• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan-Bahan Pangan Nabati yang Dapat Mencegah Terjadinya Stroke pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan-Bahan Pangan Nabati yang Dapat Mencegah Terjadinya Stroke pada Lansia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN-BAHAN PANGAN NABATI YANG DAPAT MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT STROKE PADA LANSIA

FOOD VEGETABLE MATERIALS THAT CAN PREVENT STROKE DISEASE OF ELDERLY

Enies Nabila Fithri Tiara Sari1 201510070311038

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang2 2016

ABSTRACT

Stroke is a brain attack that’s sudden onsets due to blockage or rupture of blood vessels of the brain. In other words, the stroke is a vascular disease of the brain (Cerebrovascular) characterized by the death of brain tissue (Cerebral infarction) this is caused because of the blockage, constriction or rupture of blood vessels leading to the brain so that the supply of blood and oxygen to the brain reduces and raises a series of reactions biochemistry that will damage or kill nerve cells of the brain.The most frequent age of stroke is 60-69 years (Elderly), to prevent the occurrence of stroke needs for a healthy lifestyle by eating healthy foods regularly, especially by increasing the consumption of foods containing ingredients of vegetable.

Keywords: Stroke, Elderly, Prevent, and Food Vegetable Materials.

ABSTRAK

Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak dengan kata lain penyakit stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak (Serebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (Infark Serebral) dalam hal ini disebabkan karena adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan serangkaian reaksi biokimia yang akan merusak atau mematikan sel-sel saraf otak. Usia yang paling sering terserang stroke adalah 60-69 tahun (usia lansia), untuk mencegah terjadinya penyakit stroke perlu adanya pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat secara teratur, terutama dengan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan nabati.

Kata Kunci: Stroke, Lansia, Mencegah dan Bahan-bahan Pangan Nabati.

Pendahuluan

(2)

Lembaga dalam American Stroke

Association telah mengungkapkan bahwa

Penyakit stroke pada tahun 2012, telah mencapai angka 795.000 orang, di Amerika saja (Anonymous, 2015). Itu berarti setiap 40 detik ada satu orang yang terkena stroke. Menurut Dewi, dalam artikel yang telah diunggahnya menyebutkan bahwa, jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada akhir tahun 2012 lalu, sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus penderita stroke dengan angka 12.500 orang meninggal akibat penyakit tersebut, sementara sisanya mengalami cacat baik ringan maupun berat (Dewi, 2015). Penyakit stroke merupakan penyebab kematian terbanyak setelah jantung dan kanker. Bahkan menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh nomor satu di rumah sakit pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk Indonesia yang terkena stroke setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat sehingga mengharuskan penderita terus-menerus berbaring di kasur (Agromedia, 2009). Penyakit Stroke ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.

Secara global, pada saat tertentu sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah

seorang anggota mereka yang terkena stroke.

Stroke bukanlah suatu penyakit yang ringan. Langkah awal dalam pengenalan dan pencegahan dalam penyakit stroke adalah deteksi dengan benar bahwa gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah gejala penyakit stroke.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit stroke khususnya terhadap lansia dapat dilakukan dengan cara hidup sehat dengan pola makan yang sehat seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan nabati.

Isi

A. Definisi Definisi Stroke

Penyakit stroke dapat diartikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak (Pinzon, dkk., 2010).

Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekuragan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron), sehingga gangguan fungsi otak ini memunculkan gejala Stroke.

Definisi Lansia

(3)

Definidi Lansia menurut Undang-Undang yaitu:

1. UU No. 4 tahun 1965 yang memberikan pengertian bahwa lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya, dalam sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. 2. UU No. 12 tahun 1998 tentang

kesejahteraan oleh lansia, yang menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun.

Batas golongan usia pada lansia berdasarkan UU No. 4 tahun 1965 Lansia adalah seseorang yang mencaoai umur 65 tahun, sedangkan berdasarkan pada UU No. 12 tahun 1998 lansia adalah seserang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Menurut Depkes umur lansia digolongkan menjadi:

a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun),

b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas),

c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang lebih dari 70 tahun.

Sedangkan menurut WHO (dalam BKKBN, 2014) Lansia digolongkan berdasarkan usia kronologis atau biologis yaitu: Usia pertengahan antara usia 45 samapi 59 tahun, lanjut usia berusia antara 60-74 tahun, lanjut usia tua berusia 75-90 tahun dan usia sangat tua di atas 90 tahun.

B. Jenis-jenis Stroke

Menurut Michel (dalam Pinzon, dkk., 2010) mengungkapkan bahwa secara patologi ada dua macam stroke yaitu:

Ischemic Stroke

Yaitu Stroke sumbatan yang terjadi ketika pembuluh darah ke otak mengalami sumbatan.

Stroke penyumbatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumbatan akibat Thrombus dan sumbatan akibat Emboli.

Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah atau yang dikenal dengan

Atherosklerosis. Pada stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya trombus yang membuat penggumpalan.

Emboli adalah jendalan darah yang berasal dari tempat lain (misalnya: jendalan darah dari jantung). Stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.

Selain stroke trombolik dan embolik, terdapat pula Hipoperfusion sistemik yang merupakan jenis stroke yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% pasien Stroke yang mengalami jenis stroke iskemik. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah ke sebagian atau keseluruhan otak menjadi terhenti (Agromedia, 2009).

Hemorrhagic Stroke

Yaitu Stroke perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak.

Stroke perdarahan dibagi menjadi dua yaitu: Stroke perdarahan Intraserbral yang terjadi pada jaringan otak dan stroke perdarahan Subarachnoid yaitu perdarahan terjadi di ruang subraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

(4)

C. Faktor-faktor penyebab Stroke Ada dua faktor yang merupakan penyebab Stroke yaitu; Resiko Medis dan Resiko Perilaku.

 Faktor Resiko Medis.

Faktor resiko medis yang menyebabkan atau memperparah stroke antara lain:

- Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi,

- Gangguan jantung - Diabetes,

- Hiperkolesterol,

- Arteriosklerosis atau pengerasan pembuluh darah,

- Riwayat stroke dalam keluarga (faktor keturnan),

- Migren (sakit kepelah sebelah). Menurut data statistik 80% pemicu stroke adalah Hipertensi dan Arteriosklerosis.

 Faktor Risiko Perilaku.

Faktor resiko perilaku disebakan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti:

- Kebiasaan merokok,

- Menkonsumsi minuman bersoda dan beralkohol,

- Gemar mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food).

Faktor resiko perilaku lainnya adalah kurangnya aktifitas gerak/olahraga dan obesitas. Salah satu pemicunya juga adalah susasana hati yang tidak nyaman seperti sering marah tanpa alasan yang jelas.

D. Gejala-Gejala Serangan Stroke Gejala awal stroke sering tidak diketahui oleh penderitanya. Stroke sering muuuncul secara tiba-tiba, serta beeerlangsung cepat dan langsung menyebabkan tidar sadar diri (koma). Sangat penting untuk mengenali gejala awal terjadinya stroke. Berdasarkan Agromedia (2009) berikut beberapa gejala awal terjadinya stroke:

1. Nyeri kepala disertai penurunan kesadaran, bahkan bisa mengalami koma (perdarahan otak).

2. Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan, tangkai atau salah satu sisi tubuh.

3. Mendadak seluruh badan lemas dan terkulai tanpa hilang kesadaran (drop attack) atau disertai hilang kesadaran sejenak (sinkop).

4. Gangguan penglihatan (mata kabur) pada satu atau dua mata.

5. Gangguan keseimbangan berupa vertigo dan sempoyongan (ataksia). 6. Rasa baal pada wajahhh atau anggota

badan satu sisi atau dua sisi.

7. Kelemahan atau kelumpuhan wajah atau anggota badan satu sisi atau dua sisi.

8. Kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara (afasia).

9. Gangguan daya ingat atau memori baru (amnesia).

10. Gangguan orientasi tempat, waktu dan orang.

11. Gangguan menelan cairan atau makanan padat (disfagia).

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hialang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic

Attack (TIA), yang merupakan serangan

kecil atau serangan awal stroke. Keadaan ini sangat menguntungkan karena penderita bisa sembuh 100% . Namun, penderita harus tetap waspada terhadap gejala-gejala stroke yang mungkin timbul (Agromedia, 2009).

E. Cara Mencegah Timbulnya Stroke Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Stroke, menurut Mahendra (2005):

(5)

2. Mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah otak yakni dengna jalan mengkonsumsi jenis makanan atau tanaman obat yang bersifat anti-koagulan.

3. Mencegah pecahnya pembuluh darah dengan cara memperlancar sirkulasi darah dan memperbaiki elastisitas pembuluh daran dengan banyak mengkonsumsi buah, sayuran hijau, sertan tanaman obat yang berfungsi untuk merevitalisasi pembuluh darah secara menyeluruh sehingga dapat memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh.

4. Menghindari untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kolestrol.

5. Mengurangi konsumsi makanan yang telah diawetkan.

6. Menghindari gangguan stres yang berkepanjangan.

7. Menghindrai rokok dan alkohol. 8. Mengurangi kegemukan.

9. Mengupayakan agar selalu memiliki pikiran yang positif atau senantiasa berpikir positif

10. Melakukan olahraga secara teratur.

F. Bahan-bahan Pangan Nabati yang Dapat Mencegah Penyakit Stroke

Bahan pangan nabati merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman (bisa berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji atau beberapa bagian dari tanaman bahkan dari bagian keseluruhannya).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai bahan-bahan pangan nabati yang dikonsumsi untuk stroke. Bahan-bahan pangan nabati yang dikonsumsi tidak langsung ditujukan untuk mengatasi stroke, karena stroke memerlukan penanganan yang segera serta perlu pengawasan yang intensif. Tetapi bahan-bahan pangan nabati yang dikonsumsi dan tertera di sini ditujukan untuk mencegah stroke.

Mengingat banyak faktor resiko yang dapat menimbulkan serangan stroke. Faktor resiko stroke yang cukup besar pengaruhnya antara lain adalah Hipertensi, Diabetes melitus dan juga Hiperkolestrol. Penyakit jantung juga mempunyai pengaruh besar terhadap timbulnya serangan stroke.

Secara spesifik penggunaan bahan pangan nabati yang dikonsumsi bertujuan untuk: Mengendalikan tekanan darah, menurunkan kadar gula darah (diabetes), menurunkan kadar kolestrol, mencegah penggumpalan darah dan merevitalisasi pembuluh darah sehingga dengan demikian dapat mencegah timbulnya serangan stroke.

Berikut ini merupakan 25 macam bahan-bahan pangan nabati yang dapat dikonsumsi agar dapat mengendalikan tekanan darah, penurunan kadar gula darah, menurunkan kadar kolestrol, mencegah penggumpalan darah dan merevitalisasi pembuluh darah sehingga dengan demikian dapat mencegah timbulnya serangan stroke atau penyakit stroke:

1. Tomat (Solanum lycopersicum) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Solanales Famili: Solanaceae Genus: Solanum

(6)

berguna bagi tubuh seperti alkaloid solanin, saponin, bioflavonoid termasuk likopen, dan ß-karoten, protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Humam, dkk., 2015).

Tomat mempunyai kandungan zat terutama likopen. Likopen dalam tomat mempunyai efek sebagai antioksidan kuat yang dapat mengendalikan radikal bebas. Pada proses stroke banyak terbentuk radikal bebas. Radikal bebas akan mengoksidasi jaringan otak dan meningkatkan kerusakan akibat iskemik serta memicu apoptis (kematian sel) (Humam, dkk., 2015).

Kandungan Likopen dalam tomat berperan untuk mencegah arteroskerosis yang merupakan faktor resiko stroke. Likopen dapat mencegah terbentuknya plak dan berfungsi sebagai anti platelet terhadap pembentukan trombus pada arteskerosi.

Kandungan likopen dalam tomat dapat berperan untuk mencegah stroke melalui proses mekasnisme pembentukan trombus serta pembentukan antioksidan terhadap kerusakan jaringan otak.

Berdasarkan penelitian, kadar kolestrol LDL sebelum dan sesudah pemberian jus tomat kelompok intervesni mengalami penurunan secara signifikan (Sudiarto, dkk., 2015).

Selain itu juga, berdasarkan penelitian lain didapatkan bahwa adanya pengaruh pemberian jus tomat dengan perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Oleh karena itu, buah tomat dapat dimanfaatkan untuk tanaman obat keluarga yang murah dan mudah didapat yang menunjang pengobatan hipertensi (Raharjo, 2010).

Kandungan zat yang terdapat di dalam tomat sangat berkhasiat untuk mengobati arteroskerosis, kolestrol dan hipertensi yang merupakan faktor resiko medis yang utama dalam timbulnya penyakit stroke. Sehingga tanaman tomat merupakan salah satu bahan pangan nabati yang dapat dikonsumsi terutama

oleh Lansia. Pengolahan tanaman tomat sangat mudah, bisa dikonsumsi dalam bentuk jus buah, sambal maupun untuk dimakan secara langsung, sehingga dengan begitu lansia dapat dengan mudah untuk mengkonsumsi buah tomat.

2. Alpukat (Persea americana) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Magnoliidae Ordo: Laurales

Famili: Lauraceae Genus: Persea

Spesies: Persea americana P. Mill. Potensi pohon alpukat cukup banyak dan dikenal luas di masyarakat sejak zaman dahulu. Menggunakan daun alpukat sebagai bahan obat tradisional sering dilakukan untuk pengobatan alternatif khususnya sebagai penganti antihipertensi yang relatif mahal dan penggunaannya dapat digunakan untuk seumur hidup (Margowati, dkk., 2016).

Daun alpukat secara empiris dipercayai sebagai diuretik yaitu menambah volume urin yang dihasilkan saat urinasi untuk mengurang tekanan darah. Kandungan kimia daun alpukat antara lain: Saponin, tanin, pholabatin, flavanoid, alkaloid dan polisakarida.

Flavonoid yang terkandung pada daun alpukat memiliki fungsi untuk menurunkan tekanan darah (Margowati, dkk., 2016).

Mekanisme kerja dari flavonoid untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah dapat megalir normal. Flavonoid juga dapat mengurangi kandungan kolestrol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah.

(7)

dapat digunakan untuk hipertensi dengan cara direbus, daun alpukat yang diambil untuk diperlukan dalam pembuatan rebusan sebanyak 5 lembar, direbus dengan 3 gelas air hingga tinggal 2 gelas. Rebusan atau ekstrak daun alpukat dikonsumsi dua kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 1 gelas rebusan sekali minum. Rebusan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi kurang lebih dalam waktu 1 minggu (Margowati, dkk., 2016).

Rebusan atau ekstrak dari daun alpukat ini memiliki peran penting dalam menurunkan hipertensi selain itu, jika tekanan darah terkontrol maka upaya pencegahan terjadinya penyakit stroke dengan mengkonsumsi bahan pangan nabati yang berasal dari tanaman alpukat ini akan memberikan respon yang baik bagi orang yang telah berumur lansia.

3. Pisang (Musa paradisiaca) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida

Sub kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Musaceae Genus: Musa

Spesies: Musa paradisiaca

Di Indonesia, pisang merupakan buah yang mudah ditemukan. Rasanya yang enak, harganya yang murah, mudah dijangkau, dan memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan membuat pisang menjadi salah satu buah yang banyak digemari oleh semua kalangan, meski semua orang tidak menyadari khasiat dari buah pisang yang salah satunya yaitu untuk menurunkan tekanan darah.

Dengan latar belakang tersebut maka dilakukanlah sebuah penelitian

untuk mengetahui seberapa pengaruh yang terjadi saat mengkonsumsi pisang terhadap turunnya tekanan darah bagi seseorang yang telah menderita hipetensi. Berdasarkan penelitian yang didapatkan bahwa terapi diet pisang secara bermakna dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada seseorang yang mengalami hipertensi (Tangkilisan, dkk., 2013).

Keterkaitannya dengan mencegah timbulnya serangan stroke, pisang ini memiliki khasiat untuk menurunkan tekanan darah, sehingga tekanan darah akan normal dan dengan demikian akan meminimalisir terjadinya serangan atau penyakit stroke. Terutama pisang ini sangat mudah untuk dikonsumsi oleh lansia. Sehingga dengan mengkonsumsi pisang ini dapat mencegah terjadinya stroke, khususnya pada lansia.

4. Apel (Pyrus malus) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Rosales Famili: Rosaceae Genus: Pyrus

Spesies: Pyrus malus L.

Apel mengandung vitamin, mineral dan kaya akan serat yang berkhasiat untuk menggelontorkan plak kolestrol yang menempel di pembuluh darah dan zat Flavanoid yang terkandung di dalam Apel ini lah yang berfungsi untuk menurunkan kolestrol (Antoni, dkk., 2013).

(8)

adalah pektin 24% (0,7gr). Selain pektin tiap dalam 100 gram buah apel adalah 58 kkal energy; 4 g lemak; 3 g protein; 14,9 karbohidrat; 900 IU VIT A; 7 mg tiamin; 3 mg riboflamin; 2 mg niacin; 5 mg VIT C; 0,04 mg vit B1; 0,04 mg vit B2; 6 mg kalsium; 3 mg zat besi; 10 mg fosfor; clan 130 mg kalium (potasium). Apel juga memiliki karoten sebagai vitamin A dan antioksidan tinggi (Antoni, dkk., 2013).

Pemberian jus apel dosis 1x 100gram dan 100 ml air mineral, dapat menurunkan kolesterol darah pada pasien hipertensi dan pengaturan diet pada penderita hiperkolesterol harus dapat mengurangi asupan makanan yang dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Sehingga demikian dapat mencegah resiko timbulnya serangan stroke.

5. Buncis (Phaseolus vulgaris) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Genus: Phaseolus

Spesies: Phaseolus vulgaris L.

Buncis di dalamnya mengandung alkaloid, arginin, flavonoida, saponin, triterpenoidea, asam amino, asparagin beta sitosterol, stigmasterin, trigonelin, kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral. Buah buncis juga rendah lemak, mengandung protein dan kaya akan serat. Adapun daun dan batang buncis mengandung saponin, polifenol, dan flavonoida (Indrawati, dkk., 2016).

Berdasarkan penggunaan secara empiris, bunscis sering digunakan untuk terapi kencing manis, pelancar ASI dan peluruh air seni. Berdasarkan uji klinik

pemberian ekstrak buncis disertai diet tinggi kalori selama 30 hari terbukti dapat menurunkan berat badan, dan lemak tubuh yang dibandingkan dengan relawan yang hanya mendapatkan diet tinggi karbohidrat saja.

Adapun hasil penelitian pada hewan coba menunjukkan ekstrak buncis dapat menurunkan kadar gula darah dan kolestrol serta mempunyai efek sebagai antioksidan pada tikus yang mengalami diabetes buatan (Inrawati, dkk., 2016).

Keterkaitannya dengan mecegah terjadinya serangan pada stroke, buncis ini dapat menurunkan kadar gula darah dan kolestrol sehingga jika dengan teratur mengkonsumsi buncis dalam berbagai olahan makanan yang tidak menghilangkan nilai gizinya, buncis dapat mencegah timbulnya penyakit stroke. Meski telah berusia lanjut tetap mempertahankan pola hidup sehat dengan makanan sehat.

6. Jambu Biji (Psidium guajava) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Myrtaceae Genus: Psidium

Spesies: Psidium guajava L.

Buah jambu biji kaya akan kandungan serat, khususnya pektin (serat larut air). Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolestrol dalam darah jangka panjang adalah dengan penggunaan bahan alami yaitu dengan menggunakan jambu biji.

(9)

turun (Astawan, 2013). Sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis dan dapat pula mencegah terjadinya serangan stroke dan penyakit stroke.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pemberian terapi jus buah jambu biji dosis 650 mg/kg BB dalam bentuk sediaan 200 ml, 3 kali sehari, 30 menit sebelum makan selama 30 hari dapat digunakan untuk penurunan LDL pada penderita dislipidemia (Astawan, 2013).

7. Bawang Putih (Allium sativum) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Sub kelas: Liliidae Ordo: Liliales Famili: Liliaceae Genus: Allium

Spesies: Allium sativum L

Bawang putih merupakan salah satu bumbu masak yang terkenal di dunia. Tanaman ini tumbuh tegak 30-75 cm berumpun, mempunyai batang yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Daun pipih dan memanjang. Umbi bawang putih terdiri atas sejumlah anak bawang (siung), setiap siung terbungkus kulit tipis berwarna putih (Indrawati, 2016).

Kandungan utama bawang putih adalah senyawa sulfur, alliin, gama glutamilsistein, allicin dan ajoene. Bawang putih juga mengandung sativine, sisnitrin, selenium, scordinin, nicotinic acid, fosfor, kalsium dan besi.

Secara empiris bawang putih sering digunakan untuk terapi hipertensi, asma, batuk, masuk angin, sembelit, abses, gigitan serangga, cacingan, dan luka. Berdasarkan uji klinik pada manusia, bawang putih berkhasiat untuk mencegah aterosklerosis yang terkait

usia, hipertensi ringan. Selain itu bawang putih juga berkhasiat sebagai terapi tambahan untuk penyakit hiperlipidemia (Indrawati, 2016).

8. Mentimun (Cucumis sativus) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Dilleniidae Ordo: Violales

Famili: Cucurbitaceae Genus: Cucumis

Spesies: Cucumis sativus L

Berdasarkan pengamatan secara morfologi, secara pribadi, tanaman mentimun tumbuh dengan merambat, mempunyai sulur dahan bentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Batang basah, berambut kasar, panjang mencapai 0,5 – 2,5 m. Daun satu dengan letak berseling, bertangkai panjang, dengan bentuk oval lebar bertaju 3 – 7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang daun 7 -18 cm, lebar 7 – 15 cm, warnanya hijau. Bunga pada mentimun berwarna putih kekuningan, bentuk seperti terompet. Buah bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10 – 30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong, meruncing pipih, warnanya putih kotor.

Kandungan biji pada mentimun mengandung minyak dan karoten, sedangkan daun mentimun mengandung kukurbitasin-C dan juga stigmasterol. Buahnya mengandung saponin, enzim, pencernaan, glutathione, protein, lemak, karbohidrat, vitamin B dan C (Indrawati, dkk., 2016).

(10)

sariawan, demam, jerawat dan pembersih wajah. Selain itu biji mentimun dapat digunakan untuk mengobati cacingan.

Mengkonsumsi buah mentimun dapat menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), sehingga jika dengan tekanan darah yang normal dapat mencegah timbulnya serangan stroke atau penyakit stroke.

9. Seledri (Apium graveolens) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Apiales Famili: Apiaceae Genus: Apium

Spesies: Apium graveolens L.

Zat aktif yang terdapat pada daun seledri antara lain apiin, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. Adapun biji seledri mengandung minyak asiri, flavonoid, kumarin, dan asam linoleat. Saat ini tengah dikembangkan senyawa kimia potassium 2-(1-hydroxypentyl)-benzoate (dl-PHPB) untuk terapi stroke iskemik. Zat aktif dl-NBP merupakan salah satu komponen yang terdapat pada biji seledri. Hasil penelitian telah menunjukkan dl-NBP mempunyai efek yang menjanjikan untuk terapi stroke iskemik, seperti memperbaiki sirkulasi mikro aliran darah pada otak tikus, mencegah kerusakan oksidatif akibat iskemik (Indrawati, 2016).

Khasiat seledri secara epmiris sering digunakan untuk antispasme, diuretik, melancarkan asi, pencahar dan juga dapat untuk mengatasi hipertensi sehingga seledri ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pangan nabati untuk mencegah terjadinya serangan stroke atau penyakit stroke.

10. Baru Cina (Artemisis vulgaris) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Asterales Famili: Asteraceae Genus: Artemisia

Spesies: Artemisia vulgaris L.

Tanaman Baru cina ini kaya dengan berbagai kandungann kimia seperti minyak menguap, alpha amirin, fenenol, dehhydromatricaria ester, cinole, terpinen-4, beta caryophylene dan 1-quebrachitol. Akar dan batang pada Baru Cina mengandung inulin yang terdiri dari artemose. Adapun cabang kecilnya mengandung oxytocin, yomogi alkohol dan ridentin (Mahendra, dkk., 2005).

Dari berbagai literatur disebutkan bahwa efek farmatologi dari Baru Cina diantaranya memiliki sifat yang dingin, menghilangkan rasa sakit (analgesik), menghentikan perdarahan (hemostatik), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, dan mengatur menstruasi. Dalam farmakologi Cina, Baru Cinya ini disebut tumbuhan yang memiliki rasa pahit, pedas dan hangat. (Mahendra, dkk., 2005).

Keterkaitannya dalam pengobatan stroke, herbal tanaman ini dipakai untuk memperbaiki sistem peredaran darah secara menyeluruh sehingga dapat mencegah dan memperbaiki sumbatan-sumbatan yang kemungkinan ada pada pembuluh darah.

11. Murbei (Morus alba) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

(11)

Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Dilleniidae Ordo: Urticales Famili: Moraceae Genus: Morus

Spesies: Morus alba L.

Tanaman murbei cukup populer karena dauunya merupakan pakan ulat sutra. Daun Murbei telah mengandung ekdisteron, inokosteron, lupeol, beta-sitosterol, rutin, morasetin, isokuersetin, skopoletin, skopolin, adenin, butylamine, acetone, trigonelline, choline, seng, asam amino, tembaga, vitamin (A, B1, C dan Karoten), asam klorogenik, fitostrogen asam fumarat, asam folat, mioinositol asam formiltetrahidrofilik. Sementara untuk buah Murbei sendiri mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam oleat dan vitamin (karoten, B1, B2, dan C) (Indrawati, dkk., 2016).

Daun Murbei sering digunakan untuk mengatasi demam, batuk, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, nyeri gigi, rematik, darah tinggi, kencing manis, kaki gajah, sakit kulit, bisul, radang mata merah, hiperkolesterolemia, melancarkan ASI, serta gangguan cerna. Adapun buahnya yang sering digunakan untuk mengatasi hipertensi, jantung berdebar, kencing manis, susah tidur, batuk berdahak, sakit kuning, nyeri otot serta rematik (Indrawati, dkk., 2016).

Mengkonsumsi Buah Murbei secara langsung maupun dalam bentuk olahan makanan yang lainnya dapat mengatasi hipertensi, sehingga dapat pula menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya stroke, khususnya pada lansia.

12. Jati Belanda (Guazuma tomentosa) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida

Sub kelas: Dilleniidae Ordo: Malvales Famili: Sterculiaceae Genus: Guazuma

Spesies: Guazuma tomentosa Kunth. Kandungan yang terdapat pada tanaman Jati belanda ini antara lain: Dalam kulitnya mengandung Asam damar dan zat samak. Dalam daun, buah dan bijinya mengandung zat pahit, glikose, minyak lemak, treterpen/sterol, alkaloid, karotenoid, flafonoid, tanin, karbohidrat dan saponin (Mahendra, dkk., 2005).

Efek farmakologi dari bagian tanaman jati belanda yaitu:

- Biji: untuk menghentikan diare, pelangsing, obat penyembelit, perut kembung, sesak, sakit perut, - Kulit dalam: astringen, diaforetik

serta elephantiasis

- Buah: melarutkan lendir (obat batuk), perut kembung.

- Daun: pelangsing tubuh.

Dalam keterkaitannya dengan pengobatan stroke, penggunaan tanaman Jati Belanda sebagai penurun kadar kolesterol dan pencegah terjadinya penumpukan kolesterol yang terdapat di dalam pembuluh darah (Mahendra, dkk., 2005).

Timbunan kolesterol dalam darah yang menyumbat pembuluh darah dapat menjadi salah satu penyebab stroke, oleh karena itu, penggunaan jati belanda dalam pencegahan stroke merupakan satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.

13. Pare (Momordica charantina) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Dilleniidae Ordo: Violales

(12)

Genus: Momordica

Spesies: Momordica charantina L Buah pare mengandung resin, saponin glikosid, vitamin A, B dan C alkaloid, hydroxytryptamine. Biji pare juga mengandung resin, saponin glikosid, alkaloid, alfa-momorcharin dan beta-momcharin. Adapun daun pare memiliki kandungan momordisina, momordina, karantina, resin, asam rikosanik, asam resinat, saponin, vitamin A, dan C serta minyak lemak yang terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan lemak oleostearat (Indrawati, dkk., 2016).

Masyarakat di Indonesia telah menggunakan daun tanaman pare untuk meningkatkan nafsu makan, sakit kuning, pencahar, dan cacingan. Adapun buahnya sering digunakan untuk mengobati nyeri lambung, antiradang, rematik, gatal-gatal, dan sakit kuning.

Sejumlah penelitian pada hewan coba menunjukkan buah pare dapat menurunkan kadara gula darah baik pada tikus normal atau tikus diabetes. Buah pare juga dapat menurunkan jumlah spermatozoa sehingga dapat digunakan sebagai kontrasepsi bagi pria (Indrawati, dkk., 2016).

14. Brotowali (Tinospora crispa) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Magnoliidae Ordo: Ranunculales Famili: Menispermaceae Genus: Tinospora

Spesies: Tinospora crispa (L.) Hook F & T.

Brotowali mengandung alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikoretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan plamatin. Akarnya mengandung alkaloid

berberin dan kolumbin.

Tanaman ini secara empiris sering digunakan untuk kencing manis, sakit kuning, sakit pinggalng, diare, cacingan, malaria dan penyembuhan luka. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa brotowali dapat menurunkan kadar gula darah (Indrawati, dkk., 2016).

15. Ciplukan (Phusalis angulata) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Solanales Famili: Solanaceae Genus: Physalis

Spesies: Phusalis angulata L.

Buah ciplukan mengandung asam sitru, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Tanaman ini digunakan untuk kencing manis, sakit paru-paru dan penyembuhan luka (Indrawati, dkk., 2016).

16. Konfrey (Symphytum officinale) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Lamiales Famili: Boraginaceae Genus: Symphytum

Spesies: Symphytum officinale L. Tanaman ini mirip dengan sawi yang dikenal juga dengan kompri, gompri atau kompering.

(13)

bahwa efek farmakologi yang dimiliki tanaman konfrey ini di antaranya yaitu: hipoglikemik, hiptensif, melancarkan peredaran darah, dan mengurangi jumlah kolestrol antibakteri (Mahendra, dkk., 2005).

Dalam kaitannya pengobatan stroke, tanaman ini dipakai sebagai terapi pendukung yang berperan dalam mengontrol kadar kolestrol dalam darah, memperbaiki sirkulasi darah dan menstabilkan tekanan darah.

17. Daun Salam (Syzygium plyanthum) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Myrtales Famili: Myrtaceae Genus: Syzygium

Spesies: Syzygium polyanthum Wigh Walp.

Daun salam mengandung minyak asiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoid (Indrawati, dkk., 2016).

Daun salam ini biasanya digunakan untuk berbagai pengobatan antara lain; hiperkolestrol, kencing manis, hipertensi, radang lambung, dan diare. Sejumlah penelitian menunjukkan minyak asiri daum salam mampu menghambat pertumbuhan kuman E coli, Vibro cholera dan Salmonella sp. Selain itu, ekstrak daun salam juga mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTITI) (Indrawati, dkk., 2016).

18. Mengkudu (Morinda citrifolia) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Rubiales Famili: Rubiaceae Genus: Morinda

Spesies: Morinda citrifolia L.

Buah mengkudu atau Morinda citrifolia ini telah digunakan oleh penduduk Polinesia dan Kepulauan Caribian dalam mengobati berbagai penyakit dan untuk menyehatkan badan (Fenita, dkk., 2008).

Begitu juga di Indonesia, buah mengkudu sudah sejak lama dikenal dan digunakan dalam berbagai keperluan.

Akar mengkudu mengandung senyawa antrakuinon, berfungsi sebagai antibakteri. Jenis bakteri yang dapat dihambat seperti pada:

- Pseudomonas aeruginosa

- Proteus morganii - Staphylococcus aureus - Bacilus subtilis, - Escherichia coli - Salmonella sp

- Shigella sp

Karena kandungan antrakuinon, mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, demam, pilek dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.

Buah mengkudu atau Morinda citrifolia juga memiliki efek sebagai antitumor dan antikanker. Efek antitumor dan antikankerdiketahui dari hasil penelitian American Association for

Cancer Research yang mengemukakan

bahwa endapan 13lcohol dari buah mengkudu telah meningkatkan hingga 75% kehidupan tikus dengan kanker Lewis paru dibandingkan dengan tikus control (Sari, 2015).

(14)

dan enzitn proxeroninase yaitu enzim yang memiliki fungsi mengaktifkan proxeronine yang digunakan untuk memproduksi. Xeronine ini sangat penting berbeda. Murdiati (dalam Fenita, dkk., 2008) mengatakan, bahwa buah mengkudu yang memiliki kemampuan anthelmintik yang ditunjukkan oleh senyawa alkaloid dan untharaquinone dalam membunuh cacing Haemonchus contortus. Sibuea (dalam Fenita, dkk., 2008) menyebutkan, bahwa komponen aktif lain di dalam buah mengkudu adalah scopoletin dan unthuruquinone. Scopoletin berperan untuk mencegah penyumbatan pada pembuluh darah, antharaquinone mencegah diare karena berfungsi sebagai antimikrobia.

Buah mengkudu sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, karena dalam buah mengkudu terdapat kandungan scopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang menyempit dan memperlancar aliran darah (Jamaludin, dkk., 2015).

Mengkudu juga mengandung zat aktif lain yaitu xeronine yang berfungsi sebagai diuretik atau meningkatkan produksi pada air kencing. Sehingga buah mengkudu juga sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu diit rendah garam dan tinggi serat juga sebagai faktor pendukung dalam pengontrolan tekanan darah sehingga pada pasien hipertensi harus tetap memperhatikan kebiasaan pola hidup

sehari hari.

19. Daun Sendok (Plantago major) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Plantaginales

Famili: Plantaginaceae Genus: Plantago

Spesies: Plantago major L.

Daun sendok tumbuh liar di hutan, ladang atau tanah terbuka dengan udara yang lembap. Tanaman Daun sendok ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, ß-sitosterol, n-hentriakontan dan plantagluside yang terdiri dari methyl galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhammosa. Selain itu juga mengandung tanin, kalium, vitamin (B1, C, A). Biji daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan, protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syiringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linoleat, dan linolenat), serta flavanone glycoside. Adapun bagian akar pada tanaman daun sendok mengandung naphazolin (Indrawati, dkk., 2016).

Manfaat tanaman daun sendok, menyembuhkan infeksi saluran kencing, batu empedu, batu ginjal, demam, influenza, diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah, kencing manis, cacingan, gigitan serangga, hepatitis, gangguan pencernaan, hipertensi serta rematik gout. Penelitian laboratorium menunjukkan daun sendok dapat mengobati radang pada lambung hewan coba, melarutkan batu ginjal, efek antibakteri, serta antikanker (Indrawati, dkk., 2016).

20. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Mirtales

(15)

Spesies: Phaleria macrocarpa

(Scheff) Boerl.

Buah mahkota dewa Phaleria Papuana merupakan salah satu sumber flavonoid yang memiliki potensi untuk menurunkan kadar kolesterol plasma. Diketahui pula bahwa buah ini kaya kandungan kimia lainnya seperti alkaloid, saponin, polifenol, tanin dan minyak atsiri. Fenomena di masyarakat menunjukkan bahwa buah ini telah dikonsumsi untuk mengatasi darah tinggi, sebagai penambah stamina dan lainnya (Rachmawati, 2013).

Peran antioksidan (flavonoid) yaitu menghambat reaksi berantai oksidasi LDL dengan menangkap radikal peroksida (LOO0) dan radikal bebas oksi (LO0) (Rachmawati, 2013).

Buah Mahkota dewa dapat mengatasi kadar kolestrol sehingga buah mahkota dewa pula dapat dikonsumsi untuk mencegah timbulnya serangan stroke atau penyakit stroke.

21. Sambiloto (Andrographis paniculata) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Asteridae Ordo: Scrophulariales Famili: Acanthaceae Genus: Andrographis

Spesies: Andrographis paniculata

Nees.

Sambiloto atau yang dikenal dengan nama ilmiah Andrographis paniculata adalah tanaman herbal alami yang biasa digunakan oleh manusia untuk kesehatan. Sambiloto menurut Prapanza dan Marianto (dalam 2003), merupakan tanaman yang berguna bagi kesehatan dan dapat meningkatkan nafsu makan ayam broiler melalui salah satu zat yang dikandungnya. Sambiloto memilki zat aktif

andrographolid, saponin, tanin dan

flavonoid (Sutrihadi, dkk., 2013).

Daun sambiloto mengandung lakton, flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik dan damar. Akar mengandung flavonod dalam jumlah banyak berupa polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mno-0-metilwithin dan apigenin-7, 4-dimetileter (Indrawati, 2016).

Sambiloto dugunakan untuk terapi hipertensi, antiabkteri, antidang, sakit kuning, penurun demam, dan pereda nyeri. Sejumlah penelitian pada hewan coba menunjukkan sambiloto berkhasiat sebagai pelindung sel hati (hepatoprotekstor), efek, antibakteri, antiradang, merangsang daya serang sel darah putih terhadap kuman, menurunkan demam, serta mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, yakni menyebabkan otot pada dinding pembuluh darah mengalami relaksasi sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Indrawati, dkk., 2016).

22. Kedelai (Glycine max) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Genus: Glycine

Spesies: Glycine max (L.) Merr. Kacang kedelai terkenal di Indonesia sebagai bahan baku tempe, tahu, kecap, serta susu.

(16)

menurunkan kadar kolestrol (Indrawati, dkk.2016).

Dalam setiap 100 gram kedelai mengandung 34,9 gram protein, 331 kal kalori, 18,1 gram lemak, 34,8 gram hidrat arang, 227 mg kalsium, 589 mg fosfor, 8 mg besi, 110 SI vitamin A, 1,07 mg vitamin B1. Selain itu kedelai juga mengandung saponin, tanin flavonoida, dan fitoestrogen (Indrawati, dkk., 2016).

23. Temulawak (Curcuma xanthorriza) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida

Sub kelas: Commelinidae Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma xanthorriza Raxb. Rimpang temulawak mengandung zat tepung, serta kurkuminoid yang mengandung kurkumin, minyak asiri monodesnetoksikurkumin, dan juga ada bidesmetoksikurkumin.

Temulawak telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia untuk meningkatkan nafsu makan, antikolesterol, antihepatitis, antiradang, antirematik, pelancar ASI, serta pereda nyeri. Uji klinik pada manusia temulawak dapat mengatasi radang pada lambung (maag), sedangkan penelitian pada hewan uji coba menunjukkan efek pada antiradang, menurunkan kadar kolesterol dan sebagai hepatoprotektor (Indrawati, dkk., 2016).

24. Jinten Hitam (Nigella sativa) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Magnoliidae Ordo: Ranunculales Famili: Ranunculaceae Genus: Nigella

Spesies: Nigella sativa L.

Tumbuhan jintan hitam banyak tumbuh liar di tanah yang kering dan banyak mendapat sinar matahari. Tumbuhan rempah yang berwarna ungu kebiruan atau putih ini berbentuk butiran biji berwarna hitam. Daunnya runcing, bercabang dan bergaris.

Kandungan jintan hitam terdiri dari minyak atsiri, minyak lemak, d-limonena, simena, glukosida, saponin, zat pahit, jigelin, nigelon dan timokinon. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa dalam setiap 100 g jintan hitam mengandung nutrisi, minyak esensial dan asam lemak.

Dalam memanfaatkan khasiat dari jintan hitam, bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama pengobatan luar dengan menghaluskan bijinya. Bubuk jintan diisap melalui hidung atau dicampur dengan ramuan lain lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Kedua, dengan merebus biji atau bubuk jintan hitam dan sicampur bahan lain lalu diminum.

Jintan hitam untuk penyembuhan stroke, jintan hitam dapat menekan resiko serangan stroke degan mencegah cidera otak yang disebabkan oleh penyumbatan dinding pembuluh darah.

(17)

25. Teh (Camellia sinensis) Klasifikasi Ilmiah

Sumber: Plantamor

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Dilleniidae Ordo: Theales

Famili: Theaceae Genus: Camellia

Spesies: Camellia sinensis (L.) O. K. Daun teh mengandung kafein, theobromin, theofilin, tanin, xathine, adenine, minyak asri, kuersetin dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat yang bersifat antioksidan. Setiap 100 gram daun teh mengandung 17 kkal, air 75-80%, plofenol 25%, protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27% dan pektin 6% (Indrawati, dkk., 2016).

Daun teh berbau aromatik dan memunyai rasa agak pahit. Teh berkhasiat sebagai peluruh kencing, stimulansia jantung atau kardiotonik, penyegar badan, sebagai asrigen pada saluran cerna sehingga dapat digunakan untuk diare, penyubur dan menghitamkan rambut, menurunkan kadar kolesterol, kencing manis dan juga mengurangi tebentuknya karang gigi. Penelitian laboratorium menunjukkan sari seduhan daunteh menurunkan kadar kolesterol pada tikus yang hiperkolesterolemia, menurunkan kadar gula pada darah. Antioksidan pada daun teh dapat mencegah aterosklerosis sehingga dapat pula mencegah timbulnya serangan stroke atau penyakit stroke.

G. Perspektif Al-Qur’an

Kajian Islam yang menjelaskan tentang Bahan-bahan Nabati yang ada di alam, terkandung dalam Al-Qur;an Surat Abasa ayat 24-32:

Artinya:

“Maka hendaklah sekalian manusia itu memperhatikan makanannya (24), Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah dari langit (25), Kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya (26), lalu di sana kami tumbuhkan biji-bijian (27), dan anggur dan sayur-sayuran (28), dan zaitun dan pohon kurma (29), dan kebun-kebun yang rindang (30), dan buah-buahan serta rerumputan (31), Semua itu untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu (32).”

Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan berbagai macam tumbuhan-tumbuhan agar setiap manusia dapat mengkonsumsinya, tidak lain Allah SWT telah menciptakan tumbuhan-tumbuhan tersebut melainkan karena terdapat berbagai macam manfaat yang dapat diberikan, salah satunya adalah dengan digunakan sebagai sarana pengobatan terhadap berbagai macam penyakit.

H. Kesimpulan

(18)

dengan mudah dan murah didapatkan serta dikonsumsi oleh Lansia baik dengan dikonsumsi secara langsung maupun dengan bentuk pengolahan produk makanan baru.

Allah SWT menurunkan segala sesuatu di alam semesta ini tidak lain adalah karena terdapat beberapa manfaat. Tumbuhan-tumbuhan yang ada di alam ini memiliki manfaat-manafaat dengan beberapa kandungan farmakologinya yang digunakan sebagai pengobatan, salah satunya sebagai pencegahan terhadap timbulya serangan stroke atau terjadinya penyakit stroke.

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, Redaksi. 2009. Solusi Sehat

Mengatasi Stroke. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Anonymous. 2015. Tujuh Buah-buahan Pencegah penyakit Stroke. https://www.deherba.com/tujuh- buah-buahan-pencegah-penyakit-stroke-di-sekitar-kita.html

Diakses tanggal 23 Mei 2016. Antoni, R. Z., Pawiono., dan Khoiri,

A.N. 2013. Pengaruh Konsumsi Jus Apel terhadap Penuruan Kolesterol Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun Pojok Desa Curah malang di Kecamatan Sumobito Jombang. Jombang.

Astawan, I. W. S. 2013. Efek Jus Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) pada Penderita Dislipidemia.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 02, No.01, hal 1-10.

BKKBN. 2014. Artikel BKKBN: Sekilas tentang Lansia. (Online).

www.bkkbn.go.id/viewArtikel.as px. Diakses tanggal 25 Mei 2016. Dewi, Henny O. D. 2015. Penyebab dan Cara Pencegahan Penyakit Stroke pada Lansia. (Online).

http://www.perawatilmiah.com/2

015/11/penyebab-dan-cara-pencegahan-penyakit_10.html Diakses tanggal 23 Mei 2016. Fenita, Yosi., Hidayat., dan Sukma, M.

2008. Pengaruh Pemberian Air Buah Mengkudu (Morinda citrijolia L) terhadap Performans dan Berat Organ dalam Ayam Broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. ISSN: 1978-3000. Vol 03, No. 02, hal 55-62.

Humam, Hambali., dan Lisiswanti, Rika. 2015. Pengaruh Tomat (Solanum lycopersicum) terhadap Stroke.

Jurnal Majority. Vol 04, No. 09 hal 88-92.

Indrawati, dkk. 2016. Care Your self Stroke, Cegah dan Obati Sendiri. Jakarta: Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup).

Jamaludin., Yusra, S., Irsyadani, F. 2015. Pemberian Mengkudu dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Dukuh Sususkan Samirejo Kcamatan Dawe Kabupaten Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan. Vol 02, No. 01, hal 145-150.

Mahendra, dkk. 2005. Atasi Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Margowati, Sri., Priyanto, Sigit., dan Wiharani, Mita. 2016. Efektivitas Penggunaan Rebusan Daun Alpukat dengan Rebusan Daun Salam dalam Penurunan Tekana Darah pada Lansia. Universty

Research Coloquium. ISSN:

2407-9189 hal 234-248.

Pinzon, dkk. 2010. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala, Tindakan,

Perawatan dan Pencegahan.

Yogyakarta: Andi.

Rachmawati, Septi Dewi. 2013. Pengaruh Buah Mahkota Dewa terhadap Kadar Kolestrol Total Plasma pada Tikus Strain Wistar.

Jurnal Ilmu Keperawatan. ISSN:

(19)

Raharjo, Priyo. 2010. Pengaruh Pemberian Jus Tomat terhadap Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita Hipertensi di Desa Wonorejo Kecamatan Lawang Malang tahun 2007. Jurnal Keperawatan. ISSN: 2086-3071. Vol 01, No.02 hal 138-143.

Sari, C.Y. 2015. Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi. Journal Majority. Vol 04, No. 03, hal 34-40.

Sudiarto., Soewito., dan Huriah, Titih. 2015. Potensi Licopen pada Tomat untuk Penurunan Kadar Kolesterol (LDL) pada Penderita Hipertensi (Hiperkolesterolemi).

Journal of Nursing and Health. ISSN: 2407-9189. Vol 01, No. 01, hal 38-47.

Sutrihadi, E., Suhermiyati, S., dan Iriyanti, N. 2013. Penambahan Tepung Kunyit (Cucurma domestica Val) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam Pakan terhadap Kolesterol Darah dan Kolesterol Daging Broiler. Jurnal Ilmiah Peternakan. Vol 01, No. 01, hal 314-322.

Tangkilisan, L.R., Kalangi, S., dan Masi, G. 2013. Pengaruh Terapi Diet Pisang Ambon (Musa Paradisica

Var. Sapientum Lin) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Klien Hipertensi di Kota Bitung.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa problem

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN KANTOR LAYANAN PENGADAAN JIn Kolonel Wahid Udin No.. I Kelurahan

Kesimpulan penelitian mengenai Sistem Akuntansi Pemerintah pada SKPKD DPPKAD Kabupaten Kepulauan Talaud bahwa: DPPKAD telah melakukan pencatatan akuntansi keuangan

[r]

Presentasi sangat berpengaruh dalam pengenalan logo yang telah dibuat, dimana agar apa yang dirancang dapat dimengerti dan dapat sesuai dengan yang diharapkan client.. Apa

Selain itu, komite sekolah senantiasa memberikan dukungan moril kepada kepala sekolah dan guru dengan memberikan usulan dan saran (dalam bentuk pemikiran) tentang bagaimana

E-money merupakan produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang diciptakan dengan memiliki

Tentunya dalam hal tersebut, ketiga domain ini dapat menciptakan belajar siswa agar mengarah kepada tujuan pendidikan dan dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD). Jadi