• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi Pidana Dan Sanksi Administrasi Perpajakan Di Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sanksi Pidana Dan Sanksi Administrasi Perpajakan Di Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN SUMBER DAYA GURU

DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MADRASAH

(Studi Analisis di MIN 09 Petukangan Selatan)

OLEH

FITRIYAH

102018224139

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

STRATEGI PENINGKATAN SUMBER DAYA GURU

DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MADRASAH

( Studi Analisis di MIN 09 Petukangan Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam

Oleh

FITRIYAH 102018224139

Dibawah Bimbingan

Drs. H. Nurrochim, MM. NIP : 050 046 643

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan karunia, taufik,

hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

serta salam senoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam pembawa pencerahan, nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Amin.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus penulis tunaikan guna

melengkapi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pdi) di fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dan

kekhilafan di dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa kontribusi

material, pemikiran, gagasan serta dorongan berbagai pihak, sulit membayangkan skripsi

ini akan terselesaikan. Namun berkat dorongan semua pihak, akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis haturkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Rosyada MA,. Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Dra. Yefnelti. Z., M.Pd. ketua jurusan kependidikan Islam, beserta seluruh staf

pengajar di jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Drs. H. Nurrochim, MM,. pembimbing penulisan skripsi yang selalu memberikan

dan meluangkan waktunya kepada penulis dalam masa bimbingan.

4. Kepala Madrasah Bapak H. Moh Noor Hasan S.Pd.I, Staf TU, serta dewan guru

MIN 09 Petukangan Selatan yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan

(4)

5. Staf dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan

FITK, perpustakaan Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan, yang

telah memberikan pelayanan dan membantu penulis mendapatkan literatur

berkaitan dengan judul skripsi ini.

6. keluarga besarku terutama Ayahanda H. Ahmad Mahdum dan Ibundaku tersayang

Aminah yang dengan kesabaran dan ketulusan hati selalu memberikan dukungan

berupa materil dan spiritual serta iringan do’a kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini. Kakakku tercinta Filawati dan Yusri, adikku Ubus dan Atul, serta

keponakanku yang lucu yang selalu menemani dalam setiap canda dan tawa,

sehingga membangkitkan motivasi dalam penulisan skripsi.

7. Teman-teman dan sahabat seperjuangan di kelas B KI-Manajemen Pendidikan

terutama yoha, mute dan titin dalam kebersamaannya menuntut ilmu, semoga kita

bisa tetap konsisten berjuang dalam menggapai cita-cita, tak lupa juga sahabat

penaku Awy, Syamsul, Alik, Asep dan Taufik yang selalu memberikan masukan

dan dorongan sehingga penulis termotivasi.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi

masyarakat pada umumnya. Dan hanya do’a jualah yang dapat penulis mohon kepada Allah

SWT, semoga Allah membalas amal baik kita dan senantiasa di tunjukan “jalan yang

lurus” untuk mencapai masa depan yang lebih baik, serta mendapatkan ilmu yang berkah

dan bermanfaat. Amin.

Jakarta, Maret 2007

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Teoritik ... 11

1. Strategi Peningkatan Sumber Daya Guru ... 11

a. Pengertian Strategi ... 11

b. Model Manajemen Strategik ... 14

c. Tahapan-tahapan atau Proses Manajemen Strategi ... 15

d. Tipe-tipe Strategi ... 16

e. Manfaat Manajemen Strategi ... 17

2. Manajemen Sumber Daya Guru ... 18

a. Pengertian sumber daya guru ... 18

(6)

c. Pemberdayaan sumber daya guru ... 30

3. Pengembangan Madrasah ... 33

a. Pengertian Pengembangan Madrasah ... 33

b. Arah Pengembangan Madrasah ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Metodologi Penelitian ... 39

C. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 43

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 44

F. Tehnik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

C. Analisis dan Interpretasi Data ... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data tenaga pengajar MIN 09 Petukangan Selatan

……… 50

Tabel 2 : Data jumlah siswa-siswi MIN 09 Petukangan

Selatan……… 52

Tabel 3 : Prestasi siswa bidang

akademik……….. 53

Tabel 4 : Prestasi siswa bidang non

akademik………... 53

Tabel 5 : Data tamatan /lulusan MIN 09 Petukangan

Selatan……… 54

Tabel 6 : Data nilai UAM MIN 09 Petukangan

Selatan………. 54

Tabel 7 : Sarana Prasarana MIN 09 Petukangan

Selatan……… 55

Tabel 8 : Analisis SWOT : Sasaran 1 : Rata-rata UAM tiap tahun meningkat

+0,22……… 62 Tabel 9 : Analisis SWOT : Sasaran 2: Out put yang diterima di SLTP favorit

tiap tahun meningkat rata-rata 6%... 63

Tabel l0 : Analisis SWOT :Sasaran 3: Team sepak bola menjadi juara tingkat

Propinsi……… 63 Tabel l1 : Analisis SWOT : Sasaran 4 : Team UKS menjadi juara tingkat

Nasional………64 Tabel 12 : Analisis SWOT : Sasaran 5 : Siswa yang mampu membaca al-Qur’an

Dengan baik dan benar naik sebanyak

40%...64

Tabel 13 : Analisis SWOT : Sasaran 6 : Siswa yang aktif menggunakan sarana

Perpustakaan naik sebanyak

15%... 65

Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Strategi Peningkatan Sumber daya Guru dalam Pengembangan

madrasah……….... 72

Tabel 15 : Kepala sekolah melakukan seleksi calon

guru……… 74

Tabel 16 : Kepala sekolah mewawancarai calon

guru………...76

(8)

pengalaman………...75

Tabel 18 : Penempatan guru pada bidang studi yang sesuai dengan

keahlian………...76

Tabel 19 : Hubungan kerja sama guru kemadrasah

lain………77

Tabel 20 : Keterlibatan guru dalam organisasi pendidikan dan

kemasyarakatan………..78

Tabel 21 : Pemberian tugas memotivasi kinerja

guru………78

Tabel 22 : Pengarahan terhadap kesulitan guru dalam

mengajar………...79

Tabel 23 : Pembinaan dan pengarahan kepala sekolah terhadap guru untuk ………80

meningkatkan kemampuan dan keterampilan

Tabel 24 : Pengarahan terhadap kedisiplinan

guru………80

Tabel 25 : Pengarahan dan pembinaan dalam forum

rapat………81

Tabel 26 : Mengadakan penataran atau kursus untuk

guru………82

Tabel 27 : Keikutsertaan guru dalam seminar/penataran untuk menambah

pengetahuan dan

pengalaman……….. 82

Tabel 28 : Pemberian tunjangan kepada

guru………83

Tabel 29 : Kesesuaian pemberian kompensasi dengan banyak jam

mengajar………...84

Tabel 30 : Kelancaran pemberian kompensasi

guru………...84

Tabel 31 : Mengkomunikasikan administrasi/ system kompensasi kepada

guru………...85

Tabel 32 : Kesalahan dalam penggajian diselesaikan

secepatnya………..86

Tabel 33 : Penilaian terhadap tugas

guru………...86

Tabel 34 : Penerapan KBK dalam proses belajar

mengajar………...87

Tabel 35 : Ketersediaan alat/media pembelajaran sebelum

mengajar……… 87

Tabel 36 : Pembuatan rencana/ persiapan pembelajaran sebelum

mengajar………...88

Tabel 37 : Pengembangan/ memvariasikan metodologi

(9)

Tabel 38 : Keikut sertaan guru dalam perlombaan-perlombaan /karya ilmiyah………...89

Tabel 39 : Membaca Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen…………...90

Tabel 40 : Membaca Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Standar

Nasioanal

Pendidikan………91

Tabel 41 : Guru mempelajari buku-buku tentang

pengajaran………91

Tabel 42 : Guru menguasai materi dalam

mengajar………...92

Tabel 43 : Guru membaca/ mempelajari materi sebelum

mengajar………...92

Tabel 44 : Hubungan harmonis guru sesama

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Model Manajemen

Strategi……….15

Gambar 2 : Grafik Histogram Strategi Peningkatan Sumber daya guru dalam

Upaya Pengembangan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1) Surat Bimbingan

Skripsi……… 98

Lampiran 2) Surat Permohonan Ijin

Penelitian……….. 99

Lampiran 3) Surat Riset

Wawancara……….100

Lampiran 4) Surat Keterangan dari

sekolah………..101 Lampiran 5) Angket

Penelitian………..102 Lampiran 6) Pedoman

wawancara……….106

Lampiran 7) Skor Penghitungan

Angket………...114

Lampiran 8) Penghitungan Rentang Kelas, Banyak Kelas, dan Panjang

Kelas…………115

Lampiran 9) Perhitungan mencari mean, modus, dan simpangan baku variabel strategi

Peningkatan sumber daya guru dalam upaya pengembangan madrasah…...117

Lampiran 10) Data Guru MIN 09 Petukangan

Selatan………118

Lampiran 11) Struktur Organisasi MIN 09 Petukangan

Selatan………. 119

Lampiran 12) Daftar Prestasi siswa MIN 09 Petukangan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman dan teknologi saat ini menuntut manusia untuk menjadi manusia

yang utuh baik secara kualitas maupun kuantitas, pendidikan menjadi tempat utama agar

mampu meningkatkan kualitas diri dan meningkatkan pengetahuan. Berangkat dari yang

demikian lembaga pendidikan harus lebih meningkatkan mutu pendidikan dengan

mengembangkan semua aspek dan asset yang dimiliki oleh lembaga pendidikan.

Aspek dan komponen yang harus dikembangkan mencangkup sarana prasarana,

kurikulum, manajemen keuangan dan lain sebagainya. Disamping itu Kemampuan dan

keterampilan guru sebagai tenaga pendidikan juga harus ditingkatkan serta dikembangkan,

sumber daya manusia ditingkatkan dan dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan.

Mengembangkan sebuah lembaga pendidikan harus dilakukan karena melihat

realitas yang ada pendidikan dinegara kita masih amat tertinggal oleh negara-negara lain.

Untuk itu sudah seharusnya khususnya para penyelenggara pendidikan dan pada umumnya

pemerhati pendidikan untuk bekerjasama berupaya meningkatkan mutu pendidikan kita.

Pendidikan belum semuanya mampu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah yang

dikelolanya karena keterbatasan biaya, sarana prasarana, kualitas mengajar dan lain

sebagainya.

Hal ini sangat terlihat jelas pada sebagian lembaga pemdidikan Islam di sekitar kita,

(13)

untuk mengembangkan lembaga pendidikan Islam sangat menggelora. Namun sekali lagi

karena keterbatasan yang sudah disebutkan diatas.

Salah satu pendidikan agama Islam yang berupa lembaga adalah madrasah. Abdul

Rahman Saleh mengatakan bahwa “madrasah adalah salah satu lembaga pendidikan formal

yang dikenal sejak abad ke-11 atau 12, atau abad ke 5-6 H”.1 Madrasah tumbuh dan

berkembang karena kebutuhan umat Islam akan mempelajari dan mengetahui lebih lanjut

tentang ajaran Islam.

Pada dasarnya secara organisasi yang mengelola diri (Self organized) untuk tumbuh

dan berkembang sesuai karakteristiknya, secara mendasar dapat dikatakan bahwa,

madrasah mempunyai karakter yang sangat spesifik bukan hanya melaksanakan tugas

pendidikan dan pengajaran agama. Tetapi juga mempunyai tugas untuk memberikan

bimbingan hidup di dalam masyarakat. Madrasah yang membawa teologis demikian, akan

pararel dengan kesadaran teologis masyarakat yang dilandasi untuk memperdalam dan

mengamalkan ilmu-ilmu agamanya. Oleh karena itulah Madrasah adalah milik masyarakat

yang telah berkembang dan telah hidup dalam kebudayaan sebagai milik masyarakat

khususnya masyarakat Islam.

Undang-Undang No.20 tahun 2003 Pasal 17 ayat 2 menjelaskan bahwa “Madrasah

Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah ditempatkan sebagai bentuk pendidikan dasar (sama

dengan Sekolah Dasar dan Menengah Pertama) sedangkan ayat 3 menjelaskan tentang

1

(14)

Madrasah Aliyah sebagai bentuk pendidikan menengah (sama dengan Sekolah Menengah

Atas) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan)”.2

Pada saat ini Madrasah sedang menghadapi kompleksitas permasalahan yang tidak

mudah dipecahkan, keadaan madrasah secara individual sangat variatif dan rata-rata

memprihatikan. Secara kolektif keadaan madrasah tidak memiliki visi kebersamaan

sehingga daya saing dan daya ubahnya atas kehidupan masyarakat muslim kurang

maksimal.

Berangkat dari problema-problema yang terjadi pada madrasah diatas sangat

diperlukan suatu usaha untuk mengembangkan madrasah menuju sekolah bercirikan Islam

yang unggul dan mempunyai mutu lebih baik.

Upaya-upaya pengembangan dan peningkatan madrasah itupun tidak berjalan

dengan baik tanpa bantuan dan peran seluruh komponen yang ada di madrasah. Komponen

tersebut diantaranya adalah kepala madrasah, guru dan siswa

Peran guru sebagai salah satu sumber daya manusia di Madrasah harus terus

diperhatikan dan ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.

Oemar Hamalik mengatakan “masalah guru adalah masalah yang sangat penting,

sehingga masalah guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat pada umumnya ahli pendidikan khususnya. Pemerintah memandang bahwa

guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan

pengembangan bangsa”.3 Ini berarti mutu guru menentukan mutu pendidikan sedangkan

2

ibid. h. 50

3

(15)

mutu pendidikan menentukan mutu generasi muda sebagai calon warga negara dan

masyarakat.

Senada dengan itu Qodry Azizy mengatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Abdul

Rahman Saleh bahwa :

“Kondisi perkembangan madrasah terutama masalah guru dapat dilihat secara umum sebagai berikut : Tingkat pendidikan guru kebanyakan belum sepadan dengan persyaratan yang ditetapkan dan apabila dilihat dari kemampuan metodologi masih rendah, ditambah kurangnya tenaga kependidikan yang diperlukan, kemampuan mengajar madrasah kebanyakan masih menekankan pada pengenalan konsep yang bersifat kognitif.”4

Masalah guru ini perlu perhatian yang lebih kondusif baik dari masyarakat,

pemerintah maupun pihak sekolah agar guru dapat dikelola dengan baik.

Perhatian pemerintah kepada guru direalisasikan dengan menghadirkan

Undang-Undang guru dan dosen No.14 tahun 2005 yang mengatur segala sesuatu tentang guru dan

dosen yang diantaranya menjelaskan hak dan kewajiban guru, pengangkatan, penempatan,

pemindahan, pemberhentian, pembinaan, pengembangan, dan penghargaan terhadap guru.

Masalah yang lain tentang guru madrasah yaitu belum seluruhnya memenuhi

standar pendidikan dan tenaga kependidikan atau bisa dikatakan masih dibawah standar

pendidikan dan tenaga pendidikan, tetapi ada beberapa dari sekian banyak madrasah yang

sudah memiliki tenaga pengajar yang memenuhi standar pendidikan dan tenaga pendidikan.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP) Bab Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 28 dan 29 (ayat 3) dijelaskan

bahwa :

4

(16)

Pasal 28 pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan, minimal yang harus dipenuhi pendidik dengan membuktikan ijazah atau sertifikat keahlian dan kompetensi seperti kompetensi pendagogik, kepribadian, operasional dan sosial sedangkan pasal 29 ayat 3 menyebutkan bahwa pendidik pada pendidikan anak usia dini, SD atau MI sederajat, SMP/MTS sederajat, SMA/MA sederajat harus mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Dan pendidik harus berlatar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain dan psikologi apabila mengajar anak usia dini dan MI/SD, kemudian apabila mengajar pada tingkat SMP/MTS dan SMA/MA maka harus memiliki program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Serta mempunyai sertifikat profesi guru sesuai dengan tingkat pendidikan dimana ia mengajar .5

Standar Nasional Pendidikan (SNP) ini dibuat bertujuan menjamin mutu pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dalam membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat.

Mengingat sangat penting peranan guru terhadap pengembangan madrasah, guru

sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar harus dikelola dengan baik

melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelatihan dan pengembangan

serta pengawasan. Diharapkan dengan manajemen sumber daya guru tersebut madrasah

dapat berkembang lebih baik.

Namun masalah guru tidak berhenti sampai disini saja, permasalahan guru bisa

dikatakan sangat kompleks, guru sebagai mahkluk sosial pasti mempunyai masalah internal

atau eksternal dan masalah tersebut juga dapat menghambat dan mempengaruhi kinerja

guru sehingga langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perkembangan madrasah.

Oleh karena itu kepala madrasah harus mempunyai strategi.

5

(17)

Strategi dapat dibuat dengan mengembangkan misi dan tujuan jangka panjang,

mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan sekolah atau

madrasah. Dengan demikian kepala sekolah atau madrasah dapat memutuskan apa yang

seharusnya yang dikerjakan untuk mengatasi masalah guru tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk menelitinya

untuk itu penulis mengambil judul ” STRATEGI PENINGKATAN SUMBER DAYA

GURU DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MADRASAH (Studi Analisis di MIN 9

Petukangan Selatan Jakarta)”

Identifikasi Masalah

Dari masalah-masalah yang ada dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Strategi digunakan atau dikembangkan oleh madrasah dalam meningkatkan Sumber

daya guru kurang tepat.

2. Pengaruh peningkatan sumber daya guru terhadap pengembangan madrasah belum

maksimal.

3. Perkembangan madrasah baik secara internal maupun eksternal belum menunjukan

peningkatan dan pengembangan.

4. Peran kepala sekolah maupun guru secara individu dalam meningkatkan sumber daya

(18)

Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga

dan biaya, serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah

dan fokus, maka diperlukan adanya pembatasan masalah.

Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dibatasi

pada strategi peningkatan sumber daya guru dalam upaya

pengembangan madrasah di MIN 09 Petukangan Selatan,

Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

diatas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana strategi peningkatan sumber daya guru yang diupayakan oleh kepala sekolah

MIN 09 Petukangan Selatan dalam mengembangkan madrasah yang dikelolanya ?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan

oleh madrasah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah guru

(19)

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian terhadap strategi peningkatan sumber daya guru dalam upaya

pengembangan madrasah di MIN 09 Petukangan selatan ini diharapkan memberikan

sejumlah manfaat atau kegunaan, antara lain :

1. Secara teoritis atau akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai strategi peningkatan sumber

daya guru dalam upaya pengembangan madrasah dan dapat menjadi bahan masukan

bagi mereka yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil

kancah penelitian yang berbeda dan memberi masukan bagi mereka yang sudah terlibat

dalam megelola lembaga pendidikan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi MIN 09

Petukangan Selatan untuk meningkatkan sumber daya guru dalam upaya

mengembangkan madrasah yang dikelolanya.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membagi dalam lima

bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Berisikan kajian teori mengenai strategi peningkatan sumber daya guru dalam

(20)

model manajemen strategi, tahapan-tahapan atau proses manajemen strategi,

tipe-tipe strategi, manfaat manajemen strategi. Kemudian pengertian

manajemen sumber daya guru, pengelolaan sumber daya guru, dan

pendayagunaan sumber daya guru. Selain itu ada tinjauan teoritis pembahasan

tentang pengertian pengembangan madrasah dan arah pengembangan madrasah.

Selanjutnya kajian kerangka berpikir setelah menelaah beberapa teori dari para

ahli.

BAB III Mengemukakan tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari waktu dan

tempat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

BAB IV Merupakan pembahasan hasil penelitian, diantaranya gambaran umum

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 09 Petukangan Selatan berisi tentang

sejarah singkat berdirinya, keadaan guru, keadaan siswa, dan sarana prasarana

MIN 09 Petukangan Selatan. Selanjutnya penjelasan tentang hasil penelitian

berupa deskripsi data, Analisis dan interpretasi data.

(21)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Strategi Peningkatan Sumber Daya Guru

Strategi peningkatan sumber daya guru merupakan istilah yang terdiri dari dua

unsur yang berbeda, yaitu strategi dan peningkatan sumber daya guru. Oleh karena itu

dalam memberikan definisi, dan unsur-unsur yang ada didalamnya penulis memisahkan

satu dengan yang lainnya.

a. Pengertian Strategi

Dalam proses pengelolaan dan pengembangan tentang kondisi dan situasi

dimana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang, dalam perhitungan tersebut

maka proses pengelolaan dan pengembangan guru akan lebih terarah kepada tujuan

yang hendak tercapai karena segala sesuatunya telah dipertimbangkan secara matang.

Itulah sebabnya, lembaga pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut

pada masalah bagaimana mengelola dan meningkatkan sumber daya guru sehingga

kinerja meningkat.

Menurut Salusu, “istilah strategi berasal dari kata yunani strategos, atau stategus

dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam yunani kuno sering

berarti perwira negara (state officer) dengan arti yang luas”6. Dalam artian yang lebih

(22)

sempit, menurut Marloff “strategi berarti the art of general (seni jendral), penggunaan

strategi seperti ini lebih memperoleh tempat dikalangan militer pada abad ke-18”.7

Menurut Porter, sebagaimana yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, “strategi adalah

alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.”8

Lebih sederhana Mcnihcols mendefinisikan strategi adalah ”suatu seni

menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya

melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan.”9

Pendapat lain disampaikan oleh Kenichi Ohmae, ia mengatakan bahwa “strategi

sebenarnya tidak lain dari suatu rencana kerja untuk memaksimalkan kekuatan suatu

pihak dalam menghadapi suatu kekuatan dilingkungan usaha.”10

Dari pengertian-pengertian di atas, maka penulis dapat simpulkan yang dimaksud

dengan strategi adalah rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan mengkaitkan

secara efektif sasaran dan sumber daya organisasi untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan

organisasi.

Berbicara sumber-sumber daya dalam organisasi oleh Agustinus dibedakan

menjadi 2 yaitu “Sumber daya nyata dan sumber daya tidak nyata, yang termasuk

sumber daya nyata adalah aktiva fisik (sarana prasarana, perlengkapan, peralatan,

7

Ibid

8

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT : Teknik Membedah Buku Kasus Bisni, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Press,1994), h. 4

9

J. Jalusu, Op cit. , h.101

10

(23)

keuangan dan sumber daya manusia) sedangkan sumber daya tidak nyata (tehnologi

dan reputasi).”11

Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya

meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi. Dalam dunia pendidikan, guru

adalah sumber daya yang nyata, maka sumber daya guru ini yang dapat diberikannya

adalah berupa kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi. Sumber daya ini

secara normal tidak produktif jika dibiarkan saja, sumber daya ini perlu dikelola dan

diorganisasi dengan baik dalam suatu aktivitas tertentu.

Menurut Arifin strategi juga biasanya berkaitan dengan “taktik (terutama dikenal di

kalangan militer).”12 taktik adalah segala cara dan upaya untuk menghadapi sasaran tertentu

dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal, dalam

proses pendidikan taknik tidak lazim digunakan.

Lebih lanjut Arifin mengatakan bahwa ”strategi dalam pendidikan adalah

pengetahuan atau seni mendayagunakan semua kependidikan yang hendak dicapai melalui

perencanaan dan pengarahan dalam oprasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ada termasuk pula perhitungan tentang hambatan yang mungkin dihadapi”.13

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi dalam

lembaga pendidikan adalah metode atau rencana cermat yang dibuat oleh lembaga, untuk

mencapai suatu target atau sasaran yang telah ditetapkan melalui proses penganalisaan

terhadap lingkungan.

11

Agustinus Sri Wahyudi, Manjemen Strategi (Pengantar Proses Berfikir Strategi), (Jakarta : Binarupa Aksara : 1996), h. 62.

12

M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis,Berdasarkan Pendidikan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h. 58.

13

(24)

b. Model Manajemen Strategik

Di bawah ini adalah gambar yang menunjukan langkah-langkah yang

merupakan aktivitas manajemen strategik, langkah-langkah ini juga dapat digunakan

dalam mengembangkan madrasah, langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

Proses dalam manajemen strategi yaitu pertama, sebuah madrasah harus

terlebih dahulu mempunyai visi dan misi organisasi, visi dan misi ini harus bersifat jelas

untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan madrasah. Kedua, untuk mencapai

tujuan dan sasaran, seorang kepala madrasah harus menganalisa kondisi dan situasi

lingkungan sekitar baik internal maupun eksternal yang biasa disebut Analisis SWOT,

analisa Swot berguna untuk mengetahui kekuatan (Strenght), kelemahan (Weaknes),

peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat). Ketiga, membuat strategi dilanjuti

dengan pengimplementasi strategi yang telah dibuat kemudian langkah selanjutnya

adalah mengevaluasi penerapan strategi tersebut untuk mengukur keberhasilan. Lebih

(25)

Gambar 1

Model Manajemen Strategi

Analisa SWOT

Sumber : Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi (Pengantar Proses Berfikir Strategi) Jakarta : Binarupa Aksara : 1996, hal. 32

c. Tahapan-tahapan atau proses dalam manajemen

strategi

Dalam manajemen strategi terdapat beberapa tahapan sebagai suatu proses yang

harus secara sistematis dijalankan, yaitu sebagai berikut :

1. Pembuatan strategi, yang meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifikasikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan/ organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.

Visi dan misi

Analisa internal Analisa eksternal

Tujuan dan sasaran

Pembuatan strategi

Aplikasi rencana bisnis/organisasi

(26)

2. Penerapan strategi, meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan perusahaan/ organisasi, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan. 3. Evaluasi/ kontrol strategi, mencangkup usaha-usaha memonitor seluruh hasil-hasil

dari perbuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan atau organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.14

Dari yang disebutkan diatas menunjukan bahwa dalam merumuskan atau

menetapkan sebuah strategi memerlukan suatu tahapan-tahapan agar suatu tujuan atau

sasaran organisasi dapat tercapai secara maksimal.

d. Tipe-tipe strategi

Kotten membagi tipe-tipe strategi ini menjadi 4 bagian yaitu :

1. Corporate strategy (Strategi Organisasi)

Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif- inisiatif strategik.

2. Program strategy (Strategi Program)

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari program tertentu.

3. Recource support strategy ( strategi pendukung sumber daya)

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan, tehnologi dan sebagainya.

4. Institusional strategy ( strategi kelembagaan)

Fokus dari strategi ini istitusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.15

Keempat tipe-tipe strategi di atas strategi dapat dipergunakan sesuai dengan keadaan

dan situasi tertentu, kotten menyebutkan salah satu tipe strategi yaitu tipe strategi

pendukung sumber daya yang mencangkup salah satunya tenaga sumber daya manusia, dan

14

Agustinus Sri Wahyudi, Op. cit. , h. 16

15

(27)

sumber daya manusia ini harus diperhatikan dan ditingkatkan guna meningkatkan kualitas

kinerja organisasi.

Karena organisasi bergerak digerakkan oleh manusia didalamnya, organisasi

hidup karena dihidupkan oleh anggotanya, organisasi berkembang dan dimajukan oleh

peran para pelaku organisasi yang terlibat didalamnya.

e. Manfaat Manajemen Strategi

Ada beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan manajemen

strategik, yaitu :

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.

4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan.

5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan organisasiuntuk memecahkan masalah dimasa akan datang.

6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan memotivasi karyawan pada tahap pelaksanaannya.

7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.16

2. Manajemen Sumber Daya Guru

16

(28)

a. Pengertian Sumber Daya Guru

Salah satu cabang manajemen yang khusus menaruh perhatian terhadap sumber

daya manusia adalah manajemen sumber daya manusia.

Mengenai sumber daya guru, penulis mengacu kepada konsep manajemen sumber

daya manusia. karena secara esensial guru dengan manusia adalah sama. Hanya saja istilah

guru lebih spesifik kepada seseorang atau kelompok orang yang bekerja pada dunia

pendidikan, sementara istilah manusia masih bersifat umum. Oleh karena itu definisi

manajemen sumber daya manusia akan diarahkan kepada hal yang lebih khusus yaitu guru.

Untuk itu terlebih dahulu penulis akan menguraikan pengertian manajemen sumber daya

manusia.

Menurut Willy Susilo, “manajemen sumber daya manusia adalah proses sistematis

untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumber daya manusia dalam rangka mendukung

pencapaian tujuan organisasi”.17

Setara dengan Gary Dessler menjelaskan, sebagaimana yang dikutip oleh Willy

Susilo bahwa “manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan praktek yang

dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau sumber daya manusia dari

posisi seorang manajemen, meliputi pengrekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan

dan pelatihan, pengimbalan, dan penilaian“. 18

17

Willy Susilo, Audit SDM ( Panduan Komprehensif Auditor, dan Praktisi Manajemen SDM serta Pimpinan Organisasi (perusahaan)). ( Jakarta : PT. Vorqistatama Binamega, 2002), h. 4

18

(29)

Flippo mendefinisikan manajemen sumber daya manusia dengan menggabungkan

antara fungsi-fungsi manajemen dengan fungsi-fungsi operatif di bidang personalia, yaitu:

“manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan, kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai

tujuan individu, organisasi dan masyarakat”.19

Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil suatu pengertian manajemen sumber daya

manusia adalah proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan individu, organisasi,

dan masyarakat melalui kegiatan perencanaan, pengadaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian, pembinaan dan pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian.

Dengan demikian yang dimaksud dengan manajemen sumber daya guru adalah

kegiatan perencanaan, pengadaan, pengorgansasian, pengarahan, pelatihan dan

pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian sumber daya guru agar tercapai

berbagai tujuan pendidikan yang meliputi tujuan individu, madrasah dan masyarakat.

b. Pengelolaan Sumber Daya Guru

Manajemen tenaga kependidikan atau pengelolaan sumber daya guru bertujuan

untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai

hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan

itu, fungsi personalia yang harus dilakukan pimpinan, adalah melakukan perencanaan,

pengadaan, pengoganisasian, pengarahan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi,

penilaian dan pemberhentian.

19

(30)

Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang di harapkan

tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan

kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

1. Perencanaan

Menurut T. Hani Handoko, ”perencanaan sumber daya manusia mencangkup

kegiatan bagi penarikan, seleksi, latihan dan pengembangan, dan kegiatan-kegiatan

personalia lainnya dalam organisasi”.20 untuk itu perencanaan pegawai juga harus dikelola

dengan benar, dalam dunia pendidikan guru juga harus dikelola dan dimanaje dengan benar

agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai,

baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan

personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang

pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi ini. Karena itu, sebelum

menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan (job analisys) dan analisis jabatan

untuk memperoleh deskripsi pekerjan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang

harus dilaksanakan). Informasi ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai

yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan (job spesification).

Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat

diterima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.

20

(31)

Dalam perencanaan sumber daya manusia memerlukan sebuah sistem, sistem

manajemen sumber daya manusia ini secara terperinci terdiri dari 4 kegiatan yang saling

berhubungan dan terpadu, yaitu :

1. Kegiatan inventarisasi persediaan sumber daya manusia.

kegiatan ini berguna untuk menilai sumber daya manusia yang ada sekarang baik

keterampilan, kemampuan/kecakapan, dan potensi

2. Kegiatan forecast sumber daya manusia.

kegiatan ini berguna untuk memprediksi permintaan dan penawaran karyawansi waktu

yang akan datang (naik kuantitas maupun kualitas).

3. Penyusunan rencana-rencana sumber daya manusia.

kegiatan ini memadukan pemintaan dan penawaran personalia tenaga kerja yang

berkualitas melalui penarikan, seleksi, latihan, penempatan, transfer,promosi, dan

pengembangan.

4. Pengawasan dan evaluasi.

kegiatan pemberian umpan balik kepada sistem dan memonitor pencapain tujuan dan

sasaran-sasaran perencanaan sumber daya manusia.

2. Pengadaan

Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada

suatu lembaga, baik kuantitas maupun kualitasnya. Adapun menurut Heidjarachman

(32)

tenaga kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga

kerja secara efektif dan efisien, mengadakan seleksi para pelamar, menempatkan tenaga

kerja pada posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan

untuk pelaksanaan tugas bagi tenaga kerja baru”.21

Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan

recruitment/ penarikan. Menurut T. Hani Handoko, rekrutment yaitu ”proses pencarian dan

peminatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan

”.22 Proses penarikan (rekrutmen) ini penting karena kualitas sumber daya manusia

organisasi tergantung pada kualitas penarikannya.

Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi, melalui ujian lisan, tulisan dan

praktek. Berkaitan dalam lembaga pendidikan seleksi guru dapat di lakukan dengan cara

terlebih dahulu mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara profesional yang

memiliki nilai dan unsur-unsur sikap, dan kecakapan yang disyaratkan untuk

mengembangkan dan tercapainya tujuan organisasi.

Mengidentifikasikan calon guru harus dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah informasi tentang kemampuan calon guru. Mengidentifikasikan calon guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan melihat transkip nilai, surat rekomendasi, hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya, analisis hasil wawancara rekrutmen, penilaian selama praktek mengajar, umpan balik hasil pertemuannya terhadap guru atau pimpinan bagian-bagaian yang berkaitan dengan pendidikan, dan data-data lain yang bermanfaat.23

21

Heidjarachman Ranupandojo, Manajemen Sumber daya Manusia 1,(Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), h. 1.10

22

T. Hani Handoko., Op cit., h. 69

23

(33)

Adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan secara

intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut

dilakukan apabila formasi yang kosong sedikit, sementara pada bagian lain ada kelebihan

pegawai atau memang sudah dipersiapkan.

3. Pengorganisasian

Menurut Winardi, sebagaimana yang dikutip oleh Syafarudin, ia mengatakan bahwa

”pengorganisasian merupakan suatu proses dimana pekerjaan yang ada dibagi dalam

komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan hasil

yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu.”24 Organisasi hanya merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara

efektif.

Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas

secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan

organisasi, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri

sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk

dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai

merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga,

dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menyangkut aspek

kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.

24

(34)

4. Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah

berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah

ditentukan. ”pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua karyawan, agar mau

bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat”.25 Pengarahan dilakukan pimpinan dengan

menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

Fungsi pengarahan secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para

karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini

melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan

seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut

aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang

dalam organisasi.

Berkaitan dengan lembaga pendidikan yakni mengenai guru, tahap pengarahan

berupa pemberitahuan apa yang harus dilakukan, bidang studi apa yang akan dipegang,

selain itu juga pengenalan terhadap kurikulum, pengenalan dengan para anggota dewan

guru, pengenalan terhadap para siswa dan pengenalan terhadap masyarakat.

Tujuan dari pengarahan tersebut agar karyawan atau guru baru dapat bekerja sama

dengan baik untuk mencapai tujuan individu, sekolah, dan masyarakat.

25

(35)

5. Pelatihan dan Pengembangan

Pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda, latihan (training)

dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Di lain pihak, bila manajemen ingin menyiapkan

para karyawan untuk memegang tanggung jawab di waktu yang akan datang, kegiatan ini

disebut pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan (development) mempunyai

ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,

kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.

Pengembangan sumber daya manusia ini perlu dilakukan sampai pada tahap tertentu

sesuai dengan pengembangan organisasi tersebut, pengembangan sumber daya ini penting

searah pengembangan organisasi.

Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan

sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui

pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan pegawai. Pertama,

latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau

kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai

sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.

Meskipun usaha-usaha pelatihan dan pengembangan memakan waktu dan mahal,

(36)

produktif. Lebih lanjut, latihan dan pengembangan membantu mereka dalam menghindari

diri dari keusangan dan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

6. Kompensasi

Menurut Soekidjo Notoatmodjo, kompensasi adalah ”segala sesuatu yang diterima

oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka”.26 Pemberian kompensasi, selain

dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan

lain-lain.

Lebih lanjut Soekidjo Notoatmodjo, ”kompensasi penting bagi karyawan secara

individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka, bila

kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi

untuk mencapai sasaran organisasi.”27

Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi

manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh pekerja tidak lagi dipandang

semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan

harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, organisasi cendrung melihatnya sebagai beban

yang harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai

sasaran.

Kompensasi tidak akan menjadi beban yang berat apabila organisasi dapat

mengadministrasikan pembayaran kompensasi karyawan dengan tepat. Adapun tujuan

sistem kompensasi menurut T. Hani Handoko adalah :

26

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), h. 153

27

(37)

”1. Memperoleh personalia yang berkualitas

2. Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang.

3. Menjamin keadilan

4. Menghargai prilaku yang dinginkan.

5. Mengendalikan biaya”.28

7. Penilaian

Dalam melakukan tugas-tugas para pegawai, diperlukan sistem penilaian secara

objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu

dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.

Penilaian itu berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan,

keletihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan

tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi madrasah, hasil penelitian prestasi

kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal,

seperti identifikasi kebutuhan program madrasah, penerimaan, pemilihan, pengenalan,

penempatan, promosi, sistem imbalan, dan aspek lain dari keseluruhan proses efektif

sumber daya manusia.

Berkaitan dengan penilaian guru dalam lembaga pendidikan guru harus dinilai, sejak

awal guru bersangkutan melaksanakan tugas mengajar sampai guru tersebut berhenti tidak

mengajar.

28

(38)

Adapun pokok-pokok sasaran penilaian guru, menurut Wahjosumidjo adalah sebagai

berikut :

” 1. Metodologi mengajar (Teaching Metodology)

2. Pengelolaan kelas (Classroom Management)

3. Pengetahuan isi dan kadar isi ( knowledge of content).

4. Hubungan antar pribadi ( interpersonal relations)

5. Tingkat pertumbuhan profesional (extent of profesional Growth)”.29

8. Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu

perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,

kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-seban lainnya.

Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya

pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan

sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya

pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini menurut E. Mulyasa dapat

dikelompokkan ke dalam tiga jenis. ”(1) Pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya,

pindah lapangan pekerjaan dengan tujuan memperbaiki nasib. (2) Pemberhentian oleh dinas

atau pemerintah, misalnya, pegawai tidak cakap atau tidak melaksanakan tugas dengan

baik. Dan (3) pemberhentian sebab lain-lain, misalnya, meninggal dunia, hilang dan telah

mencapai batas usia pensiun.”30

29

Wahjosumidjo, Op cit . h. 286

30

(39)

b. Pemberdayaan Sumber Daya Guru

Sumber daya manusia adalah kunci dari pelaksanaan pendidikan di madarasah.

Adapun sumber daya manusia yang menjadi sentral pembahasan ini adalah sumber daya

guru (pendidik). Yang berprilaku aktif, kreatif, dan inovatif bagi berlangsungnya proses

pendidikan di sekolah, dan juga memerlukan partisipasi aktif dari sumber daya pendukung

lainnya, seperti pihak administrasi, tata usaha, perpustakaan, laboratorium dan sumber

media untuk kelancaran pendidikan. Terutama peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan

penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan.

Guru dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai pentransfer ilmu pengetahuan,

tetapi guru juga berperan sebagai demontrator, organisator, motivator, mediator, fasilitator,

dan evaluator.

(1) Guru sebagai Demontrator

Dalam berperan sebagai demintrator, guru bertanggung jawab dalam penguasaan

bahan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya, dan seorang guru

juga harus berwawasan luas sehingga banyak mengetahui tentang segala perkembangan

yang juga akan menambah kemampuannya, sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya

dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Selain itu guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus seefektif mungkin

menggunakan fasilitas pendukung yang dapat mempermudah pemahaman siswa.

(40)

Sebagai organisator guru dituntut untuk dapat mengelola dan mengorganisasikan

sumber-sumber pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran sehingga efektif

dan efisiensi.

(3) Guru sebagai Motivator

Sebagai motivator, guru harus bisa merangsang dan memberikan dorongan supaya

potensi yang ada dalam diri siswa bisa teraktualisasi dalam bentuk aktivitas dan kreativitas

sehingga proses pendidikan bisa berjalan secara dinamis.

(4) Guru sebagai Mediator

Media merupakan bagian yang integral dalam mencapai keberhasilan proses

pendidikan. Oleh sebab itu guru sebagai mediator harus memiliki pengetahuan yang cukup

tinggi tentang media pendidikan serta menyeleksi media yang sesuai dengan tujuan, materi

yang akan disampaikan serta kemampuan siswa.

(5) Guru sebagai Fasilitator

Guru harus dapat memberikan fasilitas senantiasa dapat membantu siswa untuk

mendapatkan situasi yang kondusif dalam menjalankan proses pendidikan di sekolah dan

guru juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa dalam memperoleh

sumber pendidikan.

(6) Guru sebagai Evaluator

Setelah proses pendidikan berlangsung, guru memegang peranan untuk mengetahui

(41)

Maka untuk hal ini guru harus melakukan evaluasi guna mendapatkan feed back supaya

dapat memperbaiki kearah yang lebih baik.

Jadi pendidik harus berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan perannya

agar dapat terlaksananya pendidikan secara efektif dan efisien sehingga hasilnya fungsional

untuk kelangsungan kehidupan siswa maupun kepentingan masyarakat. “Para pengelola

atau pimpinan organisasi harus berpendidikan lebih tinggi, memiliki pengetahuan yang luas

dan mendalam, kreatif dan inovatif, dan memiliki kemampuan situasional appreciative

system untuk membentuk pengelola seperti yang diharapkan. 31

31

(42)

3. Pengembangan Madrasah

a. Pengertian Pengembangan Madrasah

Menurut Sudjana ”pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan

potensi-potensi membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih

lengkap, lebih besar atau lebih baik. Mewujudkan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang

lebih akhir atau dari yang sederhana kepada tahapan perubahan yang kompleks.

Berdasarkan pengertian tersebut maka pengembangan dalam manajemen pendidikan

madrasah ketingkat program yang lebih sempurna, lebih luas dan lebih kompleks”.32

Dalam mengembangkan sebuah lembaga pendidikan dalam hal ini madrasah tentu

tidak terlepas dari peran kualitas SDM dalam mengelolanya, kualitas SDM harus

diperhitungkan serta diperhatikan terus menerus perkembangannya, sarana prasarana,

kurikulum, media pengajaran, dan lain sebagainya.

Menurut Hasbullah Perkataan madrasah berasal dari bahasa arab ”Darasa” yang

mengandung arti ”tempat duduk untuk belajar”.33 Dari perkataan Hasbullah dapat

disimpulkan bahwa madrasah mengandung arti tempat atau wahana dimana anak

melaksanakan proses pembelajaran.

Kata madrasah juga disebutkan dalam Kamus Bahasa Indonesia ”madrasah

berarti sekolah islam”.34

32

H. D. Sudjana,Manajemen Program Pendidikan ( Untuk Pendidikan Luar Sekolah Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia), (Bandung: Falah Production, 2000)

33

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia : Lintasan Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), cet. Ke-1, h. 160

34

(43)

Setara dengan itu A. malik fadjar menyebutkan bahwa, ”madrasah merupakan

sekolah umum yang berciri khas islam dan menjadi bagian keseluruhan sistem

pendidikan nasional dinegara kita”.35

Dari pengertian di atas, maka madrasah dapat dikatakan sebagai salah satu

sarana atau wahana edukatif yang didalamnya berlangsung proses pembelajaran yang

dilakukan antara siswa dengan guru untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan

penalarannya dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala

pengetahuan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengembangan madrasah adalah

upaya memperluas dan menggali potensi-potensi atau sumber daya yang tersedia di

madrasah dengan tujuan meningkatkan madrasah sebagai salah satu lembaga

pendidikan islam kedalam suatu keadaan yang lebih baik, dan lebih meningkat.

Dalam pengembangan madrasah, peran dan fungsi kepala madrasah sebagai

pengelola pendidikan dimadrasah sangat penting. Kemampuan kepala madrasah

menjadi faktor kunci keberhasilan madrasah dalam memberikan layanan pendidikan.

Salah satu tugas pokok kepala madrasah dibantu oleh para pelaksana pendidikan (guru),

beserta komite madrasah menjadi titik tolak atau langkah awal dalam pengelolaan

pendidikan adalah menyusun perencanaan pendidikan atau rencana pendidikan

madrasah.

Salah satu bentuk perencanaan pendidikan madrasah yang mesti disiapkan oleh

kepala madrasah dengan dibantu oleh pelaksana pendidikan dan bekerja sama dengan

35

(44)

komite madrasah adalah menyusun Rencana Induk Pengembangan Madrasah (RIPM).

Rencana induk pengembangan madrasah merupakan suatu langkah yang komprehensif

untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin

diperoleh guna mencapai visi, misi, dan tujuan pendidikan yang diinginkan di masa

akan datang.

Dari penjelasan di atas, rencana induk pengembangan madrasah memuat

komponen-komponen yang harus tergambar secara jelas tentang :

“1. Melakukan evaluasi diri ( self assessment) atau melakukan school review.

2. Melakukan profil madrasah. 3. Merumuskan visi madrasah. 4. Merumuskan misi madrasah.

5. Merumuskan tujuan pengembangan madrasah. 6. Menganalisis tantangan nyata.

7. Mengidentifikasikan sasaran pengembangan madrasah.

8. Mengidentifikasi fungsi-fungsi komponen penyelenggara pendidikan madrasah. 9. Melaksanakan Analisis SWOT.

10. Mengidentifikasi alternatif langkah pemecahan masalah. 11. Menyusun rencana dan program madrasah”.36

b. Arah Pengembangan Madrasah

Salah satu cita-cita umat islam indonesia yang seiring dikumandangkan para

pemimpin umat menjelang kemerdekaan ataupun setelah kemerdekaan ataupun setelah

kemerdekaan adalah adanya lembaga pendidikan yang bmampu menyiapkan ” calon

36

(45)

ulama yang cendikia yang ulama”. Dengan kata lain menyiapkan anak didik yang dapat

memadukan iptek dan imtak. inilah harapan utama masyarakat pada madrasah.

Harapan ini, mendapat peluang yang sangat besar, lebih-lebih dengan telah di

cantumkannya undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989 berikut

peraturan pemerintah dan perundang-undangan lainnya yang mengakui madrasah

sebagai sekolah umum yang bercirikan khas islam. kurikulumnya sama dengan sekolah

umum, plus khas keislaman dengan ungkapan lain, madrasah sebagai sekolah umum

yang bercirikan khas islam yang mampu memadukan kekuatan iptek dan imtaq.

Berdasarkan harapan dan kenyataan tersebut, maka visi madrasah kedepan yang

sesuai denag khittah awalnya adalah Pertama, populis merupakan gambaran bahwa

madrasah itu lahir dan dibesarkan oleh masyarakat, hampir seluruh madrasah muncul

atas inisiatif masyarakat yang peduli dengan anak sekitarnya yang memerlukan

pendidikan. kedua, Islami yaitu madrasah mencerminkan pendidikan madrasah sebagai

lembaga pendidikan yang bernuansa dan kehidupan para peserta pendidik, pendidik dan

para penghuni lainnya mengamalkan ajaran islam dengan baik. dan berkualitas dengan

kata lain berorientasi pada mutu dicerminkan pada kegiatan dan nilai akademik yang

diperoleh madrasah tersebut.

Kemudian mengenai pengembangan madrasah secara umum seperti sebuah

yang diupayakan oleh departemen agama untuk meningkatkan kualitas dan kesesuaian

madrasah dengan kebudayaan masyarakat dan dunia global telah dilakukan dengan

berbagai bentuk madrasah seperti berikut ini :

1. Mendirikan madrasah negeri

(46)

4. Madrasah atau sekolah dengan boarding 5. Madrasah aliyah keagamaan ( MAK)

6. Madrasah aliyah program keterampilan ( MAPK) 7. Madrasah model

8. Madrasah terpadu.37

Abdul Rachman Saleh dan kawan-kawan mengatakan ”arah pengembangan madrasah

mencakup 9 (sembilan) bidang komponen pendidikan, yaitu kurikulum dan

pembelajaran (Proses Belajar Mengajar/PBM), Organisasi dan kelembagaan,

manajemen dan administrasi, ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, peserta

didik, peran serta masyarakat, serta lingkungan dan budaya/ kultur madrasah”.38

Seluruh bidang pengembangan diatas dimaksudkan untuk mencapai harapan ideal

madrasah (school expectation) sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan memiliki

keunggulan baik nasional maupun internasional.

Namun dalam penulisan skripsi ini penulis fokus pada masalah pengembangan sumber

daya guru, sebagai salah satu komponen madrasah peran guru sangatlah penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai harapan dan tujuan madrasah khususnya

guru madrasah harus memiliki kemampuan, ilmu pengetahuan dan keterampilan

(kompetensi) yang memadai sebagai penunjang tercapainya visi, misi, dan tujuan

madrasah dan masyarakat luas.

Menurut Uzer Usman, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan.

Lebih lanjut dia menerangkan yang dimaksud kompetensi guru adalah kemampuan

37

Husni Rahim, Anatomi Madrasah Di Indonesia (Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan Keagamaan), nomor2,april-juni 2004.

38

(47)

seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab

dan layak.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru ada 4 macam diantaranya :

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

4. Kompetensi sosial adalah lemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.39

39

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian, diadakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 09 Petukangan Selatan.

Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan selama bulan Nopember 2006.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif analisis, yaitu

menganalisis data dengan menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan

dan hasil temuan dilapangan bersifat non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya

tidak perlu menentukan hipotesis. Sedangkan penelitian kualitatif adalah pengolahan data

dengan mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi kesatuan data yang dapat

dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari serta apa yang diceritakan kepada orang lain.

Instrumen pengumpulan data

1. Definisi konseptual

Pendidikan merupakan hal yang dinamis senantiasa bergerak mengikuti

perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat

(49)

Dan pendidikan itu tidak membedakan apakah pendidikan umum maupun pendidikan Islam

semuanya sama.

Memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas dan dapat berkembang maju adalah

impian semua lembaga pendidikan tak terkecuali lembaga pendidikan Islam. Salah satu

faktor yang sangat penting untuk dikelola secara baik dan efektif adalah sumber daya guru,

karena guru juga berperan dalam mengembangkan sebuah lembaga pendidikan. Peranan

guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan

dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai

guru, oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi, ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang memadai. Guru harus di kelola dengan baik dan benar agar tujuan dan sasaean

madrasah dapat tercapai.

Kompetensi guru erat kaitannya dengan peningkatan guru baik secara kuantitas

maupun kualitas. Untuk itu, madrasah perlu menerapkan strategi untuk meningkatkan

sumber daya guru dalam upaya pengembangan madrasah.

Pada hakikatnya strategi diterapkan dalam peningkatan sumber daya guru agar

madrasah benar-benar mendapatkan guru yang kompeten atau berkualitas mengajar. Proses

manajemen sumber daya guru berperan untuk memperoleh guru yang berkompeten dalam

bidang studi yang akan diajarkan, atau dalam artian madrasah ingin mendapatkan guru

yang sesuai dengan bidang studi dan juga untuk mengembangkan kemampuan dan

(50)

2. Definisi operasional

Dalam pelaksanaan meningkatkan sumber daya guru adalah tugas kepala

sekolah/madrasah, tapi juga menjadi keharusan bagi guru untuk selalu meningkatkan

kualitas, kemampuan, dan pengetahuan dalam keilmuan. Sehingga madrasah atau sekolah

dapat berkembang dengan baik. Tujuan, visi dan misi dapat tecapai dengan maksimal.

Agar tercapainya tujuan sekolah atau madrasah, sekolah/ madrasah harus mengelola guru

mulai dari seleksi, penempatan guru sesuai dengan keahlian dan keterampilan,

mengembangkan pengetahuan dan kompetensi guru, mengorganisasikan/mengelola guru,

memberikan kompensasi yang tepat dan benar, memberikan pengarahan, penilaian dan

pengawasan terhadap kinerja guru, proses pemberhentian yang baik, yang demikian adalah

upaya untuk meningkatkan sumber daya guru.

Kemudian untuk membuat strategi, kepala sekolah/madrasah mengidentifikasi masalah

guru baik internal maupun eksternal, menganalisis lingkungan strategis (analisis SWOT)

keadaan guru, menentukan masalah strategis, dan memberikan rumusan strategi sebagai

langkah pemecahan masalah.

(51)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket, yang bertujuan untuk

memperoleh data mengenai strategi epningkatan sumber daya guru dalam upaya

pengembangan madrasah.

Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki 4 (empat) pilihan

alternatif jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Dan ke empat

alternative jawaban tersebut memiliki bobot nilai sebagai berikut ;

1. Selalu : 4

2. Sering : 3

3. Kadang-kadang : 2

4. Tidak pernah : 1

Responden hanya memilih dari 4 alternatif jawaban tersebut, sesuai dengan

pendapat / keadaan sebenarnya :

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Strategi Peningkatan Sumber Daya Guru Dalam Upaya Pengembangan Madrasah

No Indikator Butir Soal Jml Butir dan identifikasi atas kemampuan dan keterampilan calon guru Penempatan guru pada bidang studi yang sesuai.

Keterlibatan guru dalam organisasi pendidikan/

(52)

6.

Penataran, seminar, dan kursus bagi guru

Ketepatan proses Pemberian kompensasi

Melakukan penilaian kinerja guru.

Penerapan KBK dalam mengajar

Ketersediaan alat/media mengajar.

Persiapan rencana pembelajaran dan variasi metode mengajar.

Keikutsertaan guru dalam perlombaan guru.

Menguasaan guru dalam ilmu pengetahuan dan materi dalam mengajar.

Hubungan guru dengan sesama.

11

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran

penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian yakni guru

MIN 09 Petukangan Selatan.

Sedangkan sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diteliti dan yang

menjadi sampel penelitian sebanyak 20 responden yang terdiri dari 20 orang guru, untuk

itu digunakan tehnik penarikan sampel acak sederhana (Sample Random Samping).

E. Tehnik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dengan masalahnya, maka penulis

Gambar

Tabel 1 Tenaga pengajar MIN 09 Petukangan selatan 2006-2007
Tabel 3 Prestasi siswa bidang akademik
Tabel 5 Tamatan/ lulusan  MIN 09 Petukangan Selatan
Tabel 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke

Variabel strategi organisasi diperoleh t hitung (3,327) lebih besar dari pada t tabel (2,00) dan nilai signifikan 0,002 >α= 0,005 oleh karena itu H4 diterima, artinya

Kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama wilayah Kota Bandung dan Cimahi belum maksimal sesuai harapan Direktorat Jendral Pajak, hal itu ditandai dengan masih adanya

Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke

0.373 yang berarti bahwa variabel terikat yaitu kepatuhan wajib pajak akan dipengaruhi oleh variabel biaya kepatuhan, sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak

Dengan demikian implementasi sistem administrasi perpajakan modern yang terdiri dari modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas hidayat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa kesehatan fisik dan mental