• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Antar Personal Humas Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat Melalui Kegiatan Family Gathering Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi Antar Personal Humas Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat Melalui Kegiatan Family Gathering Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

FAMILY GATHERING DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWANNYA

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiTugasAkhir Strata-1 PadaProgram StudiIlmuKomunikasi

KonsentrasiHumas

Oleh: AyubBadrudin NIM 41806101

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

iv

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL HUMAS BADAN NARKOTIKA PROVINSI (BNP) JAWA BARAT MELALUI KEGIATAN

FAMILY GAHTERING DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWANNYA

Oleh : Ayub Badrudin

NIM.41806101

Penelitian inidibawah bimbingan Rismawaty. S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat Melalui

Kegiatan Family Gathering Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data. melalui wawancara, observasi, internet searching serta didukung oleh studi literatur. Informan yang didapatkan sebanyak 2 (dua) orang key informan, dan 2 (dua) orang untuk informan pendukung.

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam kegiatan family gathering yang

dilakukan Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat telah menunjukan betapa pentingnya menerapkan Sikap Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan, yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan, yang kemudian diterapkan dalam praktek kerja dilapangan, dapat juga dilakukan melalui pembinaan dalam kehidupan sehari-hari yang mana telah menghasilkan suatu respon positif dari karyawan, sehingga menghasilkan suatu kinerja yang optimal.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pentingnya menerapkan Sikap Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan yang dilakukan Humas

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan family gathering telah memberikan

dampak yang positif terhadap Kinerja di lingkungan karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, terjalinnya hubungan yang harmonis antar karyawan terciptanya suasana kerja yang nyaman, membuat karyawan memiliki motivasi tersendiri dalam bekerja sehingga mampu menghasilkan suatu prestasi-pretasi kerja yang berpengaruh kepada lembaga.

Provinsi Jawa Barat untuk kedepannya dalam kegiatan Family Gathering untuk

mengajak keluarga dari setiap karyawan, dan jarak waktu pelaksanaannya harap agar sedikit dikurangi, maksimalkan saja dengan melakukan beberapa pembenahan dalam memberikan sarana dan prasarana dikantor.

(5)

v

INTERPERSONAL COMMUNICATION OF PUBLIC RELATIONS NARCOTICS BOARDS WEST JAVA PROVINCE THROUGH FAMILY GATHERING

IN IMPROVING THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES By :

AyubBadrudin NIM.41806101

This scripts under Supervise of,

Rismawaty.S.Sos.,M.Si.

This study aims to determine how interpersonal communication of public relations narcotics boards west java province through family gatheringin improving the performance of employees.

This study used a qualitative approach, while research method is observation method with descriptive analysis technique. Majority data obtained through interview, observation, internet searching, and literature study. Informant whoearnedas much two people as key informants, and two people for informants support.

From the results of research show that openness, Empathy, Attitude, Positive attitude, Supporting Equality conducted public relations of Narcotics Boards West Java Province via the activities of Family Gathering can build a good performance and optimum of each of its employees.

The conclusions of this research suggest that the activities of the family gathering hosted by public relations Agency Narcotics in West Java by using communication between Personal were able to develop their work accomplishments belonging to each of its employees.

(6)

vi

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala Puji Bagi ALLAH S.W.T, Tuhan Seluruh Alam yang telah memberikan umur panjang, rezki yang banyak serta ilmu yang berlimpah.

Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W

Atas Izin dan karunia ALLAH S.W.T, Penulis dapat melakukan melakukan

penelitian dalam proses penyususnan Skripsi untuk menempuh kelulusan Sarjana

(S1) dengan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam proses penelitian sehingga

berjalan dengan lancar.

Banyak dukungan dan motivasi yang tidak hanya tumbuh dari pemikiran

penulis, namun juga dari orang – orang sekitar, :

Terima kasih Penulis ucapkan untuk Ayah (Cuhada, S.Sos) dan Ibu (Rahni

Indah Kustinindah, M.Si) serta Adik tercinta (Amalia Hardiani) yang terus

mendukung tanpa ada kata mengeluh kepada Penulis, agar Penulis lebih dewasa

dalam melakukan kegiatan-kegiatan termasuk kegiatan Kuliah dan Penyusunan

Skripsi ini.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan Skripsi ini penulis selalu

(7)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia. Terima kasih telah memberikan kebijakan seperti halnya tanda

tangan pada lembar pengesahan, dan lain sebagainya

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Terima kasih banyak atas dukungan semangat serta segala kemudahan dari setiap kebijakan peraturan di kampus tepatnya

Program Studi Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Melly Maulin. P, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Dan selaku Dosen Wali Penulis Terima kasih banyak atas segala nasehat dan seulas senyum serta keramahannya dari

awal perkuliahan semester 1 (satu) hingga semester akhir.

4. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing Penulis. Terima kasih banyak atas waktu yang diluangkan untk melakukan koreksi terhadap

Penulisan Penelitian dan menambah spirit Penulis pada masa bimbingan

penulisan Skripsi serta Nasehat yang diberikan dengan penuh pengertian.

(8)

viii

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih atas segenap ilmunya yang telah diberikan sebagai wawasan untuk melangkah ke depan.

7. Staff Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi, terima kasih banyak atas bantuannya apalagi sewaktu penulis membutuhkan cek nilai dan lain

sebagainya.

8. PLT Kepala Pelaksana Harian (KALAKHAR) Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, Bapak Aip Rivai, terima kasih telah memberikan izin untuk peneliti dalam melakukan penelitian di Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat.

9. Sekretaris Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, Ibu Rahni Indah Kustinindah terima kasih telah banyak bekerja-sama atas arahan dan

dukungannya dengan Peneliti sejak memulai penelitian sampai selesai

10.Seluruh Divisi Humas, terutama pada Ibu Supriati, M.Si dan Bapak Wawan Rusyawan sebagai Manager Humas dan Junior Manager Humas,

terima kasih atas waktu yang diluangkan untuk peneliti pada saat

wawancara.

11.Seluruh Karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, terima kasih atas kerjasamanya pada waktu peneliti melakukan observasi ke

(9)

ix saran-saran yang diberikan pada Peneliti.

13.Bendahara 2 (dua) Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, Bapak Waspo, terima kasih atas waktunya pada saat wawancara dan atas

saran-saran yang diberikan pada Peneliti

14.Seluruh Karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, terutama Kang Jovan Arvenggo dan Kang Encep terima kasih sudah bersedia

menjadi Informan untuk Peneliti.

15.Tanpa terlupa, Terima kasih Penulis juga terucap yang sangat dalam pada

sang Kekasih Tercinta #Putri Permata Nurdiani, yang selalu

menyediakan waktu luang untuk membantu dan mendukung serta terus

memotivasi dan menemani Penulis pada saat melakukan Penelitian ke

Lapangan dan penyusunan Skripsi ini dengan penuh kesabaran dan

kedewasaan.

16. Pada teman-teman seperjuangan Alumni dan Skripsi, Denny_Benk,

Ochan, Yuni Rizani, Fazly, Indra Nugraha, dkk baik jurusan Ilmu Komunikasi (Humas 1,2,3) 2006-2009 atau pun Jurnalistik 2006-2009 yang tidak bisa disebutkan satu per-satu. Ayo kawan, kita harus maju, kita

harus sukses, jadikan apa yang kita bayangkan dalam alam bawah sadar

kita menjadi kenyataan walaupun tak sama tapi setidaknya serupa.

17. Pada teman – teman berbeda prodi, terima kasih banyak telah mendukung

(10)

x

Dan semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, terima kasih

dengan sangat Penulis ucapkan karena telah bersedia bekerja sama dengan

Penulis.

Penulis sangat bersyukur karena telah dapat menempuh penelitian dan

penulisan Skripsi ini dengan lancar. Dan Penulis berharap Hasil dari

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk Diri sendiri, Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat serta Masyarakat pada umumnya, Amin.

Bandung, Juli 2012

(11)

xi

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ………... iii

ABSTRAK ………... iv

ABSTRACT ………... v

KATA PENGANTAR ………...vi

DAFTAR ISI ………... xi

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR GAMBAR……... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xviii

BAB I PENDAHULUAN Halaman 1.1 Latar Belakang Masalah…...……….……… 1

1.2 Rumusan Masalah…..………..……….. 10

1.2.1Pertanyaan Makro………..………... 10

1.2.2Pertanyaan Mikro………... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….………... 11

1.3.1Maksud Penelitian………... 11

1.3.2Tujuan Penelitian ………... 11

1.4 Kegunaan Penelitian..………... 12

(12)

xii BAB II TINJAUAN PUSTAKAHalaman

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi……… 14

2.1.1 Definisi Komunikasi……….. 14 2.1.2 Fungsi Komunikasi……… 15

2.1.3 Tujuan Komunkasi……… 16

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi AntarPersonal………... 17

2.2.1 Faktor Pembentuk Komunikasi Antarpersonal……….... 19

2.2.2 Jenis-jenis Komunikasi Antarpersonal………. 20

2.2.3 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpersonal……… 21

2.2.4 Lima Kualitas Komunikasi Antarpersonal………...22 2.3 Tinjauan Humas………... 26 2.3.1 Pengertian Humas………. 26 2.3.2 Tujuan Humas……….. 26 2.3.3 Ciri-ciri Humas……….... 27 2.3.4 Fungsi Humas……….. 27 2.4 Tinjauan TentangFamily Gathering……… 28

(13)

xiii

2.6.1 Kerangka Teoritis………... 39

2.6.2 Kerangka Konseptual……….. 46

BAB III OBJEK PENELITIANHalaman

3.1 Sejarah Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat………….……….. 49 3.1.1 Visi dan Misi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat……... 53

3.1.2 Filosofi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat………. 56

3.1.3 Tujuan Instansi……….. 56

3.1.4 Gambar dan Arti Lambang

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat……….. 57

3.1.5 Sejarah Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat…….. 58

3.1.6 Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.. 63

3.1.7 Struktur Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat…… 65

3.1.8 Job Description………..………66

3.2 Metode Penelitian………... 71

3.2.1 Subjek dan Informan Penelitian……… 73

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……… 74

(14)

xiv

4.1.1 Deskripsi Profil Key Informan……...86

4.1.2 Deskripsi Profil Informan Penelitian………... 86 4.2Deskripsi Hasil Penelitian ………... 88 4.2.1 Sikap Keterbukaan pada Komunikasi Antarpersonal …... 88 4.2.2 Sikap Empati pada Komunikasi Antarpersonal ………... 91 4.2.3 Sikap Mendukung pada Komunikasi Antarpersonal ... 93

4.2.4 Sikap Positif pada Komunikasi Antarpersonal …………... 94

4.2.5 Sikap Kesetaraan pada Komunikasi Antarpersonal ……... 95

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 97

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……… 99

5.2 Saran ……….. 100

DAFTAR PUSTAKA ………103

LAMPIRAN – LAMPIRAN ……….105

(15)

xv

Tabel3.2 Key Informan………... 74

(16)

xvi

Gambar 3.1 Lambang Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat………… 57

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.. 64

Gambar 3.3 Struktur Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat….. 65

Gambar 4.1 Foto Bersama Ibu Supriati Kepala Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat ………..……… 84

Gambar 4.2 Foto Bersama Bapak Endang Amas Wakil Humas

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat ………. 85

Gambar 4.3 Foto Bersama Jovan Arvenggo (Karyawan Umum)

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat ………. 86

Gambar 4.4 Foto Bersama Kang Agus da Kang Encep

(17)

xvii Lampiran 2. Surat Balasan Penelitian

Lampiran3. Surat Penugasan Pembimbing Skripsi

Lampiran 4. Revisi Seminar Usulan Penelitian

Lampiran 5 Surat Berita Acara Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Revisi Skripsi

Lampiran 7 Lembar Penelitian

Lampiran Pertanyaan Penelitian

Lampiran Hasil Wawancara

Lampiran Data Key Informan

Lampiran Data Informan Pendukung

(18)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita

semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang

kompleks.

“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lain, yang

pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam”, Everet M

Rogers dan Lawrence(1981:8).

Peran penting komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari terutama pada instansi pemerintahan. Berbicara tentang komunikasi,

peran penting komunikasi sangat diperlukan pada sebuah Lembaga Instansi

Pemerintahan. Dengan adanya komunikasi, sebuah organisasi dapat berjalan

dengan baik sesuai aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi itu sendiri.

Komunikasi yang terjalin secara baik dalam sebuah organisasi dapat

menambah keharmonisan hubungan antara karyawan-karyawan dalam

sebuah organisasi itu sendiri yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu

kinerja dari setiap karyawannya. Dalam proses komunikasi untuk

mendapatkan hasil yang efektif perlu diperhatikan unsur-unsur dari

komunikasi, yaitu, Komunikator (pandai menggunakan bahasa, intonasi,

simbol dan mimik yang menarik simpati dan empati dari komunikannya),

(19)

oleh komunikan) Media (sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan

sesuai dengan kebutuhan komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila

sesuatu(pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik

atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Karyawan dan perusahaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Baik itu di instansi pemerintahan ataupun swasta, karena karyawan

memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan.

Apabila karyawan memiliki produktivitas dan semangat kerja yang tinggi,

maka laju perusahaan pun akan berjalan dengan baik, yang pada akhirnya

akan dapat mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan / instansi

pemerintahan, hal ini dikarenakan karyawan memberikan kinerja terbaik

dalam melakukan pekerjaannya.

Untuk tercapainya semangat kerja yang tinggi dari karyawan maka

perlu adanya suasana kerja yang nyaman, tenang, dan tentunya hubungan

baik yang terjalin antara sesama karyawan. Hubungan baik antar karyawan

merupakan faktor utama yang menyebabkan seorang karyawan bisa

bertahan bekerja di suatu perusahaan, apabila hubungan antar karyawan

tidak baik, dimana tidak ada toleransi, kerjasama, serta saling menghargai

pekerjaan masing-masing maka dengan sendiri karyawan akan mengalami

tekanan dan frustasi akibatnya pekerjaan pun tidak dapat dilaksanakan

secara maksimal.

Dalam suatu wadah organisasi / perkantoran terdapat suatu Public

Relations atau Humas yang mengurusi permasalahan baik internal maupun

(20)

ataupun prestasi kerja karyawan merupakan tanggung jawab dari Internal

Humas dalam menangani dan memperhatikan setiap karyawan perusahaan.

Adapun program - program kegiatan yang dilakukan Internal Humas untuk

menciptakan suasana kerja yang kondusif serta memberikan semangat

tersendiri dalam meningkatkan kinerja dari setiap karyawannya, seperti

Family Gathering, Coffee Morning, Dokumentasi dsb.

Seperti hal nya yang terjadi di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat

khususnya Bagian Humas. Interaksi yang terjadi di antara karyawan

menunjukkan bahwa diantara karyawan terdapat kedekatan yang lebih yang

terjalin dalam bentuk kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana

hubungan tersebut terjadi dalam keseharian. Timbulnya rasa kekeluargaan

dan keharmonisan karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat tak lebih

karena berkat upaya dari Internal Humas dalam mengatur, memperhatikan

dan memelihara hubungan yang baik di lingkungan karyawannya dan

memberikan kegiatan – kegiatan yang sifatnya memupuk dan

membangkitkan semangat kerja demi meningkatkan kinerja karyawannya

yaitu dengan mengadakan kegiatan Family Gathering, family gathering di

bagi 2(dua) jenis kegiatan family gathering wajib dan tidak wajib, kegiatan

yang wajib yakni kegiatan family gathering yang biasa dilaksakan setiap 5

(lima) bulan sekali, seperti Outbond, kegiatan outbond ini merupakan

kegiatan yang didalamnya diisi dengan acara dan jenis aktivitas yang

sifatnya game / permainan yang bersifat penuh dengan tantangan yang harus

dilalui dan dilewati oleh karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat,

(21)

dalam menghadapi setiap rintangan yang ada, dan kemudian hasil

kebersamaan dan semangat dari kegiatan outbond tersebut dapat di

aplikasikan dalam dunia kerja di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan

menghasilkan suatu kinerja yang baik dari setiap karyawannya. Adapun

jenis kegiatan family gathering yang non formal (tidak wajib) yang waktu

nya pun bisa ditentukan kapan saja oleh Humas Badan Narkotika Provinsi

Jawa Barat sesuai dengan kondisi di lapangan seperti berlibur ke luar kota,

pengajian, jumat santai, pelepasan dan penerimaan pejabat.

Family Gathering itu sendiri adalah Program dari kegiatan Humas

suatu perusahaan yang dilakukan di suatu tempat terbuka yang bertujuan

untuk menciptakan suatu kebersamaan antar karyawan yang mana di

dalamnya banyak sekali tejadi hubungan komunikasi antarpersonal tanpa

melihat kedudukan / jabatan sekalipun.

Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu karyawan Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat sangat merasakan manfaat dari family gathering :

Dalam melakukan tugas dan pekerjaan dia sering kali merasa lelah

dan jenuh,terkadang dia harus lembur untuk dapat menyelesaikan pekerjaanya, namun semua rasa lelah itu dapat terobati bahkan enjoy dalam melakukan pekerjaan berkat pembinaan dari Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat baik dalam hubungan komunikasi langsung oleh humas nya dan juga melalui kegiatan-kegiatan humas

seperti family gathering, menurutnya kegiatan itu sangat dirasakan

sekali manfaatnya karena dengan kegiatan itu dia bisa saling mengenal lebih dalam sesama karyawan bahkan dengan Atasan sekalipun, sehingga dalam pekerjaanya tidak lagi ditemukan karyawan yang hanya mementingkan ego nya sendiri, dan lebih mudah dalam meminta

bantuan kepada karyawan lainnya. (hasil wawancara dengan Jovan

(22)

Berdasarkan uraian diatas bahwa Humas Badan Narkotika Provinsi

Jawa Barat sudah menjalankan tugasnya dengan baik yang menciptakan

suatu komunikasi yang efektif dilingkungan Badan Narkotika Provinsi Jawa

Barat baik melalui pembinaan yang dilakukan humas dengan melakukan

interaksi antarpersonal kepada setiap karyawan melalui kegiatan – kegiatan

humas, sudah dapat dikatakan berhasil dalam suatu pencapaian tujuan dari

humas itu sendiri.

Mengenai tujuan internal Public Relations dikatakan oleh Oemi

Abdurrahman “adalah mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan

kerja” (Abdurrahman, 1984 : 34).

Ini dapat diciptakan bila pimpinan memperhatikan

kepentingan-kepentingan para pegawai. Baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial maupun

psikologis. Kesejahteraan seperti kesehatan dan tempat bekerja para

karyawan dapat mempengaruhi kelancaran aktifitas dalam badan itu. Antara

yang memimpin dan yang dipimpin termasuk keluarga ke dua belah pihak

dan antara teman sejawat harus ada hubungan yang konstan dan baik,

sehingga mereka itu dapat merupakan keluarga yang saling mengerti,

menghargai dan mempercayai. Hubungan yang baik tercapai apabila ada

kepuasan yang dirasakan oleh karyawan ketika melakukan komunikasi.

Berbicara mengenai kepuasan dan ketidakpuasan merupakan sesuatu yang

menarik untuk diteliti.

Kepuasan dalam bekerja merupakan suatu hal yang selalu di inginkan

oleh setiap karyawan, jika kepuasan terpenuhi maka karyawan akan

(23)

karyawan tidak mendapatkan kepuasan dari apa yang dilakukannya di

perusahaan maka dengan sendirinya juga berdampak pada penurunan

kinerja karyawan itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya

komunikasi yang efektif diantara karyawan. Disinilah tugas seorang humas

yang sesungguhnya dimana seorang humas dituntut untuk mampu

mengembalikan kegairahan semangat dalam bekerja tiap karyawan dengan

memperhatikan faktor – faktor yang dibutuhkan karyawannya. Komunikasi

Antar Personal dinilai paling ampuh untuk mengatasi hal tersebut, karena

dengan mendalami Komunikasi Antar Personal seorang Humas dapat

mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi oleh karyawannya, dan

terciptlah suatu komunikasi yang efektif antara komunikator dan

komunikan.

Menurut Mc. Crosky, Larson & Knapp bahwa komunikasi yang efektif

dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling

tinggi derajatnya antara komunikator dengan komunikan dalam setiap

situasi.1

Arti efektif dalam Komunikasi Anterpersonal ini adalah dalam

hubungannya perubahan sikap. Disadari atau tidak saat ini komunikasi

sudah merupakan kebutuhan bagi setiap orang untuk menyampaikan

aspirasi, keinginan, harapan ataupun hal-hal yang tidak disukai atau

disukainya terhadap seseorang. Orang tersebut harus mengkomunikasikan

nya agar orang lain tahu apa yang dirasakan orang tersebut. Mungkin secara

1

(24)

tidak langsung sebagian besar orang beranggapan komunikasi itu tidak lah

penting, tapi seiring dengan berkembangnya zaman, komunikasi sudah

memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat agar setiap

masalah yang timbul bisa dicari pemecahannya.

Begitu juga diperusahaan komunikasi juga memegang peranan penting

agar dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi karyawan.

Sebagaimana kita ketahui komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia

dalam penyebaran informasi yang bersifat kompleks. Karena dengan

komunikasi, manusia dapat berhubungan antara satu dengan yang lain

dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkungan kerja dan lain-lain.

“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Mulyana, 2003 : 62).

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa tujuan utama dari

komunikasi ini adalah untuk mendapatkan respons atau umpan balik dan

mengubah tingkah laku komunikan sesuai dengan keinginan komunikator.

Jadi dimanapun kita melakukan interaksi pasti berujung pada komunikasi.

Hal ini juga berlaku pada sebuah perusahaan atau instansi.

Pada sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan, tentu saja peran

komunikasi sangat diperlukan agar dapat terjalin keharmonisan antar

karyawannya.

Dalam melakukan aktivitas kerja pola komunikasi antar karyawan tidak

(25)

ikuti tetapi bentuk komunikasi yang terjadi menunjukkan bahwa ada

kedekatan yang terjadi diantara mereka.

Kedekatan ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya,

adanya rasa kesamaan diantara sesama sehingga ini dapat membuat siapa

tertarik kepada siapa, ataupun pada interaksi awal mereka sudah merasa ada

komunikasi yang baik yang terjalin diantara mereka. Adanya komunikasi

yang baik dari sesama karyawan sehingga menimbulkan kedekatan, dapat

menjadi kekuatan bagi karyawan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan

perusahaan secara bersama-sama.

Ini semua tidak lepas dari interaksi dan kerjasama antar karyawan

dalam melaksanakan tugas dan untuk tercapainya tujuan perusahaan perlu

adanya hubungan yang baik antar karyawan dalam mengkoordinasikan

tugas masing-masing. Salah satu bentuk komunikasi yang terjadi antar

karyawan adalah Komunikasi Antarpersonal.

“Komunikasi Antarpersonal adalah “proses pengiriman dan penerimaan

pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan berbagai efek dan beberapa umpan balik seketika” (The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback). (Devito 1984 :4)"

Pentingnya situasi komunikasi Antarpribadi ialah karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialog. Dengan begitu bisa terjadi

interaksi antara komunikator dan komunikan dengan menghasilkan umpan

balik (feedback) dari komunikan.

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya menyatakan bahwa:

(26)

terjadinya interaksi. Walaupun demikian interaksi yang efektif terjadi

apabila adanya derajat kesamaan antara orang-orang yang sedang

melakukan komunikasi. Sebagaimana yang disebut oleh Wilbur Schramm,

Frame Of reference (kerangka referensi) atau juga Frame of experience

(kerangka Pengalaman). Para pelaku komunikasi yang mempunyai

kesamaan dalam frame Of reference maupun Frame Of experience itu

adalah mereka yang hampir sama dalam tingkat pendidikan, jenis profesi

atau pekerjaan, agama, bangsa, hobi, ideologi dan lain sebagainya.

Dalam Komunikasi Antar Personal tersebut terdapat fungsi - fungsi

komunikasi yang dapat membantu Humas untuk membantu memahami

kinerja karyawannya, seperti yang dijelaskan oleh Onong Uchjana Effendy

bahwa “dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya,

komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah

sikap, kepercayan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena

komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to

face) dan terjadilah kontak pribadi (personal contact) yang dapat mengubah

sikap dan perilaku dari masing – masing individu seperti timbul rasa

keterbukaan, sikap mendukung, sikap positif, dan sikap kesetaraan. Selama

Humas dapat mengontrol dan mengerti dari setiap apa yang diinginkan oleh

karyawannya, maka dapat dikatakan sukses tugas fungsi dari seorang

humas. Ketika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan,

(27)

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa pentingnya kegiatan humas

seperti family gathering dalam suatu perusahaan / instansi pemerintahan

untuk menciptakan suatu kinerja yang baik dari setiap karyawannya yang

mana didalamnya orang-orang saling berdialog yang menimbulkan interaksi

antar personal dan melahirkan faktor kesamaan akan lebih meningkatkan

keakraban diantara komunikator dan komunikan. Proses pengalihan

informasi pada komunikasi antar personal selalu mengandung pengaruh

tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Bagaimana Komunikasi Antar Personal Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat Melalui Kegiatan Family Gathering Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawannya ?

1.2.2 Pertanyaan Mikro

1. Bagaimana keterbukaan (openness) Humas Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan Family Gathering

dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

2. Bagaimana empati (empathy) Humas Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan Family Gathering

dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

3. Bagaimana sikap mendukung (suppotiveness) ) Humas

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan

(28)

4. Bagaimana sikap positif (positiveness) Humas Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan Family

Gathering dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

5. Bagaimana kesetaraan (equality) Humas Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan Family Gathering

dalam meningkatkan kinerja karyawannya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menjelaskan

bagaimana Komunikasi Antarpersonal yang di gunakan humas Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan humas family gathering

dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keterbukaan (openness) humas Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan family

gathering dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

2. Untuk mengetahui empati (empathy) humas Badan Narkotika

Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan family gathering dalam

(29)

3. Untuk mengetahui sikap mendukung (suppotiveness) humas

Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan family

gathering dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

4. Untuk mengetahui sikap positif (positiveness) humas Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan family

gathering dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

5. Untuk mengetahui kesetaraan (equality) humas Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan family

gathering dalam meningkatkan kinerja karyawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan teoritis

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan secara teoritis memberikan

manfaat besar bagi Program Studi Ilmu Komunikasi umumnya dan bidang

humas khususnya, tentang Komunikasi Antar Personal. Sehingga pada

akhirnya, penelitiaan ini menyumbangkan keilmuan untuk mengembangkan

pemahaman dan studi yang berhubungan maupun yang terkait dengan

masalah kinerja karyawan.

1.4.2 Kegunaan praktis

1. Kegunaan penelitian, bagi peneliti yakni ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Komunikasi Antar

Personal dapat melatih kemampuan berfikir secara deskriptif,

juga sebagai proses belajar untuk dapat menerapkan pengalaman

(30)

2. Bagi peneliti selanjutnya, Diharapkan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran dalam konsep komunikasi Antarpersonal.

3. Bagi Universitas Komputer Indonesia, penelitian ini diharapkan

menjadi sebuah pengetahuan yang dapat dibaca dan dianalisa

kembali oleh mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan

bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan kajian yang sama,

sehingga dapat menunjang perkembangan dalam bidang Ilmu

Komunikasi serta dapat memberikan gambaran mengenai

pentingnya memahami Komunikasi Antar Personal pada sebuah

(31)

14

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia, yang sangat

mendasar. Seperti halnya, makan dan minuman, manusia, membutuhkan

komunikasi untuk kelangsungan hidupnya. Komunikasi diibaratkan seperti

detak jantung, keberadaannya, amat penting bagi kehidupan manusia,

namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

Sejak lahir manusia, telah melakukan komunikasi, dimulai dengan

tangis bayi pertama merupakan ungkapan perasaannya untuk membina,

komunikasi dengan ibunya. Semakin dewasa manusia, maka semakin rumit

komunikasi yang dilakukannya. Dimana, komunikasi yang dilakukan

tersebut dapat berjalan lancar apabila terdapat persamaan makna antara dua

pihak yang terlibat. Hal ini sesuai dengan pengertian dari komunikasi itu

sendiri yaitu :

"Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa, Inggris

"Communication" yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah

latin "Communis" yang dalam bahasa Indonesia berarti "sama" dan menurut

Sir Gerald Barry yaitu "Communicare" yang berarti berercakap-cakap". Jika

kita berkomunikasi, berarti kita mengadakan "kesamaan, dalam hal ini

(32)

Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia,

hampir 90% dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan

berkomunikasi. Dimanapun, kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi

macam apapun manusia selalu tetjebak dengan komunikasi. Dengan

berkomunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan-tujuan hidupnya, karena berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan

manusia yang amat mendasar. Oleh karna itu sebagai makhluk sosial

manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. la ingin

mengetahui lingkungan sekitarnya, Bahkan ingin mengetahui apa yang

terjadi dalam dirinya. Dengan rasa ingin tabu inilah yang memaksa manusia

perlu berkomunikasi.

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan proses

penyampaian simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal. Rangsangan

atau stimulus yang disampaikan komunikator akan mendapat respon dari

komunikan selama keduanya memiliki makna yang sama terhadap pesan

yang disampaikan Jika disimpulkan maka komunikasi adalah suatu proses,

pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang

terjadi di dalam seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih dengan

tujuan tertentu sebagaimana diharapkan oleh komunikator.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Effendy ada empat

fungsi utama dari kegiatan komunikasi, yaitu:

(33)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan

kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan

tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi

manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain

sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi,

pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan

atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setup individu yang berkomunikasi,

tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih

jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai

dengan apa yang diharapkan. (Wendy, 1997:36).

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuan. Seperti kegiatan lainnya, komunikasi

memiliki tujuan atau destination yang ingin dicapai oleh para pelaku

komunikasi. Menurut Schramm: "Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua

persfektif yaitu: kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan”.

Tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator

(34)

a. Memberikan informasi

Komunikasi merupakan proses satu pesan yang akan

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa informasi.

Melalui komunikasi, pesan tersebut disampaikan komunikator

kepada komunikan.

b. Mendidik

Dari sekedar memberikan informas akhirnya banyak input yang

disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas

pengetahuannya.

c. Menghibur

Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata

memberikan informasi dan pengetahuan melainkan juga, menghibur

perasaan komunikan. Hal ini sering dilakukan untuk mengakrabkan

ikatan emosional.

d. Menganjurkan suatu tindakan

Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang

dapat menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat

mempengaruhi komunikan melalui komunikasi.

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana

terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa

berlangsung secara berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui sebuah

(35)

yang dua arah atau timbal balik. (Effendy, 1986:50) adapun pengertian

komunikasi antarpribadi yang diungkapkan oleh Joseph A. Devito dalam

bukunya The Interpersonal Communication Book bahwa “komunikasi

antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan

antar dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”. (1984:4).

Menurut Vandeber, komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses

interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan atau perasaan. (Lliliweri, 1984:9) Effendy mengemukakan juga bahwa “pada

hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar seorang

komunikator dengan komunikan”. (Liliweri, 1997:12). Pada dasarnya

komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh komunikator mempunyai

tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan dengan

cara mengirimkan pesan dan prosesnya yang dialogis.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa

“dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap,

kepercayan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena

komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to

face). Antara komunikator dan komunikan saling bertatap muka, maka

terjadilah kontak pribadi (personal contact). Ketika komunikator

menyampaikan pesan kepada komunikan, umpan balik berlangsung seketika

dan komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap

(36)

2.2.1Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpersonal

Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu

pekerjaan. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh

pihak-pihak yang terlibat, didorong oleh faktor-faktor tertentu. Mengapa

manusia ingin melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya

jenis komunikasi antarpribadi yang sifatnya langsung dan tatap muka antar

pihak yang melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut.

Cassagrande berpendapat, manusia berkomunikasi karena:

a. Memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan

membagi kebahagiaan.

b. Dia ingin terlibat dalam proses perubahan.

c. Dia ingin berinteraksi hari ini dan memahami pengalaman

masalalu, dan mengantisipasi masa depan.

d. Dia ingin menciptakan hubungan baru. (Liliweri, 197:45)

Setiap orang selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan atas

perbedaan-perbedaan yang dia miliki. Perubahan tersebut terus

berlangsung seiring dengan perubahan masyarakat. Manusia

mencatat berbagai pengalaman relasi dengan orang lain di masa

lalu, memperkirakan apakah komunikasi yang dia lakukan

masih relevan untuk memenuhi kebutuhan di masa datang. Jadi,

minat komunikasi antarpribadi didorong oleh pemenuhan

(37)

Setiap manusia mempunyai motif yang mendorong dia untuk

berusaha memenuhi kebutuhannya.

2.2.2Jenis-jenis Komunikasi Antarpersonal

Seperti komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi pun mempunyai

jenis-jenisnya yang berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain. Menurut Onong Uchjana Effendy bahwa “Secara teoritis komunikasi antarpribadi

diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yakni:

1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang

berlangsung antar dua orang yakni yang seorang adalah

komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi yang

menerima pesan. Oleh karena pelaku komunikasinya dua orang,

maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens,

komunikator memusatkan perhatiannya hanya pada diri

komunikan itu.

2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication) adalah

komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang,

yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila

dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi

diadik lebih efektif, Karena komunikator memusatkan

perhatiannya hanya pada seorang komunikan, sehingga ia dapat

menguasai frame of reference komunikan, sepenuhnya juga

(38)

sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses

komunikasi. (1993:62).

Adapun ciri-ciri komunikasi anatrpribadi menurut Alo Liliweri yaitu:

1. Spontanitas, terjadi sambil lalu dengan media utama adalah tatap

muka.

2. Terjadi secara kebetulan diantara peserta yang identitasnya kurang

jelas.

3. Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja.

4. Kerapkali berbalas-balasan.

5. Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang dengan

hubungan yang bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan.

6. Harus membuahkan hasil.

7. Menggunakan lambang-lambang yang bermakna.

2.2.3Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpersonal

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi menurut Allo Liliweri terdiri atas:

a. Fungsi sosial

Komunikasi antarpribadi secara otomatis mempunyai fungsi sosial,

karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang

orang-orangnya berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikian, maka

fungsi sosial komunikasi antarpribadi mengandung aspek-aspek:

1. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan biologis dan

psikologis

(39)

3. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal

balik.

4. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu

diri sendiri.

5. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

b. Fungsi pengambilan keputusan.

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk

yang dikaruniai akal sebagai sarana berpikir yang tidak dimiliki oleh semua

makhluk di muka bumi. Karenanya ia mempunyai kemampuan untuk

mengambil keputusan dalam setiap hal yang harus dilaluinya. Pengambilan

keputusan meliputi penggunaan informasi dan pengaruh yang kuat dari

orang lain. Ada dua aspek dari fungsi pengambilan keputusan jika dikaitkan

dengan komunikasi yaitu:

1. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.

2. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.

2.2.4 Lima Kualitas Umum Komunikasi Antarpersonal

Devito menjelaskan mengenai efektivitas komunikasi interpersonal

dalam lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu “Keterbukaan

(openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).” (Devito, 1997: 259).

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif

(40)

bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat

hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri

mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan

pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.

Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan

peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara

terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal

ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan

ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.

Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan

terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran

(Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui

bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda

dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan

tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata

ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan

seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu

(41)

itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa

ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang

yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan

yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami

motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta

harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non

verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan

memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi

wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak

mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3)

sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat

sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya

dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan

empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.

Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,

bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan

sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara

(42)

mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,

komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif

terhadap diri mereka sendiri.

Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat

penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan

daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau

tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang

mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih

atletis dari pada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar

setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi

interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan

berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang

penting untuk disumbangkan.

Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,

ketidaksependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk

memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk

menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan

menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.

Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl

rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak

(43)

2.3Tinjauan Humas

2.3.1 Pengertian Humas

Menurut kamus Fund and wagnal American standard desk dictionary

seperti yang dikutip Linggar Anggoro:

Humas adalah segenap kegiatan dan teknik atau kiat yang digunakan

oleh organisasi untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan

tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak

terjangnya. (Anggoro, 2000; 2).

Berbeda dengan diatas, Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra

Teguh dan Ronny A.Rusli : Humas adalah berbagai program yang

dirancang untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau setiap

produknya. (Kotler,2000; 265).

2.3.2Tujuan Humas

Menurut Oemi Abdurachman, dalam bukunya Dasar Dasar Humas,

adalah “mengembangkan Goodwill dan memperoleh opini publik yang

favourable image atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang

baik dengan berbagai publik. (Abdurachman, 2001; 34). Menurut Oemi

Abdurachman tujuan Humas terbagi 2, yaitu:

1. Tujuan Internal

Membina hubungan baik antara manajemen dengan pegawai

sehingga tercipta komunikasi timbal balik.

(44)

Mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan

instansi, hingga terbentuk opini publik.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan Humas adalah untuk

membentuk, menciptakan, dan mempertahankan citra positif (+)

dari suatu perusahaan atau organisasi.

2.3.3 Ciri Ciri Humas

Menurut Onong U. Effendy, dalam buku nya Human Relations dan

Public Relations, ciri dari Humas adalah sebagai berikut :

1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

2.Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi dan publik yang

menjadi sasarannya. Baik itu publik internal maupun publik

eksternal.

3.Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang baik dan harmonis dengan publik dan mencegah terjadinya

rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi

ataupun dari pihak luar. (Effendy,1999; 31).

2.3.4 Fungsi Humas

Fungsi Humas menurut Cultip & Center and Canfield Ruslan Rosady dalam bukunya “Manajemen PR dan Media Komunikasi”, fungsi humas

(45)

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama (fungsi melekat pada manajeman organisasi).

2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,

persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang

diwakilinya atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbangan saran

kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat

bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan

mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi

ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif

bagi kedua belah pihak. (2006 : 19).

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan mengenai peranan

humas pada intinya adalah sebagai penghubung perusahaan yang

diwakilinya dengan publik, sebisa mungkin terus membina hubungan yang

harmonis dan saling menguntungkan, serta menciptakan citra positif bagi

perusahaan.

2.4Tinjauan Tentang Family Gathering

Family Gathering adalah kegiatan humas yang diselenggarakan oleh

suatu unit kerja baik di suatu perusahaan, maupun lembaga / instansi

pemerintahan yang dilakukan di suatu tempat terbuka baik berupa kegiatan

(46)

kebersamaan antar karyawan yang mana di dalamnya banyak sekali tejadi

hubungan komunikasi antarpersonal tanpa melihat kedudukan / jabatan

sekalipun, berupa komunikasi dua arah untuk berdialog, dalam rangka

menyamakan persepsi, konsepsi, dan koordinasi untuk melakukan langkah

selanjutnya. Adapun Kegiatan Family Gathering yang dilakukan Badan

Narkotika Provinsi Jawa Barat seperti Kegiatan Outbond, Pengajian, Jumat

santai, pisah sambut pejabat dan berlibur ke luar kota. Kegiatan family

gathering yang dinilai paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan di lingkungan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat adalah

kegiatan Outbond, kegiatan ini biasa dilakukan di Cikole Lembang maupun

di Garut setiap 4 bulan sekali, kegiatan outbond ini merupakan kegiatan yang didalamnya diisi dengan acara dan jenis aktivitas yang sifatnya game /

permainan yang bersifat penuh dengan tantangan yang harus dilalui dan

dilewati oleh karyawan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, bagaimana

setiap karyawan dilatih untuk saling membantu dan bekerjasama dalam

menghadapi setiap rintangan yang ada, dan kemudian hasil kebersamaan

dan semangat dari kegiatan outbond tersebut dapat di aplikasikan dalam

dunia kerja di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan menghasilkan

suatu kinerja yang baik dari setiap karyawannya.

2.5Tinjauan Tentang Kinerja Karyawan

Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan

(47)

pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi

dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan

serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan

operasional. Individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa

karakteristik, yaitu diantaranya :

1. Berorientasi pada prestasi

2. Memiliki percaya diri

3. Berpengendalian diri

4. Kompetensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja :

1. Kinerja baik dipengaruhi oleh 2 ( dua ) faktor :

a) Internal ( pribadi )

- Kemampuan tinggi, cerdas dalam berfikir

- Kerja keras

b) Eksternal ( lingkungan )

- Pekerjaan mudah

- Nasib baik

- Bantuan dari rekan-rekan

(48)

2. Kinerja yang buruk dipengaruhi oleh 2 ( dua ) faktor :

a) Internal ( pribadi )

- Kemampuan rendah

- Upaya sedikit ( tidak kreatif )

b) Eksternal ( lingkungan )

- Pekerjaan sulit

- Nasib buruk

- Rekan-rekan kerja yang tidak produktif

- Pemimpin yang kurang simpatik

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa

kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)

individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan

oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar

serta keinginan untuk berprestasi, yang mana suatu prestasi itu akan

menghasilkan suatu kepuasan tersendiri untuk dirinya maupun perusahaan

tempatnya bekerja. Dalam meraih suatu kepuasan kerja, diperlukan suatu

evaluasi yang lebih dikenal dengan penilaian kinerja.

Penilaian kinerja

Merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang

(49)

dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga

komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk

memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun

pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitik

beratkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja

dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan

yang ada.

Metode Penilaian Kinerja

1. Metode Tradisional

Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana

untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis

maupun sistematis. yang termasuk ke dalam metode tradisional

adalah :

a. Rating Scale

Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan

banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh atasan

atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya mengenai

inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap

tujuan kerjanya.

b. Employee Comparation

Metode ini merupakan metode penilaian yang dilakukan

dengan cara membandingkan antara seorang pegawai dengan

(50)

1. Alternation Ranking

Metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat

(ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang

tertinggi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

2. Paired Comparation

Metode penilaian dengan cara seorang pegawai

dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga

terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan diambil.

Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif

sedikit.

3. Porced Comparation

Metode ini sama dengan paired comparation, tetapi

digunakan untuk jumlah pegawai yang relative banyak.

c. Check List

Metode ini hanya memberikan masukan / informasi bagi

penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia.

d. Freeform Essay

Dengan metode ini seorang penilai diharuskan membuat

karangan yang berkenaan dengan orang / karyawan / pegawai

yang sedang dinilainya.

e. Critical Incident

Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian

mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari yang kemudian

(51)

berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya

mengenai inisiatif, kerjasama, dan keselamatan.

2. Metode Modern

Metode ini merupakan perkembangan dari metode

tradisional dalam menilai prestasi kerja.

a. Assessment Centre

Metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim

penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam,

maupun kombinasi dari luar dan dari dalam.

b. Management by Objective

Metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam

perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan

kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya

masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan.

c. Human Asset Accounting

Metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai individu modal

jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara

membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

Tujuan Penilaian Kinerja

1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.

2. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri

(52)

3. Pemeliharaan sistem.

4. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia bila terjadi

peningkatan.

Manfaat Penilaian Kinerja

1. Manfaat bagi karyawan yang dinilai

a. Meningkatkan motivasi.

b. Meningkatkan kepuasan hidup.

c. Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka.

d. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.

e. Pengembangan tentang pengetahuan dan kelemahan menjadi

lebih besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan

semaksimal mungkin.

f. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas .

g. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.

h. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan

bagaimana mereka mengatasinya.

i. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan.

j. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa

pun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi

(53)

k. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.

2. Manfaat bagi penilai ( supervisor / manager)

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan

kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman

selanjutnya.

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum

tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan

baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari

bawahannya.

d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.

e. Peningkatan kepuasan kerja.

f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa

takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka.

g. Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para

manajer maupun dari para karyawan.

h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai

dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap

bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar

(54)

i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan

juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari

karyawan dengan ide para manajer.

j. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada karyawan

apa yang sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari para

karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya,

menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan dari

manajer.

k. Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau

hubungan antara pribadi antara karyawan dan manajer.

l. Dapat sebagai sarana menimgkatkan motivasi karyawan dengan

lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi.

m.Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai

kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan

merevisi target atau menyusun prioritas kembali.

n. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan

tugas karyawan.

3. Manfaat bagi perusahaan

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan

(55)

1. Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan

dan nilai budaya perusahaan.

2. Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.

3. Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk

menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk

memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan

keterampilan karyawan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang

dilakukan oleh masing-masing karyawan.

c. Meningkatkan kualitas komunikasi.

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.

e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan

perusahaan.

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang

dilakukan oleh setiap karyawan.

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan.

i. Kemampuan mengenali setiap permasalahan.

j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai

oleh perusahaan.

k. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan

ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat

(56)

dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan

akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau

berpartisipasi secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari

penilaian kinerja akan menjadi lebih baik.

l. Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi

pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan

menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah

dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan

tanggung jawab secara kuat.

m.Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang

diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan

menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan

kinerja perusahaan.

2.6 Kerangka Pemikiran

2.6.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimana

Komunikasi Antar Personal Humas Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat

melalui kegiatan Family Gathering dalam meningkatkan kinerja

karyawannya. Memahami komunikasi dan hubungan antar pribadi dari

sudut pandang individu adalah menempatkan pemahaman men

Gambar

Gambar 2.1 Aplikasi Komunikasi Antarpersonal Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat
Gambar 4.1
Gambar. 4.2
Gambar 4.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian ini nampaknya tidak dapat mendukung pendapat Wentzel (2002) dan Linquist (1995) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara persepsi Keadilan Prosedural

Sekolah hendaknya tidak hanya memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memiliki nilai rendah tetapi juga kepada siswa yang memiliki nilai tinggi agar

A simple electric karting consists of a drive system (transmission, electric motor, and power electronics) and energy storage (battery) [5] as seen in Figure 1.. 1

1) Hasil pengkajian pasien bernama Tn. M dengan diagnosa medis sirosis hepatitis di dapatkan data sesak nafas, terutama ketika bangun tidur, bernafas menggunakan

PERENCANAAN MOT]LDINC SISTEM INJXKST UNTUK PF,MBIJATAN GELAS PLASTIK DENGAN BAEAN.. POL\ PROP\ LENE

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa karakter ikhlas, berani, rajin, halus, tenang, pandai, tekun, sederhana, semangat, dan percaya diri relevan dengan nilai

- Dari hasil analisa kuesioner didapatkan hasil bahwa jenis kecelakaan kerja pada pekerjaan galian tanah yang paling sering terjadi adalah terperosok ke dalam galian

Salah satu yang paling terkenal adalah konsep “membela kebenaran dan membasmi kejahatan” namun selain konsep tersebut sebenarnya superhero juga mengajarkan banyak