RESUME
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi (DSI-PK)
Disusun oleh : Nama : Nuril Faizah Nim : 201310070311142 Kelas : Biologi 2 D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB 3: PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan atau lintas industri sesuai dengan standar kinerja yang diisyaratkan. Konsep kompetensi difokuskan pada apa yang diharapkan dari seorang pekerja di tempat kerja dan bukan dalam proses belajar. kompetensi dimunculkan dengan harapan agar lulusan sekolah mampu menjadi lulusan yang memiliki keterampilan sehingga dia mampu hidup kapan dan di manapun berada, untuk menghasilkan lulusan tersebut dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk profesional. Untuk mencapai pembelajaran yang baik terdapat 7 kompetensi kunci yang perlu diterapkan yaitu: (1) Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa informasi, (2) menyampaikan ide dan informasi, (3) merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan, (4) bekerja sama dalam tim, (5) menggunakan ide dan teknik matematika, (6) memecahkan masalah, dan (7) menggunakan teknologi.
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok yaitu pemilihan kompetensi yang sesuai, spesikfikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan penilaian. Menurut Hari, prinsip pembelajaran berbasis kmpetensi adalah sebagai berikut:
1. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. 2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK
tercapai secara utuh.
3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik.
5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis.
6. Pembelajran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
7. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.
Langkah-langkah pengembangan pembelajaran yang dikemukakan oleh Elam adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar. 2. Mengidentifikasi kompetensi.
3. Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi. 4. Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis asesmen. 5. Pengelompokan dan penyusunan tujuan pembelajaran. 6. Desain strategi pembelajaran.
7. Mengorganisasikan sistem pengolahan. 8. Melaksanakan percobaan program. 9. Menilai desain pembelajaran. 10.Memperbaiki program.
Menurut Hari, pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kontruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transfering, diharapkan siswa mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
Tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual yaitu: constructivism, inquiry, modelling, reflection, authentic assessment.
BAB 4: DESAIN PEMBELAJARAN BEBRBASIS PENCAPAIN KOMPETENSI (DSI-PK)
cakap, kreatif, mandiri, dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Desain pembelajaran berorientasi pada pencapaian kompetensi memberi penekanan lebih pada tujuan agar siswa memilki kemampuan dasar sehingga siswa bukan hanya dibentuk untuk menjadi manusia yang menguasai materi pelajaran saja.
Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata bahasa Inggris intruction yang berarti proses membuat orang belajar, atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Tujuan pembelajaran adalah mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan peserta didik dalam rangka tercapainya tujuan belajar. Menurut Sanjaya, prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dari tiga bagian penting, yaitu: (a) Analisis kebutuhan, yang meliputi dua hal pokok yakni analisis kebutuhan akademik dan kebutuhan non akademik. (b) Pengembangan, yakni proses mengorganisasikan materi pelajaran dan pengembangan proses pembelajaran. (c) Pengembangan alat evaluasi, yang memiliki dua fungsi utama, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Karakteristik Model DSI-PK yaitu:
a. Model desain yang sederhana dengan tahapan yang jelas dan bersifat praktis. b. Secara jelas menggambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh.
c. Merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan (analisis kebutuhan akademis dan personal sesuai tuntunan sosial kedaerahan)
d. Ditekankan pada penguasaan kompetensi sebagai hasil belajar yang dapat diukur.
Menurut Suryani, implementasi dalam suatu pembelajaran mencakup tiga tahap yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dalam model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK) adalah desain pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum mengajar, dan desain tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Model DSI-PK adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran, baik mengenai proses maupun bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi.
1. Sarana dan prasarana yang memadai.
2. Kebijakan kepala sekolah untuk membantu kreatifitas guru dan peserta didik. 3. Dukungan dan keterlibatan banyak pihak di sekolah sehingga mengakibatkan
komitmen untuk menyukseskan implementasi model DSI-PK.
Faktor penghambat model DSI-PK beserta solusinya adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman guru terhadap konsep model DSI-PK yang minim. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan pelatihan-pelatihan, seperti penataran atau workshop, serta diadakan koordinasi dan saling tukar pengalaman antar guru setidaknya sebulan sekali.
2. Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan hal yang cukup rumit, karena menyangkut pencapaian kompetensi dasar peserta didik. Solusinya harus diarahkan tidak hanya sebatas memahami materi pada aspek kognitif, tetapi lebih ditekankan pada aspek perilaku dan sikap peserta didik.
3. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang. Untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam mencerna pelajaran, dapat dilakukan dengan mendesain model DSI-PK secara sederhana.
4. Sarana dan prasarana belum memadai, sehingga proses belajar mengajar di sekolah menjadi monoton, dan hanya menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber pelajaran. Solusinya guru harus kreatif mencari bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran.