STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK
KELOMPOK TANI PERWIRA KELURAHAN PERWIRA
KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI
TRI ARFANI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2015
ABSTRAK
TRI ARFANI. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Dibimbing oleh ASNATH M FUAH dan SALUNDIK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira dan memformulasikan alternatif strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dapat dilaksanakan oleh Kelompok Budidaya Jangkrik secara optimal. Penelitan ini menggunakan 4 metode formulasi. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal sebagai tahap input, matriks Internal-Eksternal, matriks Strengths Weakness Oppurtinities Threats (SWOT) sebagai tahap pencocokan, dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai tahap pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama Kelompok Tani Perwira yaitu terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota. Kelemahan utama adalah belum memenuhi permintaan pasar dan jumlah produk yang dihasilkan belum stabil dikarenakan mortalitas yang tinggi pada fase instar (remaja) serta keterbatasan stok telur dari pembibit. Faktor eksternal yang merupakan peluang sangat kuat yaitu permintaan pasar masih sangat tinggi sedangkan ancaman utama yang dihadapi adalah kekuatan tawar-menawar pedagang pengumpul tinggi. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan didapatkan 5 strategi alternatif yang dapat diterapkan di Kelompok Tani Perwira. Strategi utama menurut hasil adalah untuk membangun sistem jaringan informasi, pengembangan budidaya jangkrik yang tepat, dan menjaga stabilitas harga jual. Kata kunci: analisis IE, analisis SWOT, jangkrik
ABSTRACT
TRI ARFANI. Development Strategy of Crickets Farm Perwira Group Business in Bekasi City. Supervised by ASNATH M FUAH and SALUNDIK.
(teenagers) and limited stocks of eggs from breeders. External factors as strong chance was the market demand which was very high and the main threat was high bargainig position of collecter. Based on the SWOT analysis there where 5 alternative strategies that can be applied in the group of Tani Perwira members. The main strategy according to the results was to build a network information systems,developing appropriate cultivation of crickets, and maintaining the stability of selling price.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan TRI ARFANI
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2015
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA JANGKRIK
KELOMPOK TANI PERWIRA KELURAHAN PERWIRA
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini ialah Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Kelompok Tani Perwira Kelurahan Perwira Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Asnath M Fuah MS dan Bapak Dr Ir Salundik MSi selaku komisi pembimbing atas saran, ilmu dan waktu dalam penulisan karya ilmiah ini serta Bapak Dr Jakaria SPt MSi dan Bapak Winarno SP penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Tuti Suryati SPt MSi selaku dosen penguji.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada Bapak (Supadi), Ibu (Idah Rosidah), paman (Radium), kakak (Lia Rosiana dan Ricky Dwi Permana), dan adik (Irma Azrin Kharimah dan Khoeru Rozikin) yang tidak henti memberikan
do’a, nasehat, kasih sayang, materil, moral dan dukungan yang selalu menyertai. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga, atas segala do’a dan kasih sayangnya.
Penulis ucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Muhammad Fajar Sidiq atas dukungan, kerjasama dan bantuannya selama penelitian dan pengumpulan data ini dan khususnya Melati, Rizky, Adita, Dinni, Taofiq, Andika, Bintang, Denny, Akhdiat, Mulya, Iqbal, Rindang, Ghulam, Hendi, Zuhriansyah, Novan, Ifan dan sahabat IPTP 48, KEPAL-D, HIMAPROTER dan BEM-D atas bantuan, semangat dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Lokasi dan Waktu Penelitian 2
Alat 2
Bahan 2
Prosedur 2
Analisis Deskriptif 3
Analisis Matriks IFE dan EFE 3
Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) 4
Analisis Strengths Weaknes Opportunities Threats (SWOT) 5 Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Keadaan Umum 6
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kelompok Tani Perwira 6 Peluang dan Ancaman Usaha Kelompok Tani Perwira 8 Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Tani Perwira 9
Matriks IE Kelompok Tani Sumber Mukti 9
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan 10 Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha 12
SIMPULAN DAN SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 16
DAFTAR TABEL
1 Contoh matriks IFE 4
2 Contoh matriks EFE 4
3 Contoh analisis SWOT 5
4 Analisis matriks IFE 7
5 Analisis matriks EFE 8
6 Matriks SWOT kelompok Tani Perwira 11
DAFTAR GAMBAR
1 Contoh matriks I-E 4
2 Matriks IE kelompok Tani Perwira 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix internal 16 2 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix eksternal 17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat mulai mengembangkan satwa harapan karena kebutuhan modal yang relatif lebih kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas, serta teknis budidaya lebih mudah dan menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu potensi pengembangan usaha di bidang satwa harapan adalah pembudidayaan jangkrik yang merupakan pakan tambahan terbaik bagi burung kicau dan ikan hias. Jangkrik berpontensi sebagai sumber protein hewani alternatif dengan kandungan protein sekitar 60% (Setiawan 2004). Melihat manfaat dari jangkrik tersebut, maka banyak masyarakat yang mencari informasi mengenai cara budidaya jangkrik sampai dengan pemasarannya.
Kota Bekasi merupakan salah satu daerah yang cocok untuk pengembangan usaha budidaya jangkrik, didukung oleh sumberdaya ekonomi dari limbah pasar yang dijadikan sebagai sumber alternatif pakan bagi usaha budidaya jangkrik. Secara geografis Kota Bekasi juga memiliki kedekatan dengan pasar yang menjadi tujuan utama bagi usaha budidaya jangkrik yaitu wilayah JABODETABEK.
Salah satu organisasi usaha yang bergerak pada subsektor budidaya jangkrik di Kota Bekasi adalah Kelompok Tani Perwira yang berlokasi di Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pengembangan usaha budidaya jangkrik pada Kelompok Tani Perwira dapat dikatakan berpotensi karena mereka sudah memililki arah untuk mengembangkan usaha budidaya jangkrik secara intensif. Pada umumnya, masyarakat di Kota Bekasi melakukan budidaya jangkrik sebagai usaha sampingan yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang memadai. Sementara pada Kelompok Tani Perwira, usaha budidaya jangkrik melalui pengelolaan yang secara khusus dan aktivitas budidaya yang lebih baik.
Analisis strategi pengembangan usaha perlu dilakukan untuk merumuskan strategi yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan usaha budidaya jangkrik, agar usaha yang dilakukan berjalan secara optimal. Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch dan Glueck 1995). Penyusunan strategi yang lengkap dapat disusun menggunakan matriks IFE dan EFE sebagai tahap input, matriks IE dan SWOT sebagai tahap pencocokan dan matriks QSPM sebagai tahap pengambilan keputusan (David 2006).
Tujuan Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang menjadi fokus penelitian sekaligus unit analisis penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan usaha budidaya ternak jangkrik Kelompok Tani Perwira, dalam bentuk budidaya jangkrik mencakup matriks internal (IFE) dan matriks eksternal (EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Matriks I-E untuk menentukan posisi usaha, matriks strengths-weaknesses-opportunities-threats (SWOT) untuk merumuskan strategi, dan analisis quantitatif strategic planing matrix (QSPM) untuk menetapkan prioritas strategi. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap manajemen pemeliharaan, SDM, pada fase pra produksi, proses produksi, panen, pasca panen, dan aspek pasar.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Perwira yang beralamat di Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2015.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini mencakup alat pencatat, buku-buku panduan, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat sebelum penelitian dari hasil studi pustaka dan kunjungan ke pembudidaya jangkrik. Objek yang diteliti adalah usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat sebelum penelitian dari hasil studi pustaka dan kunjungan ke pembudidaya jangkrik. Objek yang diteliti adalah usaha budidaya jangkrik kelompok Tani Perwira.
Prosedur
3
Selain itu, dibuat daftar pertanyaan terbuka yang menyangkut elemen-elemen dari setiap pendekatan yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor strategis internal dan eksternal. Selanjutnya, mengadakan focus group discussion (FGD) dengan pihak-pihak internal Kelompok Tani Perwira terkait pengembangan usaha budidaya jangkrik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut tentang Kelompok Tani Perwira tersebut agar dapat ditentukan faktor apa saja yang termasuk dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Kelompok Tani Perwira. Wawancara langsung dengan pihak Kelompok Tani Perwira adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci strategis internal dan eksternal dalam usaha budidaya jangkrik.
Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan usaha jangkrik baik input maupun output dilanjutkan dengan formulasi strategi pengembangan usaha yang bisa berkelanjutan. Menurut Nazir (2005) analisis deskriptif yang dilakukan secara komprehensife dapat melalui gambaran atau informasi yang lengkap secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran penelitian ini terhadap gambaran umum usaha dan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal dari usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira. Faktor-faktor ini digunakan sebagai dasar pembuatan matriks IE, SWOT dan QSPM untuk mendapatkan strategi yang tepat diterapkan dalam pengembangan usaha budidaya jangkrik. Analisis Matriks IFE dan EFE
Matriks internal factor evaluation (IFE) dan eksternal faktor evaluation (EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang merupakan kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman. Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal diberi rating dan bobot untuk mendapatkan skor dengan cara berikut. (a) Pembuatan daftar faktor internal dan eksternal. Kekuatan dan kelemahan didaftar terlebih dahulu daripada faktor peluang dan ancaman. (b) Pemberian bobot pada setiap faktor dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1.0. (c) Pemberian peringkat (rating) 1 sampai 4 pada setiap faktor yang mengindikasikan faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), sangat kuat (peringkat = 4). (d) Perhitungan skor dengan cara mengalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk. (e) Perhitungan skor bobot total organisasi dengan menjumlahkan skor masing-masing variabel (David 2009). Cara pembuatan Matriks IFE seperti pada Tabel 1 dan 2.
4
Tabel 1 Contoh matriks IFE
Sumber: Rangkuti (2005)
Total nilai skor pembobotan matriks EFE berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2.5. Total skor pembobotan kurang dari 2.5 menunjukkan bahwa kondisi eksternal organisasi usaha lemah dan sebaliknya jika total skor pembobotan lebih dari 2.5 menunjukkan kondisi eksternal organisasi usaha kuat. Total skor 4.0 menunjukkan bahwa organisasi usaha merespon peluang dan ancaman yang dihadapi dengan sangat baik, sedangkan total skor 1.0 berarti organisasi usaha tidak mampu merespon peluang dan tidak dapat menghindari ancaman.
Tabel 2 Contoh matriksEFE
Sumber: Rangkuti (2005)
Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE didasarkan pada dua sumbu yaitu x dan y yang berturut-turut merupakan nilai total skor IFE dan EFE dengan diberi nilai skor 1.0-4.0. Matriks IE disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Contoh Matriks I-E
Sumber: David (2006)
Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan :
1...
2 ... dan seterusnya Kelemahan :
1…...
2 ... dan seterusnya Total 1.0
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang :
1...
2 ... dan seterusnya Ancaman
1...
5
Matriks IE dibagi menjadi 9 sel. Ordinat yang masuk dalam sel I, II, atau IV menunjukkan usaha berada pada posisi tumbuh dan membangun. Ordinat yang masuk dalam sel III, V, atau VII berarti perusahaan berada pada posisi mempertahankan dan memelihara. Ordinat yang masuk dalam VI, VIII, atau IX berarti perusahaan berada pada posisi memanen atau divestasi. Ketiga kelompok ordinat memiliki implikasi strategi yang berbeda (David 2004).
Analisis Strengths Weaknes Opportunities Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk merumuskan alternatif strategi perusahaan. Analisis ini memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (treaths) (Rangkuti 2005).
Alternatif strategi dibentuk dengan mempertimbangkan hasil analisis matriks IE. Strategi alternatif hasil analaisis SWOT dibagi menjadi 4 kelompok strategi yaitu SO peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman) (David 2009).
Tabel 3 Contoh analisis SWOT
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Analisis QSPM bertujuan untuk memilih strategi terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Strategi yang dipilih berasal dari hasil analisis SWOT. Langkah pembuatan matriks QSPM yaitu pertama dengan pengisian kolom pertama matriks dengan daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Kolom kedua diisi dengan bobot tiap faktor sesuai matriks IFE dan EFE. Selanjutnya, baris pertama diisi dengan alternatif strategi dari hasil analisis SWOT. Setiap strategi dibandingkan dengan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan sehingga diperoleh skor daya tarik (attractiveness scores-AS), yaitu 1 (tidak menarik), 2 (agak menarik), 3 (secara logis menarik), 4 (sangat menarik). Skor daya tarik dikalikan dengan bobot untuk memperoleh total attractiveness score (TAS). Nilai TAS tiap strategi dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah keseluruhan daya tarik total (sum sotal attractiveness score-TAS). Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik (David 2009). Contoh matriks analisis QSPM seperti pada (Lampiran 2).
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Faktor Eksternal ... ...
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
... ... ...
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Kelompok Tani Perwira terletak di Kelurahan Perwira RW 16, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi berdiri sejak tahun 2011 merupakan tempat budidaya jangkrik. Usaha budidaya jangkrik awalnya digagas oleh salah seorang warga yang berminat dalam usaha jangkrik guna meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga. Hal itu memberi inspirasi bagi warga lain untuk ikut memiliki usaha tersebut. Sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan dalam hal status sosial sebagai masyarakat yang belum memiliki pekerjaan tetap dengan cita-cita yang kuat untuk melakukan usaha bersama dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, kemudian berkumpul dan membentuk kelompok budidaya jangkrik. Saat ini Kelompok Tani Perwira memiliki 18 anggota. Ketersediaan lahan di area tersebut dijadikan tempat untuk budidaya jangkrik, karena tempat Kelompok Tani Perwira memiliki sirkulasi udara yang baik dan memiliki suhu yang tunggi. Suhu di Kota Bekasi yaitu 23.-33 oC dan kelembaban 65%-82% BMKG (2015). Purwanti (1991) menyatakan bahwa jangkrik cenderung menyukai lingkungan yang bersuhu tinggi dan sirkulasi udara yamg baik, ditandai dengan perlajuan pertumbuhan yang cepat.
Saat ini Kelompok Tani Perwira telah memiliki 17 lokasi kandang pembesaran jangkrik muda (clondo) dan 1 kandang pembibit dengan menggunakan modal pribadi, namun pemeliharaannya dengan sistem gotong-royong antar anggota. Pencatatan keuangan bersifat temporary (hanya dalam satu saat), misalkan ketika para anggota mengumpulkan uang untuk melakukan suatu kegiatan saja. Masing-masing kandang jangkrik pembesaran memiliki rata-rata 8 kotak berukuran 144 cm x 122 cm x 60 cm dengan kapasitas tampung jangkrik sebanyak 25 kg kotak-1. Setiap kotak membutuhkan 4 ons telur. Kelompok Tani Perwira mendapat pasokan telur dari seorang pembibit yang termasuk dalam kelompok. Ukuran kotak pembibit yaitu 124 cm x 122 cm x 60 cm dengan kapasitas tampung 20 kg kotak-1 menghasilkan rata-rata 6 kg minggu-1.
Kelompok Tani Perwira saat ini telah rutin memasarkan sebanyak sekitar 40 kg hari-1 dengan harga Rp. 25 000 kg-1 kepada 2 pedagang pengumpul yang ada di wilayah Kota Bekasi. Hasil yang didapat belum mampu memenuhi permintaan jangkrik dipasar yang dibutuhkan daerah Bekasi dan sekitarnya yang dapat mencapai 4 kuintal hari-1. Produk telur yang dihasilkan memiliki kualitas baik, dilihat dari daya tetas telur yang tinggi. Hal ini karena Kelompok Tani Perwira rutin menyemprotkan media penetasan dengan hand sprayer setiap hari, terlebih udara pada siang hari agar suhu dan kelembaban tetap stabil (tidak basah dan tidak kering). Menurut Sukarno (1999), bahwa suhu dan kelembaban optimal telur jangkrik yaitu 26 oC dengan kelembaban 65% sampai 80%. Jangkrik clondo (remaja) dilihat dari tingkah laku agresif menunjukkan jangkrik tersebut sehat. Menandakan jangkrik tersebut sehat yaitu memiliki tingkah laku yang agresif dan lincah dalam melompat (Paimin et al. 1999).
Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kelompok Tani Perwira
7
dengan kekuatan dan kelemahan. Menurut Umar (2003), analisis internal sering diarahkan pada aspek manajemen, kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, struktur organisasi, aspek pasar, dan pemasaran. Hasil analisis matriks Evaluasi Factor Internal (IFE) pada tabel 4.
Pada kekuatan internal beberapa faktor yang termasuk kekuatan utama adalah terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota sebesar (0.5842). Kelompok Tani Perwira melakukan suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota untuk memudahkan usaha budidaya jangkrik dalam pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran. Sistem gotong-royong bertujuan untuk terbinanya suasana kekeluargaan sehingga pegawai lebih loyal sehingaa menumbuhkan semangat atau motivasi pegawai dalam mencapai target yang telah ditentukan. Menurut Hasibuan (2007), untuk mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai adalah dengan memberikan motivasi terhadap pegawai.
Tabel4 Analisis matriks IFE
Memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan limbah pasar untuk dijadikan pakan jangkrik (0.5335). Kemampuan yang dimiliki dalam hal pencarian pakan alternatif bagi jangkrik berupa dedaunan disekitar dan limbah pasar menyebabkan Kelompok Tani Perwira dapat menekan biaya pakan sebagai komponen terbesar dalam total biaya produksi budidaya jangkrik. Sehingga Kelompok Tani Perwira telah mampu mencari sumber pakan murah bagi jangkrik yang dikelola secara intensif, akan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh. Beberapa faktor internal yang merupakan kelemahan adalah produksi yang belum memenuhi permintaan pasar dan jumlah produk yang dihasilkan belum stabil dengan nilai yaitu (0.0398). Mortalitas yang tinggi yang menyebabkan No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Kekuatan
1
Terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota
0.1524 3.84 0.5842
2 Memanfaatkan sumberdaya alam sekitar dan
limbah pasar untuk dijadikan pakan jangkrik 0.1455 3.34 0.5335
3 Loyalitas anggota dalam membangun organisasi
tinggi 0.1265 3.17 0.4006
4 Kondisi lingkungan cocok untuk budidaya
jangkrik 0.1190 3.00 0.3570
5 Limbah yang dihasilkan tidak mengganggu
lingkungan 0.1188 3.00 0.3564
6 Produk yang dihasilkan berkualitas baik 0.1188 3.00 03564
Total 2.5881
Kelemahan
1 Sistem informasi manajemen yang tidak rapih 0.0735 1.84 0.1348 2 Terbatasnya sumberdaya manusia yang terlatih
pada bidang budidaya jangkrik 0.0658 1.84 0.1206 3 Belum memenuhi permintaan pasar 0.0398 1.00 0.0398 4 Jumlah produk yang dihasilkan belum stabil 0.0398 1.00 0.0398
Total 0.3350
8
perusahaan belum memenuhi permintaan pasar. Menurut Aryani (2002), jangkrik berperilaku sangat agresif dan cenderung suka berkelahi sehingga tingkat mortalitasnya tinggi. Pada fase instar (remaja) mortalitas jangkrik adalah 45%-86% (Widiyaningrum 2001). Kondisi ini menimbulkan kelemahan kedua yaitu jumlah produk yang dihasilkan belum stabil. Menurut Herdiana (2001), mortalitas jangkrik dewasa mencapai 89.35% karena pada fase ini sudah memasuki tahap kawin sehingga agresifitas jangkrik lebih tinggi. Jangkrik yang sehat akan menghasilkan telur yang baik dan banyak. Penyakit, lingkungan, predator, dan kanibalisme berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan (Paimin et al. 1999). Keterbatasan stok telur dan perusahaan mulai menjual telur ke pembudidaya baru sehingga stok telur di perusahaan cepat habis.
Total skor bobot yang diperoleh dari matriks IFE pada usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira sebesar (2.9231) menunjukan bahwa kondisi perusahaan secara internal berada dalam posisi sedang. Apabila nilai skor bobot mendekati 3.000 berarti kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahannya. Terbinanya suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong-royong sesama anggota yang mencakup pemeliharaan, pengembangan bibit, pemanenan produk, dan pemasaran yang merupakan kekuatan utama perusahaan ternyata belum mampu mengatasi kedua kelemahan utamanya. Kondisi ini mengindikasikan teknik budidaya di Kelompok Tani Perwira, terutama peningkatan jumlah populasi, penanganan dan pencegahan, masih perlu disempurnakan.
Peluang dan Ancaman Usaha Kelompok Tani Perwira
Analisis eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategis dalam mengevaluasi sektor lingkungan yang ada diluar kendali perusahaan untuk menentukan peluang dan ancaman (Jauch dan Glueck 1995). Menurut David (2009) sektor lingkungan ini mencakup informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
Tabel5 Analisis Matriks EFE
No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang
1 Permintaan pasar masih sangat tinggi 0.1709 4.00 0.6836 2 Tingkat kepercayaan pelanggan tinggi 0.1494 3.5 0.5229 3 Adanya dukungan dari masyarakat 0.1418 3.17 0.4490 4 Kesempatan menjalin kemitraan 0.1194 2.84 0.3383
Total 1.9938
Ancaman
1 Kekuatan tawar-menawar pedagang pengumpul
tinggi 0.1485 3.50 0.5198
2 Terdapat jangkrik yang beedar dari luar daerah di
pasaran 0.1349 3.67 0.4272
3 Fluktuasi harga jangkrik tergantung
ketersediaannya di pasaran 0.1351 3.00 0.4053
Total 1.3522
9
Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE terdapat peluang yang memiliki pengaruh sangat kuat yaitu faktor permintaan pasar masih sangat tinggi dengan skor (0.6838). Analisis pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan bahwa tidak kurang dari 4 kuintal jangkrik hari-1 yang dibutuhkan oleh pedagang pengecer untuk memenuhi kebutuhan jangkrik di daerah Bekasi dan sekitarnya.
Permintaan yang tinggi ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan skala usaha. Peluang dengan nilai tertinggi kedua adalah tingkat kepercayaan pelanggan tinggi (skor 0.5229). Tingkat kepercayaan yang tinggi diperoleh dari kualitas jangkrik yang dihasilkan perusahaan lebih baik dibandingkan dengan jangkrik yang didapat dari hasil alam. Hal ini karena Kelompok Tani Perwira melakukan pensortiran produk yang akan di jual. Tingkat kepercayaan yang tinggi dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produk yang dihasilkan usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira. Menurut Griffin (2005), loyalitas merupakan indikator jaminan pasar bagi produk perusahaan karena konsumen melakukan pembelian kembali terhadap produk perusahaan tersebut.
Ancaman utama terhadap perusahaan adalah kekuatan tawar-menawar pedagang pengumpul tinggi (skor 0.5198). Terdapat jangkrik yang beredar dari luar daerah di pasaran menyebabkan posisi tawar-menawar pedagang pengecer tinggi. Harga jangkrik dari luar daerah lebih murah karena jauhnya pengiriman dan transportasi yang tidak memadai sehingga kualitasnya lebih rendah, mengingat pasar utama jangkrik yaitu di daerah perkotaan yang banyak penghobi burung kicau dan ikan hias. Faktor yang menyebabkan posisi tawar menawar pedagang pengumpul tinggi adalah pasar di dominasi oleh jangkrik dari luar daerah dan pedagang pengumpul menginginkan keuntungan yang lebih besar sehingga harga jangkrik dari luar daerah dijadikan standar. Keuntungan usaha Kelompok Tani Perwira menjadi lebih kecil karena produk jangkrik yang berkualitas baik di beli dengan harga yang rendah.
Elemen peluang memperoleh indeks kumulatif skor sebesar 1.9938, sedangkan elemen ancaman memperoleh indeks kumulatif skor sebesar 1.3522. Hal ini menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang cukup tinggi terhadap faktor peluang dan respon yang lebih kecil terhadap faktor ancaman. Total bobot skor perhitungan matriks EFE sebesar (3.1846). Hal ini memberikan arti bahwa pengembangan usaha budidadaya jangkrik di Kelompok Tani Perwira dapat memanfaatkan peluang sebaik mungkin untuk menghindari ancaman.
Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Tani Perwira Matriks IE Kelompok Tani Sumber Mukti
10
Total Terimbang
Gambar 2 Matriks IE kelompok Tani Perwira
Total skor pada perhitungan matriks IFE Kelompok Tani Perwira sebesar 2.9231 dan total skor pada perhitungan matriks EFE sebesar 3.3461 menempatkan posisi Kelompok Tani Perwira pada kolom II, yaitu pada posisi (tumbuh dan membangun), seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 2). Oleh karena itu untuk daerah yang bertumbuh dan membangun (growth and build), strategi yang cocok dalam sel ini adalah startegi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal). Strategi-strategi yang ditunjukkan dari matriks I-E kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Perwira.
Penetapan Alternatif Strategi Pengembangan
Alternatif strategi pengembangan berdasarkan matriks IFE, EFE, dan IE, selanjutnya melakukan pencocokkan faktor kunci strategis baik internal dan eksternal untuk memperoleh alternatif startegi yang dapat dilakukan dalam upaya dari usaha Kelompok Tani Perwira melalui matriks SWOT. Hasil alternatif strategi yang ada pada matriks SWOT merupakan hasil diskusi dengan beberapa pihak internal maupun eksternal.
11
yang tinggi perlu peningkatan jumlah dan ketersediaan jangkrik secara teratur sehingga perputaran usaha yang cepat dan berlanjut.
Tabel 6 Matriks SWOT kelompok Tani Perwira
Alternatif strategi S-O kedua adalah peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Kelompok Tani Perwira. Keberhasilan pembudidayaan jangkrik sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia. Untuk kepentingan akselerasi suatu pembangunan dibidang budidaya jangkrik, peningkatan sumberdaya manusia merupakan salah satu syarat utama adalah dengan pendidikan dan pelatihan. Apabila pendidikan dan pelatihan yang telah dibuat
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
IFE
EFE
S1. Terbinanya suasana kerja yang bersifat SO2. Peningkatan kuantitas
12
dijalankan dengan baik maka proses produksi akan lebih efisien dan Kelompok Tani Perwira perlu adanya tenaga kerja untuk peningkatan jumlah produksi dan memenuhi permintaan pasar.
Analisis strategi W-O menghasilkan 2 strategi alternatif untuk mengatasi masalah kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang ada. Pertama adalah meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan sarana dan prasarana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha yang dijalankan oleh Kelompok Tani Perwira.. Sarana produksi tersebut berupa hygrometer dan hands sprayer untuk mengontrol suhu dan kelembaban kandang jangkrik. Kapasitas produksi yang optimal dapat semakin meningkatkan skala usaha untuk mencapai keuntungan maksimun dengan membangun kandang dan penambahan kotak jakrik yang baru.
Analisis strategi S-T yang dapat dilakukan adalah penyempurnaan SOP dengan tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas produk. Keberhasilan pembudidayaan jangkrik sangat bergantung pada SOP yang dijalankan dengan baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan terjaga. Penerapan SOP yang baik pada Kelompok Tani Perwira dalam proses budidaya menjadikan target perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar dapat tercapai sehingga resiko ancaman yang dihadapi dapat diminimalisir pengaruhnya. Ratih dan Harmini (2012) menyatakan bila SOP yang telah dibuat dijalankan dengan baik maka proses produksi akan lebih efisien.
Alternatif strategi W-T menghasilkan 1 alternatif strategi yang dibuat untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat dilakukan adalah membangun jaringan informasi budidaya yang lebih luas dengan antar sesama pembudidaya jangkrik upaya menjaga stabilitas harga jual. Perusahaan akan lebih kuat pada posisi tawar menawar yaitu dengan bermitra sesama pembudidaya. Bentuk Kerjasama ini mencakup saling berbagi informasi pasar sehingga ancaman fluktuasi harga dapat diatasi.
Penetapan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
Pemilihan strategi yang dihasilkan QSPM merupakan strategi yang diandalkan dan menjadi pilihan untuk menghadapi peluang dan ancaman, serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Perwira. Alternatif tersebut berdasarkan tahap pengambilan keputusan terhadap strategi terbaik dari berbagai alternatif strategi yang merupakan hasil analisis SWOT kepada lingkungan internal dan eksternal usaha budidaya jangkrik Kelompok Tani Perwira sehingga alternatif tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkat kepentingannya.
13
mudah diperoleh dan diterapkan sehingga fluktuasi harga jangkrik dipasar dapat diatasi.
Strategi kedua yang dipilih adalah peningkatan jumlah populasi jangkrik Kelompok Tani Perwira (TAS: 6.9333). Permintaan pasar dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap produk jangkrik belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan hal ini diakibatkan kurangnya jumlah populasi jangkrik yang dihasilkan. Melihat kondisi ini, sehingga peningkatan jumlah populasi jangkrik perlu diterapkan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi jangkrik dalam memenuhi kepercayaan pelanggan dan permintaan pasar.
Strategi yang ketiga adalah meningkatkan investasi dan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan sarana dan prasarana (TAS: 6.5755). Perusahaan belum memenuhi permintaan pasar diakibatkan oleh keterbatasan modal. Skala usaha perlu ditingkatkan dengan strategi yang dijalankan melalui kerjasama kemitraan dengan investor. Keuntungan yang didapat dari strategi kerjasama kemitraan yaitu ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat dihindari dengan semakin bertambahnya informasi dan meningkatnya sarana prasarana untuk memperbaiki kelemahan Kelompok Tani Perwira.
Penyempurnaan SOP untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk (TAS: 6.4457). Strategi tersebut menjadi prioritas keempat yang dipilih karena penyempurnaan SOP yang telah dijalankan memerlukan evaluasi terlebih dahulu terhadap SOP yang telah ada kemudian melakukan revisi SOP yang akan dijalankan sesuai dengan target dan tujuan utama produksi. Kondisi saat ini perusahaan lebih fokus pada produk yang dihasilkan saat ini yang seharusnya pihak perusahaan untuk meningkatkan jumlah populasi yang dijadikan produk jangkrik untuk memenuhi permintaan pasar. Pencapaian target tersebut dapat terpenuhi dengan cara revisi SOP dalam bidang pengembangan pembesaran jangkrik.
Strategi kelima yang dipilih adalah peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Kelompok Tani Perwira (TAS: 6.31475). Terbatasnya sumberdaya manusia yang terlatih pada bidang budidaya jangkrik diakibatkan kurangnya pendidikan dan pelatihan. Peningkatan kuantitas dan kulaitas SDM ini akan menghasilkan kelompok yang memiliki kemampuan untuk merencanakan usahanya sesuai dengan potensi sumberdaya atau peluang yang dimilikinya, mampu memecahkan masalah dan mengetahui teknologi yang dibutuhkannya untuk memperbaiki kelemahan dan menghindari ancaman terhadap Kelompok Tani Perwira. Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri (Follet 1999).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
14
Pada lingkungan eksternal, peluang permintaan pasar dan tingkat kepercayaan pelanggan tinggi untuk itu, sehingga kontinuitas produksi dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pasar perlu dilakukan. Kelompok Tani Perwira berada pada kuadran tumbuh dan membangun (growth and build), dan mampu merespon peluang yang ada dengan cara intensifikasi sistem produksi untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Saran
Kelompok Tani Perwira disarankan untuk meningkatkan kuantitas produk dengan cara mengevaluasi dan merevisi sistem manajemen mengenai pengembangan bibit, penanganan penyakit, dan memperluas cakupan wilayah pemasaran produk. Perkembangan teknologi informasi dan diperlukan peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan manajemen. Kelompok Tani Perwira diharapkan untuk membangun jaringan informasi dengan pembudidaya jangkrik yang lain upaya menjaga stabilitas harga jual dan kemitraan dengan lembaga keuangan untuk permodalan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani R. 2002. Pengaruh tipe kandang bersekat terhadap pertumbuhan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus). [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BMKG]. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2015. Prakiraan cuaca provinsi Jawa Barat. [internet]. [Diunduh 2015 November 9] Tersedia
David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): PT. Salemba Empat. Follet MP. 1999. Visionary Leadership and Strategic Management. MCB
University Press. Women in Management Review Volume 14 Number 7. Griffin J. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta (ID): Erlangga.
Hasibuan MSP. 2007. Manajemen Sumberdaya Manusia. Cetakan ke-9. Jakarta(ID): PT. Bumi Aksara.
Herdiana D. 2001. Pengaruh pakan terhadap performa tiga jenis jangkrik lokal. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Jauch LR, William F. Glueck. 1995. Manajemen Strategis dan Kebijakan. Terjemahan : Murad dan H. Sitanggang. Jakarta (ID): Erlangga.
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Paimin FB, Pujiastuti LE, Erniwati, 1999. Sukses Beternak Jangkrik. Cetakan ke-1. Bogor (ID): Penerbit Penebar Swadaya.
Purwanti F. 1991. Pengaruh suhu terhadap jumlah hemosit jangkrik (Gryllus mitratus). Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
15
Ratih F, Harmini. 2012. Efisiensi teknis usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Forum Agribisnis Vol. 2 No.1. Bogor (ID): Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Setiawan W. 2004. Penampilan jangkrik cliring (Gryllus mitratus) yang diberi pakan kombinasi konsentrat dengan daun singkong atau daun pepaya. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Sukarno H. 1999. Budidaya Jangkrik. Yogyakarta (ID): Kanisius
Widiyaningrum P. 2001. Pengaruh padat penebaran dan jenis pakan terhadap produktivitas tiga spesies jangkrik lokal yang dibudidayakan. [disertasi]. Program Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix internal
Faktor-faktor Skor Strategi-1 Strategi-2 Strategi-3 Strategi-4 Strategi-5
Sukses kriteria Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kekuatan 1 0.1524 3.0 1.2489 3.5 1.4571 3.5 1.4570 3.5 1.4571 4.0 1.6652
Kekuatan 2 0.1455 3.5 0.5093 2.5 0.3637 3.0 0.4365 3.0 0.4365 3.5 0.5093
Kekuatan 3 0.1265 3.5 0.4427 4.0 0.5060 3.0 0.3795 3.5 0.4427 3.5 0.4427
Kekuatan 4 0.1190 3.5 0.4165 2.0 0.2380 3.0 0.3570 2.0 0.2380 2.0 0.2380
Kekuatan 5 0.1188 4.0 0.4752 2.5 0.2970 3.0 0.3564 3.0 0.3565 3.5 0.4158
Kekuatan 6 0.1188 3.0 0.3564 2.0 0.2376 2.0 0.2376 2.0 0.2376 2.0 0.2376
Kelemahan
Kelemahan 1 0.0735 2.5 0.1837 4.0 0.2940 2.5 0.1837 3.0 0.2205 2.0 0.1470
Kelemahan 2 0.0658 2.0 0.1316 4.0 0.2632 2.5 0.1645 3.5 0.2303 3.5 0.2303
Kelemahan 3 0.0398 4.0 0.1592 3.0 0.1194 3.0 0.1194 2.5 0.0995 2.0 0.0796
17 Lampiran 2 Hasil analisis Quantitatve Strategic Planning Matrix eksternal
Faktor-faktor Skor Strategi-1 Strategi-2 Strategi-3 Strategi-4 Strategi-5
Sukses kriteria Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
Peluang 1 0.1709 4.0 0.6836 3.0 0.5127 3.0 0.1527 2.5 0.4273 2.5 0.4273
Peluang 2 0.1494 3.5 0.5229 2.5 0.3735 2.5 0.3735 3.0 0.4482 3.0 0.4482
Peluang 3 0.1418 2.0 0.2836 3.0 0.4254 2.5 0.3545 2.5 0.3545 3.0 0.4254
Peluang 4 0.1194 2.0 0.2388 3.0 0.3582 4.0 0.4776 3.0 0.3582 3.0 0.3582
Ancaman
Ancaman 1 0.1485 2.5 0.3713 2.0 0.2970 2.5 0.3713 2.0 0.2970 3.0 0.4455
Ancaman 2 0.1351 2.5 0.3373 2.0 0.2698 3.0 0.4047 3.0 0.4047 2.5 0.3373
Ancaman 3 0.1349 3.5 0.4728 1.5 0.2026 2.0 0.2702 2.5 0.3377 3.0 0.4053
18
Lampiran 3 Contoh matriks analisis QSPM
Faktor-faktor Skor Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Sukses kriteria Bobot AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 10 Oktober 1992 sebagai anak ketiga dari 5 bersaudara keluarga Bapak Supadi dan Ibu Idah Rosidah. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Pertiwi Gebang Kulon Cirebon pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 1999. Tahun 1999 melanjutkan pendidikan di SDN Tersana Baru Babakan Cirebon dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Babakan Cirebon dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Babakan Cirebon dan lulus pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur UTM (Ujian Talenta Masuk) IPB jalur tulis mandiri dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.