HIRARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN MENGENAI PERNYATAAN DONALD TRUMP KEPADA ISLAM DI REPUBLIKA
ONLINE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Mely Ismi Ardikusuma Wardani NIM: 1112051000112
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 8 Agustus 2016
i ABSTRAK Mely Ismi Ardikusuma Wardani
NIM: 1112051000112
Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Mengenai Pernyataan Donald Trump Kepada Islam di Republika Online
Donald Trump merupakan kandidat presiden Amerika Serikat 2016 yang tengah menjadi sorotan karena berbagai pernyataannya yang mendiskreditkan Islam. Pemberitaan mengenai pernyataan rasis Donald Trump yang ditujukan kepada umat Muslim telah menyedot perhatian dan menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dunia. Pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasi umat Islam mendapatkan reaksi keras tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Semua media memberitakan pernyataan Donald Trump tersebut, termasuk Republika Online. Namun, pada bulan Desember 2015 porsi pemberitaan Donald Trump di Republika Online lebih banyak dan masuk dalam topik terhangat
selama satu bulan dengan tanda tagar “Trump melawan Islam”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbul pertanyaan bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online? Faktor hirarki pengaruh apakah yang paling dominan dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online?
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori hirarki pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori hirarki pengaruh ini menjelaskan bagaimana pengaruh internal dan eksternal sebuah organisasi media mempengaruhi pemberitaan sebuah media. Pada teori hirarki pengaruh terdapat beberapa tingkatan atau level yaitu level individu, level rutinitas media, level organisasi media, level ekstra media dan level ideologi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis pendekatan kualitatif dengan penjelasan eksplanatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus kategori instrinsic case. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan Didi Purwadi (asisten redaktur pelaksana), Ani Nursalikah (redaktur), Gita Amanda (reporter) dari Republika Online dan Sabam Leo Batubara (anggota Dewan Pers), peneliti analisis dan intepretasi dengan teori hirarki pengaruh.
Berdasarkan temuan peneliti, pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015 tidak lepas dari kelima faktor hirarki pengaruh tersebut, baik dari internal maupun eksternal media. Faktor individu dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan hak asasi manusia yang dianut oleh reporter. Faktor level kerutinan media yang digambarkan oleh rapat redaksi yang terjadi pada proses penyusunan pemberitaan. Faktor organisasi berpengaruh secara tidak langsung berupa saran dan usulan dari dewan direksi. Faktor ekstra media yang dipengaruhi oleh dewan pers, sumber berita,iklan, pangsa pasar, dan teknologi. Faktor ideologi Republika Online yaitu mengedepankan kepentingan Islam. Faktor yang paling berpengaruh dominan adalah faktor ekstra media.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Mengenai Pernyataan Donald Trump Kepada Islam di Republika Online”.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa kerap kali datang dan selalu dirasakan.
Namun, berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga
dari berbagai pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan
skripsi ini dan pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,
dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,
terutama kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Suparto, M. Ed,
Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag
selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si
2. Drs. Masran, MA selaku Ketuan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
3. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, selaku pembimbing penulis yang telah
memberikan bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan
keramahannya selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan
dedikasi yang tinggi. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap
aktivitas.
4. Prof. Andi Faisal Bakti, MA, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harap ilmu
yang didapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam urusan
administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur
sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Pihak Republika Online, Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana, Ani
9. dan juga Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja pengaduan
masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers yang telah membantu
penulis untuk dijadikan narasumber dan telah meluangkan waktu serta banyak
memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
10.Orang tua tercinta, Papa Alm. Imam Supardi yang sudah berada di surga dan
senantiasa selalu menjadi panutan bagi penulis atas ketangguhan dan
keberaniannya mengajarkan manis pahitnya kehidupan, juga Mama Susmi
Haryati yang tak lelah merajut doa, memberi dukungan tanpa akhir, dan senyum
penuh ikhlas kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.
11.Sahabat seperjuangan skripsi, Nina Nurlina, Dewi Mufarrikhah, Indah
Noviyanti, Shifa Maharani, Nicky Franida, Nur Triana, Iryanti Rachmaniar,
Agun Akbar, Lidya Ismawatie, Sari Setianingrum dan Tiara Desta Arum yang
telah memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada penulis. Terima kasih
untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama ini terukir.
12.Sahabat-sahabatku, Nurul Ulfah, Panca Ratna Koli, Osiana Nyda Anifa,
Merghita Azahra, Citra Ayu Fajri, Amanah Iqra Amelia, Fabiola Balqies, Dwi
Lestari dan Maulina Rahmatul Azizah yang selalu memberikan semangat dan
motivasi dalam menjalankan skripsi ini.
13.Teman-teman dari KKN Shine, Seta, Yama, Hana, Ratu, Ayub, Adit, Dirga,
Sibon, Fadel, Farhan, Bari, dan Aan. Terima kasih untuk kebersamaan yang
singkat namun kompak. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga silaturahmi.
Juga seluruh teman-teman Komunitas Air film yang banyak memberikan ilmu
14.Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti
ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan
adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan
dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis
sendiri.
Jakarta, 8 Agustus 2016
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D.Metodologi Penelitian ... 8
E. Pedoman Penulisan ... 15
F. Tinjauan Pustaka ... 16
G.Sistematika Penulisan ... 17
BAB II KAJIAN TEORI ... 19
1. Teori Hirarki Pengaruh... 19
a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media ... 21
b. Level Rutinitas Media ... 24
c. Level Pengaruh Organisasi Media ... 27
d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media ... 30
e. Level Pengaruh Ideologi Media ... 34
2. Media Online ... 37
a. Definisi Media Online ... 37
b. Karakteristik Media Online ... 38
3. Konseptualisasi Berita ... 40
a. Definisi Berita ... 40
b. Klasifikasi Berita ... 41
c. Jenis Berita ... 41
BAB III GAMBARAN UMUM ... 43
a. Periode Masa Perjuangan ... 43
b. Periode Masa Kemerdekaan ... 44
c. Periode Masa Orde Baru ... 46
d. Periode Era Reformasi ... 48
2. Profil Republika Online ... 50
a. Sejarah Berdirinya Republika Online ... 50
b. Visi dan Misi Republika Online ... 52
c. Prinsip Dasar Republika Online ... 53
d. Struktur Organisasi Republika Online ... 54
e. Diagram Profil Pembaca Republika Online ... 55
3. Biografi Donald Trump ... 57
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS ... 64
1. Analisis Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam di Republika Online ... 64
a. Level Pengaruh Individu ... 64
b. Level Rutinitas Media ... 69
c. Level Organisasi Media ... 76
d. Level Ekstra Media ... 82
e. Level Ideologi ... 94
2. Intepretasi Data ... 99
BAB V PENUTUP ... 106
A. Kesimpulan ... 106
B. Saran. ... 108
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lingkar Prosedur Pengumpulan Data ... 11
Gambar 1.2 Komponen Analisis Data Model Interaktif ... 14
Gambar 2.1 Model Teori Hirarki Pengaruh Isi Media ... 18
Gambar 2.2 Hubungan Tiga Sumber yang Mempengaruhi Rutinitas Media ... 24
Gambar 3.1 Profil Pembaca RepublikaOnline………..………….47
Gambar3.2 Biografi Donald Trump ……….49
Gambar 4.2 Posisi Republika Online dalam PT. Mahaka Media Tbk ... 70
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online ... 46
Tabel 4.1 Data Reporter Berita Internasional Republika Online ... 57
Tabel 4.2 Presentase Aset PT. Mahaka Media Tbk ... 71
DAFTAR BAGAN
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasca era reformasi bergulir, pers Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat. Bersamaan dengan turunnya pemerintahan presiden Soeharto yang
telah berkuasa selama 32 tahun, pers Indonesia memasuki babak baru dengan
terbukanya pintu kebebasan pers.1 Kebebasan pers merupakan jaminan atas
hak-hak warga untuk memperoleh informasi sebagai dasar guna membentuk
sikap dan pendapat dalam konteks sosial dan estetis yang untuk itu diperlukan
media massa sebagai institusi kemasyarakatan.2 Dengan berjalannya kebebasan
pers, pers Indonesia baik media massa cetak, maupun elektronik baru terus
bermunculan. Setiap media berlomba-lomba untuk menerbitkan berita atau
laporan yang sebelumnya dinilai berisiko karena dianggap mengganggu
stabilitas politik untuk disajikan ke masyarakat. Masyarakat seolah haus akan
berita-berita yang berani bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Seiring perkembangan era digital, media dan teknologi saling
berkaitan. Teknologi dengan kemajuannya yang pesat memberikan pengaruh
yang sangat besar pada perkembangan media. Untuk mempertahankan
eksistensi sebuah media memang bukan hal yang mudah. Media tersebut sudah
1
Jakob Oetama, Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus, (Jakarta: Kompas, 2001), h.44.
harus siap bersaing dengan media lainnya serta intens melakukan berbagai
inovasi. Salah satunya dengan menyuguhkan informasi lewat media online.
Media Online memiliki karakteristik yakni mampu menggabungkan ketiga
jenis unsur teks, audio, dan visual serta perpaduan layanan interaktif, misalnya
pencarian berita baru atau yang telah berlalu, forum diskusi, tanggapan
langsung, dan sebagainya.
Media massa merupakan suatu institusi sosial, menurut Dennis
McQuail media massa memiliki kekuatan besar3, yaitu; Pertama, media massa
dapat menarik perhatian dan memecahkan masalah, karena dengan pemberitaan
yang berkesinambungan, terarah, dan sistematis dapat memengaruhi pilihan,
sikap, dan opini masyarakat. Kedua, media massa dapat memberikan legitimasi
dan status pada seseorang, karena dengan pemanfaatan media yang
disalahgunakan dapat memanipulasi pandangan khalayak terhadap seseorang.
Ketiga, media massa itu merupakan saluran bagi proses persuasi dan mobilisasi,
karena media massa juga bisa membujuk pembaca dengan merangsang emosi,
perasaan serta pikiran mereka lewat berbagai pendapat dan komentar. Keempat,
media massa itu merupakan wahana yang dapat memberikan penghargaan dan
kepuasan kepada publik, karena media dapat menjadi jembatan peralihan antara
masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah.
Dalam memproses sebuah pemberitaan, media tidak luput dipengaruhi
oleh faktor internal maupun eksternal yang disebut sebagai teori Hirarki
Pengaruh Media. Teori ini diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan
Stephen D.Reese. Pandangan ini merupakan teori dalam kajian komunikasi
massa yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi konten media.4
Republika Online adalah salah satu media yang juga tidak luput dari teori
Hirarki Pengaruh Media, karena proses pemberitaan Republika Online melalui
level-level tersebut. Bagaimana faktor internal dan eksternal media dan
seberapa besar keberpihakan media yang dapat memengaruhi suatu
pemberitaan di Republika Online. Hal inilah yang menjadi menarik untuk
diteliti.
Republika Online termasuk salah satu media massa yang berskala
nasional serta berorientasi ke-Islaman. Republika Online diresmikan pada
tanggal 17 Agustus 1995 sekaligus menjadi media online pertama yang bisa
diakses di Indonesia.5 Konten Republika Online beragam dari bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, gaya hidup, hingga khazanah Islam. Republika Online
banyak memasukan unsur Islam dalam pemberitaannya untuk membantu
penyebaran informasi agama Islam di seluruh pelosok dunia. Dan Republika
Online juga mengkritisi hal-hal yang menyudutkan Islam, seperti pemberitaan
Donald Trump yang mengeluarkan pernyataan kontroversialnya terhadap
Islam.
4 Pamela J Shoemaker and Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, (New York, USA: Longman Publisher, 1996), h. 60.
Donald Trump merupakan kandidat presiden Amerika Serikat 2016 dari
partai Republik yang tengah menjadi sorotan karena pernyataannya yang
kontroversial. Pemberitaan mengenai pernyataan rasis Donald Trump yang
ditujukan kepada umat Muslim dalam kampanyenya menyedot perhatian dan
menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dunia. Berbagai
pernyataan Donald Trump yang mendiskreditkan Islam telah menjadi suatu isu
yang polemik.
Trump menyatakan apabila dia terpilih menjadi presiden akan melarang umat muslim masuk ke Amerika Serikat, akan menutup masjid-masjid di Amerika, pernyataan akan membuat aturan yang mewajibkan warga Muslim harus mengenakan identitas khusus agar mudah dipantau, pernyataan bahwa muslim adalah pengacau dunia, dan pernyataan bahwa dia tidak mengenal atlet muslim.6
Donald Trump telah melakukan propaganda dengan mendiskriminasi
umat Islam yang bertujuan untuk kepentingan politiknya. Pernyataan Donald
Trump yang menyudutkan Islam mempunyai dampak yang besar, karena dapat
memicu Islamophobia tidak hanya di Amerika Serikat namun seluruh dunia.
Hal ini berkaitan dengan Indonesia sebagai negara mayoritas pemeluk agama
Islam terbanyak di dunia. Islamophobia di Amerika Serikat telah mencapai titik
kritis dengan terus meningkatnya jumlah tingkat kekerasan dan kebencian yang
dialami oleh Muslim di Amerika Serikat.7
6 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, artikel diakses pada 10 Februari 2016, pukul 13.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ donald-trump-yang-menyakiti-umat-muslim.
Pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasi umat Islam mendapatkan
reaksi keras tidak hanya di Amerika Serikat namun di berbagai negara lainnya.
Pemerintah Inggris mengutuk komentar dari calon presiden Donald Trump
yang mengatakan umat Islam harus dilarang memasuki Amerika Serikat dan
telah dibuat petisi yang berisi pelarangan Donald Trump datang ke negaranya.
Petisi tersebut telah ditanda tangan 250 ribu warga Inggris yang setuju menolak
Trump datang ke Inggris.8 Di Timur Tengah, memutuskan untuk memboikot
seluruh penjualan produk buatan Trump Home yang dimiliki Donald Trump.9
Di Skotlandia, menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mencabut gelar Donald
Trump sebagai duta bisnis untuk Skotlandia. Pencabutan gelar tersebut
dilakukan setelah Trump menyerukan pelarangan imigran Islam datang ke
Amerika Serikat.10 Dan di Indonesia, sudah mengumpulkan sebanyak 46.974
pendukung yang telah menandatangani petisi di Change.org untuk menolak
Donald Trump dan segala bentuk investasi bisnisnya masuk ke Indonesia.11
Pernyataan Donald Trump memiliki keunikan karena sangat jarang
calon presiden Amerika Serikat mengangkat isu yang sangat sensitif dengan
8
Indira Rezkisari, 250 Ribu Orang Inggris Tanda Tangan Tolak Trump ke Negaranya., artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 19.50 WIB dari:http://www.republika.co.id/berita/internasional/ global/250-ribu-orang-inggris-tanda-tangan-tolak-trump-ke-negaranya.
9 Citra Listya Rini, Produk Donald Trump Diboikot di Timur Tengah, artikel diakses pada 11
Februari 2016, pukul 19.50 WIB dari: http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/ donald-trump-diboikot-di-timur-tengah.
10
Teguh Firmansyah, Balasan Skotlandia atas Pernyataan Trump, artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 20.10 WIB dari: http produk-://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/ balasan-skotlandia-atas-pernyataan-trump.
mengeluarkan pernyataan yang menyinggung agama Islam. Tetapi fokus pada
penelitian ini bukan hanya kepada keunikan Donald Trump saja tapi pada saat
pernyataan Trump kepada Islam diberitakan di Republika Online. Dimana opini
publik beranggapan bahwa basis Republika Online ideologinya sering kali
diidentikan dengan Islam.
Pemberitaan Donald Trump ini masuk dalam topik terhangat selama
bulan Desember 2015 di Republika Online dengan tagar “Trump melawan
Islam”. Dan jumlah pemberitaan pada bulan Desember sebanyak 100 artikel. Republika Online memiliki tujuan tertentu dalam mengangkat pemberitaan
pernyataan Donald Trump terhadap Islam selain sebagai wujud protes terhadap
pernyataan Donald Trump juga berusaha melakukan dakwah dengan
membangun simpati rakyat Indonesia, bahwa sebagai Negara yang mayoritas
beragama Islam, perlu menunjukkan sikap bahwa pernyataan dan perilaku
Donald Trump tidak dapat ditoleransi dan merupakan diskriminasi agama yang
melanggar hak asasi manusia. Ketertarikannya peneliti ingin melihat apakah
ada hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump
kepada Islam di Republika Online melalui studi hirarki pengaruh bukan studi
teks.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka disusunlah skripsi ini
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada hal-hal:
a. Penelitian ini memfokuskan diri pada hirarki pengaruh yang
berlangsung pada pemberitaan di Republika Online.
b. Pemberitaan yang diteliti adalah pemberitaan mengenai pernyataan
Donald Trump kepada Islam di Republika Online bulan Desember
2015.
2. Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah dia atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan
Donald Trump kepada Islam di Republika Online?
2. Faktor hirarki pengaruh apakah yang paling dominan dalam
pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di
Republika Online?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan
mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online
b. Untuk mengetahui faktor hirarki pengaruh yang dominan dalam
pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di
Republika Online bulan Desember 2015.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan berguna bagi
pengembangan studi tentang komunikasi massa dengan pendekatan teori
hirarki pengaruh bagi civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
penelitian serupa, memberi gambaran terhadap masyarakat mengenai
pengaruh-pengaruh hirarki yang terjadi pada pemberitaan di sebuah
media, dan mendorong khalayak bersikap kritis terhadap berita yang
dimuat di media massa.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis
hasil konstruksi. Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan
media sebagai aktivitas konstruksi sosial.12
Dengan demikian paradigma ini ingin mengungkapkan makna yang
tersembunyi dibalik sebuah realitas. Paradigma konstruktivis digunakan
untuk melihat bagaimana realitas mengenai pemberitaan pernyataan Donald
Trump kepada Islam di Republika Online.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat, mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diteliti.13 Penelitian ini akan menjelaskan sedalam-dalamnya
data dengan teori yang digunakan yaitu hirarki pengaruh media.
Jenis metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus
(case study). Menurut John W. Creswell, studi kasus merupakan strategi
penelitian, dimana peneliti menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu.14 Kasus-kasus dibatasi
oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo, cet-3, 2004), h. 204.
13Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h. 9-10.
lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
berdasarkan waktu yang telah ditentukan.15 Dilihat dari objek penelitiannya,
jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrinsic case
study, jenis studi kasus ini digunakan untuk memahami secara lebih baik, ini
dilakukan atas dasar peneliti ingin mengetahui secara intrinsik fenomena,
keteraturan, dam kekhususan kasus, bukan untuk alasan lainnya.16
Dalam menjelaskan hasil analisis ini peneliti menggunakan analisis
eksplanatif adalah penelitian yang berusaha menjawab dan menjelaskan
dengan krisis dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang secara mendalam.17 Peneliti menyelidiki pengaruh-pengaruh yang
terjadi pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam
di Republika Online pada bulan Desember 2015.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan
(purposive sampling).18 Penulis memilih subjek yang dianggap memiliki dan
dapat memberikan data serta informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
15
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, h.19. 16 Agus Salim, Teori dan Paradigma Peneliatian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.119.
17 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN Press, cet-2, 2000), h.61-62.
Subjek utama dalam penelitian ini adalah pekerja media di Republika
Online diantaranya adalah Gita Amanda selaku reporter berita internasional,
Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana, dan Ani Nursalikah selaku
redaktur berita internasional yang yang terlibat dalam pembuatan berita
mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pada bulan Desember
2015. Untuk mengkaji level ekstra media peneliti melakukan wawancara
dengan anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat dan penegakan etika
pers, Dewan Pers yaitu Sabam Leo Batubara.
Objek dalam penelitian adalah faktor-faktor hirarki pengaruh dalam
pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:
a. Pada tanggal 03 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, peneliti melakukan
wawancara dengan Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana di
kantor Republika Online yang terletak di Jln. Warung Buncit Raya, Jakarta
Selatan.
b. Pada tanggal 09 Mei 2016 pukul 14.25 WIB, peneliti melakukan
wawancara dengan Ani Nursalikah selaku redaktur berita internasional.
Dan pada hari yang sama pukul 15.30 WIB, peneliti juga melakukan
wawancara dengan Gita Amanda selaku reporter di kantor Republika
Online yang terletak di Jln. Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan.
c. Pada tanggal 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB, peneliti melakukan
pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers di Gedung
Dewan Pers, Jln. Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
5. Tahapan Penelitian Data
a. Pengumpulan Data
Dalam pengambilan data Creswell membingkai suatu prosedural proses
pengumpulan data berbentuk circle.
Gambar 1.1
Lingkar Prosedur Pengumpulan Data (a data collection circle)19
Model lingkaran pengumpulan data dari Creswell di atas bermakna
bahwa sebuah penelitian yang dilakukan tidak bisa terpisah, melainkan satu
sama lain saling berhubungan dan menjadi kesatuan yang utuh. Lingkaran
Creswell juga bermakna bahwa suatu penelitian jika sudah sampai pada
19Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 15.
suatu tahap tertentu memungkinkan untuk kembali lagi ke tahap
sebelumnya. Maka dari itu Creswell menggambarkan penelitian ini sebagai
bentuk lingkaran, bukanlah sebuah garis linier.
Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik antara lain
studi dokumentasi, studi literatur penelitian terdahulu dan melakukan
wawancara terstruktur.
a. Wawancara
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode wawancara, suatu teknik yang dianggap
tepat dalam mendapatkan informasi. Karena itu, peneliti melakukan
wawancara bebas terpimpin (semi structured interview), yaitu wawancara
dengan menggunakan interview guide atau pedoman wawancara yang
dibuat berupa daftar pertanyaan.20 Wawancara dilakukan secara bebas,
tetapi menggunakan pedoman wawancara yang baik dan benar agar
pertanyaan terstruktur dan terarah.
Peneliti telah melakukan wawancara dengan Gita Amanda selaku
reporter berita internasional, Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana,
Ani Nursalikah selaku redaktur berita internasional di Republika Online, dan
Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat
dan penegakan etika pers, Dewan Pers.
b. Dokumentasi
20
Dokumentasi merupakan salah satu metode penelitian kualitatif dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau
orang lain tentang subjek. Pengamatan berperan serta dan wawancara
mendalam dapat pula dilengkapi dengan analisis dokumen seperti
otobiografi, memoar, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan,
berita koran, artikel majalah, brosur, buletin, dan foto-foto.21 Dalam
penelitian ini data dokumen diperoleh dari mengkaji dokumen yang dimiliki
media Republika Online baik tertulis, gambar atau foto, grafik dan lain
sebagainya. Ada juga data yang bersumber dari buku, majalah, dan internet
berupa artikel-artikel media massa yang ada keterkaitannya dengan materi
penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan sebagai data untuk peneliti.
6. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya, peneliti menyusun data yang ada agar sistematis.
Komponen analisis data secara interaktif saling berhubungan selama dan
sesudah pengumpulan data. Karakter yang demikian menjadikan analisis
data kualitatif disebut model interaktif.
Gambar 1.2
Komponen Analisis Data Model Interaktif22
21 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2007),h. 195.
22
Proses-proses analisis kualitatif dapat dijelaskan ke dalam langkah berikut:
a) Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang
relevan dengan hirarki pengaruh pada pemberitaan mengenai pernyataan
Donald Trump kepada Islam di Republika Online pada bulan Desember
2015.
b) Tahap kedua adalah penyajian data setelah data mengenai hirarki pengaruh
pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di
Republika Online pada bulan Desember 2015 diperoleh, maka data tersebut
disusun dalam bentuk narasi, gambar, tabel, diagram, dan sebagainya.
c) Tahap ketiga adalah penyimpulan atas data yang disajikan.
E. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyajian Data Pengumpulan Data
F. Tinjauan Pustaka
Peneliti telah melakukan tinjauan pada beberapa hasil penelitian
terdahulu di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
maupun di Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
ini. Peneliti tidak menemukan penelitian yang berkaitan dengan hirarki
pengaruh pemberitaan Donald Trump terhadap Islam di media Republika
Online. Namun ada penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti
lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Syadiah, mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2012 Dengan judul “Hirarki Pengaruh
Dalam Proses Penyeleksian Berita : Studi Pada Kebijakan Redaksi Liputan 6
SCTV ”. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode fenomenologi, sementara jenis penelitian yang akan peneliti gunakan
adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian yang
dilakukan oleh Halimatus Sa’diyah lebih kepada faktor apa yang memengaruhi proses penyeleksian berita yang terjadi di media elektronik yaitu pada program
Liputan6, sedangkan peneliti lebih kepada faktor-faktor apa saja yang memberi
pengaruh pada pemberitaan Donald Trump terhadap Islam di media online
yaitu pada pemberitaan media Republika Online edisi Desember 2015.
Peneliti lain juga dilakukan oleh Fahdi Fahlevi, mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam tahun 2013. Dengan judul “Hirarki Pengaruh Pemberitaan
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberitaan
Ahmadiyah di Majalah Tempo selama sebulan. Bedanya dengan peneliti yaitu
teknik pengumpulan data, metode penelitian, penelitian partisipatoris, dan
objek yang dipilihnya.
Serta penelitian yang disusun oleh Destri Lantika Asti, mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2014. Dengan judul “Hirarki Pengaruh
Dalam Talkshow Sarah Sechan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hirarki pengaruh dan faktor-faktor apa yang memengaruhi konten
dalam talkshow Sarah Sechan. Perbedaan dengan peneliti adalah objek yang
diteliti yaitu media televisi, sedangkan peneliti menggunakan media online.
Dan kontennya itu berupa talkshow, sedangkan peneliti pemberitaan sebagai
objek penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam memahami pembahasan dalam penelitian ini, peneliti
membagi dalam lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN membahas tentang Latar Belakang Masalah. Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sitematika
Penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI mengurai tentang kajian teori Hirarki Pengaruh yang dikenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan
Konseptualisasi berita.
BAB III GAMBARAN UMUM menjelaskan tentang sistem dan iklim pers di Indonesia, profil sejarah berdirinya Republika Online,
struktur organisasi Republika Online, visi dan misi Republika
Online, profil Donald Trump.
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS mengulas analisis dan intepretasi data yang diperoleh dari Republika Online terkait
faktor-faktor hirarki pengaruh yang memengaruhi pemberitaan
mengenai pernyataan tentang Donald Trump kepada Islam.
19 BAB II
KAJIAN TEORI
1. Teori Hirarki Pengaruh
Teori Hirarki Pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J
Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menjelaskan tentang pengaruh
terhadap isi dari dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan
eksternal. Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi
media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media (individual level), pengaruh
dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media
(organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang
terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level).23
Gambar 2.1
Model Teori Hirarki Pengaruh Isi Media
Individual Level
Media Routine Level
Organization Level
Extra Media Level Ideological Level
Sumber: Shoemaker, 1996:60
Asumsi dari teori ini adalah bagaimana pesan media yang disampaikan
kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media
dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh dari internal media
berhubungan dengan kepentingan dari pemilik media, individu wartawan
sebagai pencari berita, dan rutinitas organisasi media sehari-sehari. Pengaruh
faktor eksternal media yang ikut mempengaruhi konten media adalah para
pengiklan, pangsa pasar, kontrol pemerintah, dan faktor eksternal lainnya.
Shoemaker dan Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau
agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar
organisasi media.24 Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan
perpaduan dari program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta
pengaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti
individu-individu berpengaruh secara sosial, kontrol pemerintah, pemasang
iklan dan sebagainya.25
Dalam teori ini akan terlihat seberapa besar hirarki pengaruh dalam sebuah
berita pada tiap-tiap level yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan
Stephen D. Reese. Lebih lanjutnya peneliti akan membahas setiap level dalam
teori hirarki pengaruh media, yaitu:
24Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence
on Mass Media Content ,h. 64.
a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media
Pengaruh individu merupakan pengaruh pertama pada sebuah pemberitaan
di sebuah media. Pengaruh ini biasa digambarkan kepada seorang wartawan
atau reporter. Arah pemberitaan suatu media dan unsur-unsur yang diberitakan
tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor seorang wartawan atau reporter,
karena dalam hal ini mereka terjun langsung mencari, mengumpulkan, dan
membuat berita. Pada pembahasan ini mendiskusikan tentang potensi yang
mempengaruhi isi dari sebuah media massa dilihat dari faktor intra seorang
jurnalis. Faktor-faktor seperti faktor latar belakang dan karakteristik dari
seorang pekerja media atau jurnalis, perilaku, nilai dan kepercayaan dari
seorang jurnalis dan yang terakhir adalah profesionalitas dan kode etik yang
diikuti oleh seorang wartawan atau reporter.26
Faktor pertama adalah faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang
pekerja media menurut Shoemaker dan Reese dibentuk oleh beberapa faktor
yaitu masalah gender atau jenis kelamin dari jurnalis, etnis, orientasi seksual,
faktor pendidikan dari jurnalis.27 Faktor-faktor latar belakang dan karakteristik
dari seorang pekerja media tersebut sedikit banyak dapat mempengaruhi
individu seorang jurnalis.
26Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence
on Mass Media Content ,h. 66.
27
Faktor pertama yang membentuk individu adalah latar belakang dan
karakteristik seorang jurnalis dilihat dari segi pendidikan seorang jurnalis.
Banyak perdebatan mengenai kompetensi seorang jurnalis dilihat dari segi
pendidikan. Ini dikarenakan jurusan pendidikan yang diambil seorang jurnalis
ketika di bangku kuliah dapat mempengaruhi pemberitaan sebuah media.
Faktor pendidikan dan karakteristik ini sangat memengaruhi individu seorang
pekerja media kepada penulisan berita yang akan disajikan. Ilmu yang
didapatkan oleh seorang jurnalis sangat memengaruhi hasil penulisan sebuah
berita yang disajikan olehnya, karena ilmu yang didapat sebelumnya dapat
menentukan kualitas sebuah pemberitaan. Dalam atau tidaknya sebuah
pemberitaan juga ditentukan oleh latar belakang pendidikan dan karakteristik
jurnalis.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan antara seorang pekerja media yang
mendapatkan ilmu jurnalistik dan disiplin ilmu lainnya. Kelebihan seorang
pekerja media yang mendapat ilmu jurnalistik di bangku perkuliahannya yaitu
lebih unggul dalam teknik penulisan berita, baik dalam penulisan straight news,
feature atau jenis berita lainnya. Sedangkan seorang pekerja media yang
mendapat disiplin ilmu lain di luar dari ilmu jurnalistik, lebih unggul dalam
materi atau bidang berita yang ditekuninya.
Faktor kedua yang dapat membentuk faktor individual level adalah faktor
kepercayaan, nilai-nilai dan perilaku pada seorang jurnalis. Faktor-faktor ini
juranalis. Karena segala pengalaman dan nilai-nilai yang didapatkan secara
tidak langsung dapat berefek pada pemberitaan yang dikonstruk oleh seorang
jurnalis. Sebagai contoh, pendidikan terakhir, lingkungan tempat jurnalis
dibesarkan, dan karakteristik pribadi jurnalis akan mempengaruhi sikap, nilai,
dan keyakinan yang dipegangnya selama menjadi seorang jurnalis dan juga
akan mempengaruhi pengalaman sebagai seorang jurnalis. Pengalaman selama
menjadi jurnalis kemudian membentuk bagaimana peranan dan etika jurnalis
yang secara langsung mempengaruhi isi media.
Faktor ketiga yang membentuk individu adalah profesionalitas dan kode
etik yang diikuti oleh seorang wartawan atau reporter.28 Wartawan dituntut
untuk bekerja secara professional dan sesuai dengan kode etik yang berlaku
dalam mencari sebuah berita. Sehingga berita yang dikemas oleh wartawan
akan berimbang, akurat, dan faktual.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Shoemaker dan Reese di atas
bahwa nilai, perilaku dan kepercayaan yang dianut oleh sang jurnalis sebagai
pencari berita tidak terlalu memberikan efek yang terlalu besar kepada sebuah
pemberitaan, dikarenakan kekuatan yang lebih besar dari level organisasi media
dan rutinitas media. Tetapi sedikit banyak faktor nilai, kepercayaan dan
perilaku dari sang jurnalis dapat mempengaruhi sebuah pemberitaan.29
28Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence
on Mass Media Content ,h. 81.
29
b. Level Rutinitas Media
Pada level ini mempelajari tentang efek pada pemberitaan dilihat dari sisi
rutinitas media. Rutinitas media merupakan kebiasaan sebuah media dalam
pengemasan sebuah berita menjadi terpola, sudah dipraktekan oleh pekerja
media, dan terjadi secara berulang-ulang. Rutinitas dari sebuah media memiliki
pengaruh yang penting pada produksi isi simbolik karena menentukan
bagaimana bentuk produk yang dihasilkan oleh media.30 Pengaruh rutinitas ini
membuat seorang pekerja media menjalankan tugas-tugasnya dengan
menggunakan aturan baku di mana ia bekerja. Sebagai bagian dari kelompok,
seorang jurnalis akan bertindak sesuai dengan bagian atau norma yang berlaku
di kelompoknya. Norma dan aturan tersebut mengatur bagaimana mereka harus
bertindak. Karena itu isi media juga dipengaruhi oleh rutinitas secara
berkelanjutan dilakukan oleh media tersebut.31
Sebagai contoh, media menerapkan aturan penulisan dengan gaya
bahasa baku dalam membuat naskah berita, namun seorang jurnalis dalam
menjalankan tugasnya sebaliknya menggunakan bahasa yang frontal. Saat
berada di redaktur maka naskah berita tersebut tidak akan lolos karena tidak
sesuai standarisasi di media tersebut. Jurnalis harus mengikuti prosedur dan
30Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences
on Mass Media Content, h. 137.
31
aturan yang berlaku di media tersebut. Hal inilah yang disebut dengan media
rutin yang memengaruhi konten media.
Media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber
berita (suppliers), organisasi media (processor), dan audiens (consumers).
Ketiga unsur ini saling berhubungan dan berkaitan dan pada akhirnya
membentuk rutinitas media yang membentuk pemberitaan pada sebuah
media.32 Tiga unsur ini saling berhubungan, berkaitan dan membentuk
kerutinan media yang membentuk pemberitaan pada sebuah media, seperti
skema gambar dibawah ini:
Gambar 2.2
Hubungan Tiga Sumber yang Mempengaruhi Rutinitas Media Process of Production of Symbolic Content
Sumber: Shoemaker, 1996:109.
Pertama, unsur audiens berpengaruh dalam level media rutin, dikarenakan
pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan disampaikan kepada audiens.
Keuntungan yang akan diperoleh media bergantung kepada minat audiens. Oleh
32
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.109.
Media Organization Processing
Sources
Suppliers Consumers Audience
karena itu media harus memperhatikan salah satunya adalah nilai berita yang akan
diberitakan sebuah media.33 Media mempunyai tugas dalam mengemas suatu
pemberitaan menjadi sebuah struktur cerita. Pada media online contohnya sebuah
cerita pada media online harus mudah dibaca dan harus memiliki kaitan dengan
sebuah cerita yang dapat menarik perhatian langsung audiens terhadap sebuah
pemberitaan. Sebuah cerita pada pemberitaan merepresentasikan proses rutinitas
dan membimbing reporter untuk menentukan mana fakta yang bisa
ditransformasikan menjadi sebuah komoditas pemberitaan.34
Di satu sisi, media mempunyai kewajiban untuk selalu memberikan
pemberitaan yang objektif, faktual, dan terpecaya dalam mengemas sebuah berita.
Di sisi lain, media mempunyai fungsi untuk menghibur audiens dengan mensajikan
konten yang menarik. Jadi pemberitaan sebuah media juga tidak selalu mengikuti
apa kemauan dari audiens tapi juga mengikuti fakta-fakta apa saja yang berkembang
di lapangan, dan inilah yang membentuk pemberitaan di sebuah media pada unsur
audiens di level media rutin.
Kedua, unsur organisasi media (proccessing). Unsur ini paling berpengaruh
pada organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut sebagai
“gatekeeper”.35 Seorang editor pada setiap media adalah orang yang menentukan
mana berita yang layak untuk diterbitkan mana yang tidak. Hasil pencarian berita
33
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.110.
34Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence
on Mass Media Content, h.114.
35
oleh wartawan akan diputuskan oleh editor di meja redaksi. Sang editorlah yang
menentukan berita mana yang layak untuk diterbitkan. Kebijakan dari editorlah
yang menentukan kerutinan sebuah media dalam menentukan pemberitan. Jenis dari
media juga ikut memengaruhi kerutinan sebuah media yang pada akhirnya juga
berpengaruh pada isi dari media.
Ketiga, unsur sumber berita (suppliers). Sumber berita adalah berita atau
informasi yang didapatkan oleh jurnalis dalam pencarian berita di lapangan.
Ketergantungan sebuah media dengan sebuah berita sedikit banyak dapat
mempengaruhi sebuah pemberitaan. Sumber berita biasanya adalah lembaga
pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, partai politik dan lain
sebagainya. Lembaga-lembaga ini ikut memengaruhi pemberitaan sebuah media,
karena terkadang lembaga yang menjadi sumber berita memberikan pesanan kepada
wartawan agar berita yang keluar dari sebuah media tidak bertentangan dengan
lembaganya. Disinilah terjadi keterkaitan antara antara sumber berita dengan media
yang mencari berita. Sebuah media mendapatkan bahan berita dengan mudah
sedangkan sebuah lembaga mendapatkan pencitraan yang baik tentang lembaganya.
c. Level Pengaruh Organisasi Media
Level ketiga dalam teori hirarki pengaruh media adalah level organisasi media.
Pada level ini peneliti akan membahas pengaruh organisasi pada sebuah media
kepada sebuah pemberitaan. Level organisasi ini berkaitan dengan struktur
manajemen organisasi pada sebuah media, kebijakan sebuah media dan tujuan
level individu dan level media rutin, level organisasi lebih berpengaruh dibanding
kedua level sebelumnya.36 Ini dikarenakan kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik
media melalui editor pada sebuah media. Pengaruh dari kepemilikan media terhadap
konten media menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media.37 Jadi
penentu kebijakan pada sebuah media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap
dipegang oleh pemilik media.38
Pembahasan tentang level pengaruh organisasi ini, biasanya membahas
tentang kepemilikan. Sebuah struktur manajemen media yang biasanya dijatuhkan
pada owner, misalnya contoh ada seorang politikus yang mempunyai suatu media
dan sedang melakukan kampanye, maka ia secara tidak langsung dapat menguasai
media. Berita-berita yang bersangkutan tentangnya harus berita yang positif, tidak
ada berita negatif yang akan disajikan oleh media tentangnya. Semua itu dilakukan
untuk sebuah bentuk pencitraan agar menarik simpati publik. Hal demikian bisa
terjadi karena pemegang kekuasaan tertingggi yang sekaligus ikut memengaruhi isi
media adalah owner. Pengaruh dari kepemilikan media terhadap konten media ini
menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media.39 Demikian juga
dikarenakan kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui editor pada
36
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.140.
37Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of
Influence on Mass Media Content, h.140.
38
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.140.
39
sebuah media. Jadi penentu kebijakan pada sebuah media dalam menentukan sebuah
pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media.
Setiap media mempunyai tujuan untuk mencari profit yang banyak. Tujuan
dari profit ini selain untuk menjalankan organisasi dan kelangsungan sebuah media,
juga berkaitan dengan keuntungan yang akan didapat dari sebuah media. Faktor
ekonomi yang memberikan keuntungan pada sebuah media, dalam hal ini contohnya
seperti iklan. Iklan merupakan sumber utama untuk menghidupi media. Dari iklan
juga media bisa melangsungkan hidupnya untuk terus terbit dan memproduksi
berita. Selain itu, terkadang pemilik sebuah media memiliki afiliasi politik atau
merupakan pemimpin sebuah partai politik. Hal inilah yang memengaruhi
pemberitaan sebuah media karena berkaitan dengan kepentingan politik pemilik
media.
Dalam organisasi media terdapat tiga tingkatan umum. 40 Tingkatan pertama
ialah pekerja garda depan yang terdiri dari pekerja lapangan seperti penulis, reporter,
staf kreatif yang bertugas mengumpulkan dan mengemas bahan mentah. Sedangkan
tingkatan menengah terdiri dari manajer, editor, produser dan lembaga yang
berhubungan dengan tingkatan lainnya yang bertugas mengkoordinasikan proses
dan menjembatani komunikasi antara posisi atas dan bawah dalam organisasi. Dan
level yang teratas adalah korporasi media yang membuat kebijakan organisasi,
membuat anggaran, mengambil keputusan-keputusan penting, melindungi
40
perusahaan dari kepentingan politik dan komersial, dan saat dibutuhkan melindungi
pekerjanya dari tekanan luar.
Walaupun level ini tidak terlalu dikaji lebih dalam teori hirarki pengaruh media
tetapi level organisasi pada teori ini memiliki banyak unsur yang harus dikritisi,
seperti stuktur organisasi media, kebijakan pada sebuah media dan metode dalam
menetapkan kebijakan.41 Hal ini dikarenakan kebijakan perusahaan yang bersifat
mengikat dan dapat mempengaruhi konten dari sebuah media. Di satu sisi, sifatnya
mengikat para pekerja media untuk mencari pemberitaan yang menguntungkan,
namun di sisi lain tujuan keuntungannya sebuah perusahaan turut mempengaruhi
konten dari sebuah media. Titik fokus level ini adalah pada pemilik atau pemimpin
media yang menentukan kebijakan sebuah media.
d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media
Level keempat dari teori hirarki Pengaruh Media adalah level pengaruh dari
luar organisasi media yang biasa disebut juga extra media level. Extra media level
adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar organisasi media
itu sendiri. Pengaruh-pengaruh dari media itu berasal dari sumber berita, pengiklan
dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.42
Sumber berita memiliki efek yang sangat besar pada konten sebuah media
massa, karena seorang jurnalis tidak menyertakan pada laporan beritanya apa yang
41Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence
on Mass Media Content, h.172.
42
mereka tidak tahu.43 Hal ini disebabkan juga karena seorang jurnalis mendapatkan
berita dari berbagai macam sumber, bisa dari sumber resmi pemerintah, laporan
masyarakat, konferensi pers, dan lain sebagainya.Setiap sumber memiliki sudut
pandang yang berbeda sehingga memberikan informasi yang berbeda-beda pula,
kemungkinan sumber berita yang didapat juga bertentangan dan tidak akurat.44
Contohnya adalah seorang jurnalis hampir tidak pernah menjadi saksi mata sebuah
kecelakaan kereta api. untuk mendapatkan sebuah berita mereka mendapatkan
informasi dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada di tempat kejadian, dari
sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas stasiun dan dari advokasi
keselamatan konsumen.
Contoh di atas menjelaskan bahwa media yang diberitakan oleh seorang
jurnalis dapat dibentuk oleh sumber berita.Karena sudut pandang yang berbeda
dari sumber berita itu sendiri. Bahkan kadang sumber berita juga bisa menjadi bias
bagi sebuah berita karena sumber berita juga bisa bohong terhadap seorang jurnalis
dalam sebuah wawancara. Disinilah tugas seorang jurnalis dituntut untuk bisa
mensinkronisasikan informasi-informasi yang berbeda tersebut menjadi sebuah
berita yang lengkap dan terpercaya.
Unsur selanjutnya dari level ekstra media adalah unsur pengiklan dan
pembaca. Unsur ini sangat berpengaruh dalam level ekstra media karena iklan dan
43
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.178.
44
pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media, kedua unsur inilah yang
membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan dari sebuah media. Maka
dari itu media mencoba menyesuaikan pola konsumen yang ingin dicapai oleh para
pengiklan untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Menurut J. H.
Altschull yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese :
Sebuah konten dari pers secara langsung berhubungan dengan kepentingan yang membiayai sebuah pers. Sebuah pers diibaratkan sebagai peniup terompet, dan suara dari terompet itu dikomposisikan oleh orang yang membiayai peniup terompet tersebut. Ini bukti secara substansial bahwa isi dari media secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengiklan dan pembaca.45
Pengaruh pemasangan iklan juga terlihat pada isi media yang dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki pola-pola yang sama dengan pola konsumsi
target konsumen.46 Dalam hal ini media mencoba menyesuaikan pola konsumen
yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan keuntungan yang
sangat besar. Iklan yang dipasang juga menggunakan kekuatan modal dari
pengiklan yang secara langsung ikut membiayai sebuah media, agar konten dari
media tidak bertentangan dengan kepentingan citra dari produk yang diiklankan.
Unsur berikutnya dari level ekstra media adalah kontrol dari pemerintah.
Dalam dunia pers, ada peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk mengatur media di Indonesia. Aturan- aturan tersebut harus
dipatuhi oleh media, karena sedikit banyaknya aturan yang ditetapkan oleh
pemerintah dapat memengaruhi konten media. Kontrol dari pemerintah biasanya
45
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.199.
berupa kebijakan peraturan perundang-undangan atau lembaga negara yang
mengatur segala hal, misalnya Dewan Pers. Peraturan yang dibuat dilatarbelakangi
juga oleh hukum tentang SARA. Media tidak boleh menerbitkan tulisan yang
menyinggung suku, agama, dan ras. Penguasa atau pemerintah memberikan
pengaruh besar kepada isi pesan media. Kekuatan media dalam membentuk
agenda publik sebagian tergantung pada hubungan media yang terjalin oleh
kelompok elit. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit di
pemerintahan, maka kelompok tersebut akan memengaruhi apa yang harus
disampaikan oleh media.47
Unsur keempat yang dapat memengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media
adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang
komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk
mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan.48 Hal ini membuat setiap
media berlomba-lomba mendapatkan keuntungan dengan merebut perhatian para
audiens dan pengiklan melalui konten dari media itu sendiri. Komunitas media
dimana media tersebut juga dapat mempengaruhi konten dari media itu sendiri.
Komunitas media adalah lingkungan dimana media tersebut beroperasi, dan
komunitas ekonomi tersebut sama seperti masalah sosial yang dapat berefek
terhadap media itu sendiri.49
47Morissan, Teori Komunikasi Massa, h.48.
48 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.199.
Unsur yang terakhir yang membentuk efek dari luar organisasi media pada
sebuah pemberitaan adalah teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan
pengaruh bagi konten media. Media harus memanfaatkan teknologi dengan
melakukan inovasi, misalnya dengan menyuguhkan informasi lewat media online.
Dengan adanya teknologi dapat membantu dalam pekerja media dalam
melaksanakan tugasnya.50 Pertama, komputer membantu editor dan penyunting
berita untuk menyiapkan grafik informasi yang bisa memberikan pemberitaan
yang lebih baik. Kedua, teknologi pada komputer dapat membuat kualitas foto
yang lebih baik bagi media cetak. Ketiga, reporter menggunakan komputer untuk
mengakses data dan menggunakan informasinya untuk menyiapkan berita yang
lebih baik. Keempat, sebuah media cetak dapat membuat halaman dengan
komputer, dan editor dapat memiliki kontrol yang lebih terhadap desain dari
halaman.
Faktor-faktor dari luar media yang telah disebutkan diatas memiliki
kekuatan yang tidak hanya bersifat profit namun juga politik yang pada akhirnya
akan memengaruhi bagaimana seharusnya berita disajikan. Maka dari itu, setiap
media harus memerhatikan isi berita yang disajikan agar tetap sejalan dengan
faktor-faktor dari luar media dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
media.
e. Level Pengaruh Ideologi Media
Level yang terakhir pada teori Hirarki Pengaruh Pamela J. Shoemaker dan
Stephen D. Reese adalah level pengaruh ideologi pada konten media. Pada level
ini kita membahas ideologi yang diartikan sebagai kerangka berpikir tertentu yang
dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka
menghadapinya. Pembahasan pada level ini juga mempelajari hubungan antara
pembentukan sebuah konten media nilai-nilai, kepentingan dan relasi kuasa media.
Berbeda dengan level pengaruh media sebelumnya yang tampak konkret, level
ideologi ini abstrak. Level ini berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang
dalam menafsirkan realitas dalam sebuah media.
Setiap media massa memiliki ideologi yang mereka pegang sebagai landasan
pedoman dalam berpikir dan mengambil keputusan. Pada level ini terlihat
bagaimana media berfungsi sebagai penyalur dari sebuah kepentingan tertentu
yang kuat di masyarakat. Bagaimana media rutin, nilai-nilai, dan struktur
organisasi bersatu untuk mempertahankan ideologi yang dominan yang dapat
membentuk karakter sebuah media. Ideologi bukan sesuatu yang berada di
belakang sebuah media, tetapi ia ada sebagai sesuatu yang tumbuh secara natural.51
Pada level ini juga akan dibahas lebih luas mengenai bagaimana kekuatan
kekuatan yang bersifat abstrak seperti ide memengaruhi sebuah media terutama
ide kelas yang berkuasa. Fokus pada level ini melihat bagaimana ideologi kelas
yang berkuasa memengaruhi sebuah pemberitaan bukan dengan kepentingan yang
bersifat individu atau yang bersifat mikro tetapi kepentingan kelas yang
berkuasa.52
Media memiliki kekuasaan ideologis sebagai mekanisme ideologi sosial dan
fungsi kontrol sosial.53 Media dapat menyampaikan suatu bahasa sebagai alat
dominasi, sehingga terdapat suatu hubungan antara media dengan kelompok elit
yang berkuasa. Setiap media mempunyai ideologi yang berbeda-beda.
Sebagaimana pandangan para pemikir Marxis klasik yang memandang bahwa
media sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan media menyebarkan
ideologi dari dorongan yang berkuasa dalam masyarakat dang dengan demikian
menindas golongan-golongan tertentu.54 Media memiliki andil besar dalam
menyalurkan gagasan-gagasan kelas yang dominan sebagai cara untuk mengusai
kelas yang tertindas. Situasi ini terjadi karena media memiliki kuasa di balik media
yang mempengaruhi sebuah pemberitaan.
Level ideologi ini dibandingkan dengan level-level lain cenderung lebih abstrak
karena berhubungan dengan cara sesorang menafsirkan realita. Ideologi yang dianut
dari media dapat tercermin dari berita yang dibuatnya. Ada media yang dengan
terang memunculkan ideologinya, namun ada juga media yang tidak menonjolkan
ideologinya secara jelas. Kembali lagi semua tergantung kepada kebijakan media.
52Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.224.
53Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.225.
2. Media Online
a. Definisi Media Online
Seiring perkembangan era digital, media dan teknologi saling berkaitan.
Teknologi dengan kemajuannya yang pesat memberikan pengaruh yang sangat
besar pada perkembangan media. Untuk mempertahankan berdirinya sebuah media
memang bukan hal yang mudah. Media tersebut sudah harus siap bersaing dengan
media lainnya serta intens melakukan berbagai inovasi. Salah satunya dengan
menyajikan informasi lewat media online. Media Online memiliki karakteristik
yakni mampu menggabungkan ketiga jenis unsur teks, audio, dan visual serta
perpaduan layanan interaktif, misalnya pencarian berita baru atau yang telah berlalu,
forum diskusi, tanggapan langsung, dan sebagainya.
Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia
atau yang sering kita sebut dengan internet. Salah satu web yang telah mengalami
pertumbuhan pesat saat ini adalah berita online, seperti halnya, Republika Online
(ROL), Detik.com, Viva News.com dan sebagainya. Bahkan Media online kini
diaplikasikan ke dalam bentuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan
instagram sehingga dapat diakses oleh pengguna jejaring sosial
Penemuan World Web Wide (WWW) membuat revolusi besar-besaran di
bidang jurnalisme dengan munculnya Online (cyber) journalism.55 Sebuah kejadian
yang ditulis di internet beberapa detik kemudian telah tersebar ke seluruh dunia.
Misalkan, peristiwa bom di Jakarta, beberapa saat kemudian hasilnya bisa diakses