• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kerapatan Keranjang Peniris Pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Kerapatan Keranjang Peniris Pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KERAPATAN KERANJANG PENIRIS

PADA ALAT PENIRIS MINYAK TIPE SENTRIFUGAL

SKRIPSI

OLEH

RYANDY SANTOSO

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

SKRIPSI

Oleh:

RYANDY SANTOSO

080308026/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Achwil Putra Munir, STP, M.Si Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si

(3)

i

ABSTRAK

RYANDY SANTOSO : Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SYAIPUL BAHRI DAULAY.

Keripik buah adalah salah satu hasil pengolahan komoditi pertanian yang juga merupakan upaya untuk memperpanjang umur simpan komoditi tersebut. Oleh karena itu setiap proses dalam pengolahannya haruslah optimal, terutama dalam proses penirisannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial yaitu pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49 mesh. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, banyaknya minyak yang ditiriskan, dan persentase kerusakan hasil pada proses penirisan keripik pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji kerapatan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada pengamatan ke tiga parameter. Jenis kerapatan keranjang terbaik adalah KK3 (25 mesh) dengan kapasitas efektif alat sebesar 9,6333 kg/jam, banyaknya minyak yang ditiriskan sebesar 3,6667%, dan persentase kerusakan hasil sebesar 9,6667%.

Kata Kunci : alat peniris keripik, kerapatan keranjang, kualitas keripik

ABSTRACT

RYANDY SANTOSO : Hole density Test of Basket of Centrifugal drainer, superrvised by ACHWIL PUTRA MUNIR and SAIPUL BAHRI DAULAY

Fruit chips is one of agricultural commodity processing results and also an attempt to extend the shelf-life of the commodity. Therefore, every process in the processing must be optimal, especially in the draining process. The purpose of this research was to test the hole density of basket on centrifugal drainer to see the quality of chips produced. The research was conducted from July to September 2014 in the Laboratory of Agricultural Engineering, Agricultural Faculty, USU using a non factorial completely randomized design on basket with density of 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, and 49 mesh. Parameters measured were effective capacity of the drainer, the amount of oil that was drained, and the percentage of defects in draining banana chips. The results showed that the hole density had highly significant effect on the three parameters. The best type of basket density was KK3 ( 25 mesh ) with the effective capacity of 9.6333 kg/h, the amount of the drained oil was 3.6667 % , and the percentage of defects was 9.6667 %.

(4)

ii

Ryandy Santoso, dilahirkan di desa Liberia atau lebih tepatnya di Afdeling V, PTPN III Tanah Raja, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai pada tanggal 31 Juli 1990 dari pasangan ayahanda Rianto dan ibunda Syahridawati sebagai putra pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 1 Sei Rampah dan mengikuti Ujian Masuk Bersama (UMB) Universitas Sumatera Utara jalur Mitra PTPN III dan lulus di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Badan Kenadziran Mushollah (BKM) Al-Mukhlisin, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada tanggal 27 Juni sampai dengan 23 Juli 2011, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Afdeling V, PTPN III, Kebun Tanah Raja yang berjalan baik dari hari pertama hingga hari terakhir.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal. Usulan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Achwil Putra Munir, STP, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir, Saipul Bahri Daulay, MSi, selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan, saran, dan kritikan berharga kepada penulis sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta atas segala dukungan baik materi, doa, maupun semangatnya. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan Yogi Khairi Hasibuan, ST., Rinaldi Simanjuntak, Ahmad Rifai Siregar, Zulhakki Lubis, STP., Imam Syaifullah Nasution, Muhammad Ginta Munte, adinda Tri Rizky Wahyuni, adinda Nurul Hidayah Novianty, adinda Nurul Machfudzha dan Abangda David selaku staf di Laboraturium Keteknikan Pertanian, atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.

(6)

bersifat membangun untuk lebih menyempurnakannya.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kelanjutan kegiatan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa/i di program studi Keteknikan Pertanian.

Terima kasih

(7)

v

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Keripik Buah ... 6

Taksonomi pisang ... 6

Manfaat buah pisang ... 7

Keripik pisang ... 8

Pengolahan makanan ... 9

Alat Peniris Minyak ... 10

Manfaat penggunaan alat peniris minyak tipe sentrifugal ... 10

Prinsip kerja alat peniris minyak tipe sentrifugal ... 11

Motor listrik ... 12

Poros ... 12

Bantalan ... 13

Puli ... 14

V-Belt ... 15

Keranjang peniris ... 15

Kapasitas Efektif Alat ... 16

Banyaknya Minyak yang Ditiriskan... 16

Presentase Kerusakan Hasil ... 17

BAHAN DAN METODE ... 18

Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

Bahan dan Alat Penelitian ... 20

Metodologi Penelitian ... 20

Komponen alat ... 21

Persiapan alat ... 22

Persiapan bahan ... 22

Prosedur penelitian ... 23

Parameter penelitian ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

Kapasitas Efektif Alat ... 26

Banyaknya Minyak yang Ditiriskan... 27

Persentase Kerusakan Hasil ... 29

Hal-Hal yang Mempengaruhi Pengamatan Parameter ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

Kesimpulan ... 34

Saran ... 35

(8)

vi

No Hal

Pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap parameter ... 23 Pengujian kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif alat ... 24 Pengujian kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

No Hal

Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif

alat ... 27 Hubungan antara uji kerapatan terhadap banyaknya minyak yang

ditiriskan ... 29 Hubungan antara uji kerapatan terhadap kerusakan bahan

(10)

viii

No Hal

Tabel syarat mutu keripik pisang ... 37

Gambar alat tampak atas ... 38

Gambar alat tampak samping ... 39

Flowchart Penelitian ... 40

Tabel data penelitian ... 41

Perhitungan data penelitian ... 42

Daftar biaya penelitian ... 48

(11)

i

ABSTRAK

RYANDY SANTOSO : Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SYAIPUL BAHRI DAULAY.

Keripik buah adalah salah satu hasil pengolahan komoditi pertanian yang juga merupakan upaya untuk memperpanjang umur simpan komoditi tersebut. Oleh karena itu setiap proses dalam pengolahannya haruslah optimal, terutama dalam proses penirisannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial yaitu pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49 mesh. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, banyaknya minyak yang ditiriskan, dan persentase kerusakan hasil pada proses penirisan keripik pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji kerapatan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada pengamatan ke tiga parameter. Jenis kerapatan keranjang terbaik adalah KK3 (25 mesh) dengan kapasitas efektif alat sebesar 9,6333 kg/jam, banyaknya minyak yang ditiriskan sebesar 3,6667%, dan persentase kerusakan hasil sebesar 9,6667%.

Kata Kunci : alat peniris keripik, kerapatan keranjang, kualitas keripik

ABSTRACT

RYANDY SANTOSO : Hole density Test of Basket of Centrifugal drainer, superrvised by ACHWIL PUTRA MUNIR and SAIPUL BAHRI DAULAY

Fruit chips is one of agricultural commodity processing results and also an attempt to extend the shelf-life of the commodity. Therefore, every process in the processing must be optimal, especially in the draining process. The purpose of this research was to test the hole density of basket on centrifugal drainer to see the quality of chips produced. The research was conducted from July to September 2014 in the Laboratory of Agricultural Engineering, Agricultural Faculty, USU using a non factorial completely randomized design on basket with density of 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, and 49 mesh. Parameters measured were effective capacity of the drainer, the amount of oil that was drained, and the percentage of defects in draining banana chips. The results showed that the hole density had highly significant effect on the three parameters. The best type of basket density was KK3 ( 25 mesh ) with the effective capacity of 9.6333 kg/h, the amount of the drained oil was 3.6667 % , and the percentage of defects was 9.6667 %.

(12)

1 Latar Belakang

Secara teori, Indonesia adalah sebuah negara agraris yang berarti negara yang pendapatannya banyak bersumber dari pertanian. Tetapi pada faktanya, kata agraris tidaklah cocok diberikan kepada negara yang masih mengalami krisis bahan pangan ini. Pemerintah yang menetapkan kebijakan yang terkadang merugikan petani, kurangnya pengembangan teknologi dikalangan petani, dan luas areal pertanian yang semakin berkurang tiap tahunnya, seperti menjadi makanan pokok yang selalu dihidangkan untuk negara ini.

Terlepas dari kebijakan pemerintah, penerapan teknologi tepat guna dapat mengatasi masalah petani di Indonesia. Pada dasarnya teknologi ada dua jenis, yakni teknologi produksi dan teknologi pasca panen. Kedua masalah ini semakin melonjak di kalangan petani Indonesia, semakin berkurangnya lahan pertanian menjadi penyebab terbesar dari masalah teknologi produksi, dimana pengolahan dan perawatan lahan menjadi lebih rumit. Sedangkan untuk teknologi pasca panen, lebih mengarah pada pengolahan hasil pertanian itu sendiri.

(13)

2

tetapi bukan untuk memperoleh keuntungan melainkan untuk menjual produk pertaniannya yang hampir rusak agar tidak rugi. Oleh karena itu, petani Indonesia membutuhkan teknologi yang dapat menambah masa simpan sekaligus menjaga nilai produknya.

Petani Indonesia termasuk petani yang minim ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu penyuluhan berkelanjutan oleh badan yang bersangkutan sangat penting dilakukan. Pengenalan teknologi pertanian biasanya akan mengalami sedikit hambatan pada awalnya karena petani cendrung menyontek, dengan kata lain petani akan mengikuti perkembangan bila sudah ada pihak yang berhasil terlebih dahulu. Peran dinas pertanian setempat sangat dibutuhkan dalam pemberian contoh kepada para petani.

Buah-buahan adalah produk pertanian yang paling rawan, dalam artian mudah sekali rusak dan akan menimbulkan kerugian besar bagi petani bila tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut. Setiap panen raya berlangsung selalu diwarnai dengan timbunan produk buah-buahan, harga jual buah yang merosot, dan kerugian besar bagi petani. Oleh karena itu pemerintah telah menginstruksikan kepada para teknisi agar mampu mengeluarkan alat yang dapat mengatasi masalah panen raya tersebut. Sejalan dengan itu, alat-alat inovatif pun telah banyak dihasilkan dari karya seni para teknisi Indonesia.

(14)

tetap bisa ditawarkan kepada konsumen dengan mutu dan rasa yang lebih baik dan menarik. Pasangan alat ini adalah alat peniris tipe sentrifugal (sentrifuse) yang dirancang khusus untuk menyempurnakannya. Keripik buah yang telah digoreng biasanya akan ditiriskan dan dapat menurunkan kualitasnya karena disangsikan strukturnya akan berubah bila terlalu lama terkena udara. Oleh karena itu, penggunaan alat peniris tipe sentrifugal ini akan sangat membantu, tidak perlu menunngu lama untuk menghilangkan kandungan minyak dalam keripik, cukup 5 menit, keripik sudah bebas minyak dan dapat dikemas.

Alat peniris sentrifuse ini telah banyak dijual di pasaran dengan model, spesifikasi, dan kapasitas yang beraneka ragam. Berbagai keunggulan yang ditambahkan pada beragam jenis alat ini juga menjadi senjata para produsen untuk memikat hati konsumen. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain adalah daya listrik kecil, waktu penirisan yang singkat (hanya 20 detik/proses), dan kapasitas alat yg relatif besar (sampai 3 kg/proses). Tapi jarang sekali produsen yang mencantumkan kelemahan alatnya pada brosur pemasaran, mungkin dikarenakan memang tidak ada kelemahan pada alatnya atau malah untuk menutupi kelemahan-kelemahan tersebut.

(15)

4

alat/mesin yang inovatif tidak hanya dilihat dari efisiensi, tetapi juga efektivitas alat tersebut.

Masalah selanjutnya terletak pada sistem kerja alat, dimana semua komponen harus sinergis guna meningkatkan efektivitas alat. Contohnya saja pada pemakaian jenis keranjang peniris yang terkadang tidak sesuai dengan kecepatan putaran (rpm) yang malah akan menjadi penyebab meningkatnya persentase bahan rusak. Penggunaan pulley yang lebih kecil akan menghasilkan putaran yang lebih cepat dan secara otomatis dapat mempercepat waktu proses, tapi mungkin tidak sinergis dengan kerapatan keranjang peniris yang digunakan bila nilai kerapatannya terlalu besar atau terlalu kecil. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal (sentrifuse) ini.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Hipotesis Penelitian

Diduga terdapat pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan dan kapasitas efektif alat peniris minyak tipe sentrifugal.

Kegunaan Penelitian

(16)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

(17)

6

TINJAUAN PUSTAKA

Keripik Buah

Indonesia memiliki aneka jenis tanaman buah tropis. Pada musim panen, produksi buah-buahan melimpah sehingga tidak terserap pasar dan harganya turun. Buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi sehingga mudah rusak dan umur simpannya pendek. Untuk meningkatkan umur simpan dan nilai tambah, buah-buahan dapat diolah menjadi keripik.

Salah satu produk olahan buah yang dapat dikembangkan dan mempunyai

pasar yang cukup baik adalah keripik. Keripik buah lebih tahan disimpan

dibandingkan buah segarnya karena kadar airnya rendah dan tidak lagi terjadi

proses fisiologis seperti buah segarnya. Salah satu upaya mempertahankan mutu

dan daya simpan buah adalah mengolahnya menjadi makanan kering (keripik

buah). Pengolahan buah menjadi keripik perlu dukungan teknologi sehingga

kualitas keripik yang dihasilkan dapat diterima konsumen (Kamsiati,2010).

Taksonomi pisang

(18)

daun lengkap, karena memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Tangkai daun bila dipotong melintang bentuknya seperti bulan sabit. Dan berikut ini adalah klasifikasi tanaman pisang;

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae (suku pisang-pisangan) Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca

(Pranitasari, 2011). Manfaat buah pisang

(19)

8

mengobati infeksi saluran kencing, disentri dan diare, selain itu juga digunakan untuk mengobati kebotakan karena gugurnya rambut. Bila dalam bentuk bubuk, digunakan juga untuk mengobati anemia dan kekurangan gizi. Buahnya yang belum masak digunakan untuk makanan orang yang menderita haemoptisi dan diabetes. Tepung yand dibuat dari pisang digunakan untuk mengobati dispepsia (Pranitasari, 2011).

Keripik pisang

Keripik pisang biasanya dibuat dari pisang mentah karena pisang masak tidak dapat dibuat keripik dengan menggunakan penggoreng biasa. Namun dengan menggunakan mesin penggoreng vakum, pisang masak dapat diolah menjadi keripik. Bahan yang digunakan adalah pisang yang masak 100%, yaitu pisang yang daging buahnya sudah berwarna kuning, tekstur buah cukup lunak, dan rasanya enak/manis. Pisang kepok, pisang kapas, dan pisang awa dapat diolah menjadi keripik pisang dengan menggunakan mesin penggoreng vakum. Buah pisang dikupas, diiris dengan ketebalan 2−3 mm, lalu digoreng dengan mesin penggoreng vakum pada suhu 100ºC dengan tekanan -640 sampai -680 mmHg. Keripik pisang yang dihasilkan memiliki rasa enak dan manis, bertekstur cukup renyah dan warnanya kuning menarik meskipun tanpa tambahan bumbu dan pewarna. Keripik pisang yang disukai panelis adalah keripik pisang kepok dan kapas. Rendemen keripik pisang kapok sebesar 45,94%, pisang awa 39,29%, dan pisang kapas 39,09% (Kamsiati, 2010).

Pengolahan makanan

(20)

di bidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakn melalui sistem pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir. Wilayah pengembangan mekanisasi pertanian dibagi atas: wilayah tipe I-A atau wilayah lancar, wilayah tipe I-B atau wilayah siap, wilayah tipe II atau wilayah setengah siap atau secara ekonomi kurang menguntungkan, dan wilayah tipe III atau wilayah mekanisasi pertanian terbatas (Hardjosentono, dkk., 1996).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :

a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia. b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian. c. Menurunkan ongkos produksi.

(21)

10

f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

Alat Peniris Minyak

Dahulu, sebelum ada inovasi untuk menciptakan alat peniris minyak mekanis, manusia menggunakan kawat berbentuk jaring untuk meniriskan minyak. Bahan yang akan ditiris diletakkan di atas kawat jaring tersebut agar minyak pada bahan turun dengan adanya gaya gravitasi. Alat peniris sederhana inilah yang terus dipakai dalam proses penirisan minyak pada bahan makanan.

(22)

minyak pada abon tersebut. Kandungan minyak yang terlalu banyak akan menyebabkan bau tengik. Proses penirisan secara tradisional sulit untuk meminimalkan kandungan minyak pada abon tersebut. Sentrifugasi merupakan salah satu cara pemisahan campuran menjadi dua fraksi atau lebih berdasarkan gaya sentrifugal yang diberikan dan perbedaan besarnya massa. Sentrifugasi merupakan cara pemisahan yang modern dan efisien serta banyak digunakan jika dibandingkan cara pemisahan lain seperti pengendapan yang efisiensinya relatif rendah dan perlu waktu lama. Gaya yang besar dapat diperoleh dengan cara memberikan gaya sentrifugal pada alat sentrifugasi. Gaya gravitasi masih tetap masih berperan dalam sentrifugasi sehingga gaya total yang bekerja merupakan gabungan antara gaya sentrifugal dengan gravitasi seperti pada siklon. Pada peralatan sentrifugasi skala industri, gaya sentrifugal akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada gaya gravitasi sehingga pengaruh gravitasi pada umumnya dapat diabaikan pada analisis pemisahan cara sentrifugasi ini (Purwantana, dkk, 2004).

(23)

12

Manfaat penggunaan alat peniris minyak tipe sentrifugal

Salah satu mesin yang sangat berguna di bisnis kuliner adalah mesin pengering minyak (spinner). Mesin ini bisa mengurangi kadar minyak di produk setelah digoreng. Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan setelah menggunakan mesin ini, antara lain :

1. Menghemat minyak goreng

Penggunaan mesin ini bisa menghemat banyak minyak dalam proses memasak. Setelah produk Anda goreng, kandungan minyak goreng yang melekat padanya masih banyak. Dengan menggunakan mesin spinner, minyak goreng akan keluar dalam jumlah yang signifikan. Apalagi untuk produk-produk seperti abon, kacang goreng, dll.

2. Produk lebih sehat

Mengurangi kadar minyak goreng pada produk akan menjadikan makanan lebih sehat dan natural. Ini sudah banyak disadari oleh banyak kalangan.

3. Produk lebih renyah

Kandungan minyak goreng yang ada pada produk bisa menjadikan produk kurang renyah dan lembek. Dengan menggunakan mesin pengering minyak, produk akan menjadi lebih renyah dan crispy.

4. Disukai konsumen

Konsumen pasti menyukai produk yang lebih renyah, lebih sehat, dan tidak menimbulkan perasaan “eneg”. Nah, dengan manfaat mesin spinner sebelumnya, konsumen akan lebih menyukai produk.

(24)

Prinsip kerja alat peniris minyak tipe sentrifugal

Alat peniris minyak tipe sentrifugal ini bekerja berdasarkan prinsip putaran sentrifugal. Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai, kripik hasil penggorengan di masukkan ke dalam keranjang peniris. Terdapat tiga buah keranjang peniris yang berbentuk setengah lingkaran, dimana bentuk dan dimensinya didesain agar bahan yang akan ditiriskan tidak rusak dan penirisan dapat dilakukan secara optimal. Keranjang peniris dikaitkan dengan poros 10 putaran, lalu keranjang peniris diputar dengan tenaga motor listrik. Minyak sisa penggorengan yang melekat pada kripik akan terlempar keluar dan ditahan oleh wadah penahan minyak. Sisa minyak yang tertahan di wadah penahan akan sendirinya ke bawah lalu akan keluar melalui saluran pembuangan minyak.

Motor listrik

(25)

14

Poros

Poros adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam konstruksi mesin. Poros biasanya berfungsi untuk mentransmisikan daya. Poros ada yang berpenampang bujur sangkar (disebut poros bujur sangkar) dan ada yang berpenampang lingkaran (disebut poros lingkaran), akan tetapi kebanyakan poros adalah berpenampang lingkaran karena fungsinya digunakan untuk mentransmisikan daya. Sedangkan poros berpenampang bujur sangkar biasanya hanya digunakan untuk menumpu beban saja (Jamal dan Asnawi, 2008).

Poros dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Poros dukung; poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin yang berputar.

2. Poros transmisi/poros perpindahan, poros yang terutama dipergunakan untuk memindahkan momen puntir.

Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros berputar. Pada umumnya poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan (Stolk dan Kros, 1981).

Bantalan

(26)

bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Stolk dan Kross, 1986).

Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan luncur dan bantalan gelinding. Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan, karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru). Berdasarkan arah beban terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan radial yang arah bebannya tegak lurus sumbu poros, bantalan aksial yang arah bebannya searah sumbu poros, dan bantalan gelinding khusus yang arah bebannya sejajar dan tegak lurus sumbu poros (Sularso dan Suga, 2002).

Puli

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sproket pada poros. Jika pada suatu konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter dp dan puli yang digerakkan n2 dan diameternya Dp, maka perbandingan putaran dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

p

(27)

16

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk

( Mabie and Ocvirrk, 1967 ). V-belt

Sabuk bentuk trapesium atau bentuk V dinamakan demikian karena sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan slipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan.

Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk meyalurkan tenaga tergantung dari:

1. Regangan sabuk pada pulley

2. Gesekan antara sabuk dan pulley

3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley

4. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi regangan dan singgungan)

(28)

Keranjang peniris

Keranjang peniris adalah bagian dari mesin peniris minyak dan merupakan tempat peletakan bahan yang akan ditiriskan. Keranjang peniris ini berbentuk tabung silinder dan terdapat lubang-lubang pada permukaannya. Prinsip kerja dari tabung peniris adalah untuk meniriskan minyak dengan menggunakan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini akan mampu mengeluarkan minyak dari bahan karena adanya gaya yang keluar dari pusat lingkaran. Dan gaya sentrifugal itu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

� =��² ...(2)

Keterangan :

F : Gaya sentrifugal (N) m : Massa bahan (kg) v : Kecepatan putar (m/s)

r : Jari-jari keranjang peniris (mm)

Dan akibat dari gaya sentrifugal yang terjadi maka didapatkan tekanan (preasure) yang menuju kesegala arah sehingga rumus tekanan yaitu :

� =� ...(3)

Keterangan :

P : Tekanan yang menuju kesegala arah (N/m²) F : Gaya sentrifugal (N)

A : Luasan bangunan (m²)

(29)

18

��=��

2� ...(4)

Keterangan :

�� : Tegangan (Mpa)

P : Tekanan segala arah (N/m²) T : Tinggi keranjang (mm) (Romadloni, 2012).

Bahan yang dipakai untuk keranjang peniris ini adalah stainless. Berikut ini beberapa kelebihan dari bahan stainless yaitu:

1. Memiliki daya tahan tinggi terhadap korosi.

2. Memberikan penampilan menarik dengan kualitas tinggi dalam berbagai aplikasi.

3. Kemampuan stainless untuk dapat dengan mudah dibersihkan memberikan keuntungan higienis yang besar.

(Romadloni, 2012) Kapasitas Efektif Alat

(30)

yang dipakai adalah kg/jam, maka kapasitas efektif alatnya menjadi 7,2 kg/jam (Hamimi, 2011).

Banyaknya Minyak yang Ditiriskan

Pengukuran minyak yang berhasil ditiriskan dapat dilakukan dengan cara berat sampel awal sebelum penirisan dikurang berat sampel setelah penirisan, kemudian dibagi dengan berat sampel sebelum penirisan. Atau dapat menggunakan rumus :

�� =��1−�2

�1 � � 100% ...(5)

Dimana :

Km = Minyak yang berhasil ditiriskan (%) P1 = Berat sampel sebelum penirisan (gr) P2 = Berat sampel setelah penirisan (gr) (Hamimi, dkk, 2011).

Persentase Kerusakan Hasil

(31)

20

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah buah pisang yang telah diiris tipis, minyak goreng, keranjang peniris, dan air secukupnya.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat penggorengan, alat peniris tipe sentrifugal, kawat stainless alat tulis, kalkulator, komputer, ember/wadah penampung, dan stopwatch.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu Kerapatan Keranjang (KK) alat peniris. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan.

Faktor kerapatan keranjang alat pencetak : KK

1 = 4 mesh KK

2 = 16 mesh KK

3 = 25 mesh KK

4 = 36 mesh KK

(32)

Komponen alat

Alat peniris minyak tipe sentrifugal ini, mempunyai beberapa bagian penting, yaitu:

1. Kerangka alat

Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi plat. Alat ini mempunyai panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 33 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan setiap komponen alat peniris minyak tipe sentrifugal. Pada alat ini digunakan motor listrik dengan tenaga 0,5 HP dan kecepatan putaran sebesar 1400 rpm.

3. Poros

Terletak ditengah yang terbuat dari besi as dengan diameter 3 cm.

4. Bearing / bantalan

Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat.

5. Pulley

Pulley yang digunakan mempunyai ukuran 7 inchi untuk kecepatan 400 rpm diletakkan pada motor dan pulley 2 inchi terdapat pada poros.

6. Keranjang peniris

(33)

22

dengan poros putaran dan dapat dilepaskan untuk mempermudah saat pengisian dan pengeluaran bahan.

7. Wadah penahan minyak

Wadah penahan minyak ini merupakan bagian komponen alat yang berfungsi sebagai penahan minyak sisa penggorengan yang terlempar dari keranjang peniris akibat putaran.

8. Sabuk V (v-belt)

V-belt berfungsi sebagai penerus tenaga dari elektromotor diteruskan ke poros putaran yang kemudian akan memutar keranjang peniris.

Pelaksanaan penelitian

Persiapan alat

1. Dibersihkan alat dari kotoran yang menempel.

2. Diperiksa alat pada bagian mur dan baut yang mengalami pengenduran untuk meningkatkan keselamatan kerja.

3. Dibersihkan keranjang peniris hingga lubang peniris tidak ada yang tersumbat.

4. Dipersiapkan Keranjang peniris 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49

mesh.

5. Dinyalakan alat, hal ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dalam keadaan dapat dioperasikan dengan baik

Persiapan bahan

(34)

4. Keripik buah siap untuk ditiriskan.

Prosedur penelitian

1. Dipasang keranjang peniris sesuai dengan KK yang diinginkan 2. Ditimbang bahan yang akan ditiriskan.

3. Dimasukkan bahan kedalam keranjang peniris

4. Dihidupkan motor listrik dengan menghubungkan steker motor listrik pada sumber arus listrik.

5. Ditentukan dan dicatat lama waktu penirisan, yakni 3 menit. 6. Diangkat bahan yang telah selesai ditiriskan.

7. Ditimbang bahan setelah penirisan.

8. Dipisahkan bahan hasil tirisan, antara bahan yang utuh dan bahan yang rusak akibat penirisan.

9. Ditimbang bahan yang rusak akibat penirisan. 10.Diamati parameter yang diinginkan.

Parameter penelitian

Beberapa parameter yang akan diamati pada penelitian kali ini mencakup tiga hal utama, antara lain:

1. Kapasitas efektif alat

(35)

24

waktu yang dibutuhkan untuk satu kali penirisan. Secara matematis dapat dihitung menggunakan rumus :

��

=

�������������������������������� (��)

������������������ (���)

...(6)

2. Banyaknya minyak yang ditiriskan

Perhitungan minyak yang dapat ditiriskan (liter) dilakukan dengan menimbang minyak goreng yang terdapat dalam wadah penampung minyak setiap satu kali proses penggorengan, atau dapat dengan menggunakan rumus (5).

3. Presentase kerusakan hasil

Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi berat bahan yang rusak dengan berat bahan awal (sebelum ditiriskan) dikali dengan 100%. Yang dimaksud dengan berat bahan yang rusak adalah bahan yang telah ditiriskan mengalami kerusakan struktur atau patahan lebih dari 10% dari keutuhan struktur keripik buah tersebut. Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus:

% Kerusakan hasil = x100%

awal bahan Berat

rusak yang bahan Berat

(36)

25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa uji kerapatan keranjang peniris pada proses penirisan keripik dengan menggunakan alat peniris tipe sentrifugal memberikan pengaruh terhadap kualitas keripik hasil penirisan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1 dibawah.

Tabel 1. Pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap parameter KK

KM : Banyak minyak yg ditiriskan KE : Kapasitas efektif alat KK : Kerapatan keranjang

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai kapasitas olah tertinggi terdapat pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh sebesar 9,8667 kg/jam dan yang terendah terdapat pada jenis kerapatan keranjang 49 mesh sebesar 9,4333kg/jam. Sedangkan nilai tertinggi dari banyaknya minyak yang ditiriskan terdapat pada jenis kerapatan 49 mesh sebesar 5,6667% dan yang terendah terdapat pada jenis kerapatan 4 mesh sebesar 1,3333%. Dan untuk persentase kerusakan hasil tertinggi terdapat pada jenis kerapatan 49 mesh sebesar 16,6667% dan yang terendah terdapat pada jenis kerapatan 4 mesh sebesar 2,3333%.

(37)

26

Kapasitas Efektif Alat

Nilai kapasitas efektif alat ini diperoleh dengan cara membandingkan antara berat bahan yang berhasil ditiriskan yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) dan lamanya waktu penirisan yang dinyatakan dalam satuan jam. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hamimi (2011) yang menyatakan bahwa Kapasitas efektif alat adalah nisbah antara berat bahan yang berhasil ditiriskan dengan lama waktu penirisan. Untuk pengujian kapasitas efektif alat ini dapat dilakukan dengan menghitung lamanya waktu proses penirisan menggunakan stop watch. Setelah peoses penirisan selesai, bahan yang telah berkurang kadar minyaknya ditimbang beratnya. Kemudian dilakukan perhitungan dengan mengkonversikan waktu yang tercatat dalam menit kedalam jam terlebih dahulu.

Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada Tabel 1, dengan catatan bahwa berat bahan awal (sebelum penirisan) ditetapkan sebanyak 500 gr, atau 0,5 kg. Sedangkan waktu untuk lamanya penirisan ditetapkan sebanyak 3 menit, atau 0,05 jam. Data hasil pengamatan untuk kapasitas efektif alat ini adalah seperti ditunjukan oleh Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Pengujian kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif alat KK

KK : Kerapatan keranjang M : Berat bahan awal

M’ : Berat bahan hasil penirisan T : Waktu penirisan

(38)

9,40

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada penelitian yang dilakukan sebelumnya tidak terdapat kesenjangan data yang mencolok. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai berat bahan hasil penirisan yang tertinggi adalah 0,4933 kg dan yang terendah adalah 0,4717 kg, begitu juga dengan nilai kapasitas efektif alat yang terbesar adalah 9,8667 kg/jam dan yang terkeci adalah 9,4333 kg/jam.

Hubungan antara uji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal dengan kapasitas efektif alat dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif Alat

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa penirisan dengan berbagai jenis kerapatan keranjang akan menghasilkan nilai keefektivitasan alat yang beraneka ragam pula. Gambar 1 juga menunjukan hubungan terbalik antara jenis kerapatan keranjang dan kapasitas efektif alat penirisnya. Intinya, semakin tinggi nilai kerapatannya, nilai kapasitas efektif alatnya malah akan semakin rendah.

Banyaknya Minyak yang Ditiriskan

(39)

28

sebelum penirisan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Hamimi (2011) yang menyatakan bahwa Pengukuran minyak yang berhasil ditiriskan dapat dilakukan dengan cara berat sampel awal sebelum penirisan dikurang berat sampel setelah penirisan, kemudian dibagi dengan berat sampel sebelum penirisan atau dapat dengan menggunakan rumus (5) dimana minyak yang ditiriskan dihitung dengan menghitung selisih antara berat bahan hasil penirisan dengan berat awal bahan dan dinyatakan dalam persen. Untuk lebih jelasnya, lihat data yang ditunjukan oleh Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Pengujian kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan.

KK : Kerapatan keranjang M : Berat bahan awal

M’ : Berat bahan hasil penirisan T : Waktu penirisan

KM : Banyak minyak yang ditiriskan

Tabel 3 menunjukan adanya pengaruh dari kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan. Banyak minyak yang ditiriskan terkecil terdapat pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh sebesar 0,0067 kg (1,3333%) dari total berat bahan sebelum penirisan dan terbesar pada jenis kerapatan keranjang 49 mesh sebesar 0,0283 (5,6667%) kg dari total berat bahan sebelum penirisan.

(40)

0

Gambar 2. Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan.

Dari Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa jenis kerapatan keranjang memiliki pengaruh terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan pada penirisan keripik menggunakan alat peniris tipe sentrifugal. Antara jenis kerapatan keranjang dan banyaknya minyak yang ditiriskan memiliki hubungan lurus,yang artinya semakin besar nilai kerapatannya maka semakin besar pula banyak minyak yang ditiriskan.

Persentase Kerusakan Hasil

(41)

30

Tabel 4. Pengujian kerapatan keranjang terhadap persentase kerusakan hasil KK

KK : Kerapatan keranjang M : Berat awal bahan

M’ : Berat bahan hasil penirisan KH : Kerusakan hasil

Dari Tabel 4 dapat dilihat adanya kesenjangan yang cukup besar pada kerusakan bahan hasil penirisan. Nilai terendah adalah 0,0117 kg (11,7 gr) pada kerapatan keranjang 4 mesh dan tertinggi adalah 0,0833 kg (83 gr) pada kerapatan keranjang 49 mesh. Kesenjangan data yang diperoleh diakibatkan oleh perbedaan jenis kerapatan keranjang yang dipakai. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 3 berikut.

Gambar 3. Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap kerusakan bahan hasil penirisan

(42)

Hal-Hal yang Mempengaruhi Pengamatan Parameter

Setelah dilakukan penelitian, akhirnya diketahui ada beberapa hal yang mempengaruhi pengamatan ketiga parameter, yaitu :

1. Gaya sentrifugal

Gaya sentrifugal yang terjadi pada saat mesin peniris mulai bekerja akan memberikan dampak pada bahan (keripik pisang) yang ada dalam keranjang peniris. Perputaran ketiga keranjang pada awalnya hanya menghasilkan gaya sentripetal dimana gaya tersebut bergerak menuju pusat. Sedangkan saat keranjang tersebut diisi bahan, maka keadaannya menjadi berbeda. Walaupun posisi keranjang tidak berubah, tapi keadaan bahan dalam keranjang akan berubah-ubah, akibatnya muncul gaya sentrifugal. Gaya inilah yang akan menghempaskan bahan keluar dari pusat putaran yang sekaligus memberikan tekanan pada bahan sehingga mempermudah proses pemisahan minyak dari bahan. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Romadloni (2012) yang menyatakan bahwa prinsip kerja dari keranjang peniris adalah untuk meniriskan minyak dengan menggunakan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini akan mampu mengeluarkan minyak dari bahan karena adanya gaya yang keluar dari pusat lingkaran. Dan akibat dari gaya sentrifugal yang terjadi maka didapatkan tekanan (preasure) yang menuju kesegala arah. Dengan adanya gaya sentrifugal dan tekanan maka mempengaruhi tegangan yang terjadi pada permukaan dinding keranjang peniris.

(43)

32

massa. Sentrifugasi merupakan cara pemisahan yang modern dan efisien serta banyak digunakan jika dibandingkan cara pemisahan lain seperti pengendapan yang efisiensinya relatif rendah dan perlu waktu lama. Gaya yang besar dapat diperoleh dengan cara memberikan gaya sentrifugal pada alat sentrifugasi. Gaya gravitasi masih tetap masih berperan dalam sentrifugasi sehingga gaya total yang bekerja merupakan gabungan antara gaya sentrifugal dengan gravitasi seperti pada siklon. Pada peralatan sentrifugasi skala industri, gaya sentrifugal akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada gaya gravitasi sehingga pengaruh gravitasi pada umumnya dapat diabaikan pada analisis pemisahan cara sentrifugasi ini.

2. Kerapatan keranjang peniris

Akibat dari bentuk dasar keranjang peniris itu sendiri yakni tabung silinder dengan lubang-lubang pada permukaannya. Maka sesuai dengan penelitian dari Purwantana dkk (2004), lubang-lubang pada permukaan keranjang peniris akan menjadi tempat keluaran minyak yang telah terpisah dari bahan akibat adanya gaya sentrifugal.

(44)
(45)

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Uji kerapatan keranjang memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas efektif alat, banyaknya minyak yang ditiriskan, dan persentase kerusakan hasil penirisan keripik.

2. Nilai kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada kerapatan keranjang 4

mesh yaitu sebesar 9,867 kg/jam dan nilai terendah terdapat pada kerapatan keranjang 49 mesh yaitu sebesar 9,433 kg/jam.

3. Nilai tertinggi dari banyaknya minyak yang ditiriskan terdapat pada kerapatan keranjang 49 mesh yaitu sebesar 5,66% atau sekitar 0,0283 kg (28,3 gr) dan yang terendah terdapat pada kerapatan keranjang 4 mesh

yaitu sebesar 1,34% atau sekitar o,oo67 kg (6,7 gr).

4. Untuk nilai tertinggi persentase kerusakan bahan terdapat pada kerapatan keranjang 49 mesh yaitu sebesar 16,667% atau sekitar 0,0833 kg (83,3gr) dan nilai terendah terdapat pada kerapatan keranjang 4 mesh yaitu sebesar 2,333% atau sekitar 0,0117 kg (11,7 gr).

(46)

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk berbagai jenis bahan berupa keripik buah.

(47)

36

DAFTAR PUSTAKA

Agrowindo, 2010. Mesin Peniris Minya

Akmal, J. dan Asnawi Lubis, 2008. Jurnal Faktor Konsentrasi Tegangan pada Poros bertingkat dari Penampang Lingkaran ke Penampang Bujursangkar. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Hamimi, 2011. Uji kinerja mesin peniris minyak goreng pada keripik. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Volume 16, No. 1, Halaman 91-100.

Hardjosentono, dkk., 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Hartanto, 1997. Mekanisasi Tanaman Pangan. CV Bakti Aksara. Bengkulu. Kamsiati, E., 2010. Peluang pengembangan teknologi pengolahan keripik buah

dengan menggunakan penggoreng vakum. Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), Halaman 73-77.

Mabie, H. H. and F.W. Ocvirk, 1967. Mechanics and Dynamic of Machinery. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.

Maksindo, 2013. Mesin Spinner Pengering Minyak pengering-minyak.htm [20 Juni].

Pranitasari, N., 2011. Pisang (Musa paradisiaca). http://novi-biologi.blogspot. com/2011/08/blog-post.html [20 Juni].

Pratomo, M dan Irwanto., 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Purwantana, B., dkk., 2004. Desain mesin peniris abon tipe sentrifugal untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas pembuatan abon skala industri rumah tangga. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU, Medan.

Romadloni, BS., 2012. Perancangan mesin peniris minyak pada kacang telur. Laporan Proyek Akhir Program Studi Teknik Mesin FT-UNY,

Yogyakarta.

Roth, L.O., F.R.Crow, and G.W.A. Mahoney, 1982. Agriculture Engineering. AVI Publishing. Westport, USA.

Stolk, J. dan C. Kross, 1981. Elemen Mesin : Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Terjemahan Hendersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta. Stolk, J. dan C. Kross, 1986. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan

Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta. Sularso dan K. Suga, 2002. Dasar Perencanan dan Pemilihan Elemen Mesin.

(48)
(49)

38

(50)
(51)

40 Lampiran 4. Flowchart penelitian

Pengambilan data gagal (Error)

Pemasangan keranjang peniris

Penimbangan berat bahan yang akan

ditiriskan

Proses penirisan

Pemisahan antara bahan utuh dan bahan rusak

Penimbangan bahan utuh dan bahan rusak

Pengamatan parameter

Analisis data Mulai

Selesai Persiapan alat

(52)

Lampiran 5. Tabel data penelitian

KK : Kerapatan keranjang U : Ulangan

M : Berat bahan awal

M’ : Berat bahan setelah penirisan T : Waktu penirisan

KE : Kapasitas efektif alat

(53)

42

Lampiran 6. Perhitungan data

No KK U M (gr) T (menit) M' (gr) KH (gr)

KK : Kerapatan keranjang M : Berat bahan awal T : Waktu penirisan

M’ : Berat bahan setelah penirisan

Diketahui : Tabel diatas

Ditanya : A. Kapasitas efektif alat (kg)

B. Banyak minyak yang ditiriskan (%) C. Persentase kerusakan bahan (%) Jawaban :

A.Kapasitas efektif alat (KE)

(54)

Lampiran 6. (lanjutan)

Rata-rata = 9,867 kg/jam 2. KK 16 mesh

Rata-rata = 9,733 kg/jam 3. KK 25 mesh

Rata-rata = 9,633 kg/jam 4. KK 36 mesh

�� = 480 ��

(55)

44

Rata-rata = 9,600 kg/jam 5. KK 49 mesh

Rata-rata = 9,433 kg/jam

B.Banyak minyak yang ditiriskan (KM)

(56)
(57)

46

C.Persentase kerusakan hasil (KH)

(58)
(59)

48

Lampiran 7. Daftar biaya penelitian

No Perihal Biaya Keterangan

1 Biaya pembuatan alat

peniris tipe sentrifugal. Rp 2.000.000

- Biaya per-orang saat pembuatan alat.

2 Pembuatan keranjang

peniris baru. Rp 600.000

- Pembuatan 10 buah keranjang baru bentuk tabung bertutup dari bahan aluminium.

3 Pembuatan tangkai

keranjang peniris. Rp 300.000

- 3 buah

4 Pra penelitian Rp 476.000

- Peralatan menggoreng : Rp 200.000

- Pisang : Rp 210.000 (3 tandan pisang, @tandan = Rp 70.000)

Total biaya penelitian dari awal hingga selesai

(60)

Lampiran 9. Dokumentasi

Keranjang peniris dengan KK 4 mesh

Keranjang peniris dengan KK 16 mesh

Keranjang peniris dengan KK 25 mesh

(61)

50

Lampiran 9. (lanjutan)

Keranjang peniris dengan KK 49 mesh

Alat peniris tipe sentrifugal tampak atas

Keripik pisang hasil penirisan pada KK 25 mesh

Gambar

Tabel 1. Pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap parameter
Tabel 2. Pengujian kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif alat
Gambar 1. Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif Alat
Tabel 3. Pengujian kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kiri ke kanan : Zaenal Aripin Direktur Jabatan Sebelumnya: Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis bank bjb , Ketua Change Management Office bank bjb Arie Yulianto. Direktur

Partisipan : Kalau dari ceramah untuk masuk ke bagian PBL yah, menurut saya sih bisa yah, bisa tidak, artinya kalau ketika dalam metode ceramah, tidak pure hanya membahas

Analisis regresi berganda pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Tujuan dari analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui pengaruh

[r]

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik Universitas

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal dari variabel- variabel yang diduga dapat digunakan untuk memprediksi peluang status gizi balita diperoleh hasil bahwa variabel

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Waspadji (2009), yang menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengatahuan

Untuk itu permasalahan yang diangkat adalah sejauh mana cara pendistribusian kerupuk secara teratur dan terorganisir dengan menggunakan penerapan metode Hungarian dalam penugasan