• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Antara Pdam Duri Dan Pelanggannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konflik Antara Pdam Duri Dan Pelanggannya"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK ANTARA PDAM DURI DAN PELANGGANNYA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1)

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

TETTI YUNITA GULTOM

090905038

▸ Baca selengkapnya: nomor telepon duri ashari

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Tetti Yunita Gultom

Nim : 090905038

Departemen : Antropologi Sosial

Judul :Konflik Antara PDAM Duri dan Pelanggannya

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen,

Dr. Fikarwin Zuska Dr. Fikarwin Zuska

NIP. 196212201989031005 NIP.196212201989031005

Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

KONFLIK ANTARA PDAM DURI DAN PELANGGANNYA

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, April 2014

(4)

ABSTRAK

Tetti Yunita Gultom, 2014. Judul skripsi: Konflik Antara PDAM Duri dan Pelanggannya. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, 97 halaman, 1 tabel dan 12 Gambar, 1 bagan, daftar pustaka, dan surat keterangan penelitian.

Tulisan ini mengkaji mengenai konflik antara PDAM dan Pelanggannya. Konflik ini terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan atas air yang dipercayakan kepada PDAM Tirta Dharma Cabang Duri. Air sebagai kebutuhan dasar manusia seringkali mencuat menjadi sebuah isu konflik ditengah-tengah masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di Kota Duri Kecamatan Mandau yang berada di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. PDAM Tirta Dharma Cabang Duri merupakan anak cabang dari PDAM Tirta Dharma Pusat Kabupaten Bengkalis yang beroperasi di Kota Duri untuk memenuhi kebutuuhan masyarakat akan air bersih.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan Teknik Pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada pelanggan/masyarakat/pihak PDAM Duri serta semua orang yang memiliki pengetahuan tentang kasus konflik antara PDAM Duri dan Pelanggannya.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana situasi konflik, penyebab terjadinya konflik/sumber-sumber konflik antara PDAM Duri dan pelanggan, serta upaya penyelesaian konflik antara PDAM Duri dan pelanggannya. Hasil dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa penyebab umum terjadinya konflik antara PDAM Duri dan pelanggannya adalah tidak terpenuhinya hak-hak pelanggan/masyarakat akan air bersih yang dipercayakan kepada PDAM. Selain itu wilayah ini terkenal dengan daerah sulit air, hal inilah yang menyebabkan terjadinya konflik antara PDAM Duri dan pelanggan. Sementara upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh PDAM Duri dalam konfliknya dengan pelanggan adalah berupa kebijakan-kebijakan terkait pendistribusian air kepada pelanggan guna memenuhi kebutuhan air di masyarakat.

Kesimpulannya adalah konflik yang terjadi antara PDAM Duri dan pelanggan dikarenakan tidak terpenuhinya hak-hak pelanggan atas air. Konflik ini tidak selamanya berlangsung, dinamika konflik ini cenderung timbul dan tenggelam. Ketika kebutuhan air pelanggan/masyarakat terpenuhi baik dari alam maupun PDAM atau salah satu diantaranya maka konflik akan meredam, sebaliknya ketika kebutuhan masyarakat akan air tidak terpenuhi maka konflik akan muncul kepermukaan.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan penuh rasa syukur. Skripsi ini berjudul Konflik Antara PDAM Duri dan Pelanggannya di Kota Duri Kecamatan Mandau.Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana S1 Antropologi Sosial di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Dosen Pembimbing skripsi dan ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP USU. Terima kasih atas bimbingan dan arahannya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan kritik dan saran-sarannya guna kesempurnaan skripsi ini.

(6)

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua staf dan bagian dari PDAM Tirta Dharma Cabang Duri, kepada Bapak Irdan selaku Kepala Cabang PDAM Duri yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian, yang memberikan motivasi dan segala keramahannya saat saya berada di PDAM Duri. Terimakasih juga buat Bang Iwan Tambunan, Tulang Ansor hasibuan, Nantulang Heppy, Armen, Wak Kandar, Bapak Pungka Simanjuntak, Ibu Hafiza, Bg Razab, Ali, Bg Jul, Bg Udin, Bg Candra, Bapak Enri Johan, Bapak Dior Manullang, Tulang E Manalu, serta Tulang, terkhusus buat Alm. Bg Ramses yang sudah berpulang (semoga damai sejahtera melingkupi keluarga yang ditinggalkan).

Terimakasih yang mendalam saya ucapkan kepada seluruh informan yang sengaja saya samarkan namanya karena permintaan informan, terimakasih banyak karena mau mempersilahkan penulis masuk dan berbincang-bincang kerumah Ibu dan Bapak yang bersedia saya mintai informasi. Terimakasih buat Ante Desi, Ante Pinta, Ibu Sina, Abang besar, dan seluruh masyarakat Kota Duri yang telah membantu saya untuk menyiapkan karya ilmiah ini.

Terimakasih buat teman-teman seperjuangan antro 09 yang telah memberikan motivasi kepada saya, Rona Maria Girsang, Sentani, Marlyna, Bg Laung, Nelvi, Elisa, Halima, Bg Lalan, Sri Dani, Bg Edi Ricardo, Bg Edi 07, Kak Febri 08, dan teman-teman lainnya yang tak bisa disebut satu persatu.

(7)

lelah dan memberikan cintanya yang tulus kepada kami anak-anaknya. Terimakasih juga buat dukungan yang diberikan oleh ketiga adik-adikku yang tersayang Ester Lia Gultom, Martin Enrich Agave dan Efo Taruli Gultom . Saya persembahkan skripsi ini buat Ayah dan Mama tercinta. Saya juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu masukan-masukan dari berbagai pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya serta pihak-pihak yang memerlukan.

Medan, April 2014

Penulis

(8)

RIWAYAT HIDUP

Tetti Yunita Gultom, lahir pada tanggal 09juni 1992 diDuri. Anak pertama dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan Bapak Yan Roy Gultomdan IbuN. Malau, beragama Kristen Protestan. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN025 Babussalam,pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Mandau,pada tahun 2006 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Mandau di Duri, Riau. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi dengan jalur SNMPTNdi Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2009. Program Studi yang diambil adalah Ilmu Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Alamat email:

• Mengikuti Pelatihan “Training of Facilitator” angkatan I oleh Departemen Antropologi Sosial USU pada tahun 2012.

tetyyunitag@yahoo.com

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi antara lain:

• Mengikuti seminar “ Ini Medan Demokrasi Bung” tahun 2011

• Mengikuti seminar Nasional “ Inventarisasi Kain Tenun, Hiou Simalungun tahun 2011

• Mengikuti seminar hasil penelitian “Kajian Untuk Perlindungan Ekspresi Keragaman Budaya” tahun 2012

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Skripsi merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi persyararatan tersebut penulis telah menyusun sebuah skripsi dengan judulKonflik Antara PDAM Duri dan Pelanggannya.

Skripsi ini berisi kajian mengenai konflik yang ditulis berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan masyarakat Kota Duri serta pihak PDAM Duri. Skripsi ini membahas mengenai penyebab terjadinya konflik antara PDAM dan pelanggannya terkait dengan tidak terpenuhinya hak-hak pelanggan akan air. Konflik ini terjadi karena adanya kelangkaan air bersih di tengah-tengah masyarakat Kota Duri yang diikuti juga dengan krisis air PDAM sehingga ketika hak-hak pelanggan yang tidak terpenuhi mencuat menjadi sebuah konflik di tengah-tengah hubungan keduanya.

(11)

Pada tulisan ini, saya juga membuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran sepertisurat penelitian, serta gambar-gambar di lokasi penelitian.Saya yakin akan adanya kekurangan dari skripsi ini, sehingga saya akan dengansenang hati menerima saran, masukan, dan kritikan agar terciptanya suatu skripsi yangbaik dan berguna bagi masyarakat. Demikian pengantar dari saya, semoga skripsi inibermanfaat memberikan kontribusi demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, April 2014 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

1.5.3 Rangkaian Pengalaman di Lapangan ... 23

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN………... 28

2.1 Kondisi Umum Kecamatan Mandau ... 30

2.1.1 Kecamatan Mandau Secara Geografis ... 31

2.1.2 Perekonomian Kecamatan Mandau... 34

2.1.3 Fasilitas dan Infrastruktur ... 42

2.2Gambaran Umum PDAM Tirta Dharma Cabang Duri ... 36

2.3Sejarah Berdirinya PDAM Tirta Dharma Cabang Duri ... 42

2.4Profil Umum PDAM Tirta Dharma Cabang Duri ... 45

2.4.1Struktur Organisasi ... 46

2.5Pelayanan Permohonan Penyambungan Air ... 47

BAB III SITUASI DAN SUMBER KONFLIK ... 50

3.1 Situasi Konflik antara PDAM Duri dan Pelanggannya ... 50

3.2Sumber-sumber Konflik ... 63

3.2.1 Macetnya Air PDAM Duri ... 69

3.2.2 “Bengkaknya” Tagihan Pelanggan ... 75

3.2.3 Kualitas Air PDAM Duri yang Tidak Layak Konsumsi ... 78

BAB IVUPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ... 81

4.1Upaya Penyelesaian Konflik ... 81

(13)

4.1.3Dispensasi PDAM kepada Pelanggan ... 89

4.2.1 Melibatkan Pihak Ketiga ... 90

4.2Tanggapan Masyarakat Terhadap Penyelesaian Konflik ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 96

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Peta Kecamatan Mandau ... 31

Gambar 2: Kepala Cabang dan staf PDAM Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis Cabang Duri ... 37

Gambar 3: Sungai Rangau di Kab. Rokan Hilir (Sumber air PDAM dan PT. CPI) ... 39

Gambar 4: Water line milik PT. CPI yang memompa air sehingga mengalir sampai ke Duri ... 39

Gambar 5: PDAM Tirta Dharma Cabang Duri ... 43

Gambar 6: Visi dan Misi PDAM Kab. Bengkalis yang dipajang di Kantor PDAM Duri ... 44

Gambar 7: Water Meter Pelanggan ... 70

Gambar 8: “Surat pernyataan pemohon” kesepakatan menjadi pelanggan Duri ... 72

Gambar 9: Gambar tunggakan pelanggan yang sudah setahun tidak dibayar dan tidak dilakukan pemutusan sesuai ketentuan perjanjian awal yaitu 2 bulan ... 73

Gambar 10: Fax pelanggan yang tinggal di Toko Parker Baru, Lantai 3 ... 74

Gambar 11: Tumpukan goni berisi bahan kimia untuk menjernihkan air gambut ... 77

(15)

DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Menurut Desa/Kelurahan ... 28 Tabel 3.1 Hasil Evaluasi Kinerja 328 PDAM Tahun 2012 ... 62

DAFTAR BAGAN

(16)

ABSTRAK

Tetti Yunita Gultom, 2014. Judul skripsi: Konflik Antara PDAM Duri dan Pelanggannya. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, 97 halaman, 1 tabel dan 12 Gambar, 1 bagan, daftar pustaka, dan surat keterangan penelitian.

Tulisan ini mengkaji mengenai konflik antara PDAM dan Pelanggannya. Konflik ini terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan atas air yang dipercayakan kepada PDAM Tirta Dharma Cabang Duri. Air sebagai kebutuhan dasar manusia seringkali mencuat menjadi sebuah isu konflik ditengah-tengah masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di Kota Duri Kecamatan Mandau yang berada di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. PDAM Tirta Dharma Cabang Duri merupakan anak cabang dari PDAM Tirta Dharma Pusat Kabupaten Bengkalis yang beroperasi di Kota Duri untuk memenuhi kebutuuhan masyarakat akan air bersih.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Penulisan dilakukan secara holistik, berdasarkan Teknik Pengumpulan data yang digunakan ialah melalui wawancara dan observasi kepada pelanggan/masyarakat/pihak PDAM Duri serta semua orang yang memiliki pengetahuan tentang kasus konflik antara PDAM Duri dan Pelanggannya.

Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana situasi konflik, penyebab terjadinya konflik/sumber-sumber konflik antara PDAM Duri dan pelanggan, serta upaya penyelesaian konflik antara PDAM Duri dan pelanggannya. Hasil dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa penyebab umum terjadinya konflik antara PDAM Duri dan pelanggannya adalah tidak terpenuhinya hak-hak pelanggan/masyarakat akan air bersih yang dipercayakan kepada PDAM. Selain itu wilayah ini terkenal dengan daerah sulit air, hal inilah yang menyebabkan terjadinya konflik antara PDAM Duri dan pelanggan. Sementara upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh PDAM Duri dalam konfliknya dengan pelanggan adalah berupa kebijakan-kebijakan terkait pendistribusian air kepada pelanggan guna memenuhi kebutuhan air di masyarakat.

Kesimpulannya adalah konflik yang terjadi antara PDAM Duri dan pelanggan dikarenakan tidak terpenuhinya hak-hak pelanggan atas air. Konflik ini tidak selamanya berlangsung, dinamika konflik ini cenderung timbul dan tenggelam. Ketika kebutuhan air pelanggan/masyarakat terpenuhi baik dari alam maupun PDAM atau salah satu diantaranya maka konflik akan meredam, sebaliknya ketika kebutuhan masyarakat akan air tidak terpenuhi maka konflik akan muncul kepermukaan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Isu kelangkaan air bersih akhir-akhir ini seringkali menjadi perbincangan utama di tengah-tengah masyarakat, pemerintah, bahkan dunia. Dimana air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup khususnya manusia di bumi ini. Kelangkaan akan air bersih ini sudah dirasakan manusia sejak lama, yang ditandai dengan semakin sulitnya menemukan sumber air bersih yang layak dikonsumsi dan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Hal ini menjadi masalah yang tidak kunjung berhenti bagi sebagian besar penduduk baik yang tinggal di kota maupun di pedesaaan, khususnya yang berada di wilayah Indonesia.

(18)

menjadi suatu komoditas yang diperdagangkan oleh manusia. Layaknya seperti industri minuman berkemasan. Cara memperoleh air bersih menjadi komoditas yang menguntungkan bagi sebagian kalangan. Misalnya sumur bor atau pengelolaan air yang menggunakan sistem perpipaan modern. Tetapi semuanya itu tidak bisa dijadikan sebuah alasan tunggal penyebab terjadinya kelangkaan air bersih di tengah-tengah masyarakat saat ini. Semakin tingginya tingkat eksploitasi atas hutan dan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim yang sangat ekstrem dan sangat berpengaruh bagi kelangkaan air bersih tersebut.

Hal yang dikemukakan diatas adalah sekilas tentang bagaimana kondisi kelangkaan air bersih yang sedang dihadapi oleh banyak orang pada masa ini. Tidak jarang kelangkaan air bersih tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah konflik di tengah-tengah masyarakat, baik itu mengenai perebutan akan sumber daya air, maupun konflik di antara dua pihak yang terikat kontrak jual beli air, seperti hal nya yang terjadi pada PDAM Duri dan pelanggannya.

Skripsi ini menjelaskan tentang konflik yang terjadi antara PDAM Cabang Duri dengan pelanggan/masyarakat.1

(19)

Konflik ini terjadi setelah pelanggan dan masyarakat mengalami kekeringan selama beberapa bulan karena tidak berjalannya air dari PDAM. Dalam hal ini, PDAM dinilai tidak sportif oleh masyarakat. Pasalnya, pelanggan sudah melakukan kewajibannya sebagai pelanggan akan tetapi tidak menerima haknya sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat bersama sebelumnya. Sementara di sisi lain, PDAM Duri juga memiliki masalah internal yang belum bisa diatasi hingga saat ini, dan kondisinya tersebut menghambat pelayanannya terhadap pelanggan.

PDAM dapat dikatakan sebagai produsen pengelola air bersih yang kemudian dinikmati oleh masyarakat sebagai pelanggan/pelanggannya. Namun, PDAM bukanlah produsen yang “sebenarnya,” tetapi alam lah yang menyediakan sumber air kepada PDAM, dan kemudian dikelola menjadi air bersih yang siap digunakan oleh masyarakat. Dalam mengembangkan layanannya kepada masyarakat, Pemerintah memperbolehkan PDAM untuk bekerja sama dengan pihak ketiga (swasta maupun non swasta). Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan PDAM terhadap pelanggan yang bisa jadi terhambat pada masalah-masalah tertentu.2 Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, PDAM Dharma Tirta Sampit bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mendistribusikan air ke seluruh pelanggannya,3

2

Contoh masalah masalah yang menghambat pelayanan PDAM yaitu kurangnya dana untuk mengembangkan instalasi proyek yang sedang dijalankan oleh PDAM, atau bisa saja faktor wilayah yang memang tandus dan sulit menemukan sumber air di wilayah tersebut.

dan PDAM Tirta Dharma Cabang Duri yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau, yang

3

(20)

bekerja sama dengan PT. CPI (Chevron Pacific Indonesia), serta masih banyak lagi yang juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain, untuk membantu kelancaran kewajiban PDAM untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.

Jenis kerja sama yang dilakukan PDAM dengan pihak lain bisa bermacam-macam dan pastinya berbeda pada masing-masing PDAM, tergantung dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh PDAM tersebut di wilayah operasionalnya. Terkadang situasi wilayah yang terletak jauh dari sumber air baku juga mempengaruhi kebutuhan serta kemampuan PDAM itu sendiri dalam mengolah air baku serta mengelola pendistribusiannya kepada pelanggan. Minimnya sarana dan prasarana menjadi salah satu contoh latar belakang PDAM melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan layananannya. Seperti yang dilakukan oleh PDAM Tirta Dharma Cabang Duri yang merupakan anak cabang dari PDAM Tirta Dharma Pusat, Kabupaten Bengkalis. PDAM ini bekerja sama dengan PT. CPI yang merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang Migas yang sama-sama beroperasi di wilayah Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Jenis kerja sama yang dilakukan PDAM cabang Duri dengan Chevron, berupa penyediaan sarana dan prasarana bagi keduanya dalam memperoleh air baku4

Upaya PDAM melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam mengembangkan layanannya, tentu mempengaruhi pelayanan PDAM terhadap pelanggan. Ketika hubungan PDAM Duri dengan Chevron diguncang masalah,

yang letaknya cukup jauh dari wilayah Duri.

(21)

maka pastilah pelanggan terkena imbasnya, mengingat bahwa Chevron lah yang menyediakan sumber air baku kepada PDAM.5 Situasi ini menimbulkan krisis air bagi PDAM dan juga bagi pelanggan. Situasi krisis air bersih inilah yang kemudian memicu timbulnya konflik di antara PDAM dengan masyarakat. Sebab akses untuk sesuatu yang sangat vital itu terganggu sehingga menjurus kepada apa yang disebut oleh Vandana Shiva tentang “Perang Air”.6

Latar belakang konflik kedua pihak ini tentu memberikan penjelasan tentang bagaimana konflik ini berlangsung dan bagaimana upaya penyelesaiannya.Secara keseluruhan tulisan ini memaparkan bagaimana konflik itu terjadi dan bagaimana upaya penyelesaiannya.Untuk itu penulis membagi Pelanggan yang merasakan krisis air bersih tersebut menuntut kepada PDAM untuk memberikan air kepada mereka, sementara PDAM juga mempunyai problemnya tersendiri.

Konflik adalah gesekan yang terjadi pada kedua belah pihak yang terikat dalam suatu hubungan tertentu, dimana ada pihak yang merasa dirugikan dan tindakan yang merugikan itu menimbulkan adanya pelanggaran hukum. Hukum yang dimaksudkan bisa berupa kesepakatan-kesepakatan di antara kedua belah pihak yang ditentukan bersama sebagai aturan dalam hubungan tersebut, baik itu berbadan hukum atau tidak berbadan hukum. Mengacu kepada pengertian akan konflik ini, maka dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan PDAM dengan pelanggannya rentan terjadi sebah konflik, dimana ada pihak yang tidak melaksanakan kewajibannya, dan ada pihak yang tidak menerima haknya.

5

Kontrak antara PDAM dengan Chevron yang dimulai tahun 1994 harusnya berakhir pada tahun 2002 namun masih berlangsung sampai sekarang, untuk itu hubungan keduanya juga berpotensi untuk menjadi sebuah konflik.

6

(22)

pokok pembahasan menjadi tiga bab. Ketiga bab tersebut masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda dan memiliki kait-kemait dari masing-masing bab.

Pada bab dua dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Dimana dalam bab tersebut dijelaskan mengenai awal mula kehadiran PDAM di Duri dan bagaimana hubungan PDAM dengan pelanggannya .Bab ini juga menjelaskan komponen-komponen lain yang terkait dengan PDAM Tirta Dharma Cabang Duri, seperti profil umum, visi dan misi serta struktur organisasi PDAM Duri.

Pada bab selanjutnya yaitu bab tiga, penulis mulai berbicara mengenai bagaimana situasi konflik serta apa-apa saja sumber konflik antara PDAM dan pelanggannya. Bab ini akan menjelaskan bagaimana keadaan krisis air tersebut akhirnya memicu timbulnya konflik antara PDAM Tirta Dharma Cabang Duri dengan pelanggannya.

(23)

1.2 Tinjauan Pustaka

Konflik merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan masyarakat. Konflik juga akan selalu ada pada setiap masyarakat karena konflik merupakan gejala sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik berarti pertentangan atau percekcokan. Selanjutnya Dean G. Pruitt (2004) menyebutkan pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak yang berseberangan.

Kata konflik tersebut mengacu kepada perkelahian, perlawanan dan pertentangan dimana dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya (Hendropuspito, 1989: 240). Coser (dalam Suparlan, 1999) memaparkan bahwa konflik adalah perjuangan antar individu atau kelompok untuk memenangkan sesuatu tujuan yang sama-sama ingin mereka capai. Dimana kekalahan dan kehancuran dipihak lawan, merupakan tujuan utama yang ingin mereka capai.

(24)

kelompok yang masing-masing memperjuangkan kepentingannya atas obyek yang sama, yaitu tanah dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah, seperti air dan perairan, tanaman, tambang, dan juga udara yang berada di atas tanah yang bersangkutan.7

Dalam Teori Pertukaran Sosial dikatakan bahwa perilaku manusia dalam interaksi sosial merupakan aktivitas pertukaran antara imbalan (reward) dan biaya (cost). Pertukaran tersebut meliputi pertukaran yang kelihatan (tangible exchange) atau pertukaran yang tidak kelihatan (intangible exchange).

Konflik yang terjadi dapat berupa konflik vertikal, yaitu antar pemerintah, masyarakat dan swasta, antar pemerintah pusat, pemerintah kota dan desa, serta konflik horizontal yaitu konflik antar masyarakat.

Demikian halnya dengan Konflik yang terjadi antara PDAM Duri dengan pelanggannya. Konflik yang dilatar belakangi oleh air ini dilakukan oleh pihak pelanggan dalam memperjuangkan haknya akan air yang sering kali tidak terpenuhi oleh pihak PDAM Duri. Akan tetapi hal yang perlu ditekankan dalam kasus konflik disini adalah bukan kehancuran pihak lawan yang ingin dicapai, namun pencapaiannya justru lebih kepada pemecahan konflik tersebut. Dimana masyarakat dapat memperoleh air bersih dengan lancar dan lebih maksimal.

8

7

(25)

pemberi dan penerima. Proses pertukaran tersebut diatur oleh hubungan timbal balik dan pertukaran tidak akan berlangsung jika ketentuan mengenai timbal balik dilanggar sehingga memunculkan terjadinya konflik. Hal inilah yang terjadi pada PDAM Duri dan pelanggannya, dimana pertukaran timbal balik di antara keduanya tidak berjalan lancar. timbal balik keduanya yang berupa hak dan kewajiban yang tidak berjalan sebagaimana mestinya hingga kemudian menimbulkan konflik.

Menurut LauraNader and Harry Todd konflik adalah tahapan dari proses bersengketa (disputing process). Menurutnya terdapat tiga tahapan dalam proses bersengketa, yaitu tahap pra-konflik, tahap konflik, dan Sengketa9

Situasi “keluhan, perasaan diperlakukan tidak adil’ ini mengandung suatu potensi yaitu suatu potensi untuk meletus menjadi konflik atau justru mengendor. Perasaan diperlakukan tidak adil dapat lebih memuncak dikarenakan oleh suatu konfrontasi, atau eskalasi justru terelakkan karena setara sengaja kontak dengan lawan dihindari atau karena pihak kedua tidak member reaksi terhadap tantangan : Tahap

pra-konflik atau tahap keluhan, Mengacu kepada keadaan atau kondisi yang oleh

seseorang atau suatu kelompok dipersepsikan sebagai hal yang tidak adil dan alasan-alasan atau dasar-dasar dari adanya perasaan itu. Pelanggaran terhadap rasa keadilannya itu dapat bersifat nyata, atau imajinasi saja, tergantung pada persepsi dari pihak yang merasakan ketidakadilan bersangkutan. Dalam hal ini, yang penting ialah pihak itu merasakan bahwa haknya dilanggar atau dia/mereka diperlakukan dengan salah (TO. Ihromi, 1993:209).

9

(26)

yang diajukan. Dapat disebut bahwa cirri tahap ini adalah monadik (Nader dan Todd, 1978:14). Bila pihak yang merasa haknya dilanggar memilih jalan konfrontasi, serta melemparkan tuduhan kepada pihak pelanggar haknya, atau memberitahukan kepada pihak lawannya tentang keluhannya, maka keluhan semula memasuki tahap konflik. Kedua belah pihak sadar mengenai adanya suatu perselisihan pendapat antara mereka. Tahap ini mempunyai cirri diadik (dua pihak berhadapan). Akhirnya tahap sengketa (dispute) dapat terjadi karena konflik mengalami eskalasi berhubung sebab adanya konflik itu dikemukakan secara umum.10

Situasi tidak adil yang dirasakan oleh pelanggan PDAM Duri dapat dilihat dari isi perjanjian baku yang ditandatangani oleh pelanggan. Perjanjian baku/standar merupakan perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak telah ditentukan dalam surat perjanjian itu sehingga calon konsumen (pelanggan) hanya tinggal menandatangani formulir tersebut yang sebenarnya lebih banyak mengatur mengenai kewajiban-kewajiban pelanggan. Pada dasarnya

(27)

suatu perjanjian terjadi berlandaskan asas kebebasan berkontrak di antara dua pihak yang mempunyai kedudukan yang seimbang dan kedua belah pihak berusaha untuk mencapai kesepakatan yang diperlukan bagi terjadinya perjanjian itu melalui suatu proses negosiasi di antara mereka (PDAM dan Pelanggan). Namun dewasa ini ada kecenderungan bahwa banyak perjanjian dalam transaksi bisnis yang terjadi dilakukan bukan melalui suatu proses negosiasi yang seimbang di antara para pihak melainkan pihak yang satu telah menyiapkan suatu syarat baku pada suatu formulir perjanjian dan pihak lain tersebut untuk melakukan negosiasi atau syarat-syarat yang disodorkan. Perjanjian yang demikian dapat disebut perjanjian baku atau standar.11

Berikut isi perjanjian yang ditanda tangani oleh calon pelanggan PDAM Duri (perjanjian baku)

Hal ini tentunya sudah menyebabkan adanya ketidakadilan dalam hubungan keduanya. Melalui hal ini dapat dilihat bahwa potensi konflik sudah terlihat sejak pertama kali seorang calon pelanggan mendaftarkan dirinya menjadi konsumen PDAM.

12

1. Setelah selesai pemasangan instalasi air minum, kami bersedia menjaga dari kehilangan dan kerusakan terhadap peralatan sambungan rumah yang telah terpasang, dan apabila terjadi kehilangan dan kerusakan, maka biaya penggantian peralatan menjadi tanggung jawab kami.

:

2. Setelah pemasangan kmi bersedia membayar rekening air secara rutin (setiap tanggal 5 s/d 20) setiap bulannya.

11

Perlindungan Hukum bagi Konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Universitas DiponegoroTerdapat dalam Tesis Novi Hesti Lestari tahun 2003.

12

(28)

3. Apabila kami lalai / terlambat membayar kewajiban selama 2 (dua) bulan berturut-turut, maka kami bersedia menanggung resiko Pemutusan Instalasi Pipa Dinas tanpa pemberitahuan dari PDAM.

4. Apabila terjadi hal-hal yang mengakibatkan pembongkaran sambungan rumah karena sengketa milik tanah atau bangunan, maka kami tidak menuntut apapun kepada PDAM Kabupaten Bengkalis Cabang Duri.

5. Jika terjadi perubahan jaringan pipa sambungan rumah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah diizinkan, maka sambungan pipa dinas dapat dicabut tanpa ganti rugi.

6. Kami bersedia mengikuti antrian yang ditentukan PDAM, yaitu :

a. Selambat-lambatnya………Minggu untuk dilakukan pemasangan sambungan rumah

b. Tidak akan mendesak PDAM untuk melakukan pemasangan sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

7. Kami berjanji akan mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan PDAM Kabupaten Bengkalis Cabang Duri.

Dapat dilihat bahwa keseluruhan dari butir-butir perjanjian ini mengatur apa saja yang harus dipatuhi oleh pelanggan. Bahkan hak untuk menerima air pun tidak dituangkan didalamnya.

(29)

Indonesia terlihat gencar mengundang partisipasi swasta karena kewalahan melayani kebutuhan air bersih yang semakin meningkat. Negosiasi ini terjadi karena semakin banyaknya permasalahan mengenai sumber air bersih yang ketersediaannya semakin sedikit serta jumlah kebutuhan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Selanjutnya Rafick menyatakan bahwa hubungan dengan pihak swasta dapat mempengaruhi pelayanan PDAM itu sendiri. Pihak ketiga yang hadir dalam hubungan PDAM dengan konsumennya akan menimbulkan kesepakatan-kesepakatan baru yang tentunya berbeda dengan kesepakatan-kesepakatan PDAM terhadap konsumennya.

Situasi seperti ini secara potensial dapat menyebabkan terjadinya konflik. Hubungan PDAM dengan instansi lain bersamaan dengan hubungannya kepada konsumen akan menimbulkan permasalahan baru. Seperti Di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, PDAM bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mendistribusikan air ke seluruh pelanggannya, ketergantungan PDAM dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi faktor utama penyebab distribusi air keseluruh konsumen di Kotim sering bermasalah.13

13Sumber : “PDAM Daerah Masih Andalkan PLN dan Rawan Masalah” yang ditulis oleh Maya

Selvianidalam media lokal jaringnews.com.

Di Duri-Riau, Kabupaten Bengkalis, PDAM bekerja sama dengan PT. Chevron Pasific Indonesia (PT. CPI) yang juga menyebabkan distribusi air kepada konsumen mengalami gangguan. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi antara

(30)

hukum-hukum yang berlaku di antara pihak yang saling memiliki kesepakatan seperti PDAM dan pihak swasta, serta PDAM dan konsumennya.

Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi konflik juga dapat mempengaruhi interaksi konflik tersebut. Seperti hal nya emosi, emosi dapat menyebabkan terjadinya konflik dan mempengaruhi proses interaksi konflik. Emosi adalah perasaan subjektif yang kompleks sebagai reaksi-kognitif dan fisiologi atas suatu pengalaman yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Emosi merupakan perasaan yang kompleks bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau netral (perasaan yang biasa-biasa saja).

Emosi bila bersifat konstruktif atau destruktif; positif atau negative; dan menyenangkan atau menyakitkan. Dengan demikian, emosi erat hubungannya dengan konflik. Emosi seseorang dapat bersifat destruktif dan menimbulkan konflik. Orang yang tidak/ kurang memperhatikan persepsi orang lain. Orang yang emosionalnya sering irasional dan logika berpikirnya dipengaruhi oleh emosinya. Ia menjadi egosentris atau egois. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat atau konflik dengan orang yang berinteraksi dengan dirinya.

(31)

Konflik yang disebabkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan akan air bersih ini diikuti dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi interaksi konflik tersebut, seperti emosi. Emosi pelanggan yang meluap setelah hampir dua bulan sama sekali tidak menerima air bersih dari PDAM menjadikan pelanggan agresif dalam mewujudkan emosinya tersebut. Situasi semacam ini disebut marah agresif (Wirawan, 2010: 154). Simptom kemarahan yang mengarahkan kemarahan dalam bentuk agresif fisik dan verbal. Berikut adalah perilaku-perilaku yang tergolong marah agresif dalam konflik:

Mengancam. Menakut-nakuti lawan konflik dengan mengatakan

bahwa dapat melukai diri atau hak miliknya; menunjuk-nunjuk ke muka lawan konflik; mengacungkan kepalan tangan; memakai baju atau symbol-simbol yang ada hubungannya dengan perilaku kekerasan; membuntuti lawan konflik; “menggas” mobil atau motor keras-keras; membanting pintu dan menggebrak meja.

Menyakiti. Menyakiti berupa kekerasan fisik; mendaprat, lelucon biasa

dan vulgar, merusak percaya diri lawan, menggunakan bahasa kotor, menyalahkan, menuduh, me-label-i orang lain serta mengutuk.

Menggertak. Mengancam orang secara langsung, menganiaya,

menghukum, atau menggeser dari jabatan, menggunakan kekuasaan untuk menindas, berupanya menabrak orang, dan mengejek kelemahan orang.

Menyalahkan tidak adil. Menyalahkan orang lain dan menuduh secara

(32)

Dalam merealisasikan strategi konfliknya, pihak yang terlibat konflik menggunakan taktik konflik. Taktik konflik adalah teknik yang mempengaruhi lawan konflik untuk menghasilkan keluaran konflik yang diharapkan. Dalam menghadapi situasi konflik, pihak yang terlibat konflik dapat menggunakan berbagai taktik konflik secara berurutan atau secraa bersam-sama. Di samping itu, taktik konflik dapat berubah setiap waktu tergantung situasi interaksi konflik. Sebagai contoh, jika pihak yang terlibat konflik menggunakan taktik persuasif rasional tidak akan berhasil, ia akan menggunakan taktik mengancam dan menekan. Taktik konflik itu sediri ditentukan pihak yang berkonflik, contoh: taktik menahan diri atau diam, taktik menangis dan menghimbau, serta taktik mengancam. Keseluruhannya itu dilakukan untuk mencapai tujuan konflik keduanya.

Pada prinsipnya konflik sesungguhnya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun yang paling penting adalah bagaimana cara untuk menyelesaikan konflik tersebut supaya ancaman dan bahaya sebagai akibatnya dapat dicegah secara dini.

Menurut Nader dan Todd dalam tulisan Ihromi (1993 : 210-212) ada beberapa tahap untuk mengatasi dan menyelesaikan terjadinya konflik, yaitu :

(33)

diperkirakan bahwa kerugian lebih besar dari keuntungannya (dalam arti materil maupun kejiwaan).

2. Mengelak (avoidance): pihak yang merasakan dirugikan, memilih untuk mengurangi hubungan-hubungan dengan pihak yang merugikannya atau sama sekali menghentikan hubungan tersebut.

3. Paksaan (coercion): salah satu pihak memaksakan pemecahan pada pihak yang lain. Tindakan yang bersifat memaksakan atau ancaman untuk menggunakan kekerasan, pada umumnya mengurangi penyelesaian secara damai.

4. Perundingan (negotiation): dua pihak yang berhadapan merupakan pengambil keputusan. Pemecahan dari masalah yang mereka hadapi dilakukan oleh kedua belah pihak, mereka sepakat, tanpa adanya pihak ketiga yang mencampuri.

(34)

6. Arbitrase (arbitration): dua pihak yang besengketa sepakat untuk meminta perantara pihak ketiga, arbitrator, dan sejak semula telah setuju bahwa mereka akan menerima keputusan dari arbitrator itu.

7. Peradilan (adjudication): pihak ketiga mempunyai wewenang untuk mencampuri pemecahan masalah, lepas dari keinginan para pihak yang bersengketa. Pihak ketiga juga berhak membuat keputusan itu artinya berupaya bahwa keputusan dilaksanakan.

Menurut Kriekhoff dalam Ihromi (1993 : 225) cara-cara yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa (konflik) antara lain dibahas oleh:

1. S. Roberts (1979:57-59), yang mengemukakan tentang upaya-upaya seperti:

a) Penggunaan kekerasan, yaitu langsung antar pribadi, b) Melalui upacara atau ritus, misalnya upacara adat, c) Mempermalukan, misalnya dengan sindiran/kiasan,

d) Melalui makhluk-makhluk supernatural, misalnya dengan sampah atau magic,

e) Pengucilan

f) Melalui pembicaraan yang terdiri dari : • Pembicaraan langsung (negosiasi)

(35)

sebagai pihak ikut menyelesaikan (arbitrasi/arbitration dan peradilan adjudicator)

2. P.H Gulliver dan L. Nader (1969), secara khusus membahas penyelesaian sengketa dengan menekankan pada :

a) Hasil yang diperoleh, dengan membedakan antara pola

compromise vs decision (kompromi vs keputusan) atau negotiation

vs adjudication (negosiasi/kesepakatan vs keputusan atau vonis

hakim) – menurut Gulliver.

b) Para pihak yang terlibat atau pada model keputusan, yaitu (L. Nader mengikuti pola Aubert) :

• Hanya menyangkut dua pihak yang berkepentingan (pola

dyadic atau bargain model)

• Dengan melibatkan pihak ketiga (pola triadic atau court model)

Sengketa/konflik itu hal yang melekat pada hubungan sosial, sehingga: a) bila hubungannya erat, maka penyelesaiannya cenderung damai (“win-win

solution”); b) bila hubungannya renggang, maka penyelesaiannya cenderung

(36)

menemukan “inti sari” hukum. Berbagai kajian penyelesaian sengketa dari pelbagai masyarakat dan kebudayaan kemudian diungkapkan dan ditelusuri. Karena penggunaan metode komparasi untuk berbagai penyelesaian sengketa semakin sering dan mendalam, akibatnya unsur-unsur kemajemukan pun semakin terpupuk.

Sementara itu, menurut Djaka Soehendera konflik (conflict) yang terjadi pada kenyataannya tidak selalu menimbulkan hubungan-hubungan sosial yang disfungsional, terkadang konflik justru berfaedah untuk memelihara suatu hubungan sosial (Coser, 1964: 47; Coser, 1957: 227).14

1.3 Rumusan Masalah

Dan tidak semua konflik kemudian menjurus ke perkara hukum (karena adanya ancaman disintegrasi sosial atau motif lainnya). Pada dasarnya semua menginginkan adanya solusi akan konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan latar belakang terjadinya konflik antara PDAM Duri dengan pelanggan/masyarakat yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana situasi konflik dan Apa-apa saja sumber konflik antara PDAM dengan pelanggannya ?

2. Bagaimana penyelesaian konflik yang dilakukan oleh PDAM Duri dalam menghadapi pelanggan/masyarakat?

14

(37)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana situasi konflik di antara PDAM Duri dengan pelanggannya, sumber-sumber konflik serta upaya-upaya penyelesaian konflik keduanya.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara akademis penelitian ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang Antropologi hukum. Khususnya dalam memperkaya literatur mengenai kajian sengketa, pluralisme hukum serta hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat. Secara praktis peneletian ini akan memperoleh data yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan mengungkapkan fenomena hukum dan kemajemukan hukum yang berlaku di masyarakat.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif dan wawancara. Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang memusatkan perhatiannya kepada data dan memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas yang kemudian memunculkan teori baru yang lebih kompleks.

(38)

pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian guna mendapat data-data dilapangan antara lain :

1.5.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan pengamatan, yang melibatkan pengamat secara langsung dengan aktifitas-aktifitas lapangan yang akan ditelitinya. Di dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen penelitian yang paling utama, peneliti menggunakan dirinya sendiri untuk melakukan observasi untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Dalam hal ini, penulis akan melakukan pengamatan baik itu secara tidak langsung seperti selalu memperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi terkait dengan permasalahan kelangkaan air bersih yang sedang dihadapi oleh PDAM dan masyarakat Duri.

Dalam melakukan pengamatan, antropolog harus menempatkan posisinya di tengah-tengah persoalan, dimana pada hakikatnya bahwa antropolog harus bersifat netral dan tidak memihak pada siapapun. Hal ini akan menjaga kemurnian data yang diperoleh, sehingga peneliti mampu mendeskripsikan fenomena yang terjadi tanpa mengurangi kemurnian data dengan perasaan-perasaan atau identitas yang dimiliki oleh peneliti, atau yang dalam antropologi disebut dengan Emic view (native’s point of view).15

1.5.2 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

(39)

Wawancara pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk memperoleh pemahaman secara holistik mengenai pandangan atau perspektif (inner perspectives) seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu.16

Penelitian ini berlokasi di tanah kelahiran penulis yaitu Kota Duri yang merupakan salah satu Ibu Kota Kecamatan Mandau, Kecamatan terluas di Kabupaten Bengkalis, Riau. Diawali dengan rasa kecintaan penulis sebagai orang Duri maka muncullah penelitian ini. Duri adalah kampung halaman penulis yang

Dalam penelitian mengenai kasus sengketa ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara yang akan dilakukan dengan informan-informan yang menurut penulis mampu menjawab semua data yang dibutuhkan. Sebagai instrument utama, penulis harus mampu menjalin rapport (hubungan) yang baik dengan para informannya. Dengan menjalin hubungan baik dengan para informan, maka penulis akan lebih mudah untuk masuk kedalam permasalahan penelitian dengan melakukan wawancara ataupun wawancara mendalam dengan informan. Kedudukan informan dalam penelitian kualitatif adalah informan sebagai guru bagi penulis, yang akan menjelaskan tentang objek kajian yang akan diteliti oleh penulis.

Informan penelitian ini merupakan semua orang yang terkait dengan PDAM, masyarakat yang mengamati serta merasakan permasalahan kelangkaan air bersih, PT. CPI yang bekerja sama dengan PDAM, dan khususnya masyarakat yang menjadi pelanggan (langsung/tidak langsung) yang terikat dengan PDAM.

1.5.3 Rangkaian Pengalaman Penelitian di Lapangan

16

(40)

dipenuhi dengan warna-warni budaya masyarakatnya sebagai tempat yang sangat ramai dikunjungi para calon urban. Ketertarikan yang membuatnya menjadi salah satu destinasi tempat tinggal dikarenakan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang Migas (Minyak dan Gas) yang beroperasi di wilayah ini. Tuntutan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi adalah sebagai alasan utama perpindahan penduduk ke Kota ini. Rasa kecintaan penulis ini disebabkan karena situasi lingkungan yang beraneka ragam yang menurut penulis saling menjaga toleransi antara satu dengan yang lainnya, meskipun pada dasarnya toleransi itu berbeda dengan apa yang ada didalam hati pemiliknya. Akan tetapi hubungan baik dengan para sahabat berbeda etnis dan keyakinan, serta sosialisasi yang baik dengan lingkungan menjadikan saya nyaman berada di antara keberagaman tersebut. Rasa kecintaan inilah yang kemudian mewujudkan keinginan saya untuk melakukan penelitian di wilayah ini.

(41)

Banyak sekali kendala yang penulis temui dalam mewujudkan karya ilmiah ini, dimulai dari perang terhadap diri sendiri mengenai keyakinan terhadap terwujudnya tulisan ini, hingga data yang sangat homogen sifatnya di tengah-tengah masyarakat Duri. Semuanya dilalui oleh penulis dengan penuh pergumulan, meskipun sebenarnya situasi ini disebabkan oleh pikiran-pikiran penulis sendiri.

Penelitian ini sebenarnya sudah penulis mulai ketika pertama kali Judul proposal untuk skripsi ini di Acc oleh bapak Ketua Jurusan Antropologi dengan Topik “Sengketa antara PDAM dengan PT. CPI”. Alasan penulis menaikkan judul ini karena apa yang penulis lihat di media cetak dan elektronik yang menyoroti tentang permasalahan kelangkaan air di masyarakat Duri akibat tidak mengalirnya air PDAM. Kelangkaan air ini justru dipicu oleh permasalahan internal PDAM itu sendiri. Hal ini terkait dengan kontrak kesepakatan kerja pada tahun 1994 dengan PDAM Duri melalui PDAM Pusat Kabupaten Bengkalis dan Pemerintah Daerah yang harusnya berakhir setelah 7 tahun masa kerja sama, namun masih berjalan hingga saat ini. Akan tetapi karena sedikitnya data yang mendukung tulisan ini serta sulitnya untuk “masuk” kedalam pihak swasta guna memperoleh data maka saya memutuskan untuk mencari tahu lagi apa yang sebenarnya akan menjadi masalah saya. Hingga akhirnya topik mengenai sengketa pun saya tinggalkan dan beralih ke topik mengenai Konflik ini.

(42)

ini pun mulai muncul seiring semakin banyaknya wawancara yang penulis lakukan dengan para warga di berbagai lokasi di Duri. Akan tetapi sebagai peneliti, penulis harus bersikap netral untuk menanggapi setiap informasi yang masuk pada penulis sehingga menghasilkan tulisan yang baik.

Dalam melihat sudut pandang PDAM itu sendiri penulis melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dadakan seperti yang biasa dilakukan oleh siswa atau mahasiswa magang disuatu instansi tertentu, dalam hal ini penulis melakukannya di Kantor PDAM Duri. Hampir lebih dari tiga minggu penulis berperan menjadi

karyawan PDAM yang menangani keluhan pelanggan akan kinerja PDAM yang

dinilai tidak baik. Berbagai jenis pelanggan yang masuk ke bagian hubla sering kali menjadi objek pengamatan penulis, berbagai ekspresi (luapan emosi) pelanggan akan ketidakterimaan terhadap apa yang diterimanya sebagai pelanggan merupakan data yang sangat mendukung tulisan ini.

Untuk mewawancarai pihak PDAM bukanlah sesuatu yang mudah bagi penulis, jawaban yang terkesan ditutup-tutupi tak jarang penulis temui ketika berbincang-bincang dengan karyawan PDAM. Kendala tersebut tak lantas menyurutkan niat penulis untuk melanjutkan tulisan ini, sebab data-data yang telah diperoleh oleh penulis sudah cukup menjelaskan bagaimana Konflik yang terjadi di antara keduanya.

(43)

dengan kinerja PDAM Duri ini. Misalnya ketika salah seorang dari pihak PDAM tersebut saya tanyai seputar artikel yang mereka pajangkan di mading HubLa ; “Bupati Minta PDAM Harus Mandiri”17

17

Terdapat dalam Koran Riau Pos, Judul : Bupati Minta PDAM Harus Mandiri, tanggal 11 Juni 2012 – 08.35 WIB

jawabannya justru menyalahkan pihak Pemda yang membiarkan PDAM sampai selama ini bergantung kepada pihak swasta. Masalah PDAM sebenarnya berakar pada ketiadaan sumber air baku yang hendak dikelola sendiri oleh PDAM dengan sarana dan prasarana milik sendiri yang selama ini semuanya difasilitasi oleh pihak Chevron. Berulangkali wacana mengenai pengadaan sumber air baku juga sudah pernah muncul seperti, Sungai Sekapas dan Sungai Jurong sebagai daerah destinasi sumber air baku tersebut namun sampai saat ini belum jua ter-realisasi.

(44)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Kondisi Umum Kecamatan Mandau

Kecamatan Mandau adalah Kecamatan terbesar sekaligus terpadat penduduknya di Kabupaten Bengkalis. Tingginya tingkat perpindahan penduduk yang dipengaruhi banyaknya perusahaan Migas (Minyak dan Gas), menjadi penarik tersendiri bagi sebagian orang untuk tinggal dan mencari nafkah di daerah ini. Munculnya perusahaan-perusahaan ini, dilatarbelakangi oleh kekayaan sumber daya minyak bumi yang terkandung didalamnya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Duri menjadi daerah yang paling padat penduduk di antara daerah lainnya di Kabupaten Bengkalis.

Secara keseluruhan Kecamatan Mandau terdiri dari dua puluh empat desa/kelurahan yang status hukumnya sudah menjadi desa/kelurahan defenitif. Adapun dari seluruh desa dan kelurahan tersebut terdiri dari lima belas desa dan sembilan kelurahan.

Tabel.1 Luas Wilayah Kecamatan Menurut Desa/Kelurahan

No. Desa/Kelurahan Desa Kelurahan Nama Pejabat Luas (km2) 1. Talang Mandi - √ Halazmi Julizar, S.STP 20,00

2. Harapan Baru √ - - 25,00

3. Gajah Sakti - √ Ilhami , HS 20,00

4. Batang Serosa - √ Tasarjon 6,00

5. Balik Alam - √ Ruslan, SH 6,00

(45)

9. Air Jamban - √ Zulfikar 50,00

Sumber : Website Kabupaten Bengkalis, 2014

Selain kaya akan sumber daya minyak bumi itu, tanah yang subur juga menjadi cirri khas dari wilayah ini. Dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian berladang, dengan menanami tanaman palawija seperti kelapa sawit, kelapa, dan juga karet. dijadikan sebagai lahan perkebunan menjadi salah satu daya pikat yang menarik para perantau untuk menempati wilayah ini.

(46)

2.1.1 Kecamatan Mandau Secara Geografis

Kecamatan Mandau secara geografis terletak pada : a. 0°56'12 Lintang Utara s/d 1°28'17" Lintang Utara b. 100°56'10 Bujur Timur s/d 101°43'26'' Bujur Timur Dengan batas-batas Wilayah :

a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu & Kota Dumai.

b. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Pinggir. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu. d. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu

(47)

Gambar 1 : Peta Mandau

Iklim di Kecamatan Mandau yaitu iklim tropis basah, dengan temperatur maksimum 35oC dan minimum 25oC, kelembaban rata-rata pada musim hujan antara 80% sampai dengan 90 % dan pada musim kemarau 60 % - 70%. Musim hujan terjadi sekitar bulan September – Januari dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus. Kecamatan Mandau memiliki iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun, serta rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

2.1.2 Perekonomian Kecamatan Mandau

(48)

merupakan penghasil minyak dengan kualitas minyak terbaik dunia (Duri crude). Di bawah nama besar Chevron, pada bulan November 2006, ladang minyak Duri, telah mencapai rekor produksi 2 Miliar barrel sejak pertama kali dipompa pada tahun 1958 (dalam buku, Duri: tanah air baru Amerika). Untuk menunjang produksi ini, di Duri, Kecamatan Mandau terdapat puluhan perusahaan kontraktor, mulai dari yang besar seperti hingga perusahaan kontraktor-kontraktor kecil.

Ladang Minyak Duri telah dieksploitasi sejak tahun 50-an dan masih berproduksi oleh PT dengan rata-rata produksi saat ini 400.000-500.000 barel per hari.

Selain dalam hasil kaya akan minyak bumi, Sektor Industri juga memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat di Kecamatan Mandau. Angka yang tercatat oleh dinas terkait menyebutkan, sebanyak dua industri besar dan lima industri sedang beroperasi di wilayah Kecamatan Mandau. Sedangkan untuk industri kecil 96 unit dan industri mikro 233 unit, selama kurun waktu tahun 2011. Selain industri, perdagangan juga merupakan salah satu penggerak perekonomian di Kecamatan Mandau. Sebagai wilayah perlintasan antar propinsi dan antar kabupaten, Kecamatan Mandau memilki sarana perdagangan dan akomodasi yang terbilang dalam jumlah yang relatif banyak.

(49)

non KUD tersebar di seluruh desa/kelurahan. Jumlah anggota koperasi mencapai 2.391 orang selama Tahun 2011.

Perkembangan sektor pertanian khususnya perkebunan di Kecamatan Mandau semakin meningkat dan berkontribusi dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, nenas, dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan.

(50)

statusnya dilindungi oleh pemerintah kehilangan tempat tinggal. Banyak kasus mengenai satwa-satwa liar seperti gajah sumatera memasuki wilayah pemukiman warga, merusak pemukiman, lahan perkebunan, bahkan sampai menelan korban jiwa. Dan masalah ini tampaknya belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena belum ada upaya untuk menanganinya. Tak jarang juga gajah-gajah yang linglung kehilangan tempat tinggal ini menjadi bulan-bulanan amuk massa warga. Contoh kasus terkait yakni pada awal Juni 2012, gajah jantan yang ditemukan mati membusuk di kawasan jalan Pipa Air Bersih Desa Petani Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, diduga mati tak wajar. Bangkai gajah yang tak jauh dari Terminal AKAP Duri itu diduga mati diracuni.

2.1.3 Fasilitas dan Infrakstruktur

Sampai saat ini kota Duri hanya terdiri dari dua jalan utama, ya Dumai-Pekanbaru yang merupakan bagian dari bercabang dua. Satu menjadi Jalan Sudirman yang merupakan pusat kota lama dan satu menjadi Jalan Hang Tuah yang menjadi pusat pertumbuhan baru.

Di Jalan Sudirman terdapat pasar Simpang Padang yang bersambung dengan pasar Sartika. Jalan ini merupakan pusat aktivitas ekonomi kota Duri. Berdirinya sejumlah pusat perbelajaan menengah Mandiri,

Mandau City Square atau sering disebut juga dengan mall Duri

(51)

gedung pertemuan Bathin Batua pengisian bahan bakar umum di kota Duri; yang pertama dekat kantor camat (Jalan Sudriman), dan satunya lagi di Jalan Hang Tuah.

Jalan Hang Tuah mulai berkembang pada awal tahun 2000 dengan berdirinya ratusa diperlebar menjadi 4 jalur dengan pembatas jalan di tengahnya dan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru. Bank, kantor berada di jalan ini. Dua Hotel berbintang dua juga terdapat di jalan ini. Selain itu, di Jalan Mawar yang dapat dilalui dari Jalan Hang Tuah merupakan pusat kuliner,

Saat ini, di daerah Balairaja, PT CPI sedang membangun sebuah gedung serbaguna, yakni Gedung Serbaguna Mandau, yang nantinya akan menggantikan gedung Bathin Batuah sebagai tempat konferensi dan berbagai pertemuan formal di Kecamatan Mandau maupun kecamatan Pinggir.

(52)

2.2. Gambaran Umum PDAM Tirta Dharma Cabang Duri, Bengkalis PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum dan terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia.18 PDAM sebagai perusahaan daerah diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung jawab pada operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan layanan kepada masyarakat.

Adapun pengelolaan sumber air bersih khusus untuk Kabupaten Bengkalis dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis, yang terletak di Bengkalis kota yang berada di Pulau Bengkalis. Wilayah Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari beberapa bagian yang terpisah terutama Kecamatan Mandau dan Kecamaran Bukit Batu mengakibatkan pendistribusian air bersih oleh PDAM tidak mungkin dilaksanakan, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bengkalis membangun PDAM di wilayah Kecamatan Mandau dengan nama PDAM Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis Cabang Duri, dan di wilayah Kecamatan Bukit Batu dengan nama PDAM Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis cabang Sungai Pakning.

(53)

Gambar 2 : Kepala Cabang, dan staf PDAM Tirta Dharma Kab.Bengkalis Cabang Duri

2.3 Sejarah Berdirinya PDAM Tirta Dharma Cabang Duri

PDAM Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis Cabang Duri (yang selanjutnya akan disebut PDAM Duri) mulai didirikan pada tahun 1994 dengan bantuan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) yang diresmikan langsung oleh Kepala Daerah tingkat 1 yaitu Gubernur Letjen Soeripto. PDAM Cabang Duri resmi mulai beroperasi pada tahun 1997 dengan Luas bangunan 2 hektar dan alat-alat sebagai berikut19

a. Kapasitas Tangki Resor Koar sebanyak 2 Unit (Kapasitas 1500 m3 dan Kapasitas 1350 m3).

:

b. Fasilitas Kantor

c. Genset Caterpillar 1 unit dengan kapasitas 200 kva.

19

(54)

d. Pipa Transmisi (Pipa jaringan) e. Pompa Distribusi 3 unit

f. Pompa Bekos atau Pompa Kuras sebanyak 4 unit g. Pipa Kapasitas 2 x 15 liter perdetik

PDAM Cabang Duri memiliki satu sumber air yaitu Sungai Rangau yang terletak di Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya di Kecamatan Rantau Kopar. Sumber air tersebut digunakan bersama dengan PT. CPI melalui pipa sepanjang 30 km yang menghubungkan sungai rangau dengan waduk penampungan air. Sebagai perusahaan minyak terbesar di Riau PT. CPI berkontribusi dalam mendirikan PDAM Cabang Duri melalui perjanjian kerjasama yang berisi tentang pemakaian bersama pipa sepanjang 30 km. Pipa digunakan sebagai sarana penyuplai air baku ke masing-masing waduk yang dimiliki oleh kedua belah pihak, bimbingan/pelatihan tenaga kerja PDAM, serta penegasan PT. CPI bahwa pihaknya hanya memberikan jatah air baku untuk 4.000 konsumen PDAM Tirta Dharma.20

20

Pipa digunakan untuk menyuplai air baku ke masing masing waduk baik milik PT.CPI yang berada dibelakang Polsek Mandau, dan juga Waduk 125 milik PDAM yang juga berada dilokasi milik PT. CPI (Informasi ini diperoleh dari harian riau terkini : Dipanggil DPRD Bengkalis, PDAM Duri Keluhkan Putusnya Pasokan Air Baku dari CPI karyawan dan buruh PDAM, Selain itu informasi ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan karyawan tetap PDAM Tirta Dharma, Duri, yaitu Iwan Tambunan dan Armen yang merupakan teknisi PDAM yang bekerja dilapangan).

(55)

Gambar 3 : Sungai Rangau di Kab. Rohil (Sumber air PDAM dan PT

CPI)

Gambar 4 :Water Line milik PT. CPI yang memompa air sehingga mengalir sampai ke Duri

(56)

dalam memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Sebelumnya, masyarakat Duri pernah diberikan bantuan berupa tangki-tangki air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya akan air, mengingat semakin sulitnya memperoleh air bersih di wilayah ini. Bahkan hingga saat ini, masyarakat diperbolehkan dengan bebas menggunakan air di perumahan milik Chevron. Masyarakat juga diperbolehkan membawa air dari perumahan ini dengan menggunakan jerigen

tempat penampungan air, asalkan tidak menggunakan tangki.

Cakupan pelayanan PDAM terdiri dari beberapa kelurahan, yaitu Kelurahan Air Jamban, Babussalam, Duri Barat, Duri Timur, Balai Makam, Gajah Sakti, Talang Mandi, dan Titian Antui bahkan sebagian wilayah Kecamatan Pinggir. Sebagian Masyarakat Pinggir ini menjadi pelanggan PDAM Duri sebelum adanya pemekaran wilayah yang akhirnya memisahkan antara Kecamatan Pinggir dengan Kecamatan Mandau. Namun mereka masih tetap menjadi pelanggan PDAM Duri.

(57)

Di tengah-tengah masyarakat yang menggunakan air PDAM ada yang dikenal dengan “pelanggan langsung” dan “pelanggan tidak langsung” yang menurut penulis keduanya adalah pelanggan PDAM. Pelanggan langsung adalah pelanggan yang tercatat sebagai pelanggan PDAM dan memiliki kontrak sebagai penjual dan pembeli dengan PDAM. Sedangkan Pelanggan tidak langsung menurut penulis, adalah pelanggan yang tidak terikat kontrak dengan PDAM tetapi menggunakan aiar PDAM melalui pelanggan langsung PDAM. Biasanya hal ini terjadi ketika musim kemarau melanda, dimana masyarakat yang tidak terdaftar menjadi pelanggan PDAM kesulitan memperoleh air bersih sehingga dia memutuskan untuk membeli air kepada masyarakat yang terdaftar menjadi pelangggan PDAM secara legal. merupakan

(58)

Bila dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Mandau yang berkisar antara 217.355 jiwa penduduk (Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis, 2009) dengan yang hanya berkisar 8502 pelanggan21

21

harusnya pelayanan PDAM Duri sudah sangat maksimal hasilnya dirasakan oleh masyarakat. Namun hal ini ternyata tidak bisa dijadikan acuan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. Di samping adanya istilah pelanggan langsung dan tidak langsung, PDAM juga belum memiliki sumber air baku yang bisa diolah secara langsung oleh PDAM Duri tanpa melalui Chevron.

2.4 Profil Umum PDAM Tirta Dharma Cabang Duri

(59)

Gambar : 5 PDAM Tirta Dharma Cabang Duri

Adapun visi, misi serta strategi yang digunakan oleh PDAM Tirta Dharma Cabang Duri adalah :

a. Visi

Pelayanan air bersih yang higenis berbasis kepuasan pelanggan dengan cakupan pelayanan 100% tahun 2020.

b. Misi

1. Mewujudkan layanan publik terhadap air bersih yang akuntabel sesuai dengan harapan masyarakat.

2. Menyediakan air bersih dengan kualitas yang baik, kuantitas yang cukup dan kontinuitas yang berkembang.

(60)

4. Memperluas jangkauan pelayanan dan distribusi air bersih di green field area

c. Strategi Perusahaan

1. Meningkatkan etos dan disiplin kerja.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan. 3. Meningkatkan infrastruktur sistem air bersih.

4. Meningkatkan skill karyawan dan kualitas pelatihan. 5. Menurunkan tingkat kehilangan air.

6. Meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi. 7. Meningkatkan sosialisasi pemamfaatan air bersih.

Gambar 6 : Visi dan Misi PDAM Kabupaten Bengkalis yang dipajang di

(61)

2.4.1Struktur Organisasi

(62)

Struktur Organisasi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Bengkalis

Cabang Duri

Bagan 1 : Struktur Organisasi PDAM Cabang Duri Bupati

(Herlian Saleh)

Direktur PDAM Tirta Dharma Kab. Bengkalis

(Nova Novianti. SE)

(63)

2.5 Pelayanan Permohonan Penyambungan Air

Langkah-langkah menjadi pelanggan PDAM terbagi menjadi bebrapa tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pendaftaran

Pada tahap awal, calon pelanggan datang ke kantor PDAM dengan membawa syarat-syarat pendaftaran yang meliputi : Fotocopy surat tanah dan PBB dengan menunjukkan aslinya, Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Susunan Keluarga. Fotocopy surat-surat tersebut dilampirkan pada surat Berlangganan (form yag telah disediakan di kantor PDAM). Secara umum isi dari surat permohonan meliputi: Identitas pemohon (Nama dan Alamat), Identitas Tanah/persil yang dimohonkan (status, luas, surat tanah dan ijin bangunan), Guna persil (jenis penggunaan, apakah untuk kepentingan social, perumahan, pemerintah ataukah usaha/industri). Setelah calon pelanggan menerima form. Bukti permohonan berlangganan yang ditandatangani oleh petugas pendaftaran.

2. Tahap Pemeriksaan Permohonan Calon Pelanggan

Setelah permohonan calon pelanggan diterima oleh PDAM, maka dilakukan penelitian atas permohonan tersebut, dengan menugaskan petugas untuk melakukan pemeriksaan ke persil yang dimohonkan penyambungan air minum, ada dua hal diperiksa oleh petugas lapangan, yaitu :

(64)

• Sosial, dengan kualifikasi: Umum (rumah ibadah, panti-panti social, pelayanan air untuk umum) dan khusus (A: pondok pesantren, kantor yayasan social, rumah sekolah; B: rumah sakit, poliklinik, dan puskesmas pemerintah yang bersifat kedinasan dan kategori D: kursus-kursus)

• Non Niaga, yaitu untuk perumahan dan untuk instansi pemerintah

b. Gambar situasi, yang berisi setting penyambungan air minum dari pipa distribusi PDAM. Gambar situasi menjadi penentu utama dikabulkannya permohonan berlanggannan dari calon pelanggan PDAM. Dari gambar tersebut diketahui kelayakan (bisa atau tidak) dilakukan penyambungan. Hal ini menyangkut jarak persil yang dimohonkan dengan pipa distribusi PDAM. Apabila jarak persil dari pipa distribusi sangat jauh, maka PDAM tidak melakukan penyambungan, kecuali apabila calon pelanggan sanggup membayar biaya pembuatan jaringan pipa distribusi yang tidak sedikit.

3. Tahap Penetapan Biaya Pemasangan

PDAM menetapkan biaya pemasangan tarif sambungan baru, yaitu 709 ribu (seluas 6 meter), kalau ada tambahan per meter.

4. Tahap Pembayaran

(65)

penyambungan dalam kurun waktu 2 (dua) hari sejak tanggal dilakukan pembayaran.

5. Tahap Pembayaran PDAM

(66)

BAB III

SITUASI DAN SUMBER KONFLIK

3.1 Situasi Konflik antara PDAM Duri dan Pelanggannya

Konflik PDAM Duri dan pelanggan pada dasarnya adalah perlawanan. Kenapa saya katakan demikian, karena masyarakat sebetulnya sedang melampiaskan kekecewaannya yang lama, seperti kelalaian-kelalaian PDAM, serta kebijakan-kebijakan PDAM yang merugikan masyarakat. Adanya perlawanan tentunya dilatarbelakangi oleh perjuangan atas sesuatu yang dianggap sangat penting, dan melibatkan beberapa orang atau kelompok yang berkonflik. Seperti halnya pendapat dari para ahli yang menanggapi dan melihat kehadiran konflik di tengah-tengah masyarakat. Menurut Griffith dalam Ihromi (1993) sengketa/konflik merupakan proses interaksi hukum. Interaksi hukum terjadi karena adanya pelanggaran atas aturan-aturan yang telah disepakati bersama antara dua pihak yang saling terikat perjanjian seperti pada PDAM dan pelanggannya. Adanya sesuatu yang tidak diterima oleh salah satu pihak dan merupakan kebutuhan mendasar yang tidak terpenuhi sebagaimana mestinya sehingga menimbulkan konflik. Seperti halnya yang disebutkan dalam Merriam-Webster Dictionary22

“Conflict is a mental struggle resulting from :

(67)

Hal ini terlihat dalam kebijakan PDAM Duri yang meningkatkan jumlah pelanggan sebanyak 100% dari kapasitas kemampuannya yang disetujui oleh PT. CPI, yaitu 4000 pelanggan, menjadi 8505 pelanggan. Meningkatnya jumlah pelanggan dalam kondisi seperti ini tentu saja mengurangi debit air yang masuk ke masing-masing rumah pelanggan, karena bertambahnya sambungan rumah baru oleh PDAM yang disisi lain tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah debit air yang masuk kepada PDAM Duri dari PT. CPI, alias tetap. Dengan begitu, pelanggan yang masuk setelah kuota 4000 akan merasa dibohongi karena yang mereka ketahui bahwa air PDAM Duri berjalan lancar dan mengapa ketika mereka masuk air PDAM sering macet. Sebaliknya kebijakan PDAM menambah pelanggan tentunya merugikan pelanggan yang termasuk dalam kuota 4000, dimana airnya sudah tidak lagi lancar seperti dulu. Inilah yang sebetulnya dilawan oleh pelanggan.

(68)

antara PDAM Duri dan pelanggannya yang terjadi di Kota Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Kesulitan yang dialami oleh masyarakat Duri dalam memperoleh air bersih dari PDAM mencuat menjadi sebuah konflik di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang sebagian besar bergantung kepada PDAM. Di samping itu, kondisi alam yang tidak menyediakan sumber air yang baik di wilayah ini juga ikut mendorong timbulnya konflik di antara keduanya yang sama-sama mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. PDAM kesulitan untuk mencari sumber air baku untuk bisa diolah dan didistribusikan kepada pelanggannya (yang selama ini dibantu oleh PT. CPI), sementara sebagian besar pelanggan menggantungkan harapannya kepada PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya. Menyangkut hal ini, desas desus di media menyebutkan bahwa PDAM kesulitan memperoleh air baku karena permasalahan internalnya antara PDAM dengan pihak swasta yaitu PT. CPI yang sejak tahun 1997 telah memberikan sumber air baku untuk PDAM Duri23

Puncak dari kelangkaan air bersih yang dialami masyarakat terjadi pada bulan Juni tahun 2012 lalu, dimana pelanggan PDAM tidak memperoleh air sama sekali dari pihak PDAM Duri.

sehingga PDAM Duri tidak bisa mendistribusikan air bersih kepada pelanggannya.

24

23

Sumber :

Keteganganpun terjadi di tengah-tengahmasyarakat, sebab sesuatu yang vital tersebut tidak dapat terpenuhi dan

24

(69)

kelangkaannya telah sampai pada tahap yang merugikan menurut pelanggan. Letupan-letupan emosi pelanggan karena kinerja PDAM yang tidak memuaskan ini pun mulai muncul ke permukaan, bahkan beberapa di antaranya juga diberitakan oleh media. Seperti ekspresi pelanggan akan ketidakpuasannya terhadap PDAM yang muncul dalam beberapa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh pelanggan itu sendiri. Demonstrasi (pernyataan protes yang dikemukakan secara massal) dilakukansekumpulan pelanggan pada tanggal 4 Juni 2012. Dimana pelanggan beramai-ramai datang mengunjungi kantor PDAM untuk menyatakan ketidakpuasannya25

25

“Pelanggan Duri, Ancam segel Kantor Camat Mandau (Senin, 04 Juni 2012”) diakses pada Desember 2013.

:

“Akibat tidak jelasnya solusi dalam mengatasi hal tersebut seluruh pelanggan PDAM berencana akan melalukan aksi demo dengan menyegel kantor Camat Mandau. Karena PDAM adalah merupakan perusahaan milik pemerintah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).Sehingga pemerintah juga harus bertanggung jawab dalam persoalan ini.”

Gambar

Tabel.1 Luas Wilayah Kecamatan Menurut Desa/Kelurahan
Gambar 1 : Peta Mandau
Gambar 2 : Kepala Cabang, dan staf PDAM Tirta Dharma Kab.Bengkalis Cabang Duri
Gambar 4 :Water Line milik PT. CPI yang memompa air sehingga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil survei tim pelaksana pengabdian ini, menemukan bahwa guru-guru SMK bidang teknik kota Balikpapan membutuhkan keterampilan mekatronika dalam menggunakan

5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih

Secara khusus, Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja migran dan Anggota Keluarganya dapat digunakan sebagai alat untuk mem- promosikan

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam hal

Jasa penyedia berupa kegiatan penghasil sumber pakan bagi organisme di dalam ekosistem ataupun bagi masyarakat sekitar, jasa regulasi berupa pelindung tambak dari erosi pantai,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan anemia gizi, body image dan perilaku kontrol berat badan dengan kejadian kurang gizi pada remaja putri di

Nasional Tahun 2015, RKPD Provinsi Sulawesi Selatan, RPJM Kabupaten Maros Tahun 2010-. 2015 dan Renstra SKPD

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W1, 2014 EuroCOW 2014, the European Calibration and Orientation