• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Koperasi Berkah Mentari dalam Meningkatkan Usaha Mikro pada Masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Koperasi Berkah Mentari dalam Meningkatkan Usaha Mikro pada Masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

PUTRI PUSPITASARI NIM: 1110054100042

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku dari Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Juni 2014

(5)

i

ABSTRAK

Putri Puspitasari

Peran Koperasi Berkah Mentari Dalam Meningkatkan Usaha Mikro Pada Masyarakat Pamulang kota Tangerang Selatan

masyarakat yang kurang mampu acap kali sulit untuk mulai mengembangkan usaha yang akan digeluti yang bertujuan untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka, dikarenakan terbatasnya modal usaha yang dimiliki. Bank di Indonesia sering kali lebih memilih untuk meminjamkan modalnya kepada masyarakat menengah ke atas ketimbang menengah ke bawah. Karena itulah tidak sedikit masyarakat kurang mampu terjerat dalam hutang rentenir. Koperasi dianggap sesuai untuk masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kurang mampu dikarenakan memiliki ciri ganda yaitu memiliki unsur ekonomi dan unsur sosial, sehingga tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian pun memperhatikan unsur perkembangan sosial mereka.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana peran, hasil bagi nasabah serta hambatan koperasi dalam meningkatkan usaha mikro melalui peminjaman modal usaha. Melalui wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa tahapan yang dilakukan cukup sesuai dengan tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam mewawancarai nasabah, penulis menggunakan teknik purposive sampling di daerah Kedaung dan Pondok Benda.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Alhamdulillah wa syukurillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih dapat merasakan hidup yang penuh berkah ini. tidak lupa salawat serta salam senan tidasa penulis junjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Skripsi penulis yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Berkah

Mentari Dalam Meningkatkan Usaha Mikro Pada Masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan” diajukan untuk melengkapi salah satu persyaratanpenyelesaian

program strata 1(S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Uiniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Bapak Dr. Arif Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan para Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(7)

iii

3. Bapak Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membina serta meluangkan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Mulyono selaku manager Koperasi Berkah Mentari beserta jajarannya yang sudah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta dukungan dan bantuannya.

5. Seluruh dosen jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orangtua tercinta bapak Untung dan mama Rahmi S.Pd tercinta yang telah memberikan penulis semangat serta do’a yang tiada henti dalam solat. yang mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Dan untuk adik tersayang Anggraita Juni Sari yang turut mendukung dalam kelancaran penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Robby Milana yang selalu meluangkan waktu untuk membantu dan memberi masukan kepada penulis sehingga penulis sangat terbantu dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

iv

9. Teman-teman “aceng mandiri” (praktikum 2) yang sudah seperti saudara karena satu bulan bersama. Yang tetap kompak, saling menyemangati hingga mengerjakan skripsi bersama.

10.Teman-teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu yang telah memberikan masukan, do’a, dan semangat di setiap perbincangan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Amin yaa Rabb al-alamin.

Jakarta, Juli 2014

Penulis

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Metodelogi Penelitian ... 8

F. Tinjauan Pustaka... 14

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KERANGKA TEORI A. Peran ... 17

B. Pemberdayaan ... 18

1. Pengertian Pemberdayaan... 18

2. Pemberdayaan Ekonomi ... 19

3. Tujuan Pemberdayaan ... 20

4. Tahap Pemberdayaan ... 22

C. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial ... 25

D. Koperasi ... 26

1. Pengertian Koperasi ... 26

(10)

vi

1. Pengertian Usaha Mikro ... 29

2. Kriteria Usaha Mikro ... 32

BAB III PROFIL LEMBAGA A.Gambaran Umum Koperasi Berkah Mentari ... 33

1. Sejarah Berdirinya Koperasi berkah Mentari ... 33

2. Visi Misi Koperasi Berkah Mentari ... 34

3. Produk Koperasi Berkah Mentari ... 36

4. Kepengurusan Koperasi ... 37

B.Gambaran Umum Wilayah Pamulang ... 38

1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Pamulang... 38

2. Daftar Kelurahan ... 40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Temuan Lapangan A.Peran Koperasi Berkah Mentari Dalam Upaya Peningkatan Usaha Mikro Kepada Nasabah Melalui Peminjaman Modal Usaha ... 43

B.Manfaat Peminjaman Modal Usaha Bagi Nasabah Sebagai Upaya Peningkatan Usaha Mikro.. ... 55

C.Faktor Penghambat Dalam Memberikan Pinjaman Modal Usaha Pada Koperasi Berkah Mentari ... 66

2. Analisa Data A. Peran Koperasi Berkah Mentari Dalam Upaya Peningkatan Usaha Mikro Kepada Nasabah Melalui Peminjaman Modal Usaha ... 58

B. Manfat peminjaman Modal Usaha bagi Nasabah Sebagai Upaya Peningkatan Usaha Mikro ... 63

C. Faktor Penghambat dalam Memberikan pinjaman Modal Usaha Pada Koperasi Berkah Mentari ... 68

(11)

vii

(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Pemilihan Informan... 12

2. Tabel 1.1 Populasi dan Sampel ... 12

3. Tabel 2 Ciri-ciri usaha Mikro ... 31

4. Tabel 4 Sampel Nasabah Penerima Bantuan ... 48

(13)

ix

Daftar lampiran

1. Surat Bimbingan skripsi... 74

2. Surat Izin penelitian (Skripsi) ... 75

3. Brosur Profil Koperasi Berkah mentari ... 76

4. Form Pemohonan pembiayaan ... 78

5. Surat Pernyataan Penjamin ... 80

6. Bukti Penerimaan ... 81

7. Form aplikasi Pembukaan tabungan &deposito ... 82

8. Kartu tabungan Mitra ... 83

9. Pedoman Observasi ... 84

10.Hasil observasi ... 85

11.Foto kegiatan ... 87

12.Pedoman Wawancara untuk manager dan marketing ... 90

13.Hasil Wawancara dengan Mulyono (Manager) ... 91

14.Hasil Wawancara dengan Didik (Marketing) ... 94

15.Hasil Wawancara dengan Hani (Marketing) ... 96

16.Pedoman Wawancara untuk Nasabah ... 98

17.Hasil Wawancara dengan Neti ... 99

18.Hasil Wawancara dengan Heni Astuti ... 101

19.Hasil wawancara dengan Nur Novianti nasution ... 103

20.Hasil Wawancara dengan Harningsih ... 105

21.Hasil Wawancara dengan Nuryanti ... 107

22.Hasil Wawancara dengan Karnawi ... 109

23.Hasil Wawancara dengan Neneng ... 112

24.Hasil Wawancara dengan Nana ... 114

25.Hasil wawancara dengan Herlina ... 117

26.Hasil Wawancara dengan Sri Maulida ... 119

27.Hasil Wawancara dengan Tinah... 121

28.Hasil Wawancara dengan Rahmawati ... 123

29.Hasil wawancara dengan Salamah ... 125

30.Hasil Wawancara dengan Anti ... 127

(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak penduduk. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Faisal Jajal mengungkapkan pada 2013 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun.1

Seringkali dikatakan bahwa Indonesia adalah suatu negara yang potensial kaya. Yang dimaksud adalah kekayaan potensial berbentuk sumber-sumber alam, minyak bumi dan mineral-mineral, tanah dan pulau jawa yang subur, sumber kayu Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya, tanah-tanah yang kosong di luar jawa, dan ikan di laut bebas di sekeliling pulau. Tidak diragukan bahwa sumber-sumber alam itu memang berlimpah-limpah. Tetapi kekayaan suatu negara dan taraf hidup rakyatnya tidak hanya tergantung pada sumber-sumber alam saja. Jepang misalnya, tergantung pada modal manusia dan modal buatan manusia. Dalam kedua jenis modal itu Indonesia masih miskin.2

Menurut data di badan Pusat Statistik mengenai jumlah kemiskinan di Indonesia, pada bulan September 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

1“2013 Penduduk Indonesia Diperkirakan 250 Juta Jiwa,” artikel diakses pada 20 Januari 2014 dari http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/130717/mq2oy6-2013-penduduk-indonesia-diperkirakan-250juta-jiwa

2

(15)

pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,55 juta orang (11,47 persen), bertambah sebanyak 0,48 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2013 yang sebanyak 28,07 juta orang (11,37 persen). Selama periode Maret 2013-September 2013, presentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami kenaikan. Presentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada maret 2013 sebesar 8,39 persen, naik menjadi 8,52 persen pada September 2013. sementara presentase penduduk miskin di daerah perdesaan meningkat dari 14,32 persen pada Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada September 2013.3

Dengan latar belakang keadaan penduduk Indonesia yang banyak dan kemiskinan meningkat, Indonesia sangat berpotensi untuk memiliki dan membuat usaha kesejahteraan sosial di bidang mikro. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang didesain secara konkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, ataupun komunitas secara keselutuhan (baik komunitas lokal, regional, maupun nasional)4

Salah satu usaha mikro-kecil yang sesuai dengan perekonomian nasional yang sangat streategis adalah koperasi. Koperasi baik inspirasinya maupun gerakannya yang mula-mula timbul adalah merupakan suatu defensive reflex (gerakan otomatis

3“Profil Kemiskinan di Indonesia September 2013,” artikel diakses pada 20 Januari 2014 dari http://www.bps.go.id/getfile.php?news=1070

4

(16)

untuk membela diri) dari suatu kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun berupa eksploitasi ekonomi, sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi kehidupan mereka.5 Untuk itu koperasi bisa dijadikan sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota yang membuat koperasi itu semakin kuat juga karena dapat menampung aspirasi anggota dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional bahkan global.

Terlebih koperasi itu mempunyai ciri ganda, dalam arti bahwa koperasi itu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial. Bagi suatu koperasi, ini berarti bahwa dia harus bekerja menurut prinsip ekonomi dengan melandaskan pada unsur sosial yang tersurat dan tersirat dalam asas-asas koperasi.6 Sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional dimasa mendatang. Prinsip ini juga sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, yang juga dianut Koperasi Berkah Mentari.

Seperti yang dituliskan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian Pasal 4:

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.7

Hal lainnya juga dituliskan dalam identitas koperasi yang disahkan pada 23 September 1995 di Manchester, United Kingdom pada prinsip ke-7 mengenai kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan

5

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik (Jakarta: Rajawali Pers,2010). h.17. 6

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. h.167. 7

(17)

masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.8

Koperasi di Indonesia memang belum memiliki kemampuan dalam menjalankan perannya secara efektif dan kuat, karena koperasi seringkali menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya dalam permodalan. Meski mendapat rintangan, koperasi di Indonesia tetap berkembang dikarenakan koperasi tidak hanya diperuntukan kepada anggota melainkan untuk masyarakat sekitar.

Banyak masyarakat Indonesia yang berusaha meningkatkan perekonomian mereka dengan melakukan usaha baik pribadi maupun kelompok, namun sering kali hal tersebut terhambat oleh terbatasnya modal. Masyarakat sering sekali kesulitan meminjam modal kepada bank contohnya.

Tim leader konsultan manajemen wilayah Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (MP) DIY, Nanang Priyana mengungkapkan, sulitnya masyarakat miskin mendapatkan akses salah satunya terlihat dari masih sulitnya mendapatkan pinjaman bank untuk modal usaha. Bahkan lebih baik memilih memberikan pinjaman pada masyarakat kaya dengan nilai tinggi dari pada masyarakat miskin dengan nilai rendah. Hal ini sering sekali membuat masyarakat terjerat hutang pada rentenir. Ujung-ujungnya, masyarakat miskin semakin terjepit dan roda perekonomian sulit berjalan.9

8

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, h.48. 9Jogja News, “

Warga Miskin Bantul Sulit Dapat Pinjaman Modal,” artikel diakses pada 31

(18)

ْمكْنم ءاينْغأا نْيب ًةلود نوكي ا ْيك

.…

:رشحلا( 7

)

“… Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara

kamu….” (Al-Hasyr: 7)

Lain halnya dengan koperasi, yang berdasarkan ekonomi kerakyatan serta gerakan koperasi yang bersifat terpadu untuk mencapai cita-cita dan tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka koperasi membentuk koperasi simpan pinjam.

Sesuai dengan pasal 93 Undang-Undang Perkoperasian nomor 17 tahun 2012 mengenai koperasi simpan pinjam ayat 3: Dalam memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib menempuh cara yang tidak merugikan Koperasi Simpan Pinjam dan kepentingan penyimpanan. Ayat 6: Koperasi Simpan Pinjam yang menghimpun dana dari Anggota harus menyalurkan kembali dalam bantuk Pinjaman kepada anggota

Keunggulan dari koperasi lainnya seperti dalam bab IV Undang-Undang No.12/1967 yang membahas masalah asas dan sendi dasar koperasi diantaranya dimasukkan keanggotaan yang sukarela, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, pembatasan bunga atas modal dan sebagainya, yang semuanya ini oleh ICA(The International Cooperative Alliance) dikelompokan sebagai cooperative principles (asas-asas koperasi).10

Dari hal tersebut jelas bahwa koperasi cocok untuk masyarakat Indonesia karena memiliki tujuan untuk mensejahterakan nasabah secara khususnya dan masyarakat secara umumnya. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneneliti

10

(19)

implementasi pemberdayaan masyarakat kepada nasabah khususnya dan masyarakat pada umumnya dari koperasi Berkah Mentari Pamulang-Kota Tangerang Selatan. Koperasi Berkah Mentari adalah sebuah bentuk lembaga ekonomi dan keuangan kecil-mikro dengan badan hukum KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) yang berorientasi memupuk profit untuk keuntungan bersama dengan bingkai aturan dan prinsip syariah Islam dalam menjalankan usahanya baik usaha penghimpunan dana (simpanan, deposito & modal) maupun usaha penyaluran dana (pembiayaan). Dengan mengedepankan konsep kemitraan yang berkeadilan dan bermanfaat, Berkah Mentari mengusung modal muamalah yang anti MAGHRIB (Maisir-Gharar-Riba), dimana semua pihak yang bermitra dengan Berkah Mentari akan menerima keuntungan dari manfaat yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai

“PERAN KOPERASI BERKAH MENTARI DALAM MENINGKATKAN USAHA MIKRO PADA MASYARAKAT PAMULANG KOTA TANGERANG

SELATAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pembatasan masalah, maka penulis membatasi pada peran Koperasi Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha mikro pada masyarakat Pamulang,Kota Tangerang Selatan dalam program peminjaman bantuan modal usaha melalui tahapan pemberdayaan masyarakat kepda masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan.

(20)

1. Bagaimana peran Koperasi Berkah Mentari dalam puaya peningkatan usaha mikro kepada nasabah melalui peminjaman modal usaha?

2. Bagaimana manfaat peminjaman modal usaha bagi nasabah sebagai upaya peningkatan usaha mikro?

3. Apa faktor penghambat dalam memberikan peminjaman modal usaha pada Koperasi Berkah Mentari?

C. Tujuan Penelitian

Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Koperasi Berkah Mentari dalam upaya meningkatkan usaha mikro melalui pemberian pinjaman modal usaha kepada nasabah.

2. Untuk mengetahui manfaat dari pemberian pinjaman modal usaha bagi nasabah dalam upaya peningkatan usaha mikro.

3. Untuk mengetahui factor penghambat pemberian pinjaman modal usaha kepada nasabah oleh Koperasi Berkah Mentari.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis:

(21)

b. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan pembaca khususnya mahasiswa Kesejahteraan Sosial mengenai Koperasi Berkah Mentari dan pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi.

2. Manfaat Praktis:

Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan bahan masukan bagi pemilik koperasi dalam urusan perkoperasian agar lebih dapat melaksanakan peran koperasi dengan baik kepada masyarakat.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh data, penelitimenggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.11

Adapun yang penulis lakukan dalam menjalani pendekatan kualitatif yakni memahami akan pengertian penelitian kualitatif dengan membaca buku yang terkait, melakukan penelitian terkait pengumpulan informasi dan data di lembaga, kemudian merancang latar belakang permasalahan sesuai dengan yang terjadi di lapangan kemudian penulis merampungkan menjadi sebuah perumusan masalah penelitian.

11

(22)

2. Macam dan Sumber Data

Macam dan data yang diambil dalam penelitian ini terdapat dua data, data primer dan data sekunder.

a. Sebagai data primer, diperoleh melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada manager koperasi, marketing koperasi, dan nasabah koperasi.

b. Sebagai data sekunder, diperoleh melalui studi pustaka, artikel, internet, koran, brosur, dan data-data yang bisa melengkapi data primer.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang penulis lakukan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar.

Dimana dalam pelaksanaannya penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui:

a. Observasi. Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu.12

Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi dengan bentuk terus terang. dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada subjek penelitian sebagai sumber data, bahwa penulis

12

(23)

sebagai peneliti sedang melakukan penelitian.13 dengan melihat keadaan kantor dari koperasi Berkah Mentari serta melihat, memahami, menemukan jawaban serta bukti peran koperasi dalam melakukan peminjaman modal usaha kepada nasabah koperasi.

Ketika melakukan pengamatan, ada tiga hal yang menjadi fokus pengamatan yang masing-masing bentuk mengacu pada salah satu dari: tempat, aktifitas, dan pelaku. Semua bentuk itu merupakan bentuk dasar dari upaya mengamati sebuah arena sosial.14

b. Wawancara. Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dalam subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan mencangkup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini, dan juga masa mendatang.15 Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terkait oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. tentu saja, peneliti kualitatif menyimpan cadangan masalah yang perlu ditanyakan kepada informan.16

13

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 173 14

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Bandung: Humaniora, 2011)h.70.

15

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.176. 16

(24)

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai manager dan marketing Koperasi Berkah Mentari sebagai informan primer, dan nasabah Koperasi Berkah Mentari sebagai informan sekunder.

c. Dokumentasi. Dokumen disini meliputi materi (bahan) seperti: fotografi, video, film, memo, surat, diari, rekaman kasus klinis, dan sebagainya yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penunjang, dan sebagai bagian berasal dari kajian kasus yang merupakan sumber data pokok berasal dari hasil observasi partisipan dan wawancara mendalam.17 Adapun dokumentasi yang penulis teliti adalah brosur profil lembaga, dan foto hasil peneliti. Jenis foto yang kedua adalah foto yang betul-betul dibuat oleh peneliti sendiri sewaktu berada di lokasi penelitian.18

4. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan oleh penulis untuk pemilihan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan seperti dengan memilih dua daerah yang memiliki nasabah terbanyak, dan memilih nasabah yang sudah satu tahun dalam mendapatkan peminjaman modal. Adapun jumlah informan yang akan penulis wawancarai:

17

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.199. 18

(25)

Tabel 1. Pemilihan Informan

No Informan Informasi Yang Dicari Jumlah

(Orang) 1. Manager Mengetahui peranan yang dilakukan oleh

Koperasi berkah mentari dalam meningkatkan usaha nasabah.

1 Orang

2. Marketing Mengetahui pelaksanaan peran Koperasi Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha nasabah.

2 Orang

3. Nasabah Tanggapan mengenai upaya peningkatan usaha mikro yang dilakukan oleh Koperasi berkah Mentari melalui peminjaman modal usaha.

15 Orang

Tabel 1.1 Populasi dan Sampel

No Perihal Keterangan Jumlah

1. Populasi -Pondok Benda -Kedaung

-40 Orang -32 Orang

2. sampel -Pondok Benda

-Kedaung

-9 Orang -6 Orang (Sumber: hasil penelitian 2014)

5. Analisis Data

(26)

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.19 Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, data yang diperoleh melalui wawancara dalam pengamatan tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian. Analisis data dibuat agar data dapat dimengerti dan penemuan yang dihasilkan dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Penulis menggunakan metode analisis deskriptif peran Koperasi Berkah Mentari dalam tahapan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya peningkatan usaha mikro terhadap nasabah.

6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor Koperasi Berkah Mentari dan tempat usaha nasabah Koperasi Berkah Mentari. Waktu penelitian dilakukan 9 April sampai 25 Juni 2014.

7. Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif penulis mengumpulkan data-data yang didapatkan dari lapangan seperti data primer yang diambil dari hasil observasi dan wawancara yang dalam pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling atau mencari sampel seperti nasabah koperasi Berkah Mentari yang bergerak dibidang Usaha Mikro. Data sekunder didapatkan dari brosur, serta arsip-arsip yang ada di koperasi.

Setelah data-data diperoleh dari lapangan, penulis menata kembali data yang ada, lalu menemukan analisa dan segera dapat dilakukan penelitian dan kesimpulan.

19Faisal. “Analisis Data Dalam Penelitian Ku

alitatif (Buku Ajar Part 5)”, arikel diakses pada 4 Febuari 2014 dari

(27)

F. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya. setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka penulis menemukan skripsi yang membahas tentang peran koperasi, tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda yaitu:

Skripsi dari Budi Astoni, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 yang berjudul “Peranan koperasi Perikanan Mina Jaya

DKI Jakarta Dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara.” Isi pokok dari skripsi ini membahas keberadaan Koperasi Perikanan dalam kaitannya pengembangan ekonomi beserta peranannya.

Skripsi dari Azkar Nawawi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012 yang Berjudul “Peran Pemerintah Kota Tangerang

Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bidang Konfeksi Di Kecamatan Cipondoh, Tangerang.” Isi pokok dari skripsi ini

membahas peran pemerintah kota Tangerang melalui usaha kevil menengah serta faktor penghambat dan pendukung dalam pemberdayaan masyarakat.

Skripsi dari Erna Milana, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012 yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi

Kasus Kelompok UPPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tangerang selatan).” Isi pokok dari skripsi ini membahas praktek perecncanaan,

(28)

Skripsi dari Ayu Prima Ananda, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Pedagang

Kecil Melalui Pinjaman Mikrp Masjid di Masjid Jami Bintaro jaya Rawa Papan kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.” Isi pokok dari skripsi ini membahas pelaksanaan

pemberdayaan dan dampak pinjaman mikro terhadap peningkatan penghasilan pedagang kecil.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori, berisi tentang pengertian peran, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, prinsip dan tujuan pemberdayaan, tahap pemberdayaan, usaha kesejahteraan sosial, koperasi, usaha mikro.

BAB III Gambaran umum wilayah Penelitian, berisi gambaran umum Koperasi Berkah Mentari Pamulang yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi, Keanggotaan, dan Kepengurusan serta Gambaran Umum Wilayah Pamulang.

(29)

nasabah sebagai upaya peningkatan usaha mikro, serta faktor penghambat Koperasi Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha mikro pada masyarakat Pamulang kota Tangerang selatan.

(30)

17

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Peran

Peran menurut Soekanto adalah aspek dinamis dari kedudukan status apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran.1

Menurut N.Gross W Masson dan A.W. Mc Eachen seperti yang dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan harapan yang dikenalkan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.2

Sarlito Wirawan suwarno mengungkapkan bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.3

Terdapat dua macam harapan, yaitu: harapan harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran dan harapan harapan yang dimiliki oleh si pemegang harapan terhadap masyarakat.4

Menurut pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa peran merupakan kewajiban maupun hak tentang perilaku-perilaku yang sesuai dengan harapan individu.

1

Pengertian dan Definisi Peran, artikel ini diakses pada 29 Agustus 2014 dari http://carapedia.com/pengertian_definisi_peran_info2184.html

2

David Berry, Pokok pokok pikiran Dalam sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet ke-3, h.99.

3

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori teori psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali, 1984), Cet ke-1, h.235.

4

(31)

B. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment”, yang secara

harfiah bisa diartikan sebagai “pemberikuasaan” (power) kepada masyarakat yang

lemah atau tidak beruntung (disadvantaged). Empowerment aims to increase the power of disadvantaged, demikian menurut Jim Ife seperti yang dikutip Suharto.

Sementara Swift dan Levin mengatakan pemberdayaan menunjuk pada usaha “realocation of power” melalui pengubahan struktur sosial, sedangkan Rappaport

mengungkapkan pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya Selanjutnya Craig dan Mayo mengatakan bahwa konsep pemberdayaan termasuk dalam pengembangan masyarakat dan terkait dengan konsep-konsep : kemandirian (self-help), partisipasi (participation) jaringan kerja (networking), dan pemerataan (equity).5

Menurut Saraswati yang dikutip oleh Abu Huraerah. Pemberdayaan adalah

suatu upaya dan proses bagaimana agar berfungsi sebagai “power’ (driving’s force)

dalam pencapaian tujuan yaitu pengembangan diri (self-development)”6

Dalam pandangan Kartasasmita memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.7

5

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Bandung: Humaniora, 2011), h.96.

6

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat , h.100. 7

(32)

Kerangka pemikiran upaya pemberdayaan masyarakat dalam pandangan Kartasasmita, memberdayakan juga berarti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang berdayaan dalam menghadapi yang kuat.8

Menurut Sunyoto Usman, seperti yang di kutip oleh Abu Huraerah. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut community self-reliance atau kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didamping untuk membuat analisis masalah yang dihadapi, dibantu untuk menemukan alternatif solusi masalah tersebut, serta diperlihatkan strategi memanfaatkan sebagai resources yang dimiliki dan dikuasai.9

Dari beberapa pendapat para ahli yang penulis kutip dalam buku karya Abu Huraerah di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pemberdayaan masyarakan adalah suatu proses dimana terjadinya upaya untuk merubah, meningkatkan, dan memperkuat keadaan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk mendapatkan suatu kemandirian dan kemampuan memperbaiki kehidupan mereka.

2. Pemberdayaan ekonomi

Menurut Ismet Firdaus dan Ahmad Zaki seperti yang dikutip oleh Asep Usman Ismail, pemberdayaan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu program kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pemerintah dalam meningkatkan ketrampilan hidup, permodalan sekelompok orang agar dapat

8

Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, h.102.

9

(33)

memenuhi kebutuhan hidupnya, dan membuat kondisi hidupnya lebih baik dengan mengembangkan usaha.10

Menurut Ginanjar Kartasasmita, pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam disekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya.11

Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menurut adanya dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari guna untuk mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi ekonomi dimasa mendatang.12

Dari beberapa pendapat diatas pemberdayaan ekonomi adalah upaya penguatan masyarakat untuk memperoleh peluang usaha, pengetahuan, dan ketrampilan dalam pupaya peningkatan pendapatan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Tujuan pemberdayaan

Dalam Undang-Undang Perkoperasian no.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pada bab III Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan Bagian

10

Asep Usman Ismail, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta: dakwah press Universitas Syarif Hidayatullah, 2008), h.225-226.

11

Budi Wahyono, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat artikel diakses pada 25 agustus 2014 dari http://www.pendidikanekonomi.com/201/2/12/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat.html?m=1

12

(34)

Kesatu Prinsip Pemberdayaan Pasal 4. Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan akuntabel, dan berkeadilan; c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai

dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.13

Tujuan dasar pemberdayaan adalah keadilan sosial dengan memberikan ketentraman kepada masyarakat yang lebih besar serta persamaan politik dan sosial melalui upaya saling membantu dan belajar melalui pengembangan langkah-langkah kecil guna tercapainya tujuan yang lebih besar.14

Bagian Kedua Tujuan Pemberdayaan Pasal 5, Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan;

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

13

Anggota IKAPI, Undang-undang Perkoperasian (Bandung: Fokusmedia, April 2013), h.90.

14

(35)

c. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.15

4. Tahapan pemberdayaan

Terdapat tujuh tahapan dalam melakukan perubahan sosial terencana kepada kelompok

1. Tahap Persiapan (Engagement)

Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu (a) persiapan petugas; dan (b) persiapan lapangan. Persiapan petugas, dalam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh community worker, dan persiapan lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu Program Intervensi Komunitas di tingkat lokal, yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. 2. Tahap Pengkajian (assessment)

Proses assessment yang dilakukan di sini dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat (key-person), tetapi dapat juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas sebagai agen perubah berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (felt needs) dan juga sumber yang dimiliki klien. dalam analisis kebutuhan masyarakat ini ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk melakukan assessment. Baik itu pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

15

(36)

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)

Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi (Designing)

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. Bantuan dari pihak petugas ini biasanya amat diperlukan pada kelompok yang belum pernah mengajukan proposal kepada penyandang dana, tetapi bagi kelompok yang telah beberapa kali melakukan pengajuan permohonan maka peran petugas menjadi lebih berkurang. Dalam tahap pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. kemudian mereka dapat mengarahkan tindakan itu sesuai dengan apa yang sudah diformulasikan.

5. Tahap Pelaksanaan Program (implementation)

(37)

lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama antar warga. Pertentangan antar kelompok warga juga dapat menghambat pelaksanaan suatu program ataupun kegiatan.

Dalam upaya melaksanakan program pengembangan masyarakat, peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan.

6. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pengembangan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan membentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih

‘mandiri’ dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Akan tetapi

kadangkala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan.

7. Tahap Terminasi (disengagement)

Tahap ini merupakan tahap ‘pemutusan’ hubungan secara formal

(38)

karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.16

C. Pengertian Usaha Kesejahteraan Sosial

Usaha kesejahteraan sosial (social welfare services) itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang di desain secara konkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, maupun komunitas secara keseluruhan (baik komunitas lokal, regional, maupun nasional).

Dari hal di atas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi kehidupan yang diharapkan masyarakat tidak dapat terwujud bila tidak dikembangkan usaha kesejahteraan sosial baik oleh pihak pemerintah, organisasi non pemerintah, maupun dunia usaha. Karena itu berjalan atau tidaknya suatu usaha kesejahteraan sosial sangat dipengaruhi oleh organisasi yang menyediakan usaha kesejahteraan sosial tersebut.17

Dalam usaha kesejahteraan sosial terdapat tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang ditawarkan ke masyarakat dapat berupa layanan yang langsung ditujukan ke kelompok (komunitas) sasaran yang dikenal dengan nama Direct Services. Misalnya saja, suatu lembaga pelayanan masyarakat (human serevice organizations) mengembangkan program

16

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Depok: FISIP UI PRESS, 2005), h.179-186.

17

(39)

pengembangan modal usaha dan berbagai macam model pemberian bantuan keuangan untuk komunitas (income generating activities), program bea siswa untuk anak yang tidak mampu, dan sebagainya. Disini, semua layanan yang dilakukan oleh lembaga yang ditujukan langsung pada komunitas sasaran.18

D. Koperasi

1. Pengertian koperasi

Koperasi itu merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan dalam rangka usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berusaha meningkatkan tingkat hidup mereka. Seperti yang di kutip dalam buku karya Hendroyogi, Dr.Fay yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.19

Ropke mendefinisikan koperasi sebagai organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha yang lainnya.20

Sedangkan Prof. R.S. Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia memberikan definisi koperasi sebagai berikut : “koperasi

18

Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h.89. 19

Hendrojogi, Koprasi:Asas-asas, Teori, dan Praktik, h.20. 20

(40)

adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama bersifat kebendaan atas tanggungjawab bersama.”21

Dari beberapa pendapat para alhli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa koperasi adalah suatu organisasi bersama yang terbentuk atas kesamaan tujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota organisasi, tanpa ingin saling menguntungkan diri sendiri.

2. Tujuan koperasi

Dalam Undang-undang perkoperasian bab II pasal 4 menjelaskan bahwa Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.22

Koperasi itu mengandung 2 unsur yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Casselman melihat bahwa koperasi itu merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita ketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan.

Jadi dengan demikian, sesuai dengan bunyi definisi dari Casselman tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi adalah tujuan ekonomi atau dengan lain perkataan bahwa koperasi harus bekerja berdasarkan motif ekonomi, sedangkan

21

Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, h.22. 22

(41)

komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsure-unsur ekomoni, seperti digunakan sistem pembukuan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara periodik, adanya cadangan, dan sebagainya.

Tentang unsur sosial seperti yang terdapat dalam definisi tersebut bukanlah dalam arti kedermawanan (philantropis), tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi, hubungan antara sesama anggota dan hubungan antara anggota dan pengurus. Disamping itu unsur sosial tersebut dapat pula ditemukan dalam cara kerja koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar masuk, persaudaraan dan kesatuan (fraternity dan unity), pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan transajsinya serta menolong sendiri (self help).23 3. Faktor-Faktor Keberhasilan Koperasi

Loyd dalam buku karangan Tulus T.H Tambunan menegaskan bahwa koperasi-koperasi perlu memahami apa yang bisa membuat mereka menjadi unggul di pasar yang mengalami perubahan yang semakin cepat akibat banyak faktor multi, termasuk kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan selera pembeli, penemuan-penemuan material banru yang bisa menghasilkan output lebih murah, ringan, baik kualitasnya, tahan lama, dan sebagaimnya, dan makin banyaknya pesaing baru dalam skala yang lebih besar. Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut, menurutnya, faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan koperasi adalah: (1) posisi pasar yang kuat (antara lain dengan mengeksploitasikan kesempatan-kesempatn vertikal dan mendorong integrasi konsumen); (2) pengetahuan yang unik mengenai produk atau proses produksi; (3)

23

(42)

sangat memahami rantai produksi dari produk bersangkutan; (4) terapkan suatu strategi yang cemerlang yang bisa merespons secara tepat dan cepat setiap perubahan pasar; dan (5) terlibat aktif dalam produk-produk yang mempunyai tren-tren yang meningkat atau prospek-prospek masa depan yang bagus (jadi mengembangkan kesempatan yang sangat tepat).24

E. Usaha Mikro

1. Pengertian Usaha Mikro

Dalam Undang-Undang Perkoperasian Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 pasal 1, Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 25

Hal lain menjelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan dan dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan pengusaha mikro adalah orang yang berusaha di bidang usaha mikro. Cirri-ciri usaha mikro antara lain, modal usahanya tidak lebih dari Rp 10juta (tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari lima orang dan sebagian besar menggunakan anggota keluarga/kerabat atau tetangga, pemiliknya bertindak secara naluriah/alamiah dengan mengandalkan insting dan pengalaman sehari-hari. Maka itulah, kegiatan usaha mikro ini belum disertai analisis kelayakan usaha dan

24

Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia (bogor:Ghalia Indonesia, juni 2009), h.159. 25

(43)

rencana bisnis yang sistematis, namun ditunjukan oleh kerja keras pemilik/sekaligus pemimpin usaha.26

Menurut laporan BPS (2006) yang dikutip oleh Tulus Tambunan, ada perbedaan antara UMI, UK, dan UM dalam latar belakang atau motivasi pengusaha melakukan usaha. Menurut laporan tersebut, sebagian besar pengusaha mikro di indonesia mempunyai latar belakang ekonomi, yakni ingin memperoleh perbaikan penghasilan. Ini menunjukan bahwa pengusaha mikro berinisiatif mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Selain itu latar belakang menjadi pengusaha mikro karena faktor keturunan yaitu meneruskan usaha keluarga. Dalam hal ini masih banyak faktor keluarga masih dominan, yakni jika orang tuanya seorang nelayan maka anaknya juga menjadi nelayan, dan seterusnya. Sedangkan alasan ideal pengusaha mikro adalah merasa telah dibekali keahlian tertentu. Alasan lain menjadi pengusaha mikro adalah tidak adanya kesempatan untuk berkarir di bidang lain.27

Tabel 2. Ciri-Ciri Usaha Mikro No Aspek UMI (Usaha Mikro)

1. Formalitas Beroperasi di sektor informal; usaha tidak terdaftar; tidak/jarang bayar pajak

2. Organisasi & manajemen

Dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal (ILD), manajemen & struktur

26Mulya Jho, “

pengertian usaha mikro,” artikel diakses pada 28 Mei 2014 dari http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/pengertian-usaha-mikro.html?m=1

27

(44)

organisasi formal (MOF), sistem pembukuan formal (ACS)

3. Sifat dari kesempatan kerja

Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar

4. Pola/sifat dari proses produksi

Derajat mekanisasi sangat rendah/ umumnya manual; tingkat teknologi sangat rendah

5. Orientasi pasar Umumnyamenjual ke pasar lokal untuk kelompok pendapatan rendah

6. Profil ekonomi Pendidikan rendah & dari rumah tangga (RT) miskin; motivasi utama: survival

7. Sumber-sumber dari bahan baku modal

Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri

8.

Hubungan-hubungan eksternal

Kebanyakan tidak mempunyai akses ke program-program pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis dengan Usaha Besar

9. Wanita pengusaha Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat tinggi

(45)

2. Kriteria Usaha Mikro

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).28

28

(46)

33

PROFIL LEMBAGA

A. Gambaran Umum Koperasi Berkah Mentari 1. Sejarah Berdirinya Koperasi Berkah Mentari

Kiprah BMT di masyarakat lapisan bawah selama lebih dari satu dasawarsa terakhir telah memberikan dampak yang luar biasa terutama bagi pengembangan usaha kecil-mikro di bumi nusantara ini

Kenyataan tersebut tidak dipungkiri telah mendorong bagi sebagian organisasi sosial-keagamaan, lmbaga kemasyarakatan, yayasan, LSM, masjid-masjid tertarik untuk turut serta mengambil bagian dengan membentuk lembaga BMT untuk

sama-sama berkiprah dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat ‘grass root’ tersebut.

(47)

Dari kenyataan-kenyataan diatas itulah disertai niat amal-usaha dari jajaran Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan pimpinan Cabang Muhammadiyah Pamulang, ide dan inisiasi pendirian BTM BERKAH MENTARI bermula.

Tepat pada hari minggu tanggal 18 Mei 2008 diresmikan BTM Berkah Mentari sebagai tanda dimulainya perjuangan riil, nyata dan sesungguhnya bagi umat.1

2. Visi Misi Koperasi Berkah Mentari a. Visi Koperasi Berkah Mentari

Menjadi LKMS yang utama, mandiri dan professional dalam melayani usaha anggota, mitra dan masyarakat. Mulyono, Manager Koperasi Berkah Mentari mengatakan,

“Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), bergerak dari mulai bawah. Seperti pedagang-pedagang paling bawah sama pangusaha paling bawah sampai menengah. Semuanya dilandasi oleh dasar-dasar kemitraan dengan dasar landasan syariah, dalam hal ini adalah syariah islam. Yang disebut dengan mandiri, keberadaan koperasi dibentuk bahwa suatu hal itu tanpa kemandirian orang juga tidak akan mampu bergerak secara leluasa. Sehingga kita bentuk menjadi mandiri yang mempunyai semangat islam. Dalam hal ini adalah tangguh dalam persaingan, banyak koperasi yang ada disekitar kita. Kalau kita tidak kuat dalam pendirian itu istilahnya jadi lemah dalam memasarkan produk-produk yang ada. Kalau mandiri disini berarti semua kita tanamkan kepribadian dengan dasar yang kuat. Supaya kedepan menghadapi tantangan tidak mudah menurun.

Professional tentunya diperlukan. Kalau kita menjual sesuatu tanpa professional akan menjadi apa? Jadi kalau kita menjual tanpa ada professional tentu orang-orang tidak akan percaya.apa itu koperasi, bagaimana itu koperasi. Professional dalam hal ini adalah kita melaksanakan penjualan dalam misi-misi yang sudah jelas. Kemudian kita jual dengan cara syariah

1

Baitutta wil BTM Berkah Me tari PAMULANG, (Pamulang: Baituttamwil Berkah

(48)

yang benar, bagai mana syariah dilakukan, kemudian bagaimana produk-produk itu dikenal oleh masyarakat. Kita padukan sehingga mencerminkan kemandirian bagi petugas sehingga lebih percaya diri. Kita juga dibantu dengan administrasi, administrasi juga punya tuntunan yang benar seperti tata penyimpanan arsip yang benar, penyimpanan data-data jaminan yang benar. Sehingga seluruh data yang ada dapat dipertanggung jawabkan. Profesonal yang kita adalah bekerja semampu mungkin, sekuat mungkin dengan bekal yang sudah dimiliki di masing-masing profesinya.

Itulah alasan mengapa selama ini nasabah merasa percaya menyimpankan uangnya kepada kami,perbankan pun ingin menanamkan modalnya kepada koperasi ini. karena kita mempunyai komitmen dalam menjalankan kewajiban kita.”2

b. Misi Koperasi Berkah Mentari

 Mengembangkan kualitas ekonomi, kesejahteraan dan produktivitas anggota dan

mitra BTM

“Mengangkat keberadaan ekonomi yang lama dengan memperbaiki sedikit demi sedikit sampai dengan keberhasilan peningkatan hasil usaha yang dimiliki oleh anggota.

Produktifitas kita membantu mereka tentu dengan usaha mereka (nasabah) itu sendiri untuk mengangkat taraf hidup mereka.”3

 Mendorong anggota dan mitra BTM dalam kegiatan menabung dan berinvestasi

“Mereka sudah meminjam kemudian kita perintahkan untuk menabung, sehingga keuntungan jangan sampai dipergunakan semua untuk memenuhi kebutuhan ekonomis mereka, tapi disisihkan untuk menabung. Sehingga pengembangan yang mereka dapat tidak hanya dari koperasi, melainkan ada oleh mereka sendiri, hasil dari tabungan yang ada.”4

 Menyediakan permodalan untuk pembangunan usaha anggota dan mitra BTM

2

Wawancara Pribadi dengan Mulyono, Pamulang 7 Mei 2014. 3

Wawancara Pribadi dengan Mulyono, Pamulang 7 Mei 2014. 4

(49)

Kita memberikan modal dari yang kecil sehingga mudah diukur, seperti kemampuan usaha nasabah sekian, dan diukur dengan kemampuan untuk mengangsur, sehingga tidak memberatkan.

 Melakukan pendampingan usaha untuk anggota dan mitra BTM dalam rangka

pengembangan usaha mereka

 Menciptakan BTM yang mempunyai kinerja unggul, sistem kerja produktif,

efisien dan inovatif

 Turut serta mengembangkan dan mensosialisasikan ekonomi syariah kepada anggota, mitra BTM dan masyarakat luas

3. Produk Koperasi Berkah Mentari

a. Terdapat rekening simpanan atau menabung untuk rencana kebutuhan baik kebutuhan jangka panjang maupun kebutuhan jangka menengah, terdapat tabungan:

 SAHARA (Simpanan Harian Berencana)  SIDDIK (Simpanan Pendidikan Keluarga)  TASYAKUR (Tabungan Syariah Kurban)  SABILI ( Simpanan Biaya Lebaran Idul Fitri)  TAHAROH (Tabungan Ongkos Haji & Umroh)

(50)

c. Fasilitas pembiayaan dari BTM, maka harus menjadi Mitra BTM dengan membuka SIMPANAN PYD (Pembiayaan Yang Diberikan)

d. Jasa layanan pembayaran Rekening Listrik (PLN), pembayaran Telepon (TELKOM), Pembayaran Air (PDAM), ZIS AI IFTITAH (Layanan Sosial Masyarakat).

4. Kepengurusan Koperasi a. Pengurus

 Ketua : Awaluddin Muchtar, SE.MSi  Sekertaris : Muhrowi, SPd

 Bendahara : H. Taswin Hamto, SPd

b. Pengelola

 Manajer pengelola : 1 orang (Sarjana S1)

 Pemasaran : 4 Orang (D3, dan S1 Tahap akhir)  Kolektor : 1 Orang (Sekolah Menengah Atas)  Cust. Service : 1 Orang (Sekolah Menengah Atas)  Administrasi Umum: 1 Orang (Sarjana S1)

c. Pengawas

 Ketua : H. Ali Muniri Hidayat, SPd.I  Anggota : Moh. Badrus

 Anggota : H. Al Mansyur, SE.MM

(51)

Sumber: Data RAT 2012

B. Gambaran Umum Wilayah Pamulang

1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Pamulang

Perwakilan Kecamatan Kedaung yang lebih populer Kemantren Kedaung dalam perjalanan waktu berubah menjadi “Kecamatan Pamulang” sejatinya berdasarkan surat keputusan Guberur Kepala Daerah Tk. II Jawa Barat No. 138/SK-1294-Pem.Um/81 tanggal 22 September 1981 yaitu pembentuak perwakilan lecamatan ‘Kedaung’.

RA

Badan Pengawas Dewan Pengawas

(52)

Panggilan Kecamatan Pamulang dicetuskan oleh Bapak Bupati H.Tadjus Sobirin dalam satu acara peresmian Puskesmas Pamulang. Sejak saat itulah Kemantren Kedaung tidak terdengar lagi.

Dilain pihak para pejabat di Kebupaten pun berharap betul agar Kecamatan Pamulang segera ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan yang defentif. Atas dasar itu Bapak Bupati melalui suratnya No.194/PM.)21.1/1983 tanggal 31 Januari 1983 membuat surat kepada Bapak Gubernur jawa Barat agar Kemantren Pamulang segera ditingkatkan statusnya.

Untuk meningkatkan status kemantren menjadi kecamatan yang definitif tidak semudah membalikan telapak tangan, undang-undang mengharapkan penaikan status kemantren harus dipayungi dengan Peraturan Pemerintah (PP), tidak seperti sekarang ini, undang-undang nomor 22 dan 32 memberikan kemudahan tidak lagi harus ada Peraturan pemerintah (PP) cukup dibahas didaerah.

Keseriusan Pemerintah Kabupaten Tangerang terbukti dengan dilayangkannya kembali surat Bapak Bupati tangerang nomor : 199.a/Pm.021.1/1985, tangga 18 Februari 1985 atau 5 tahun setelah Kemantren terbentuk.

(53)

keputusan tersebut sedikit demi sedikit Kemantren Pamulang dalam kegiatannya sudah hampir sejajar dengan kecamatan Induk yaitu Ciputat.5

2. Daftar Kelurahan

1. Kelurahan Pondok benda

Pndok Benda adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Indonesia.

2. Kelurahan benda Baru

Benda Baru adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, dengan luas wilayah 288 Ha. Seiring dengan laju perkembangan zaman yang diimbangi dengan pesatnya petumbuhan penduduk dan ekonomi, sebagai daerah penyangga ibu kota Negara, desa benda Baru akhirnya berubah status dari Desa menjadi kelurahan yaitu pada tanggal 19 september 2005 bersama dengan 76 Desa lainnya di Kabupaten Tangerang pada waktu itu berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3 Tahun 2005. Adapun batas wilayah Kelurahan Benda Baru adalah:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Serua (kecamatan Ciputat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pondok Benda

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pondok Benda - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pamulang Barat 3. Kelurahan Pamulang timur

(54)

Pamulang Timur merupakan desa hasil pemekaran dari desa Pamulang pada tanggal 25 mei 1980 yang pada saat itu terdiri dari 3 Rukun Kampung/ RW dan 13 RT dengan jumlah penduduk 3.500 jiwa, sejak pertama berdiri hingga sekarang Pamulang Timur baru dipimpin oleh 2 (dua) orang Kepala Desa yang dipilih berdasarkan pilkades.

Seiring dengan laju perkembangan zaman yang diimbangi dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi, sebagai daerah penyangga ibu kota Negara, desa Pamulang Timur akhirnya berubah status dari desa menjadi Kelurahan yaitu pada tanggal 19 September 2005. Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3 Tahun 2005, adapun batas wilayah kelurahan Pamulang Timur adalah

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat

- Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Pondok Cabe Udik

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Serua Kec. Bojong Sari Kota Depok

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pamulang Barat 4. Kelurahan Bambu Apus

Bambu apus adalah sebuah kelurahan di kecamatan Ciputat timur, Tangerang selatan, Banten, Indonesia. Bambu Apus adalah pemekaran dari kelurahan kedaung Kecamatan Pamulang pada tahun 1983.

5. Kelurahan kedaung

(55)

6. Kelurahan Pamulang Barat

Pamulang barat adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.

7. Kelurahan pondok Cabe

Pondok Cabe adalah sebuah Kelurahan di kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.

8. Kelurahan pondok cabe Ilir

Pondok Cabe Ilir adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.6

6

(56)

43

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA

1. Temuan Lapangan

A. Peran Koperasi Berkah Mentari dalam Upaya Peningkatan Usaha Mikro Kepada Nasabah Melalui Peminjaman Modal Usaha

Koperasi Berkah Mentari merupakan koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam berbasiskan keislaman yang menekankan pada anti Maisir-gharar-riba. Pinjaman yang diberikan kepada para nasabah berupa peminjaman modal usaha yang ditujukan untuk mengembangkan usaha, pendidikan, maupun kebutuhan rumah tangga lainnya yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas ekonomi mitra(nasabah) Koperasi Berkah Mentari. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara penulis dengan Manajer dan pegawai koperasi mengenai peran yang mereka lakukan dalam proses pemberian bantuan berupa peminjaman modal kepada nasabah yang ingin mengembangkan usaha mikro, Koperasi Berkah Mentari melakukan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

(57)

khususnya dalam program peminjaman modal usaha. Di tahapan ini koperasi memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara menjelaskan produk-produk yang dimiliki oleh koperasi beserta bagaimana pelayanan yang harus diberikan kepada calon nasabah dan melakukan proses studi kelayakan terhadap calon nasabah yang akan melakukan peminjaman modal. Seperti yang di ungkapkan oleh manager Koperasi Berkah Mentari “Ya sebelum melakukan kegiatan, tim marketing diberi tahu mengenai cara memasarkan prodak, gimana untuk melakukan pembiayaan atau peminjaman.”1 Proses edukasi produk yang dimiliki oleh Koperasi Berkah Mentari bertujuan untuk menjelaskan kepada calon nasabah sehingga tidak ada kekeliruan atau salah pemahaman mengenai produk yang akan diberikan kepada nasabah.

Dalam hal pemberian edukasi atau pengetahuan mengenai program apa saja yang dimiliki oleh Koperasi berkah Mentari, penulis juga menanyakan kepada marketing yang bertujuan untuk memperkuat ungkapan manager koperasi mengenai adanya tahap persiapan berupa pemberian edukasi. Seperti yang

diungkapkan oleh marketing ibu Hani “ada mbak. Kita kan di kasih penjelasan

apa-apa aja yang akan di sampaikan ke mitra (nasabah) nanti. Terus di ajarin cara ngejelasinnya sama persyaratan yang harus dipenuhi gitu.”2 Selaras dengan ibu Hani, bapak didik selaku marketingpun mengungkapkan bahwa “pasti ada.

Kita kan selalu melihat bagaimana pedagang itu rame, kita juga ada minat untuk

1

Wawancara Pribadi dengan Mulyono, Pamulang 9 April 2014. 2

(58)

menawarkan. Nah kita diajarin buat cara menawarkan itu ada produknya kan. Ya

kita tawarkan mungkin saja si calon nasabah berminat.”3

Hal lainnya dari pemberian edukasi kepada marketing juga bertujuan untuk memberikan pelayanan dengan baik kepada nasabah sehingga Koperasi Berkah Mentari dapat menjadi koperasi yang di percaya oleh masyarakat khususnya nasabah dan menjadi tujuan utama bagi masyarakat yang ingin meminjam modal usaha mikro mereka, dengan mengetahui kelebihan yang dimiliki oleh Koperasi Berkah Mentari. Pada proses studi kelayakan yang dilakukan oleh tim marketing berupa survey mengenai usaha apa yang digeluti nasabah dan bagaimana lingkungan di sekitar usaha tersebut.

2. Tahap Pengkajian

Koperasi Berkah Mentari tentunya tidak ingin salah dalam memberikan pinjaman modal usaha. Untuk itu Koperasi Berkah Mentari melakukan proses pengkajian yang dilakukan oleh tim marketing kepada calon nasabah yang akan diberikan bantuan modal. Dalam proses pengkajian, tim marketing melakukan standarisasi yang telah dimiliki oleh Koperasi Berkah Mentari itu sendiri, seperti kesungguhan nasabah untuk melakukan pinjaman, melihat usaha apa yang dilakukan, kesesuaian antara pemilik usaha dengan jenis usahanya, dan kelengkapan data-data yang harus dipenuhi seperti kartu keluarga, fotokopi KTP, pas foto dan menerangkan jenis usaha apa yang digeluti. Karena tidak sedikit calon nasabah yang ingin meminjam bantuan modal kepada koperasi namun tidak

3

Gambar

Tabel 1.1 Populasi dan Sampel
Gambaran umum wilayah Penelitian, berisi gambaran umum Koperasi
Tabel 2. Ciri-Ciri Usaha Mikro
Tabel 4. Daftar Sampel Nasabah Penerima Bantuan Modal Usaha
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk organik tanah juga berperan dalam memperbaiki sifat biologi tanah yaitu sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroba tanah; Hasil penelitian yang dilaksanakan selama

Untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan mengenai bidang tanah yang sudah didaftar dan hak milik atas satuan rumah susun sebagai yang diwajibkan menurut

Jika berhenti monitoring , maka proses selanjutnya adalah sensor LDR akan melakukan inisialisasi port masukan kemudian membaca nilai data analog sensor,

Dari pengalaman sehari-hari, ketika anda mematikan sebuah alat listrik (apapun) yang mengandung kapasitor di dalamnya, kadang arus listrik tidak langsung mati, akan tetapi

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kesadaran etis yang dimiliki oleh auditor maka perilaku auditor eksternal akan semakin baik, hal ini menunjukkan bahwa auditor

3 pemeliharaan kebersihan GTL Akrilik pada masyarakat di Kelurahan Batu Putih Bawah, dengan cara mengetahui distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan intrusksi lisan

Dari kedua penelitian ini jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar glukosa darah, 12 sedangkan berdasarkan Fakhruddin tahun 2013 jenis kelamin mempengaruhi kadar

Pengajuan sistem informasi manajemen limbah untuk simbiosis usaha tani dan ternak diusulkan berdasarkan analisis kondisi saat ini yang masih bisa ditingkatkan