• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI

MANUSIA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Alemi Charina T

NIM 409141002

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

(TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) PADA MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI

PADA MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 15

MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

2015/2016

Alemi Charina T (NIM 409141002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa

yang diajar menggunakan model TPS dengan STAD pada materi pokok Sistem

Koordinasi Pada Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan. Penelitian ini

meerupakan penelitian eksperimen dimana populasinya adalah seluruh siswa

Kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan yang terdiri dari enam kelas dengan jumlah

240 Orang. Pengambilan sampel secara random (random sampling) dan didapat

dua kelas sebagai sampel yaitu Kelas XI IPA-5 dan Kelas XI IPA-6 yang

berjumlah 79 Orang. Kelas XI IPA-5diajarkan dengan model TPS dan Kelas XI

IPA-6 diajarkan dengan model STAD. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa soal pilihan berganda yang berjumlah 25buah yang

digunakan sebagai soal pretes dan postes. Rata-rata hasil belajar yang didapatkan

untuk kelas TPS sebesar 80,51 lebih tinggi disbanding kelas STAD yaitu sebesar

76,5 sehingga terdapat perbedaan nilai sebesar 4,01%. Pengujian yang dilakukan

dengan uji t menghasilkan

= 2,409 dan

= 1,665 dengan dk = 77 dan

taraf signifikan 0,05. Berdasarkan kriteria

diterima jika

, maka penelitian ini menolak dan menerima . Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan

model kooperatif tipe TPS dengan STAD pada materi pokok Sistem Koordinasi

Pada Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan.

(5)

COMPARISON OF STUDENT LEARNING USING MODEL TYPE

COOPERATIVE LEARNING THINK PAIR SHARE (TPS) BY

TYPE OF STUDENT ACHIEVEMENT DIVISION TEAM

(STAD) SYSTEM COORDINATION ON THE SUBJECT

MATTER ON HUMAN IN CLASS XI SMA NEGERI

15 MEDAN OF LEARNING 2015/2016

Alemi Charina T (NIM 409141002)

ABSTRACT

This study aimed to compare the learning outcomes of students who were

taught using STAD model of TPS with the subject matter Coordination System In

Humans in Class XI IPA at SMAN 15 Medan. This study comprise the

experimental study where the population is all students of Class XI IPA at SMAN

15 Medan, which consists of six classes with the number of 240 people. Random

sampling (random sampling) and obtained two classes as a sample of Class XI

IPA-5 and Class XI-6 totaling 79 people. Class XI IPA-5 are taught with the

model and grade XI TPS-6 is taught with STAD model. The instrument used in

this study in the form of multiple choice questions which amount to 25 pieces are

used as a matter of pretest and posttest. The average results obtained for

classroom learning TPS amounted to 80.51 higher than the class of STAD which

amounted to 76.5 so that there is a difference in value by 4.01%. Tests were

performed by t test produces t_hitung = 2.409 and T_ (table) = 1,665 with df = 77

and a significance level of 0.05. Based on the criteria H_o acceptable if - t_1 -

½ α

<t <t_1 -

½ α, then this study reject and accept. It can be concluded that there are

differences in learning outcomes of students who are taught by TPS cooperative

model with STAD on the subject matter Coordination System In Humans in Class

XI IPA at SMAN 15 Medan.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa Yang Maha

Kasih atas segala berkat-Nya yang selalu menyertai, dan senantiasa memberikan

kesehatan dan hikmat bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian

dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.

Skripsi yang disusun

ini berjudul “

Perbandingan Hasil Belajar Siswa

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) dengan Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada materi

Sistem Koordinasi Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016”

yang di susun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan.

(7)

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda terbaik Frasen Heston Tarigan dan Ibunda terkasih Riah Ukur br Barus

yang selalu memberikan motivasi bagi penulis untuk melakukan yang terbaik.

Juga kepada Adikku Petra Bastanta Tarigan, kakak, keponakanku terimakasih atas

setiap dukungan yang diberikan, dan setiap doa yang selalu dipanjatkan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada sahabat-

sahabatku D’Velets (Dumastika,

Viona, Lfrida, Emilia, dan Sartika), Dian Puspitasari, Yan Capri, dan untuk

Febrianta Bangun yang telah setia memotivasi penulis, memberikan semangat dan

selalu ada disaat suka dan duka selama ini.

Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun tetap penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari tata bahasa

maupun isi, dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bertujuan untuk

membangun dari pembaca agar sempurna nya skripsi ini. Kiranya ini skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah dalam ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

v

Daftar isi

vii

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

4

1.3. Batasan Masalah

4

1.4. Rumusan Masalah

5

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

7

2.1. Kerangka Teoritis

7

2.1.1. Pengertian Belajar

7

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar

7

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif

8

2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

8

2.1.3.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

9

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

10

2.1.5. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

12

2.1.6. Pendalaman Materi

Sistem Koordinasi pada Manusia

14

2.2.. Kerangka Konseptual

25

2.3. Rumusan Hipotesis

26

2.3.1. Hipotesis Penelitian

26

2.3.2. Hipotesis Statistik

26

2.3.3. Hipotesis Alternatif

27

BAB III. METODE PENELITIAN

28

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

28

3.2. Populasi Dan Sampel

28

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian

28

3.3.1. Variabel Penelitian

28

3.4. Rancangan/Desain Penelitian

28

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

29

3.6. Alat Pengumpulan Data

32

3.7. Teknik Pengumpul Data

32

(9)

3.7.2. Uji Reliabilitas

34

3.7.3. Indeks Kesukaran

35

3.7.4. Daya Pembeda

35

3.8. Teknik Analisis Data

36

3.8.1. Uji Normalitas

36

3.8.2. Uji Homogenitas

37

3.8.3. Pengujian Hipotesis

37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

39

4.1. Hasil Penelitian

39

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian

39

4.1.1.1. Deskripsi Nilai Pretes Siswa pada Kelas STAD dan Kelas TPS

40

4.1.1.2. Deskripsi Nilai Postes Siswa pada Kelas STAD dan TPS

41

4.2. Uji Prasyarat Analisis Data

43

4.2.1. Uji Normalitas

43

4.2.2. Uji Homogenitas

43

4.3. Pengujian Hipotesis

44

4.4. Pembahasan

45

BAB V. KESIMPULAN

49

5.1. Kesimpulan

49

5.2. Saran

49

Daftar Pustaka

50

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Akson dan dendrite

15

Gambar 2.2. Bagian-bagian otak manusia

18

Gambar 2.3. Otak tengah dan belakang

20

Gambar 2.4.

Sistem saraf kranial dan saraf spinal

22

Gambar 3.1. Langkah-langkah penelitian

31

Gambar 4.1. Diagram Nilai Pretes kelas STAD dan TPS

42

Gambar 4.2. Diagram Nilai Postes Kelas Model STAD

42

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

10

Tabel 2.2. Antagonis antara sistem saraf parasimpatik dan simpatik

24

Tabel 3.1. Rancangan / Desain Penelitian

29

Tabel 3.2. Kisi - Kisi Soal

32

Tabel 3.3. Kriteria Indeks Reliabilitas Soal

34

Tabel 4.1. Nilai Pretes dan Postes pada Kelas STAD

39

Tabel 4.2. Nilai Pretes dan Postes pada kelas TPS

40

Tabel 4.3. Perbandingan Nilai Postes pada Kelas STAD dan TPS

41

Tabel 4.4. Pengujian Normalitas Data Penelitian

42

Tabel 4.5. Pengujian Homogenitas Data Penelitian

42

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Hipotesis

43

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih rendah

dibandingkan dengan Negara

Negara yang serumpun dengan Indonesia ataupun

Negara lainnya. Sehingga sering mendapat perhatian yang lebih dari berbagai

pihak, walaupun terkadang hanya sebatas perhatian saja dari beberapa pihak tanpa

adanya aksi yang lebih nyata dan displin. Dari pemerintah hingga saat ini tetap

terus melakukan usaha

usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari

pendidikan di Indonesia di mulai dari mengubah kurikulum pendidikan,

meningkatkan fasilitas baik sarana dan prasarana di setiap jenjang sekolah,

meningkatkan mutu tenaga pengajar. Walau usaha

usaha tersebut masih belum

memberikan hasil yang ingin dicapai oleh pemerintah (Sanusi dan Darmawan,

2009).

Selain faktor guru, keberhasilan proses belajar mengajar juga dipengaruhi

oleh faktor kepribadian siswa. Tingkat perkembangan kepribadian siswa sebagai

dampak dari proses belajar mengajar sangat bervariasi antara siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya. Konsep diri siswa dapat tumbuh dan berkembang

akibat dari interaksi anak dengan lingkungan serta orang-orang yang berpengaruh

dalam kehidupannya. Jika seorang guru dapat menerapkan sebuah metode

pembelajaran yang menunjang interaksi antara guru dengan siswa dan siswa

dengan siswa maka kemungkinan hal ini akan membantu perkembangan konsep

diri siswa (Sanusi dan Darmawan, 2009).

(13)

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari

rata-rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Pada

umumnya hal ini disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan guru masih

bersifat konvensional. Proses pembelajaran saat ini masih memberikan dominansi

guru dan tidak memberikan kesempatan bagi anak didik untuk berkembang secara

mandiri melalui proses pemikirannya sendiri. Metode ini membuat siswa sering

merasa bosan dalam mengikuti pelajaran (Trianto, 2009).

Dalam materi biologi sangat dibutuhkan model yang tepat, dikarenakan

biologi bersifat abstrak tidak dapat dipahami jika hanya membaca saja. Jika

didalam Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat pelajaran Sejarah, maka di dalam Ilmu

Pengetahuan Alam, biologi merupakan pelajaran sejarahnya dari alam.

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan suasana

proses pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru

dengan peserta didik. Salah satu alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran

yang monoton adalah dengan pemilihan model pembelajaran kooperatif yang tepat

(Trianto, 2009).

Menurut Arianti (2011) biologi merupakan mata pelajaran yang

mem-butuhkan pemahaman. Pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa

berdiskusi dan bertukar pikiran dengan temannya dapat memudahkan pemahaman

siswa dalam mempelajari materi biologi. Untuk materi Sistem Koordinasi

Manusia dibutuhkan model pembelajaran yang tepat yaitu dengan model

pembelajaran kooperatif.

(14)

3

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini pertama kali

dikembangkan oleh Frank Lyman pada 1981 yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa.

Model pembelajaran Think Pair Share ( TPS ) ini merupakan

model belajar yang memberikan lebih banyak ruang dan waktu antar siswa untuk

berpikir bersama dan menjawab dengan saling membantu satu sama lain. Model

pembelajaran kooperatif ini di lakukan dengan dua orang siswa yang di buat

berpasangan hingga pendidik tidak akan kesulitan dan kehabisan waktu untuk

mengatur tempat duduk siswa, namun tetap dapat menghasilkan kegiatan belajar

mengajar yang aktif dan menarik. Setiap model pembelajaran memiliki

keunggulan, dan keunggulan dari model tipe Think Pair Share ( TPS ) ini yaitu

dapat mengoptimalisasi partisipasi siswa, dapat memberi lebih banyak

kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok, interaksi lebih

muda, mudah dan cepat membentuknya (Azizah, 2008).

Model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division

(STAD ) adalah model yang paling banyak di aplikasikan mulai dari kelas dua

hingga kelas sebelas. Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Model ini

merupakan pendekatan pembelajaran yang akan membantu peserta didik untuk

memahami materi dikarenakan siswa akan diajak untuk saling memastikan bahwa

semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik (Slavin,

2005 ).

Dalam penelitian Daria (2010), menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran STAD mendukung peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa

yang secara ber tahap. Nilai rata

rata kelas yang diberi model pembelajaran

STAD yang semula hanya 69,4% dengan jumlah siswa yang tuntas 28 orang,

pada siklus II nilai rata-rata kelas untuk postes dengan jumlah siswa yang tuntas

32 orang nilai rata-rata kelas 75,9%, dikatakan tuntas dengan memenuhi kriteria

ketuntasan dengan nilai 70

.

(15)

belajar siswa tidak sesuai KKM, dimana nilai yang dicapai oleh siswa hanya

mencapai 50 hingga akhirnya harus melakukan remedial. Untuk pencapaian

indikator dalam pembelajaran dimana dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria

ketuntasan minimal dengan nilai 70. Oleh karena itu, melalui penelitian ini khusus

untuk materi Sistem Koordinasi

dapat di ajarkan dengan model kooperatif tipe

Think Pair Share dan Student Team Achievement Division.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul “

Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

dengan Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada materi Sistem

Koordinasi Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikemukakan beberapa

identifikasi masalah yaitu:

1.

Kurang menariknya model pembelajaran, hingga kurangnya motivasi siswa

dalam belajar, kurang keaktifan siswa untuk ingin tahu karena model

pembelajaran yang kurang tepat.

2.

Rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.

3.

Model pembelajaran yang mendukung kurang baiknya siswa menyerap

materi pembelajaran.

4.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu dengan model

pembelajaran yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share dengan Student Team Achievement Division

pada Sistem Koordinasi Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016”.

(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang di ajukan maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share ( TPS ) pada materi Sistem Koordinasi

Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD ) pada materi

Sistem Koordinasi Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016?

3. Bagaimanakah perbandingan Hasil Belajar Siswa dalam Model

PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Tipe Student

Team Achievement Division (STAD) Pada Materi Pokok Sistem Koordinasi

Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain untuk mengetahui :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Pokok Sistem Koordinasi Manusia

Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran2015/2016.

2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Materi Pokok Sistem

Koordinasi Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun

Pembelajaran 2015/2016.

3. Memperoleh data perbandingan yang signifikan pada hasil belajar siswa

dengan menggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) dengan Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada

(17)

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

1.

Sebagai bahan masukan bagi guru

guru biologi tentang manfaat model

pembelajaran kooperatif dan mampu memilih model yang efektif yang dapat

membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengajaran materi

biologi.

2.

Menjadi pengalaman bagi peneliti dalam pengembangan potensi diri yang

dimiliki baik dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk

keefektifan proses belajar mengajar nantinya.

3.

Bagi sekolah, bermanfaat dalam rangka pemanfaatan model

model

pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar.

4.

Menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang ingin meneliti topik

yang sama.

1.7. Defenisi Operational

(18)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Student

Team Achievement Division ( STAD ) tentang Sistem Koordinasi pada Manusia di

kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 tergolong

sedang dengan nilai rata

rata hasil belajar sebesar 76,5.

2. Hasil belajar biologi yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair

Share ( TPS ) tentang Sistem Koordinasi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri

15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 tergolong sedang dengan nilai rata

rata

hasil belajar sebesar 80,57.

3. Hasil belajar siswa yang melalui proses belajar mengajar dengan model pembelajaran

kooperatif Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang

melalui proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif Student Team

Achievement Division ( STAD ) yang memiliki perbandingan 1,1 : 1, maka

disimpulkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share lebih baik digunakan

dalam penyampaian materi sistem koordinasi manusia.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dikemukakan penulis dari penelitian ini

adalah:

1. Bagi guru

guru biologi, boleh menambah masukan tentang manfaat dari model

pembelajaran kooperatif ini serta juga dapat memilih model mana yang efektif

membantu siswa dalam peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan pengetahuan

siswa.

2. Bagi siswa, kiranya menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan referensi

dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif, seperti TPS dan STAD.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, P., (2011), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 8 Surakarta,

Jurnal Pendidikan Biologi, 1:1-12.

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta.

Aryulina, D, Dkk.,(2004), Biologi SMA Untuk kelas XI, Esis, Jakarta.

Azizah, N., (2008), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk

Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Anak Tunarungu, Jurnal

Pendidikan Luar Biasa, 4 (1) : 1-16.

Dami, A, Dkk., (2005), Perbedaan Pengaruh Antara Model Kooperatif Tipe TPS

dan STAD Terhadap Hasil Belajar IPS, Jurnal TPS dan STAD 2, 1-5.

Daria,D,(2010), Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pelajaran Biologi

Melalui Model Pembelajaran Kooperatf tipe STAD, jurnal model pembelajaran

kooperatif 2, 1.

Dimyati,, Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

http://biologimediacentre.com/jaringan-pada-hewan-dan-manusia/ diakses

tanggal 14 Agustus 2014.

http://www.google/gambarjaringanhewan/.com di akses tanggal 14 Agustus

2014.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Lestari, E, S, (2009), Biologi SMA, Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, Jakarta.

Pratiwi, (2006), Kelas XI SMA, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rejeki, K., (2009), Keefektifan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) Dan Student Team Achievement Division Ditinjau Dari

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi Pokok

Persamaan Garis Lurus, Jurnal Keefekifan metode pembelajaran 1, 1.

(20)

51

Rusman. (2011), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta.

Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.

Suci,

(2012),

http://sucirahmapratiwi.wordpress.com/2012/11/18/100-soal-biologi-xi-jaringan hewan/ diakses tanggal 14 Agustus 2014

Sudjana, (2009), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit

Kencana, Jakarta

Zamroni, Budiyono, Sujadi. I, (2013), Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dan Tipe TPS Dengan Pendekatan CTL Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa, Portal Garuda, Surakarta.

Gambar

Gambar 2.1. Akson dan dendrite

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian terdapat empat kelebihan dari pengering semprot dibandingkan dengan jenis alat pengering lainnya, yaitu: (1) produk akan menjadi kering tanpa bersentuhan

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

Skripsi yang berjudul “OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA (EC) DAN HIDROKSIETIL SELULOSA (HEC) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Kondisi eksplan tumih yang masih tetap bertahan dan memiliki peluang hidup selama empat minggu ditandai dengan pucuk masih berwarna hijau, mata tunas mengalami

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di