• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE

NUMBERED HEAD TOGTHER (NHT) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI

KELAS XI IPA SMA SWASTA PRAYATNA M E D A N T . P 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh :

Rika Larasati NIM 4113341033

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBERED HEAD TOGTHER (NHT) PADA MATERI

POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS IX IPA SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN T.P 2014/2015

RIKA LARASATI (4113341033)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) dan model tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan mengambil dua kelas yaitu kelas XI IPA-2 sebagai kelas eksperimen I dan kelas XI IPA-3 sebagai kelas eksperimen II. Sampel penelitian kelas eksperimen I sebanyak 31 siswa dan kelas ekperimen II sebanyak 30 siswa. Instrumen penelitian berupa tes pilihan berganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model Team Game Tournament (TGT) dan kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT). Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata postest pada kelas Team Game Tournament (TGT) (X1) sebesar 74,7 dengan satandar deviasi 5,10, dan nilai rata-rata postest pada kelas Numbered Head Together (NHT) (X2) sebesar 80,2 dengan standar deviasi 3,86. Adanya perbedaan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi menggunakan model Team Game Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan α 0,05 dimana thitung > ttabel (5,830 > 2,001) yang berarti dalam penelitian ini Ha diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model tipe Team Game Tournament (TGT) dan model tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Prayatna Medan T.P. 2014/2015.

(4)

DIFFRENCES OF STUDENT ACHIEVEMENT USING LEARNING MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE AND NUMBERED HEAD TOGTHER (NHT) TYPE OF

HUMAN EXCRETION SYSTEM IN CLASS XI SMA SWASTA PRAYATNA

MEDAN T.P 2014/2015

RIKA LARASATI (4113341033)

ABSTRACT

This research aims to know the differences of student achievement learning model Team Game Tournament (TGT) type and Numbered Head Together (NHT) type of human excretion system in class SMA Swasta Prayatna Medan Academic Year 2014/2015. Kind of this research is experimental. The population in this study were all students of class XI SMA Swasta Prayatna Medan consists of 4 classes. Sampling was done by purposive sampling by taking two classes, namely class XI IPA-2 as an experimental class I and class XI IPA-3 as the experimental class II. The research sample experimental class I as many as 31 students and class II experiment 30 students. The research instrument in the form of a multiple choice test to measure student learning outcomes. Class I is treated with an experiment using the experimental model of Team Game Tournament (TGT) type and class II treated using the model of Numbered Head Together (NHT) type .The analytical results Data obtained average value postest the Team Game Tournament (TGT) class at 74,7 with satandar deviation of 5,10, and the average value postest on Numbered Head Together (NHT) class of 80,2 with a standard deviation of 3,86. It can be concluded that it there are differences in student learning outcomes in the material of human excretion system using a model of Team Game Tournament (TGT) and Numbered Head Together (NHT) , through hypothesis testing using t-test with significance level α of 0.05 where tcount > ttable (5,830> 2,001) the significant in this research Ha accepted and Ho rejected. Based on this research, it can be concluded that it there are significant differences of student achievement learning model Team Game Tournament (TGT) type and Numbered Head Together (NHT) type of human excretion system in class SMA Swasta Prayatna Medan Academic Year 2014/2015.

(5)

DAFTAR TABEL

[image:5.595.87.520.116.643.2]

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif 9

Tabel 2.2 Skor Permainan (TGT) 18

Tabel 2.3 Perthitungan Point Pertandingan Untuk Dua Orang Pemain 19 Tabel 2.4 Perthitungan Point Pertandingan Untuk Tiga Orang Pemain 19

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 58

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas TGT 60

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas NHT 76

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelas TGT 89

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas NHT 93

Lampiran 6. Instrumen Penelitian 98

Lampiran 7. Kunci Jawaban 106

Lampiran 8. Tabel Uji Validitas 107

Lampiran 9. Tabel Uji Reabilitias 108

Lampiran 10. Tabel Tigkat Kesukaran Soal 109

Lampiran 11. Tabel Uji Pembeda Soal 110

Lampiran 12. Perhitungan Validitas Butir Soal 111

Lampiran 13. Perhitungan Uji Reabilitas Soal 114

Lampiran 14. Perhitungan Kesukaran Soal 115

Lampiran 15. Perhitungan Daya Pembeda Soal 117

Lampiran 16. Data Hasil Belajar Siswa 119

Lampiran 17. Perhitungan rata-rata,Standar Deviasi, Varians Pretest 121

Lampiran 18. Perhitungan rata-rata,Standar Deviasi, Varians Postes 123

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Penelitian 125

Lampiran 20. Uji Homogenitas Data Penelitian 128

Lampiran 21. Uji Hipotesis 131

Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian 133

Lampiran 23. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 139

Lampiran 24. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilifors 140

Lampiran 25. Daftar Nilai Untuk Distrubusi F 141

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran sering sekali kita jumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan. Strategi yang sering digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkannya dalam diskusi. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah mendorong siswa berpartisipasi. Sebagian siswa terpaku menjadi penonton, sementara arena diskusi hanya dikuasai sebagaian siswa.

Model pembelajaran yang harus dikembangkan agar kemampuan siswa dapat berkembang adalah model pembelajaran yang berbasis kepada siswa atau keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan motivator. Situasi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan dan mengaplikasikan pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam kelompok untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat saling menguntungkan.

Slavin, (2005) menyatakan bahwa “salah satu model pembelajaran yang berlandaskan rujukan konstrutivisme adalah cooperative learning “. Cooperatif learning merupakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, dimana siswa belajar bersama saling membantu, dan saling berdiskusi bersama-sama dalam menyelesaikan suatu kegiatan belajar.

(8)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada 20 Januari 2015 dengan guru biologi SMA Swasta Prayatna Medan diperoleh keterangan bahwa prestasi belajar biologi di sekolah tersebut masih rendah. Siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan bulanan siswa hanya mencapai 75-100 sekitar 37% dan pada nilai 60-74 sekitar 63 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut dibawah standar ketuntasan yang diharapkan. Dalam pengajarannya guru masih menggunakan metode ceramah sehingga metode dan strategi belajar mengajar yang dibuat guru belum sesuai, kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dan kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar dengan demikian aktivitas dan interaksi siswa kurang baik.

Materi ekskresi memiliki tingkat kesulitan yang tinggi jika diajarkan dengan model yang tidak sesuai misalnya pembelajaran secara konvensional atau ceramah. Agar terhindar dari hapalan maka materi sistem ekskresi sangatlah cocok jika diajarkan dengan metode kooperatif model tipe TGT dan NHT , sebab dengan model pembelajaran ini siswa dalam kelompok dapat mengambil bagian kecil masing-masing dan mendiskusikan secara bersama bagian yang mereka pelajari sehingga hal-hal yang harus dipelajari dalam materi sistem ekskresi tersebut dapat terbahas semua dalam dua kali pertemuan saja.

Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooperatif menyangkut teknik pengelompokkan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang (Isjoni, 2009).

(9)

Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) yang melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif dimana siswa-siswi saling berkompetisi dengan siswa lain agar dapat memberikan konstribusi poin bagi kelompoknya. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Cahrlton (2005) dalam (Agus, 2014) yang mengemukakan bahwa pembelajaran dengan games dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan prestasi yang belajar dengan model pembelajaran konvensional atau ceramah. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat Miftahul (2010) dalam (Agus, 2014).

Adapun yang melatarbelakangi pembelajaran TGT dan NHT adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari segi tujuan pembelajarannya yaitu model

TGT lebih mengutamakan kerja sama,tanggung jawab, serta persaingan sehat dan

juga menumbuhkan sifat saling menghargai pendapat antara tutor sebaya. Sedangkan NHT lebih mengutamakan diskusi dalam menelaah materi serta membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan meningkatkan keterampilan berpikir dan berkomunikasi secara individual dan kelompok.

Selain itu penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sudah pernah diteliti oleh Muklis (2011) pada materi pokok sistem Ekosistem di SMA An-nizam. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata– rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan model tipe TGT dibandingkan dengan sebelum kelas penelitian mendapatkan perlakuan. Dimana rata–rata hasil belajar pada kelas TGT adalah sebesar 74,56.

(10)

peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan model tipe NHT dimana rata-rata hasil belajar pada kelas NHT adalah sebesar 80,53.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan melakukan penelitian dengan judul

“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Tipe Team

Game Tournament (TGT) Dan Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada

Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia Di Kelas XI IPA SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015”.

1.2Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar biologi siswa yang diperoleh belum optimal atau masih rendah.

2. Kurangya keterlibatan siswa dalam proses belajar.

3. Model dan strategi belajar mengajar yang diterapkan guru belum sesuai dengan materi pembelajaran sehingga siswa belum dapat termotivasi untuk belajar selama kegiatan belajar.

4. Penggunaan model pembelajaran ini masih belum maksimal, karena masih

menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar.

1.3Batasan Masalah

Dari indentifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah untuk mempermudah penelitian di lapangan. Dalam hal ini, penulis membatasi masalahnya pada:

1. Dilakukan untuk melihat hasil belajar biologi yang ditinjau dari aspek

kognitif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Game Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT)

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan

T.P 2014/2015

(11)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah dan supaya penelitian ini dapat dilakukan maka masalah yang patut diteliti adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model tipe Team Game Tournament (TGT) pada materi pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan mengguakan

model tipe Team Game Tournament (TGT) dan tipe Numbered Head

Together (NHT) pada siswa kelas XI IPA dengan materi pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015?

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

tipe Team Game Tournamnet (TGT) pada materi pokok Sistem Ekskresi

Pada Manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok Sistem Ekskresi

Pada Manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Prayatna Medan T.P 2014/2015.

(12)

1.6Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapar bermanfaat, yakni:

1. Sebagai bahan masukkan dalam memperluas wawasan dan pengetahuan

bagi Kepala Sekolah tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran kooperatif.

2. Sebagai bahan masukkan bagi guru-guru biologi dan pihak lainnya bahwa

untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournamet (TGT) dan tipe Numbered Head Togethet (NHT) dapat meningkatkan keaktifan siswa, minat siswa, prestasi belajar, dan saling menghargai antara tutor sebaya.

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe TGT adalah 74,7 dengan SD 5,10.

2. Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe NHT adalah 80,2 dengan SD 3,86.

3. Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) dengan tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di

Kelas XI SMA Swasta Prayatna Medan T.P. 2014/2015, yang artinya adalah Haditerima sekaligus menolak HO pada α = 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:

1. Agar guru biologi di SMA Swasta Prayatna Medan mencoba menggunakan model pembelajaran misalnya tipe TGT dan NHT sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil beljar siswa.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi oleh pembaca yang hendak melakukan penelitian sejenis pada waktu dan tempat yang berbeda. 3. Agar siswa SMA Swasta Prayatna Dapat menjadikan pengalaman belajar yang

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adilsaz, (2009), Sistem Ekskresi.

http://smpn9depok.wordpress.com/2009/10/17/sistem-ekskresi-sistem-pengeluaran/ (Diaskes 23 Febuari 2015)

Alvyanto, (2010), Sistem Ekskresi Manusia.

http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-ekskresi-manusia. (Diaskes 24

Febuari 2015).

Amin, M, (2009), Biologi SMA Kelas IX, Bumi Aksara, Jakarta

Arens, (2007), Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit Nusa Media, Bandung. Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Djamarah, S.B., dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta.

Gibson, J, (2002), Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, EGC, Jakarta.

Agus, (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Kooperatif TGT dan NHT Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pda Manusia Di Kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.P. 2005/2006, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan).

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Karmana, O., (2007), Biologi Untuk Kelas IX, Grafindo Media Pratama, Bandung. Lie,A., (2010), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.

Margono, A., Budiyono., Sujadi, I., (2014), Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dan Numbered Head Together Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 2 (2): 184-192.

Muklis, A., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pda Materi Pokok Ekosistem Di Kelas X Semester 2 SMA An-nizam Medan TP 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan).

(15)

Rangka Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancur Batu T.P. 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed Medan. (Tidak dipublikasikan).

Pranada, V., (2006), Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Head Together) Dengan CIRC (Cooperative Integred Reading and Composition) Pada Sub Pokok Sistem Indra Manusia Di Kelas XI IPA SMAN 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran TP 2009/2010, Skripsi FMIPA, UNIMED, Medan.(Tidak dipublikasikan)

Pratiwi, D. A., (2007), Biologi SMA Jilid Untuk Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Prawirohartono, W., Slamet., (2007), Sains Biologi Kelas XI-IA, Bumi Aksara, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cv Kencana, Jakarta.

Slavin, R, (2005), Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang Kelas, PT. Grasindo, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudijono, A, (2001), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(16)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2.1  Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan

[r]

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Jetis oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah STA Jetis yang berada langsung di bawah Dinas Pertanian, Perkebunan, Dan Kehutanan Kabupaten Semarang

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Seberapa besar hasil peningkatan motivasi belajar siswa berdasarkan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran