• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama : AGNI PRASETYA TARTIB

Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 17 Februari 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jalan Padasuka no 48 RT 03/07 Kelurahan Pasirlayung

Kecamatan Cibeunying Kidul

E-mail : agniprasetyatartib@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Tahun

S1 Manajemen Ekonomi UNIKOM Bandung 2009 - 2013

SMA Negeri 14 Bandung 2006 - 2009

SMP Negeri 22 Bandung 2003 - 2006

SD Negeri Padasuka III 1997 - 2003

(5)

The Influence

Work Environment And Job Satisfaction On The

Performance Of Teachers In SMP Pasundan 6 Bandung and

SMK Pasundan 3 Bandung”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

AGNI PRASETYA TARTIB 21209143

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi Assalamu’allaikum Wr.Wb

Persembahan yang satu, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita

sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Usulan Penelitian ini.

Usulan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam

menempuh jenjang strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia, dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru pada SMP Pasundan 6

Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung”.

Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus

berkembang sehingga mengahasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini.

Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, koreksi

dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian

kesempurnaan dalam penelitian ini.

Dalam penyusunan Usulan Penelitian Skripsi ini, penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

(7)

vii Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing di Universitas Komputer

Indonesia.

5. Trustorini Handayani, SE., M.Si, selaku wali kelas di Universitas Komputer

Indonesia.

6. Hj. Nanny Djunaeni,S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Pasundan 6 Bandung.

7. Drs. Agus Djumaedi, M.Si. selaku kepala sekolah SMK Pasundan 3 Bandung.

8. Seluruh guru dan staf SMP Pasundan 6 Bandung.

9. Seluruh guru dan staf SMK Pasundan 3 Bandung.

10. Ayahanda dan Ibundaku tercinta kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan

dan dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan pahala yang

berlipat ganda dari Allah S.W.T.

11. Sahabat, serta teman-teman kelas Mn-4, Gojas FC, Tim Independen yang

telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis.

12. Seseorang yang sangat saya sayangi dan cintai, yang telah membantu dalam

penyusunan tugas ini baik waktu, motivasi serta kasih sayangnya pada

(8)

viii dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 10 September 2013

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR………...xiv

DAFTAR TABEL………....xxvii

DAFTAR LAMPIRAN………..xxviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11

(10)

x

2.1.1 Lingkungan Kerja ... 13

2.1.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 13

2.1.1.2 Jenis-jenis Lingkungan Kerja ... 14

2.1.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja .. 16

2.1.1.4 Indikator Lingkungan Kerja ...17

2.1.2 Kepuasan Kerja ... 17

2.1.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 17

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 20

2.1.2.3 Manfaat Kepuasan Kerja ...24

2.1.2.4 Efek Kepuasan Kerja ...26

2.1.3 Kinerja... 27

2.1.3.1 Pengertian Kinerja ... 27

2.1.3.2 Syarat Penilaian Kinerja ... 29

(11)

xi

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 37

2.2.1.1 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja ... 37

2.2.1.2 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja ... 38

2.2.1.4 Hubungan Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja ... 38

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Operasional Variabel ... 46

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 49

3.2.3.1 Sumber Data ... 49

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data... 50

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.4.1 Uji Validitas... 53

(12)

xii

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 60

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Gambaran Umum Sekolah ... 73

4.1.1.1 Sejarah SMP Pasundan 6 Bandung ... 73

4.1.1.2 Sejarah SMK Pasundan 3 Bandung ... 74

4.1.2 Struktur Organisasi Sekolah ... 75

4.2 Pembahasan ... 85

4.2.1 Karakteristik Responden ... 85

4.2.2 Analisis Deskriptif ... 87

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Lingkungan Kerja ... 87

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja ... 96

4.2.2.3 Analisis Deskriptif Kinerja ...106

4.3 Analisis Verifikatif ... 113

(13)

xiii

4.3.2.2 Pengujian Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap

Kinerja...121

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 132

5.2 Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(14)

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. PT.Remaja Rosda Karya, Bandung

Agung, A. N. Gde I.A. Wayan I.M. (2012). Pengaruh Motivasi, Lingkkungan

Kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali.

Jurnal Manajemen, Strategi bisnis dan Kewirausahaan.

Budi, H.U. (2011). Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Kepemimpinan

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan STIE “Adhi Unggul Birawa”

Surakarta. Jurnal STIE AUB Surakarta.

Chaisunah, Ani Muttaqiyathun, (2011). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan

Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai (Studi kasus pada PT.Bank

Perkreditan Rakyat Shinta Daya. Jurnal Universitas Ahmad Dahlan.

Engko, C. (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan

Self Esteem dan Self Efficacy Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis

dan Akuntansi.

Fathonah, Siti dan Ida Utami, (2012). Pengaruh Kompensasi, Pengembangan

Karir, Lingkungan Kerja dan Komitmen Organsiasi terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar dengan

Keyakinan Diri (self Efficacy) Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal STIE

AUB Surakarta.

Hasan, H.S. Nasir Azis, Muhammad Adam, (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Aktivis pada Lembaga Swadaya Masyarakat di Kota

Banda Aceh. Jurnal Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah

(15)

Masrokah, (2012). Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja pegawai Kantor Kelurahan Kedungsuko Kecamatan

Tulungagung Kabupaten Tulungagung. Jurnal “OTONOMI”.

Maznah, J. J. Ma’ruf, Sofyan Idris, (2012). Pengaruh Lingkungan Organisasi,

Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja serta Implikasinya pada Kinerja

Pegawai Politeknik Negeri Lhosumawe. Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

Sedarmayanti (2001:46). Indikator Lingkungan kerja. Diakses pada 20 februari,

2013 dari World Wide Web:

http://boedylawgmail.blogspot.com/2011/10/indikator-indikator-lingkungan-kerja.html

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Cetakan ke 20, CV. Alfa Beta

Bandung

Wijaya A. (2012). Pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai. Program pasca sarjana universitas winaya mukti bandung.

Wayan I.A. (2012). Pengauh Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan

Kerja terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus di Maya Ubud Resort &

(16)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Lingkungan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suatu sarana atau tempat yang sangat berperan

dalam suatu organisasi. Nitisemito (2001:18) lingkungan kerja didefinisikan sebagai

“Segala sesuatu yang ada disekitar para pegawai yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Menurut Ahyari (2004:128)

lingkungan kerja adalah lingkungan dimana para pegawai melaksanakan tugas dan

pekerjaan sehari-hari. Menurut Sedarmayati (2001:1) “Lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di

mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai

perseorangan maupun sebagai kelompok”.

Sedangkan menurut Gauzali Saydam mengemukakan bahwa lingkungan

kerja adalah “Keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar karyawan

yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan itu sendiri”

(Saydam, 2000:266). Sementara itu Fieldman dalam Wahyudi (2001:9) menjelaskan

bahwa lingkungan kerja merupakan faktor-faktor diluar manusia baik fisik maupun

non fisik dalam suatu organisasi yang pembentukannya terkait dengan kemampuan

(17)

Menurut Artoyo dalam (Sariyathi, 2007:66) manajemen yang baik

memikirkan lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan karena sangat

dibutuhkan oleh tenaga kerjanya. Lingkungan diduga mempunyai pengaruh yang

kuat dalam pembentukan perilaku karyawan. Lingkungan kerja memiliki kedudukan

penting dalam lingkungan pengendalian manajemen terpadu yang unsur – unsurnya

adalah tenaga kerja, alat kerja kondisi kerja, pimpinan organisasi dan pola kebijakan.

Dari beberapa pendapat di atas maka jelaslah bahwa yang dimaksud

dengan kondisi lingkungan kerja adalah suatu kondisi atau keadaan yang ada

disekitar lingkungan tempat bekerja yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan melihat adanya korelasi fisik

terhadap mental, maka kita perlu mendesain lingkungan kerja yang kondusif

untuk bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif dapat dilihat dari beberapa

indikator antara lain penerangan, suhu udara, kelembaban udara, penggunaan

warna, ruang gerak, hubungan kerja dan keamanan. Hal-hal tersebut merupakan

faktor yang penting yang dapat membuat karyawan memberikan semangat dan

gairah dalam bekerja. Hal ini pula yang menjadi penunjang dalam meningkatkan

kinerja.

2.1.1.2 Jenis-jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis

lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b)

(18)

A.Lingkungan kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua

keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat

kerja, kursi, meja dan sebagainya)

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan

kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban,

sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap,

warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,

maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik

dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai

dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

B. Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sadarmayanti (2001:31),“Lingkungan kerja non fisik adalah

semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan”.

(19)

Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja

yang tidak bisa diabaikan.

Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,

bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi

yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik,

dan pengendalian diri.

Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof.

Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya

Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu

iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk

mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu

mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya

menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk

mencapai tujuan.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga

dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi

lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai

apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman,

dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam

(20)

dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang

mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.

2.1.1.4 Indikator-indikator Lingkungan Kerja

Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut

Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

1. Penerangan

2. Suhu udara

3. Ruang gerak yang diperlukan

4. Hubungan karyawan

5. Penggunaan warna

6. Suara bising

7. Keamanan kerja

Variabel-variabel lingkungan kerja yang langsung pengaruhnya terhadap

lingkungan kerja yaitu penerangan, suhu udara, ruang gerak, hubungan, dan

warna.

2.1.2 Kepuasan Kerja

2.1.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik.

Prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi dan psikologis yang

lebih tinggi. Apabila imbalan tersebut dipandang pantas dan adil maka timbul

(21)

imbalan sesuai dengan prestasinya. Sebaliknya apabila imbalan dipandang tidak

sesuai dengan tingkat prestasi maka cenderung timbul ketidakpastian.

Menurut pendapat Stephen Robbins (2003:91) istilah kepuasan kerja

merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang

dilakukannya.

Menurut Handoko (2000:193) menyatakan bahwa kepuasan kerja (job

satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.

Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang

keterampilannya.

Menurut Davis (2002:105) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja

merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak

menyenangkan pekerjaan mereka”.

Jadi kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi

pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu

maka menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu

perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan

yang bersangkutan.

Menurut Herzberg (2000:107) mengembangkan teori kepuasan yang

disebut teori dua faktor yaitu faktor yang tidak merasa puas (dissatisfier) dan

faktor orang yang merasa puas (sasstisfier) artinya ketidak puasan dan kepuasan

(22)

Penelitian awal Herzberg menghasilkan dua kesimpulan khusus mengenai

teori tersebut yaitu:

1. Kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job confext) yang menghasilakn ketidak

puasan dikalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada, jika kondisi tersebut

ada maka tidak perlu memotivasi karyawan.

2. Kondisi instrinsik, isi pekerjaan (job contact) yang apabila ada dalam pekerjaan

tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan

prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada maka tidak akan

menimbulkan rasa ketidak puasan yang berlebihan.

Teori ini didasarkan pada hasil penelitian dimana ia membagi situasi yang

mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok

yaitu:

1. Kelompok bukan pemuas (dissatisfier) merupakan faktor-faktor yang tidak

adanya kepuasan yang terdiri dari upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja,

status, prosedur pekerjaan, mutu supervisi, mutu hubungan antar pribadi

diantara rekan kerja, dengan atasan dan dengan bawahan.

2. Kelompok pemuas (sastisfier) merupakan faktor-faktor yang meliputi prestasi

(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility),

kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work it self) dan

kemungkinan berkembang (the possibility of growth).

Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu

(23)

dengan kedisiplinan, moral kerja, turnover karyawan besar maka kepuasan kerja

karyawan diperusahaan berkurang.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting untuk diselidiki karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan pegawai,

perusahaan atau organisasi dan masyarakat. Banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Effendy

(2000:92) sebagai berikut:

a. Upah yang cukup

Upah yang cukup untuk kebutuhan merupakan keinginan setiap karyawan. Untuk

tercapainya hal tersebut ada diantara para karyawan yang menggiatkan diri dalam

bekerja atau menambah pengetahuannya dengan mengikuti kursus.

b. Perlakuan yang adil

Setiap karyawan ingin diperlakukan secara adil, tidak saja dalam hubungannya

dengan upah, tetapi juga dalam hal-hal lain, untuk dapat menciptakan persepsi

yang sama antara atasan dengan bawahan mengenai makna adil yang

sesungguhnya, maka perlu diadakan komunikasi yang terbuka antara mereka.

c. Ketenangan bekerja

Setiap karyawan menginginkan ketenangan, bukan saja hubungannya dengan

(24)

d. Perasaan diakui

Pada setiap karyawan terdapat perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang

berharga dan sebagai anggota kelompok yang dihormati. Hal ini berhubungan

dengan kegiatan-kegiatan diluar tugas pekerjaan, seperti : olah raga, kesenian dan

lain-lain.

e. Penghargaan atas hasil kerja

Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, hal ini bertujuan agar

karyawan merasa senang dalam bekerja dan akan selalu bekerja dengan

segiat-giatnya.

f. Penyalur perasaan

Perasaan tertentu yang menghinggapi para karyawan bisa menghambat gairah

kerja. Hal ini dapat diatasi melalui komunikasi dua arah secara timbal balik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (2003:110)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karywan

adalah:

a. Kedudukan

b. Pangkat/golongan

c. Jaminan Keuangan dan sosial

d. Mutu pengawasan kerja yang dijalankan

Seseorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila ia

ditempatkan pada posisi dan golongan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi

dalam hal ini manajemen juga harus melihat kemampuan karyawan tersebut agar

(25)

keuangan dan sosial yang layak dan adil. Jaminan tersebut sangan penting artinya

bagi karyawan mengingat mereka bekerja bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi

juga untuk memberikan kehidupan yang layak pada keluarga mereka.

Menurut Robbins (2001:181) mengatakan ada empat variabel yang

berkaitan dengan kerja yang menentukan atau mendorong kepuasan kerja:

1. Kerja yang secara mental menantang; pekerjaan-pekerjaan yang memberikan

mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka

dan menawarkan beragam, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik

mereka mengerjakannya.

2. Ganjaran yang pantas; sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.

3. Kondisi kerja yang mendukung; kenyamanan pribadi atau faktor-faktor

lingkungan.

4. Rekan sekerja yang mendukung; kebutuhan interaksi sosial, perilaku atasan

dan minat pribadi.

Sementara itu menurut As’ad (2003:114), faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja:

1. Faktor individual, meliputi umur, watak dan harapan.

2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,

kesempatan berekreasi, kebebasan berpolitik, kegiatan perserikatan pekerja dan

hubunan masyarakat.

3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah/gaji, pengawasan, ketentraman

(26)

Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan hubungan sosial didalam

pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan

diperlakukan adil, baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut As’ad

(2003:114) yaitu:

a. Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh

pengalaman dan peningkatan kemempuan selama kerja.

b. Keamanan, sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi

karyawan pria maupun wanita.

c. Gaji/upah lebih banyak menyebabkan ketidak puasan dan jarang orang

menekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan

situasi dan kondisi kerja yang stabil.

e. Pengawasan atau supervisi, bagi karyawan, supervisor diangap sebagai figur

ayah sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat menakibatkan

kemangkiran dan perputaran pegawai.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan

ketrampilan tertentu. Sukar mudahnya serta kebanggan akan tugas akan

meningkatkan atau mengurangi kepuasan konsumen.

g. Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, kantin serta tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan, merupakan salah satu sikap yang sulit

(27)

i. Komunikasi, antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan

untuk mneyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan

untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi para

karyawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas lainnya, seperti rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan

merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan

menimbulakan kepuasan kerja.

Variabel-variabel kepuasan kerja yang langsung pengaruhnya terhadap

kepuasan kerja yaitu : Kompensasi, pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi,

kelompok kerja,serta kondisi kerja.

2.1.2.3 Manfaat Kepuasan Kerja

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Robinson dan Corners

(2000), diperkirakan tidak kurang dari 3.350 buah artikel yang berkaitan dengan

kepuasan kerja, menyebutkan bahwa kepuasan kerja akan memberikan manfaat

antara lain sebagai berikut:

a. Menimbulakan peningkatan kebahagiaan hidup karyawan.

b. Peningkatan produktivitas dan pretasi kerja.

c. Penguranan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan.

d. Meningkatkan gairah dan semanat kerja.

e. Mengurangi tingkat absensi

f. Mengurangi labor turn over (perputaran tenaga kerja)

(28)

h. Mengurangi keselamatan kerja

i. Meningkatkan motivasi kerja

j. Menimbulkan kematangan psikologis.

k. Menimbulkan sikap positif terhadap pekerjaannya

Beberapa faktor yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memuaskan

kebutuhan para anggota, antara lain disebutkan oleh Siagian (2002:22) yaitu :

a. Adanya tujuan yang jelas, baik yang bersifat jangka panjang, sedang maupun

jangka pendek.

b. Proses kebijaksanaan yang melibatkan semua unsur dalam organisasi, paling

sedikit sebagai sumber informasi dan input.

c. Proses pengambilan keputusan yang demokratis dengan mendengar pendapat

unsur pelakasana.

d. Proses pelaksanaan yang didasarkan atas pembagian tugas yang jelas.

e. Pendelegasian wewenang yang menggairahkan pengembangan daya inovasi dan

kreasi anggota organisasi.

f. Pengawasan yang bersifat mendidik atau bukan untuk mencari alasan bagi

pimpinan untuk bertindak punitif.

g. Penggunaan sistem umpan balik secara efektif dalam keseluruhan proses

(29)

2.1.2.4 Efek Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan,

maka manager atau pimpinan organisasi harus menciptakan lingkungan kerja yang

mendukung untuk tercapainya kepuasan kerja tersebut.

Dalam hal ini kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh para pimpinan

perusahaan, karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan.

Menurut Umar (2000:36) dampak kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya

pada out put yang dihasilkan seperti:

a. Kepuasan kerja dengan produktifitas.

b. Kepuasan kerja dengan turn over.

c. Kepuasan kerja dengan absensi

d. Kepuasan kerja dengan efek lainnya seperti dengan kesehatan fisik mental,

kemampuan mempelajari pekerjaan baru dan kecelakaan kerja.

Selanjutnya Siagian (2000:113) menyatakan bahwa karyawan yang

produktif adalah mereka yang merasa bahagian dalam kepentingannya. Dari teori

sumberdaya manusia diketahui bahwa terdapat empat variabel yang menjadi

indikator bahagia tidaknya karyawan dalam berkarya yaitu tingkat produktifitas

yang tinggi, tingkat kemangkiran yang rendah, tingkat perpindahan karyawan

yang rendah dan kepuasan kerja yang tinggi.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

(30)

kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga

kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2000: 67), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil

kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Robbins (2007 : 212), mendefinisikan prestasi kerja pegawai sebagai

hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau criteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002) memberikan pengertian atau

kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes

produced on a specified job function or activity during time period”. Prestasi atau

kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.

Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak

(2005) yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil

(31)

keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau

organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di

perusahaan tersebut.

Dessler (2009) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah

prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari

karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun

sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya

dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari

karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dan prestasi kerja dapat

disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung

substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja

maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja

lembaga (institutional performance) atau kinrja perusahaan (corporate

performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja

karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja

(32)

2.1.3.2 Syarat Penilaian Kinerja

Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan

penilaian kinerja yang efektif, yaitu (1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur

secara objektif; dan (2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Gomes, 2003).

Sedangkan dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang

Siagian (2002) menjelaskan bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan

sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan,

kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan

tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi,

hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan

keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan

dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi,

sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya

manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus

dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara

rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.

Dengan demikian, dalam melalukan penilaian atas prestasi kerja para

pegawai harus terdapat interaksi positif dan kontinu antara para pejabat pimpinan

(33)

2.1.3.3 Metode Penilaian Kinerja

Terdapat beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana

diungkapkan oleh Gomes (2003:137-145), yaitu :

1. Metode Tradisional. Metode ini merupakan metode tertua dan paling

sederhana untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis

maupun sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah :

rating scale, employee comparation, check list, free form essay, dan critical

incident. (a) Rating scale. Metode ini merupakan metode penilaian yang

paling tua dan banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh

atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya mengenai

inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan

kerjanya. (b) Employee comparation. Metode ini merupakan metode

penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang

pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari : (1) Alternation

ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat

(ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (2) Paired comparation : yaitu

metode penilaian dengan cara seorang pegawai dibandingkan dengan seluruh

pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan

diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif

sedikit. (3) Porced comparation (grading) : metode ini sama dengan paired

(34)

(c) Check list. Metode ini hanya memberikan masukan/informasi bagi

penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. (d) Freeform essay. Dengan

metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan

dengan orang/karyawan/pegawai yang sedang dinilainya. (e) Critical incident

Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah

laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku

catatan khusus yang terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku

bawahannya. Misalnya mengenai inisiatif, kerjasama, dan keselamatan.

2. Metode Modern. Metode ini merupakan perkembangan dari metode

tradisional dalam menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode

modern ini adalah : assesment centre, Management By Objective

(MBO=MBS), dan human asset accounting.

a. Assessment centre. Metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan

tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam,

maupun kombinasi dari luar dan dari dalam.

b. Management by objective (MBO = MBS). Dalam metode ini pegawai

langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan

dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan

sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran

perusahaan.

c. Human asset accounting. Dalam metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai

(35)

dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat

(36)
(37)

kantor

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kepusan kerja. Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan fisik dan psikologis yang

harus dikembangkan sedemikian rupa agar memberikan dampak yang positif bagi

pegawai.

Secara langsung, lingkungan kerja mempengaruhi perasaan pada saat

bekerja dan berpengaruh pada pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan merupakan bagian

dari kehidupan pegawai itu sendiri sehingga suatu pekerjaan dapat dirasakan puas

bagi pegawai juga sangat mempengaruhi kehidupan pegawai.

Pegawai merasakan kepuasan dalam bekerja bila kondisi baik di dalam

maupun di luar lingkungannya mendukung pekerjaan yang dilakukan. Dukungan

lingkungan yang sesuai bagi pegawai dapat memberikan dampak yang positif atas

kepuasan kerjanya.

Lingkungan kerja merupakan alat perkakas yang akan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai jika lingkungan yang ada di perusahaan/organisasi itu

baik. Lingkungan kerja yang menyenagkan bagi pegawai melalui pengikatan

(38)

sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa

dampak positif bagi pegawai, sehingga kinerja meningkat. Suatu

perusahaan/organisasi mempunyai tujuan untuk mendapatkan kepuasan kerja guna

memenuhi kebutuhan hidupnya, begitu pula dengan adanya lingkungan kerja yang

baik maka akan tercipta suasana kerja yang menyenangkan dilingkungan

perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja akan

berkaitan langsung dengan lingkungan kerja dalam berorganisasi yang akhirnya

akan menimbulkan kinerja pegawai sehingga terlihat adanya hubungan

lingkungan kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja..

Pada hakikatnya guru merupakan sdm dalam lingkungan sekolah yang

harus sangat diperhatikan kepuasannya dalam organisasi, karena hal itu akan

berpengaruh pada kinerja nya dan selanjutnya pada prestasi siswanya. Sering

terjadi kinerja guru yang menurun dikarenakan masih rendahnya dukungan

organisasi terhadap pengembangan karir, kemungkinan adanya ketidaknyamanan

dalam bekerja (lingkungan kerja), serta gaji yang minim dan juga ketidakpuasan

dalam bekerja. Guru akan merasa puas dalam mengajar bila aspek – aspek dirinya

menyokong dan sebaliknya jika aspek – aspek tersebut tidak menyokong, guru

akan merasa tidak puas.

Guru sebagai penunjang tercapainya tujuan sekolah, akan tetapi guru juga

memiliki pikiran, perasaan dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya

terhadap pekerjaannya. Sikap-sikap guru ini dikenal dengan kepuasan, stres, dan

frustasi yang ditimbulkan oleh pekerjaan, peralatan , lingkungan, kebutuhan dan

(39)

menciptakan motivasi kerja, karena kepuasan kerja ini dapat mempengaruhi sikap

dan perilaku guru dalam melaksanakan pekerjaannya, jika kepuasan tidak

diperhatikan maka kinerja guru dalam bekerja tidak optimal.

Kinerja guru sangat berperan dalam aktivitas belajar, bagaimana cara guru

mengajar bisa membuat anak didiknya paham. Kinerja guru pun dapat

dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja fisik yang kondusif

dapat memaksimalkan kinerja guru, dilihat dari fasilitas pendukung untuk

mengajar seperti ruangan kelas yang memadai yang bisa menumbuhkan rasa

nyaman dalam mengajar, misalnya kondisi ruangan yang bersih dan fasilitas

penunjang lainnya. Selain itu lingkungan kerja nonfisik pun memiliki peran yang

tak kalah penting, dalam konteks ini hubungan antar guru, hubungan guru dengan

kepala sekolah dan hubungan guru dengan murid dapat mempengaruhi kinerja

nya. Interaksi yang ada di sekolah dapat mencerminkan bahwa lingkungan

tersebut berjalan dengan baik. Lingkungan kerja yang baik pun bisa

menumbuhkan kepuasan, ditambah dengan faktor lain seperti gaji yang

diterimanya, ada peluang untuk berkembang, pengakuan, serta jika hasil kerjanya

bisa diapresiaskan dan dihargai. Maka akan tumbuh keinginan untuk melakukan

pekerjaan dengan semangat. Hal ini pula yang akan mempengaruhi mutu output

atau lulusan siswa dari sekolah berupa siswa yang berprestasi.

Bila lingkungan kerja dan kepuasan kerja guru telah tercukupi dengan baik

maka kinerja nya pun akan meningkat, bukan hal yang mustahil jika

pembangunan sektor pendidikan nasional akan membaik dan mutu pendidikan

(40)

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1.1 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja

Lingkungan kerja merupakan alat perkakas yang akan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan jika lingkungan yang ada diperusahaan itu baik.

Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui peningkatan

hubungan yang harmonis dengan atasan maupun bawahan, serta didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa

dampak positif bagi karyawan, sehingga kinerja meningkat (Lilik Khoiriyah,

2009:30). Menurut Artoyo dalam (Sariyathi, 2007:66) lingkungan kerja dalam

suatu organisasi sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan organisasi

karena lingkungan mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan yang

bekerja. Lingkungan kerja yang memuaskan karyawan akan dapat meningkatkan

kinerja karyawan dan sebaliknya lingkungan kerja yang sangat tidak memuaskan

dapat mengurangi kinerja karyawan.

2.2.1.2 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja

Secara historis, karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Bila penghargaan tersebutdirasakan adil dan

memadai, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat karena mereka menerima

penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.Kepuasan

kerja adalah faktor pendorong meningkatnya kinerja pegawai pada gilirannya akan

(41)

2.2.1.3 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kepuasan kerja

Lingkungan kerja yang sedikit banyak akan mempengaruhi fisik dan

psikologis karyawan ketika melakukan pekerjaannya, maka sangat penting

manajemen atau perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat

karyawannya bekerja secara efisien dan efektif, serta meminimalkan terjadinya

kecelakaan dalam bekerja.

Odger (2005) mendefinisikan lingkungan kerja yang ergonomic, sebagai

ilmu terapan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat

kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi

memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis karyawan di tempat kerja. Karena

lingkungan kerja yang nyaman berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

2.2.1.4Hubungan Lingkungan kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

Menurut Nitisemito dalam (Sariyathi, 2007:66) lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja dalam suatu

organisasi mempunyai peran penting untuk kelancaran proses produksi karena

lingkungan kerja yang baik tidak hanya dapat memuaskan karyawan dalam

melaksanakan tugas, tetapi juga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja

karyawan.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat

(42)

Lilik Khoiriyah (2009:30)

Gorda (2004)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Lingkungan kerja

(X1)

a. Penerangan b. Suhu c. Ruang gerak d. Hubungan kerja e. Pewarnaan

Sedarmayati (2001:46)

Kinerja (Y)

a. Kualitas

b.Kuantitas

c. Tanggung jawab

d. Hasil kerja

Mangkunegara (2000:67)

Kepuasan kerja (X2)

a. Kompensasi

b. Pekerjaan itu sendiri

c. Pengawasan

d. Kelompok kerja

e. Kondisi kerja

Robbins (2001:181)

(43)

2.3 Hipotesis

Menurut Husein Umar (2005:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.

Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi

mengambil keputusan sementara (hipotesis) dalam penelitian ini bahwa :

1. Lingkungan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan

3 Bandung kurang kondusif

2. Kepuasan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung masih rendah

3. Kinerja Guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung rendah

4. Diduga terdapat pengaruh Lingkungan Kerja dengan Kepuasan Kerja

pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

5. Diduga bahwa Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja berpengaruh

terhadap Kinerja guru SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

(44)

132 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai lingkungan kerja dan kepuasan kerja

terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 dan SMK Pasundan 3 Bandung,

maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung termasuk dalam kategori baik. Indikator lingkungan kerja seperti ruang

gerak, dan pewarnaan dalam kategori baik. Sedangkan hubungan kerja guru

kategori sangat baik. Namun ada indikator dalam kategori cukup baik yaitu

indikator penerangan dan suhu.

2. Kepuasan kerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung termasuk dalam kategori tinggi. Indikator kepuasan kerja dalam kategori

tinggi yaitu pekerjaan itu sendiri, promosi dan kelompok kerja. Namun ada

indikator yang termasuk kategori sedang yaitu pada indikator kompensasi,

pengawasan dan kondisi kerja.

3. Kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

dinilai termasuk dalam kategori tinggi. Indikator persentase tertinggi pada

kualitas, hasil kerja, tanggung jawab serta kuantitas.

4. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada SMP Pasundan 6

(45)

terhadap kepuasan kerja dimana semakin baik kondisi lingkungan kerja akan

meningkatkan kepuasan guru.

5. Lingkungan kerja dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap

kinerja guru pada SMP Pasundan 6 dan SMK Pasundan 3 Bandung sebesar 65,5%

dan sisanya 34,5% dari variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan besarnya

pengaruh secara parsial lingkungan kerja terhadap kinerja 14,2% dan besarnya

pengaruh kepuasan kerja tehadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung

dan SMK Pasundan 3 Bandung sebesar 49,2%. Karena pengaruh langsung

kepuasan kerja lebih mendomiasi terhadap kinerja, maka dalam meningkatkan

kinerja guru, sekolah harus memenuhi serta meningkatkan kepuasan kerja guru

nya dan dapat mengabaikan lingklungan kerja.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dibuat penulis, maka selanjutnya penulis

memberikan saran-saran yang dapat berguna mengenai lingkungan kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 dan SMK Pasundan 3

Bandung yaitu :

1. Lingkungan kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung termasuk dalam kategori baik. Namun dalam indikator penerangan dan

suhu perlu perhatian khusus sekolah, pengembangan.dalam segi pembangunan

yaitu dengan cara membuat setiap ruangan memiliki sumber cahaya alami dengan

(46)

untuk memberikan suhu ruangan yang nyaman sekolah harus membuat lubang

ventilasi udara yang lebih banyak agar pergantian udara bisa menjadi dua arah.

2. Kepuasan kerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3

Bandung perlu untuk ditingkatkan terutama menyangkut masalah kompensasi

pemberian gaji atau honor yang belum memenuhi kebutuhan dan kelayakan. Hal

ini dapat dilakukan dengan mencoba memberikan pekerjaan atau memberi

kesempatan kepada guru baru untuk menduduki jabatan seperti wali kelas atau

staf, sehingga dari itu akan menambah pekerjaan dan penghasilannya. Dalam segi

pengawasan hendaknya sekolah tidak hanya melihat hasil kerja guru saja tetapi

pemberian penghargaan atas hasil kerja pun harus dilakukan, penghargaan tidak

hanya sekedar materi tetapi sekolah bisa memberikan ucapan lisan berupa pujian

atau pengakuan. Dalam indikator kondisi kerja hendaknya sekolah menambah

perlengkapan untuk kegiatan belajar mengajar serta fasilitas pembaharuan fasilitas

yang ada.

3. Kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

keseluruhan dikategorikan tinggi. Tetapi hendaknya sekolah mendukung

kesempatan untuk guru-guru bisa tersertifikasi sehingga keinginan berstatus guru

tetap yayasan atau PNS bisa terlaksana, hal itu bisa dilakukan dengan

pengoptimalan kuantitas jam kerja guru. Sehingga pada akhirnya guru bisa

termotifasi lebih memiliki komitmen tinggi pada sekolah tersebut.

4. Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap kepuasan

(47)

tetap mengupayakan pembangunan infrastruktur secara terus menerus agar

menjadi sekolah percontohan. Dengan penambahan fasilitas dan perlengkapan

untuk keperluan sekolah akan menambah kepuasan guru dalam bekerja karena

semakin baik lingkungan kerja akan diikuti dengan peningkatan kepuasan kerja

guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung.

5. Melihat dari keseluruhan variabel yang telah diteliti yaitu lingkungan kerja dan

kepuasan kerja serta kinerja secara keseluruhan memiliki keterkaitan dan

pengaruhnya secara signifikan, maka dari itu SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK

Pasundan 3 Bandung sudah seharusnya memperhatikan variabel-variabel tersebut,

(48)

1

Universitas Komputer Indonesia www.Unikom.ac.id

Abstract

Teachers are key elements in education. His role is very important in honing academic skills and character building of students. To produce quality students who need qualified teacher performance. In improving performance is affected by several factors. Factors outside the work environment and the individual factors of the individual that is job satisfaction. The research was conducted at SMP Pasundan 6 Bandung and Bandung SMK Pasundan 3. Phenomenon occurring low performance seen from the low level of teacher certification. infrastructure. Low job satisfaction due to insufficient compensation and the distribution uneven job descriptions for new teachers that the majority of honorary status.

The method used in this study is a qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this study were teachers who totaled 73 with the use of saturated sampling. The test statistic used is the Path Analysis, correlation, hypothesis testing, and also use the help of SPSS 21 for windows.

Descriptive analysis explains that the work environment included in both categories, including job satisfaction and performance in the high category of teachers in the high category. Further work environment affect the job satisfaction level of the relationship being. Work environment and job satisfaction affect the performance of the high degree of correlation. Work environment affect the performance of the high degree of correlation. Similarly, job satisfaction affects the performance of teachers with a fairly high degree of correlation.

Keywords : Work Environment, Job Satisfaction, Teacher Performance

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan mahalnya biaya pendidikan. (dikutip dari meilanikasim.wordpress.com). Elemen kunci dalam dunia pendidikan adalah guru. Maka kinerja guru harus benar-benar diperhatikan karena kinerja individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mengenai faktor dari luar yaitu lingkungan kerja dan dan faktor dari dalam yaitu kepuasan kerja.

(49)

bersifat individual, setiap individu akan memiliki tingkat kepusan yang berbeda-beda dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. menurut Martoyo (2007 : 156), mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Oleh karena itu kepuasan yang diberikan kepada setiap karyawan haruslah sebanding dengan kontribusi yang telah diberikan oleh guru terhadap sekolah.

Performance atau hasil kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Simamora (2003 : 339), kinerja (performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Dengan kinerja yang baik tujuan organisasi akan tercapai dengan baik sesuai yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Lingkungan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

5. Seberapa besar pengaruh Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung baik secara simultan maupun secara parsial

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud Peneliti ini adalah mengumpulkan data dan berbagai informasi yang terkait dengan lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Lingkungan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

2. Untuk mengetahui Kepuasan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK

Pasundan 3 Bandung

3. Untuk mengetahui Kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan

3 Bandung

4. Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

(50)

informasi yang terkait tentang Lingkungan kerja dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja guru. Bagi guru hasil penelitian diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin di gunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya tentang Lingkungan kerja dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja guru.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Bagi pengembangan Ilmu Manajemen tentang terkaitnya antara Lingkungan kerja dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja guru.

Bagi peneliti lain dapat di jadikan salah satu bidang literatur dan perbandingan untuk penelitian lainnya.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suatu sarana atau tempat yang sangat berperan dalam suatu organisasi. Menurut Sedarmayati (2001:1) “Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.

Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

1. Penerangan 2. Suhu udara

3. Ruang gerak yang diperlukan 4. Hubungan karyawan

5. Penggunaan warna 6. Suara bising 7. Keamanan kerja

Variabel-variabel lingkungan kerja yang langsung pengaruhnya terhadap lingkungan kerja yaitu penerangan, suhu udara, ruang gerak, hubungan, dan warna. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai.

2.1.2 Kepuasan Kerja

Menurut pendapat Stephen Robbins (2003:91) istilah kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Menurut Robbins (2001:181) mengatakan ada empat variabel yang berkaitan dengan kerja yang menentukan atau mendorong kepuasan kerja:

1. Kerja yang secara mental menantang; pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakannya.

2. Ganjaran yang pantas; sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.

3. Kondisi kerja yang mendukung; kenyamanan pribadi atau faktor-faktor lingkungan.

4. Rekan sekerja yang mendukung; kebutuhan interaksi sosial, perilaku atasan dan minat pribadi.

(51)

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.

2.2 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Kinerja

Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui peningkatan hubungan yang harmonis dengan atasan maupun bawahan, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak positif bagi karyawan, sehingga kinerja meningkat (Lilik Khoiriyah, 2009:30). Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui peningkatan hubungan yang harmonis dengan atasan maupun bawahan, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak positif bagi karyawan, sehingga kinerja meningkat (Lilik Khoiriyah, 2009:30).

2.2.2 Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja

Secara historis, karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kepuasan kerja adalah faktor pendorong meningkatnya kinerja pegawai pada gilirannya akan memberikan kontribusi kepada peningkatan kinerja organisasi Gorda, (2004).

2.2.3 Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kepuasan Kerja

Odger (2005) mendefinisikan lingkungan kerja yang ergonomic, sebagai ilmu terapan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis karyawan di tempat kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

2.2.3 Hubungan Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

Menurut Nitisemito dalam (Sariyathi, 2007:66) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi mempunyai peran penting untuk kelancaran proses produksi karena lingkungan kerja yang baik tidak hanya dapat memuaskan karyawan dalam melaksanakan tugas, tetapi juga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu maka dapat dilihat paadigma penelitian hubungan lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pada gambar 2.1.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) dalam penelitian ini bahwa :

H1 : Lingkungan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung kurang kondusif

H2 : Kepuasan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung masih rendah

H3 : Kinerja Guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung rendah H4 : Diduga terdapat pengaruh Lingkungan Kerja dengan Kepuasan Kerja pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung

(52)

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal – hal lain jika dianggap perlu”.

Objek dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2) serta kinerja (Y).

3.2 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin mendeskripsikan pengaruh lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung.

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja (variabel X1) dan kepuasan kerja (variabel X2) serta kinerja (variabel Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung.

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung berdasarkan teori.

6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan sebaliknya.

7. Menetapkan data-data mengenai lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung.

8. Melakukan analisis mengenai informasi tentang lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung. 9. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi

(53)

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya ( Sugiono, 2004 ).

Variabel dalam penelitian ini menganalisis variabel bebas (independent) yaitu Lingkungan Kerja (X1) dan Kepuasan Kerja (X2), sedangkan variabel terikat (dependent) yaitu Kinerja (Y).

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian mengenai lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru adalah data primer dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (2009:137) data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan bahwa sumber data sekunder adalah : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Pasundan 6 Bandung berjumlah sebanyak 30 orang dan SMK Pasundan 3 Bandung berjumlah sebanyak 43 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Untuk teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh penulis yang sesuai dengan judul yang diteliti adalah sampling jenuh (sensus). Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:122) adalah : “Sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

Sampel yang digunakan untuk diuji dan dianalisis adalah guru sebanyak 30 orang untuk SMP Pasundan 6 Bandung dan sebanyak 43 orang untuk SMK Pasundan 3. Dan sampel yang dipilih hanya SMP Pasundan 6 Bandung dan SMK Pasundan 3 Bandung. Dengan demikian teknik pengambilan sample yang digunakan adalah metode Non Probability Sampling.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara, kuesioner, Obervasi, dan penelitian ke perpustakaan (Library Research).

Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah :

“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tabel 4.1 Kategori Skor Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Kerja
Tabel 4.5 Koefisien jalur Lingkungan kerja terhadap Kepuasan Kerja
+3

Referensi

Dokumen terkait

NEWS READER : BANGUNAN KUNO PENAMBAH DAYA TARIK YOGYAKARTA. SEJUMLAH BANGUNAN KUNO YANG BERADA DI WILAYAH TITIK NOL

Jika ingin memindah objek sekaligus menggandakan, bisa digunakan perintah Drag a Copy dengan cara klik kanan hingga keluar shortcut menu > pilih Drag a Copy.. Gambar 4.6 Drag

[r]

Rancangan  gagasan dalam  bentuk gambar skets/tertulis  untuk kegiatan pembuatan  karya  an  sumberd aya pada sentra/p erusaha an  (dikenal  dengan  istilah  6M) 

- Novel IPN yaitu polimer yang terdiri dari dua atau lebih jaringan polimer.. yang sebagian molekulnya bertautan tetapi salah satunya

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya periklanan dengan volume penjualan yaitu dengan menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi,

Sihotang, S.H., 2016, Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Montmorillonit Sebagai Bahan Pengisi, Medan

Dari analisa tersebut diperoleh hasil bahwa konsumen merasa puas terhadap lokasi, suasana, fasilitas, produk, harga, dan pelayanan di Kidz Station cabang