Irfan Ansori Ortrifa 081316675516 e-mail : fhan16_exfam@yahoo.com
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN FORMAL Nama : Irfan Ansori Ortrifa Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 16 Februari 1987 Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia Status : Belum Menikah Golongan Darah : -
Alamat : Jl. Sarimanah ,PERUMNAS RT 04 RW 09 Kel.Sarijadi Kec. Sukasari Blok 7 No 130 Kota Bandung
Telepon : 081316675516
Email : fhan16_exfam@yahoo.com
Pendidikan Nama Instansi Tahun Ajaran
Kuliah
Universitas Komputer Indonesia ( Jurusan Teknik Arsitektur )
Jl. Dipati Ukur, Bandung
2008- Sekarang
SMA/MA Ponpes Modern Darussalam GONTOR
Ponorogo, Jawa Timur 2002-2006
SMP/MTS SLTP Negeri 1 Warung Kaung
Sukabumi, Jawa Barat 1999-2002
SD SD Negeri 1 Nagrak Selatan
Sukabumi, Jawa Barat 1998-1999
SD SD Negeri Polisi 4 Bogor
Bogor, Jawa Barat 1993-1998
TK TK Al-Ghozali
Irfan Ansori Ortrifa 081316675516 e-mail : fhan16_exfam@yahoo.com
PENDIDIKAN NON FORMAL
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
2005 – 2006 Pelatihan KML (Kursus Mahir Lanjutan) 2004 – 2005 Pelatihan KMD (Kursus Mahir Dasar)
2003 – 2004 Pelatihan Wasit Perbasi
2011 - 2012 : Anggota HIMA Arsitektur UNIKOM Ketua Divisi Olahraga
2005 - 2006 : Pengurus Kantin Pelajar
OPPM GONTOR 1 (Organisasi Pelajar Pondok Modern)
2004 - 2005 : Kader Pengurus Koperasi Pelajar
OPPM GONTOR 5 (Organisasi Pelajar Pondok Modern) 2001 - 2002 : Ketua Divisi Olahraga
2007 - 2008 : Guru Olah Raga, Guru Pramuka, Pengurus Kantin dan Koperasi SMP IT Al-Hasan (Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi).
PROYEK TEAM WORK
Irfan Ansori Ortrifa 081316675516 e-mail : fhan16_exfam@yahoo.com
KEMAMPUAN
1. Operasi Aplikasi Komputer Microsoft Office Microsoft Excel Vector Works Auto Cad
Google Sketch Up
PONDOK PESANTREN MU’ADALAH MODERN
BANDUNG
TEMA
ARSITEKTUR MODERN ISLAMI
SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR
SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
OLEH :
IRFAN ANSORI ORTRIFA
1.04.08.020
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur milik Allah SWT yang telah memberikan karunia
serta hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir yang berjudul “PONDOK PESANTREN
MU’ADALAH MODERN BANDUNG” dapat selesai pada waktunya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program
Strata 1 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi Arsitektur di Universitas
Komputer Indonesia. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna baik dalam isi, program maupun penulisan dan tata bahasa yang
dipergunakan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada :
1. Rahy Sukardi,Ir.,MT. selaku pembimbing yang telah merelakan waktu luangnya
untuk memberikan arahan dan bantuan dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Dr. Salmon P. Martana selaku Ketua Program Studi Arsitektur Universitas
Komputer Indonesia.
3. Orang tua tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dukungan, kasih
sayang, perhatian serta do’a yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini,
Penulis menyadari juga bahwa pada tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam cara penyajian laporan maupun kelengkapan gambar kerja.
Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca akan sangat penulis hargai dan harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penyusunan tugas akhir ini bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi yang membacanya. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 16 Agustus 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN………... i
ABSTRAKSI...………... ii
PRAKATA……...…..………... iii
DAFTAR ISI………...……... v
DAFTAR GAMBAR………...……... ix
DAFTAR TABEL...………...……... xii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang...……….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan………... 3
1.3 Perumusan Masalah...………...……….... 3
1.4 Tinjauan teori...………... 4
1.5 Pendekatan Perancangan...……… 5
1.6 Pengguna Bangunan...……… 7
1.7 Kerangka Berfikir...………. 8
BAB II DESKRIPSI TERHADAP PROYEK………...………...……... 9
2.1 Umum.…...………...…...….. 9
2.1.1 Lokasi...……...…... 9
2.2 Program Kegiatan....…..………...……...…..… 10
2.4 Ukuran Standart...…..………...……...…... 16
2.4.1 Kamar Tidur Asrama...………... 16
2.4.2 Standart Masjid...…...……... 17
2.4.3 Standart Selasar Asrama...………... 17
2.4.4 Standart Ruang Makan...………... 18
2.5 Studi Banding...…..………...………... 17
2.5.1 Deskripsi Pesantren...………... 20
2.5.2 Akses dan Sirkulasi...………... 21
2.5.3 Tata Bangunan...………... 22
2.5.4 Sarana Prasarana...………... 23
BAB III Analisis…...…………...……….. 26
3.1 AnalisisFungsional………...……...…………...………….. 26
3.1.1 Sarana Prasarana...………... 26
3.1.2 Jumlah Parkir...………... 27
3.2 Analisis Kondisi Lingkungan………...………...……... 27
3.2.1 Lokasi Tapak...……...…... 27
3.2.2 Luas Lahan...…...……... 28
3.2.3 Batas Lahan...………... 28
3.3 Peraturan Daerah...…………...……... 30
3.4 Bentuk Tapak dan Topografi...……… 30
3.5 Akses dan Sirkulasi...……...…… 30
3.8 Orientasi dan Vegetasi... 35
3.9 Kesimpulan... 35
BAB IV Elaborasi Tema..………... 31
4.1 Umum...………...…... 31
4.1.1 Quraniyah dan Kauniyah...………...…... 31
4.1.2 Taqlid………... 31
4.1.3 Rasional dan Efesiensi………...…...……….. 34
4.1.4 Kearifan Lokal………...………...….. 34
4.2 Penerapan Pada Desain………..…... 31
BAB V KONSEP PERANCANGAN………...…….………...……... 43
5.1 Konsep Dasar………..………...………... 43
5.2 Rencana Tapak………...…...….. 43
5.2.1 Pola Konsep...………...………...…... 43
5.2.2 Zonasi………...………….. 44
5.2.3 Sirkulasi………...…...…...……….. 44
5.2.4 Pencapaian………...……...…….. 45
5.3 Bangunan………...….. 46
5.3.1 Masjid Sebagai Sentral dan Focus Point………...……... 46
5.3.2 Orieantasi Bangunan Menghadap Kiblat…………...…….. 47
5.3.3 Segitiga Berkesinambungan………...…...……….. 48
5.3.4.1 Analogi...………...………….…………....…... 50
5.3.4.2 Elemen – Elemen Geometris……...………...…….. 51
5.3.4.3 Karakteristik Timur Tengah………...…...………....….. 52
5.3.5 Fungsional………... 52
5.3.6 Sirkulasi………...……...…….. 53
5.3.7 Interior………...……...…….. 54
BAB VI HASIL PERANCANGAN………...…….………...………...……….... 55
5.1 Peta Situasi...………..………...………....……... 55
5.2 Gambar – Gambar Perancangan………...….. 56
5.3 Foto – Foto Maket………...…... 58
DAFTAR PUSTAKA………...…... xiii
Daftar Pustaka
Fanani, Ir.Achmad. 2009. Arsitektur Masjid. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Ching, Francis DK. 1991. Arsitektur :Bentuk, Ruang dan Susunannya, Terjemahan oleh Paulus Hanoto Adjie. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 1, Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Bandung 2002-2012
KEPUTUSAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM Nomor : NOMOR : Dj. I/885/2010 Tanggal : 9 Desember 2010
PP NO 19 TAHUN 2005 STANDAR PENDIDIKAN UMUM
Handinoto dan Samuel Hartono. 2007. Pengaruh Pertukangan Cina Pada Bangunan Mesjid Kuno di Jawa Abad 15-16, Artikel Universitas Kristen Petra, Surabaya. : PDF Book.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, beserta para keluarga, sahabat dan
orang-orang yang tetap istiqamah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir
zaman.
Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh
jasmaniah – rohaniah, dan ia juga harus secara terus – menerus dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, atau dengan kata lain agar mampu menghadapi tantangan jamannya.
Upaya pengembangan sistem pendidikan nasional dilaksanakan bertolak dari
kandungan nilai-nilai sosial budaya bangsa, terutama dari realita kependidikan yang
telah hidup membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, agar tidak tercabut dari
akarnya dan dengan demikian terdapat kesinambungan antara tradisional dan yang
modern sebagai satu kesatuan yang berkelanjutan. Salah satu realita kependidikan
yang telah membudaya di kalangan bangsa, terutama di kalangan sebagian besar
umat islam yang merupakan golongan mayoritas dari bangsa Indonesia ini ialah
pondok pesantren.
Keseimbangan antara pendidikan ukhrowi dan pendidikan duniawi adalah
sangat penting dan sangat mendapat perhatian dalam agama islam. Dalam ajaran
islam ada kewajiban yang dimiliki yaitu bertaqwa kepada Allah, berilmu
berpengetahuan luas, berjihad fisabillilah. Kewajiban tersebut lebih banyak dipelajari
di dalam komunitas pondok pesantren.
Pondok pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan islam di Indonesia
yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama islam (Hablunminallah) dan
mengamalkannya sebagai pedoman hidup kesharian dengan menekankan
pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat (Hablunminannas). Pondok pesantren
telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan
setidak-Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren menghadapi
tantangan yang semakin hari semakin besar, kompleks, dan mendesak. Tantangan ini menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai dipondok pesantren, baik nilai
yang menyangkut sumber belajar maupun nilai yang menyangkut pengelolaan
pendidikan.
Kerja kependidikan akan semakin didominasi oleh kegiatan pengembangan
sains dan teknologi. Hal demikian akan “memaksa” pondok pesantren untuk mencari bentuk baru yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu dan
teknologi, tetapi tetap dalam kandungan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pondok pesantren modern merupakan suatu upaya bagi pembentukan
generasi yang berkualitas baik ilmu pengetahuan teknologi maupun iman dan
taqwanya. Dalam pondok pesantren modern ini pelajaran-pelajaran umum telah
dimasukan dalam madrasah yang dikembangkannya. Bentuk penyelenggaraannya
menggunakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum) namun tetap
menerapkan pendidikan non formal sebagaimana pondok pesantren tradisional.
Dalam pengelolaan, pondok pesantren modern ini tidak hanya dikelola oleh seorang
saja, namun oleh sebuah lembaga yang memiliki struktur organisasi.
Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat, merupakan sebuah kota dengan
tingkat kepadatan yang cukup tinggi dan mayoritas penduduknya adalah beragama islam. Selain sebagai pusat pemerintahan Bandung juga merupakan pusat
pendidikan dan kebudayaan, sudah seharusnya memiliki suatu wadah yang dapat
menampung kebutuhan masyarakat akan pendidikan khususnya Pesantren Modern.
Pondok inilah yang secara sistematis dan bertahap memperkenalkan suatu
sistem baru bagi dunia pesantren sehingga dengan reformasi sistem ini maka
pesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapi juga mulai
menarik masyarakat urban/perkotaan untuk menyekolahkan dan mengirimkan
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan.
1. Menerapkan nilai – nilai Islami kedalam bentuk Arsitektur pada Pondok Pesantren Modern.
2. Membuat lingkungan pesantren yang berlandaskan arsitektur Islami dalam
perancangannya
3. Memberdayakan komunitas pesantren untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang Islami.
4. Menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan agama islam.
5. Menyediakan suatu pilihan pesantren yang berbeda dengan segala
kelengkapan fasilitas dan pola pendidikan yang lebih maju.
6. Merencanakan dan merancang Pondok Pesantren Modern yang mempunyai
ciri khas tersendiri.
Tujuan perancangan.
1. Menjadikan Pondok Pesantren Modern sebagai pusat pembelajaran yang
berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat sekitar.
2. Terciptanya bangunan Pondok Pesantren yang tanggap terhadap iklim dan
lingkungan sekitar namun tetap bernuansa Islami.
3. Mewadahi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan syiar agama Islam.
4. Menarik minat calon santri untuk lebih semangat dalam belajar agama Islam.
5. Sebagai sarana untuk mendidik dan menggembleng kader – kader penyebar agama Islam yang di masa yang akan datang.
6. Sarana fisik Pondok Pesantren Modern dapat memberi Muatan Positif bagi
pengguna dan lingkunganya untuk berperilaku Islami.
1.3. Perumusan Masalah Perancangan
Adapun permasalahan yang dapat diambil adalah untuk mengetahui
bagaimana organisasi dan perencanaan ruang yang diaplikasikan pada
Pondok Pesantren Modern ini dan apa saja yang nantinya diperlukan.
didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan
untuk kasus ini adalah :
1.3.1 Masalah Arsitektur :
1. Masalah mentransformasikan konsep-konsep dasar arsitektur kebudayaan
Islam kepada kasus perancangan sesuai dengan fungsinya.
2. Wajib hukumnya menuntut ilmu
3. Bangunan pesantren harus tanggap terhadap iklim dan meminimasi kerusakan lingkungan “ janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS Al - Qashshash, 77)
4. Bangunan yang bisa mewadahi, mengarahkan dan mendidik penggunanya.
5. Pesantren yang tidak terencana cenderung kumuh.
6. Bagaimana menciptakan keharmonisan dan kerjasama antara pondok
pesantren dengan masyarakat sekitar tanpa merugikan salah satu pihak.
7. Bagaimana menciptakan kenyamanan untuk pengguna, karena kegiatan yang
sangat padat.
8. Bagaimana mengatur hubungan tiap kelompok kegiatan sehingga tercipta
aktivitas yang terorganisasi dan terintegrasi.
1.3.2 Masalah Sirkulasi :
1. Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke
Pesantren. Khususnya sirkulasi yang berlandaskan atas konsep agama
Islam.
1.4. Tinjauan Teori
Pesantren Mu’adalah adalah pesantren yang masuk tipologi Pesantren Khalafiyah (Ashriyah). Secara terminologi, “pengertian mu’adalah adalah “Suatu proses penyetaraan antara institusi pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun diluar pondok pesantren dengan menggunakan
1.5. Pendekatan Perancangan
1.5.1 Studi literatur
Studi pustaka sebagai pemahaman : Pengertian Pondok Pesantren Modern,
hal yang berhubungan dengan iklim, lingkungan dan manusia guna proses
perancangan Pencarian dan pengumpulan data-data dan referensi yang
berkaitan dengan kasus lewat buku, majalah, koran, televisi maupun internet.
1.5.2 Studi banding
Studi banding Mempelajari konsep - konsep pada gedung yang sesuai
dengan kaidah agama Islam Mempelajari konsep penanganan alam dalam
perancangan. Mempelajari teknologi yang akan diterapkan. Mempelajari
fungsi-fungsi ruangan yang ada dan dengan penerapan yang relevan dengan
aturan-aturan Islam.
Pendekatan dilakukan melalui studi banding, studi lapangan mencakup
kondisi sekitar lahan dan lingkungan fisik Studi banding dilakukan pada :
i. Pondok Pesantren Modern Al-Hasan
Pondok Pesantren yang menyeimbangkan antara pelajaran Umum dan Islam dengan progaram menghafal al-Quran yang
diunggulkan (Berafiliasi DEPAG).
Lokasi : Jl. Jambu Ujung Rt 03 Rw 011 Kelurahan Jati Makmur Pondok Gede Bekasi
ii. Pondok Pesantren Modern Al-Basyariyah (Mu’adalah)
Pondok Pesantren Modern yang menyeimbangkan antara pelajaran Islam dan Umum (Berafiliasi DEPAG).
Lokasi : Jl. Cibaduyut No.9 Cegondewah Hilir, Marga Asih Bandung
Gambar 1.2 : Lokasi Pesantren Al-Basyariyah Sumber : Data Pribadi
iii. Pondok Pesantren Darul Muttaqien (Mu’adalah)
Pondok Pesantren Modern yang menyeimbangkan antara pelajaran Islam dan Umum (Berafiliasi DEPAG).
Lokasi : Jl. Raya Parung / Bogor Km. 31 Jabon Mekar, Parung Bogor
Gambar 1.3 : Lokasi Pesantren Darul Muttaqien Sumber : Data Pribadi
1.5.3 Survey dan pengumpulan data lain yang diperlukan
Survey lokasi, wawancara dengan para santri, wali santri,
Yayasan Pendidikan Islam dan Departemen Agama atau Departemen
Pendidikan.
1.5.4 Analisis
Menganalisa hasil studi literatur, studi banding dan survey untuk
dijadikan untuk menentukan pendekatan mana yang cocok untuk merancang
bangunan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan arsitektur
modern islami adalah salah satu pendekatan yang cocok untuk merancang
Pondok Pesantren Modern.
1.5.5 Proses desain
Setelah menentukan tema dan metode pendekatan yang cocok maka
selanjutnya dilakukan Penjabaran hasil analisa secara visual dan grafis dalam
bentuk sketsa, pra rancangan, sampai rancangan akhir.
1.6. Pengguna Bangunan
Terdapat keragaman kepentingan pengguna bangunan yang datang ke
bangunan ini, yaitu yang berkepentingan dengan kegiatan dan yang
berkepentingan dengan kegiatan pendukung, seperti :
a. Santri dan Santriwati
b. Pengajar / Ustadz
c. Wali santri dan santriwati
d. Pengunjung
Judul Proyek Dan Tema
Judul Proyek: PONDOK PESANTREN MU’ADALAH MODERN Tema: ARSITEKTUR MODERN ISLAMI
Latar belakang kasus Latar belakang tema
Maksud & Tujuan
Perumusan Masalah
Pengumpulan data Studi Site Studi Literature dan
Studi Banding
Analisis
Konsep
Desain
Fungsi Bangunan
Pesantren Tapak & lingkungan
1.7. Kerangka Berpikir
BAB II
DESKRIPSI KHUSUS PROYEK
Proyek ini merupakan proyek fiktif yang akan dibangun oleh sebuah yayasan.
Dimana proyek ini terletak pada kawasan menuju gunung manglayang dan
diperuntukan untuk semua kalangan yang ingin mengenyam pendidikan islam dan
pendidikan umum. Walaupun demikian bangunan ini dapat digunakan oleh semua
kalangan.
2.1. Umum
Site ini terletak pada kawasan cipadung gagak dimana site ini
merupakan lahan yang belum digunakan secara maksimal oleh warga sekitar.
2.1.1 Lokasi
Pemilihan Lokasi tapak adalah tempat yang dapat mendukung sistem
pendidikan di dalam pondok pesantren diantaranya lokasi yang cukup tenang
tetapi tidak terlalu jauh dari pusat kota sehingga akses menuju pesantren
akan mudah untuk dicapai.
Lokasi tapak berada di Jl. Cipadung Gagak Kec.Cibiru, Bandung Timur
Pada tapak ini masuk kedalam kawasan bandung utara, dimana pada
kawasan bandung utara diperuntukan lahan untuk Pendidikan, Pemukiman,
dan hunian. Adapun peraturan daearah dan standart yang digunakan adalah : Koefisien Dasar Bangunan
KDB : 40%
Koefisien Lantai Bangunan KLB : 1,2
Garis Sempadan Bangunan GSB : 4 meter
Rencana Tata Guna Lahan
Pondok Pesantren Mu’adalah Modern Tinggi Bangunan : 3 Lantai
2.2. Program Kegiatan
Aktifitas santri dan santriwati pada hari Sabtu, Ahad, Senin, Selasa, Rabu.
Aktifitas santri dan santriwati pada hari kamis
Tabel 2: Aktifitas Santri dan Santriwati hari kamis
2.3. Kebutuhan Ruang
A. Kamar Santri dan Santriwati
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
Kamar 2 orang 64 16m²/ruang TS 20% 1228,8m²
Kamar 4 orang 64 30m²/ruang A 30% 2496m²
Total 3724,8m²
Tabel 3: Program ruang kamar tidur
Luas kamar santri :
Total luas kamar santri : 3724,8m² : 3 Lantai = 1241,6 m2
Luas kamar santriwati :
B. Fasilitas Umum Per-Lantai
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
Loby 40 orang 2 1,8 -
Tabel 4: Program ruang fasilitas umum per lantai
Asrama Mahasiswa : 3 lantai x 270 m² = 810 m²
C. Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
Kelas Santri 32 orang 12 2 m²/org
Tabel 5: Program ruang fasilitas umum Pendidikan
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
R. UKS 2 orang 4 3m x4m
Tabel 6: Program ruang fasilitas Pendidikan
Total Fasilitas pendidikan keseluruhan : 1817,8 m² : 3 Lantai= 606 m²
Total Fasilitas Pendidikan : 614,4 m² + 606 m² = 1220,4 m²
D. Masjid
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
Masjid 1000
Tabel 7: Program ruang Masjid
E. Fasilitas Penunjang
Kebutuhan
Ruang Kapasitas
Jumlah
Ruang Standar Sumber Sirkulasi Luas
Kantin 40 orang 2 16 m²/ 8
Mini Market 1 30 m² A 30% 39 m²
Tabel 8: Program ruang fasilitas penunjang
F. Fasilitas GURU
Tabel 9: Program ruang fasilitas guru
G. Area Servis
Kebutuhan
Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas
Ruang Pompa 1 ruang A 20 m²
Total Kebutuhan Ruang Fasilitas @ Asrama : 2483,2 m2
@ Pendidikan : 1220,4 m²
@ Masjid : 1627,5 m²
@ Guru : 1014 m²
@ Penunjang : 3718 m²
@ Area Servis : 98 m² +
10161,1 m²
2.4. Ukuran Standart
2.4.1 Standart kamar Tidur asrama
Gambar 2.2 : Standar Ruang kamar tidur asrama ; Sumber: Time Saver Standart
Keterangan :
B : Bed W : Wardrobe
D : Desk BC : Bookcases
2.4.2 Standart Masjid
Gambar 2.3 : Standar Orang ketika shalat Sumber: Time Saver Standart
Gambar 2.4 : Standar Masjid Sumber: Time Saver Standart
2.4.4 Standart Ruang Makan
Gambar 2.6 : Ruang Makan Sumber: Time Saver Standart
2.5. Studi Banding
Pendekatan dilakukan melalui studi banding, studi lapangan mencakup
kondisi sekitar lahan dan lingkungan fisik Studi banding dilakukan pada :
I. Pondok Pesantren Modern Al-Hasan
Pondok Pesantren yang menyeimbangkan antara pelajaran Umum dan Islam dengan progaram menghafal al-Quran yang
diunggulkan (Berafiliasi DEPAG).
Lokasi : Jl. Jambu Ujung Rt 03 Rw 011 Kelurahan Jati Makmur Pondok Gede Bekasi
Gambar 2.7 : Pesantren Al-Hasan Sumber : Pesantren Al-Hasan
II. Pondok Pesantren Modern Al-Basyariyah (Mu’adalah)
Pondok Pesantren Modern yang menyeimbangkan antara pelajaran Islam dan Umum (Berafiliasi DEPAG).
Gambar 2.8 : Pesantren Al-Basyariyah Sumber : Data Pribadi
III. Pondok Pesantren Darul Muttaqien (Mu’adalah)
Pondok Pesantren Modern yang menyeimbangkan antara pelajaran Islam dan Umum (Berafiliasi DEPAG).
Lokasi : Jl. Raya Parung / Bogor Km. 31 Jabon Mekar, Parung Bogor
2.5.1 Deskripsi Pesantren
DESKRIPSI
PESANTREN P.P AL-HASAN P.P AL-BASYARIYAH P.P DARUL MUTTAQIEN
Deskripsi 011 Kel. Jati Makmur, Pondok Gede Bekasi
Jl.Cigondewah Hilir, Marga Asih Bandung
Jl. Raya Parung/ Bogor Km 31 Jabon Mekar, Parung Bogor
Site tapak yang sudah ditetapkan sebelumnya sehingga perkembangannya mengikuti perluasan tanah disekitarnya. Ini seperi tipe pesantren tradisional pada umumnya.
2.5.2 Akses Dan Sirkulasi
AKSES dan
SIRKULASI P.P AL-HASAN P.P AL-BASYARIYAH
P.P DARUL Dari jl. Jambu Ujung
2 titik terdiri dari :
Dari jl. Cigondewah Hilir dan Jl. Mahmud
1 titik terdiri dari :
Dari jl. Raya Parung/ Bogor Km 31 Jabon Mekar, Parung Bogor
Dari jalan utama masih masuk ke dalam kawasan perumahan sehingga pesantren benar-benar di tengah pemukiman perkotaan.
200 meter dari jalan utama hingga ke tapak pesantren.
Pesantren berada tepat di jalan Cigondewah hilir
Pesantren berada tepat di jalan Raya Parung / Bogor Km 31
2.5.3 Tata Bangunan
TATA
BANGUNAN P.P AL-HASAN P.P AL-BASYARIYAH
P.P DARUL
Relatif di sisi -sisi tapak Lebih menyebar dan merata Relatif di sisi -sisi tapak
Orientasi banguna n
Timur –Barat Tidak teratur Utara-Selatan
Pola masa banguna
n
Bermasa banyak (Masa utamanya Kelas
dan asrama) Bermasa banyak (Masa
utamanya Kelas dan asrama)
Bermasa banyak (Masa utamanya Kelas dan asrama)
Jumlah Lantai
3 lantai pada sarana pendidikan dan asrama santri
3 lantai pada asrama putri dan 2 lantai pada sarana pendidikan.
2 lantai pada aula dan sedangkan hanya 1 lantai pada bangunan-bangunan lainnya.
2.5.4 Sarana Prasarana
SARANA
PRASARANA P.P AL-HASAN P.P AL-BASYARIYAH
P.P DARUL
Ruang Kelas tertata dengan baik dan dengan peralatan yang baik pula
Ruang kelas cukup baik.
Ruang Kelas tertata dengan baik dan dengan peralatan yang baik pula
Bangunan Kelas baik hanya jalan di depan nya masih blm terena perkerasan.
Bangunan Kelas cukup baik Bangunan Kelas hanya berlantai 1 dan tertata dengan baik serta dengan suasana landscap yang baik pula
Masjid
Bangunan Masjid cukup baik Bangunan Masjid cukup baik. Santri dan santriwati masih 1 masjid bersama
Bangunan Masjid cukup baik Santri dan santriwati berbeda masjid
Bangunan masjid ini untuk santriwati
Asrama
Bangunan asrama santri baik. Sistem kamar berupa seperti barak dengan lemari yang di susun disepanjang dinding dan kasur lipat
Bangunan asrama santri cukup baik.
Sistem kamar berupa seperti barak dengan lemari yang di susun disepanjang dinding dan kasur lipat
Bangunan asrama santri baik. Sistem kamar dibagi per-8 orang saja dengan 4 kasur tingkat.
Klinik / UKS
Ruang UKS Cukup. Ruang UKS Cukup baik
Ruang UKS Cukup baik
Sarana dan kelengkapan
olah raga
Mempunyai Lap. Basket dan Lap. Futsal yang cukup baik
Mempunyai Lap. Basket cukup baik yang berada di kawasan santriwati, sedangkan untuk santri pria bermain bola di luar
pesantren. Mempunyai Lap. Basket dan Lap. Sepak bola yang cukup baik
Lab Komp / ICT
Lab. Komputer cukup baik Lab. Komputer cukup baik Lab. Komputer cukup baik
Perpustakaan
Bangunan ini bukan rumah tetap pimpinan pesantren.
Rumah Pimpinan Pesantren cukup baik.
Bangunan ini merupakan rumah tetap pimpinan pesantren.
Koperasi
santri Koperasi santri terdapat di dekat entrance pesantren dengan memiliki 2 lantai dan cukup pada bangunannya
Koperasi santri terdapat di tengah pesantren dengan memiliki 1 lantai dan cukup pada bangunannya
Koperasi santri terdapat di dekat entrance pesantren dengan memiliki 1 lantai dan cukup pada bangunannya
Gedung
pertemuan Gedung pertemuan sedang
pada tahap pembangunan. Gedung pertemuan ini cukup baik dan memiliki 2 entrance untuk memisahkan santri dan santriwati.
Gedung pertemuan ini cukup baik dan memiliki 2 entrance untuk memisahkan santri dan santriwati.
Berada di ruang pengasuhan
santri Berada dibelakang rumah pimpinan pesantren
Berada di depan dan di sebelah entrance pesantren
Dapur
Dapur cukup. Santri lama dan baru digabungkan.
Dapur cukup.
Santri lama dan baru dibedakan dapurnya.
Dapur cukup. Santri lama dan baru digabungkan.
Ruang untuk para guru /
ustadz
ruang untuk para ustadz cukup baik
ruang untuk para ustadz cukup
BAB III
ANALISIS
3.1. Analisis Fungsional
3.1.1 Sarana Prasarana
Standar pendidikan pada Pesantren Muadalah yang dibawah naungan
DEPAG, sejatinya sama saja dengan standar yang dikeluarkan DIKNAS.
Melalui PP NO 19 TAHUN 2005 STANDAR PENDIDIKAN UMUM maka
rujukan standar inilah yang digunakan untuk pondok pesantren muadalah.
Sarana Pasarana yang harus dimiliki Pesantren Muadalah
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI Tahun 2012 mengeluarkan verifikasi pendidikan pondok pesantren mu’adalah yang mencakup 21 item sarana pasaran yang harus dimiliki pondok pesantren mu’adalah diantaranya:
1. Pondok pesantren memiliki sarana dan kelengkapan olah raga, serta
memanfaatkanny
2. Pondok pesantren memiliki koperasi santri yang memadai
3. Pondok pesantren memiliki Masjid / Musholla
4. Jumlah ruang kelas belajar
5. Pondok pesantren memiliki dan menggunakan alat peraga belajar yang
memadai
6. Pondok pesantren memiliki ruang kelengkapan klinik / UKS, serta memanfaatkannya.
7. Pondok pesantren memiliki dan memanfaatkan lab. Bahasa
8. Pondok pesantren memiliki perpustakaan dan kelengkapan, serta
memanfaatkannya
9. Pondok pesantren memiliki dan memanfaatkan website / ICT
10. Pondok pesantren memiliki ruang untuk Pemimpin Pondok Pesantren beserta
kelengkapannya
11. Pondok pesantren memiliki ruang untuk Tata Usaha beserta kelengkapannya.
kelengkapannya
13. Pondok pesantren memiliki ruang kelengkapan bimbingan / dan konseling,
serta memanfaatkannya
14. Pondok pesantren memiliki ruang kelengkapan organisasi santri, serta
memanfaatkannya
15. Pondok pesantren memiliki dan memanfaatkan ruang micro teaching yang
lengkap dan memadai
16. Pondok pesantren memiliki dan memanfaatkan ruang praktikum pendidikan
ketrampilan bagi para santri
17. Pondok pesantren memiliki ruang rapat beserta kelengkapannya.
18. Pondok pesantren memiliki memiliki gedung pertemuan / aula beserta
kelengkapannya
19. Pondok pesantren memiliki Wartel dan Fax beserta kelengkapannya.
20. Jumlah besar daya listrik yang dimiliki oleh pesantren muadalah
21. Pondok pesantren memiliki toilet dan sarana pendukung kebersihan
lingkungan pesantren yang memadai
3.1.2 Jumlah Parkir
Jumlah parkiran pada bangunan ini memakai asumsi sebagai berikut :
Jumlah santri dan santriwati 768 dengan jumlah perangkatan 128 yang
terbagi menjadi 4 kelas
Pesantren ini diperuntukan kepada semua golongan dengan
persentase 50% kalangan mampu, 30% Kalangan menengah dan 20%
kalangan tidak mampu yang di biayai oleh yayasan melalui program
beasiswa atau subsidi.
Keadaan padat pesantren terjadi pada acara kelulusan sehingga dapat
diambil asumsi bila 1 angkatan 128 maka yang memakai kendaraan
mobil 50% dari jumlah 1 angkatan yang berjumlah 64.
3.2. Analisis Kondisi Lingkungan
3.2.1 Lokasi Tapak
Gambar 3.1 : Lokasi Tapak Sumber : google earth
3.2.2 Luas Lahan
Bentuk tapak tidak beraturan dengan orientasi yang menghadap barat
dan timur dengan luas lahan : 60.000 m2 (6 Ha)
3.2.3 Batas Lahan
Batasan Lokasi
Utara : Perumahan Warga
Timur : Jl. Cipadung Gagak
Selatan : Kebun Jagung
Barat : Kebun Singkong
Waktu Survey
Rabu, 27 Maret 2013
Minggu, 31 Maret 2013
Gambar 3.3 : Survey Lapangan Sumber : Data Pribadi
Metoda Survey
Mengamati keadaan sekitar tapak, mengamati aktifitas
kegiatanmasyarakat sekitar dean mendokumentasikan keadaan yang
3.3. Peraturan Daerah
Kawasan tapak berada di ketinggian 795O - 815O DPL (Diatas
Permukaan Laut) sehingga termasuk kedalam KBU (Kawasan Bandung Utara)
Koefisien Dasar Bangunan KDB : 40%
Koefisien Lantai Bangunan KLB : 1,2
Garis Sempadan Bangunan GSB : 4 meter
Rencana Tata Guna Lahan
Pondok Pesantren Mu’adalah Modern Jumlah Lantai Bangunan : 3 Lantai
3.4. Bentuk Tapak dan Topografi Bentuk Tapak
Bentuk tapak tidak beraturan dan potensi orientasi menghadap barat
dan timur sehingga memudahkan dalam penetapan kiblat masjid. Topografi
Kawasan tapak berada di ketinggian 795O - 815O DPL (Diatas
Permukaan Laut) sehingga termasuk kedalam KBU (Kawasan
Bandung Utara) dan kemiringan tapak 5-10%
3.5. Akses dan Sirkulasi
Akses menuju site ini tidak terlalu mudah, dikarenakan jarak dari jalan
utama menuju lokasi menempuh waktu 15 menit. Rute yang dapat
mengakses site adalah :
Dengan kendaraan pribadi
Dengan ojek Rp 5.000
Gambar 3.4 : Akses Kendaraan Sumber : Data Pribadi
Sirkulasi kendaraan pada tapak, adalah :
Jl. Cipadung Gagak memiliki lebar jalan 5,5 meter yang merupakan jalur kendaraan 2 jalur.
Jl. Cipadung memiliki lebar jalan 2,5 meter
3.6. Potensi Tapak Potensi View
Tapak memiliki beberapa potensi view di setiap sudutnya sehingga
memiki nilai lebih, diantaranya :
Utara :
View menuju gunung manglayang
Timur :
View menuju kota Bandung dan pelataran sengkedan sawah
yang hijau dan sangat indah
Barat :
View menuju Gede Bage terlebih lagi pada Stadion Gelora
Bandung Lautan Api sangat jelas terlihat sehingga ketika ada
pertandingan pada malam hari akan terlihat indah dari tampak
kejauhan.
Gambar 3.6 : Potensi View
Potensi ke View
Tapak memiliki beberapa potensi view di setiap sudutnya sehingga
memiki nilai lebih, diantaranya :
Utara :
View dari gunung manglayang
Timur :
View dari kota Bandung dan pelataran sengkedan sawah yang
hijau dan sangat indah
Barat :
View dari Gede Bage
Gambar 3.7 : Potensi Ke View
Potensi Tapak dan Lingkungan Sekitar Kontur dapat dijadikan potensi
Daerah cipadung ini memiliki suasana yang tidak terlalu ramai
sehingga memberikan ketenangan dalam beribadah.
Suasana yang masih banyak pepohonan memberikan suasana
yang sejuk dan asri sehingga mendukung proses pendidikan di
pondok pesantren
3.7. Karakter dan Konteks Tapak Konteks Tapak
Cipadung merupakan kawasan sub-urban dengan kegiatan utama
penduduknya berdagang dan bertani dengan suasana fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman, pendidikan dan perindustrian Karakter Lingkungan Tapak
3.8. Orientasi dan Vegetasi Orientasi tapak
Tapak Berorientasi ke arah timur sehingga fasad bangunan akan
menghadap timur sedikit ke selatan dan bangunan harus
memperhatikan arah pergerakan matahari. Vegetasi tapak
Kurangnya vegetasi yang baik, dikarenakan diseblah barat dan timur
tapak hanyalah kebun singkong.
Gambar 3.9 : Vegetasi Tapak Sumber : Data Pribadi
3.9. Kesimpulan
Dari hasil analisa, maka didapat masalah-masalah dari tapak sebagai berikut Permasalahan Tapak
o Tidak adanya selokan di sekitar tapak sehingga dapat mengakibatkan air akan jatuh ke daerah tapak
o Kurangnya vegetasi yang baik, dikarenakan diseblah barat dan timur tapak hanyalah kebun singkong.
o Angin sangat kuat dikarenakan tidak adanya yang menahan atau menyaring hembusan angin
Solusi Tapak
o Penambahan vegetasi di bagian barat dan timur tapak sekaligus sebagai pelindung dari datangnya angin.
BAB IV
ELABORASI TEMA
4.1 Umum
Arsitektur Modern Islami adalah gagasan dan karya arsitektur yang sesuai
dengan pandangan dan kaidah-kaidah Islam tentang arsitektur dan tidak terbatas
pada masjid saja. Jadi arsitektur Modern Islami adalah karya arsitektur yang sesuai
dengan pandangan Islami sehingga arsitektur yang memiliki pendekatan konsep
Islam dikatakan sebagai arsitektur Modern Islami. Tidak tertutup kemungkinan
arsitektur Modern Islami ditemukan dan berkembang di tempat yang pemeluknya
nonmuslim atau sebaliknya. Jadi, arsitektur Modern Islami bukan arsitektur yang
berada di Arab atau bangunan peribadatan / masjid saja. Banyak
pandangan-pandangan yang menyesatkan bahwa seolah-olah arsitektur Modern Islami adalah
bangunan masjid saja. Rumusan karya arsitektur Modern Islami pada intinya bukan
terletak pada perwujudan bentuk fisiknya, melainkan nilai hakiki dan semangat
moralnya. Pandangan inilah yang hendaknya mendasari perwujudan karya
arsitektur.
1. Quraniyah Dan Kauniyah
Secara garis besar, konsep arsitektur Modern Islami merujuk pada ayat-ayat
‘Quraniyah‟ (berasal dari Al-Quran) dan ‘Kauniyah‟ (bentuk hukum alam). Jadi,
arsitek harus mampu memenuhi The law of God dan „The Law of Nature‟. Konsep
arsitektur Modern Islami adalah olahan yang mempunyai sifat tidak merusak alam
dan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal ini mengingatkan pada karya
arsitektur tokoh arsitektur modern, Le Corbusier, dengan konsep “pilotis” yang
memilih mengangkat bangunan sehingga kehadiran bangunan di atas bumi ini tidak
merusak hijaunya rerumputan.
2. Taqlid
Dalam proses perancangan seorang arsitek dituntut untuk selalu berpikir
Berpikir kreatif sebagai persyaratan dalam proses perancangan arsitektural tersebut
jika dilihat dari cara berpikir Islami memiliki semangat yang sama. Secara jelas Islam
mensyaratkan bahwa yang menjadi dasar seorang muslim dalam berpikir dan bertindak bahwa dalam menerima sebuah pendapat atau informasi tidak boleh
„Taqlid‟. Taqlid artinya menerima sesuatu secara dogmatis, apa adanya, tanpa
dimengerti terlebih dahulu, misalnya karena sudah menjadi kebiasaan atau memang
sudah menjadi tradisi secara turun temurun. Seorang muslim harus selalu berpikir ke
depan dan tidak terjebak pada hal-hal yang sudah menjadi tradisi. Hal ini akan
merangsang orang untuk selalu terus menggali sesuatu yang baru. Pandangan ini
diambil berdasarkan Al-Quran yang mengajak orang untuk berpikir, yang
menyatakan bahwa;
“Sesungguhnya Al-Quran diturunkan untuk orang-orang yang berpikir”
Berkaitan dengan proses pencarian dan penggalian gagasan perancangan
arsitektur, Islam membuka pintu Ijtihad. Ijtihad artinya usaha sungguh-sungguh
yang dilakukan seorang mujtahid (orang yang melakukan ijtihad) untuk mencapai
suatu keputusan tentang kasus yang penyelesaian belum tertera dalam Al-Quran
dan Sunnah Rasulullah SAW sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist. Pintu ‘ijtihad’ yang terbuka lebar dalam Islam ini merupakan suatu teknik pemecahan masalah yang sangat sesuai dengan cara kerja seorang arsitek pada
saat ia dihadapkan pada kasus perancangan yang pasti tidak selalu sama namun spesifik, tergantung fungsi, lokasi, dan lain-lain. Arsitek dan Ijtihad merupakan dua
hal yang tidak terpisah, melalui pintu ijtihad seorang arsitek mempunyai kebebasan dalam menghasilkan produk yang inovatif dan kreatif. Ijtihad ini berguna sebagai
perangkat arsitek dalam berkreasi dan mengeluarkan inovasi-inovasi desain yang
lebih kaya. Jadi sebenarnya perwujudan (bentuk) arsitektur sangat tergantung dari
ijtihad arsitek yang bersangkutan. Arsitektur dan ijtihad adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Proses kreatif mencari sesuatu yang baru dipacu oleh semangat
Islami yang mengajak untuk selalu berpikir dan menggali permasalahan.
Salah satu pemikiran yang merupakan hasil ijtihad adalah masjid Salman
Bandung berupa pemisahan zona laki-laki dan wanita di dalam masjid secara
Sikap ijtihad ini diperkuat oleh ayat Al Quran dan Hadist yang menyatakan bahwa :
“….dan apabila suatu urusan itu urusan duniamu, maka engkaulah yang lebih berhak menentukannya (lebih mengetahui)” (HR. Bukhari)
“Dan bagi orang-orang yang menerima seruan Tuhan dan mendirikan shalat,
sedangkan urusan mereka diputuskan secara musyawarah antara mereka, dan
menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka” (Al Quran 42
: 38).
Dengan demikian, jika mengambil mentah-mentah dari apa yang sudah ada
sebelumnya tanpa dimengerti (taqlid) adalah sesuatu yang dilarang dalam agama
Islam pada akhirnya akan memacu seseorang untuk berkreasi dan berinovasi,
mencari solusi yang mutakhir, tidak sekedar meniru. Begitu pula di dunia arsitektur,
sebetulnya sangat tidak dibenarkan seorang arsitek dalam berkarya bersikap seperti
itu. Sikap seperti itu merupakan penyimpangan dari kaidah-kaidah etika dan
pelanggaran tatalaku moral seorang arsitek. Akan tetapi, apabila hasil desain sama
dengan yang sudah ada sebelumnya itu bukan dari hasil meniru, tetapi berdasarkan
pemikiran yang mendalam maka sah-sah saja, Artinya hasil rancangan arsitektural
memiliki landasan dan alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Sikap yang tidak membolehkan manusia bersikap taqlid ini tercantum dalam ayat sebagai berikut :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya” (Al Quran 17 :36)
“Dan apabila dikatakan kepada mereka : „Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah‟, mereka menjawab :”Tidak, tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami‟. („Apakah mereka akan mengikuti juga),
walaupun nenek moyang mereka itu idak mengetahui suatu apapun dan tidak
mendapat petunjuk ?”
(Al Quran 2 : 170)
yang selalu menyempurnakan dan memiliki semangat jaman (zeitgeist) sehingga
perpaduan konsepsi pemikiran tersebut membawa pada sebuah konsep desain
yang baru.
3. Rasional Dan Efisiensi
Pandangan Islam mengenai sesuatu penggunaan suatu hal tidak
mengada-ada misalnya melalui penggunaan simbolisasi yang menjurus kepmengada-ada sesuatu yang
tidak rasional dan menjurus kepada pembodohan berpikir, terlebih-lebih
pertanggung jawaban kepada masyarakat, dan tidak boleh mubazir. Pengertian
mubazir di sini adalah tidak berlebih-lebihan. Dengan demikian, keindahan (elemen
estetika) tidak perlu harus mahal atau memakai ornamen berlebihan yang hanya
bersifat tempelan saja, dan tidak fungsional. Sebaliknya produk arsitektur harus
kontekstual (yang dimaksud dengan kontekstual di sini adalah sesuai dengan
kondisi spesifik yang berkaitan dengan objek perancangan, misalnya setting tempat,
biaya, latar belakang owner dan lain-lain), bangunan harus ”sehat” dan nyaman bagi penghuninya.
Pandangan anti kemubaziran, pada intinya adalah efisiensi untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Merujuk pada ayat Al-Quran yang menyatakan
bahwa :
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan
dan itu adalah hal yang sangat ingkar kepada Tuhannya” (Q.S Al-Isra, 17 ;27)
4. Kearifan Lokal
Arsitektur idealnya memperhatikan budaya lokal yang tidak bertentangan
dengan nilai islam.
”Berbahasalah engkau dengan bahasa kaummu”.
Hadits rasul yang sangat terkenal ini disampaikan dalam koteks dakwah.
Artinya. Agar dakwah atau ajakan untuk amar makruf nahy munkar mampu diterima
oleh masyarakat, maka desain mesti mengerti dan menggunakan kultur lokal. Tentu
saja kultur lokal yang dimaksudkan adalah kultur yang tidak keluar dari nilai islam.
Dalam konteks arsitektur, lingkungan lokal mestinya mendapat apresiasi dengan
Penerapan Pada Desain
1. Quraniyah & Kauniyah
Penerapan pada desain ini terlihat pada Pola konsep antara zona Aplikasi (Kauniyah) dan Pendidikan (Quraniyah)
Gambar 4.1 : Pola Konsep Sumber : Data Pribadi
Kauniyah pada desain adalah Bentuk hukum alam dengan mengikuti zaman
atau semangat zaman, Ini dapat diterapkan pada zona aplikasi yang akan
mengikuti perkembangan zaman
Quraniyah dan pada zona pendidikan yang sesungguhnya ilmu berasla dari
Al-Quran.
2. Taqlid
Memberikan suatu zona muhasabah yang tidak dimiliki
pesantren-pesantren lain sebagai tempat untuk menenangkan diri dan lebih
mendekatkan diri lagi kepada Yang Maha Kuasa.
Masjid Salman dapat dijadikan sebagai contoh bangunan bahwa
Masjid tidak harus berkubah yang hanya mengikuti dan pada umumnya pake
kubah tanpa mengetahui asal mulanya maupun tujuannya dan Masjid Salman
Gambar 4.2 : Masjid Salman Sumber : Google
3. Rasional dan Efisiensi
kesederhanaan ini muncul melalui pengolahan elemen-elemen
geometris yang membentuk kesatuan total dalam satu massa tunggal. Ini
dapat dikembangkan dengan Ijtihad kita dapat berkreasi dengan
langgam-langgam islam sehingga membentuk perwujudan kubahan masa pada
bangunan.
Gambar 4.3 : Elemen Garis Geometris Sumber : Google
Melalui langgam-langgam islam ini juga aspek fungsional dapat kita
gunakan dari pemakaian kerawang yang selain berperan sebagai elemen
estetika juga berfungsi sebagai lubang ventilasi
4. Kearifan lokal
Modern bukan berarti tidak melihat tradisi seutuhnya akan tetapi
mengambil intinya dan mengembangkannya. Pada Masjid Al-Irsyad atapnya
terlihat datar dari luar akan tetapi bila dilihat pada potongannya maka akan
Gambar 4.4 : Potongan Masjid AL-IRSYAD Sumber : Arcdaily
Modern juga bukan berarti harus merubah seutuhnya bentukan pada
bangunan tapi bisa mengembangkannya lagi apa yang disesuaikan dengan
BAB V
KONSEP RANCANGAN
5.1. Konsep Dasar
Menjadikan Pondok Pesantren Modern sebagai pusat pembelajaran
yang berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat
sekitar sehingga tidak tercipta persepsi yang muncul karena faktor
kesenjangan antara pesantren dengan dunia luar dan mengakibatkan
kelambatan antisipasi terhadap perkembangan modernitas dan rasionalitas
5.2. Rencana Tapak
5.2.1 Pola Konsep
Gambar 5.1 : Pola Konsep Sumber : Data Pribadi
Adapun Zonasi mengikuti pola konsep pada pola konsep yaitu terbagi
5.2.1 Zonasi
Gambar 5.2: Zonasi Sumber : Google Earth
5.2.3 Sirkulasi
Sirkulasi yang diutamakan dalam kawasan yaitu sirkulasi pedestrian
yang tidak bersilangan dengan jalur kendaraan. Sirkulasi dibuat seefisien
mungkin dan sesuai dengan fungsi bangunan pada area-area tertentu
terdapat pemisahan menurut gender.
Pada beberapa pedestrian tertentu dibuat selasar agar dapat jadi
peneduh bagi santri dan santriwati dari sinar matahari dan hujan, ini
dikarenakan kegiatan yang sangat padat bagi para pengguna pondok
Gambar 5.3: Konsep Sirkulasi Santri Sumber : Data Pribadi
Gambar 5.4: Alur Kegiatan Sumber : Data Pribadi
5.3. Bangunan
5.3.1 Masjid sebagai sentral dan focus point
Mempertimbangkan isu pesantren terlalu tertutup dengan masyarakat,
bangunan masjid sebagai sentral dari kawasan menampilkan ekspresi yang
kontras dari bangunan bangunan masjid pada umumnya. Masjid menjadi
penghubung antara masyarakat luar dengan para penghuni pondok
Gambar 5.5: Masjid Sebagai Focus Point Sumber : Data Pribadi
5.3.2 Orientasi bangunan menghadap kiblat
Seluruh bangunan berorientasi pada kiblat agar mempermudah
5.3.3 Segitiga berkesinambungan
Bangunan bangunan yang menjadi titik penyeimbang adalah Masjid, Gedung serbaguna dan pengelola. Ini akan saling berkaitan erat sehingga
tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya yang di tengahnya terdapat
plaza yang menyambungkan ketiga fungsi bangunan tersebut.
Pada dasarnya pada tiga bangunan yang menyeimbangkan pesantren
dapat menjadi pusat pengenalan atau syiar pesantren terhadap masyarakat umum yang dapat dilakukakan dengan beberapa cara, diantaranya :
Seminar
Dapat berupa pengajaran dan pengenalan ajaran – ajaran islam
atau berupa silahturahmi antar umat beragama yang dapat
dilaksanakan di hall pesantren.
Gambar 5.8 : Seminar Sumber : Google
Islamic Market
Kegiatan ini dapat menjadi pelatihan bagi santri dan santriwati
bagaimana cara berdagang secara islami yang baik dan kegiatan ini
dapat bekerjasama dengan masyarakat sebagai pekan berdagang
secara islami. Kegiatan ini dapat dilakukan di area plaza pesantren.
Gambar 5.9 : Islamic Market Sumber : Google
Pekan seni santri dan santriwati
bahwasannya santri tidak hanya mempelajari agama islam saja akan
tetapi pelajaran umum dan seni maupun bakat yang diadakan di plaza
pesantren.
Gambar 5.10 : Pekan Seni Santri Sumber : Data Pribadi
Islamic Book Fair
Kegiatan penjualan buku – buku islami maupun non islami,
maupun kegiatan – kegiatan berupa bedah buku, konsultasi kesehatan
secara islami, pekan seni dan lain – lain. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan di hall maupun plaza pesantren.
Gambar 5.11 : Islamic Book Fair Sumber : Google
5.3.4 Gubahan Masa Bangunan
Analogi
Dinding – dinding masjid menganalogiikan tangan yang sedang
berdoa. Ini menjelaskan bahwa setiap kegiatan dan perbuatan yang kita
Gambar 5.12: Analogi Pada Masjid Sumber : Data Pribadi dan Google
Elemen-elemen geometris
Laboratorium muncul melalui pengolahan elemen-elemen
Gambar 5.13: Penerapan Element Geometris Pada Bangunan Sumber : Data Pribadi Dan Google
Karakteristik timur tengah
Bangunan-bangunan ini mengadopsi bentukan bentukan
bangunan dari asal mula Islam di timur tengah.
5.3.5 Fungsional
Bentuk bangunan disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas yang
berlangsung di dalamnya, untuk bangunan peribadatan dibuat dengan
struktur bentang lebar tanpa kolom ditengah ruangan, sehingga shaf-shaf
yang terbentuk ketika shalat tidak akan terhalang. Bangunan – bangunan
asrama dan rumah dinas dirancang agar dapat menjaga privasi
Gambar 5.14 : Sistem Struktur Bangunan Sumber : google earth & data pribadi
5.3.6 Sirkulasi
Sirkulasi vertikal digunakan pada bangunan masjid agar memisahkan
5.3.7 Interior
Kerawangan pada dinding – dinding masjid dapat mengiris-iris cahaya yang indah ke dalam bangunan sehingga setiap waktu interior masjid akan
berubah ubah menurut jatuhnya sinar matahari ke bangunan masjid.
BAB VI
HASIL RANCANGAN
1.1 PETA SITUASI
Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang situasi sekitar pada desain pesantren. Dimana penjelasan ini dapat membantu agar mempermudah mengetahui fungsi dari ruang – ruang sekitar dari tapak
Gambar 6.1 : Batas Tapak Sumber : google earth & data pribadi
Batasan Lokasi
Utara : Perumahan Warga
Timur : Jl. Cipadung Gagak
Selatan : Kebun Jagung
1.2 GAMBAR – GAMBAR PERANCANGAN
Gambar – gambar yang tertera pada sub bab ini dimasukan didalam
lampiran, sehingga pada sub bab ini hanya tertera nama gambar yang
dimasukan didalam lampiran
Tabel 15.
GAMBAR – GAMBAR PERANCANGAN
No Nama Skala
11 TAMPAK FASILITAS PENDIDIKAN 1 : 100
12 TAMPAK ASRAMA 1 : 100
13 TAMPAK LABORATORIUM 1 : 100
14 TAMPAK FASILITAS PENUNJANG 1 : 100
15 TAMPAK RUANG MUHASABAH 1 : 100
16 POTONGAN MASJID 1 : 100
17 POTONGAN HALL 1 : 100
18 POTONGAN FASILITAS PENDIDIKAN 1 : 100
20 POTONGAN LABORATORIUM 1 : 100
21 DETAIL ARSITEKTURAL
22 EKSTERIOR MASJID
23 EKSTERIOR KAWASAN I
24 EKSTERIOR KAWASAN II
25 EKSTERIOR KAWASAN III
26 INTERIOR
27 SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
1.3 FOTO – FOTO MAKET
Gambar 6.3 : Maket Entrance Pesantren Sumber : Data Pribadi
Gambar 6.5 : Maket Masjid Sumber : Data Pribadi
Gambar 6.7: Maket Asrama Sumber : Data Pribadi
Gambar 6.9: Maket Laboratorium Sumber : Data Pribadi