• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Tenaga Kerja Pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Pt Perkebunan Nusantara Xii, Bondowoso, Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Tenaga Kerja Pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea Arabica L.) Di Kebun Kalisat Jampit, Pt Perkebunan Nusantara Xii, Bondowoso, Jawa Timur"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN TENAGA KERJA PADA PEMELIHARAAN

TANAMAN MENGHASILKAN KOPI (

Coffea arabica

L.)

DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PT PERKEBUNAN

NUSANTARA XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

LERRY DANIEL PARLINDUNGAN SORMIN

A24110088

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Lerry Daniel P Sormin

(4)
(5)

ABSTRAK

LERRY DANIEL P SORMIN. Manajemen Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur. Dibimbing oleh AHMAD JUNAEDI.

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang penting untuk dikembangkan karena memberikan devisa bagi negara dan membuka lapangan pekerjaan. Tujuan melakukan magang adalah mempelajari teknik budidaya, menambah keterampilan dan pengalaman manajerial di perkebunan kopi, khususnya pada aspek manajemen tenaga kerja. Kegiatan magang dilakukan mulai 9 Februari sampai 9 Juli 2015. Selama magang, program yang dilakukan adalah satu bulan menjadi karyawan harian lepas, satu bulan menjadi asisten mandor, dan dua bulan menjadi asisten kepala tanaman. Data dan informasi didapatkan dari kegiatan lapangan dan dokumen perusahaan. Realisasi kegiatan pemeliharaan masih berubah dari jadwal yang ditentukan dan masalah ketidakhadiran tenaga kerja yang dapat menghambat pekerjaan. Jumlah tenaga kerja di Kebun Kalisat Jampit pada bulan April sebanyak 945 orang. Indeks Tenaga Kerja (ITK) yaitu 0.66 orang ha-1, sedangkan norma ITK untuk perkebunan kopi adalah 1.38 orang ha-1. Tenaga kerja paling banyak digunakan pada kegiatan wiwil halus. Hubungan korelasi yang nyata terhadap prestasi kerja dimiliki oleh kelompok usia pada pemupukan dan pengendalian gulma kimia serta lama masa kerja pada pengendalian gulma secara kimiawi. Lama masa kerja tidak berkorelasi nyata terhadap prestasi kerja pada kegiatan pemupukan, pengendalian gulma manual, dan wiwil halus; seluruh tingkat pendidikan, serta kelompok usia pada pengendalian gulma manual. Tenaga Pemanen masih banyak melakukan kesalahan dalam memetik buah kopi, hal ini disebabkan kurang teliti dalam memetik dan harga upah yang rendah untuk hasil panen. Data di lapangan menunjukkan bahwa hubungan antara usia, lama masa kerja, dan tingkat pendidikan tidak berkorelasi nyata terhadap prestasi kerja pemanen.

Kata kunci: lama bekerja, pendidikan, prestasi tenaga kerja, usia pekerja

ABSTRACT

LERRY DANIEL P SORMIN. Labor Management of Productive Coffee Plant (Coffea arabica L.) in Kalisat Jampit Plantation PTPN XII, Bondowoso, East Java. Supervised by AHMAD JUNAEDI.

(6)
(7)

maintenance still found changing from the schedule and absence of labor could hamper the worked. The number of workers in April was 945 people. Labor indeks was 0.66 people ha-1, while standart labor indeks for coffee was 1.38 people ha-1. The labor most used in pruning activity. The result showed age has significantly correlation with working capability for fertilization, chemical weeding and working period for chemical weed. Working period has no correlation with working capability or fertilization, manual weed control, pruning; all activity for education level, and age for manual weed control. The harvesters were still make a lot mistaken in picked some cherries, because they did not careful when picking and it might be relate with low wages for harvester. There were no correlation between labor productivity harvesting with labor age, education, and period of work.

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN TENAGA KERJA PADA PEMELIHARAAN

TANAMAN MENGHASILKAN KOPI (

Coffea arabica

L.)

DI KEBUN KALISAT JAMPIT, PT PERKEBUNAN

NUSANTARA XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

LERRY DANIEL PARLINDUNGAN SORMIN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(10)
(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini berjudul Manajemen Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kopi (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan saran.

2. Dr Ir Supijatno, Msi selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran.

3. Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku penguji dari wakil urusan komisi pendidikan yang telah memberikan motivasi dan saran.

4. Prof Dr Ir M.A. Chozin, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan saran.

5. Ir Bastian Sormin dan Nurmatiar Aruan selaku orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan.

6. Manajer Kebun Kalisat Jampit beserta staf dan karyawan yang telah memberi bimbingan dan fasilitas selama kegiatan magang.

7. Direksi PTPN XII yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang di Kebun Kalisat Jampit.

8. Teman magang Renaya Azima, Faizal Sofwan, dan Yusuf Setiawan yang selalu bersama dalam kegiatan magang.

9. Teman-teman Dandelion angkatan 48 dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2016

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kopi 2

Syarat Tumbuh 2

Manajemen Tenaga Kerja 3

Pemeliharaan 4

METODE MAGANG 5

Tempat dan Waktu 5

Metode Pelaksanaan 5

Pengamatan dan Pengumpulan Data 6

Analisis dan Pengolahan Data 6

KEADAAN UMUM 6

Sejarah PT Perkebunan Nusantara XII 6

Letak Geografis dan Administratif 7

Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi 7

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 7

Keadaan Tanaman dan Produksi 7

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 9

Aspek Teknis 9

Aspek Manajerial 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 19

Manajemen Tenaga Kerja Pemeliharaan 19

Jadwal Kegiatan Pemeliharaan 21

Tenaga Kerja Pemeliharaan 22

Manajemen Tenaga Kerja Panen 25

KESIMPULAN DAN SARAN 28

Kesimpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 30

(16)

DAFTAR TABEL

1 Luas areal, produksi, dan produktivitas kopi Arabika di Kebun

Kalisat Jampit 2010 - 2014 8

2 Jumlah tenaga kerja pada setiap bagian tenaga kerja Kebun Kalisat

Jampit Afdeling Kampung Baru 20

3 Rencana kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit 2015 21 4 Realisasi kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit Afdeling

Kampung Baru 2015 21

5 Frekuensi dan standar prestasi pemeliharaan tanaman menghasilkan

kopi 22

6 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan usia dan rata-rata hasil

prestasi kerja 23

7 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan lama masa kerja dan

rata-rata hasil prestasi kerja 24

8 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan tingkat pendidikan dan rata-rata hasil prestasi kerja

9 Hasil check list Afdeling Kampung Baru 26

10 Hasil panen bulan Juni masa II di Kampung Baru, Kebun Kalisat

Jampit 26

11 Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan usia dan rata-rata hasil

prestasi kerja 27

12 Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan tingkat pendidikan dan rata-

rata hasil prestasi kerja 27

13 Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan lama masa kerja dan rata-rata

hasil prestasi kerja 27

DAFTAR GAMBAR

1 (a) Penanaman benih dan (b) alat lubang tanam polibag 9 2 (a) Pupuk lewat tanah dan (b) pupuk lewat daun 10

3 Hasil stek sambung 10

4 Pemotongan polibag 11

5 Aplikasi pemupukan bentuk metode L 12

6 (a) Pemangkasan wiwil halus dan (b) wiwil kasar 13

7 Kegiatan pengendalian gulma kimia 14

8 Hama penggerek batang 15

9 Kegiatan pendongkelan tanaman kopi 15

10 Kegiatan sortasi panen 17

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun

Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur 31

2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun

Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur 31

3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun Kalisat

Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur 34

4 Peta areal konsesi dan tata guna lahan 2015 Kebun Kalisat Jampit PTPN XII,

Bondowoso, Jawa Timur 36

5 Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan tahun 2010-2014 di Kebun

Kalisat Jampit, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur 37

6 Struktur organisasi Kebun Kalisat Jampit PTPN XII, Bondowoso, Jawa

(18)
(19)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting bagi Indonesia karena memberikan devisa bagi negara, sumber penghasilan bagi petani, dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut Najiyati dan Danarti (1990) kopi bukan sekedar minuman, tetapi mempunyai arti ekonomi yang penting bagi petani yang mengembangkan tanaman kopi. Indonesia berada pada peringkat ketiga untuk negara penghasil kopi setelah Brazil dan Vietnam dengan data ekspor tahun 2013 mencapai 534 ton dengan nilai US$ 1 174 juta serta impor sebesar 15 ton dengan nilai US$ 38.8 juta (Ditjenbun 2013).

Perkembangan tanaman kopi di Indonesia tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat dengan peningkatan luas areal tanaman kopi yang meningkat sedikit. Luas areal tanaman kopi pada tahun 2012 sebesar 1 235 290 ha dan tahun 2013 meningkat sebesar 1 241 712 ha (Ditjenbun 2013). Peningkatan luas areal yang semakin besar memerlukan suatu kegiatan pemeliharaan yang berkelanjutan agar mendapatkan produksi yang tinggi.

Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui upaya pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan penilaian prestasi kerja. Penilian prestasi kerja adalah evaluasi terhadap perilaku, prestasi, dan peluang pengembangan karyawan yang hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan personalia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal (Hariandja 2002).

Pemeliharaan adalah salah satu kegiatan untuk mendapatkan tanaman yang baik dan memperoleh hasil yang bagus pada saat panen (Siswoputranto 1993). Kegiatan pemeliharaan pada tanaman kopi adalah pemupukan, pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit, dan pemeliharaan terhadap pohon naungan. Kegiatan ini memerlukan biaya yang cukup besar dan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pemeliharaan. Kemampuan dan ketrampilan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan dapat dikendalikan dengan manajemen sumber daya manusia.

Kegiatan panen tidak akan terhambat apabila pemeliharaan dilakukan secara intensif. Pemeliharaan yang intensif akan berdampak terhadap hasil produksi. Produksi yang tinggi ditandai dengan pertumbuhan yang baik dan pemanenan buah kopi sesuai dengan kriteria panen. Pemetikan buah kopi yang benar akan menghasilkan kualitas biji kopi yang baik. Penentuan kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau masih muda, berwarna kuning menandakan setengah masak, berwarna merah menandakan masak penuh, dan warna hitam menandakan overripe apabila terlambat diambil (Ernawati et al. 2008).

Tujuan

(20)

2

kopi, mempelajari, dan menganalisa permasalahan yang dihadapi di lapangan, khususnya manajemen tenaga kerja pada pemeliharaan kopi.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kopi

Ahli botanis yang bernama Linnaeus adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan spesies kopi (Coffea sp.) pada tahun 1753 (Charrier 1985). Kopi termasuk dalam famili Rubiaceae, genus Coffea, dan spesies Coffea arabica. Salah satu kenis kopi yang dapat dibudidayakan di Indonesia yaitu, kopi Arabika. Struktur morfologi tanaman kopi terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah.

Akar tanaman kopi Arabika merupakan akar tunggang, tegak lurus ke bawah, dan kedalaman perakaran sekitar 40-50 cm. Percabangan akar sekunder dan tersier berada pada kedalaman 30 cm dengan panjang cabang akar berkisar 0.5-1 m. Batang utama kopi sudah kelihatan sejak tanaman berumur 1 tahun. Batang tumbuh dengan tegak serta memiliki dua percabangan yaitu, cabang orthotrop dan plagiotrop. Cabang orthotrop adalah cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal. Cabang plagiotrop adalah cabang yang tumbuh ke samping atau horizontal dan merupakan tempat tumbuh bunga dan buah. Ada beberapa macam jenis cabang yaitu, cabang kipas, cabang balik, dan cabang mati.

Daun kopi Arabika berbentuk lonjong seperti bulat telur dengan ujung daun meruncing dan berwarna hijau mengkilap. Daun tumbuh pada batang, cabang, dan ranting yang tersusun berpasangan. Bunga kopi Arabika tumbuh pada ketiak daun dan berwarna putih. Kopi Arabika mulai berbunga setelah berumur ± 4 tahun setelah tanam dan memiliki sistem penyerbukan sendiri. Bunga tumbuh serempak dan bergrombol. Buah kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas tiga bagian yaitu kulit luar (eksokarp), daging buah (mesokarp), dan kulit tanduk (endocarp). Buah kopi akan terbentuk selama 9-10 bulan dari pembungaan (PTPN XII 2013). Buah kopi memiliki dua biji kopi yang dilapisi oleh kulit tanduk. Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan yang berbuah sepanjang tahun. Pemanenan buah kopi dilakukan pada pertengahan bulan Mei sampai Oktober. Kegiatan panen kopi dari awal sampai panen raya membutuhkan banyak tenaga kerja pemanen.

Syarat Tumbuh

Tanaman kopi Arabika tumbuh dengan baik apabila memiliki syarat tumbuh yang sesuai untuk pertumbuhan. Faktor yang mempengaruhi adalah iklim dan tanah. Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan kopi Arabika yaitu hujan, sinar matahari, dan suhu udara.

(21)

3 organik minimal 2%, kedalaman efektif > 100 cm, dan kemiringan tanah sebesar 30% (Ditjenbun 2013).

Manajemen Tenaga Kerja

Manajemen tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam melakukan perencanaan kerja selain faktor modal. Manajemen tenaga kerja berkaitan dengan mengelola sumber daya manusia dalam lingkup organisasi. Aktivitas yang dilakukan dalam manajemen tenaga kerja yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan masa yang akan datang, pengarahan, motivasi, pengawasan, analisis jabatan, dan seleksi.

Kegiatan untuk membentuk karakter sumber daya manusia yang baik atau mapan khususnya tenaga kerja, dapat dikategorikan menjadi empat bagian yaitu persiapan dan pengadaan, pengembangan dan penilaian, pengkompensasian dan perlindungan, serta hubungan kepegawaian (Hariandja 2002). Persiapan dan pengadaan adalah kegiatan untuk mengetahui jabatan yang ada dalam organisasi berserta tugas yang dilakukan dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan dalam lingkup kerja. Bagian ini bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Persiapan yang dilakukan dalam manajemen adalah mengetahui persyaratan tugas (job specification), rincian tugas (job description), dan standar kerja (job performance standart).

Pengembangan dan penilaian bertujuan untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja. Salah satu hal yang dapat meningkatakan kinerja adalah mengadakan pelatihan secara berkala. Pelatihan adalah sebuah kegiatan yang meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaanya sekarang dan pekerjaan lain yang terikat dengan jabatanya, baik secara individu maupun kelompok (Ruky 2001). Kegiatan pelatihan dilakukan dengan tepat dan diharapkan akan menghasilkan perbaikan dalam kinerja organisasi. Pengembangan dapat diketahui apabila tenaga kerja memberikan peningkatan kinerja secara signifikan. Pengembangan dapat berupa peningkatan jabatan, peningkatan upah, dan non-finansial.

Pengkompensasian dan perlindungan perlu diberikan kepada tenaga kerja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan motivasi serta semangat kerja. Salah satu contoh bentuk program yang dapat dilakukan adalah memberi kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Hubungan kepegawaian merupakan suatu kegiatan internal yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi. Hubungan kepegawaian berkaitan dengan lingkungan pekerjaan. Hubungan yang baik akan menciptakan suatu keharmonisan dalam bekerja dan apabila tidak terjadi hubungan yang baik maka akan terjadi kesalahpahaman dalam bekerja. Seluruh kategori akan terlaksana dengan baik apabila tindakan pengawasan, pengarahan, dan evaluasi dilakukan dengan benar. Setiap unit manajemen harus bekerjasama untuk mewujudkan sumber daya manusia sinergi dan mampu bersaing dalam mencapai tujuan perusahaan (Hariandja 2002).

(22)

4

yang terpenting bagi perkebunan tanaman kopi untuk kelangsungan produksi maupun kegiatan lainnya. Pengalaman, tingkat pendidikan, dan usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja tenaga kerja. Tujuan menganalisis tenaga kerja pada tanaman kopi adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Pemeliharaan

Semua kegiatan dalam proses budi daya tidak lepas dari kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan sangat penting dilakukan karena akan berdampak pada proses pemanenan dan hasil produksi. Kegiatan pemeliharaan tanaman kopi terdiri dari pengelolaan tanah, penyulaman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, dan pemupukan (Sirait 2005).

Pengolahan tanah pada tanaman kopi dilakukan pada lahan yang miring. Lahan yang miring dibuat menjadi teras agar tidak terjadi erosi yang besar. Mengendalikan laju erosi tanah sangat penting dilakukan agar tidak mengakibatkan kemunduran kualitas tanah, mengurangi biaya penyiangan dan meningkatkan produktivitas tanaman kopi yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan (Balittanah 2004). Penyulaman tanaman kopi dilakukan pada awal musim hujan. Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, tanaman yang tidak normal, serta mempertahankan produktivitas. Penyulaman juga dilakukan pada tanaman naungan.

Pemangkasan pada tanaman kopi sangat penting dilakukan dalam pemeliharaan, karena akan membentuk percabangan yang baru untuk meningkatkan produksi buah kopi dan membentuk tanaman yang ideal. Tujuan lain dari pemangkasan adalah membentuk tanaman yang sehat dan mengatur tinggi tanaman sehingga memudahkan perawatan dan pemanenan, jumlah cahaya yang masuk lebih banyak dan memperlancar aliran udara dalam tajuk, serta memudahkan pengendalian hama dan penyakit (Hulupi 2013). Ada beberapa jenis pemangkasan yaitu pangkas bentuk, pangkas lepas panen, dan pemangkasan naungan. Pangkas bentuk dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan, dan pangkasan bentuk terdiri dari dua jenis yaitu pangkas batang tunggal dan pangkas bentuk batang ganda. Pangkas lepas panen dilakukan setelah panen kopi dengan cara memangkas cabang kering, cabang cacing, cabang balik, dan cabang yang sudah berbuah tiga sampai lima kali. Pemangkasan naugan dilakukan pada awal musim hujan. Pemangkasan naungan bertujuan untuk melindungi tanaman kopi dari kondisi lembab, mengurangi kehilangan humus, dan mengurangi kejadian mati pucuk akibat kelebihan produksi.

Pengendalian hama dan penyakit tidak terlepas dari kegiatan pemeliharaan tanaman kopi. Pengendalian dilakukan agar mampu menekan populasi atau kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan. Peringatan sejak dini adalah kunci keberhasilan dari pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian dilakukan pada seluruh tanaman kopi mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan. Hama dan penyakit yang dominan ditemukan pada tanaman kopi adalah nematoda parasit (Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis), penggerek buah kopi, penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) (Hulupi 2013).

(23)

5 budidaya dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan pengendalian gulma. Tanaman kopi relatif kalah bersaing dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah karena perakarannya dangkal (Zaenudin 1998 dalam Mahfud 2012). Jenis gulma yang dominan tumbuh di tanaman kopi seperti alang-alang (Imperata cylindrical), grinting (Cynodon dactylon),

Ottochloa nodusa dari golongan rumput, Cyperus rotundus, C. kyllingia dari golongan teki, dan Mikania micrantha.

Pemupukan pada tanaman sangat penting bagi seluruh jenis komoditi yang dibudidayakan, termasuk tanaman kopi. Tujuan pemupukan pada tanaman kopi adalah menyediakan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki kondisi tanaman, meningkatkan produksi, dan meningkatkan mutu pada tanaman kopi (Rahardjo 2012). Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah, agar produktivitas tanah meningkat dan memperoleh hasil tanaman yang optimal.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai 9 Maret sampai 9 Juli 2015..

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilaksanakan meliputi aspek teknis dan aspek manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan dua bulan sebagai pendamping asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan pada bulan pertama sebagai karyawan harian lepas (KHL) adalah melaksanakan seluruh kegiatan di lapangan meliputi pembibitan, pemeliharaan (penyulaman, pemupukan, pemangkasan, pemeliharaan tanaman pelindung, pengendalian hama penyakit), pemanenan, dan pasca panen biji kopi. Penulis membuat jurnal kegiatan harian selama menjadi KHL yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

(24)

6

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang adalah metode langsung (pengumpulan data primer) dan tidak langsung (pengumpulan data sekunder). Pengumpulan data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang diamati berupa prestasi kerja dari tenaga kerja yang melakukan kegiatan pemeliharaan pada tanaman menghasilkan, seperti pemupukan, penyiangan gulma, pemangkasan, dan panen yang dihitung dalam satuan hari orang kerja (HOK). Pengamatan data primer dilakukan terhadap tenaga kerja pemeliharaan meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemeliharaan, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja. Pengamatan tenaga kerja juga dilakukan pada kegiatan panen.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa arsip dan dokumen yang meliputi sejarah umum perusahaan (asal mula dan proses berdirinya perusahaan), letak geografi dan letak wilayah administratif, keadaan tanah, topografi dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, serta struktur organisasi dan ketenagakerjaan..

Analisis dan Pengolahan Data

Data dan informasi yang diperoleh dianalis secara deskriptif dan kuantitatif. Data hasil pengamatan dibandingkan dengan standar perusahaan dan studi pustaka. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, persentase, uji korelasi, serta perhitungan matematis sederhana dan diolah menggunakan software Microsoft Excel dan Minitab 1.6. Hasil data dan informasi disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dibandingkan dengan standar dan aturan kerja dari perusahaan atau standar baku pemeliharaan tanaman kopi.

KEADAAN UMUM

Sejarah PT Perkebunan Nusantara XII

PT Perkebunan Nusantara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. PT Perkebunan Nusanatara XII adalah gabungan dari PT Perkebunan XXIII, PT Perkebunan XXVI, dan PT Perkebunan XXIX berdasarkan PP nomor 17 tahun 1996 yang dituangkan dalam akte notaris Harun Kamil, SH dengan nomor 45 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK nomor: C.22-8340 HT.01.01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996.

(25)

7

Letak Geografis dan Administratif

Kebun Kalisat Jampit PT Perkebunan Nusantara XII terletak di Desa Kalisat, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Kebun Kalisat Jampit terletak pada dataran tinggi lingkungan pegunungan Ijen. Kebun Kalisat Jampit memiliki daerah tertinggi pada 1 600 m di atas permukaan laut dan terendah pada 1 100 m di atas permukaan laut. Wilayah kebun Kalisat Jampit dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Transportasi dari Kota Bondowoso ke Kebun Kalisat Jampit berjarak 52 km. Batas wilayah Kebun Kalisat Jampit disebelah Utara berbatasan dengan Desa Pedati, sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Blawan, sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Perhutani. Letak geografis dan administratif dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

Menurut klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson keadaan Kebun Kalisat Jampit termasuk iklim D. Curah hujan rata-rata 1 561.8 mm tahun-1 dengan hari hujan rata-rata 120.1 hari tahun-1, rata-rata bulan basah selama 6.1 bulan dan bulan kering selama 5.3 bulan. Temperatur suhu sebesar 5 °C sampai 40 °C dan rata-rata suhu sebesar 18 °C. Kelembaban berkisar 57.40% sampai 95.70% dengan rata-rata 82%.

Keadaan topografi Kebun Kalisat Jampit secara umum datar dan sebagian wilayah memiliki keadaan lahan yang berlereng dengan kemiringan 30-80 %. Jenis tanah Kebun Kalisat Jampit terdiri atas andosol, regosol, dan aluvial. pH di Kebun Kalisat Jampit berkisar 4-7 dengan rata-rata pH 6. Data curah hujan 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Kebun Kalisat Jampit memiliki total luas areal konsesi sebesar 3 105.41 ha terdiri atas areal tanaman menghasilkan kopi sebesar 1 344.79 ha, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) III 24 ha, TBM I 49.52 ha, tanaman jeruk 10 ha, tanaman stroberi 1 ha, pembibitan kopi 9.50 ha, tanaman alpukat 1 ha, tanaman sengon 89.95 ha, tanaman akasia 217.09 ha, tanaman jabon 7 ha, dan seluruh emplasmen, jalan, sungai, kuburan, curam, tanah tandus, hutan cadangan 1 351.62 ha. Kebun Kalisat Jampit dibagi menjadi 6 Afdeling, yaitu Afdeling Jampit, Afdeling Kampung Baru, Afdeling Kampung Malang, Afdeling Krepekan, Afdeling Pabrik, dan Afdeling Sempol.

Keadaan Tanaman dan Produksi

(26)

8

USDA adalah tipe pertumbuhan yang tinggi dengan percabangan teratur, daun tua bewarna hijau tua, bentuk daun lebar, pembungaan serempak, dan produksi tinggi. Tanaman menghasilkan sebagian besar telah berumur 30 tahun.

Tanaman penaung yang digunakan oleh Kebun Kalisat Jampit adalah lamtoro (Leucaena glauca) dan sengon (Albizia falcataria). Tanaman penaung tetap lamtoro menggunakan klon L2 dan PG79 yang ditanam diantara dua larikan tanaman kopi dengan jarak tanam 5 m x 4 m dan populasi 5 00 pohon per ha. Tanaman penaung sengon digunakan untuk pemecah angin atau wind breaker dan penanaman di pinggir jalan dengan populasi 5 00 pohon per ha. Luas areal, produksi, dan produktivitas kopi Arabika di kebun Kalisat Jampit disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Luas areal, produksi, dan produktivitas kopi Arabika di Kebun Kalisat Jampit 2010 - 2014

Tahun Luas Areal (ha) Produksi Kering (kg) Produksivitas (kg/ha)

2010 1 161.67 1 000 159 861

2011 1 221.67 673 607 551

2012 1 149.56 1 201 119 1 045

2013 1 149.56 368 933 315

2014 1 280.15 1 144 663 932

Rata-rata 1 197.04 887 430 741

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur Organisasi

Kebun Kalisat Jampit merupakan salah satu unit usaha strategi (UUS) yang berada dalam wilayah II PT Perkebunan Nusantara XII. Struktur organisasi Kebun Kalisat Jampit dipimpin oleh seorang Manajer yang dibantu oleh wakil manajer, asisten administrasi, asisten tanaman (Astan), dan asisten teknik dan pengolahan (Astekpol).

Tenaga kerja Kebun Kalisat jampit memiliki dua golongan, yaitu staf dan non staf. Tenaga kerja staf terdiri dari manajer, wakil manajer, asisten administrasi, asisten teknik dan pengolahan, serta asisten tanaman. Tenaga kerja staf diangkat oleh perusahaan berdasarkan prestasi kerja. Tenaga kerja non staf terdiri dari karyawan bulanan tetap (KBT), karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL).

Jumlah tenaga kerja di Kebun Kalisat Jampit pada bulan April sebanyak 945 orang. Indeks Tenaga Kerja (ITK) yaitu 0.66 orang ha-1, sedangkan normna ITK untuk perkebunan kopi adalah 1.38 orang ha-1.Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 6.

ITK=

=

0.66 orang ha

(27)

9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukukan selama magang, yaitu sebagai karyawan harian lepas. Kegiatan diawali dengan melaksanakan apel pagi bersama asisten tanaman, mandor, juru tulis, dan petugas keamanan pada pukul 05.00 WIB untuk merencanakan pekerjaan. Pembagian tugas dan absensi pada karyawan dilakukan pada saat apel pukul 06.00 WIB. Waktu kerja efektif untuk karyawan lapangan dimulai pada pukul 05.00- 12.00, karyawan kantor bekerja pada pukul 06.00– 14.00 WIB, dan karyawan pabrik bekerja pada pukul 05.30–13.30 WIB.

Pembibitan

Pembibitan Kebun Kalisat Jampit memiliki tiga tempat pembibitan, yaitu Afdeling Kampung Baru, Afdeling Kampung Malang, dan Afdeling Sempol. Pembibitan utama berada di Afdeling Kampung Baru dan kedua Afdeling lain merupakan pembibitan dalam skala kecil. Pembibitan dilakukan dengan dua cara yaitu Seedling dan stek sambung. Seedling adalah perbanyakan dengan generatif menggunakan benih dan stek sambung adalah perbanyakan dengan vegetatif menggunakan batang atas dan batang bawah. Seedling menggunakan benih varietas Composite, Lini S, USDA, dan Andong sari. Stek sambung menggunakan batang atas varietas USDA, Andongsari, HDT, dan composite sedangkan batang bawah yang digunakan adalah BP 308.

Tahap awal perbanyakan dengan zailing adalah pembuatan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah tanah dan pasir dengan perbandingan 2:1. Media tanam diletakkan pada media semai dengan pemberian tahap awal tanah kemudian pasir. Penanaman Seedling menggunakan jarak tanam 5 cm x 3 cm dengan kedalaman 3 cm (Gambar 1a). Pertumbuhan benih kopi menjadi kepelan membutuhkan waktu selama tiga bulan. Persiapan yang dilakukan sebelum pemindahan kepelan adalah pengisian media tanam polibag. Media tanam untuk pengisian polibag adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Pembuatan lubang tanam pada polibag menggunakan alat jemblung (Gambar 1b) dengan kedalam 10 cm dan alat penutup tanah menggunakan alat sodet. Pemindahan benih ke polibag pada umur 2-3 bulan (fase kepelan) dan memiliki dua daun.

(28)

10

Pemeliharaan pembibitan terdiri dari pengendalian gulma secara manual, pemupukan lewat tanah (Puleta), pemupukan lewat daun (Puleda), penanaman stek sambung, dan penyiraman. Pengendalian gulma manual bertujuan untuk mengurangi persaingan hara dengan cara mencabut dan membersihkan gulma disekitar polibag. Pemupukan pembibitan terdiri dari dua bagian yaitu puleta dan puleda. Puleta dan puleda memiliki tujuan yang sama yaitu menambah unsur hara pada tanaman, tetapi cara pengaplikasian berbeda (Gambar 2). Puleta dilakukan dengan cara melarutkan pupuk urea dengan dosis 5 g polybag-1, kemudian diaplikasikan dengan gayung. Puleda dilakukan dengan cara melarutkan pupuk gandasil D dengan konsentrasi 6.7 g liter-1, kemudian diaplikasikan dengan

sprayer knapsack solo dengan volume air 15 liter. Penyiraman pembibitan dilakukan setiap hari dengan prestasi kerja 10 000 polibag HOK-1.

Gambar 2 (a) Pemupukan lewat tanah dan (b) pemupukan lewat daun Kegiatan stek sambung terdiri dari pemilihan batang atas dan bawah, penyambungan, dan penanaman. Stek sambung (grafting) menggunakan batang atas kopi Arabika dan batang bawah kopi Robusta klon BP 308. Kriteria batang atas dan batang bawah adalah muda dan sehat. Tahap awal penyambungan adalah memotong jumlah daun agar mengurangi transpirasi dan membuat celah diantara batang bawah. Tahap kedua adalah pemotongan batang atas dengan bentuk huruf

“V” dan tidak merusak kambium. Selanjutnya, batang atas dimasukan ke celah

batang bawah dengan sejajar, kemudian diikatkan dengan plastik serta posisi kedua batang tegak lurus (Gambar 3). Bagian bawah hasil stek sambung dipotong dengan miring kemudian diolesi dengan Rotoon F dalam bentuk pasta. Penanaman dilakukan dalam sungkup dengan menyiram media tanam polybag terlebih dahulu. Umur stek sambung siap salur adalah 10-12 bulan dengan keberhasilan stek sambung sebesar 75%.

Gambar 3 Hasil stek sambung

(29)

11

Persiapan Penanaman Tanaman Kopi

Penanaman dilakukan pada lahan yang telah sesuai dengan standar penanaman tanaman kopi Arabika. Bibit kopi yang ditanam adalah bibit siap salur yang merupakan bibit sehat yang berasal dari kebun pembibitan Kebun Kalisat Jampit. Penanaman tanaman kopi dimulai dari kegiatan pemancangan ajir, pembuatan lubang tanam, penanaman, dan penutupan lubang tanam.

Pemancangan ajir tanam menggunakan alat yang bernama seret. Seret adalah kawat yang sudah ditandai dengan jarak tanam dan panjang kawat mencapai 50 meter. Jarak tanam yang digunakan yaitu 2.5 m x 2.5 m dengan populasi 1600 ha-1. Tahap berikutnya adalah pembuatan lubang tanam dengan kedalaman 60 cm dan memisahan bagian tanah topsoil dan subsoil. Bibit siap tanam dilakukan pemotongan pada bagian bawah polibag. Pemotongan bagian bawah polibang sebesar 3 cm dilakukan agar menghindari pertumbuhan tanaman menjadi bengkok yang disebabkan oleh akar tunggang yang bengkok dari awal penanaman (Gambar 4). Tahap selanjutnya adalah mengatur posisi bibit tanaman kopi dengan tegak serta penutupan lubang tanam yang diawali bagian tanah

topsoil kemudian diikuti oleh bagian tanah subsoil. Tahap terakhir adalah memasang ajir tanam kembali disamping tanaman dan menaruh bagian bawah polibag yang telah dipotong di atas ajir tanam agar mempermudah pengawasan.

Gambar 4 Pemotongan polibag

Pemeliharaan Jalan

Pemeliharaan jalan dilakukan pada jalan produksi dan jalan protokol. Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, mempermudah pekerjaan, dan mencegah genangan air yang disebabkan oleh hujan yang dapat merusak jalan.

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman menghasilkan meliputi pemupukan, pemangkasan, pengendalian gulma, pengendalian HPT, dan dongkel anak kayu.

(30)

12

Persiapan pemupukan dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan pemupukan berlangsung. Persiapan dilakukan dengan membuat lubang di sekitar piringan pohon kopi dengan bentuk L pada semester I dan semester II pada posisi sebaliknya (Gambar 5). Kegiatan pemupukan dilaksanakan mulai pukul 07.00-12.00 WIB dan tenaga kerja pemupukan umumnya adalah wanita.

Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP, KCl, dan Kieserit. Dosis perbandingan Urea : TSP : KCl : Kieserit adalah 400 : 200 : 400 kg ha-1 dan Kieserit 50 kg ha-1. Dosis pupuk campuran satu pohon sebesar 500 kg pohon-1 dan Kieserit 25 kg pohon-1.

Organisasi pemupukan terdiri dari pengangkutan pupuk dari gudang, pengecer, penabur, dan penjaga pupuk. Tim pengangkut pupuk mengambil pupuk dari gudang yang berada di kantor induk Kebun Kalisat Jampit dan dibawa ke lokasi pemupukan. Pupuk dicampur oleh tim pengecer sesuai dengan prosedur, selanjutnya pupuk diecer dengan karung ke tim penabur. Tim penabur bertugas memupuk tanaman dengan alat takaran yang sudah ditentukan oleh pihak kebun serta menutup lubang pupuk. Tim keamanan kebun bertugas selama kegiatan pemupukan. Alat yang digunakan untuk pemupukan adalah ember, alat takaran pupuk, terpal, dan cangkul.

Standar prestasi kerja untuk pemupukan sebesar 0.33 ha HOK-1 dengan jumlah tanaman 528 tanaman. Prestasi kerja penulis 100 tanaman HOK-1 dan penulis juga sebagai pengecer.

Gambar 5 Aplikasi pemupukan bentuk metode L

Pemangkasan. Pemangkasan bertujuan membentuk percabangan yang ideal, meningkatkan produksi buah kopi, mengatur tinggi tanaman agar memudahkan perawatan dan pemanenan, memperlancar aliran udara dan cahaya masuk dalam tajuk, serta memudahkan pengendalian hama dan penyakit.

Jenis cabang pada tanaman kopi terdiri dari cabang B0, B1, B2 dan B3. Cabang B0 adalah cabang yang belum menghasilkan buah dan dipelihara untuk dua tahun berikutnya. Cabang B1 adalah cabang yang telah berbuah satu kali, cabang B2 adalah cabang yang telah berbuah dua kali, dan cabang B3 adalah cabang yang telah berbuah tiga kali.

(31)

13 batang primer dan memelihara dua tunas air untuk dipelihara. Wiwil kasar dilakukan pada saat menjelang panen (Gambar 6b).

Tenaga kerja pemangkasan adalah tenaga wanita, karena tenaga wanita lebih terampil. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemangkasan adalah gunting pangkas dan sabit. Norma prestasi kerja untuk kegiatan WH adalah 0.125 ha HOK-1 dan norma prestasi kerja untuk WK adalah 0.25 ha HOK-1. Prestasi kerja rata-rata penulis pada kegiatan WH sebesar 0.0125 ha HOK-1 dan WK sebesar 0.13 ha HOK-1.

Gambar 6 (a) Pemangkasan wiwil halus dan (b) wiwil kasar

Pengendalian gulma. Pengendalian gulma yang dilakukan Kebun Kalisat Jampit terdiri atas dua bagian, yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia. Pengendalian gulma bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara tanaman kopi dengan gulma, mempermudah kegiatan pemeliharaan, dan panen. Gulma yang mendominasi di Kebun Kalisat Jampit adalah Cyperus sp, Ageratum conyzoides, Setaria plicata, Mikania micrantha, Paspalum conjugatum, Eleusin indica.

Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara jombret. Jombret adalah memotong gulma disekitar tanaman kopi dan piringan tanaman kopi. Jenis jombret yang digunakan adalah jombret atas. Jombret atas adalah memotong gulma dengan ketinggian 10-15 cm diatas permukaan tanah. Pekerjaan dimulai dari gantangan ke gantangan berikutnya dengan cara berjalan ditengah larikan. Gantangan adalah jalan kecil yang membatasi areal ha tanaman kopi. Alat yang digunakan adalah panjang dan bantol. Tenaga kerja untuk kegiatan jombret adalah tenaga wanita. Norma prestasi kerja pada kegiatan ini 0.2 ha HOK-1. Penulis menjadi pendamping mandor pada saat kegiatan berlangsung.

Pengendalian gulma secara kimia adalah pengendalian dengan bahan bahan kimia. Alat yang digunakan adalah sprayer knapsack solo dengan volume air 15 liter, alat takar 1 liter, drum air 220 liter, dan nozzle yang digunakan berwarna biru. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif

glyphosat (Dry Up) dan dicampur dengan perekat. Penggunaan dosis bahan aktif disesuaikan oleh jenis gulma yang berada di lahan. Dosis glyphosat yang digunakan sebesar 900 ml ha-1 dengan konsentrasi 5 ml liter-1. Pencampuran herbisida dilakukan di lahan agar memudahkan pekerjaan. Pengenceran bahan aktif dengan perbandingan glyphosat : air adalah 1 100 ml : 220 liter. Air yang digunakan untuk pengenceran adalah air bersih yang diambil langsung dari pabrik.

(32)

14

Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan apabila hujan kegiatan tidak dilakukan. Tenaga kerja yang digunakan adalah karyawan harian lepas sebanyak 15 orang laki-laki. Satu tenaga kerja bertugas untuk pengisian air dan mandor bertugas untuk pencampuran bahan herbisida. Teknik penyemprotan dimulai dari

gantangan sampai batas gantangan berikutnya dan tanaman muda (TBM) tidak disemprot karena mencegah dari kontak fisik langsung yang menyebabkan kematian (Gambar 7). Satu kabag (15 l) dapat menyelesaikan 4 larikan tanaman kopi. Norma prestasi kerja untuk kegiatan ini 0.5 ha HOK-1 dan prestasi kerja penulis 0.05 ha HOK-1.

Gambar 7 Kegiatan pengendalian gulma kimia

Pengendalian hama dan penyakit. Hama pada tanaman kopi adalah hama bubuk buah kopi dan penggerek batang. Pengendalian hama bubuk buah kopi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi serangan dari hama bubuk buah kopi (Hypotenemus hampei) yang dapat menurunkan produksi buah kopi. Pengendalian dilakukan sebelum panen kopi yang berlangsung pada bulan Maret sampai April. Gejala yang timbulkan oleh hama bubuk buah kopi adalah biji kopi menjadi berlubang dan kering. Hama bubuk buah kopi menyerang buah masak melalui pangkal buah dan berkembang biak di dalam biji kopi. Hama bubuk buah kopi merupakan kumbang kecil berwarna hitam yang masih dapat dilihat langsung oleh mata dan berpindah tempat setelah cadangan makanan di dalam biji kopi telah habis. Salah satu penyebab terjadinya hama bubuk buah kopi adalah kelembaban yang tinggi akibat dari kondisi tanaman yang terlalu lebat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan pangkas lewat panen (PLP) dan petik bubuk. Pengendalian petik bubuk dilakukan sebelum menjelang panen. Petik bubuk dilakukan dengan cara mengambil buah yang telah masak lebih awal dan mengambil buah yang telah terserang oleh hama bubuk buah kopi. Tujuan petik bubuk adalah mengurangi populasi hama bubuk buah kopi agar tidak terjadi penyebaran keseluruh areal tanaman kopi. Tenaga kerja pengendalian hama bubuk buah kopi adalah tenaga kerja harian lepas wanita. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah karung petik dan keranjan panen (kocok). Norma prestasi pada kegiatan ini 0.5 ha HOK-1.

(33)

15 Pengendalian hama penggerek batang dilakukan dengan cara memotong dan memusnahkan tanaman kopi yang terserang penyakit.

Gambar 8 Hama penggerek batang

Dongkel tanaman kopi. Pendongkelan tanaman kopi dilakukan pada tanaman kopi yang terkena penyakit, umur tanaman sudah tua (>30 tahun), dan pohon kering. Proses pendongkelan tanaman kopi dilakukan dengan membuat lubang disekitar tanaman kopi dengan kedalaman 1 m agar mudah melakukan pendongkelan. Pendongkelan tanaman kopi dilakukan dengan alat kampak (Gambar 9). Tahap selanjutnya adalah penutupan lubang tanaman kopi dan batang tanaman kopi yang telah di dongkel dikumpulkan di satu tempat. Norma prestasi kerja pada kegiatan ini yaitu 200 pohon HOK-1. Prestasi kerja penulis pada saat kegiatan ini sebesar 23 tanaman kopi.

Gambar 9 Kegiatan pendongkelan tanaman kopi

Pemanenan

Panen merupakan kegiatan akhir dalam budidaya di kebun. Panen buah kopi di Kebun Kalisat Jampit dilakukan pada bulan Mei. Kegiatan panen terdiri dari persiapan panen dan panen.

(34)

16

tempat pengumpulan hasil (TPH), bendera mandor, bendera sortasi, kentongan, dan papan informasi panen. Alat panen untuk pemetik terdiri dari kocok, tekote, garu, dan tangga.

Pembuatan jadwal rotasi panen dilakukan sesuai dengan rotasi panen yang telah ditetapkan oleh pihak kebun berdasarkan kecepatan kematangan buah kopi antar blok. Kegiatan panen dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang berasal dari sekitar kebun dan luar kebun. Awal panen tenaga kerja hanya berasal dari sekitar kebun dan apabila terjadi kekurangan tenaga kerja maka pihak kebun mengambil pekerja dari luar kebun.

Organisasi panen. Organisasi panen dipimpin oleh seorang asisten tanaman kebun dan bertanggung jawab terhadap kegiatan panen serta hasil panen. Dalam pelaksanaan panen, asisten tanaman dibantu oleh mandor besar, mandor panen, juru tulis, dan keamanan. Mandor besar dan mandor panen bertugas mengawasi jalannya kegiatan panen berlangsung, juru tulis bertugas mencatat hasil panen, serta keamanaan bertugas mengawasi penimbangan dan pengiriman hasil panen ke pabrik. Pembagian wilayah panen dilakukan pada kegiatan apel pagi oleh mandor besar. Seorang mandor panen membawahi tenaga pemetik sebanyak 20-25 orang. Tenaga kerja panen adalah tenaga kerja borongan.

Pelaksanaan panen. Kegiatan panen di Kebun Kalisat Jampit dilaksanakan pada bulan Mei. Sistem pemanenan yaitu seorang pemanen memanen pada satu larikan tanaman kopi, apabila sudah selesai maka berpindah ke larikan berikutnya yang telah diatur oleh mandor panen. Pelaksanaan panen terbagi atas 4 tahap, yaitu panen bubuk buah kopi, panen merah, panen racutan, dan panen lelesan.

Panen bubuk. Panen bubuk bertujuan untuk mengurangi serangan hama bubuk buah kopi. Panen bubuk dilakukan dengan cara memetik buah kopi yang berwarna merah dan terserang hama bubuk buah kopi. Serangan yang ditimbulkan oleh hama bubuk buah kopi adalah terdapat lubang kecil pada buah kopi. Buah kopi yang telah dipetik kemudian di sortir di hamparan petik kemudian dikirim ke pabrik untuk diolah. Tenaga kerja yang digunakan adalah karyawan harian lepas wanita.

Panen merah. Panen merah adalah pemanenan buah kopi yang berwarna merah secara merata yang telah ditentuka oleh pihak kebun. Teknis panen merah adalah menentukan areal yang akan dipetik oleh mandor besar. Setiap mandor panen mendapatkan areal satu blok panen, apabila sudah selesai maka berpindah blok yang telah ditentukan oleh petugas tong-tong dengan bendera berwarna merah. Areal blok panen dibatasi oleh bendera mandor panen dengan warna yang berbeda. Kegiatan panen selesai apabila seluruh blok panen telah selesai dipanen, kemudian hasil panen dikumpulkan di tempat pengumpulan hasil (TPH) yang diberi bendera berwarna kuning. Hasil panen kemudian disortasi diatas hamparan petik yang telah diberi nomor dan bendera mandor panen (Gambar 10). Kegiatan penyortiran diawasi langsung oleh asisten tanaman, mandor besar, dan mandor panen. Standar panen buah kopi merah adalah 93%, apabila kurang dari angka tersebut, maka mandor panen mendapatkan teguran dari asisten tanaman dan mandor besar. Hasil sortiran kemudian ditimbang lalu dikirim ke pabrik dengan pengawalan keamanan kebun.

(35)

17

Panen lelesan. Pengambilan buah kopi yang tertinggal di bawah pohon kopi. Panen lelesan dilakukan sebelum berpindah pohon ke pohon berikutnya.

Gambar 10 Kegiatan sortasi panen

Pengolahan hasil

Pengolahan hasil di Kebun Kalisat Jampit terdiri dari dua bagian, yaitu pengolahan kering (dry process) dan pengolahan basah (wet process). Tahap pengolahan hasil dimulai dari penimbangan, fermentasi, pencucian, penjemuran, pemisahan kulit biji kopi, sortasi menggunakan mesin ayakan, sortasi manual, dan pengepakan. Penimbangan hasil dilakukan agar hasil panen yang diterima sama dengan hasil timbangan dari lapangan. Hal ini agar mencegah kecurangan yang terjadi di lapangan.

Pengolahan basah dimulai dari pengiriman buah kopi ke conestank yang bertujuan untuk memisahkan buah kopi rambangan, daun, dan ranting yang terbawa (Gamber 11a). Buah kopi yang merambang dan tidak merambang selanjutnya diproses melalui mesin pulper untuk pengupasan kulit luar buah kopi (Gambar 11b).

Gambar 11 (a) Conestank dan (b) pulper

Hasil dari mesin pulper, selanjutnya akan dikirim ke bak fermentasi. Proses selanjutnya adalah kegiatan fermentasi yang bertujuan untuk memisahkan lendir yang menempel pada biji kopi dan memberikan pengaruh cita rasa acidity. Fermentasi dilakukan selama 36 jam dan ditutup dengan terpal. Tahap selanjutnya adalah pencucian. Pencucian dilakukan dengan alat aqua pulpa, kemudian dilakukan penutasan selama 2 jam untuk mengurangi kadar air pada biji kopi. Penjemuran biji kopi dilakukan pada lantai jemur. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari selama 16-18 hari atau kadar air biji kopi mencapai 11%.

(36)

18

Pemakaian alat mesin pengering vis dryer atau mason dilakukan apabila lantai jemur tidak cukup dan memerlukan waktu penjemuran selama 40-45 jam. Biji kopi selanjutnya diproses di ruang mesin huller untuk memisahkan kulit ari dan kulit tanduk. Tahap selanjutnya adalah sortasi melalui mesin ayakan dengan berbagai ukuran diameter. Ukuran yang digunakan pada mesin ayakan yaitu sizing excellent (X), medium (M), dan small (S). Proses selanjutnya adalah sortasi manual yang dilakukan oleh karyawan dengan menggunakan tangan. Tahap akhir adalah pengepakan dengan karung khusus kapasitas 60 ton kopi pasar.

Dry process dilakukan untuk mengolah buah kopi hijau, kering, dan kismis.

Dry process tidak melewati tahap fermentasi, tetapi langsung melakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama 8-10 hari. Proses sortasi dilakukan dengan mesin ayakan dan manual, setelah itu pengepakan.

Aspek Manajerial

Kebun Kalisat Jampit merupakan salah satu unit usaha strategi (UUS) yang masuk dalam wilayah II PT Perkebunan Nusantara XII. Struktur organisasi Kebun Kalisat Jampit dipimpin oleh seorang Manajer yang dibantu oleh wakil manajer, asisten administrasi, asisten tanaman (Astan), dan asisten teknik dan pengolahan (Astekpol).

Manajer

Manajer memiliki wewenang dan tanggung jawab langsung terhadap seluruh areal unit usaha kebun yang meliputi penggunaan modal kerja yang sudah disetujui, memimpin dan mengawasi kegiatan kerja UUS, menjaga dan memanfaakan aset perusahaan, melakukan penilaian terhadap kinerja staff dan non staff, melaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM, serta menjaga hubungan baik kepada masyarakat. Tugas pokok seorang manajer adalah menyusun rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP), menyusun rencana kerja jangka panjang (RJP), menyusun rencana kerja triwulan, melaporkan kegiatan produksi, mutu, dan rendemen, mengajukan dan menggendalikan penggunaan modal kerja, serta melaksanakan community development di wilayah kebun.

Wakil Manajer

Wakil manajer bertugas membantu manajer dalam mengelola UUS dan melakukan koordinasi terhadap asisten tanaman dan asisten pengolahan, serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat.

Asisten Administrasi, Keuangan, dan Umum (Asaku)

Asisten administrasi bertugas dan bertanggung jawab mengelola seluruh administrasi keuangan, pembukuan, melakukan pengembangan SDM, dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat.

Asisten Tanaman

(37)

19

Asisten Teknik dan Pengolahan (Astekpol)

Asisten teknik dan pengolahan bertugas dan bertanggung jawab mengelola seluruh area pabrik, mulai dari mesin, listrik, kendaraan, dan aneka kayu. Tugas pokok astekpol adalah mencapai kualiatas dan kuantitas produksi, menyusun RKAP, mengevaluasi hasil bulanan, dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Astekpol dibantu oleh seorang mandor besar, mandor, juru tulis, dan petugas keamanan. Mandor besar memiliki tugas mengatur dan mengawasi pekerjaan setiap mandor.

Mandor Besar

Mandor besar memiliki fungsi untuk membantu asisten tanaman dalam mengelola kebun dan masyarakat. Tugas rutin yang dilakukan oleh mandor besar adalah mengawasi pelaksanaan rol karyawan, memberikan tugas kerja harian kepada mandor lapangan, memeriksa kondisi peralatan kerja, membuat estimasi hasil panen, menghimpun laporan, membuat peta hasil kerja, mengevaluasi hasil kerja harian dan menyusun rencana kerja. Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki mandor besar adalah melakukan penilaian kinerja mandor per semester, menerima atau menolak hasil pekerjaan mandor, dan mengatur pekerjaan mandor lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Tenaga Kerja Pemeliharaan

(38)

20

Karyawan harian lepas skill 9

Karyawan harian lepas semi skill 2

Karyawan harian lepas non skill 187

Total 215

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Tenaga kerja yang bekerja di Kebun Kalisat Jampit berasal dari masyarakat sekitar perkebunan. Tenaga kerja pemeliharaan terdiri dari karyawan harian tetap (KHT) dan karyawan harian lepas (KHL). Karyawan harian lepas terdiri dari tiga bagian yaitu, karyawan harian lepas skill, semi skill, dan non skill. Tenaga kerja diterima sebagai karyawan apabila usia di atas 17 tahun, memiliki kartu tanda penduduk, serta tidak cacat fisik dan mental. Karyawan harian lepas adalah tenaga kerja yang langsung bekerja di lapangan di bawah bimbingan mandor besar. Karyawan harian lepas skill adalah karyawan yang membawahi karyawan non skill. Karyawan harian lepas semi skill adalah karyawan yang bekerja sebagai administrasi kantor afdeling. Mandor memiliki rasio untuk karyawan harian lepas non skill dengan rasio 1 : 20. Karyawan non skill adalah tenaga kerja yang langsung bekerja di bawah perintah mandor lapangan. Karyawan harian lepas tidak terikat oleh perusahaan dan mendapatkan hak upah yang diberikan sebanyak dua kali per bulan sesuai hasil prestasi kerja. Pemberian upah dilakukan pada awal bulan dan pertengahan bulan yang diberikan langsung di kantor afdeling.

Karyawan non staf adalah KHT yang memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi. Karyawan harian tetap adalah karyawan yang diangkat oleh Direksi berdasarkan hasil seleksi yang diselenggarakan. Karyawan harian tetap terdiri dari golongan I–II dan mendapatkan fasilitas seperti kesehatan, tempat tinggal, dan upah.

Karyawan staf adalah karyawan yang diangkat langsung oleh Direksi berdasarkan seleksi karyawan staf. Calon karyawan staf mendapatkan pelatihan sebelum menjadi karyawan staf. Penempatan calon karyawan staf di perkebunan ditentukan oleh Direksi dengan waktu sesuai dengan formasi yang tersedia. Karyawan staf pada tingkat afdeling adalah asisten tanaman yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap unit usaha kebun. Karyawan staf terdiri dari golongan III-IV dan mendapatkan fasilitas seperti kesehatan, tempat tinggal, dan gaji.

(39)

21 pada pukul 05.00–12.00 WIB, dan pegawai pabrik bekerja pada pukul 05.30– 13.30 WIB.

Jadwal Kegiatan Pemeliharaan

Seluruh kegiatan dalam proses budidaya tanaman tidak lepas dari kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah pekerjaan penting dan membutuhkan biaya yang sangat tinggi serta keberhasilan dalam pemeliharaan akan meningkatkan produktivitas. Kegiatan pemeliharaan dilakukan sepanjang tahun, tetapi pada saat musim panen pemeliharaan tidak dilakukan. Pemeliharaan dilakukan oleh karyawan harian lepas yang dikepalai oleh seorang mandor. Kegiatan pemeliharaan tanaman kopi terdiri dari pemupukan, pengendalian gulma manual dan kimia, pemangkasan, dan panen. Hasil pekerjaan dapat dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan lama masa bekerja. Rencana dan realisasi kegiatan pemeliharaan di tahun 2015 disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4 pada lampiran.

Tabel 3 Rencana kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit 2015 Jenis

kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Pengendalian gulma manual Pengendalian

gulma kimia

Pemupukan

Wiwil halus

Panen

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Tabel 4 Realisasi kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit Afdeling Kampung Baru 2015

Jenis kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

Pengendalian gulma

manual

Pengendalian gulma

kimia

Pemupukan

Wiwil halus

Panen

Sumber: Hasil pengamatan lapang dan laporan manajemen sampai dengan Juli 2015 Keterangan: Pelaksanaan magang sampai dengan bulan Juli 2015. Data realisasi bulan

Agustus-Desember belum dilaksanakan.

(40)

22

produksi yang maksimum. Produksi tanaman kopi setiap tahun mengalami fluktuasi, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah faktor pemeliharaan.

Tenaga Kerja Pemeliharaan

Produktivitas kerja yakni hasil kerja yang diperoleh dengan menggunakan sejumlah tenaga kerja pada tingkat tertentu. Produktivitas kerja diukur dengan HOK untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan jumlah ukuran tertentu. Mengelola tenaga kerja khususnya di lapangan, mengetahui kebutuhan tenaga kerja sangat penting dan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Jumlah tenaga kerja pemeliharaan dan standar prestasi kerja tanaman menghasilkan kopi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Frekuensi dan standar prestasi pemeliharaan tanaman menghasilkan kopi Jenis kegiatan Frekuensi

Sumber: Kantor Induk Kebun Kalisat Jampit 2015

Hubungan antara Usia dan Prestasi Kerja Pemeliharaan

Tenaga kerja pemeliharaan yang mendominasi adalah kelompok usia 41–49 tahun. Hasil uji korelasi dilakukan dengan membandingkan usia terhadap prestasi kerja. Pada kegiatan pemupukan, usia ≥ 50 tahun memiliki rata-rata nilai prestasi tertinggi sebesar 0.364 orang ha-1. Prestasi kerja seluruh kelompok usia pada pemupukan telah mencapai standar prestasi kebun sebesar 0.330 orang ha-1. Kesimpulan hasil uji korelasi menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang nyata antara usia dan prestasi kerja. Pemeliharaan pengendalian gulma manual, kelompok umur 34–40 tahun memiliki prestasi tertinggi dengan nilai 0.300 orang ha-1 dan telah mencapai standar prestasi kerja. Nilai korelasi menunjukkan korelasi tidak nyata antara usia dengan prestasi kerja pengendalian gulma manual. Pemeliharaan pengendalian gulma kimia, tenaga kerja yang ditugaskan adalah laki-laki. Hal ini karena tenaga kerja laki-laki lebih efektif dalam bekerja. Usia pekerja di atas 40 tahun memiliki prestasi paling tinggi sebesar 3.806 orang ha-1. Nilai korelasi menunjukkan hubungan positif yang nyata antara usia dan prestasi kerja.

(41)

23 memenuhi faktor ini yang menyebabkan prestasi menurun. Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan usia dan rata-rata hasil prestasi kerja disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan usia dan rata-rata hasil prestasi kerja

Prestasi pemeliharaan (ha orang-1)

Nilai

Sumber: Hasil pengamatan dan data sekunder 2015

Keterangan: * : Berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %; tn: Tidak berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %

Hubungan antara Lama Masa Kerja dan Prestasi Kerja Pemeliharaan

Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan lama masa kerja dan rata-rata hasil prestasi kerja disajikan pada Tabel 7. Pengalaman kerja dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, serta proses pembelajaran untuk bertingkah laku baik dari pendidikan formal serta informal. Kemampuan seseorang untuk menjadi lebih bernilai, terkendali, dan efektif harus mendapatkan dukungan pelatihan, pengalaman, serta peluang untuk berpartisipasi dalam proses perubahan organisasi sehingga karyawan akan jauh lebih kuat untuk masa yang akan datang (Bolman et al. 1999). Pernyataan ini sejalan dengan data yang diperoleh, bahwa kelompok lama masa kerja lebih dari 16 tahun pada pengendalian gulma kimia dan lama masa kerja lebih dari 26 tahun untuk pemupukan serta pengendalian gulma manual, memiliki nilai prestasi tertinggi diantara kelompok lama masa kerja yang lain.

(42)

24

masa kerja tidak memberikan korelasi terhadap prestasi kerja. Seluruh usia dapat mengerjakan wiwil halus dengan standar prestasi kerja dan memiliki nilai prestasi kerja yang sama. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa nyaman dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya (Kreitner dan Kinicki 2004).

Tabel 7 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan lama masa kerja dan rata-rata hasil prestasi kerja

Prestasi pemeliharaan (ha orang-1)

Nilai

Sumber : Hasil pengamatan dan data sekunder 2015

Keterangan: * : Berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %; tn: Tidak berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Prestasi Kerja Pemeliharaan

(43)

25 dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam bekerja. Karyawan dengan kemampuan dasar apabila mendapatkan kesempatan pelatihan dan motivasi, akan mampu melaksanakan tugas dengan baik, dengan demikian pendidikan akan mempengaruhi kinerja karyawan.

Tabel 8 Jumlah tenaga kerja pemeliharaan berdasarkan tingkat pendidikan dan rata-rata hasil prestasi kerja

Prestasi pemeliharaan (ha orang-1) Nilai korelas

Sumber: Hasil pengamatan dan data sekunder 2015

Keterangan: * : Berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %; tn: Tidak berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %, TP = tingkat pendidikan

Manajemen Tenaga Kerja Panen

Panen kopi dilakukan pada pertengahan bulan Mei hingga bulan Juni. Kriteria panen kopi di Kebun Kalisat Jampit adalah memetik buah kopi yang berwarna merah, hasil buah kopi merah 10-15 kg per HOK pada awal panen, rotasi panen 7-15 hari, dan mengumpulkan buah kopi yang jatuh ditanah (PTPN XII 2013). Setelah kegiatan panen, dilakukan pemisahan buah antara hijau, kuning, merah, dan kering. Sistem pemanenan yaitu seorang pemanen memanen pada satu larikan tanaman, apabila sudah selesai maka berpindah ke larikan berikutnya yang diatur oleh mandor panen.

(44)

26

Tabel 9 Hasil check list Afdeling Kampung Baru

Nomor tahun 2015 harga upah pemetik sebesar Rp 1 250 kg-1. Harga upah pemanen akan meningkat dan turun sesuai dengan kebijakan dari pihak kebun. Penurunan harga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan tenaga kerja menjadi kurang termotivasi dalam melakasanakan kegiatan panen. Tenaga pemanen wajib mengikuti prosedur pemetikan kopi sesuai dengan standar kebun. Standar kriteria panen kopi di Kebun Kalisat Jampit adalah buah kopi superior dan inferior. Pemanenan hanya dilakukan pada buah kopi yang masak (superior), apabila buah kopi inferior lebih banyak maka mandor pemetik mendapatkan teguran dari mandor besar atau asisten tanaman. Tenaga pemanen mendapatkan hasil panen dengan rata-rata 15-30 kg dan pada panen raya rata-rata tenaga pemanen mendapatkan hasil 50 kg. Hasil panen Masa II bulan Juni disajikan pada Tabel 9.

Tabel 10 Hasil panen bulan Juni masa II di Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit

(45)

27

Sumber: Kantor Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit 2015 Keterangan: tn: Tidak berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %

Tabel 12 Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan tingkat pendidikan dan rata- rata hasil prestasi kerja

Sumber: Kantor Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit 2015

Keterangan: tn: Tidak berkorelasi nyata pada taraf α = 5 %, TP = Tingkat pendidikan

Tabel 13 Jumlah tenaga kerja panen berdasarkan lama masa kerja dan rata-rata hasil prestasi kerja

(46)

28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan pemeliharaan di Kebun Kalisat Jampit dilaksanakan sesuai dengan standar kebun. Prestasi tenaga kerja masih ada yang belum mencapai standar, hal ini disebabkan pengawasan yang kurang teliti terhadap tenaga kerja. Realisasi kegiatan pemeliharaan masih terjadi pergeseran dari jadwal dan masalah ketidakhadiran tenaga kerja yang dapat menghambat pekerjaan. Hubungan berkorelasi nyata pada prestasi kerja dimiliki oleh kelompok usia pada pemupukan dan pengendalian gulma kimia serta lama masa kerja pada pengendalian gulma secara kimiawi. Lama masa kerja pada tingkat pendidikan tidak memiliki korelasi nyata pada kegiatan pemupukan, pengendalian gulma manual, wiwil halus dan seluruh kegiatan pada tingkat pendidikan, serta kelompok usia pada pengendalian gulma manual.

Tenaga pemetik buah kopi masih banyak melakukan kesalahan dalam memetik buah kopi, hal ini disebabkan tenaga pemetik belum menerapkan SOP panen buah kopi dan harga upah yang rendah untuk hasil panen. Nilai korelasi menyatakan bahwa hubungan antara usia, lama masa kerja, dan tingkat pendidikan tidak berkorelasi nyata pada prestasi kerja.

Saran

(47)

29

DAFTAR PUSTAKA

[Balittanah] Balai Penelitian Tanah. 2004. Konservasi Tanah pada Lahan Usaha Tani Berbasis Kopi. [terhubung berkala]. http:www.balittanah.go.id [diunduh pada 4 January 2015].

Bolman, Lee G, Deal, Terry E. 1994. 4 steps to keeping change efforts heading in the right direction. Journal for quality & participation. Vol 22(2): 3. Academic journal.

Charrier A, Julien Berthaud. 1985. Coffe Botany, Biochemistry and Production of Beans and Beverage. MN Clifford and KC Willson, ed. Connecticut: The Avi Publishing Company, INC.

[Depkumham] Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta (ID). Depkumham

[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan (ID). 2013. Statistik Perkebunan Indonesia Kopi 2011-2013. Jakarta (ID): Ditjenbun

[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan (ID). 2013. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kopi 2014. Jakarta (ID): Ditjenbun. 37 hal.

Ernawati RR, Arief WR, Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Bogor (ID). 17 hal

Hariandja MTE. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Grasindo. 317 hal.

Hulupi R, Martini E. 2013. Pedoman Budi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur. Bogor (ID): Icraf. 72 hal.

Kuit M, Jansen DM, Thiet NV. 2004. Manual for Arabica Cultivation. Vietnam: Tan Lam Agricultural Product Joint Stock Company. 219 hal.

Kreitner R, Kinicki A. 2004. Organizational Behavior. Sixth Edition. McGraw Hill. Boston. 710 Pages.

Mahfud MC. 2012. Teknologi dan strategi pengendalian penyakit karat daun untuk meningkatkan produksi kopi nasional. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. 5(1): 44-57.

Najiyati S, Danarti. 1990. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Ruky AS. 2001. Sistem Manajemen Kinerja (Perfomance Management System) Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta (ID). PT gramedia Utama. 264 hal.

Siswoputranto PS. 1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Yogyakarta (ID): Kanisius. 417 hal.

Sirait B, Charlog. 2005. Ekosistem dan pelestarian kawasan danau toba dengan budidaya kopi. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 3(3): 1-7.

PT. Perkebunan Nusantara XII. 2013. Pedoman Pengelolaan Budidaya Tanaman Kopi Arabika. Surabaya (ID): PTPN XII.

Gambar

Tabel 1.
Gambar 2 (a) Pemupukan lewat tanah dan (b) pemupukan lewat daun
Gambar 8 Hama penggerek batang
Gambar 11 (a) Conestank dan (b) pulper
+7

Referensi

Dokumen terkait

Khusus untuk aspek pemanenan telah dilakukan pengamatan terhadap luas areal panen dan rotasi petik, sistem dan cara pemanenan buah kopi, jumlah tenaga pemetik

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serasah di atas permukaan tanah pada agroforestri Kopi (Coffea arabica) dengan tanaman pokok Suren

Penelitian Keandalan Bakteri Pasteuria penetrans Sebagai Agens Pengendali Hayati Nematoda Puru Akar Meloidogyne incognita Pada Tanaman Kopi (Coffea arabica) dilaksanakan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) dan Strawberi ( Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) di Dusun Similir Desa Telagah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat.. Universitas

ARIDO JUNIOR FATULESI SIMORANGKIR: Pendugaan Cadangan Karbon Serasah pada Agroforestri Kopi (Coffea arabica) dengan Tanaman Pokok Suren (Toona sinensis) dan

Judul Usulan Penelitian : Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica).. Nama : Agnes Helen R. Asmarlaili

Tidak terdapat pengaruh interaksi antara uji genotipe dan pemberian pupuk kascing terhadap pertumbuhan tanaman bibit kopi arabika Coffea arabica L.. terhadap semua parameter yang