYPRESS
ADIMULIA didalam bekerja.
2. Gambaran tentan9 kinerja karyawan produksi PT. CYPRESS ADIMULIA.
3. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan produksi PT.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan studi psikologi,
khususnya dibidang psikologi industri dan organisasi
2. Praktis
Dapat dijadikan masukan bagi perusahaan, yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian yaitu motivasi kerja dan kinerja karyawan PT.
CYPRESS ADIMULIA.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Meliputi: Latar Belakang, ldentifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab 2 Landasan Teori
Terdiri dari :
2.1 Kinerja
Meliputi : Pengertian Kinerja, Dimensi-dimensi Kinerja dan Manfaat
2.2 Motivasi
Meliputi : Pengertian Motivasi, Teori-teori Motivasi dan Dimensi-dimensi
Motivasi, Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja.
2.3 Gambaran Umum PT. CYPRESS ADIMULIA.
2.4 Kerangka Berpikir
2.5 Hipotesis
Bab 3 Metodologi Penelitian
Meliputi: Metode Penelitian, Jenis Penelitian, Variabel Penelitian dan
Defin1si Operasional, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data, lnstrumen Penelitian, Teknik Analisis Data.
Bab 4 Hasil Penelitian
Berisi presentasi, analisis data dan diskusi. Dalam bab ini penulis akan
menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang telah didapat. Hasil
penelitian ini diterangkan dalam gambaran umum subjek, hasil penelitian
serta analisis dan interpretasi hasil penelitian.
Bab 5 Penuti.tp
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian
Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernadin
dan Russell (dalam Ambar dan Rosidah, 2003) menjelaskan kinerja
merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu
atau kegiatan yang dilakukan selama periode tertentu. Sedang kinerja suatu
jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja
fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.
Menurut Wirawan (2009), Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika
energi ketja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance.
lstilah performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinetja ada/ah
ke/uaran yang dihasi/kan o/eh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Pekerjaan adalah aktivitas
menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan
tenaga dan keterampilan tertentu seperti yang dilakukan oleh pekerja kasar
tangga, tukang cukur, pengantar surat pos, dan tukang kayu. Sementara itu,
profesi adalah pekerjaan yang untuk menyelesaikannya memerlukan
. penguasaan dan pe_nerapan teori ilmu pengetat:iuan yang !iipelajari dari
lembaga pendidikan tinggi seperti yang dilakukan oleh profesional atau white
collar worker. Contoh profesi, yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh manajer,
dokter, guru, hakim, jaksa dan akuntan yang merupakan profesi.
Suatu pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Misalnya,
indikator pekerjaan bagian prciduksi PT. Cypress Adimulia antara lain
menghasilkan 1000 produk perhari, mengkemas produk yang dihasilkan,
mencatat jumlah produk yang dihasilkan perhari dan siap untuk di pasarkan.
Kinerja seorang karyawan bagian produksi adalah jumlah dari nifai keluaran
semua indikator-indikator pekerjaan tersebut. lndikator pekerjaan seorang
manajer adalah merencanakan pekerjaan, mengorganisasi pekerjaan,
memimpin pelaksanaan pekerjaan, dan mengontrol pelaksanaan pekerJaan.
Kinerja manajer adalah jumlah keluaran dari indikator-indikator pelaksanaan
· profesinya.
lstilah kinerja juga dapat digunakan untuk menunjukan keluaran perusahaan
atau organisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen (produksi, pemasaran,
Beberapa pakar menjelaskan kinerja diantaranya, definisi klnerja karyawan
yang dikemukakan Bambang Kusriyanto (1991) adalah: "perbandingan hasil
yang dicapai. dengan peran serta tenaga kerja perl?atuan waktu (lazimnya per
jam)" (dalam Mangkunegara, 2005).
Gomes (1995, dalam Mangkunegara, 2005) mengemukakan definisi kinerja
karyawan sebagai: "ungkapan seperti output, efisiensi serta efektifrtas sering
dihubungkan dengan produktivitas". Selanjutnya, definisi kinerja karyawan
menurut Mangkunegara bahwa, "kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya". Oleh karena ity disimpulkan bahwa kinerjasumber
daya manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai persatuan periode waktu dalam
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
lstilah kinerja juga berkaitan dengan keberhasilan seseorarig atau kelompok
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh karenanya penilaian terhadap
kinerja ini atau padanan lain yang sering digunakan adalah prestasi kerja.
Morf (1986, dalam Shaleh dan Nisa,2006) menyatakan bahwa kinerja adalah
dimensi kerja yang khas dapat dilihat secara khusus dalam kinerja individu.
Dimensi tersebut diantaranya kuantitas hasil, kualitas hasil, ketidak hadiran,
perilaku tidak jujur d_an sebagainya.
Kinerja adalah bagaimana karyawan melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam
perusahaan. Hal ini sesuai dengan batasan yang diberikan Vroom, ia
mengemukakan tentang derajat kinerja suatu tingkatan keberhasilan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja mengundang
sejumlah faktor yang bersifat multidimensional sehingga tidak ada kriteria ·
tunggal yang mampu menggambarkan kinerja karyawan secara keseluruhan,
tepat, dan lengkap serta variabelnya sangat bervariasi antar pekerjc:ian yang
satu dengan yang lainnya. Sedangkan Lawler dan Porter, mengatakan kinerja
merupakan "the amount of successful role achievemenf'. Sedangkan
Bernardin dan Russell (1993) memberi batasan kinerja sebagai " ... the record
of outcomes produced on
a
specified job function or activity during aspecifiedtime period".
Sudarjo ( 1998) mengatakan kinerja adalah suatu proses dari hasil kerja
karyawan didalam suatu organisasi atau perusahaan yang dibuktikan dengan
hasil yang konkrit, dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan standar yang
Dalam penelitian ini pengertian kinerja diambil dari definisi Henderson (1984,
dalam Wirawan, 2009) sebagai jumlah dari nilai keluaran semu;;i
indikator-indikator dari pekerjaan, seperti: hasil kerja, perilaku kerja d;:in ?ifat pribadi
yang ada hubungannya dengan pekerjaan.
2.1.2 Dimensi-dimensi Kinerja
Menurut Henderson (1984, dalam Wirawan, 2009) mendefinisikan dimensi
kinerja sebagai berikut:
"Performance dimensions are those qualities or feature of ajob or the activities that take place at work site that are conductive to
measurement. They are provide a means for describing the scope of total workplace activities. While responsibilities and duties provide a depersonalized description of a job, perfonnance dimensions pennit the descriptive process to take a situasional and personalized route"
[" Dimensi kinerja adalah kualitas-kualitas atau wajah suatu pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang terjadi di tempat kerja yang sesuai
terhadap pengukuran. Dimensi pekerjaan menyediakan alat untuk melukiskan keseluruhan cakupan aktivitas di tempat kerja. Sementara itu, tanggung jawab dan kewajiban menyediakan suatu deskripsi depersonalisasi suatu pekerjaan, dimensi kinerja memungkinkan proses deskriptif untuk mengarnbil suatu rute situasional dan personalisasi."]
Menurut Henderson, dimensi pekerjaan dapat mengambil satu atau lebih dari
tiga bentuk, yaitu tanggung jawab atau kewajiban, perilaku, dan sifat.
Dimensi kinerja adalah unsur-unsur dalam pekerjaan yang menunjukan
menjadi indikator kinerja. lndikator kinerja digunakan untuk mengembangkan
instrumen evaluasi kinerja yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja
seorang pegawai. Pengembangan dimensi .dan indikator kerja dilaksanakan
melaluijob analysis atau analisis pekerjaan.
Secara 4mum, dimensi kinerja dapat dikelompokkan menjaqi tiga jenis, yaitl!
hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan
pekerjaan.
1. Hasi/ ketja. Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan
jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.
2. Pelilaku ketja. Ketika berada ditempat kerjanya, seorang karyawan
mempunyai dua perilaku, yaitu perifaku pribadidan petifaku kerja.
3. Sifat plibadi yang ada hubungannya dengan peketjaan adalah sifat
pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja
Yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah:" proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan". Apabila
penilaian kinerja tersebut dilaksanakan derigan baik, tertib, Clan benar, dapat
membantu meningkatkan motivasi kerja dan sekaligus juga meningkatkan
Penilaian kinerja karyawan, pada dasarnya merupakan penilaian yang
sistematik terhadap penampilan kerja karyawan itu sendiri dan terhadap taraf
. potensi kary;:iwan dalam 1,1pay;mya mengembangkan diri untuk .kepentjngan
perusahaan atau organisasi.
Dengan memperhatikan pengertian penilaian kinerja, jelas banyak manfaat
yang dipetik. Menurut Handoko (dalam Martoyo, 1987) terdapat 10 (sepuluh)
manfaat yang dapat dipetik dari penilaian kinerja sebagai berikut:
1. Perbaikan kinelja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkingkan
karyawan, manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki
kegiatan-kegiatan mereka demi perbaikan kinerja.
2. p・ョケ・ウオ。ゥ。ョMー・ョケ・セオ。ゥ。ョ@ kompensasi. Evaluasi kinerja membantu para
pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian
bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi, transfer dan demosi
(penurunan jabatan) biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu atau
antisipasinya.
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. Kinerja yang jelek
mungkin menunjukan kebutuhan li:itiban.
5. Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik kinerja .seseorang
karyawan dapat mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang
6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Kinerja yang baik atau
jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia
7.
Ketidakakuratan infonnasional. Kinerja yang jelek mungkin menunjukankesalahan-kesalahan dalam informasi analisa jabatan, rencana-rencana
sumber daya manusia, atau komponen-komponen sistem inform.asi
manajemen personalia lainnya.
8.
Kesalahan-kesalahan desain pekeljaan.Kinerja yang jelek mungkinmerupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan.
9. Kesempatan kelja yang adil. Penilaian kinerja secara akurat akan
menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.
10.
Tantangan-tantangan ekstemal. Kadang-kadang kiilerja dipengaruhi olehfaktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti: keluarga, kesehatan, kondisi
finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya.
2.2 Motivasi Kerja
2.2.1
PengertianMotif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan Jasmani urituk berbuat. Sehingga motif
tersebut merupakan suato driving force yang menggerakkan manusia untuk
Wexley dah Yuki (1977, dalam As'ad, 1989) membatasi mengenai motivasi
sebagai "the process by which behavior is energized and directed". Ahli yang
lajn memberikan kesamaan antara. motif dengan needs ( dorongan,
kebutuhan). Dari batasan diatas bisa disimpulkan bahwa motif adalah yang
melatar-belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian mengenai motivasi seperti yang dikemukakan oleh Wexley dan
Yuki aqalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu pendorong
semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang tenaga kerja
· ikut menentukan-besar kecil prestasinya.
Menurut Mangkunegara (2005) motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situasion). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap
mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia
secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya
karyawan dalam bekerja secara mental slap, fisik sehat, memahami situasi
dan kondisi serta berusaha keras mencapai target kerja (tujuan utama
Dalam penelitian ini motivasi kerja didefinisikan sebagai suatu ー・ョ、ッイVセ@
semangat kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini
pendorong semangat kerja karyawan tersebut dilakukan untuk mencapai . . - . . . tujuan organisasi perusahaan.
2.2.2 Teori-teori Motivasi
Teori-teori yang membahas masalah motivasi ditinjau dari kebutuhan
manusia diantaranya yang menonjol adalah : teori A.H. Maslow, teori ERG
Alderfer, teori David Mc Clelland dan teori Frederich· Herzberg. Setiap
manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan extrinsic
faktor), yang pehlunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu.
Dengan kenyataan ini kemudian A Maslow (1954), membuat "need hierarchy
theory" untuk menjawab tentangJingkati;in kebutuhan manusia tersebut.
Bagaimanapun juga, individu sebagai karyawan tidak bisa melepaskan diri
dari kebutuhan-kebutuhannya.
1. Teori Kebutuhan A.H. Maslow
Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan manusia itu dapat 、ゥァッャッョァセ。ョ@ dalam
lima tingkatan (five hierarchy of needs). Adapun kelima tingkatan tersebut
ialah:
a. Physiological needs (Kebutuhan yang bersifat fisiologis)
Misalnya: sandang, pan1;1an dan tempat berlindung, sex dan
primer, karena kebutuhan ini telah ada dan terasa sejak manusia
dilahirkan.
b. Safety needs (Kebutuhan rasa an:ian).
Kalau ini dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan
jiwanya sewaktu bekerja. Selain itu juga perasaan aman akan harta yang
ditinggal sewaktu mereka bekerja. Perasaan aman jUQa menyangkut
terhadap masa depan karyawan.
c. Sosial needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial).
Manusia pada hakikatnya adalah sosial, sehingga mereka mempunyai
kebutuhan-kebutuhan sosial sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia hidup
dan bekerja
2) Kebutuhan akan perasaan dihonnati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting
3) Kebutuhan untuk bisa berprestasi
4) Kebutuhan untuk ikut serta (sense of participation)
d. Esteem needs (Kebutuhan akan harga diri).
-Situasi yang ideal ialah apabila prestise itu timbul akan prestasi. Akan
_ tetapi tidak selalu demikian halnya. Dalam hal ini semakin tinggi
kedudukan seseorang maka semakin banyak hal yang digunakan
sebagai simbol statusnya itu.
lni diartikan bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas
mental dan kapasitas kerjanya melalui pengembangan pribadinya. Oleh
sebab itu pada tingkatan ini orang cenderung untuk selalu
mengembangkan diri dan berbuat yang paling banyak ( dalam As'ad,
1989).
Bagan 2.1
HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW
Kebutuhan Aktualisasi
I
DiriI
: Kebutuhan Harga DiriI
Kebutuhan-SosialI
I
I Kebutuhan Rasa Aman
I
Kebutuhan Fisiologis
2. Teori ERG Alderfer
Teori ERG, sesungguhnya sama dengan teori dari maslow. Teori ERG
merupakan singkatan dari Existence, Relatednes, dan Growth needs,
teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan
kebutuhan ke dalam tiga kelompok:
a. Kebutuhan_eksistensi (existence needs), merupakan kebutuhan akan
subtansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air,
perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencangkup
kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
b. Kebutuhan hubungan (relatedness needs), merupakan kebutuhan untuk
membagipikirandan.perasaandengan orang lain dan membiarkan
mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. lndividu berkeinginan
untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain yang dianggap
penting dalam kehidupan mereka dan mempunyai hubungan yang
bermakna dengan keluarga, teman dan rekan kerja. Kebutuhan ini
mencangkup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan
Esteem-(penghargaan) dari Maslow.
c. Kebutuhan perturribuhan (growth needs), merupakan
kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan
mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencangkup
bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.
Beberapa dasar pikiran dari teori ini ialah bahwa: (1) makin lengkap satu.
kebutuhan yang lebih konkret dipuasi, makin besar keinginan/dorongan
kurang lengkap satu kebutuhan dipuasi, makin besar keinginannya untuk
memuaskannya.
Sesuai dengan teori M_aslow, teori Alderfer ini mengan_ggap bahwa
fulfillment-progression (maju kepemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya sesudah kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah dipuasi)
juga penting. Menurut Alderfer, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi
tidak dapat dipuasi, maka individu me-regress, kembali ke usaha untuk
memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah (dalam Munandar,
2006).
3. Teori Motivasi Sosial m」cャ・ャャ。ョセ@
Teori motivasi dari McClelland bila dihubungkan dengan teori motivasinya
Maslow maka arah motivasi model McClelland lebih menitik-beratkan pada
· pemuasan yang bersifat sosial.
Menurut McClelland セQYWTL@ dalam Miftah Toha, 1986) seseorang dianggap
mempunyai motivasi untuk berprestasi jika.ia.mempunyai keinginan untuk
melakukan suatu. karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang
lain. Ada tiga kebutuhan.manusia ini menurutMcClelland, yakni kebutuhan
untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk
kekuasaan. Ketiga kebutuhan ini terbukti merupakan.unsur.-unsur yang amat
Menurut McClelland
(1974,
dalam As'ad,1989)
ketiga kebutuhan tersebutmunculnya sangat dipengaruhi oleh situasi yang sangat spesifik. Apabila
individu tersebut tingkah lakunyadidorong oleh tig;;i keputuhan m;;ika tingkah
lakunya akan nampak ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan berprestasi yang
tinggi akan nampak sebagai berikut:
1) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif
2) Mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatannya
3) Memilih resiko yang moderat (sedang) didalam perbuatannya
4) Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya. ·
b. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat
yang tinggi akan nampak sebagai berikut:
1) Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi yang ada dalam
pekerjaannya, daripada segi tugas-tugas yang ada pada pekerjaan itu
2) Melakukan pekerjaannya lebih efektif apabila bekerjasama bersama
orang lain dalam suasana yang lebih kooperatif ·
3) Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain
4) lebih suka dengan orang lain daripada sendirian.
c. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan untuk berkuasa yang
tinggi ak1m nampak sebagai berikut:
2} Sangat aktif dalam menentukan arah keiatan dari organisasi dimana ia
berada
3) Mengumpulk!}n barang-bara_ng atau menjadi anggqta suatu
perkumpulan_yang dapat mencerminkan prestise
4) Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar-pribadi dari kelompok
atau organisasi.
Bila dijelaskan lebih lanjut bahwa pada kehidupan sehari-hari, ketiga
kebutuhan ini, akan selalu muncul pada tingkah laku individu, hanya saja
kekuatannya tidak sama antara kebutuhan-kebutuhan itu pada diri
seseorang.
4. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg
Begitu pula dengan teori dua faktor dari Frederick Herzberg menjelaskan,
bahwa pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi cileh dua
faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu:
a. Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Faktor)
Merupakan faktor·faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat
pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan ini
akan berlangsung terus menerus, seperti misalnya
Dari konsep Higiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan
bagi pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbangan antara kedua faktor
ini (dalam Ur'nar, 1998).
Setelah melihat beberapa perspektif diatas, peneliti akan meringkas kembali
klasifikasi-klasifikasi yang sering disebut oleh Maslow, Alderfer, McClelland,
Herzberg, dan menentukan kekuatan serta kelemahan klasifikasi-klasifikasi
tersebut. Tabel 2.2 memperlihatkan kebutuhan atau motif-motif dasar yang
didalilkan oleh para ahli teori dengan menjajarkannya satu sama lain dan
dengan demikian menggambarkan keserupaan dalam ancangan-ancangan
No
1.
2. -3. . 4.5.
Tabel 2.1Perbandingan Kategori Motivasi Dasar Dari Maslow, Alderfer,
Mcclelland Dan Herzberg (dalam Shcein, 1983).
Kategori Kategori Kebutuhan f。ォエッイセヲ。ォエッイ@
Maslow Alderfer McClelland Herzb.erg
(Hirarki) (Hirarki tersirat)
Kebutuhan Kebutuhan M Kondisi-kondisi
Fisiologis eksistensial 0 kerja
Kebutuhan T Gaji dan
akan rasa
I
Mas.la hataman (Materi)
v
Kebutuhan Kekuasaan A
akan rasa
T Penyeliaan aman
(Antar-0 pribadi)
R
Afiliasi, Kasih, Kebutuhan Afiliasi Rekan-rekan Kebutuhan keterikatan
K pekerja Sosial
Kebutuhan E· Pengakuan
akan
s
penghargaan E
Diri (Umpan H
Balik dari
Kebutuhan Prestasi A Kemajuan
orang lain) T
Kebutuhan akan Tanggung
pertumbuhan A jawab
akan
N
penghargaan Diri (Kegiatan Meyakinkan Diri)
Aktualisasi Diri Tantangan
2.2.3
Dimensi-dimensi MotivasiAdmin (2009, dalam http://sudarman.co.cc) mengatakan, teori hierarkhi
kebutuhan Maslow menyiratkan inanusia bekerj;:i dimotivasi oleh kebutuhan
yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja
termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan
yang lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing
tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman,
sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat
kebutuhan tertinggi, yaitu: perwujudan diri secara bertahap. Terlepas
menerima atau tidak kebutuhan berhierarkhi, mengetahui jenis-jenisnya
adalah memberikan kontribusi saling memenuhi. Seperti seseorang berusaha
keras mencari ー・セ・イェ。。ョ@ yang tidak lain mengimplementasikan
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,
Adapun berlangsungnya motivasi dapat dilihat dalam label sebagai berikut:
aagan
2.2
PROSES MOTIVASI
Kelompok kebutuhan Ketegangan Dorongan-dorongan
セ。ョァ@ belum dipuaskan
i
i
Reduksi dari Tujuan telah Melakukan
Sekelornpok kebutuhan yang belurn dipuaskan rnenciptakan suatu
ketegangan serangkaian kegiatan (berperilaku rnencari) untuk rnenemukan
da.n mencapai tuj1,1an-tujuan khusus yang akan mernuaskan sekelornpok
kebutuhan tadi yang berakibat berkurangnya ketegangan.
Kebutuhan yang dirnaksudkan suatu keadaan dalarn diri (internal state) yang ' . . .
menyebabkan hasil-hasil atau keluaran-keluaran tertentu rnenjadi rnenarik.
Misalnya, seorang karyawan yang ingin memiliki kendaraan pribadi
(kebutuhan untuk memiliki kendaraan) menyebabkan karyawan lebih giat lagi
didalam bekerja dengan harapan mendapatkan promosi dan peningkatan gaji
untuk membeli kendaraan tersebut (Munandar, 2006).
Akhrnad Sudrajat (2009; dalarn
http://marangkayunature.blogspot.com/2009/02/) mencoba mengartikan
motivasi sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapatmenimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya dalarn melaksanakan suatu. kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu .sendiri (rnotivasi .intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi eksttinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditarnpilkannya, baik dalam konteks belajar,
2.2.4 Hubungan Motivasi Kerja dE!ngan Kinerja
Peneliti mencoba menghubungkan motivasi kerja dengan kinerja, sehingga
akan men_ghasilkan suatu peningkatan produktivitas didalam organisasi atau
perusahaan. Kita mengetahui didalam masyarakat individu yang sehat akan
kehilangan penghasilan bila tidak mempunyai pekerjaan.
Hubungan motivasi kerja dengan unjuk kerja atau dalam hal ini. kinerja
karyawan dapat diungkap sebagai berikut: unjuk-kerja (kinetja) adalah hasil
dari interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang
(opportunities), dengan perkataan lain unjuk-kerja adalah fungsi dari motivasi
kerja di kali kemampuan di kali peluang Robin (2000, dalam Munandar,
2003). Ungkapan dalam rumus menjadi:
Unjuk kerja= f Motivasi kerja x Kemampuan x Peluang
Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk-kerjanya juga akan rendah demikian
pula dengan keniampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia.
Misalnya, seorang sarjana akutansi bekerja dalam perusahaan tnemegang
posisl keuangan (peluang. ada, dan mempunyai. kemampuan yang
diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antarteman kerja, kebijakan
perusahaan.tidaksesuai, maka 'semangat'. kerjanya menurun .dengan basil
unjuk"kerjanya kurang. Sebaliknya ji!<a motivasi kerjanya besar, namun
tidak diberikan, unjuk-kerjanya juga akan rendah. Dan terakhir, kalau motivasi
kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam bidang ilmu
akuntansi tidak pernah dikembangkan lagi, unjuk:kerjanya juga tidak akan
tinggi (Munandar, 2003) ..
2.3
Gambaran Umum PT. CYPRESS ADIMULIA
PT. CYPRESS ADIMULIA berlokasi di kawasan Lippo Cikarang Bekasi
merupakan pengembangan dari PT. Abadi Adimulia yang berlokasi di
lingkungan industri Surabaya.
PT. Abadi Adimulia pada awal pendiriannya tahun 1980 hanya meliputi satu
pabrik, selanjutnya pada tahun 1988 dikenibangkan menjadi duaarea pabrik.
Area pertama diberi nama "PT. Abadi Adimulia dan area kedua diberi nahla
"PT. CYPRESS ADIMULIA".
PT. CYPRESS ADIMULIA adalah perusahaan plastik packaging yang cukup
dikenal di Indonesia, khususnya didalam industri tersebut, kualitas produk
yang sesuai dengan permintaan customer da.pat dipenuhi dengan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dari beberapa customer antara lain; PT. Unilever,
Pada saat ini PT. CYPRESS ADIMULIA memproduksi tidak kurang 50.000
botol dan cap botol untuk satu jenis produk/hari, dengan didukung oleh
mesin-mesin yang mutakhir dan tenaga kerja,yang terampil membuat
perusahaan ini ma_mpu bersaing dalam krisis _global sekarang ini.
Karena usaha dan kerja keras pada awal tahun Januari2009 perusahaan ini
membagun pabrik keduanya masih bertempat diwilayah yang sama, ini bukti
perkembangan perusahaan yang sangat baik.
Dengan berdirinya dan berkembangnya PT. CYPRESS ADIMULIAsecara
tidak langsung memberikan dampak sosial ekonomi yang cukup besar
terhadap masyarakat. lndustri terkait dan negara Indonesia dewasa ini
sedang giat membangun sektor industrinya walaupun pada krisis global
sekarang ini.
Dampak sosial antara lain; membuka lapangan pekerjaan bagi tnasyarakat
sekitar sehingga membantu-pemerintah dalam mengurangi tingkat
pengangguran, menyediakan sarana fasilitas kesehatan, ibadah <Ian
fasilitas-olah ragauntukkaryawan, memberikan jaminan hari tua dan asuransi ·
tunjangan kesehatan serta memberikan kesempatan kepada rnahasiswa
untuk rnelakuk;:m kerja praktek dan penelitian untuk perkembangan ilrnu
Dampak ekonomi; turut menambah pendapatan negara melalui PPh
perseroan yang disetorkan ke kas negara, memberikan bantuan kepada
.masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial.
2.4 Kerangka Berpikir
Kinerja (performance) menjadi isu industri saat ini. Hal tersebut terjadi
sebagai konsekuensi tuntutan pelanggan terhadap kebutuhan akan
pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi.
Perusahaan dengan kinerja karyawan yang baik, mempunyai efektifitas
dalam menangani produksi yang baik, menangani sumber daya manusianya,
menentukan sasaran yang harus d[capai baik secara individual maupun
organisasional. Perusahaan dengan efektifitas kinerja karyawan yang tinggi
akan mampu meningkatkan kualitasnya. Oleh sebab itu efisiensi di dalam
bekerja sangat penting artinya untuk menghadapi persaingan industri saat ini.
Mitchell menyimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi· kinerja. seseorang
yaitu; 1) Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa; minat, motivasi,
tingkah laku, sikap, dan kesehatan pekerja. Faktor ini lebih menyangkut pada
kepribadian individu. 2)Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu
sendiri, kebijakan, peraturanmanajemen, gaji, hubungan pekerja dengan
yang digunakan selama bekerja. Faktor ini dapat dikelompokkan sebagai
faktor-faktor lingkungan kerja.
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, hlaka
individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.
Salah satu faktor psikologis yang penting untuk diteliti adalah faktor motivasi.
Motivasi yang diberikan kepada seseorang merupakan modal utama untuk
berprestasi, sebab memberikan dorongan bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu dalam metncapai. tujuan organisasi atau sasaran kerja, 、ゥセ。ャ。ュ@
kehidupan suatu perusahaan tidak sedikit manajer yang mengalami
kegagalan salah satu penyebabnya antara lain tidak memahami pentingnnya
memotivasi individu/karyawan.
Namun tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada pada
titik maksimal. Kadangkala, seorang pekerjadapatmengalami penurunan
kinerja, misalnya karena kejenuhan dalam bekerja, menurunnya semangat
Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa motivasi kerja karyawan
bisa terlihat dari adanya semangat kerja, keinginan untuk berprestasi,
memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, mampu
melaksanakan target kerja yang menantang serta berusaha keras mencapai
target kerja (tujuan utama organisasi). Seperti dalam asian brain.com, bahwa
salah satu dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan agar
dapat memperbaiki kinerjanya yan!:I akan datan!:J. Oleh karena itu model
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Motivasi Kerja
2.5 Hipotesis
Kinerja Karyawan Produksi PT.Cypress
Adimulia
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis adalah seba!:Jai berikut :
Ho :
Ada hubungan signifikan motivasi kerja dengan kinerja karyawanproduksi PT. CYPRESS ADIMULIA.
Ha :
Tidak ada hubun!:Jan Si!:Jnifikan motivasi kerja den!:Jan kinerja karyawan3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan karena dalam analisa akhimya
dinyatakah berupa angka-angka. Pendekatan kuantitatif rnenurut Suharsimi
Arikunto (2002) adalah penelitian yang terdiri dari kejelasan tujuan,
pendekatan, subjek, sample, sumber data yang sudah mantap dan rinci sejak
awal, begitupun dengan langkah penelitian dan desain penelitian serta
pengumpulan data dan analisa datanya.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasi
merupakan penelitian yang dirancang .untuk menentukan tingkat hubungan
variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi (sevilla, 1993).
Alasan peneliti menggunakan metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan antara dua variabel, ya_itll hubung;:m antara motivasi
kerja dengan kinerja karyawan. Jadi, jenis penelitian yang cocok untuk
digunakan dalam penelitiah ini adalah penelitian korelasi
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasionaL Tujuan
digunakannya penelitian deskriptif korelasional adalah untuk memastikan
berapa besar yang 、ゥウ・「。「セ。ョ@ oleh suatu variabel dalam hubungannya .
dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain (sevilla, 1993). Dalam hal - - . . ini penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel x
(motivasi kerja) dengan variabel y (kinerja) serta untuk mengetahui seberapa
besar hubungan variabel-variabel tersebut. Data yang dihasilkan adalah data
kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang akan dianalisa dan hasilnya
dijelaskan secara deskriptif.
3.1.2 Definisi Variabel dan Definisi Operasional
Variabel adalah konstn_Jk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai dalam
bentuk bilangan, ataupun konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada
kontinum (Iqbal, 2002:17).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu independent variabel ·
(variabel bebas) dan dependent variabe/ (variabel terikat). Iqbal (2002)
mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab variabel lain. Sedangkan variabel terikatadalahvariabel
yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain.
Independent Variabel : Motivasi kerja
Dependent Variabel: Kinerja karyawan
3.1.2.1 Definisi Variabel
a. Motivasi kerja merupakan faktor pendorong penting yang menyebabkan
manusia bekerja, faktor pendorong tersebut timbul karena adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi. Tenaga kerja akan termotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan yang rendah dimana tingkat kebutuhan yang lebih
tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya.
b. Kinerja adalah unsur-unsur dalam pekerjaan yang menunjukan kinerja.
Untuk mengukur kinerja, dimensi-dimensi dikembangkan menjadi
indikator kinerja. Sedangkan dimensi kinerja dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang
berhubungan dengan pekerjaan.
3.1.2.2 Definisi Operasional
Untuk dapat mengukur vaiabel-variabel yang telah disebutkan diatas, maka
diperlukan operasionalisasi variabel. Secara operasional, kinerja didefinisikan
sebagai skor yang diperoleh melalui alat ukur kinerja. Sedangkan motivasi
kerja adalah skor yang diperoleh dari alat ukur motivasi. Operasionalisasi
a. Motivasi Kerja
NO Aspek-Aspek Motivasi Kerja lndikator
1 Kebutuhan fisiologis Sandang, pangan,papan, dan tempat tinggal.
2 Kebutuhan perasaan aman Perasaan aman saat bekerja dan masa depannya.
3
Kebutuhan sosial Perasaan diterima orang lain, ingin dihormati,kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan untuk ikut serta.
4
Kebutuhan harga diri Mempunyai wewenang dan kekuasaan5 Kebutuhan aktualisasi diri Pengembangan diri
b. Kinerja Karyawan
NO Aspek kinerja karyawan lndikator
1
Hasil kerja Tingkat kehadiranOut put perhari Time table yang ditentukan
2
Perilaku kerja Kerja samaKelalaian
3 Sifat pribadi yang ada hubungannya Tanggung jawab
dengan pekerjaan Disiplin
3.2 Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Hadi (1981) populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang
hakekatnya tidak saja menunjuk sejumlah indiVidu yang berwujud manusia,
akan tetapi jumlah hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai dan sebagainya.
Dalam suatu penelitian seringkali dijumpai p_opulasi penelltian yang cukup
besar sehingga tidak mungkin diteliti seluruhnya. Dengan demikian maka
penelitian hanya dapat dilakukan terhadap sampel. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan/i pada bagian produksi yang berjumlah 127
orang. Alasannya pada karyawan bagian produksi out put perhari-nya jelas
sehingga kinerjanya pun mudah diukur. Makadari itu, peneliti menilai pada
bagian produksi PT. CYPRESS ADIMULIA cocok untuk dijadikan populasi
dalam penelitian ini.
Sampel adalah bagian populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang
juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap 「ゥセ。@
mewakili populasi (Iqbal, 2002). Adapun sampel dalam penefltian ini
sebanyak 45 orang karyawan/i yang telah bekerja minimal 1 tahun.
Afasannya, karyawan telah mendapatkan pelatihan yangc cukup sehingga
dapat menurijukan kinefja yang baik didal.a_m t>ekerj<l:. Bailey (lqbc;iJ,
2002)
menyatakan bahwa .u.ntuk penelitian yang akan menggunakan analisa
3.2.2 Tehnik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara non-probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Suharsimi (1997)
bahwa teknik.purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel
yang digunakan oleh seorang peneliti jika peneliti memiliki
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan samplenya. Ciri sampling ini,
sebagaimana diungkap oleh Kerlinger (2003), adalah penilaian dan upaya
cermat untuk memperoleh sampel representatif dengan cara meliputi
wilayah-wilayah atau kelompok-kelompok yang diduga sebagai anggota
sampelnya. Dengan menggunakan teknik ini maka dapat mengontrol secara
cermat ciri-ciri atau karakteristik yang telah ditentukan.
Karena dilakukan secara non-probability sampling, rilaka tidak semua
individu terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Atas dasar itulah dalam
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan terhadap kelompok yang telah
ditentukan ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai hubungan yang erat
dengan ciri populasi yang diketahui sebelumnya. Sesuai dengan tujuan
penelitian, yang menjadi subjek penelitian ini adalah karyawan pada bagian
Sampel yang digunakan peneliti untuk tl}'out sebanyak 45 orang sedangkan
sampel riil yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
50
orangkarena dianggap sudah niewakili populasi dalan:i penelitian inL
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Metode dan lns.trumenPenelitian
Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert. Skala
model Likert adalah merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian. Variabel penelitian yang diukur dalam ska la likert ini,
dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan seibagai tifik
tolak penyusunan item-item instrument, bisa berbentuk pernyataan atau
pertanyaan.
Dalam penelitian ini, skala yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
berupa angket yang berbentuk skala sikap yang diberikan langsung kepada
subjek. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan item
pernyataan atau pertanyaan yang terditi dari pernyataan atau pertanyaan
Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban
Pernyataan Sangat Setuju Setuju (S) Tidak Setuju Sangat Tidak
(SS) (TS) Setuju (STS)
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua skala
yaitu:
1. Skala motivasi kerja karyawan PT. CYPRESS ADIMULIA, skala ini
mengacu kepada teori kebutuhan
A
Maslow (1954). Skala inidimaksudkan untuk mengukur motivasi kerja karyawan produksi. Berikut
adalah blue print motivasi kerja:
Tabel 3.2
Motivasi Ker·a (try out)
Aspek lndikator No. Item
Variabel Jumlah
Favorabel Unfavorabel
Motivasi Kebutuhan Sandang, 1,15,33,39 6,24,41 7 Kerja fisiologis pangan, papan
dan tempat berlindung
Kebutuhan Keselamatan 2,7,34 16,25,40 6 rasa aman dalam bekerja
Keamanan 8,26
masa depan 17,35 4
Kebutuhan Perasaan 3,9 18,27 4 sosial diterima oleh
orang lain 10,19
Berprestasi 11,20 4,29 4
Keikutsertaan 12,21 30,37 4 Dalam bekerja
Kebutuhan Memiliki 13,22 31,38 4
.harga diri kekuasaan
Kebutuhan Pengembangan 5,14 23,32 4 aktualisasi diri
diri
Jumlah 41
2. Skala kinerja karyawan PT. CYPRESS ADIMULIA, skala ini mengacu
pada teori yang dikemukakan oleh Henderson (1984).
Pernyataan-. pernyataan dalam ska la ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kinerja
karyawan pada bagian produksi. Skala kinerja dengan blue print sebagai
berikut:
Tabe.13.3 Kineria ctrv outl.
Variabel Aspek lndikator No. Item Jumlah
Favorabel Unfavorabel
Kinerja Hasil Tingkat 1,8 15,22 4
kerja kehadiran
'
Out put
perhari 2,9,29,39 16;23,34,44 8
Timetable 3;10 17,24 4
(waktuyang ditentukan)
Perilaku Kerja sama 4, 11, 18,25,30 35,40,45,49,53 10 kerja
Sifat Tanggung 6, 13,20,27 ,32 37 ,42,47,51,55 10
pribadi jawab kerja didalam
bekerja Disiplin
7'14,21,28,33 38,43,48,52,56 10
· Jumlah 56
3.3.2 Tehnik
Uji
lnstrumen Penelitian1. Uji Validitas
Validitas tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa
mengukur (Anastasi dan Urbina, 2006). Perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor setiap item skor total dengan menggunakan rumus
Pearson's Product Moment. Validitas suatu butir pernyataan dapatdilihat
pada hasil output SPSS versi 11,5. Menilai kevalidan masing-masing butir
pernyataan dapat dilihat dari nilai Correc_ted Item-Total Correlation
masing-masing butir pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrument. Jadi, reliabilitas menunjukan apakah instrument tersebut secara
konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur
pada waktu yang berlainan (Iqbal, 2002). Dalam perhitungan ini dilakukan
dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dan menggunakan
セ
Dari 41 item yang diuji cobakan dalam try out terdapat 21 item yang gugur
yaitu nomor 15, 33, 6, 24, 41, 39, 16, 25, 40, 3, 18, 11, 20, 4, 29, 12, 21, 30,
37, 13, 23, dan sisanya sebanyak 20 item valid.
Dengan melihat keterbatasan item, maka peneliti berinisiatif untuk
memperbaiki item yang tidak mewakili indikator untuk dimasukkan kembali
kedalam penelitian sebenarnya. Adapun bunyi item yang tidak mewakili
indikator dan item yang telah diperbaiki yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kalimat Item Yang Gugur Dan Yang Diperbaiki
No Kalimat item yang gugur Kalimat item yang diperbaiki
39 Kebutuhan hidup saya sudah Say a merasa kebutuhan hid up terpenuhi sehari-hari saya sudah terpenuhi
11 Saya ingin berprestasi dari rekan Saya ingin memiliki prestasi kerja kerja yang lain yang baik dari rekan kerja yang lain
[image:62.518.38.457.161.494.2]Variabel
Motivasi Kerja
[image:63.518.37.456.82.540.2]Jumlah
Tabel 3.5
Blue Print Skala Motivasi kerja Setelah Uji lnstrumen
No. Item
Aspek lndikator
Favorabel Unfavorabel
Kebutuhan Sandang, 1*,39* 0
fisiologis pangan, papan dan tempat berlindung
Kebutuhan Keselamatan 2*,7*,34* rasa aman dalam bekerja
Keamanan 8*,26* 17*,35*
masa depan
Kebutuhan Perasaan 9* 27*
sosial diterima oleh orang lain
Dihormati 10*,19* 28*,36*
Berprestasi 11* 0
Keikutsertaan 12* 0
Dalam bekerja
Kebutuhan Memiliki 22* 31*,38*
harga diri kekuasaan
Kebutuhan Pengembangan 5*,14* 32*
aktualisasi diri diri Jumlah 2 3 4 2 4 1 1 3 3 23 .
..
2. Skala Kinerja Karyawan
Dari 56 item yang telah diuji cobakan dalam try out terdapat 15 item yang
gugur, yaitu nomor 39, 10, 17, 24, 4, 18, RセN@ 35, 49, 31, 36, 54, 7, .14, 33 dan
sisanya sebanyak 41 item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
- - . . -
-berikut:
Variab
Aspek el
[image:64.527.32.463.159.534.2]Kinerja Has ii kerja . Perilaku kerja Sifat pribadi didalam bekerja Jumlah Tabel 3.6
Blue Print Kinerja Karyawan Setelah Uji lnstrumen
lndikator
Favorabel
No. Item
unfavorabet Tingkat 1*,8* 15*,22*
kehadiran
Out put perhari 2*,9*,29* 16*,23*,34*,44*
Time table 3* 0
(waktu yang ditentukan)
Kerja sama 11*,30* 40*,45*,53*
Kelalaian 5*,12*,19*, 41*,46* 26* 50*
'
.
Tanggung 6*,13*,20*, 37