Bahwa yang bertanda tangan dibawah
ini,
penulis dan pihak
perusahaantempat penelitian, bersedia:
"Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan
sesuai denganperaturan
yang berlaku,untuk
kepentingan riset danpendidikan''.
Bandung, 09 Agustus 2012
Penulis, Perusahaan,
A^rt
I
\i\./
/W')
\/
J
effri
FYrnandes H utabarat
Nt"rt
2lr0?r10
rrdonesia StoCk Exrharrr
-.**.--.-.,.
Nip/llim;
Catatan:
BiIa keberatan dengan di-online-kan
4#a
peIg$=flh.Qan diBAB
IIU
yang mencantum data perusahaan (pengecualian khusus data perusahaan,
The Influence Of Liquidity, Debt Ratio (DER) and Return on Asset (ROA) on Devidend Payout Ratio at PT Indosat Tbk.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Program Strata Satu Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
JEFFRI FERNANDES HUTABARAT
21207910
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
Nama
Nim
Program
Studi
Jenjang
Fakultas
Terhadap Rasio Pembayaran Deviden
pada PT Indosat
Tbk.
Jeffri
FernandesHutabarat
21207910
Manajemerr
Strata
I
Ekonomi
Bandung
Agustus 2012Menyetujui,
NIP:
412734.A2.048Mengetrhul,
nalemen
Tbk.".
Advisor: Linna Ismawati, SE., M.Si
Liquidity, debt ratio and return on assets is important in a company. Given the level of liquidity can give you an idea how far the company can meet its short-term liabilities and is an important factor in the decision dividends. Debt ratio is also very important in the passage of a company because of the huge debt the company's shareholders would not benefit greatly, in other words the company must pay its debts to the company goes well the new shareholders to share the profits. Return on assets is the ratio that measures a company's ability to generate income from assets that are used. Asset Returns can also determine the size distribution of profits in dividends.
The method used in this study is descriptive and verifikatif. The unit of analysis is PT Indosat Tbk. using financial statement data for 8 years, ie from the year 2002-2010. Verifikatif analysis used was multiple regression analysis, correlation, coefficient of determination, and hypothesis testing (t test and f test) with SPSS 17 for windows.
The results and discussion show that the correlation between Liquidity with Dividend Payout Ratio is quite high negative correlation and significant. The correlation between the ratio of debt to the Dividend Payout Ratio is quite high positive and not significant. Correlations between Asset Returns with Dividend Payout Ratio weak negative and not significant. Test results count rate f Liquidity, Debt and Asset Returns no significant effect on Dividend Payout Ratio simultaneously. T Test Results Levels of Liquidity, Debt and Asset Returns no significant effect on Dividend Payout Ratio.
Pembimbing: Linna Ismawati, SE., M.Si
Tingkat likuiditas, rasio hutang dan pengembalian asset merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan. Dengan adanya Tingkat Likuiditas dapat memberikan gambaran sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan merupakan faktor penting dalam keputusan deviden. Rasio hutang juga sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan karena dengan rasio hutang yang besar maka pemegang perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar, dengan kata lain perusahaan harus membayarkan hutang-hutangnya agar perusahaan tersebut berjalan dengan baik baru para pemegang saham dapat membagikan hasil keuntungannya. Pengembalian Asset merupakan rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Pengembalian Asset juga dapat menentukan besarnya pembagian laba dalam bentuk deviden.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Unit analisisnya adalah PT Indosat Tbk. menggunakan data laporan keuangan selama 8 tahun, yaitu dari tahun 2002-2010. Analisis verifikatif yang digunakan adalah analisis regresi berganda,korelasi, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis (uji t dan uji f) dengan bantuan program SPSS 17 for windows.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa korelasi antara Tingkat Likuiditas dengan Rasio Pembayaran Deviden korelasi negatif cukup tinggi dan signifikan.Korelasi antara Rasio Hutang dengan Rasio Pembayaran Deviden positif cukup tinggi dan tidak signifikan. Korelasi antara Pengembalian Asset dengan Rasio Pembayaran Deviden negatif lemah dan tidak signifikan. Hasil Uji f hitung Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang dan Pengembalian Asset berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Deviden secara simultan. Hasil Uji t Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang dan Pengembalian Asset berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Deviden.
Maha pengasih dan penyayang yang telah melimpahkan berkat dan kasih
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini
tepat pada waktunya dengan judul “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Rasio
Hutang (DER), dan Pengembalian Asset (ROA) Terhadap Rasio
Pembayaran Deviden pada PT. Indosat Tbk.”.
Penulisan laporan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat sidang
guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada
Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pihak demi perbaikan penulis dan pengetahuan di
masa yang akan datang.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan penelitian
ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku dekan Fakultas
masukan, pengarahan, dan saran.
4. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi
Manajemen dan staff Seretariat Jurusan Manajemen.
5. Orang tua serta keluarga yang telah memberian bantuan serta dukungan
serta doa sehingga penulis tetap semangat untuk menyelesaian penelitian
ini.
6. Nerissa Arviana yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan
dan juga yang selalu mengingatkan untuk menyelesaian penelitian ini
sehingga penulis dapat menyelasaikan laporan penelitian ini.
7. Teman-teman MN-4Karyawan terima kasih atas bantuan dan
kebersamaan selama ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga
Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyertai dan memberikan kasih karunia-Nya
untuk membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis
berharap laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Bandung, Agustus 2012
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ...iv
ABSTRAK ...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Likuiditas ... 12
2.2.1 Hubungan Antara Likuiditas dengan Rasio Pembayaran Deviden ... 29
2.2.2 Hubungan Antara Rasio Hutang (DER) dengan Rasio Pembayaran Deviden ... 30
2.2.3 Hubungan Antara Pengembalian Asset (ROA) dengan Rasio Pembayaran Deviden ... 30
2.2.4 Hubungan Antara Likuiditas, Rasio Hutang (DER) dan Pengembalian Asset (ROA) dengan Rasio Pembayaran Deviden ... 31
2.3 Hipotesis ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Metode Penelitian ... 34
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 37
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 39
3.2.3.1 Sumber Data ... 39
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 40
3.2.4 Tenik Pengumpulan Data ... 41
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 42
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 42
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51
4.1.1 Sejarah PT Indosat Tbk ... 51
4.2.2 Perkembangan Rasio Hutang (DER) PT Indosat Tbk. ... 61
4.2.3Perkembangan Pengembalian Asset (ROA) PT Indosat Tbk. ... 63
4.2.4 Perkembangan Rasio Pembayaran Deviden PT Indosat Tbk ... 65
4.3 Analisis Verifikatif ... 67
4.3.1 Pengaruh Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang (DER) dan Pengembalian Asset (ROA) Terhadap Rasio Pembayaran Deviden pada PT Indosat Tbk. ... 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85
5.1 Simpulan ... 85
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92
1. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ………. 32
2. Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ……… 50
3. Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 55
4. Gambar 4.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 78
5. Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 81
6. Gambar 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 83
2. Table 1.2 Time Schedule Penelitian ……… 11
3. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu dan Jurnal Terkait dengan Variabel Penelitian ... 20
4. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……….. 38
5. Tabel 3.2 Koefisien Korelasi ……….. 45
6. Tabel 4.1 Tingkat Likuiditas PT Indosat Tbk Periode 2002-2010 ...60
7. Tabel 4.2 Rasio Hutang PT Indosat Tbk Periode 2002-2010 ...62
8. Tabel 4.3 Pengembalian Asset PT Indosat Tbk Periode 2002-2010 ...64
9. Tabel 4.4 Rasio Pembayaran Deviden PT Indosat Tbk Periode 2002-2010 ...66
10.Tabel 4.5 Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang, Pengembalian Asset dan Rasio Pembayaran Deviden pada PT Indosat Tbk Periode 2002-2010 ...68
11.Tablel 4.6 Pengaruh Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang, Pengembalian Asset Terhadap Rasio Pembayaran Deviden ...69
12.Tabel 4.7 Tabel Statistik Koefisien ...70
13.Tabel 4.8 Tabel Statistik SPSS Hubungan Tingkat Likuiditas terhadap Rasio Pembayaran Deviden ...71
dan Pengembalian Asset terhadap
Rasio Pembayaran Deviden ...74
18. Tabel 4.12 Tabel Statistik SPSS Koefisien Determinasi ...75
19. Tabel 4.13 Tabel Statistik SPSS Uji F ...76
20. Tabel 4.14 Tabel SPSS Uji T X1 ...80
21. Tabel 4.15 Tabel SPSS Uji T X2 ...81
1.
Grafik 1.1 Tingkat Likuiditas, DER,ROA dan DPR ... 82.
Grafik 4.1 Tingkat Likuiditas PT Indosat periode 2002-2010 ...603.
Grafik 4.2Rasio Hutang (DER) PT Indosat periode 2002-2010 ...624.
Grafik 4.3Pengembalian Asset PT Indosat periode 2002-2010 ... 642. Surat balasan perusahaan dari PIPM.
3. Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian.
4. Lembar Revisi Sidang Akhir.
5. Kartu Peserta Sidang Seminar Usulan Penelitian.
6. Lembar Bimbingan Skripsi.
7. Laporan keuangan PT Indosat Tbk. Tahun 2002-2010.
8. Cara menghitungLikuiditas, DER, ROA dan DPR.
9. T Tabel.
10. F Tabel.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang pertumbuhan ekonominya mengalami
pertumbuhan yang pesat. Seiring pertumbuhan ekonomi global yang semakin
cepat, sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya pasar modal.
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Perusahaan yang menyertakan diri dalam pasar modal harus sensitif
terhadap setiap perputaran roda perekonomian. Perputaran roda perekonomian
banyak membawa pengaruh terhadap perubahan dunia usaha. Perubahan dapat
berupa kemajuan ataupun kemunduran yang dapat terjadi secara cepat maupun
lambat. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya perusahaan yang mengalami
kemunduran karena didalam pengelolaannya tidak dapat mengikuti
perubahan-perubahan yang terjadi. Disisi yang lain banyak perusahaan yang maju karena
mareka kreatif dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi seperti
menerbitkan saham atau go public. Perusahaan yang telah go public pada akhirnya
akan memiliki kebijakan deviden yang akan dibayarkan kepada setiap pemegang
Kebijakan deviden merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang
ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit
jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Aspek utama dalam
kebijakan deviden adalah alokasi penentuan laba sebagai deviden dan laba
ditahan. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan
kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik
memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
Kebijakan pembagian deviden mempunyai pengaruh bagi pemegang
saham dan perusahaan yang membayar deviden. Para pemegang saham umumnya
menginginkan pembagian deviden yang relatif stabil karena hal tersebut akan
mengurangi ketidak pastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang
mereka lakukan dan dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap
perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan
untuk membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana
internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba
ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus
memperkecil resiko perusahaan. Kebijakan deviden perusahaan tergambar pada
devidend payout ratio yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden
investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi
keuangan perusahaan.
Pertimbangan mengenai devidend payout ratio ini diduga sangat berkitan
dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus
maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya devidend payout
ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan
kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.
Tingkat likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta
lancarnya. Menurut Bambang Riyanto (2001;25) tentang masalah likuiditas
menyatakan bahwa:
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar.
Perusahaan yang tingkat likuiditasnya baik maka perusahaan tersebut akan
mampu membayar deviden lebih banyak pada setiap pemegang saham. Hanya
perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik yang akan membagikan labanya
kepada setiap pemegang saham. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan
Tingkat likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk mentapkan besarnya
deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena
deviden merupakan cash outflow, maka makin kuat kas atau likuiditas prusahaan
berarti makin besar kemampuan membayar deviden, Bambang Riyanto (2001 :
202).
Selain likuiditas, kebijakan deviden juga dipengaruhi oleh struktur modal
perusahaan. Perusahaan yang memiliki omposisi hutang lebih besar dari modal
sendiri, berarti rasio hutangnya (DER) tinggi. Debt to Equity Ratio (DER) atau
rasio hutang terhadap modal menunjukan perbandingan antara hutang dan modal
sendiri untuk menilai batas kemampuan modal sendiri dalam menanggung resiko
atau batas perluasan usaha dengan menggunakan modal pinjaman. Debt to Equity
Ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang
dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya
baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total
modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu, Semakin rendah DER akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejalayang kurang baik
bagi perusahaan (Agus Sartono 2001 : 66). Peningkatan hutang pada gilirannya
akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang
lebih diutamakan dari pada pembagian dividen. Menurut Eugene F. Brigham dan
Joel F. Houston (2001 : 91) “jika perusahaan dapat menyesuaikan rasio hutangnya
tanpa menaikkan biaya secara mencolok, perusahaan itu dapat mempertahanan
deviden tunai yang konstan”.
Selain DER deviden juga dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas. Indikator
tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio pengembalian asset
(ROA). Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets
(ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan
untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total
aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu
perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang
besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi jika total aktiva
yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan
mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan modal sendiri. Return
on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam
total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Menurut Ridwan Sundjaja dan
Inge Barlian (2002 : 340) “Tingkat pengembalian aset menentukan besarnya
pembagian laba dalam bentuk deviden yang dapat digunakan oleh para pemegang
PT. Indosat Tbk. adalah salah satu perusahan yang telah mencatatkan diri
di Bursa Efek Indonesia dan telah menghimpun dana dengan menerbitkan saham
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. PT. Indosat Tbk. merupakan
perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa
seluler.
Sejak mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia, PT. Indosat Tbk. telah
memberikan pembagian deiden kepada setiap pemegang sahamnya. Rasio deviden
yang diberikan ini tergantung kondisi keungan perusahaan dan rapat umum
pemegang saham (RUPS) yang diadakan setiap tahun oleh perusahaan.
Berikut adalah tabel tingkat likuiditas, DER, ROA dan deviden yang
[image:21.612.154.487.490.650.2]dibayar oleh PT. Indosat Tbk.
Tabel 1.1
Tingkat Likuiditas, DER, ROA dan DPR PT. Indosat Tbk.
Sumber: PT. Indosat Tbk. data diolah
Tahun Likuiditas
(%)
DER (%)
ROA (%)
DPR (%)
2002 155 108.18 1.56 44.4
2003 217.74 115.22 23.34 48.6
2004 146.30 110.15 5.86 49.1
2005 138.58 127.81 4.95 48.3
2006 83.28 123.84 4.12 49.7
2007 92.58 172.04 4.51 50
2008 90.41 191.70 3.63 49.9
2009 54.63 198.44 2.72 49.9
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 perusahaan
mengalami penurunan likuiditas sebesar 54.6% karena menurunnya jumlah asset
lancar sedangkan hutang jangka pendek meningkat. Hal ini berdampak pada
penurunan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Di sisi lain peningkatan hutang jangka pendek juga mengakibatkan
struktur modal (debt to equity ratio) mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu sebesar 198.4%, secara otomatis meningkatnya nilai hutang
berdampak pada peningkatan beban bunga yang harus dibayar sehingga
menurunkan tingkat keuntungan menjadi 4.1%.
Untuk lebih jelas Tingkat Likuiditas, DER, ROA dan DPR PT. Indosat
[image:22.612.165.507.416.624.2]Tbk. dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 1.1
Tingkat Likuiditas, DER, ROA dan DPR PT. Indosat Tbk.
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Likuidit as
DER
ROA
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang (DER) dan
Pengembalian Asset (ROA) Terhadap Rasio Pembayaran Deviden pada PT.
Indosat Tbk.”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasikan
masalah yaitu pada tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan likuiditas
karena menurunnya jumlah asset lancar sedangkan hutang jangka pendek
meningkat. Hal ini berdampak pada penurunan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Di sisi lain peningkatan hutang jangka
pendek juga mengakibatkkan struktur modal (debt to equity ratio) mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, secara otomatis meningkatnya nilai
hutang berdampak pada peningkatan beban bunga yang harus dibayar sehingga
menurunkan tingkat keuntungan, penurunan tingkat keuntungan ini akan
menyebabkan penurunan pembagian deviden kepada pemegang saham, tetapi
kerena perusahaan tetap ingin menjaga kepercayaan investor maka pembayaran
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraiaan latar belakang penelitian di atas maka penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Indosat Tbk.
2. Bagaimana perkembangan rasio hutang pada PT. Indosat Tbk.
3. Bagaimana perkembangan tingkat pengembalian aset pada PT. Indosat Tbk.
4. Bagaimana perkembangan rasio pembayaran deviden pada PT. Indosat Tbk.
5. Seberapa besar pengaruh tingkat likuiditas, rasio hutang, dan pengembalian
asset terhadap rasio pembayaran deviden secara simultan dan parsial pada PT.
Indosat Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud menganalisis pengaruh tingkat likuiditas, rasio
hutang terhadap modal, dan pengembalian aset terhadap rasio pembagian deviden
pada PT. Indosat Tbk. sehingga dapat mencapai tujuan dari penelitian yaitu untuk
1. Mengetahui perkembangan tingkat likuiditas pada PT. Indosat Tbk.
2. Mengetahui perkembangan rasio hutang terhadap modal pada PT. Indosat
Tbk.
3. Mengetahui perkembangan pengembalian aset pada PT. Indosat Tbk.
5. Mengetahui besarnya pengaruh tingkat likuiditas, rasio hutang, dan
pengembalian asset terhadap rasio pembagian deviden secara simultan dan
parsial pada PT. Indosat Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
likuiditas, pengembalian aset, dan rasio hutang terhadap modal sehingga
dapat memberikan bantuan dan sumbangan pemukiran dalam menetapkan
keputusan yang berhubungan dengan deviden.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi referensi
bagi penelitian selanjutnya dan menjadi sumbangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi penulis diharapkan dapat bermanfaat ddalam menambah pengetahuan
dan memperluas wawasan mengenai likiuditas, rasio hutang terhadap modal
dan pengembalian aset dan rasio pembagian deviden.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan oleh penulis di PT. Indosat Tbk. dengan pengambilan
data melalui website PT. Indosat Tbk. (www.indosat.com) dan idx yang berisi
data laporan keuangan yang diteliti oleh penulis. Adapun waktu penelitian yang
Tabel 1.2
Time Schadule Penelitian
No Keterangan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Usulan
penelitian
2 Pengambilan
data
3 Analisis data
4 Penyusuna
laporan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Likuiditas
Likuiditas berasal dari kata likuid yng artinya cair dan dapat digunakan
untuk menentukan tingkat kecairan aktiva lancar yang harus segera dipenuhi. Hal
ini menunjukkan bahwa posisi keuangan jangka pendek (current account)
perusahaan dapat diketahui dengn mengukur tingkat likuiditasnya.
Menurut Sutrisno (2009:215) bahwa:
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.
Menurut Linna Ismawati dan Benny Alexandri (2005:31) mengemukakan
pendapat tentang likuiditas yaitu: “Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek tepat pada
waktunya”.
Analisis likuiditas merupakan cara untuk menganalisa laporan keuangan
suatu perusahaan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan
= aktivalancar hutanglancar
digunakan untuk mengambil keputusan finansialnya. Dalam mengadakan analisis
terhadap laporan keuangan, seorang penganlisis memerlukan adanya ukuran
tertentu yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu rasio.
Ukuran analisis rasio likuiditas yang digunakan adalah Current ratio adalah rasio
yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan
hutang jangka pendek. Aktiva lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lanar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi
hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang
segera harus dibayar.
Rumus Current Ratio menurut Linna Ismawati dan Moh. Benny Alexandri (2005 :
16) adalah:
2.1.2 Debt to Equity Ratio
Rasio hutang terhadap modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan
perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.
Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana
semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan (Agus Sartono, 2001:66). Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya
Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan modal
sendiri, artinya debt to equity rasio maksimal 100%.
Rumus Debt to Equity Ratio menurut Linna Ismawati dan Moh. Benny Alexandri
(2005 : 17) adalah:
2.1.3 Return On Asset
Keuntungan merupakan hasil dari kebijakan yang diambil oleh
manajemen. Rasio profitabilotas untuk mengukur seberapa besar tingkat
keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan (Sutrisno, 2007:254). Analisis
ROA dalam analisis laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting
karena merupakan salah satu teknik yang bersifat menyeluruh. Analisis ROA
merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat
evektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROA merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan. ROA merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan kemampuan investasi pada tingkat tetentu. Jika ROA yang
diperoleh meningkat maka laba yang didapat oleh investor pun meningkat.
= totalhutang
Menurut Malayu Hasibuan (2006:109), “Return on asset (ROA) adalah
perbabdingan (rasio) laba sebelum pajak (Earning Before Tax/EBIT) terhadap
rata-rata volume usaha dalam periode yang sama”.
Jadi ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam usaha untuk memperoleh laba.
Rumus ROA menurut jurnal Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) adalah:
Dengan demikian, rasio ini merupakan rasio untuk mengukur tingkat
pengembalian aktiva dengan membandingkan antara laba sebelum pajak dengan
total aktiva yang dimiliki.
2.1.4 Devidend Payout Ratio
Besarnya bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham disebut
devidend payout ratio, devidend payout ratio merupakan persentase dari laba yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai deviden tunai. = LabaBer sihSetelahPajak
Gitmen (2006:602) mengatakan:
“Devidend payout ratio indicates the percentage of each dollar earnedthat is
distributed to the ownerin the formof cash, it is calculated by dividing the firm’s
cash devidend per share by it’s earning share”.
Artinya:
Deviden payout ratio menandakan persentase dari setiap dollar yang diperoleh
akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai. Dapat dihitung dengan
membagi deviden dalam bentuk kas perusahaan dengan laba per lembar saham.
Sedangkan menurut Arthur, Martin, William & Scott (2005:607):
“Devidend payout ratio is the amount of devidends relative to the company’s net
income or earning per share”.
Artinya:
Deviden payout rasio adalah jumlah deviden yang berhubungan dengan
pendapatan bersih atau pendapatan per lembar saham.
Rumus DPR menurut jurnal Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) adalah:
= devidenkasperlembar saham
2.1.5 Penelitian Terdahulu dan Jurnal
1. Penelitian Sutoyo, Januar Eko Prasetio dan Dian Kusumaningrum (2011)
yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Devidend Payout Ratio
pada Perusahaan Jasa Keuangan. Kesimpulan yang diperoleh adalah ROA,
CR, DER, kepemilikian institusi, pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR. Secara parsial hanya
pertumbuhan perusahaan yang berpengaruh terhadap DPR.
2. Penelitian Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) yang berjudul Analisis Cash
Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Devidend
Payout Ratio. Kesimpulan yang didapat adalah cash position dan ROA
mempunyai pengaruh terhadap devidend payout ratio sedangan DER tidak
mempunyai pengartuh yang signifian terhadap devidend payout ratio.
3. Penelitian Michell Suharli (2007) yang berjudul Pengaruh Profitabilitas dan
Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai dengan
Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Kesimpulan yang didapat adalah
likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat karena memberian hasil
yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi,
tetapi dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat
4. Penelitian Elyzabet Indrawati Marpaung dan Bram Hadianto (2009) yang
berjudul Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap
Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan yang didapat adalah Profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Kesempatan investasi
diproksi dengan dua variabel yaitu pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen dan rasio harga pasar terhadap nilai buku
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
5. Penelitan Dyah Handayani Bs (2010) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007. Kesimpulan yang didapat adalah
Rasio ROA (Return On Asset) mempunyai pengaruh yang signifikan positif
terhadap deviden. Rasio DER (Debt to Equity Ratio) mempunyai pengaruh
yang signifikan negatif terhadap deviden. Rasio CR (Current Ratio) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden. Ukuran perusahaan
(size) mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap deviden.
Berdasarkan uji Determinasi menunjukkan bahwa kebijakan dividen
dipengaruhi oleh ROA, DER,CR dan SIZE secara simultan.
6. Penelitian Vikcy Megawati (2011) yang berjudul Analisis Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan yang didapat adalah
hasil dari analisis uji F menunjukkan bahwa variabel independen (CP,
terhadap variabel dependen (dividend payout ratio). CP secara parsial
berpengaruh signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio. ROA
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
dividend payout ratio. DER secara parsial memiliki pengaruh yang tidak
signifikan dan negatif terhadap dividend payout ratio. SIZE secara parsial
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio.
7. Penelitian Effendi (2007) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Devidend Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta (Periode 2002-2004). Kesimpulan yang didapat adalah
varabel-variabel independent berpengaruh signifikan terhadap varabel-variabel dependent
yaitu devidend payout ratio.
8. Peneitian Fira Puspita (2009) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007).
Kesimpulan yang didapat adalah Cash Ratio (CR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), growth berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), firm size berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), Return on Asset
(ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR), Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu dan Jurnal Terkait dengan Variabel Penelitian
No Peneliti Terdahulu
Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Sutoyo,
Januar Eko Prasetio dan Dian Kusumani ngrum Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Jasa Keuangan ROA, CR, DER, kepemilikian institusi, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR. Secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan yang berpengaruh terhadap DPR. Pada penelitian ini variabel independent lebih banyak yaitu kepemilikia n institusi, pertumbuha n perusahaan dan ukuran perusahaan Sama-sama meneliti ROA, CR, DER sebagai variabel independen
2 Lisa
Marlina dan Clara Danica Analisis Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Devidend Payout Ratio cash position dan ROA mempunyai pengaruh terhadap devidend payout ratio sedangan DER tidak mempunyai pengartuh yang signifian terhadap devidend payout ratio Sama-sama menganalisis tantang Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhaadap Devidend Payout Ratio
3 Michell
Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat variabel penguat karena memberian hasil yang signifikan dalam mempengaru hi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaru hi kebijakan jumlah pembagian deviden perusahaan. investment set oportunity sebagai variabel independen nya dan likuiditas
4 Elyzabet
terhadap nilai buku berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
5 Dyah
Berdasarkan uji Determinasi menunjukkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh ROA, DER,CR dan SIZE secara simultan. 6 Vikcy
M egaw ati
Analisis Faktor – Faktor yang M empengar
uhi Dividend
Payout Rat io
pada Perusahaan M anufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia hasil dari analisis uji F menunjukkan bahw a variabel independen (CP, ROA,DER, dan SIZE) secara bersama-sama dan signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (dividend
payout rat io).
CP secara parsial berpengaruh signifikan dan posit if terhadap dividend payout rat io.
ROA secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dan posit if terhadap dividend payout rat io.
DER secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan negatif terhadap dividend payout rat io.
SIZE secara parsial memiliki pengaruh signifikan dan posit if terhadap dividend payout rat io.
7 Effendi Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Devidend Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (Periode 2002-2004) Kesimpulan yang didapat adalah varabel-variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu devidend payout ratio.
Objek analisisnya fator-faktor yang mempengar uhi DPR Sama-sama menggunaka n devidend payout ratio sebagai variabel dependen
8 Fira
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007) Dividend Payout Ratio
(DPR), firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR), Return
on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR), Debt
to Total Asset
(DTA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan
2.2 Kerangka pemikiran
Informasi penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi atau kinerja
suatu perusahaan tercermin dari laporan keuangannya. Laporan keuangan pada
hakekatnya merupakan gambaran keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat
dan informasi mengenai hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan dalam jangka
waktu tertentu. Hal ini dimungkinkan, karena menurut Sofyan Syafri Harahap
(2004 : 105) mengemukakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu”..
Pada saat perusahaan akan mengambil kebijaan deviden, perusahaan akan
menganalisis laporan keuangan perusahaan, terutama mengenai hal yang berkaitan
dengan masalah pengelolaan likuiditas, hutang dan pengembalian asset. Dari hal
tersebut dapat diketahui apakah perusahaan sanggup membayar deviden atau
tidak.
Dalam kebijakan deviden perusahaan harus memiliki tingkat likuiditas
yang baik.
Menurut Bambang Riyanto (2001;25) tentang masalah likuiditas
menyatakan bahwa:
= aktivalancar hutanglancar
Jadi berdasarkan uraian diatas tingkat likuiditas berpengaruh terhadap
kebijakan deviden (DPR). Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik
akan mampu untuk membayar deviden kepada setiap pemegang saham. Hal ini
didukung oleh Bambang Rianto (2001:202)dalam Lisa Marlina dan Clara Danica
(2009) yang menyatakan: “Oleh karena deviden merupakan cash outflow, maka
makin kuat kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuan
membayar deviden”.
Salah satu rasio likuiditas adalah current ratio yang membandingkan total
aktiva lancar dengan hutang lancer.
Rumus current ratio menurut Linna Ismawati dan Moh. Benny Alexandri (2005 :
16) adalah:
Selain tingkat likuiditas, struktur modal juga menjadi faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden yaitu rasio hutang (DER). Rasio ini mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio
ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Agus Sartono,
2001:66). Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang
diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan dari pada
“jika perusahaan dapat menyesuaikan rasio hutangnya tanpa menaian biaya secara
mencolok, perusahaan itu dapat mempertahanan deviden tunai yang konstan”.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa rasio hutang (DER)
berpengaruh terhadap kebijakan deviden (DPR).
Rumus Debt to Equity Ratio menurut Linna Ismawati dan Moh. Benny Alexandri
(2005 : 17) adalah:
Rasio profitabilitas juga menjadi salah satu fatkor yang mempengaruhi
kebijakan deviden (DPR). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah return on asset (ROA). Return on asset menunjukkan kemampuan
modal yang diinvestasikan dalam total ativa untuk menghasilkan laba perusahaan.
Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2002 : 340) “Tingkat pengembalian
asset menentukan besarnya pembagian laba dalam bentuk deviden yang dapat
digunakan oleh para pemegang saham baik ditanamkan kembali kedalam
perusahaan maupun di tempat lain”.
Dengan demikian apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian asset
yang tinggi maka deviden yang dibayarkan pun akan tinggi.
Rumus ROA menurut jurnal Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) adalah:
= total hutang
modal sendir i
Devidend Payout Ratio merupakan persentase dari laba yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai deviden tunai. Devidend payout
ratio ini akan menetukan jumlah pendapatan yang bisa dibagikan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham.
Rumus DPR menurut jurnal Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) adalah:
2.2.1 Hubungan Antara Likuiditas dengan Rasio Pembayaran Deviden
(DPR)
Tingkat likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk mentapkan besarnya
deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Berikut teori
pendukungnya.
Menurut Bambang Riyanto dalam Lisa Marlina dan Clara Danica (2009)
“Oleh karena deviden merupakan cash outflow, maka makin kuat kas atau
likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuan membayar deviden”.
Dari teori-teori diatas dapat dilihat bahwa adanya pengaruh antara tingkat
likuiditas terhadap rasio pembayaran deviden.
= devidenkasperlembar saham
2.2.2 Hubungan Rasio Hutang (DER) dengan Rasio Pembayaran Deviden
(DPR)
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejalayang kurang baik bagi
perusahaan (Agus Sartono 2001 : 66). Peningkatan hutang pada gilirannya akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang
saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang
lebih diutamakan dari pada pembagian dividen. Berikut teori pendukungnya.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001 : 91) “Jika perusahaan
dapat menyesuaikan rasio hutangnya tanpa menaikkan biaya secara mencolok,
perusahaan itu dapat mempertahanan deviden tunai yang konstan”.
Dari teori diatas dapat dilihat bahwa adanya pengaruh antara rasio hutang
(DER) terhadap rasio pembayaran deviden.
2.2.3 Hubungan Pengembalian Asset (ROA) dengan Rasio Pembayaran
Deviden (DPR)
Return on assets merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return
on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan,
yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan modal sendiri. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan
tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan
menghambat pertumbuhan modal sendiri. Return on Assets (ROA) menunjukkan
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan
laba perusahaan.
Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2002 : 340) “Tingkat pengembalian
asset menentukan besarnya pembagian laba dalam bentuk deviden yang dapat
digunakan oleh para pemegang saham baik ditanamkan kembali kedalam
perusahaan maupun di tempat lain”.
Dari teori diatas dapat dilihat bahwa adanya pengaruh antara
pengembalian asset (ROA) terhadap rasio pembayaran deviden.
2.2.4 Hubungan Antara Likuiditas, Rasio Hutang (DER) dan Pengembalian
Asset (ROA) dengan Rasio Pembayaran Deviden (DPR)
Tingkat likuiditas, rasio hutang (DER) dan pengembalian asset (ROA)
sangatlah berpengaruh terhadap rasio pembayartan deviden. Ini dilihat dari
kebijakan deviden yang bergantung terhadap kinerja keuangan, khususnya dilihat
dari rasio-rasio tersebut. Berikut teori pendukungnya.
Menurut jurnal Sutoyo, Januar Eko Prasetio dan Dian Kusumaningrum
)
kepemilikian institusi, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap DPR”.
Dari teori diatas dapat dilihat bahwa adanya pengaruh antara Tingkat
likuiditas, rasio hutang (DER) dan pengembalian asset (ROA) terhadap rasio
pembayaran deviden (DPR).
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan keranga pemikiran sebagai
berikut:
Bambang Riyanto
dalam Lisa Marlina dan Clara Danica (2009)
Eugene F. Brigham
dan Joel F. Houston (2001 : 91)
[image:47.612.141.539.307.558.2]Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2002 : 340)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Pengaruh Tingkat likuiditas, Rasio Hutang (DER), dan Pengembalian Asset (ROA) Terhadap Rasio Pembayaran Deviden (DPR)
Keterangan :
: Secara parsial
: Secara simultan Variabel X2
Rasio Hutang (DER) Indikator : Total hutang
Modal sendiri
Linna Ismawat i dan M oh. Benny Alexandr i (2005 : 17)
Variabel Y
Rasio Pembayaran Deviden (DPR) Indikator : Deviden kas perlembar saham
Laba yang diperoleh perlembar saham
Lisa Marlina dan Clara Danica (2009)
Variabel X3
Pengembalian Asset (ROA) Indikator : Laba bersih setelah pajak
Total aktiva
Lisa Marlina dan Clara Danica (2009)
Variabel X1 Tingat Likuiditas Indikator : Aktiva lancar
Hutang lancar
Linna Ismawat i dan M oh. Benny Alexandr i (2005 : 16)
2.3 Hipotesis
Menurut Husein Umar (2005:104), “Hipotesis adalah suatu perumusan
sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga
menuntun atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya”.
Berdasarkan teori diatas diketahui bahwa hipotesis merupakan perumusan
sementara atas suatu hal dan harus dibuktikan kebenarannya melalui sebuah
penelitian. Maka hipotesis yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah
“Terdapat Pengaruh antara Tingkat Likuiditas, Rasio Hutang dan
Pengembalian Aset Secara Parsial Maupun Simultan Terhadap Rasio
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Indosat Tbk.
4.1.1 Sejarah PT Indosat Tbk.
PT Indosat Tbk didirikan oleh Pemerintah pada tanggal 20 November
tahun 1967 sebagai perusahaan investasi asing untuk menyediakan layanan
telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial
pada bulan September 1969 untuk membangun, mentransfer dan mengoperasikan
satelit Organisasi Telekomunikasi Internasional, atau Intelsat, stasiun bumi di
Indonesia untuk mengakses satelit Intelsat Daerah Samudera Hindia untuk jangka
waktu 20 tahun. Sebagai sebuah konsorsium global organisasi internasional
komunikasi satelit, Intelsat memiliki dan mengoperasikan beberapa satelit
telekomunikasi.
Setelah perubahan peraturan dalam industri telekomunikasi Indonesia pada
tahun 1999 dan 2000, Indosat mulai menerapkan strategi yang dirancang untuk
mengubah Indosat dari penyedia telekomunikasi utama internasional Indonesia
menjadi, telekomunikasi terkemuka jaringan terintegrasi dan layanan providerin
Indonesia. Pada tahun 2000,Pemerintah memperkenalkan UU Telekomunikasi,
yang mendorong liberalisasi industri dan langsung mempengaruhi bisnis Indosat.
Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk merestrukturisasi
menghilangkan crossshareholdings kami masing-masing pada anak perusahaan
operasi, termasuk:
* Indosat akuisisi kepemilikan 22,5% Telkom di Satelindo
* Telkom akuisisi kepemilikan 35,0% kami di Telkomsel
* Indosat akuisisi kepemilikan 37,2% Telkom di Lintasarta dan pembelian
obligasi konversi Lintasarta yang diselenggarakan oleh Telkom.
Setelah perjanjian dengan Telkom, Indosat mengakuisisi kepemilikan
efektif 45,0% di Satelindo, melalui akuisisi PT Bimagraha Telekomindo atau
Bimagraha, pada tahun 2001 dan memperoleh kepemilikan 25,0% sisanya di
Satelindo dari DeTe Asia pada bulan Juni 2002. Untuk memperkuat struktur
permodalan Satelindo dan menghapus persyaratan tertentu yang timbul dari utang
Satelindo, Indosat membuat kontribusi tambahan modal kepada Satelindo sebesar
US $ 75,0 juta pada Juli 2002.
Pada bulan Agustus 2002, Indosat memasuki sektor telekomunikasi dalam
negeri dengan mendapatkan lisensi untuk menyediakan layanan jaringan tetap
lokal di daerah Jakarta dan Surabaya. Indosat mengerahkan sekitar 13.000
jaringan di daerah untuk menyediakan layanan lokal telepon tetap dan
mengumumkan tujuan strategis indosat untuk menjadi jaringan telekomunikasi
terpadu, terkemuka dan penyedia layanan di Indonesia. Pada tahun 2002,
Pemerintah melakukan divestasi 517.500.000 saham, mewakili sekitar 50,0% dari
saham Seri B pada saat itu, dalam dua tahap. Pada bulan Mei 2002, Pemerintah
Pada bulan Desember 2002, Pemerintah melakukan divestasi 41,9% dari
saham Seri B untuk anak mantan STT. Pada tanggal 31 Maret 2009, Pemerintah
memiliki 14,29% saham Indosat, termasuk satu saham Seri A, dan ICLM dan
ICLS dimiliki sekitar 65,0% dari saham Seri B. ICLM dan ICLS dimiliki oleh
Qtel. Para 20,71% sisa saham Seri B dimiliki oleh pemegang saham publik pada
tanggal 31 Maret, 2009. Lihat "Butir 6:. Direktur, Manajemen Senior dan
Karyawan-Kepemilikan Saham".
Pada tanggal 20 November 2003, Indosat bergabung dengan Satelindo,
Bimagraha dan IM3 dan semua aktiva dan kewajiban anak perusahaan warisan
seperti itu dialihkan kepada Indosat pada tanggal tersebut. Sejak memasuki pasar
selular Indonesia melalui akuisisi Satelindo dan pembentukan IM3 dan integrasi
berikutnya dari perusahaan tersebut pada tahun 2003, layanan selular telah
menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan usaha Indosat.
Pada tanggal 22 Juni 2008, Qtel membeli seluruh saham biasa yang
beredar saham dari masing-masing ICLM dan ICLS, berdasarkan Perjanjian Jual
Beli Saham tanggal 6 Juni 2008 antara Qtel dan STT, perusahaan yang
berkedudukan di Singapura. Sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Saham, Qtel,
melalui anak perusahaannya, Qatar Tenggara Asia Holding SPC, membeli saham
ICLM dan ICLS dari Asia Mobile Holdings Pte. Ltd, atau AMH, perusahaan yang
berkedudukan di Singapura, yang 75,0% secara tidak langsung dimiliki oleh STT
Communications Ltd dan 25,0% secara tidak langsung dimiliki oleh Qtel. Setelah
akuisisi ini, perubahan pengendalian terjadi di Indosat dan Qtel, dan anak
SPC, melakukan penawaran tender wajib untuk mengakuisisi hingga
1.314.466.775 Saham Seri B, yang mewakili sekitar 24,19% dari total
ditempatkan dan beredar Saham Seri B (termasuk Saham Seri B diwakili oleh
ADS), dengan harga pembelian setara dengan dolar AS sebesar Rp369, 400 per
ADS dan Rp7, 388 per Saham Seri B, bersih kepada penjual secara tunai (tanpa
bunga dan tunduk atas pemotongan pajak diperlukan). Setelah penyelesaian
penawaran tender pada tanggal 5 Maret 2009, Qtel dan anak perusahaan pegang
sekitar 65,0% dari modal saham yang beredar Indosat.
Sumber : http://www.indosat.com
4.1.2 Struktur Organisasi PT Indosat Tbk.
Dalam suatu badan usaha dibutuhkan adanya struktur organisasi yang
berperan sebagai gambaran dari wewenang dan tugas dari setiap bagian atau divisi
dalam perusahaan. Tugas dan wewenang dari setiap bagian atau divisi terlihat
jelas sehingga tercipta suatu koordinasi yang baik. Oleh karena itu setiap
perusahaan sebaiknya memiliki struktur organisasi dan deskripsi jabatan yang
baik sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai.
Struktur orghanisasi PT Indosat Tbk. dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Indosat Tbk.
4.1.3 Job Description PT Indosat Tbk.
Dalam melakukan kegiatan usahanya setiap bagian atau divisi PT Indosat
memiliki wewenang dan tugas masing-masaing. Berikut ini adalah wewenang dan
tugas masing-masing bagian atau divisi di PT Indosat Tbk..
1. Direktur Utama: tugasnya adalah jabatan yang di tunjuk dan memberi
laporan kepada dewan direksi dan memimpin seluruh dewan atau komite
eksekutif dan juga memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan di
PT Indosat Tbk.
2. Wakil Direktur Utama: tugasnya adalah membantu Direktur Utama
dalam menangani perusahaan dan melaksanakan tugas-tugas yang
3. Direktur Jabotabek dan Corporate Sales: tugasnya adalah
mengkoordinasi perusahaan-perusahaan penjualan dibawah naungan PT
Indosat Tbk.
4. Direktur Regional Sales: bertugas memimpin dan mengawasi
daerah-daerah penjualan produk-produk PT Indosat Tbk.
5. Direktur Marketing: bertugas merencanakan, mengontrol dan
mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target
penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien.
6. Direktur Information Technology: bertugas menyelenggarakan
perumusan kebijakan teknologi informasi dan melaksanakan pengelolaan
infrastruktur hardware meliputi server, komputer dan perangkat
pendukungnya.
7. Direktur Network: bertugas melakukan jaringan-jaringan pada sinyal dan
memetakan kebutuhan sekarang, juga yang akan datang terutama
hubungan dengan Material Manajement proses sehingga hubungan ini
akan mempengaruhi jaringan terutama pada permasalahan stok barang
pada saat terjadi kerusakan.
8. Direktur Finance: bertugas merencanakan dan mengendalikan
sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan serta
mengendalikan program dan pendapata pengeluaran perusaan.
9. Direktur Corporate Service: bertugas sebagai penanggung jawab dalam
memberikan informasi kepada masyarakat yang berhubungan dengan
10. Group Head: bertugas melakukan evaluasi, penelaahan dan analisa atas
semua kegiatan di lingkungan perseroan dan mengkoordinasikan
aktivitasnya denga komite internal.
4.1.4 Aktivitas PT Indosat Tbk.
PT Indosat merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dibidang
telekomunikasi dan informasi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2009,
Indosat menguasai 22,7% pasar operator telepon seluler GSM (yakni melalui
Matrix, Mentari dan IM3). Indosat juga memberikan layanan BlackBerry
Pascabayar/Prabayar serta layanan Broadband 3.5G untuk akses internet mobile
berkecepatan tinggi.
Jasa Selular dan Broadband 3.5G
IM3, Layanan selular pra-bayar yang terjangkau, dengan fleksibiltas isi
ulang
Mentari, Layanan selular pra-bayar yang terjangkau untuk pengguna
reguler
Matrix, Layanan selular pasca bayar
Matrix Auto, layanan selular pasca bayar yang dapat diisi ulang,
kombinasi dari manfaat layanan pasca bayar dan pra-bayar
Indosat BlackBerry, Layanan selular pasca bayar/pra-bayar dan
push-email global
i-Games, i-Ring, i-Go, i-Menu , Layanan nilai tambah untuk pengguna
layanan selular dengan berbagai pilihan fitur
Jasa Telepon Tetap
StarOne (prabayar dan pascabayar), Layanan komunikasi tetap nirkabel
dengan tarif pascabayar dan prabayar berbasis teknologi CDMA.
IDD 001, Layanan sambungan internasional langsung ke seluruh belahan
dunia tanpa melalui operator (premium)
IDD 008, Layanan sambungan internasional langsung ke seluruh belahan
dunia tanpa melalui operator (tarif hemat)
Indosat Flat Call 01016, Layanan hubungan internasional dengan tarif
hemat ke semua negara berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP)
Indosat Phone (iPhone), layanan telepon tetap domestik dan internasional
berbasis kabel untuk komunikasi data, suara dan video dengan kualitas
prima
Jasa MIDI (Multimedia, Komunikasi Data dan Internet)
Untuk kebutuhan korporasi yang lebih kompleks, Indosat menyediakan solusi
total yang terintegrasi, sehingga seluruh kebutuhan perusahaan dalam berbagai
kegiatan dapat terlayani. Layanan korporasi ini meliputi:
IPLC (International Private Leased Circuit) & DPLC (Domestic Private
= aktivalancar hutanglancar
Frame Relay & ATM (Asynchronous Transfer Mode), fleksibilitas
pengiriman data yang bersifat bursty
INP (Internet Network Provider), akses internet global
IDIA (Indosat Dedicated Internet Access), membuat jaringan pribadi
melalui paket data
INIX (Indosat National Internet Exchange)
MPLS (Multi-Protocol Label Switching) Based Services, layanan terbaru
berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS
Satellite Services, solusi layanan broadcast nasional danm internasional
DRC (Disaster Recovery Center), Layanan keamanan data
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Perkembangan Tingkat Likuiditas PT Indosat Tbk.
Untuk mengetahui tingkat likuiditas PT Indosat, diperoleh dari data
keuangan selama periode 2003 – 2010. Tingkat likuiditas dapat dihitung dengan
menggunakan Rasio Lancar dalam hasil persentase.
Rasio lancar digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan aktiva
lancar dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam menganalisis
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Likuiditas
Likuidit as
Sesuai dengan rumus di atas perhitungan tingkat likuiditas PT Indosat
[image:58.612.156.514.208.382.2]Tbk. periode 2003 – 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tingakat Likuiditas PT Indosat Tbk. periode 2002 – 2010 (dalam miliar rupiah)
Tahun
Aktiva Lancar (Rp)
Hutang Lancar (Rp)
Tingkat Likuiditas
(%)
Tingkat Perkembangan
Naik (%) Turun (%)
2002 5084,8 3279,5 155.0
2003 7461,1 3426,6 217,74 62.74
2004 6573,1 4492,8 146,30 71.44
2005 7527 5431,4 138,58 7.72
2006 5665,4 6803,2 83,28 55.3
2007 10794,1 11658,6 92,58 9.3
2008 9691,8 10719,7 90,41 2.17
2009 7138,9 13067,3 54,63 35.78
2010 6158,9 11909,9 51,71 2.92
Adapun grafik dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
Grafik 4.1
[image:58.612.155.494.421.623.2]Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat terlihat bahwa tingkat likuiditas
pada PT Indosat Tbk. periode tahun 2002 - 2010 cenderung mengalami penurunan
hampir ditiap tahunnya. Pada tahun 2003 dan 2007 tingkat likuiditas mengalami
kenikan dengan tingkat likuditas tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar
217.74%. Selanjutnya pada tahun 2004 – 2006 dan tahun 2008 – 2010 tingkat
likuiditas terus mengalami penurunan dengan tingkat likuiditas terendah terjadi
pada tahun 2010 yaitu sebesar 51.71%. Hal tersebut terjadi karena jumlah hutang
lancar yang dimiliki PT Indosat Tbk. cenderung terus meningkat karena PT
indosat lebih sering melakukan pembiayaan perusahaan dengan menggunakan
hutang sehingga beban hutang terus meningkat dan mengakibatkan penurunan
tingkat keuntungan yang akhirnya mempengaruhi tingkat likuiditas.
4.2.2 Perkembangan Rasio Hutang (DER) PT Indosat Tbk.
Untuk mengetahui perkembangan rasio hutang PT Indosat, diperoleh dari
data keuangan selama periode 2002 – 2010. Rasio hutang dapat dihitung dengan
menggunakan Debt to Equity Ratio dalam hasil persentase.
Rasio hutang digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam menganalisis perkembangan rasio hutang
peneliti menggunakan rumus berikut:
= totalhutang
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
DER
DER
Sesuai dengan rumus di atas perhitungan rasio hutang PT Indosat Tbk.
[image:60.612.128.514.248.428.2]periode 2002 – 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rasio Hutang (DER) PT Indosat Tbk. Periode 2002 – 2010 (dalam miliar rupiah)
Adapun grafik dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
Grafik 4.2
Rasio Hutang (DER) PT Indosat Tbk. Periode 2002 – 2010 Tahun
Total
Hutang (Rp) Modal (Rp) DER (%)
Tingkat Perkembangan
Naik (%) Turun (%)
2002 11285,4 10432,3 108,18
2003 13872,2 12039,9 115,22 7.04
2004 14523,4 13184,6 110,15 5.07
2005 18296,1 14315,3 127,81 17.66
2006 18826,3 15201,8 123,84 3.97
2007 28463 16544,7 172,04 48.2
2008 34082,8 17779,7 191,70 19.66
2009 36860,1 18574,9 198,44 6.74
[image:60.612.153.505.487.651.2]Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat terlihat bahwa Rasio Hutang
pada PT Indosat Tbk. cenderung meningkat hampir ditiap tahunnya. Peningkatan
Rasio Hutang tersebut dikarenakan total hutang yang lebih besar dari pada modal.
Hal tersebut terjadi karena PT Indosat Tbk. lebih banyak mendanai operasional
perusahaan dengan hutang sehingga perusahaan mengalami kesulitan
mengoperasikan perusahaannya, secara otomatis meningkatnya nilai hutang
berdampak pada peningkatan beban bunga yang harus dibayar sehingga
menurunkan tingkat keuntungan.
4.2.3 Perkembangan Tingkat Pengembalian Asset (ROA) PT Indosat Tbk.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang d