• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat Pertanian"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

AGUNG ZAIM AULIA

108046300003

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

Pertanian”Program Studi Muamalat, Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi zakat pertanian. Variabel yang menjadi fokus prnrlitian ini adalah Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Prambontergayang (X) sebagai variabel bebas dan Implementasi Zakat Pertanian (Y) sebagai Variabel terikat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesionersebagai alat pengumpul data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengolahan data pada penelitian ini adalah statistik deskriptif, analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya dan menganalisis data dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, uji analisis korelasi sederhana, , regresi sederhana.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel bebas (tingkat kesadaran masyarakat) terhadap variabel terikat(implementasi zakat pertanian) dimana uji hipotesi smenunjukkan t hitung < t tabel (- 10,425 < 1,668), besarnya R = 0,784 dan R Square sebesar 0,615. Artinya tingkat kesadaran masyarakat mempunyai pengaruh terhadap implementasi zakat pertanian dengan pengaruh sebesar 61,5%.

(6)

iii

Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang tak terhingga ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, Tuhan pengatur siang dan malam, Tuhan yang Maha Agung atas segala-galanya, Tuhan yang menciptakan segala-galanya, Allah Swt, Tuhan seluruh alam.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi agung Muhammad saw, Nabi akhir zaman, pembawa kebenaran untuk seluruh umat manusia. Dan para sahabat, keluarga, para tabi’in dan tabi’ittabi’in. semoga selalu mendapat limpahan dan guyuran dari rahmat Allah Swt.

Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar SI Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy). Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Tiada kata yang pantas untuk penulis sampaikan, kecuali uraian rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah Swt yang telah memberikan segala nikmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DESA

PRAMBONTERGAYANG TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT

PERTANIAN”

(7)

iv

1. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH., Ketua Program Studi Muamalat Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Abdurrauf, Lc, M.A., Sekretaris Program Studi Muamalat Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Solehudin Aziz, MAselaku dosen pembimbing yang tidak kenal lelah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran, serta arahan kepada penulis pada penyusunan Skripsi ini.

5. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga semua ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,

6. Wakil Kepala Desa Prambontergayang Bapak Mutakawim.

(8)

v

dan Faizs tercinta yang telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.

10. Istri dan anak tercinta yang mencurahkan doa, kasih sayang, semangat dan kesabaran serta pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan Konsentrasi Manajemen ZISWAF angkatan II Sopwan, Dede, Yunita, Ica, Hadi, Reza, Fajar, Irwan, Rahmat, Anwar, Awal, serta teman-teman KKN Munculyang selalu memberikan dukungan selama proses pengerjaan skripsi ini berlangsung.

12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

(9)

vi bagi para pembaca. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…

Ciputat, 20 Mei 2015

(10)

vii

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Pedoman Penulisan Skripsi………. 8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Tingkat Kesadaran Masyarakat ... 11

B. Zakat ... 11

1. Pendahuluan………. 21

(11)

viii

6. Hikmah dan Manfaat……… 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Tehnik Penentuan Sampel ... 31

B. Tehnik Pengumpulan Data ... 32

C. Sumber Data ... 32

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Desa Prambontergayang ... 41

B. Hasil dan Pembahasan... 43

1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

2. Analisis Kuesioner ... 47

3. Analisis Uju Asumsi Klasik ... 53

4. Analisis Korelasi dan Regresi ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

(12)

ix

Tabel 1.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... 37

Tabel 2.0 Hasil Uji Validitas VariabelTingkat Kesadaran Masyarakat (X) ... 44

Tabel 2.1 Hasil Uji Validitas VariabelImplementasi Zakat Pertanian (Y) ... 45

Tabel 2.2 Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 2.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 54

[image:12.612.112.527.108.428.2]

Tabel 2.4 Nilai Koefisien Determinasi R Square ... 57

(13)
[image:13.612.120.533.120.460.2]
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam dibangun atas lima pilar, yang salah satunya adalah zakat. Disamping itu, zakat juga menjadi media untuk membangun sikap solidatitas dengan sesama. Zakat bagi umat Islam, khususnya di Indonesiadan bahkan juga didunia pada umumnya, sudah diyakini sebagai bagian pokok ajaran Islam yang harus ditunaikan.1 Dalam perbincangan perspektif fiqih pun, kewajiban zakat tidak pernah menjadi bahan yang diperdebatkan oleh kalangan ulama‟, karena dasar kewajiban ibadah ini sangat jelas berdasarkan Al-quran maupun hadist Nabi.2

Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat muslim Indonesia, sebenarnya memeliki potensi strategi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataaan pendapatan yaitu zakat, infaq, dan shadaqah,3 karena secara demografi mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat, dorongan untuk berinfak, dan bershodaqah dijalan Allah telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat muslim. Dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal dapatterlibat dalam

1

Didin Hafidhuddin, The Power of ZAKAT, (Malang, UIN Malang Press, 2008), h.3

2

Ibid, h. 4

3

(15)

mekanisme pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah. Apabila hal itu dapat terlaksana dalam kehidupan sehari-hari umat islam maka secara hipotetik zakat, infaq, dan shadaqah berpotensi mempengaruhi aktifitas ekonomi nasional, termasuk didalamnya adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.

Produk pertanian merupakan salah satu bentuk penghasilan masyarakat sebagai karunia Allah yang Ia berikan untuk umat manusia. Sebagaimana produk-produk masyarakat lainnya, pada hasil sub-sektor , maupun yang lainnya.4Diwajibkannya zakat jenis ini adalah karena tanah yang ditanami merupakan tanah yang bisa berkembang, yakni dengan tanaman yang tumbuh darinya. Ada kewajiban yang harus dikeluarkan darinya, baik kewajiban sepersepuluh maupun kewajiban pajak. Seandainya tanaman diserang hama hingga rusak, maka tidak ada kewajiban sepersepuluh (bagi tanah ‘usyriyyah) atau kewajiban pajak (bagi tanah kharajiyyah) karena tanah tersebut tidak berkembang dan tanamannya rusak.

Sementara itu Kepala Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta H Sukanta membenarkan kesadaran umat Islam soal zakat belum menggembirakan. Ini akibat pemahaman masyarakat tentang zakat belum sempurna. Masyarakat tahunya zakat sebatas zakat fitrah yang dibayarkan setap setahun sekali. Meskipun mereka mengerti tentang jenis-jenis zakat, mereka belum memahami

4

(16)

bagaimana seharusnya zakat itu disalurkan, kapan dan melalui siapa atau lembaga mana harus dibayar dan didayagunakan oleh mustahiknya.5

Bedasarkan survei PIRAC pada tahun 2007 yang diselenggarakan di 10 kota besar di Indonesia yakni Medan, Padang, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado, bahwa tingkat kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam membayar zakat meningkat dari tahun sebelumnya, sekitar 55 persen responden muslim mengakui dirinya sebagai muzaki. Angka ini naik dari 5,2 persen dari penelitian sebelumnya. Dan PIRAC juga melihat kenaikan ini berdasarkan kenaikan rata-rata jumlah zakat yang dibayarkan.6

Sejak 2002, perolehan zakat yang dihimpun Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengalami kenaikan. Rata-rata dalam lima tahun terakhir, kenaikan mencapai 24,56 persen. Pada tahun 2014 dana zakat yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 2,5 triliun, namun angka ini masih jauh dari potensi zakat masyarakat Indonesia sebesar Rp 270 triliun

Meskipun sudah jelas latar belakang pensyariatan zakat sebagaimana ulasan diatas, namun zakat pada kebanyakan kasus saat ini menjadi bagian dari bentuk kesalehanseseorang yang tercermin dalam ibadah sosial. Dorongan zakat lebih

5

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=18079diakses pada Rabu, 1 April 2015 17:53 WIB

6

(17)

banyak dipengaruhi oleh individu muslim itu sendiri, tanpa adanya perangkat yang benar-benar kompeten untuk menggalui dan mengumpulkan zakat.7

Sejarah membuktikan bahwa apabila zakat dilaksanakan denga sebaik-baiknya, maka dapat menjadi alat penting dalam mengatasi kemiskinan. Sebagai contoh, pada masa Umar Bin Khattab tidak ada seorangpun yang dapat diberikan derma (shadaqah), sebab Umar sangat jeli dalam membuat kebijakan mengenai zakat. Pada masa itu Ia melakuakn penambahan beberapa jenis barang yang wajib dizakati, diantaranya kuda dan madu. Juga sebaliknya, Ia juga pernah menangguhkan pengumpulan zakat dari orang kaya dan membebaskan seluruhnya atas kaum miskin ketika arab dilanda musim kaemarau dan kelaparan.8 Kepiawaian Umar dalam menetapakan strategi pembangunan sosial-ekonomi menjadikan baitul maal surplus hingga mencapai 180 juta dirham.9

Rendahnya pengetahuan masyarakat Desa Prambontergayang terhadap ilmu agama menjadi salah satu penyebab rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap kewajiban zakat, baik itu zakat mal maupun zakat fitrah, hal ini ditunjukkan dengan perilaku sebgaian masyarakat yang masih belum atau tidak mengeluarkan zakat.

Tingkat ekonomi masyarakat setempat yang masih tergolong miskin juga menjadi salah satu faktor mengapa mereka belum/tidak mengeluarkan zakat, contoh:

7

Sudirman, MA. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 5

8

Irfan Mahmud Ra‟ana, Sistem Ekonomi Pembangunan Umar bin Khattab, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1997), cet, ke 3, h. 88

9

(18)

mereka tidak membayar zakatnya meskipun jumlah hasil panen mereka mencapai nishab ketika biaya bercocok tanam lebih besar dari pada hasil panen ataupun jika ada keuntungan dari hasil panen namun keuntungan tersebut tidak cukup untuk memenuhi biaya kehidupan mereka hingga masa panen berikutnya.

Ditambah rendahnya peranan lembaga zakat pemerintah maupun swasta dalam mensosialisasikan zakat pertanian. Perilaku sebagian besar masyarakat yang masih menggunakan budaya jawa kuno “kejawen” juga menjadi salah satu penyebab

masyarakat tidak mengeluarkan zakatnya. Kurangnya dukungan dari para Kyai atau cendikiawan muslim yang idealnya mengajarkan tentang pengetahuan keagamaan termasuk kewajiban dalam berzakat.

Berawal dari latar belakang di atas ini penulis tertarik untuk menganalisa permasalahan-permasalahan di atas dengan melakukan penelitian yang mengangkat judul “PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DESA

PRAMBONTERGAYANG TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT

PERTANIAN”

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Prambontergayang adalah sebagai berikut:

(19)

3. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah dalam membayar zakat pertanian

4. Rendahnya kemauan masyarakat dalam membayar zakat

5. peranan lembaga zakat pemerintah maupun swasta yang masih rendah dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat

6. Kurangnya dukungan dari Kyai atau Cendikiawan muslim dalam mensosialisasikan zakat

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar dalam pembahasan skripsi ini terarah dan tersusun secara sistematis pada tema bahasan yang menjadi titik sentral, maka perlu penulis perjelas tentang pokok-pokok bahasan menentukan batasan dan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

Berbagai indentifikasi yang ditemukan peneliti di Desa Prambontergayang maka penulis membatsi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kesadaran masyarakat desa terhadap zakat pertanian

b. Implementasi zakat pertanian pada masyarakat 2. Perumusan Masalah

(20)

a. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang tehadap zakat pertanian?

b. Bagaimana implementasi zakat pada masyarakat Desa Pambontergayang? c. Berapa besar pengaruh tingkat kesadaran masyarakat terhadap

implementasi zakat pertanian?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap zakat pertanian

b. Mengetahui sejauh mana implementasi zakat pertanian di Desa Prambontergayang

c. Mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi zakat pertanian.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai Informasi empiris sejauh mana pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi zakat pertanian b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pencerahan

(21)

c. Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi yang berkaitan dengan penelitian ini, serta memberikan masukan pada mahasiswa/i dan dapat dijadikan sebagai bahan perkuliahan. Bermanfaat bagi para peneliti yang berkeinginan melakukan studi atau penelitian mengenai tingkat kesadaran masyarakat terhadap zakat pertanian dimasa mendatang.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Pedoman penulisan menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah Dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Tim Fakultas Syari‟ah dan Hukum (2012).

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Skripsi, Inayatullah, 2011 UIN Jakarta, Potensi Zakat Rumah Kontrakan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat “Studi Kasus Kelurahan Sukapura”, peneliti

menyimpulkan baru sedikit muzakki yang membayar zakat dari hasil rumah kontrakan ke kantor Kelurahan Sukapura karena mereka belum mengetahui tentang sistem/cara penyaluran, dan kurangnya sosialisasi dari pihak Kelurahan itu sendiri.

(22)

Skripsi, Rahmat Margono, 2009 UIN “Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan”, Berdasarkan hasil penelitian yang didapat diketahui bahwa di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat belum pernah diadadakan penyuluhan tentang perkawinan, yang berarti bahwa masyarakat masih memerlukan penyuluhan hukum khususnya undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Pemahaman responden terhadap undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi dalam lima bab, yaitu:

BAB I merupakan pendahuluan yang berisi delapan subbab, yaitu, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Review Studi Terdahulu,Pedoman Penulisan, dan Sistematika penulisan.

BAB II membahas teori terkait, Tingkat Kesadaran Masyarakat, Zakat Pertanian

BAB III Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan penulis, guna untuk mempermudah penyelesaian penelitian ini yang berisi, Teknik penentuan sampel, Teknik pengumpulan data, Sumber data, Metode pengumpulan data, dan Teknik analisis data.

(23)
(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT

Dilihat dari adanya kepatuhan dalam komunitas, maka kita perhatikan faktor-faktor penyebab kepatuhan. (Milgram, 1993) membagi dalam beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:

Ketaatan terhadap otoritas yang sah; yaitu dimana harapan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam otoritas terutama adalah yang menimbulkan ketaatan.

a) Ganjaran, hukuman, dan ancaman; yaitu: salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah dengan meningkatkan tekanan terhadap individu untuk menampilkan perilaku yang diinginkan melalui ganjaran, hukuman dan ancaman.

b) Harapan orang lain; yaitu: seseorang rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena prang lain tersebut mengharapkannya.

(25)

d) Batas tekanan eksternal, yaitu: cara yang langsung meningkatkan ketaatan dengan menekan individu, yang daoat dilakukan melalui ancaman, ganjaran atau tekanan sosial.

Kepatuhan memang sulit dilepaskan dalam kehidupan ini, misalkan kepatuhan terhadap otoritas yang sah, sebagai warga negara yang baik kita harus mengikuti peraturan yang sudah ada, bila kita melanggar ketentuan yang berlaku konsekuensi yang akan kita terima hukuman, dan yang mengatur stabilitas dalam bersosial dan bermasyarakat yaitu dengan adanya sanksi yang diberlakukan, sanksi bertugas mengatur kestabilan sosial, hal itu menyebabkan kepatuhan dengan adanya ganjaran, hukuman, dan ancaman yaitu undang-undang yang berlaku.

Berbagai program penyuluhan hukum yang dilakukan selama ini terhadap masyarakat luas terutama yang berada di Desa-desa dengan target terciptanya masyarakat sadar hukum, kelihatannya sesuatu yang bain dan ideal.namun haruslah difahami bersama bahwa kesadaran hukum masyarakat tidak identik dengan kepatuhan hukum hukum masyarakat itu sendiri.1

Kepatuhan hukum pada hakikatnya adalah “kesetiaan” seseorang atau subyek

hukum terhadap hukum itu sendiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang nyata, sedang “kesadaran hukum masyarakat” masih bersifat abstrak belum

merupakan bentuk perilaku yang nyata yang mengakomodir kehendak hukum itu

1

(26)

sendiri. Banyak diantara anggota masyarakat sebenarnya sadar akan perlu adanya pernghoratan terhadap hukum baik secara “instinktif” maupun secaran rasional

namun merekan cenderung tidak patuh terhadap hukum. Kebudayan hukum yang berkembang di masyarkat kita ternyata lebih benyak mencerminkan bentuk perilaku opportunis yang dapat diibaratkan mereka yang berkendaraan berlalulintas di jalan raya, ketika lampu lalulintas berwarna merah dan kebetulan tidak ada polisi yang menjaga maka banyak diantara “mereka” nekat tetap jalan terus dengan tidak

mengindahkan atau memperdulikan lampu merah sedang menyala.2

Apakah dengan begitu merekayang melanggar lampu merah itu kita katakan tidak sadar hukum dan/atau tidak mengerti apa sebenarnya fungsi keberadaan lampu pengatur lalu-lintas yang ada disimpang-simpang jalan? Terlalu prematur jika kita mengatakan mereka tidak sadar hukum.Mereka sebenarnya sadar tentang perlunya peraturan berlalu-lintas di jalan raya dan lebih dari itu mereka juga sadar telah melanggar lampu merah, tapi masalahnya mereka tidak patuh terhadap peraturan itu.

Agaknya ilustrasi kasus tersebut ilustrasi tersebut merupakan representasi dari salah satu bentuk pelanggaran hukum di Indonesia. Sebagian besar masyarakat kita sadar akan perlunya hukum dan penghormatan terhadap hukum itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun kenyataannya masih sering kita jumpai bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang lainnya. Sedangkan hukum itu sendiri berisi

2

(27)

normayang mengajak masyarakat mencapai cita-cita serta keadaan tertentu tetapi tanpa mengabaikan dunia nyata. Norma hokummengandung dua pokok, yaitu pokok nilai dan pokok tingkah laku.3

Menurut Lon L Fuller, ada delapan nilai-nilai yang harus diwujudkan. Kedelapan nilai tersebut dinamakannya “delapan prinsip legalitas”, yaitu:

1) Harus ada peraturan-peraturan terlebih dahulu; hal ini berarti bahwa tidak ada tempat bagi keputusan-keputusan secara ad-hoc , atau tindakan-tindakan yang bersifat arbitrer.

2) Peraturan-peraturan itu harus diumumkan secara layak. 3) Peraturan itu tidak boleh berlaku surut.

4) Perumusan peraturan-peraturan itu harus jelas dan terperinci; ia harus dapat dimengerti oleh masyarakat.

5) Hukum tidak boleh meminta dijalankan hal-hal yang tidak mungkin

6) Di antara sesama peraturan tidak boleh terdapat pertentangan satu sama lain. 7) Peraturan-peraturan harus tetap, tidak boleh sering diubah-ubah.

8) Harus terdapat kesesuain antara tindakan-tindakan para pejabat hukum dan peraturan-peraturan yang telah dibuat.

3

(28)

Kegagalan untuk mewujudkan salah satu dari nilai-nilai tersebut menurut Fuller bukan hanya menyebabkan timbulnya sistem hukum yang buruk, tetapi lebih dari pada itu, hukum yang demikian itu adalah sama sekali tak dapat disebut hukum.4

Kesadaran seseorang tentang hukum ternyata tidak serta merta membuat orang tersebut patuh pada hukum karena banyak indikator-indikator sosial lain yang mempengaruhinya. Kepatuhan hukum merupakan dependen variabel, maka untuk membangun masyarakat patuh hukum perlu dicaro independen variabel atau intervening variabel agar program Pemerintah yangmenghendaki terciptanya masyarakat sadar hukum hasilnya dapat dilihat dalam bentuk kepatuhan masyarakat tersebut pada hukum itu sendiri, sehingga tidak diperlukan alat pemaksa (kekuasaan cq Polisi) yang membuat masyarakat takut agar mereka patuh pada hukum.5

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orangyang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling

4

Sajtipto Raharjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980)., h. 78 5

(29)

tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.6

Masyarakat adalah suatu kumpulan dari sekolompok manusia yang hidup pada suatu tempat (wilayah tertentu).7Menurut Sajono Soekanto, masyarakat adalah anggota kelompok baik besar maupun kecil yang hidup bersama disuatu wilayah dengan batasan-batasan tertentu.8Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.9

Dapat diambil kesimpulan dari definisi-difinisi diatas yaitu masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama.

Kesadaran adalah tau dan mengerti dan Kesadaran yang dimiliki oleh manusiamerupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.10 Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahandalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia

6

http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 14 Januari 2015 Pukul 13.00 WIB

7

Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung:CV Pustaka Setia,1999), h.45

8

Sajono Soekanto, Sosiologi Suatu Pangantar, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995), h.162

9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), h. 721

10

(30)

Kesadaran berasal dari katasadar artinya tahu atau ingat. Kesadaraan adalah proses batin yang ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman serta penghayatan terhadap sesuatu, sehingga menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan pengertian dan pemahaman tadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai proses kejiwaan yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas. Kesadaran menurut Daryono, adalah hal yang dialami oleh seseorang.11 Dalam kamus besar bahasa indonesia kesadaran berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insaf, tahu dan mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan, keadaan mengerti.12

Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran, dan pemusatan kesadaran adalah inti sari dari atensi.Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa dilingkungannya serta peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.13 Kesadaran memiliki dua sisi yaitu, tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar dan akan peristiwa mentalnya sendiri.14

(Pierson dan trout 2005) menyatakan, “Kesadaran memungkinkan kita melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan

11

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 197) h. 158 12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), h. 975

13

Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.90 14

(31)

bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik.15 ”Menurut bears & McCgovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu: konteks setting,adaptasi dan pembelajaran, prioritisasi, rekrutmen dan kontrol, pengambilan keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian & fleksibilitas.16

Kesadaran dalam kamus (a Merriam-webster 1967:177) tercantum tidak kurang dari 5 arti, yaitu: 1) awareness esp. of something within one self; also; the state or fact., 2) the state of being characterized by sensation, emotion, volition & thought; mind., 3) the totality conscious states of an individual., 4) the normal state of conscious life., 5) the upper level of mental life ascontassed with unconscious processes. Jadi kesadaran sebenarnya menunjuk pada interpendensi mental & interpenetrasi mental, yang masing-masing berorientasi pada „aku‟nya manusia dan pada „kami‟nya.17

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta sensasi-sensasi fisik dalam hidupnya, yang menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuai dengan pikirkan dan yang diketahui.

15

Ibid, h. 250 16

Ibid, h. 252

17

(32)

Menurut soejono soekanto, dalam penelitian yang ditulis oleh Rahmat Margono.Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dan terdapat empat indikator kesadaran hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu: Pengetahuan hukum, Pemahaman hukum, Sikap hukum, Pola perilaku hukum.18

Dari sini dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat adalah suatu hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan sesuai dengan itu, maka indikator-indikatorkesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan, karena perbedaannya hanya terletak pada fokus objeknya saja yaitu, hukum dan perencanaan keuangan. Dari indikator diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator kesadaran masyarakat dalam implementasi zakat pertanian adalah:pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen zakat pertanian yang membantu dalam impelemtasi zakat pertanian.

Tingkatan Kesadaranberdasarkan tingkatannya, N.Y Bull (Kosasih Djahiri, 1985: 24) mengemukakan bahwa kesadaran dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yang masing-masing tingkatan menunjukan derajat kesadaran seseorang. Tingkatan-tingkatan kesadaran tersebut antara lain:

18

(33)

1. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya

2. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang beraneka ragam atau berganti-ganti

3. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan yang berorientasi kepada kiprah umumatau karena khalayak ramai.

4. Kesadaran yang bersifat autonomous yaitu kesadaran atau kepatuhan yang terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri.

Definisi dari tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek.19Jadi tingkat kesadaran masyarakat adalah, susunan yang berlapis-lapis mengenai kadar pemahaman, pengertian dan pengetahuan yang dialami dan direfleksikan oleh suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu.

19

(34)

B. ZAKAT

1. Pendahuluan

Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah ditetapkan dala Al-Quran, Sunah nabi, dan Ijma‟ para ulama.20

Secara bahasa zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah).Jika diucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman yang tumbuh dan bertambah.Jika diucapakan zakat al-nafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika diberkati.21Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci). Allah SWT berfiraman:









Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (QS 91:9)

Secara istilah zakat adalah sebagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memnuhi syarat kepada oaring-orang tertentu itu, dengan syarat-syarat tertentu pula.22 Adapun harta yang dikeluarkan, menurut syara‟, dinamakan zakat karena harta itu akan bertambah dan memelihara dari kebinasaan. Allah SWT berifrman:

20

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly, Ekonomi Zakat, (Jakarta, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2006) h. 1

21

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung, PT. REMAJA ROSDA KARYA 2005), h.82

22

(35)











Artinya: dan tunaikanlah zakat. (QS 2:43)

.

Adapun zakat menurut syara‟, berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta.Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan, mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanaya (mustahiq).Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai hawl (setahun), bukan barang tambang dan bukan barang pertanian.23

2. Zakat Pertanian

Mengenai zakat tanaman yang tumbuh dari tanah, para fuqaha mempunyai dua pendapat.Pendapat yang pertama menyatakan bahwa tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya mencakup semua tanaman.Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa tanaman yang wajib dizakati adalah khusus tanaman yang berupa makanan yang mengenyangkan dan bisa disimpan.24

23

ibid

24

(36)

Pendapat yang pertama dikemukakan oleh Abu Hanifah. Menurutnya, zakat wajib dikeluarkan dari tanaman yang tumbuh dari bumi, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak kecuali kayu bakar, rerumputan, bambu Parsi (bambu yang digunakan sebagai pena), pelepah pohon kurma, tangkai pohon, dan setiap tanaman yang tumbuhnya tidak dikehendaki. Adapun apabila suatu tanah dijadikan sebagai tempat tumbuhnya tumbuhan bambu, pepohonan, atau rerumputan yang selalu diari dan dipelihara dari jamahan manusia, ia wajib dikeluarkan zakatnya, yakni sepersepuluh. Pewajiban zakat sepersepuluh untuk semua tanaman yang tumbuh adalah karena tidak adanya syarat hawlsebab dalam hal seperti ini terdapat makna “pajak”.Atas dasar ini, pemerintah berhak mengambil zakat sepersepuluh dari tanman

tersebut secara paksa.Tanaman yang tumbuh diatas tanah anak kecil, orang gila, atau tanah wakaf juga wajib dikeluarkan zakat sepersepuluhnya. Pendapat ini berdasarkan hadist berikut:

Tanaman yang tumbuhdiatas tanah, didalamnya, ada kewajiban sepersepuluh.

3. Landasan Hukum Zakat Pertanian

Zakat dalam Al-Quran disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan dasar hokum zakat sangatlah kuat.25

Zakat pertanian diwajibkan berdasarkan dalil dari Al-Quran, Sunnah, ijma‟ dan akal.26 Dalil yang diambil dari Al-Quran ialah sebagai berikut:

25

(37)











Artinya: dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

disedekahkan kepada fakir miskin (QS 6:14)

Ibn Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “haqqahu” dalam ayat

diatas ialah zakat yang diwajibkan. Sekali lagi, dia mengatakan bahwa zakatnya ialah sepersepuluh atau seperdua puluh

Dan dalil yang menjadi dasar meluasnya jangkauan pada sumber zakat tanaman-tanaman adalah keumuman dari firman Allah:27

























Artinya: hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi

untuk kamu.

26

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung, PT. REMAJA ROSDA KARYA 2005), h.181

27

(38)

Adapun dalam tanaman yang diairi melalui pematangan (maksudnya dengan usaha dan biaya sendiri) terdapat kewajiban seperduapuluh. Seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Amad, Muslim, al-Nasai dan Abu Dawud:

”Dalam tanaman yang diairi oleh sungai atau hujan terdapat

sepersepuluh.Sedangkan dalam tanaman yang diairi melalui saniyah terdapat

kewajiban seperduapuluh.”

Mengenai dalil dari ijma‟ ialah bahwa umat telah sepakat atas kefarduan

sepersepuluh.Adapun dalil akalnya hikmah pensyariatan zakat, yaitu karena mengeluarkan kewajiban sepersepuluh kepad kaum fakir merupakan salah satu upaya mensyukuri nilmat, menguatkan orang yang lemah, membuatnya mampu melakukan kewajiban, dan salah satu upaya penyucian dan pembersihan diri dari dosa.

Diwajibkannya zakat jenis ini adalah karena tanah yang ditanami merupakan tanah yang bisa berkembang, yakni dengan tanaman yang tumbuh darinya

4. Rukun dan Syarat Zakat Pertanian

1) Rukun Zakat Pertanian

(39)

dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya; yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.28

2) Syarat Zakat Pertanian

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah mmerdeka, muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nishab dan mencapai hawl.29Selain itu, ada beberapa syarat khusus yang dirinci permazhab.

5. Nisab dan Haul Zakat Pertanian

Menurut pendapat BAZIS DKI yang diperkuat dengan keputusan Guebrnur Kepadla Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tanggal 12-Juli-1976 Nomor. DIII-5401/b/5/‟76 tentang pedoman perhitungan zakat dalam wilayah Daerah Khusus Ibu

Kota Jakarta, bahwa nisab hasil tanaman ialah 750 kg gabah padi. Apabila dalam sebuah kebun tanaman itu tidak dipetik bersama-sama sekaligus, maka perhitungannya secara kumulatif sampai musim petik itu habis atau untuk kebun yang tidak mempunyai musim (misalnya tanaman hias). Sampai setahun.30

Ukuran 750 kg nisab itu = 5 wasaq, 1 wasaq = 60 sha‟, jadi 5 wasaq = 5 x 60

x 1 sha = 300 sha‟. 1 sha‟ = 4 mud, jadi = 4 x 300 x 1 mud = 1200 mud. Ukuran zakat

28

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Bandung, PT. REMAJA ROSDA KARYA 2005), h. 97

29

Ibid. h. 98

30

(40)

fitrah di Indonesia adalah 2,5 kg beras, sedangkan ukuran zakat fitrah itu adalah 1 sha‟ atau 4 mud. Jadi 5 wasaq itu adalah 5 x 60 x 2,5 x 1 kg = 750 kg.

Penetapan nisab 5 wasaq itu adalah berdasarkan Abu Said yang riceritakan Al-Bukhari dan Muslim.

“Tidak wajib zakat pada kurma dan habb yang kurang dari 5 wasaq”

Hadist tersebut dipegangi oleh jumhur ulama termasuk: Malik, Syafi‟I,

Ahmad, Abu Yusuf dan Muhammad, murid Abu Hanifah, untuk menetapkan adanya nisab pada zakat tanam-tanaman.

6. Hikmah dan Manfaat Zakat

Zakat sebagai salah satu kewajiban seorang mukmin yang telah ditentukan oleh Allah SWT tentunya mempunyai tujuan dan hikmah seperti halnya kewajiban yang lain. Di antara hikmah tersebut tercermin dari urgensinya yang dapat memperbaiki kondisi masyarakat, baik dari aspek moril maupun materil, di mana zakat dapat menyatukan anggota bagaikan sebuah batang tubuh, di samping juga dapat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan pelit, sekaligus merupakan benteng pengaman dalam ekonomi Islam yang dapat menjamin kelanjutan dan kestabilannya.31

Zakat mempunyai banyak arti dalam kehidupan umat manusia terutama Islam. Zakat banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan hubungan manusia

31

(41)

dengan Tuhannya, maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia adalah

Pertama, menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, menumbuhkan akhlak mulia menjadi murah hati, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, dan mengikis sifat bakhil (kikir), serta serakah sehingga dapat merasakan ketenangan batin, karena terbebas dari tuntutan Allah dan tuntutan kewajiban masyarakat.

Kedua, Menolong, membina, dan membangun kaum yang lemah untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, sehingga mereka dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT.

Ketiga, memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang-orang sekitarnya penuh dengan kemewahan, sedangkan ia sendiri tak punya apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.

Keempat,menuju terwujudnya sistem masyarakat Islam yang berdiri di atas prinsip umat yang satu (ummatan wahidatan),persamaan derajat, hak, dan kewajiban (musawah), persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiah), dan tanggung jawab bersama (takaful ijtimai).

(42)

Keenam, mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan adanya hubungan seorang dengan yang lainnya rukun, damai, dan harmonis, sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian lahir batin.32

Sedangkan hikmah-hikmahnya, sebagaimana dikemukakan Wahbah Az-Zuhaili sebagai berikut:33

1. Dengan zakat, infak dan sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari perbuatan dosa, karena harta adlah cobaan. Berbagai perbuatan maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan muncul sikap hedonisnya yang merupakan kecendrungan natural dari susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat.

2. Dengan zakat, infak dan sedekah, orang-orang fakir miskin, khususnya fakir miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupannya, dan bisa terbebas dari jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha mereka.

3. Dengan zakat, infak dan sedekah seseorang juga bisa membina sikap kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan, kehidupan orang lain. Dia akan menjadi orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sifat kikir yang tidak disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka akan dicintai

32

Ibid, h. 43

33

(43)

oleh masyarakat kecil dan kian kecil ancaman-ancaman keresahan sosialnya yang bisa timbul akibat kesenjangan kaya-miskin.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya adalah suatu cara atau teknis yang diharapkan mampu menemukan, merumuskan, dan menganalisis, atau pun memecahkan masalah-masalah dalam penelitian agar data-data yang diperoleh lengkap, relevan, akurat dan nyata. Maka diperlukan metode yang tepat yang dapat diandalkan. Berikut adalah metode penelitian yang digunakan oleh penulis:

A. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi Penelitian1

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu) yang karesteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Prambontergayang Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur.

2. Sampel Penelitian2

Sampel adalah sebagian data yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode sampel sederhana. Dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

1

Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada University press, 2004). h. 50

2

(45)

strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu. Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 orang.

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Pendekatan

Pendekatan ini menggunakan pendeketan yang bersifat kuantitatif, yakni berupa data-data statistik yang menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang terhadap implementasi (penerapan) zakat pertanian di Desa Prambontergayang.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) untuk mengetahui secara langsung responden atau tanggapan dari

responden. Karena melakukan penelitian langsung ke objek penelitian yang dalam hal ini adalah masyarakat Desa Prambontergayang.

C. Sumber Data

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data:

1. Data Primer

(46)

dituju. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Yang dalam penelitian ini melalui penyebaran kuisioner kepada masyarakat Desa Prambontergayang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara . Data sekunder yang berasal dari penelitian kepustakaan yang dapat memberikan landasan teori yang diperoleh dari buku-buku teks pendukung, jurnal-jurnal ilmiah, internet, serta sumber lainnya yang diperoleh dari laporan-laporan atas data-data yang diberikan oleh masyarakat Desa Prambontergayang.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan penulis, digunakan metode sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

(47)

untuk dikaji lebih jauh guna mencari landasan pemikiran dalam upaya pemecahan masalah.

2. Penelitian Lapangan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan adalah riset lapangan dengan menggunakan metode angket (Kuesioner). Teknik angket (Kuesioner) merupakan suatu pengumpulan dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan yang bernilai positif atau negatif kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.3 Dalam penelitian ini penulis akan menyebarkan angket (kuesioner) yang bernilai positif kepada masyarakat Desa Prambontergayang sebagai responden dari kuesioner.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis

Pengolahan dan pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik perhitungan yang didasarkan pada asumsi bahwa data sampel yang diperoleh berasal dari seluruh populasi. Seluruh proses pengolahan dan analisis data menggunakan alat bantu prangkat lunak (software) yaitu statistical product and service solutions (SPSS) versi 16 dan Microsoft excel.

3

(48)

Adapun teknik analisa dan pengolahan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Sesuatu dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukuran sesuai dengan makna dan tujuan diadakan tes tersebut.4 Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya.

Dalam pengambilan keputusan untuk menguji validitas indikatornya adalah:

1) Jika r hitung > r tabel maka butir atau variable tersebut valid. 2) Jika r hitung < r tabel maka butir atau variable tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kuesioner yang diajukan peryataannya kepada responden, dapat djawab secara konsisten atau tidak.

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner

4

(49)
(50)
[image:50.612.133.535.112.422.2]

Dari rumus r, dapat diketahui apakah ada hubungna atau tidak anatara variabel bebas (X), yaitu faktor variabel bebas tingkat kesadaran masyarakat dengan variabel terikat(Y), yaitu implementasi zakat pertanian.

Tabel 1.1

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.99 Sangat Rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.00 Sangat Kuat

3. Regresi Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan apabila variabel bebas jumlahnya satu, sehingga rumus yang digunakan adalah :

Y = a + b X Dimana :

Y = subyek dalam variabel terikat yang diprediksikan

(51)

b = penduga bagi koefisiensi regresi

X = subyek variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu a. Uji Normalitas

Uji nomalitas data bertujuan untuk melihat sampel-sampel yang diambil mempunyai data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang sering digunakan dalam program SPSS versi 16. Yaitu dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Nilai sig atau signifikan (nilai probabilitas) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2) Nilai sig atau signifikan (nilai probabilitas) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

3) Selain itu, untuk melihat normalitas data juga dapat menggunakan grafik/chart dengan dasar pengambilan keputusan:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas.

[image:51.612.137.526.113.470.2]
(52)

4. Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi yaitu pengaruh yang ditemukan itu berlaku untuk keseluruhan populasi, maka perlu dilakukan uji t dan uji f.6

a. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

1) Rumus uji t adalah:

bj thitung = ───

sbj dimana:

thitung = nilai t

bj = koefisien regresi

sbj = standard error of regression coefficient 2) Formulasi hipotesis sebagai berikut:

6

(53)

a) Ho : βi = 0, koefisien regresi variebel bebas tidak berpengaruh signifikan dengan variabel terikat.

b) Ho : βi ≠ 0, koefisien regresi variebel bebas berpengaruh signifikan dengan variabel terikat.

3) Dasar pengambilan keputusan adalah:

a) Jika thitung ≤ ttabel, (0,05) maka Ho diterima Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas Xterhadap variabel Y.

(54)

41

Bab ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun aturan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: gambaran umum hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan.

A. Profil Desa Prambontergayang

1. Demografi

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa Prambontergayang adalah terdiri dari 2027 KK, dengan jumlah total 7.917 jiwa, dengan rincian 3.999 laki-lakidan 3.918 perempuan. usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Prambontergayang sekitar 3896 atau hampir 48%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktifdan SDM.

(55)

42

terbagi dalam 6 Dusun, terdiri dari sawah irigasi setengah tehnis, sawah tadah hujan, tegal/lading dan sebagian perbukitan. Disamping untuk pemukiman tanah tersebut dimanfaatkan warga untuk pertanian, Kantor Desa, Pasar, Bangunan sarana ibadah dan pendidikan, lapangan serta makam.

Batas administratif Desa Prambontergayang terletak di wilayah Kecamatan Soko Kabupaten Tuban dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.

 Di sebelah Utara berbatasan dengan desa Klumpit dan Jegulo  Di sebelah Baratberbatasan dengan DesaJati dan Cekalang

 Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pandan Agung dan Mentoro  Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Mentoro dan Bangunrejo

(56)

43

Pengujian validitas adalah proses menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan tersebut valid atau drop (tidak valid). Jika butir-butir pernyataan tersebut valid berarti butir-butir pernyataan tersebut sudah layak digunakan untuk mengukur faktor-faktornya, tapi jika butir-butir tersebut drop (tidak valid), maka butir-butir pernyataan tersebut tidak bisa

digunakan.

Dalam penelitian ini untuk uji validitas menggunakan koefisien korelasi Product Momen Pearson, dimana butir kuesioner dinyatakan valid bila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

- Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid.

- Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan drop (tidak valid).

Dengan jumlah responden 30 orang, α = 0,5 maka diperoleh r tabel = 0,374, sedangkan r hitung dilihat dari kolom Corrected item-Total Correlation.

[image:56.612.130.530.110.459.2]
(57)

44

[image:57.612.126.532.110.691.2]

Perhitungan dengan microsoft excel sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikan = 5 %, maka diperoleh r tabel/Product Momen Pearson = 0,374 dan r hitung sebagai berikut :

Tabel 2.0

Hasil Uji ValiditasVariabelTingkat KesadaranMasyarakat (X)

No.

Butir

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

(58)

45 Alpha = 0,792

Sumber : Hasil Pengolahan Microsoft Excel

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai setiap butir pernyataan lebih besar dibandingkan dengan r tabel (r hitung> r tabel), maka semua butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 2.1

Hasil Uji ValiditasVariabelImplementasi Zakat Pertanian(Y)

No.

Butir

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

[image:58.612.150.513.445.668.2]
(59)

46 Alpha = 0,903

Sumber : Hasil Pengolahan Microsoft Excel

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai setiap butir pernyataan lebih besar dibandingkan dengan r tabel (r hitung> r tabel), maka semua butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. UjiReliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas berorientasi pada satu pengertian bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha dengan alat bantu program software microsoft excel versi 2007.

Suatu angket dikatakan reliabel jika nilai r yang dihasilkan adalah positif dan lebih besar dari 0,600.

(60)

47

No. Variabel Alpha

Cronbach

Keterangan

1 Tingkat KesadaranMasyarakat 0,955 Reliabel 2 Implementasi Zakat Pertanian 0,952 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Microsoft Excel

1) Varibel Tingkat Kesadaran Masyarakat mempunyai r alpha sebesar 0,0,955 artinya bahwa variabel Tingkat Kesadaran Masyarakat mempunyai r > 0,600, maka kesimpulannya adalah bahwa ke-10 butir pernyataan tentang Tingkat Kesadaran Masyarakat tersebut adalah reliabel.

2) Variabel Implementasi Zakat Pertanian mempunyai r alpha sebesar 0,952 artinya bahwa variabel Implementasi Zakat Pertanian mempunyai r > 0,600, maka kesimpulannya adalah bahwa ke-9 butir pernyataan Implementasi Zakat Pertanian tersebut adalah reliabel.

2. Analisis Hasil Kuesioner

a. Tingkat Kesadaran Masyakat ( X )

Butir pernyataan nomor 1 (satu), “Saya pernah mendengar dan

mengetahui zakat pertanian”. Dari 70 responden, sebanyak 40% responden

[image:60.612.139.528.113.333.2]
(61)

48

Dari 70 responden, sebanyak 41% menyatakan Setuju Sekali, 33% menyatakan setuju, 16% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 10% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden sadar bahwa zakat pertanian itu hukumnya wajib.

Butir pernyataan nomor 3 (tiga), “saya mengetahui zakat lain selain zakat

fitrah”. Dari 70 responden sebanyak 20% menyatakan Setuju Sekali, 43% menyatakan setuju, 26% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 11% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden sadar bahwa ada zakat lain selain zakat fitrah.

Butir pernyataan nomor 4 (empat) “Zakat pertanian adalah zakat yang menjunjung tinggi ajaran Islam terutama keadilan dan kesejahteraan masyarakat”. Dari 70 responden, sebanyak 31% menyatakan Setuju Sekali, 44% menyatakan setuju, 11% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 13% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden sadar bahwa Zakat pertanian adalah zakat yang menjunjung tinggi ajaran Islam terutama keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

(62)

49

Butir pernyataan nomor 6 (enam) “Zakat pertanian wajib dikeluarkan oleh pemilik bila hasil panen pertanian yang mencapai nishabnya”. Dari 70 responden, sebanyak 44% menyatakan Setuju Sekali, 33% menyatakan setuju, 16% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 7% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden sadar bahwa zakat pertanian wajib dikeluarkan oleh pemilik bila hasil panen pertanian yang mencapai nishabnya.

Butir pernyataan nomor 7 (tujuh) “Saya mengetahui nishab zakat pertanian”. Dari 70 responden, sebanyak 27% menyatakan Setuju Sekali, 42% menyatakan setuju, 20% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 20% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden mengetahui nishab zakat pertanian.

(63)

50

ragu, dan sisanya sebanyak 21% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden sadar bahwa Allah memerintahkan untuk mengeluarkan zakat dari memetik hasilnya (hasil panen).

Butir pernyataan nomor 10 (sepuluh) “Pengumpulan zakat pertanian secara optimal dapat bermanfaat dan memberdayakan umat”. Dari 70 responden, sebanyak 20% menyatakan Setuju Sekali, 27% menyatakan setuju, 21% Ragu-ragu, dan sisanya sebanyak 31% responden menjawab Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden kurang menyadari bahwa jika pengumpulan zakat pertanian dilakukan secara optimal dapat bermanfaat dan memberdayakan umat.

b. Implementasi Zakat Pertanian (Y)

(64)

51

ragu, 16% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 3% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden merasa mampu mematuhi aturan-aturan yang ada dalam mengeluarkan zakat pertanian.

Butir pernyataan nomor 3 (tiga) “Waktu mengeluarkan zakat pertanian adalah sesaat setelah selesai panen”. Dari 70 responden, sebanyak 23% menyatakan Setuju Sekali, 34% menyatakan Setuju, 24% Ragu-ragu, 17% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 2% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden mengeluarkan zakat pertanian sesaat setelah selesai panen.

Butir pernyataan nomor 4 (empat) “Setiap panen saya selalu mengeluarkan zakat pertanian”. Dari 70 responden, sebanyak 30% menyatakan Setuju Sekali, 36% menyatakan Setuju, 12% Ragu-ragu, 21% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 1% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden setiap panen selalu mengeluarkan zakat pertanian.

(65)

52

pertanian adalah untuk menjunjung nilai keadilan dan kesejahteraan rakyat dalam kehidupan bermasyarakat”. Dari 70 responden, sebanyak 27% menyatakan Setuju Sekali, 36% menyatakan Setuju, 16% Ragu-ragu, 20% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 1% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden menjunjung nilai keadilan dan kesejahteraan dalam bermasyarakat dengan mengeluarkan zakat pertanian.

Butir pernyataan nomor 7 (tujuh) “Saya langsung memberikan zakat pertanian kepada mustahiq tanpa melalui perantara Badan Pemerintah atau LAZ”. Dari 70 responden, sebanyak 24% menyatakan Setuju Sekali, 37% menyatakan Setuju, 24% Ragu-ragu, 13% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 2% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden memberikan zakat pertaniannya langsung kepada mustahiq tanpa melalui perantaran Badan Pemerintah atau LAZ.

(66)

53

mahal saya tidak mengeluarkan zakat pertanian”. Dari 70 responden, sebanyak 16% menyatakan Setuju Sekali, 36% menyatakan Setuju, 29% Ragu-ragu, 15% responden menjawab Tidak Setuju dan sisanya sebanyak 1% menjawab Sangat Tidak Setuju yang artinya mayoritas responden tidak mengeluarkan zakat pertanian saat biaya pemupukan tanaman tinggi atau mahal.

3. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Uji normalitas dilakukan adalah untuk melihat apakah data yang dianalisis memiliki nilai residual berada disekitar 0 (nol)/data normal. Untuk menguji normalitas data menggunakan hasil uji Shapiro-Wilks atau Multification Kolmogrov-Smirnov. Jika K-S < nilai tabel berarti data normal

dan jika K-S > nilai tabel berarti data tiak normal.

(67)

54

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Implementasi

Zakat Pertanian

Tingkat

Kesadaran

Masyarakat

N 70 70

Normal Parametersa Mean 32.5143 38.3000

Std. Deviation 8.32796 8.18509

Most Extreme Differences Absolute .114 .168

Positive .097 .089

Negative -.114 -.168

Kolmogorov-Smirnov Z .951 1.405

Asymp. Sig. (2-tailed) .326 .038

a. Test distribution is Normal.

Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan probabilitas jika nilai probabilitas > 0,05 maka populasi berdistribusi normal atau Ho diterima, tetapi jika nilai probabilitas < = 0,05 maka populasi tidak berdistribusi normal atau Ho ditolak. Dari tabel diatas jika dilihat dari tabel pada kolom signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed) maka bisa diambil analisis sebagai berikut :

[image:67.612.145.529.109.410.2]
(68)

55

[image:68.612.133.523.104.646.2]

Gambar 1.1

(69)
[image:69.612.131.520.101.587.2]

56

Diagram Grafik P-P Plot Tingkat KesadaranMasyarakat

Pada dua gambar diatas bisa dilihat bahwa nilai residual mengikuti sebaran normal karena titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak digunakan untuk memprediksi variabel terikat (implementasi zakat pertanian) berdasarkan masukan variabel bebas (tingkatkesadaranekonomimasyarakat).

(70)

57

4. Analisa Statistik

a. Analisa Korelasi dan Regresi Variabel Tingkat Kesadaran Masyarakat

(X) Implementasi Zakat Pertanian (Y)

[image:70.612.123.529.117.474.2]

1) Koefisien Determinasi (nilai R square)

Tabel 2.4

Nilai Koefisien Determinasi R Square

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .784a .615 .609 5.20452

a. Predictors: (Constant), Tingkat Kesadaran Masyarakat

Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien determinasi atau R square adalah 0,615. Hal ini berarti bahwa 61,5 % variasi kenaikan atau

penurunan implementasi zakat pertanian dijelaskan oleh variabel tingkatkesadaranmasyarakat, sedangkansisanya 100% - 61,5 % = 38,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

2) Koefisien Korelasi

(71)

58 3) Uji t

[image:71.612.148.532.117.353.2]

Dari hasil perhitungan dengan program SPSS, maka didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya sebagaimana terurai dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.5

T hitung dan Signifikansi Variabel Tingkat Kesadaran Masyarakat (X)

Terhadap Implementasi Zakat Pertanian(Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 63.077 2.997 21.046 .000

Tingkat Kesadaran

Masyarakat -.798 .077 -.784 -10.425 .000

a. Dependent Variable: Implementasi Zakat Pertanian

[image:71.612.121.547.452.582.2]
(72)

59

Y = a + bX

Y = 63,077 + -0,798X

Angka konstanta sebesar 14,681 bahwa jika tidak ada tingkat kesadaran masyarakat, maka implementasi zakat pertanian nilainya 63,077. Koefisien regresi sebesar -0,798 bahwa setiap penambahan 1 unit dari tingkat kesadaran masyarakat (X) maka akan meningkatkan nilai implementasi zakat pertanian sebesar -0,798.

b. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel tingkatkesadaranmasyarakat = 63,077. Untuk df=n-k-1=70-1-1=68, Dengan taraf signifikansi 0,05 dan diperoleh nilai t tabel 1,668, oleh karena t hitung > t tabel (63,077< 1,668), maka bisa disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak artinya tingkat kesadaran masyarakat berpengaruh signifikan terhadap implementasi zakat pertanian.

Dari analisa uji t, dapat diprediksi besarnya nilai variabel terikat impelementasi zakat pertanian melalui persamaan regresi :

(73)

60

variabel tingakat kesadaran masyarakat (X) akan mengurangi nilai implementasi zakat pertanian (Y) sebesar -0,798.

c. Penafsiran Hasil Pengujian Hipotesis

(74)

61

Berdasarkan analisa dan interpratasi data yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian hipotesa dan analisa pada bab-bab terdahulu maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruhantara Tingkat Kesadaran Masyarakat terhadap Implementasi Zakat Pertanian, dimana uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung<ttabel (-10.425<1,668), besarnya R = 0,784 dan R Square sebesar 0,615, artinya Tingkat Kesadaran Masyarakat mempunyai

pengaruh rendah terhadap Implementasi Zakat Pertaniandengan pengaruh sebesar 61,5%.

B. Saran

Gambar

Tabel 2.5 Terhitung dan Signifikansi Variabel Tingkat Kesadaran (X) terhadap
Gambar 1.1 Diagram Grafik P-P Plot Tingkat Kesadaran Masyarakat ...................  55
Tabel 1.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
grafik/chart dengan dasar pengambilan keputusan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

call 1 Bedroom Dasar Rp.. call 2 Bedroom

Dimulai dari kerangka berpikir, lalu menggambarkan secara umum, kemudian cara memandang, dan proses memahami yang tujuan akhirnya adalah agar seseorang bisa mengerti inti

Menugaskan mahasiswa menghubungkan bab 1, 3, 4 (membuat documenter, melakukan penelitian LCD/Power Point/ Film karya alumni Tatap muka di kelas: 1. Dosen menerangkan

Menurut peneliti prosedur pembelian akan lebih baik jika staf pembelian memberikan rangkap tembusan dokumen pemesanan atau Arrival Notice kepada staf gudang sehingga staf

Artinya, jika selisih modal antara proyek A dan B dapat diinvestasikan pada bisnis lain yang mempunyai internal rate of return lebih besar dari 10.56%, maka bisnis kecil (A)

Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan bagi UP4 Pontianak: meningkatkan aktivitas edukasi tidak hanya kepada pasien TB paru tetapi ke setiap pengunjung

Penyulit hipertensi antara lain adalah gagal jantung kongestif akibat ketidakmampuan jantung memompa darah melawan peningkatan tekanan arteri, stroke akibat

MATEMATIKA MUHAMMAD HARUN NUR RASYID UNIVERSITAS NEGERI